S MRL 1005635 Chapter1

(1)

A. Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan manusia seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi yang dapat mempermudah wisatawan untuk melakukan suatu perjalanan. Definisi pariwisata menurut Undang-Undang Kepariwisataan no.10 Tahun 2009; “Pariwisata adalah berbagai kegiatan wisata dan didukung oleh fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pemerintah, pengusaha dan pemerintah daerah”. Kegiatan pariwisata ini akan menimbulkan banyak pemikiran para pelaku dunia usaha untuk menyediakan fasilitas tempat sebagai penunjang Daerah Tujuan Wisata (DTW). Pariwisata merupakan sektor potensial untuk dikembangkan dan menjadi salah satu sumber pendapatan negara. Tujuan pengembangan pariwisata, bukan hanya sekedar peningkatan perolehan devisa bagi Negara, akan tetapi lebih jauh diharapkan pariwisata dapat berperan sebagai katalisator pembangunan/agent of development (Djakti, 2008 : xix) dilihat dari sudut pandang ekonomi, sedikitnya ada delapan keuntungan pengembangan pariwisata : (1) peningkatan kesempatan berusaha, (2) peningkatan kesempatan kerja, (3) peningkatan penerimaan pajak, (4) peningkatan pendapatan nasional, (5) percepatan proses pemerataan pendapat, (6) meningkatkan nilai tambah produk hasil kebudayaan, (7) memperluas pasar produk dalam negeri, (8) memberikan dampak multiplier effect dalam perekonomian sebagai akibat pengeluaran wisatawan, para investor, maupun perdagangan luar negeri.

Indonesia adalah salah satu negara pemilik kekayaan melimpah yang potensial untuk dikembangkan sebagai aset kepariwisataan. Ada empat komponen kepariwisataan yang perlu disajikan untuk melayani wisatawan. Keempat komponen tersebut dinamakan 4A yakni : 1) Atraksi wisata, merupakan segala sesuatu baik objek yang berwujud maupun tidak berwujud yang memiliki


(2)

keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan di sebuah tempat. 2) Aksesibilitas, adalah semua jenis sarana dan prasarana transportasi yang mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke destinasi pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah destinasi pariwisata dalam kaitan dengan motivasi kunjungan wisatawan. 3) Ameniti, artinya penyedia berbagai fasilitas pariwisata yang di dalamnya mencakup seluruh jenis sarana dan prasarana yang secara khusus ditujukan untuk memudahkan kenyamanan dan keselamatan wisatawan. dan 4) Ansilari, yaitu berbagai pihak yang mendukung dan menfasilitasi pengembangan kepariwisataan. (Cooper dalam Sugiama, 2013:4). Berkenaan dengan potensi atraksi wisata di Indonesia, khususnya Bandung sebagai Ibukota Jawa Barat terdapat ragam daya tarik wisata berasal dari kekayaan alam, seni dan budaya, serta atraksi buatan manusia (artifisial). Hal ini dapat menarik wisatawan berkunjung ke Kota Bandung seperti tersaji dalam tabel 1.1 data kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bandung tahun 2013.

Tabel 1.1

Data Kunjungan Wisatawan Yang Datang Ke Kota Bandung 2013

NO KETERANGAN 2013

1 Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol

(pasteur, pasir koja, kopo, M.toha, Buah batu) 33.731.385

2 Jumlah wisatawan melalui gerbang tol 76.765.364

3 Jumlah wisatawan melalui bandara, stasiun, terminal 7.073.615

4 Wisatawan mancanegara 176.432

5 Wisatawan nusantara 5.388.292

Sumber: BPS Kota Bandung (2013)

Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa jumlah kedatangan wisatawan ke Kota Bandung di dominasi oleh wisatawan nusantara dengan menggunakan kendaraan pribadi sebanyak 76.765.364 orang. Pemerintah Kota Bandung perlu menyiasati kemacetan lalu lintas dan kerusakan infrastruktur jalan yang akan berakibat pada kenyamanan wisatawan berkunjung. Kota Bandung di kelilingi oleh pegunungan, memiliki berbagai tempat wisata menarik dengan pemandangan yang indah dan menentramkan hati, wisata alam seperti Gunung Tangkuban


(3)

Parahu, Ciwidey, Kawah Putih, Situ Lembang, Kolam Renang Air Panas Cimanggu dll menjadi objek wisata menarik dan populer. Wisata ke berbagai tempat dan bangunan bersejarah seperti Landamark Jalan Braga, Gedung Sate, mengunjungi museum-museum untuk berfoto Bandoeng Tempoe Doeloe juga menjadi pilihan menarik. Banyaknya factory outlet, distro, dan hasil kerajinan masyarakat dengan kualitas terbaik seperti industri sepatu Cibaduyut dan kuliner unik menjadikan wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan kota Bandung. Terbukti pada tahun 2011 kota Bandung mengalami peningkatan jumlah kunjungan kembali.

Tabel 1.2

Jumlah Pengunjung dan Tenaga Kerja Objek Wisata Taman Rekreasi / Museum di Kota Bandung Tahun 2011

Jenis Objek Wisata Wisatawan Tenaga Kerja

Wisnus Wisman Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Kebun Binatang

Bandung 1.271.702 - 1.271.702 116 7 123

Taman Lalu Lintas 250.833 - 250.833 32 17 49

Karang Setra Waterland 80.488 - 80.488 70 10 80

Museum Geologi 436.889 3.574 440.443 31 8 39

Museum Pos Indonesia 35.180 170 35.350 1 2 3

Museum Konferensi Asia

Afrika 140.342 5.623 145.965 22 7 29

Museum Mandala

Wangsit Siliwangi 6.706 76 6.782 12 3 15

Museum Sribaduga 178.086 809 178.877 33 22 55

Saung Angklung Udjo 86.096 18.675 104.771 28 10 38 Wisata Rohani Daarut

Tauhid - - - -

Jumlah 2.486.284 28.927 2.515.211 345 86 431

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dalam

bandungkota.bps.go.id

Kota Bandung merupakan salah satu daerah Jawa Barat yang memiliki ragam atraksi wisata, diantaranya wisata budaya, wisata rohani, wisata religi, wisata kuliner, wisata belanja, wisata sejarah, pagelaran seni dan wisata tirta. Wisata tirta


(4)

merupakan salah satu bagian dari usaha pariwisata, menurut R.S Damardjati (2001:101), wisata air adalah pemanfaatan dari segi pariwisata atas kawasan air sehingga pengembangnya secara lengkap dan profesional dapat menjadikan sebagai obyek dan tujuan wisata yang menarik.

Maka dapat ditarik kesimpulan, wisata tirta adalah kawasan perairan yang dapat digunakan baik untuk rekreasi maupun untuk kegiatan olahraga air yang dilengkapi dengan fasilitas antara lain : menyelam, berselancar, memancing, berenang, dan mendayung. Berikut disajikan jumlah wisata tirta di Kota Bandung pada tahun 2006-2009 pada Tabel 1.3

Tabel 1.3

Warta Tirta di Kota Bandung Periode Tahun 2006-2009

TAHUN JUMLAH WARTA TIRTA

2006 17

2007 18

2008 24

2009 24

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung

Berdasarkan Tabel 1.3 jumlah wisata tirta di Kota Bandung pada tahun 2006-2008 mengalami peningkatan sebesar 14% dan pada tahun 2006-2008-2009 tidak terjadi peningkatan. Semakin banyaknya permintaan dan kebutuhan akan jasa warta tirta maka jumlah wisata tirta akan terus meningkat di Kota Bandung. Kota Bandung memiliki sarana wisata tirta yang tersebar di beberapa tempat, diantaranya Abadi, Abadi Asri, Ajra Eka Catur Pratama (Kedaton), Batununggal Perkasa, Bikasoga, Budi Asri, Bumi Sangkuriang, Cipaku, Eldorado, Graha Wita Santika, Karang Setra Waterland, Lynn Tembe, Metropolitan Horizon, Puri Pakuan, Sampoerna, Villa Permata, Wijaya Karya, Pandiga, Sabuga, Graha Tirta Siliwangi, Kolam Renang Muslimah, Al-masoem, Bandung Giri Gahana, Bandung Indah Waterpark, Yulie’s group dll. Semakin banyaknya wisata tirta di kota Bandung, maka semakin meningkat persaingan untuk mendapatkan wisatawan. Situasi ini


(5)

dapat terlihat dari jumlah wisatawan yang mengunjungi wisata tirta di Kota Bandung dalam tabel 1.4

Tabel 1.4

Market Share Warta Tirta di Kota Bandung

NO Warta Tirta 2007 2008 2009

1 Bikasoga 105.564 114.235 145.767

2 Cipaku 135.673 143.567 148.567

3 Karang Setra Waterland 390.567 410.213 420.326

4 Sampoerna 122.674 121.657 135.657

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung

Berdasarkan tabel 1.4 Karang Setra Waterland merupakan market leader

wisata tirta di Kota Bandung karena mampu menarik jumlah wisatawan paling besar pertahun bila dibandingkan dengan pesaingnya seperti dijelaskan pada tabel 1.4. Karang Setra waterland merupakan salah satu pelopor wisata tirta di Kota Bandung, sejarah awal berdirinya Karang Setra Waterland dimulai pada saat menjadi kolam renang yang termegah se-Asia Tenggara. Karang Setra waterland

dibangun pada tahun 1956-1957 yang dulu dikenal sebagai Taman Olahraga Karang Setra, diresmikan oleh Presiden Ir.Soekarno pada hari Sabtu, 3 Mei 1958. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Kepolisian Negara Soekatmo, wakil presiden RI Moh. Hatta dan perdana menteri Ir. Djuanda. Pada perkembangannya Karang Setra waterland berubah dari konsep kolam renang semata menjadi ke arah rekreasi sehingga mulai mengubah jati diri menjadi wisata rekreasi outdoor dan semakin melengkapi fasilitas seperti waterboom, perosotan raksasa, 7 jenis kolam (kolam arus, kolam pantai,kolam naga, kolam anak,kolam putar (twisster), atlet kolam prestasi,kolam waterland), ember tumpah, game station untuk anak-anak dan kafetaria. Karang Setra waterland merupakan core bisnis PT.Brajatama dan sebagai salah satu anak usaha Yayasan Brata Bhakti Polri. Karang setra waterland

memiliki pengunjung tetap yaitu institusi pendidikan mulai dari pendidikan Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas. Marketing melakukan


(6)

program membership bagi praktisi pendidikan dimana yang berperan langsung adalah guru olahraga. Program membership memberikan keuntungan bagi penggunanya yaitu potongan harga sebesar 20% dan bebas menggunakan kolam renang selama 10 kali dalam satu bulan. Cara ini mampu meningkatkan pengunjung, terbukti pada tahun 2013 total wisatawan yang datang ke waterland

Karang Setra sebesar 691.170 orang. Berikut disajikan tabel kunjungan pengunjung Karang Setra Waterland 2010-2013.

Tabel 1.5

Kunjungan Wisatawan Karang Setra Waterland

Tahun Pengunjung

2010 545.245

2011 546.640

2012 548.493

2013 691.170

Sumber : Karang Setra Waterland

Berdasarkan tabel 1.5 Karang Setra Waterland mengalami peningkatan setiap tahunnya. Meningkatnya wisatawan merupakan keberhasilan kinerja karyawan khususnya departement marketing yang berhasil menciptakan kondisi lingkungan kerja dinamis dengan rasa memiliki antar karyawan yang tinggi. Karyawan Karang Setra Waterland seluruhnya berjumlah 65 orang terdiri dari General Manager, Manager Administrasi yang membawahi 4 departement yaitu : Personalia, Logistik, Keuangan dan Kepala Satpam dengan total 28 karyawan, dan Manager Operasional membawahi departement : Marketing, Housekeeping, Kolam Renang dan Plaza dengan total 37 karyawan. Berdasarkan hasil wawancara, karyawan Karang Setra Waterland rata-rata memiliki masa kerja lebih dari 6 tahun. Pemberian insentif pada karyawan diberikan satu tahun sekali, berupa barang elektronik dan bonus yang jumlahnya sama dengan gaji yang mereka terima. Evaluasi kinerja dilakukan setiap sebulan sekali oleh pimpinan.

Sebagai perusahaan yang berjalan kurang lebih 56 tahun, Karang Setra

Waterland mengharapkan karyawannya mampu menjalankan tugas-tugas dengan motivasi kerja yang tinggi, agar tercapai tujuan perusahaan. Salah satu cara yang


(7)

ditempuh yaitu dengan penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja adalah sebuah mekanisme untuk memastikan orang-orang pada tiap tingkatan mengerjakan tugas-tugas menurut cara-cara yang diinginkan oleh para atasan khususnya manajer mereka. Dengan melakukan penilaian tersebut manajer dapat berusaha memperbaiki tingkat prestasi bawahan mereka, dengan memberikan teguran pada karyawan yang bekerja tidak sesuai standar yang diharapkan sampai melakukan pemutusan hubungan kerja. Penilaian prestasi kerja juga memberikan keuntungan bagi karyawan, dengan mendapatkan feedback secara cepat dan tepat salah satunya berupa insentif. Insentif merupakan sesuatu yang merangsang minat untuk bekerja. Pemberian insentif merupakan salah satu cara yang dirancang atasan agar dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan. Bila perusahaan ingin berhasil memotivasi karyawan maka perlu menyusun, merencanakan, dan mengatur pemberian insentif kepada karyawan sesuai dengan fungsi, tugas, tanggung jawab dan prestasi kerja dari masing-masing karyawan yang disesuaikan juga dengan kemampuan perusahaan. Program-program pemberian insentif dilakukan agar :

1. Menarik karyawan yang tepat dalam perusahaan 2. Memotivasi agar mencapai prestasi kerja yang tinggi 3. Menciptakan masa kerja yang panjang.

Sistem pemberian insentif yang dilakukan Karang Setra Waterland ditujukan bagi karyawan dengan minimal masa kerja 5 tahun, kemudian atasan memperhatikan indikator lainnya seperti kedisplinan, inovatif, problem solving. Insentif juga diberikan apabila karyawan mampu mendapat kunjungan wisatawan yang naik setiap tahunnya. Dengan pemberian insentif karyawan merasa lebih termotivasi bekerja sehingga bertahan dengan masa kerja yang cukup lama. Manajer kemudian melakukan penilaian prestasi kerja untuk mengetahui level kinerja bawahannya. Karyawan yang memiliki level kinerja yang tinggi merupakan karyawan yang produktivitas kerjanya tinggi, begitupun sebaliknya. Besar insentif yang diterima karyawan harus dapat memenuhi kebutuhan hidup dan layak sesuai tanggungjawab karyawaan atas pekerjaannya.


(8)

Menurut pendapat karyawan Karang Setra Waterland Bandung setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara, penilaian prestasi kerja yang objektif akan memberikan umpan balik antara atasan dan bawahan atas hasil kinerja mereka. Tetapi penilaian prestasi kerja di Karang Setra Waterland belum memiliki ukuran yang dapat diandalkan bagi karyawan. Dalam penilaian prestasi kerja, manager yang bertindak sebagai penilai melihat kinerja secara objektif tanpa didasarkan ukuran-ukuran yang harus dicapai karyawan agar masuk kategori hasil kinerja yang memuaskan. Hal ini menyebabkan kinerja karyawan tidak maksimal karena karyawan tidak memiliki keinginan atau termotivasi melaksanakan pekerjaan diatas standar yang ditetapkan dengan ukuran yang dapat diandalkan. Sedangkan penilaian prestasi kerja karyawan membutuhkan standar yang jelas yang dijadikan tolak ukur atau patokan terhadap kinerja yang akan diukur. Standar penilaian prestasi kerja yang dibuat harus berhubungan dengan jenis pekerjaan yang akan diukur dan hasil yang diharapkan akan terlihat dengan adanya standar penilaian ini. Dengan menyusun standar penilaian prestasi kerja bagi karyawan Karang Setra Waterland diharapkan kualitas kinerja karyawan relevan sesuai tanggungjawab jabatan yang diemban.

Penilaian prestasi kerja dan pemberian insentif merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan Karang Setra Waterland Bandung sehingga mampu meningkatkan kualitas dan motivasi kerja karyawan. Penilaian prestasi kerja dan pemberian insentif erat kaitannya dengan motivasi kerja karyawan. Oleh karena itu penilaian prestasi kerja perlu dilakukan rutin setiap tahun agar diketahui peranan karyawan yang aktif dalam mendukung pencapain perusahaan, selanjutnya pemberian insentif harus tepat sasaran dan adil agar memacu tigginya motivasi kerja karyawan.

Bertitik tolak dari pandangan tersebut penulis mengangkat judul penelitian, “Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Pemberian Insentif Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Karang Setra WaterlandBandung”


(9)

B . Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Penilaian Prestasi Kerja Karyawan di Karang Setra Waterland

Bandung.

2. Bagaimana Pemberian Insentif Karyawan di Karang Setra Waterland

Bandung.

3. Bagaimana Motivasi Kerja Karyawan di Karang Setra Waterland Bandung. 4. Bagaimana Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja terhadap Motivasi Kerja

Karyawan Karang Setra Waterland Bandung.

5. Bagaimana Pengaruh Pemberian Insentif terhadap Motivasi Kerja Karyawan Karang Setra Waterland Bandung

6. Bagaimana Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Pemberian Insentif terhadap Motivasi Kerja Karyawan Karang Setra Waterland.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengidentifikasi penilaian prestasi kerja karyawan Karang Setra

Waterland Bandung.

2. Untuk mengidentifikasi pemberian reward karyawan Karang Setra Waterland

Bandung.

3. Untuk mengganalisis tingkat motivasi kerja karyawan Karang Setra

Waterland Bandung.

4. Untuk mengidentifikasi pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan Karang Setra Waterland Bandung.

5. Untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi kerja karyawan Karang Setra Waterland Bandung.

6. Untuk mengidentifikasi pengaruh penilaian prestasi kerja dan pemberian insentif terhadap motivasi kerja karyawan Karang Setra Waterland Bandung.


(10)

D. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan memberikan acuan, informasi kepada semua pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) pada bidang manajemen sehingga hasil penelitian dapat dijadikan kajian lebih lanjut mengenai pemberian motivasi dan implikasi terhadap prestasi kerja karyawan.

2. Secara praktis penelitian ini menjadi masukan bagi karyawan di departement operasional Karang Setra Waterland Bandung sebagai referensi bahan menentukan sistem penilaian prestasi kerja karyawan dan pemberian Insentif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) bagi Karang Setra Waterland Bandung dan semua pihak yang membutuhkan informasi, untuk dijadikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan motivasi serta implikasinya pada prestasi kerja karyawan.


(1)

dapat terlihat dari jumlah wisatawan yang mengunjungi wisata tirta di Kota Bandung dalam tabel 1.4

Tabel 1.4

Market Share Warta Tirta di Kota Bandung

NO Warta Tirta 2007 2008 2009

1 Bikasoga 105.564 114.235 145.767

2 Cipaku 135.673 143.567 148.567

3 Karang Setra Waterland 390.567 410.213 420.326

4 Sampoerna 122.674 121.657 135.657

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung

Berdasarkan tabel 1.4 Karang Setra Waterland merupakan market leader wisata tirta di Kota Bandung karena mampu menarik jumlah wisatawan paling besar pertahun bila dibandingkan dengan pesaingnya seperti dijelaskan pada tabel 1.4. Karang Setra waterland merupakan salah satu pelopor wisata tirta di Kota Bandung, sejarah awal berdirinya Karang Setra Waterland dimulai pada saat menjadi kolam renang yang termegah se-Asia Tenggara. Karang Setra waterland dibangun pada tahun 1956-1957 yang dulu dikenal sebagai Taman Olahraga Karang Setra, diresmikan oleh Presiden Ir.Soekarno pada hari Sabtu, 3 Mei 1958. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Kepolisian Negara Soekatmo, wakil presiden RI Moh. Hatta dan perdana menteri Ir. Djuanda. Pada perkembangannya Karang Setra waterland berubah dari konsep kolam renang semata menjadi ke arah rekreasi sehingga mulai mengubah jati diri menjadi wisata rekreasi outdoor dan semakin melengkapi fasilitas seperti waterboom, perosotan raksasa, 7 jenis kolam (kolam arus, kolam pantai,kolam naga, kolam anak,kolam putar (twisster), atlet kolam prestasi,kolam waterland), ember tumpah, game station untuk anak-anak dan kafetaria. Karang Setra waterland merupakan core bisnis PT.Brajatama dan sebagai salah satu anak usaha Yayasan Brata Bhakti Polri. Karang setra waterland memiliki pengunjung tetap yaitu institusi pendidikan mulai dari pendidikan Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas. Marketing melakukan


(2)

program membership bagi praktisi pendidikan dimana yang berperan langsung adalah guru olahraga. Program membership memberikan keuntungan bagi penggunanya yaitu potongan harga sebesar 20% dan bebas menggunakan kolam renang selama 10 kali dalam satu bulan. Cara ini mampu meningkatkan pengunjung, terbukti pada tahun 2013 total wisatawan yang datang ke waterland Karang Setra sebesar 691.170 orang. Berikut disajikan tabel kunjungan pengunjung Karang Setra Waterland 2010-2013.

Tabel 1.5

Kunjungan Wisatawan Karang Setra Waterland

Tahun Pengunjung

2010 545.245

2011 546.640

2012 548.493

2013 691.170

Sumber : Karang Setra Waterland

Berdasarkan tabel 1.5 Karang Setra Waterland mengalami peningkatan setiap tahunnya. Meningkatnya wisatawan merupakan keberhasilan kinerja karyawan khususnya departement marketing yang berhasil menciptakan kondisi lingkungan kerja dinamis dengan rasa memiliki antar karyawan yang tinggi. Karyawan Karang Setra Waterland seluruhnya berjumlah 65 orang terdiri dari General Manager, Manager Administrasi yang membawahi 4 departement yaitu : Personalia, Logistik, Keuangan dan Kepala Satpam dengan total 28 karyawan, dan Manager Operasional membawahi departement : Marketing, Housekeeping, Kolam Renang dan Plaza dengan total 37 karyawan. Berdasarkan hasil wawancara, karyawan Karang Setra Waterland rata-rata memiliki masa kerja lebih dari 6 tahun. Pemberian insentif pada karyawan diberikan satu tahun sekali, berupa barang elektronik dan bonus yang jumlahnya sama dengan gaji yang mereka terima. Evaluasi kinerja dilakukan setiap sebulan sekali oleh pimpinan.

Sebagai perusahaan yang berjalan kurang lebih 56 tahun, Karang Setra Waterland mengharapkan karyawannya mampu menjalankan tugas-tugas dengan motivasi kerja yang tinggi, agar tercapai tujuan perusahaan. Salah satu cara yang


(3)

ditempuh yaitu dengan penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja adalah sebuah mekanisme untuk memastikan orang-orang pada tiap tingkatan mengerjakan tugas-tugas menurut cara-cara yang diinginkan oleh para atasan khususnya manajer mereka. Dengan melakukan penilaian tersebut manajer dapat berusaha memperbaiki tingkat prestasi bawahan mereka, dengan memberikan teguran pada karyawan yang bekerja tidak sesuai standar yang diharapkan sampai melakukan pemutusan hubungan kerja. Penilaian prestasi kerja juga memberikan keuntungan bagi karyawan, dengan mendapatkan feedback secara cepat dan tepat salah satunya berupa insentif. Insentif merupakan sesuatu yang merangsang minat untuk bekerja. Pemberian insentif merupakan salah satu cara yang dirancang atasan agar dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan. Bila perusahaan ingin berhasil memotivasi karyawan maka perlu menyusun, merencanakan, dan mengatur pemberian insentif kepada karyawan sesuai dengan fungsi, tugas, tanggung jawab dan prestasi kerja dari masing-masing karyawan yang disesuaikan juga dengan kemampuan perusahaan. Program-program pemberian insentif dilakukan agar :

1. Menarik karyawan yang tepat dalam perusahaan 2. Memotivasi agar mencapai prestasi kerja yang tinggi 3. Menciptakan masa kerja yang panjang.

Sistem pemberian insentif yang dilakukan Karang Setra Waterland ditujukan bagi karyawan dengan minimal masa kerja 5 tahun, kemudian atasan memperhatikan indikator lainnya seperti kedisplinan, inovatif, problem solving. Insentif juga diberikan apabila karyawan mampu mendapat kunjungan wisatawan yang naik setiap tahunnya. Dengan pemberian insentif karyawan merasa lebih termotivasi bekerja sehingga bertahan dengan masa kerja yang cukup lama. Manajer kemudian melakukan penilaian prestasi kerja untuk mengetahui level kinerja bawahannya. Karyawan yang memiliki level kinerja yang tinggi merupakan karyawan yang produktivitas kerjanya tinggi, begitupun sebaliknya. Besar insentif yang diterima karyawan harus dapat memenuhi kebutuhan hidup dan layak sesuai tanggungjawab karyawaan atas pekerjaannya.


(4)

Menurut pendapat karyawan Karang Setra Waterland Bandung setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara, penilaian prestasi kerja yang objektif akan memberikan umpan balik antara atasan dan bawahan atas hasil kinerja mereka. Tetapi penilaian prestasi kerja di Karang Setra Waterland belum memiliki ukuran yang dapat diandalkan bagi karyawan. Dalam penilaian prestasi kerja, manager yang bertindak sebagai penilai melihat kinerja secara objektif tanpa didasarkan ukuran-ukuran yang harus dicapai karyawan agar masuk kategori hasil kinerja yang memuaskan. Hal ini menyebabkan kinerja karyawan tidak maksimal karena karyawan tidak memiliki keinginan atau termotivasi melaksanakan pekerjaan diatas standar yang ditetapkan dengan ukuran yang dapat diandalkan. Sedangkan penilaian prestasi kerja karyawan membutuhkan standar yang jelas yang dijadikan tolak ukur atau patokan terhadap kinerja yang akan diukur. Standar penilaian prestasi kerja yang dibuat harus berhubungan dengan jenis pekerjaan yang akan diukur dan hasil yang diharapkan akan terlihat dengan adanya standar penilaian ini. Dengan menyusun standar penilaian prestasi kerja bagi karyawan Karang Setra Waterland diharapkan kualitas kinerja karyawan relevan sesuai tanggungjawab jabatan yang diemban.

Penilaian prestasi kerja dan pemberian insentif merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan Karang Setra Waterland Bandung sehingga mampu meningkatkan kualitas dan motivasi kerja karyawan. Penilaian prestasi kerja dan pemberian insentif erat kaitannya dengan motivasi kerja karyawan. Oleh karena itu penilaian prestasi kerja perlu dilakukan rutin setiap tahun agar diketahui peranan karyawan yang aktif dalam mendukung pencapain perusahaan, selanjutnya pemberian insentif harus tepat sasaran dan adil agar memacu tigginya motivasi kerja karyawan.

Bertitik tolak dari pandangan tersebut penulis mengangkat judul penelitian, “Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Pemberian Insentif Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Karang Setra WaterlandBandung”


(5)

B . Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Penilaian Prestasi Kerja Karyawan di Karang Setra Waterland Bandung.

2. Bagaimana Pemberian Insentif Karyawan di Karang Setra Waterland Bandung.

3. Bagaimana Motivasi Kerja Karyawan di Karang Setra Waterland Bandung. 4. Bagaimana Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja terhadap Motivasi Kerja

Karyawan Karang Setra Waterland Bandung.

5. Bagaimana Pengaruh Pemberian Insentif terhadap Motivasi Kerja Karyawan Karang Setra Waterland Bandung

6. Bagaimana Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Pemberian Insentif terhadap Motivasi Kerja Karyawan Karang Setra Waterland.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengidentifikasi penilaian prestasi kerja karyawan Karang Setra

Waterland Bandung.

2. Untuk mengidentifikasi pemberian reward karyawan Karang Setra Waterland Bandung.

3. Untuk mengganalisis tingkat motivasi kerja karyawan Karang Setra

Waterland Bandung.

4. Untuk mengidentifikasi pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan Karang Setra Waterland Bandung.

5. Untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi kerja karyawan Karang Setra Waterland Bandung.

6. Untuk mengidentifikasi pengaruh penilaian prestasi kerja dan pemberian insentif terhadap motivasi kerja karyawan Karang Setra Waterland Bandung.


(6)

D. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan memberikan acuan, informasi kepada semua pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) pada bidang manajemen sehingga hasil penelitian dapat dijadikan kajian lebih lanjut mengenai pemberian motivasi dan implikasi terhadap prestasi kerja karyawan.

2. Secara praktis penelitian ini menjadi masukan bagi karyawan di departement operasional Karang Setra Waterland Bandung sebagai referensi bahan menentukan sistem penilaian prestasi kerja karyawan dan pemberian Insentif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) bagi Karang Setra Waterland Bandung dan semua pihak yang membutuhkan informasi, untuk dijadikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan motivasi serta implikasinya pada prestasi kerja karyawan.