TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI pptx

TATA CARA PENDIRIAN
KOPERASI
RASYID RAHMAN

Tahapan pendirian koperasi

Tahapan pembentukan koperasi di Indonesia menurut UU
no.25 tahun 1992 ttg perkoperasian dpt digambarkan
seperti bagian berikut

Kelompok
masyarakat dari
berbagai profesi
Pemrakarsa
pembentukan
koperasi

Kantor Depkop
dan PKM tk.I

Penyuluhan dan

pembentukan
koperasi
Pengurus dan
pengawas

Kantor
Depkop dan
PKM tk.II

• Kelompok masyarakat yg memiliki
kepentingan ekonomi dan atau usaha yg
sama merupakan potensi dasar utk
membentuk atau mendirikan primer.
Dengan mengacau pada pasal 6 UU No.25
tahun 1992 tentang perkoperasian,
disebutkan bahwa koperasi primer
dibentuk sekurang-kurangnya 20 orang.
Sedangkan koperasi sekunder dibentuk
oleh sekurang-kurangnya 3 kopera


• Secara rinci, tahapan pendirian koperasi
seperti telah digambarkan pada slide
sebelumnya adalah sbb:
1. Dua org atau lebih yg mewakili kelompok
masyarakat atau yg sering disebut
pemrakarsa, menghubungi kantor koperasi
di tingkat II (kabupaten/kotamadya) utk
mendptkan penjelasan awal mengenai
persyaratan dan tata cara mendirikan
koperasi

2. selanjutnya, pemrakarsa mengajukan
proposal (gambaran umum) yg berisi ttg
potensi ekonomi anggota, jenis usaha yg
akan dikembangkan, dasar pembentukan
koperasi dan sekaligus mengajukan
permohonan ke pejabat kantor koperasi,
dlm rangka mempersiapkan rancangan
anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga (AD/ART) koperasi yg akan

didirikan

3. Atas dasar permohonan pd butir 2,
pejabat kantor koperasi memberikan
penyuluhan, yg intinya antara lain berisi
ttg pengertian koperasi, tujuan dan
manfaat berkoperasi, hak dan kewajiban
anggota dan peraturan2 lainnya

4. Penyuluhan dan rapat pembentukan koperasi diharapkan
dihadiri minimal 20 orang calon-calon anggota koperasi.
Rapat pembentukan koperasi ini dipimpin oleh pemrakarsa
yg didampingi oleh pejabat kantor koperasi dengan materi
rapat sbb:
- Kesepakatan pembentukan koperasi
- Pembahasan dan pensahan AD/ART koperasi
- Penetapan pendiri koperasi
- Pemilihan pengurus dan pengawas koperasi
- Pengucapan sumpah/janji pengurus dan pengawas koperasi
- Sambutan2 bila dianggap perlu

- penutup

5. Sejak rapat pembentukan tsb, koperasi telah
dapat menjalankan aktivitas usahanya, antara
lain :
- Anggota membayar simpanan wajib, simpanan
pokok, dan simpanan lainnya
- Pengurus menyelenggarakan administrasi
organisasi, usaha, dan keuangan koperasi
- Pengurus mulai melaksanakan kegiatan usaha
atau pelayanan kpd anggota, sesuai dgn bidang
usaha yg telah disepakati utk dikembangkan
koperasi seperti simpan-pinjam, pertokoan dll

6. Pengurus mengajukan permohonan pengesahan koperasi
sbg badan hukum ke kantor koperasi setempat. Permohonan
tsb dibuat rangkap 3 dan aslinya bermeterai Rp 1000
disertai lampiran sbb:
- Akta pendirian dan AD/ART koperasi, dibuat rangkap 3 dan
aslinya bermeterai Rp 1000

- Berita acara rapat pembentukan koperasi
- Daftar hadir rapat pembentukan koperasi
- Neraca awal koperasi atau surat penyataan pengurus bahwa
anggota telah membayar simpanan2 yg telah ditetapkan
- Daftar susunan pengurus dan pengawas koperasi
- Daftar riwayat hidup masing2 pengurus dan pengawas
koperasi

7. Pejabat kantor koperasi setempat melakukan
verifikasi dan penelitian atas kebenaran data2
yg diajukan oleh pengurus koperasi tsb. Apabila
seluruh data yg disampaikan telah sesuai dgn
ketentuan2 perundangan yg berlaku dan
menurut pengamatan koperasi tsb menunjukkan
prospek pengembangannya, maka pejabat
kantor koperasi setempat segera melakukan
pencatatan. Kemudian dlm waktu paling lambat
3 bulan, pejabat kantor koperasi menyerahkan
akta badan hukum koperasi tsb kpd pengurus


8. Utk koperasi primer atau sekunder yg
wilayah operasinya lebih dari dua daerah
tingkat II, maka kantor koperasi tingkat II
menyerahkannya kpd pejabat kantor
wilayah departemen koperasi di tingkat I
(provinsi) utk diverifikasi ataupun diteliti
kebenaran data-data koperasi yg diajukan

9. selanjutnya, apabila seluruh data yg
disampaikan telah sesuai dgn ketentuan2
perundangan yg berlaku, maka akta
badan hukum disampaikan kpd pejabat
kantor koperasi tingkat II, utk diteruskan
kpd koperasi yg bersangkutan