2.1. Ilmu Tajwid - Perancangan Aplikasi Pembelajaran Mad dalam Al-Qur'an Berbasis Android

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, akan dibahas landasan teori mengenai pembelajaran ilmu tajwid yang

  mengkhususkan pembelajaran mad dalam surat-surat juz amma berbasis android, penjelasan mengenai metode yang digunakan yaitu metode An-Nadhliyah, dan penjelasan mengenai teknik yang digunakan dalam pembuatannya yaitu teknik representasi rule-based knowlegde.

2.1. Ilmu Tajwid Ilmu tajwid secara bahasa adalah membaguskan atau memperindah sesuatu.

  Sedangkan menurut istilah, tajwid adalah melafadzkan atau membunyikan setiap huruf dari makhrajnya dengan benar (United Islamic Cultural Centre of Indonesia, 2005).

  Ilmu tajwid adalah ilmu yang mengajarkan kita cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Ruang lingkup dari ilmu tajwid adalah makharij al-huruf (tempat keluarnya huruf), ahkam al-huruf (hubungan antar huruf), ahkam al-maddi wa al-qasr (tentang panjang dan pendeknya ucapan), ahkam al-waqf wa al-ibtida (bagaimana memulai dan menghentikan bacaan) (United Islamic Cultural Centre of Indonesia, 2005).

  Hukum mempelajarai ilmu tajwid adalah fardhu kifayah atau merupakan kewajiban kolektif namun hukum membaca Al-Quran dengan memakai aturan-aturan tajwid merupakan fardhu ‘ain atau kewajiban bagi setiap individu. Al-Quran harus dibaca dengan memakai tajwidnya dikarenakan Allah SWT berfirman dalam surat Al Muzammil ayat 4

    

  Artinya : Bacalah Al-Quran itu dengan tartil yaitu dengan memakai tajwidnya. Mempelajari ilmu tajwid merupakan hal yang mulia dan lebih diutamakan karena tajwid merupakan salah satu ilmu yang langsung berhubungan dengan Al-

  Quran dan dengan mempelajari ilmu tajwid, kita dapat melaksanakan kewajiban kita membaca Al-Quran dengan baik dan benar.

  Beberapa hal mengenai ilmu tajwid (Zarkasyi, 2005) :

  1. Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara membaca Al- Quran dengan baik dan benar.

  2. Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan membaca.

  3. Yang terutama dibahas atau dipelajari dalam ilmu tajwid adalah huruf-huruf hijaiyah yang 29, dalam bermacam-macam harakat serta dalam bermacam- macam hubungan.

  4. Huruf yang 29 itu adalah :

  5. Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardhu kifayah, sedang membaca Al- Quran dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya fardhu ‘ain.

2.2. Mad

  Mad secara bahasa adalah memanjangkan atau menambahkan sedangkan menurut istilah tajwid, mad adalah memanjangkan suara dengan salah satu huruf mad (United

  Islamic Cultural Centre of Indonesia , 2005).

  Mad terbagi menjadi dua bagian : 1. Mad Asli : Mad Thabi’i

2. Mad Far’i :

  a. Mad Wajib Muttashil

  b. Mad Jaiz Mufasshil

  c. Mad Lazim Harfi Mutsabbaq

  d. Mad Jaiz Aridh Lisukun

  e. Mad Tamkin

  f. Mad Badal

  g. Mad Layyin

  h. Mad Iwadh Huruf mad ada tiga macam yaitu alif ( ), waw ( ), ya ( ).

  Jika waw ( ) sakin dan hurufnya sebelumnya harakat dhammah, maka (waw) menjadi huruf mad. Jika ya ( ) sakin dan huruf sebelumnya harakat kasrah, maka (ya) menjadi huruf mad. Sedangkan alif ( ) selalu menjadi huruf mad apabila huruf sebelumnya harakat fathat . Sebenarnya mad far’i terbagi menjadi 13 pembagian. Namun, dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil 8 pembagian saja. Pembagian mad yang tidak digunakan yaitu, Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal, Mad Lazim Kilmi Mukhfafah, Mad Farqi, Mad

  

Lazim Harfi Mukhafafah , dan Mad Silah. Ini dikarenakan harakat yang akan dilihat

  tidak terbaca oleh character unicode. Contohnya harakat fathah yang tegak berdiri ( ˡ ).

  2.2.1. Mad Thabi’i Pada mad thabi’i huruf mad tidak diikuti oleh hamzah

  ( ) atau huruf mati, baik mati asli maupun mati karena membaca berhenti. Panjang bunyi suatu huruf pada mad

  thabi’i yaitu dua harakat atau disebut juga satu alif (jadi, satu alif = dua harakat).

  Contohnya :

  2.2.2. Mad Far’i

  ( ) atau huruf mati, baik mati asli Pada mad far’i huruf mad diikuti oleh hamzah maupun mati karena membaca berhenti . Mad far’i

   ada beberapa macam dan panjangnya berbeda-beda.

  2.2.2.1. Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil

  Pada mad far’i ini ditemui kasus huruf mad diikuti oleh hamzah ( ). Jika huruf mad ( ) itu berada pada kata yang sama maka mad dinamakan mad muttashil dan hamzah dan sifatnya wajib. Jika hamzah ( ) yang mengikuti huruf mad berada di kata yang lain maka mad dinamakan mad munfashil dan sifatnya jaiz

  . Dalam Al-Quran mad

muttashil dikenali dari tanda seperti tilde ( ˡ ) di atas huruf mad sebelum hamzah

  ( ).

  Panjang mad muttashil yaitu 5 harakat. Contohnya :

     

  Panjang mad munfashil yaitu 5 harakat. Contohnya :

  • $%& ' () !"#

  2.2.2.2. Mad Lazim Harfi Musyabba’

Mad lazim harfi musyabba’ apabila ada permulaan surat dari Al-quran terdapat salah

  satu atau lebih dari antara huruf yang delapan yaitu : ! Dan termasuk huruf yang berharakat tilde ( ˡ ).

  Panjang mad lazim harfi musyabba’ yaitu 2 harakat. Contohnya:

  , , , ,

  2.2.2.3. Mad Jaiz Aridh Lisukun

  

Mad jaiz aridh lisukun yaitu huruf mad diikuti oleh huruf mati, yang bukan mati asli

  melainkan mati karena membaca berhenti. Panjang mad jaiz aridh lisukun yaitu 6

  harakat. Contohnya : $ -  .& /

  2.2.2.4. Mad Tamkin

Mad tamkin yaitu apabila ya ( ) sukun yang didahului dengan ya ( ) yang bertasydid

  dan harakat kasrah. Panjang mad tamkin yaitu 2 harakat. Contohnya :

  123 45 6

  2.2.2.5. Mad Badal

Mad badal yaitu apabila ada hamzah ( ) bertemu dengan huruf mad. Panjang mad

  badal yaitu 2 harakat. Contohnya :

  78 9

  2.2.2.6. Mad Layyin

Mad layyin yaitu apabila ada waw ( ) sukun atau ya ( ) sukun sedang huruf

  sebelumnya harakat fathah. Panjang mad layyin yaitu 2 harakat. Contohnya :

  : ; < < = < < = = =

  2.2.2.7. Mad Iwadh

Mad iwadh yaitu apabila ada huruf harakat fathahtain di akhir kata yang jatuh pada

  pada waqaf (pemberhentian). Panjangnya 2 harakat. Contohnya :

  > > > >    /@A

  2.3. Character Unicode

  Standart unicode adalah aturan encoding karakter universal untuk karakter dan teks tertulis serta untuk encoding teks multi bahasa sehingga memungkinkan pertukaran data teks secara internasional. Unicode menyediakan kapasitas untuk meng-encode seluruh karakter yang digunakan dalam bahasa tertulis di seluruh dunia (Habibi, 2011).

  Huruf-huruf arab telah tersedia dalam standart unicode dengan lengkap dengan kode-kodenya yang tersedia yang kita kenal dengan arabic unicode. Arabic unicode ini membangkitkan sebuah karakter arab sehingga dibaca oleh komputer. Kira-kira sekitar 2000 code character arabic dalam arabic unicode yang tersedia. Untuk representasi heksa desimal arabic unicode menempati 0600-06FF (Amin, 2006).

  Dalam android, android versi 3.0 honeycomb dan versi diatasnya yang bisa membaca character arabic unicode tersebut.

  2.4. Android

  Android adalah open source platform untuk mobile devices. Dikembangkan oleh

  

google bersama Open Handset Alliance (OHA) yaitu aliansi perangkat selular terbuka

  yang terdiri dari 47 perusahaan hardware, software dan perusahaan telekomunikasi ditujukan untuk mengembangkan standar terbuka bagi perangkat selular. Tujuan aliansi tersebut yaitu mengakselerasi pembaharuan dalam mobile dan menawarkannya ke konsumen yang lebih kaya, dan sedikit mahal (Gargenta, 2011).

  Android sistem operasi berbasis linux yang mencakup sistem operasi,

  

middleware, dan aplikasi (Safaat, 2012). Android adalah generasi paltform mobile

yang berkembang sesuai yang diharapkan (Safaat, 2012).

  Kelebihan android (Gargenta, 2011) : 1.

   Android adalah comprehensive platform, softwarenya lengkap.

  2. Open source platform, bebas pengembangan tanpa dikenakan biaya terhadap sistem karena berbasiskan linux.

  3. Android adalah purpose-built untuk mobile device. Desain dari android berasal dari waktu mendatang yang dapat diduga.

  4. Android juga tidak memakan memori yang terlalu banyak sehingga user tidak terlalu khawatir terhadap software yang memorinya terbatas.

  2.5. Juz Amma

Juz Amma adalah juz terakhir dari tiga puluh juz yang ada di dalam Al-Quran. Ciri

  utamanya adalah surat-suratnya yang singkat. Juz amma terdiri dari 37 surat yaitu:

  An-Naba’ Al-Qadr An-Naziat Al-Bayyinah Abasa Az-Zalzalah At-takwiir Al-Adiyaat Al-muthaffifiin Al-Qaari’ah Al-Insyiqaaq At-Takaatsur Al-Buruuj Al-‘Ashr Ath-Thaariq Al-Humazah Al-A’laa Al-Fiil Al-Ghaasyiyah Quraisy Al-Fajr Al-Maa’uun Al-Balad Al-Kautsar Asy-Syams An-Nashr Al-Lail Al-Lahab Adh –Dhuha Al-Ikhlas Alam Nasyrah Al-Falaq At-Tiin An-Naas Al-‘Alaq

  2.6. Metode Pembelajaran Al-Quran

  Dalam proses belajar mengajar, peranan metode sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan dari pembelajaran tersebut. Secara umum menurut Husni Syekh

  Usman, ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam rangka mengajar (Ni’mah, 2011), yaitu:

  1. Dimulai dengan hal-hal yang dikenal siswa hingga kepada hal-hal yang tidak dikenal sama sekali.

  2. Dimulai dari hal yang paling mudah lalu ke hal yang paling sulit.

  3. Dimulai dari yang sederhana hingga yang paling rinci. Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode An-Nadhliyah dalam pembelajaran tajwid yang khusus terhadap mad.

  2.6.1. Metode An-Nadhliyah

  Metode ini adalah salah satu metode yang muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan Ma’arif cabang Tulungagung. Metode ini pengembangan dari metode Baghdady. Metode ini adalah pembelajaran yang menekankan pada ketukan atau kode “ketukan” (Ni’mah, 2011).

  Ketukan yang dimunculkan dalam aplikasi hanya akan ditampilkan berupa titik-titik. Satu titik menandakan satu ketukan dengan hitungan perdetik. Dalam contohnya :

  2.6.2. Kelebihan Metode An-Nadhliyah

  Peneliti menggunakan metode An-Nadhliyah untuk lebih menekankan kesempurnaan

  

harakat tersebut yang terkadang terlalaikan oleh kebanyakan orang. Mungkin tepat

  panjang pendek yang dibaca namun yang tepat dalam kesempurnaan harakat hanya beberapa orang saja yang tepat melakukannya.

2.7. Teknik Representasi Pengetahuan

  Menurut Martin dan Oxman pengetahuan merupakan suatu kemampuan untuk membentuk model mental yang menggambarkan objek dengan tepat dan merepresentasikannya dalam aksi yang dilakukan terhadap suatu objek (Kusrini, 2006).

  Pengetahuan adalah pemahaman teori dalam sebuah subjek atau domain. Pengetahuan juga merupakan kesimpulan dari pengetahuan dan yang memiliki pengetahuan disebut expert (Negnevitsky, 2005).

  Representasi pengetahuan adalah teknik yang digunakan untuk mengkodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar (Kusrini, 2006). Teknik representasi rule-based knowledge adalah salah satu model teknik representasi. Teknik ini direpresentasikan dalam bentuk fakta (fact) dan aturan-aturan

  (rules). Fakta adalah keadaan yang benar-benar bernilai nyata atau dalam pengetahuan fakta merupakan pengetahuan yang memiliki aturan-aturannya.

  Menurut Newell dan Simon, aturan (rule) adalah penilaian dengan referensi untuk sebuah database, dan jika berhasil bernilai TRUE, dan ada aksi yang terbentuk (Buchanan, 1985).

2.7.1 Teknik Representasi Pengetahuan Rule-Based Knowledge

  Peneliti menggunakan teknik representasi rule-based knowledge karena inti dari tajwid itu sendiri yang memiliki nilai rules yang telah pasti. Pemakaian tajwid dalam membaca Al-Quran memiliki aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan diwajibkan bagi kita untuk mempelajarinya agar kita membaca Al-Quran secara tartil.

Gambar 2.1 Representasi Rule-Based KnowledgeGambar 2.2 Contoh Representasi Rule-Based Knowledge Maka output dari contoh pada Gambar 2.2 yaitu : 2.8.

   Penelitian Terdahulu Pembelajaran tajwid ini sudah cukup banyak dibuat oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

  Baik mengenai makhraj hurufnya, dengung atau tidak dengungnya bunyi huruf tersebut, serta panjang pendeknya harakat yang saat ini peneliti sampaikan. Peneliti- peneliti sebelumnya banyak menampilkannya dalam bentuk flash, audio visual, dan memunculkan contoh-contoh dalam bentuk gambar.

  Prayogo (2012) menggunakan metode pembelajaran hidayatus shibyan dalam penyelesaian pembelajaran tajwid. Dalam penelitian ini, banyak menampilkan contoh- contoh mengenai makharij al-huruf yang ditampilkan dalam flash dan audio visual sehingga memudahkan kita untuk mengetahui jelas bunyi huruf yang disampaikan.

  Rifa’i (2012) mengimplementasikan e-learning mengenai pembelajaran tajwid melalui android version 2.2. Dalam penelitian ini, memaparkan tentang tajwid, lalu memberikan contoh-contoh serta tanya jawab terhapad user yang menggunakan aplikasinya.

  Imam (2010) menggunakan teknik representasi rule-based knowledge dalam mendeteksi kerusakan handphone. Bertujuan agar pengguna handphone tidak perlu lagi membayar jasa orang lain untuk sekedar mendeteksi kerusakan pada handphone.

  

Rules yang ditampilkan adalah berupa gejala yang akan terjadi pada handphone

tersebut.

  Wahyu et, all (2012) menggunakan teknik representasi rule-based knowledge dan frame-based knowledge pendeteksian dan penanganan dini pada penyakit sapi untuk memudahkan para peternak sapi memanfaatkan keahlian seorang pakar dalam bentuk sebuah aplikasi. Deteksi dan penanganan dini terhadap penyakit sapi adalah hal penting untuk peningkatan produktivitas daging sapi. Rules yang ditampilkan adalah gejala-gejala penyakit yang muncul pada sapi. Dalam metode rule-based proses diagnosa dari aplikasi akan mencocokan inputan gejala yang dimasukkan ke dalam aplikasi dengan rules yang tersedia di dalam database. Sedangkan dalam metode frame-based, proses diagnosa diawali dengan memilih jenis penyakit yang akan didiagnosa. Aplikasi akan menampilkan daftar pertanyaan gejala sesuai dengan penyakit yang dipilih.

  Penelitan terdahulu dipaparkan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu Nama (tahun) Penelitian Metode Teknik

  Pembelajaran

  • Prayogo (2012) Pembelajaran Hidayatus Shibyan tajwid

  Imam (2010) Deteksi kerusakan - Representasi Rule-

  handphone Based Knowledge

  • Wahyu et, all (2012) Pendeteksian dan Representasi Rule- penanganan dini based knowledge pada penyakit sapi dan frame-based

  knwoledge

  Rifa’i (2012) E-learning -

  • program aplikasi tajwid

  Peneliti menggunakan metode An-Nadhliyah dalam aplikasi Al-Quran tersebut agar lebih jelas terlihat kesempurnaan harakat tersebut. Dengan memunculkan ketukan memudahkan user melihat panjang pendeknya dengan tepat. Teknik representasi rule-based knowledge merepresentasikan rules yang menjadi inti dari ilmu tajwid tersebut.