Analisis isi kuantitatif pemberitaan menganai
Analisis isi kuantitatif.
Menurut Berelson dan Kerlinger, analisis isi adalah suatu metode untuk mempelajari dan
menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang
tampak (Winner & Dominick, 2000:135). Sedangkan menurut Budd (1967), analisis isi
adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu
alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari
komunikator yang dipilih. (Kriyantono, 2006, h232)
Prinsip analisis isi berdasarkan referensi di atas :
1. Prinsip sistematik
Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak
dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya,
tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset.
2. Prinsip objektif
Hsil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya. Kategori yang sama
bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur yang sama, maka hasilnya harus
sama, walaupun risetnya berbeda.
3. Prinsip kuantitatif
Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang
didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif.
4. Prinsip isi yang nyata
Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna yang
dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu
yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis
terhadap isi yang tampak.
McQuail dalam buku Mass Communication theory (2000:305) mengatakan bahwa
tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi adalah (Kriyantono, 2006,
h233-234) :
Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media
Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial
Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem
kepercayaan masyarakat
Mengetahui fungsi dan efek media
Mengetahui media performance
Mengetahui apakah ada bias media
Tahapan dalam analisis isi.
1. Merumuskan masalah. Rumusan masalah masih berupa konsep-konsep. Misalnya,
“tema-tema berita politik apa saja yang ada dalam pemberitaan jawa pos selama
tahun 2006?”. Disini ada satu konsep, yaitu tema-tema berita politik, yang
nantinya harus dioperasionalkan atau dicari ukuran-ukuran apa itu berita politik
dan apa saja yang termasuk berita politik. Ukuran-ukuran ini yang disebut
kategorisasi.
2. Menyusun kerangka konseptual untuk riset deskriptif (satu konsep) atau kerangka
teori untuk riset eksplanasi (lebih dari satu konsep). Dari judul di atas (deskriptif),
periset cukup mendefinisikan serta mengemukakan dimensi atau subdimensi dari
berita politik. Hasilnya adalah sebuah kategoriasi yang dijadikan sebagai ukuranukuran berita politik. Tapi bila permasalahan terdiri dari dua konsep atau lebih,
maka periset harus berteori untuk menghubungkan antara definisi konseptual
dengan definisi konseptual yang lain.
3. Menyusun perangkat metodologi.
Menentukan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep, dalam
hal ini konsep dijabarkan dalam ukuran-ukuran tertentu, biasanya dalam
bentuk kategori-kategori beserta indikatornya. Kategori ini dibuat berdasarkan
unit analisis, yakni satuan yang akan dianalisis. Misalnya ketegori tema-tema
berita adalah berita politik, berita pertahanan dan keamanan, berita
ekonomi,dll. Masing-masing dijabarkan dalam indikator. Misalnya berita
ekonomi adalah berita tentang kegiatan tukar menukar, perbankan, dll. Tema
tema berita adalah salah satu jenis unit analisis.
Menentukan unit analisis, kategorisasi, dan uji reabilitas.
Unit analisis adalah sesuatu yang akan dianalisis. Jika survei, unit analisis
adalah individu atau kelompok individu, sedangkan analisis isi unit analisisnya
adalah teks, pesan atau medianya sendiri. Secara umum beberapa unit analisis
dalam analisis isi adalah :
o Unit tematik
Berupa satuan berita, perhitungannya berdasarkan tema berita yang
diberitakan, misalnya tema apa yang sering muncul selama satu tahun,
dan lain sebagainya
o Unit fisik
Perhitungan berdasarkan satuan panjang, kolom, inci, waktu, dari
pesan yang disampaikan. Misalnya, periset bisa menghitung panjang
suatu berita dengan satuan milikolom atau centikolom, durasi tayangan
sinetron, dll.
o Unit referens
Rangkaian kata atau kalimat yang menunjukkan sesuatu yang
mempunyai arti sesuai kategori. Misalnya mengukur opini tajuk recana
menggunakan unit referens, dengan kategori opini mndukung, netral
atau tidak mendukung. Kalimat-kalimat dalam tajuk rencana yang
mengandung
kalimat
mendukung
dimasukkan
dalam
kategori
mendukung.
o Unit sintaksis
Berupa kata atau simbol, penghitungannya adalah frekuensi kata atau
simbol itu. Misalnya, berapa jumlah kata-kata yang mengandung porno
dalam sebuah berita, berapa kali frekuensi kemunculan adegan
kekerasan dalam film, dll.
Agar diperoleh kategorisasi yang reliabel (sejauh mana kategorisasi dapat
dipercaya atau diandalkan bila digunakan untuk lebih dari satu kali mengukur
fenomena yang sama) maka perlu dilakukan uji reliabilitas.
Menentukan universe atau populasi dan sampel
Dalam analisis isi, ada dua dimensi yang digunakan untuk menetukan
populasi, yaitu topik dan periode waktu. Misalnya populasi bisa berbentuk
seluruh berita politik selama satu tahun. Sampel adalah bagian atau sejumlah
tertentu dari populasi yang akan diriset.
Menentukan metode pengumpulan data
Dalam analisis isi, metode pengumpulan datanya adalah mendokumentasi isi
komunikasi yang akan diriset. Misalnya, analisis isi berita surat kabar bisa
dengan mengkliping berita-berita yang akan diriset, merekam film, dan
sebagainya. Sedangkan untuk memasukkan data ke dalam kategorisasi yang
ditentukan dapat digunakan lembar koding.
Menentukan metode analisis
Periset bisa menggunakan tabel frekuensi, tabel sillang atau rumus statistik
tertentu.
Analisis dan interpretasi data (Kriyantono, 2006, h236-238)
Sumber :
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana
Prenada Media Group.
Menurut Berelson dan Kerlinger, analisis isi adalah suatu metode untuk mempelajari dan
menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang
tampak (Winner & Dominick, 2000:135). Sedangkan menurut Budd (1967), analisis isi
adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu
alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari
komunikator yang dipilih. (Kriyantono, 2006, h232)
Prinsip analisis isi berdasarkan referensi di atas :
1. Prinsip sistematik
Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak
dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya,
tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset.
2. Prinsip objektif
Hsil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya. Kategori yang sama
bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur yang sama, maka hasilnya harus
sama, walaupun risetnya berbeda.
3. Prinsip kuantitatif
Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang
didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif.
4. Prinsip isi yang nyata
Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna yang
dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu
yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis
terhadap isi yang tampak.
McQuail dalam buku Mass Communication theory (2000:305) mengatakan bahwa
tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi adalah (Kriyantono, 2006,
h233-234) :
Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media
Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial
Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem
kepercayaan masyarakat
Mengetahui fungsi dan efek media
Mengetahui media performance
Mengetahui apakah ada bias media
Tahapan dalam analisis isi.
1. Merumuskan masalah. Rumusan masalah masih berupa konsep-konsep. Misalnya,
“tema-tema berita politik apa saja yang ada dalam pemberitaan jawa pos selama
tahun 2006?”. Disini ada satu konsep, yaitu tema-tema berita politik, yang
nantinya harus dioperasionalkan atau dicari ukuran-ukuran apa itu berita politik
dan apa saja yang termasuk berita politik. Ukuran-ukuran ini yang disebut
kategorisasi.
2. Menyusun kerangka konseptual untuk riset deskriptif (satu konsep) atau kerangka
teori untuk riset eksplanasi (lebih dari satu konsep). Dari judul di atas (deskriptif),
periset cukup mendefinisikan serta mengemukakan dimensi atau subdimensi dari
berita politik. Hasilnya adalah sebuah kategoriasi yang dijadikan sebagai ukuranukuran berita politik. Tapi bila permasalahan terdiri dari dua konsep atau lebih,
maka periset harus berteori untuk menghubungkan antara definisi konseptual
dengan definisi konseptual yang lain.
3. Menyusun perangkat metodologi.
Menentukan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep, dalam
hal ini konsep dijabarkan dalam ukuran-ukuran tertentu, biasanya dalam
bentuk kategori-kategori beserta indikatornya. Kategori ini dibuat berdasarkan
unit analisis, yakni satuan yang akan dianalisis. Misalnya ketegori tema-tema
berita adalah berita politik, berita pertahanan dan keamanan, berita
ekonomi,dll. Masing-masing dijabarkan dalam indikator. Misalnya berita
ekonomi adalah berita tentang kegiatan tukar menukar, perbankan, dll. Tema
tema berita adalah salah satu jenis unit analisis.
Menentukan unit analisis, kategorisasi, dan uji reabilitas.
Unit analisis adalah sesuatu yang akan dianalisis. Jika survei, unit analisis
adalah individu atau kelompok individu, sedangkan analisis isi unit analisisnya
adalah teks, pesan atau medianya sendiri. Secara umum beberapa unit analisis
dalam analisis isi adalah :
o Unit tematik
Berupa satuan berita, perhitungannya berdasarkan tema berita yang
diberitakan, misalnya tema apa yang sering muncul selama satu tahun,
dan lain sebagainya
o Unit fisik
Perhitungan berdasarkan satuan panjang, kolom, inci, waktu, dari
pesan yang disampaikan. Misalnya, periset bisa menghitung panjang
suatu berita dengan satuan milikolom atau centikolom, durasi tayangan
sinetron, dll.
o Unit referens
Rangkaian kata atau kalimat yang menunjukkan sesuatu yang
mempunyai arti sesuai kategori. Misalnya mengukur opini tajuk recana
menggunakan unit referens, dengan kategori opini mndukung, netral
atau tidak mendukung. Kalimat-kalimat dalam tajuk rencana yang
mengandung
kalimat
mendukung
dimasukkan
dalam
kategori
mendukung.
o Unit sintaksis
Berupa kata atau simbol, penghitungannya adalah frekuensi kata atau
simbol itu. Misalnya, berapa jumlah kata-kata yang mengandung porno
dalam sebuah berita, berapa kali frekuensi kemunculan adegan
kekerasan dalam film, dll.
Agar diperoleh kategorisasi yang reliabel (sejauh mana kategorisasi dapat
dipercaya atau diandalkan bila digunakan untuk lebih dari satu kali mengukur
fenomena yang sama) maka perlu dilakukan uji reliabilitas.
Menentukan universe atau populasi dan sampel
Dalam analisis isi, ada dua dimensi yang digunakan untuk menetukan
populasi, yaitu topik dan periode waktu. Misalnya populasi bisa berbentuk
seluruh berita politik selama satu tahun. Sampel adalah bagian atau sejumlah
tertentu dari populasi yang akan diriset.
Menentukan metode pengumpulan data
Dalam analisis isi, metode pengumpulan datanya adalah mendokumentasi isi
komunikasi yang akan diriset. Misalnya, analisis isi berita surat kabar bisa
dengan mengkliping berita-berita yang akan diriset, merekam film, dan
sebagainya. Sedangkan untuk memasukkan data ke dalam kategorisasi yang
ditentukan dapat digunakan lembar koding.
Menentukan metode analisis
Periset bisa menggunakan tabel frekuensi, tabel sillang atau rumus statistik
tertentu.
Analisis dan interpretasi data (Kriyantono, 2006, h236-238)
Sumber :
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana
Prenada Media Group.