Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Budaya Lokal (Studi tentang Program Pemberdayaan Pengrajin Batik Dalam Rangka Meningkatkan Komoditi Ekonomi di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan-Madura)
Kabupaten Pamekasan-Madura)
Roro Merry Chornelia Wulandary 1 , Yuli Andy Gani 1.2 , Hermawan 1.2
Universitas Brawijaya
Jurusan Ilmu Administrasi Publik , Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan dan menganalisis peranan pemerintah daerah dalam pemberdayaan budaya lokal. Metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam pemberdayaan batik di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan Madura telah dilaksanakan dan ada pula yang masih
dalam perencanaan. Beberapa yang telah dilaksanakan adalah: 1). Permodalan melalui pinjaman Bank Perkreditan Rakyat (BPR); 2). Pelatihan membatik dan manajemen pemasaran; 3).Pemunculan nuansa batik dalam setiap agenda acara; 4). Mengikuti dalam berbagai agenda; 5). Membentuk paguyuban pengrajin batik; 6). Pembuatan sentra batik; 7). Mencari popularitas batik Pamekasan. Peranan pengrajin batik dan pengusaha batik antara lain: 1). Berasal dari sejarah batik yang masuk ke Desa Klampar; 2). Pemenuhan alat dan bahan; 3). Proses pembuatan batik di Desa Klampar; 4). Proses mempertahankan motif batik; 5).Proses pemasaran batik. Perencanaan yang kurang maksimal adalah: 1). Sumber daya manusia yang terlibat dalam usaha industri kecil masih rendah; 2). Proses daya saing pasar yang masih kurang; 3). Kualitas yang masih kalah saing dengan batik Pekalongan dan Jogyakarta. Faktor pendukung peranan Disperindag adalah: 1). Pembenahan sumber Daya Manusia dengan cara melatih pengrajin batik; 2). Pasar 17 agustus sebagai pasar batik Pamekasan diharapkan bisa menjadi lebih efektif untuk para pengusaha batik; 3). Motif batik pamekasan ini berbeda dengan motif-motif batik di daerah lain.
Kata Kunci: Budaya Lokal, Peranan Pemerintah Daerah, Pemberdayaan
Abstract
The purpose of this research to describe and analyze The Role of Local Government in Local Culture Empowerment. Qualitative research methods with techniques of data collection through interviews, documentation and observation. Research result shows that the role of National Department of Industry and Commerce in Batik empowerment at Klampar Village Proppo District Pamekasan Regency Madura had been conducted and the remaining still in planning progress. Some thing has been implemented: 1) Financing through the loan from BPR (Bank Perkreditan Rakyat); 2) Batik training and marketing management; 3) The emerging of Batik nuance in each event; 4) Following many agendas;
5) Creating organization or community of Batik craftsman; 6) Creating Batik center; 7) Looking popularity of Pamekasan Batik. The role of Batik craftsman and bussinessman such as: 1) Comes from Batik history that enter to Klampar Village;
2) Fulfillment of tool and material; 3) Process of Batik making in Klampar Village; 4) Process to keep Batik motive; 5) Process of Batik marketing. Planning is less than the maximum by: 1) Human resource that included in the small industry still low; 2) Less process of market competitiveness; 3) Quality that still lost competitiveness with Pekalongan and Jogjakarta Batik. Factor of National Department of Industry and Commerce are: 1) Settling Human Resources by training the batik craftsmen ; 2) 17th August Market as Batik market Pamekasan expected that it can be more effective;
3) This Pamekasan Batik motive is different with Batik motive in the other area.
Keywords: The role of Local Government, Empowerment, Local Culture
Alamat korespondensi:
Roro Merry Chornelia Wulandary Email
: merrychornelia@yahoo.co.id Alamat
: Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Administrasi, UB
Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Budaya Lokal (Wulandary, et al.)
PENDAHULUAN
pertimbangan dalam hal proses pelaksanaan agenda Pada dunia yang semakin mengglobal ini rasanya
21 budaya lokal. Keempat hal tersebut dinyatakan sulit bagi suatu budaya untuk berdiri sendiri tanpa
mencapai arah gerak demi dipengaruhi budaya lain. Kemajuan teknologi ikut
penting
untuk
perkembangan budaya lokal yang ada pada.
berperan dalam mengubah budaya yang terus Dengan adanya kebudayaan-kebudayaan ini mengglobal. Banyak alat yang digunakan sehari-hari
maka harapannya dapat meningkatkan kesejahteraan dibuat dibeberapa tempat sebelum menjadi produk
sosial masyarakat. Istilah kesejarhteraan sosial yang kita gunakan. Dalam waktu yang tidak lama lagi
bukanlah hal baru, baik dalam wacana global maupun dapat diprediksi bahwa tidak akan ada lagi budaya
nasional. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), misalnya yang murni budaya setempat. Hal-hal
telah lama mengatur maslah ini sebagai salah satu berpengaruh besar pada terbentuknya budaya global
yang
bidang kegiatan masyarakat internasional. PBB tersebut antara lain penggunaan radio, televisi, film,
memberi batasan kesejahteraan sosial sebagai video, internet yang dapat menyebarkan suatu berita
kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang bertujuan sampai ke seluruh pelosok dunia dengan cepat [4].
untuk membantu individu atau masyarakat guna Menurut koentjaraningrat di dalam bukunya
kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan yang
memenuhi
masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan pembangunan bahwa kebudayaan itu mempunyai
berjudul kebudayaan
mentalitas
dan
dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras paling sedikit tiga wujud, yaitu: 1). wujud kebudayaan
dengan kepentingan keluarga dan masyarakat. Definisi sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-
ini menekankan bahwa kesejahteraan sosial adalah nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya; 2).
suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat; 3).
lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
mencegah, mengatasi atau manusia. Maka, hal inilah yang bisa membentuk
bertujuan
untuk
memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah mentalitas dan pembangunan kebudayaan yang ada di
sosial, dan peningkatan kualitas hidup individu, Indonesia sehingga budaya yang ada tetap sesuai
kelompok dan masyarakat [9]. dengan aslinya [3].
Masyarakat Madura di Pulau Madura sudah Isi dari jurnal berdasarkan tema, Pemerintah
sangat lama diasosiasikan dengan atribut kemiskinan dan budaya (21) adalah: 1). sentral peran budaya
dan keterbelakangan (Wiyata dalam Andang, 2004). dalam masyarakat serta Legitimasi peran budaya; 2).
Atribut itu diperoleh karena kondisi alam Madura yang Kualitas pembangunan daerah tergantung pada jalinan
gersang dan tandus sehingga daya dukung alam, kebijakan budaya dan masyarakat lainnya; 3).
khususnya sektor pertanian, terhadap penduduk tidak Pemerintah lokal: tanggung jawab bersama warga,
memadai. Sebenarnya, sudah sejak zaman kolonial masyarakat sipil dan pemerintah; 4).Peningkatan
iptek dalam konteks industrialisasi memasuki Pulau mekanisme penilaian dalam budaya (sistem indikator
Madura. Namun pada zaman itu, masih terbatas pada budaya); 5).Pentingnya jaringan dan kerjasama
potensi Pulau Madura sebagai penghasil garam dan internasional; 6). Partisipasi pemerintah daerah dalam
tembakau. Dengan potensi alam yang dimilikinya, kebijakan budaya nasional dan program. Dari 6 hal
industrialisasi merupakan alternatif terbaik bagi diatas sudah jelas bahwa dibutuhkan sinergitas antara
Madura untuk membangun kemakmuran. Pilihan ini pemerintah dengan budaya untuk mewujudkan genda-
cukup realistis bila dikaitkan dengan ekspansi industri agenda budaya di Indonesia. Di dalam cultural
yang berlangsung di Surabaya dan sekitarnya. Apa lagi planning guidelines for local Goverment dinyatakan
dengan jembatan Suramadu yang mulai dibangun. bahwa
perencanaan budaya bertujuan untuk Jembatan sepanjang 5.438 meter dan menelan dana memberikan kesempatan bagi semua individu dan
sekitar Rp. 4,5 triliun tersebut merupakan jembatan kelompok masyarakat untuk menjadi termasuk dalam
terpanjang di Indonesia. Dengan jembatan tersebut kaya dan kehidupan budaya negara. Dewan lokal
“isolasi” Madura akan terbuka. Pulau Madura akan ‘peran utama dalam memberikan kontribusi bagi
mudah diakses sehingga gagasan menjadikan Pulau kesejahteraan masyarakat lokal berarti bahwa mereka
Madura sebagai kawasan industri bukan hal yang juga ditempatkan untuk mendukung lembaga-lembaga
mustahil.
budaya dan untuk mendorong partsispasi inklusif Namun, kebijakan industri bukanlah pilihan yang dalam ekspresi budaya di tingkat lokal.
mudah untuk dilaksanakan. Bukan karena infrastruktur Dalam jurnal Pemerintah dan budaya
untuk industrialisasi yang sama sekali belum tersedia memberikan kesempatan bagi setiap kota untuk
di Madura, melainkan karena industrialisasi membawa membuat visi jangka panjang budaya sebagai pilar
konsekuensi perubahan sosial. Industrialisasi pada dasar dalam perkembangannya. Dokumen “anjuran
hakikatnya adalah penerapan iptek modern secara atas pelaksanaan agenda 21 budaya lokal”. Menarik
ekonomis dan hal ini, pada hakikatnya merupakan konsep-konsep umum dan
persoalan sosialisasi suatu kebudayaan yang terkait menyarankan empat alat khusus (21) adalah: 1).
pertimbangan,dan
dengan aspek makro lainnya serta implikasi sosial. Strategi kebudayaan lokal; 2). Piagam hak-hak budaya
Banyak potensi ekonomi lokal yang bisa dikembangkan dan tanggung jawab; 3). Budaya dewan; 4).Pengaruh/
setelah Suramadu dioperasikan dan Madura menjadi dampak budaya. 4 hal inilah yang akan menjadi
daerah Industri.
Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Budaya Lokal (Wulandary, et al.)
Secara administratif Pulau Madura dewasa ini atau tidak, yang pasti setelah UNESCO menetapkan juga dibagi menjadi empat wilayah kabupaten, yaitu
batik sebagai warisan budaya dunia, geliat dunia Kabupaten
perbatikan Indonesia termasuk Provinsi Jatim makin Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.
menggeliat. Di Jatim, geliat itu lebih terasa setelah Sejumlah hasil kerajinan warga seperti batik tulis dan
Gubernur Jatim H Soekarwo pada November 2009 lalu, gerabah yang kini mulai menguasai pasaran di lokal,
mewajibkan seluruh PNS di lingkungan Pemprov Jatim nantinya akan lebih berkembang pesat. Demikian juga
untuk memakai baju batik pada hari Kamis dan Jumat. dengan kesenian tradisional dan makanan khas
Perusahaan swastapun juga ada yang mewajibkan Madura.
karyawannya menggunakan pakaian batik pada hari- Komoditi produk lokal di empat kabupaten di
hari tertentu [23].
Madura sudah diincar pembeli lokal dan pedagang Selain itu, setiap daerah juga berlomba-lomba (tengkulak) di luar wilayah pulau Garam ini. Terbukti
mencari dan membuat motif batik khas daerahnya. meningkat tajam nilai transaksi perdagangan pada
Termasuk Provinsi Jatim, yang menetapkan batik pasar lelang selama dua periodik. Pasar lelang
bermotif Ayam Bekisar dan Bunga Teratai sebagai dijembatani Bakorwil IV Madura bekerjasama dengan
motif batik khas Jatim. Ayam Bekisar dipilih karena Dinas
fauna ini hanya ada di Jatim, khususnya di Pulau berlangsung di restroran Putri, mengundang sejumlah
Perdagangan dan
Perindustrian
Jatim,
Sapeken Sumenep, dan Bunga Teratai merupakan Pengusaha (Pedagang) dan para penjual terdiri dari
simbol kedamaian sejak Kerajaan Singosari dan UKM, kelompok Tani Se-Madura.
Kerajaan Majapahit. Tak hanya berhenti disitu, untuk Mengingat peningkatan laju pertumbuhan
melestarikan batik di Jatim, Gubernur Jatim ekonomi di Kabupaten Pamekasan khususnya di titik
H.Soekarwo juga menetapkan Kabupaten Pamekasan beratkan sektor pertanian dengan pengembangannya
sebagai Kota Batik. Salah satu kabupaten di Pulau pada sektor industri yang dikaitkan dengan hasil
Madura ini memang layak ditetapkan sebagai Kota pengolahan produksi dari pertanian, peternakan, dan
Batik pada 24 Juni 2009 lalu, bertepatan dengan perikanan menjadikan sektor industri juga mempunyai
peringatan Hari Bulan Gotong Royong Jatim di andil yang cukup besar dalam kegiatan ekonomi
Pamekasan. Karena ketenaran batik Madura tidak bisa kabupaten Pamekasan. Industri kecil dan menengah
dilepaskan dari potensi batik yang ada di Kabupaten yang tersebar sampai pelosok di Kabupaten
Pamekasan [23].
Pamekasan dengan hasil produk yang cukup sukses Ditetapkannya Kabupaten Pamekasan sebagai dalam penjualan sebagai berikut: Batik tulis, teri nasi,
Kota Batik tidak secara kebetulan. Namun jauh ikan asin, petis, kripik tetteh, tahu tempe, anyaman
sebelumnya, batik Pamekasan sudah mendapatkan dan aneka souvenir, kacang otto', rengginang, siwalan,
pengakuan dari berbagai pihak, melalui prestasinya. garam dan perajangan tembakau.
Pertama dalam pemasaran Ekspor merupakan salah satu langkah utama
Seperti
Juara
barang/sandang batik tulis di Festival Nusa Dua dan yang
Expo Bali pada tahun 2007 dan 2008. Dalam Expo Pamekasan untuk meningkatkan pendapatan (devisa)
ditempuh oleh
pemerintah
kabupaten
Indonesia Creative di Batam tahun 2009, pada kategori daerah. Berbagai cara mulai mencari terobosan-
pemasaran barang kerajinan berbahan baku batik. Tak terobosan baru sampai peningkatan kualitas &
hanya itu, pada tahun yang sama juga menggondol kuantitas komoditi yang eksis-dilakukan untuk
juara satu dalam lomba pembuatan desain batik unik meningkatkan nilai dan volume ekspor. Berdasarkan
khas daerah yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan jenis komoditi yang mempuyai volume dan nilai ekspor
dan Pariwisata Pemprov Jatim. komoditi utama Kabupaten Pamekasan pada tahun
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, 2007 antara lain cabe jamu dan tembakau yang
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menduduki pringkat teratas dengan volume berkisar
sebagai berikut:
18174 ton, jika dihitung secara rupiah sekitar
1. Bagaimanakah peranan dinas perindustrian dan 545.220.000, hasil komoditi terbesar kedua adalah
perdagangan dalam pemberdayaan batik sebagai ikan,teri nasi dan rumput laut dengan volume 7512
budaya lokal di Kabupaten Pamekasan madura? ton, jika dihitung secara rupiah yaitu 112.680.000.
2. Bagaimanakah peranan pengrajin batik dalam sedangkan batik menduduki peringkat ketiga yakni
pemberdayaan batik di Desa Klampar Kecamatan dengan volume 250 kodi dengan harga rupiah yakni
Proppo Kabupaten Pamekasan Madura? 37.500.000. garam sebagai hasil komuditi utama
3. Apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi oleh keempat dia mengeksport garam sebanyak 325 ton
Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam dengan
menjalankan peran untuk pemberdayaan pengrajin Rp.32.500.000. dan sapi potong menempati posisi
batik di Desa Klampar Kecamatan Proppo terakhir
Kabupaten Pamekasan Madura? Rp.3.401.580.000 [22]. Jauh sebelum batik di tetapkan sebagai warisan
METODE PENELITIAN
budaya dunia oleh United Nations Education, Scientific Metode penelitian yang digunakan dalam and Cultural Organization (UNESCO), pada 2 Oktober
penelitian ini adalah metode kualitatif dengan 2009 lalu, batik sudah tenar dan menjadi salah satu
pendekatan deskriptif. Tempat penelitian dilakukan di pengungkit perekonomin daerah. Entah karena latah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan pengrajin
Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Budaya Lokal (Wulandary, et al.)
batik di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten organisasi tersebut dikepalai oleh seorang kepala dinas Pamekasan Madura. Teknik pengumpulan data melalui
dan dibantu oleh para anggota yang lain seperti wawancara, dokumentasi dan observasi.
sekretaris, sub bagian dan para kepala bidang beserta Penetapan informan dilakukan melalui teknik
seksi-seksi yang membantu yang berjumlah sebanyak 4 purposive sampling. Informan kunci dalam penelitian
bagian bidang yang langsung mendapat komando dari ini adalah orang-orang yang diperkirakan mengetahui
kepala dinas.
Dinas Perindustrian dan dokumen diharapkan akan memperkuat hasil
tentang proses dan hasil. Melalui data yang berupa
Program
kerja
Perdagangan Kabupaten Pamekasan dalam wawancara dengan informan terkait peranan
pemberdayaan pengrajin batik Pamekasan yaitu: Pemerintah Daerah dalam Pemberdayaan Budaya
a. Permodalan melalui pinjaman Bank Perkreditan Lokal (studi pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Rakyat (BPR)
dan Pengrajin Batik di Desa Klampar Kecamatan Pemerintah Daerah bekerjasama dengan BPR jika Proppo Kabupaten Pamekasan Madura).
ada para pengrajin maupun pengusaha batik ini Data dalam penelitian ini dianalisis dengan
pinjaman. Pinjaman sebesar menggunakan teknik analisis data kualitatif model
melakukan
Rp.2.000.000-Rp.3.000.000 tanpa bunga, interaktif dari Miles dan Huberman (1992: 20), yaitu:
sedangkan jika lebih dari itu akan dikenai bunga
1) pengumpulan data; 2)Reduksi data; 3)Penyajian
pinjaman.
data; 4) Menarik kesimpulan.
b. Pelatihan membatik dan manajemen pemasaran Pelatihan biasanya diberikan kepada pengrajin
a. Pengumpulan Data batik untuk lebih membuat motif batik Pamekasan Pengumpulan data merupakan kumpulan dari
lebih berkualitas. Pelatihan ini memang tidak data-data informasi yang diperoleh dari hasil
tentuk diberikan. Pelatihan batik ini tidak hanya pengumpulan data, baik menggunakan observasi
diberikan kepada para pengrajinnya, tetapi juga maupun wawancara. Proses analisis data dimulai dari
para pengusaha batiknya untuk membenahi menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
manajemen pemasaran dan lain-lain. sumber,
c. Pemunculan nuansa batik dalam setiap agenda dokumentasi. Data yang terkumpul masih berupa data
yaitu wawancara,
observasi,
dan
acara yang ada ataupun menata kota dengan mentah yang belum diolah sehingga perlu dipilah
nuasa batik.
antara yang dianggap penting dan yang dianggap tidak
d. Mengikuti dalam berbagai agenda misalnya penting.
undangan KPRT di Kabupaten Bangkalan.
e. Membentuk paguyuban pengrajin batik yang di Proses ini dimaksudkan untuk memperoleh data-
b. Reduksi Data
ketuai oleh bapak H. Ilzamuddin. data fokus dan lebih tajam, karena data yang
f. Pembuatan sentra batik di Pasar 17 Agustus yang menumpuk sulit memberikan gambaran yang jelas.
dijadikan sentra ataupun pasar batik di Kabupaten Reduksi data merupakan proses pemilihan pemusatan
Pamekasan yang merupakan gagasan dari mantan perhatian pada penyederhanaan dan pengabstrahan
bupati Pamekasan yaitu Bapak Kholilurrahman. dan transformasi data kasar yang muncul di lapangan.
g. Mencari solusi untuk meningkatkan eksistensi Data yang terkumpul akan direduksi sebagai upaya
batik Pamekasan tidak hanya di Desa Klampar. untuk mengorganisasikan data dalam memudahkan
Tetapi juga beberapa desa-desa lainnya yang ada penarikan kesimpulan. di 7 Kecamatan penghasil batik dari 11 Kecamatan
c. Penyajian Data yang ada di Kabupaten Pamekasan. 7 Kecamatan Data yang dihasilkan melalui proses reduksi data
diantaranya adalah:
akan langsung disajikan sebagai sekumpulan informasi
a. Kecamatan Pamekasan 5 sentra yaitu Desa tersusun yang memberikan kemungkinan adanya
Kowel 2 sentra, Desa Toronan, Nyalabu Daja penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data
dan Kelurahan Gladak Anyar masing-masing 1 disajikan secara tertulis berdasarkan kasus-kasus
sentra.
faktual yang saling berkaitan. b. Kecamatan Proppo 12 sentra yaitu Desa
d. Menarik Kesimpulan/ Verifikasi Klampar 5 sentra, Desa Toket dan Candi Menarik kesimpulan/ verifikasi yaitu proses
Burung masing-masing 3 sentra dan Desa Rang mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan,
Perang Daja 1 sentra. pola-pola penjelasan konfigurasi yang mungkin, alur
c. Kecamatan Palenggaan 6 sentra yaitu Desa sebab akibat dan proporsi peneliti. Kesimpulan juga
Panyopelle 2 sentra, Desa Panaan, Desa diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk
Angsanah, Desa Akkor, dan Larangan Badung mencari kesimpulan akhir.
masing-masing 1 sentra.
d. Kecamatan Waru 1 sentra yaitu Desa Waru
HASIL DAN PEMBAHASAN
Barat.
e. Kecamatan Pegantenan 2 sentra yaitu Desa mempunyai struktur organisasi yang berfungsi untuk
Dinas Perindustrian
dan
Perdagangan
Bulangan Haji dan Desa Ambender. menjalankan tugas-tugas pemerintahan daerah dalam
f. Kecamatan Galis 1 sentra yaitu Desa bidang perindustrian dan perdagangan. Struktur
Pagendingan.
Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Budaya Lokal (Wulandary, et al.)
g. Kecamatan Tlanakan 1 sentra yaitu Desa mengembangkan terus batik Pamekasan dengan cara Larangan Slampar.
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tulis Kabupaten Pamekasan yang sudah dilakukan
Bentuk program pemberdayaan pengrajin batik
b. Memberikan pelatihan kepada pengrajin dan antara lain:
pengusaha batik untuk membenahi proses
a. Tahun 2009: Peresmian Kabupaten Pamekasan pemasaran batik Pamekasan. sebagai Kabupaten Batik dengan adanya agenda
c. Seminar Kewirausahaan pengadaan 1000 orang membatik dengan batik
d. Pembenahan bantuan dari sisi modal yang terpanjang di area arek lancor Kabupaten
bekerjasama dengan Bank Perkreditan Rakyat Pamekasan dan sempat memperoleh rekor MURI.
(BPR) Pamekasan.
b. Tahun 2010: Setiap tahun mengikuti agenda semalam di Madura dan menggunakan batik tulis
1. Fungsi Alokasi
asli buatan pengrajin batik Kabupaten Pamekasan. Fungsi alokasi dapat dilihat dan dianalis dari Kabupaten Pamekasan pernah
ketersediaan sumber daya/ bahan baku dan sumber mewajibkan para pegawai dan para siswa-siswi
juga
telah
daya yang lain. bentuk bantuan penyediaan bahan untuk memakai batik pada hari-hari tertentu.
baku dari pemerintah bisa dilihat pada bentuk Seperti pada hari kamis-jumat untuk para pegawai
program kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan jumat-sabtu untuk para siswa-siswi di seluruh
dalam pemberdayaan sekolah di Kabupaten Pamekasan.
Kabupaten
Pamekasan
pengrajin batik Desa Klampar Kecamatan Proppo
c. Tahun 2011: juara 1-5 membatik tingkat Provinsi Kabupaten Pamekasan yang sudah dilaksanakan, yang dan sekaligus sebagai juara umum yang diikuti oleh
sedang dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan yaitu siswa dan umum dari Kabupaten Pamekasan.
sebagai berikut:
1. Membentuk paguyuban pengrajin batik yang di tahun 2012 Pamekasan juga menyabet juara
d. Tahun 2012: tidak hanya pada tahun 2011, tetapi
ketuai oleh bapak H. Ilzamuddin. Dengan umum membatik tingkat Provinsi yang diadakan
dibentuknya paguyuban ini harapan pemerintah oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
nantinya bisa meningkatkan eksistensi pengrajin Jawa Timur di Surabaya. Pembuatan sentra batik di
dan pengusaha batik di Desa Klampar khususnya Kabupaten Pamekasan yang diletakkan di pasar 17
dan di Kabupaten Pamekasan pada umumnya, Agustus. Tidak hanya itu saja, biasanya sering
sehingga tidak lagi kekurangan sumberdaya/ diadakan studi banding untuk meningkatkan
bahan baku untuk pembuatan batik. inovasi motif batik yang ada di Kabupaten
2. Peresmian Kabupaten Pamekasan sebagai Pamekasan. Studi banding biasanya ke Solo dan
Kabupaten Batik dengan adanya agenda Pekalongan bersama ibu-ibu PKK juga.
pengadaan 1000 orang membatik dengan batik
e. Tahun 2013: proses pembenahan dan penataan terpanjang di area arek lancor Kabupaten sentra batik di pasar 17 Agustus Kabupaten
Pamekasan dan sempat memperoleh rekor MURI Pamekasan
di tahun 2009 diharapkan bisa mendobrak mendirikan Desa Klampar sebagai sentra batik tulis
yang masih
berlangsung
dan
potensi pengrajin batik di Kabupaten Pamekasan di Pamekasan. Mengikuti banyak pameran juga
sebagai sumberdaya yang paling utama dalam telah dilakukan oleh Disperindag Kabupaten
proses pembuatan batik tulis. Pamekasan. Tidak hanya pameran, tetapi juga ada
Setelah dilakukan penelitian secara mendalam fashion show.
peneliti menemukan kendala yang dirasakan oleh Selain bentuk program yang telah dilakukan
pengrajin batik dalam mencari bahan baku yang alami oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam hal
seperti pewarna alami yang sejak dahulu dipergunakan pemberdayaan pengrajin batik Pamekasan, dinas juga
untuk membuat batik tulis. Tidak adanya pewarna memiliki program kerja yang sekarang sedang
alami ini menyebabkan pengrajin batik tulis ini dilakukan antara lain:
menggunakan pewarna buatan sebagai pengganti
1. Pembenahan sentra batik yaitu pasar 17 Agustus pewarna alami yang dibiasanya didapat dari tumbuh-
2. Membuat master plan terkait persiapan Desa
tumbuhan.
Klampar yang akan dijadikan sebagai pusat Untuk ketersediaan bahan baku yang paling sentra batik di Kabupaten Pamekasan
utama seperti kain (mori) yang biasanya dipergunakan
3. Mengikuti pameran-pameran yang diadakan oleh pengrajin batik biasanya dibeli di toko kain dalam diluar Kabupaten Pamekasan seperti yang
partai besar, jika dihitung permeternya bisa seharga diadakan di Surabaya, Malang, Medan, Jakarta,
Rp. 15.000, sedangkan kain batik madura biasanya Bangkalan dan daerah-daerah lainnya.
menggunakan 2 meter kain, jadi bisa ditotal Rp. 30.000 Membuat batik-batik yang ada diberbagai tempat
untuk 1 lembar batik yang akan dijual dipasaran. pembuatan batik di Kabupaten Pamekasan bisa eksis
Sebenarnya bermacam-macam harga kain (mori) yang seperti layaknya batik di Desa Klampar.
dapat dipergunakan.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga memiliki bentuk program pemberdayaan pengrajin
3. Fungsi Distribusi
batik Pamekasan yang akan dilakukan yaitu Fungsi distribusi bisa dianalisis dari adanya bantuan permodalan dari pemerintah serta bantuan
Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Budaya Lokal (Wulandary, et al.)
pemasaran dari pemerintah
nasional maupun internasional untuk batik Kabupaten pemberdayaan batik Pamekasan. Hal tersebut bisa
dalam
rangka
Pamekasan. Hal tersebut bisa dilihat pada bentuk dilihat pada bentuk program kerja Dinas Perindustrian
program kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan dalam
dalam pemberdayaan pemberdayaan pengrajin batik Desa Klampar
Kabupaten
Pamekasan
pengrajin batik Desa Klampar Kecamatan Proppo Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan yang sudah
Kabupaten Pamekasan yang sudah dilaksanakan, yang dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan dan yang akan
sedang dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan yaitu dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
sebagai berikut:
1. Permodalan melalui pinjaman Bank Perkreditan
membatik dan manajemen Rakyat (BPR) Pemerintah Daerah bekerjasama
1. Pelatihan
pemasaran. Pelatihan biasanya diberikan kepada dengan BPR jika ada para pengrajin maupun
pengrajin batik untuk lebih membuat motif batik pengusaha batik ini melakukan pinjaman.
Pamekasan lebih berkualitas. Pelatihan ini Pinjaman sebesar Rp.2.000.000-Rp.3.000.000
memang tidak tentuk diberikan. Pelatihan batik tanpa bunga, sedangkan jika lebih dari itu akan
ini tidak hanya diberikan kepada para dikenai bunga pinjaman.
pengrajinnya, tetapi juga para pengusaha
2. Mencari solusi untuk meningkatkan eksistensi
membenahi manajemen batik Pamekasan tidak hanya di Desa Klampar.
batiknya
untuk
pemasaran dan lain-lain. Tetapi juga beberapa desa-desa lainnya yang ada
2. Membentuk paguyuban pengrajin batik yang di di 7 Kecamatan penghasil batik dari 11
ketuai oleh bapak H. Ilzamuddin. Kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.
3. Pembuatan sentra batik di Pasar 17 Agustus yang
3. Di tahun 2010 hingga saat ini, setiap tahun dijadikan sentra ataupun pasar batik di mengikuti agenda semalam di Madura dan
Kabupaten Pamekasan yang merupakan gagasan menggunakan batik tulis asli buatan pengrajin
dari mantan bupati Pamekasan yaitu Bapak batik
4. Membuat master plan terkait persiapan Desa pegawai dan para siswa-siswi untuk memakai
Pamekasan pernah juga telah mewajibkan para
Klampar yang akan dijadikan sebagai pusat batik pada hari-hari tertentu. Seperti pada hari
sentra batik di Kabupaten Pamekasan. kamis-jumat untuk para pegawai dan jumat-
membatik dan manajemen sabtu untuk para siswa-siswi di seluruh sekolah
Pelatihan
pemasaran sering saja diikuti oleh para pengrajin batik di Kabupaten Pamekasan.
seperti yang diadakan oleh Dinas Perindustrian dan
4. Mengikuti pameran-pameran yang diadakan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. Untuk paguyuban diluar Kabupaten Pamekasan seperti yang
ini dibentuk dalam rangka membuat ikatan emosional diadakan di Surabaya, Malang, Medan, Jakarta,
antara para pengrajin dan pengusaha batik, serta Bangkalan dan daerah-daerah lainnya.
membuat pemerintah tidak susah untuk memberikan Dengan adanya penelitian ini maka bisa
bantuan. Pembuatan sentra batik yang diletakan di disimpulkan bahwa dari fungsi distribusi peranan
pasar 17 Agustus membuat sedikit para pengrajin dan Pemerintah Daerah yang dalam hal ini Dinas
sekaligus pengusaha batik mendapatkan tempat untuk Perindustrian dan Perdagangan hanya mengandalkan
menjual batik hasil karyanya. Sedangkan untuk pusat pinjaman tanpa bunga sebesar
sentra batik yang rencanya akan diletakkan di Desa Rp.3.000.000 dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) serta
Rp.2.000.000-
Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
masih dalam tahap perencanaan. pamekasan banyak mengikuti pameran-pameran yang
Ketiga fungsi yang telah dijabarkan ini telah diadakan diluar Kabupaten Pamekasan. Hal ini
menunjukkan program kerja Pemerintah Daerah yang dilakukan dalam rangka membuka link. Tetapi hal ini
dalam hal ini adalah Dinas Perindustrian dan tidak cukup membantu para pengrajin dan pengusaha
Perdagangan dalam rangka proses pemberdayaan batik di Desa Klampar pada khususnya dan para
batik Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten pengrajin dan pengusaha batik di Kabupaten
Pamekasan Madura. Meninjau kembali indikator Pamekasan pada umumnya karena dirasa modal itu
pemberdayaan, seperti meningkatkan kesadaran dan terlalu kecil untuk dijadikan modal usaha. Sedangkan
keinginan untuk berubah kepada pengrajin batik untuk pendistribuasian dari hasil batik dari Kabupaten
seminar kewirausahaan serta adanya Pamekasan ini hanya menggunakan link bukan dari
melalui
pelabelan bahwa Pamekasan dijadikan kabupaten Pemerintah. Para pengrajin dan pengusaha batik rata-
batik. Kedua, meningkatkan kemampuan individu rata menjual atau mendistribusikan batiknya dengan
untuk berubah dan meningkatkan kesempatan untuk cara dijual dipasar atau gallery yang dimiliki, dikirimkan
memperoleh akses yang dilakukan pemerintah dengan kepada saudara yang bekerja di Luar Negeri serta
cara mengikutkan batik-batik pamekasan dan para penjualan melalui media sosial.
pengrajinnya serta pengusahanya dalam acara pameran-pameran di berbagai daerah, tetapi hal ini
3. Fungsi Stabilitas
dirasa oleh para pengrajin dan pengusaha batik masih Fungsi Stabilitas bisa diamati dari adanya
kurang maksimal. Ketiga, perubahan pada hambatan- Pelatihan keterampilan yang intensif dan penyediaan
hambatan sumber dan kekuasaan pada tingkat rumah lokasi distribusi di area lokal kabupaten Pamekasan,
tangga, masyarakat dan makro; kekuasaan atau
Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Budaya Lokal (Wulandary, et al.)
tindakan individu untuk menghadapi hambatan- tahun-tahun terakhir ini, terjadi pergeseran pusat batik hambatan tersebut dalam hal ini Dinas Perindustrian
Madura. Kalau dulu berada di Bangkalan, sekarang dan Perdagangan masih kurang memberikan perhatian
bergeser ke Pamekasan.
kepada para pengrajin maupun para pengusaha batik Batik Desa Klampar merupakan salah satu di Desa Klampar pada khususnya dan Kabupaten
industri batik di Kabupaten Pamekasan Madura yang Pamekasan pada umumnya terkait bantuan dana
masih bertahan sampai saat ini, batik Desa Klampar ataupun bantuan bahan baku, serta tidak adanya
didirikan sebagai usaha untuk melestarikan budaya kontrol pemerintah langsung kepada pengrajin batik
dan melanjutkan warisan nenek moyang. Batik Madura terkait dengan keseimbangan pendapatan dengan
dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit. Hal ini proses produksi, hanya saja pemerintah sedikit
relief dan patung yang membuat akses pasar yang diletakkan di pasar 17
dibuktikan
dengan
menggunakan batik sebagai pakian kebesaran agustus yang dijadikan pasar batik. Keempat,
kerajaan. Arya Wiraraja sebagai adipati Sumenep meningkatkan solidaritas atau tindakan bersama
pertama adalah pembantu Raden Wijaya yang dengan orang lain untuk menghadapi hambatan-
mengenalkan batik pada masyarakat Madura. Di hambatan sumber dan kekuasaan pada tingkat rumah
Pamekasan, batik mulai dikenal masyarakat luas tangga, masyarakat dan makro, hal ini diwujudkan oleh
setelah terjadi perang antara kyai penghulu Bagandan pemerintah dengan cara membentuk asosiasi
(Raden Azhar) dengan Ke’ Lesap pada tahun 1700 pengrajin batik Se-kabupaten Pamekasan.
Masehi. Waktu itu Kyai Penghulu menggunakan batik dengan motif parang (leres: Bahasa madura).
Pemberdayaan Pengrajin Batik Desa Klampar
Kyai Penghulu Bagandan Pamekasan menikah
Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan Madura
dengan Nyai Qadhi yang bersaudara dengan Nyai Secara
Kammalah (Nyai Toronan) yang masih berdarah Giri pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata
Kedaton. Dari pernikahan ini dikaruniai cicit Kyai “power” (Kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya ide
Taman Toronan yang berdomisili di Desa Toronan utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep
Pamekasan. Kyai Taman berputra Kyai Mudari yang mengenai kekuasaan. Kekuasaan sering kali dikaitkan
berdomisili di Dusun Banyumas Desa Klampar dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain
Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan Madura. melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari
Cucu inilah yang melestarikan batik sebagai pakaian keinginan dan minat mereka.
kebangsawanan Madura yang dikenal hingga saat ini sebagai batik asli buatan Dusun Banyumas Desa
a. Sejarah berdirinya batik Klampar
Klampar Kecamatan pamekasan Madura. Menurut buku The Heritage of Indonesia
Sebagai bentuk aspirasi peninggalan sejarah, Pamekasan Membatik edisi ke-2 karangan mantan
Bapak H. Ilzamuddin AMd, keturunan Kyai Penghulu Wakil
Bagandan (Raden Azhar) ke-9 bersama dengan para Sastrodiwiryo (2012) yang bukunya memang belum
Bupati Pamekasan
yakni
Kadarisma
pembatik di Dusun Banyumas lainnya berinisiatif beredar secara luas dipasaran dijelaskan bahwa pada
membangun sentra batik yang lebih representatif, tahun 1873 Van Rijekevorsel seorang saudagar
modern dan mudah dijangkau oleh seluruh pencinta Belanda, menyerahkan ke Museum etnik di Rotterdam
batik nusantara dan internasional. Maka pada tahun selembar batik yang diperolehnya ketika berkunjung
2010 sentra batik inipun terealisir dengan sebutan ke Indonesia. Perjalanan sejarah batik berkait erat
Kampoeng Batik Pamekasan. dengan kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di
H. Ilzamuddin ini merintis awal usahanya pada Jawa.
tahun 1999 dengan modal usaha Rp.750.000. dengan Batik
modal inilah akhirnya bisa berkembang dengan menggunakan bahan kain mori dan bukan tenun,
dibukanya galeri batik di desa Klampar Kecamatan kendatipun tenun juga dikenal pada masa lalu. Dulu di
Proppo Kabupaten Pamekasan Madura pada tahun Madura ada “Tenun Poleng” yang berasal dari nama
2010. Hal tersebut berdasarkan wawancara yang tokoh legenda Ki Poleng. Tokoh ini mengawal Raden
dilakukan peneliti dengan Bapak H. Ilzamuddin sebagai Segoro, yang dipercaya sebagai leluhur orang Madura.
pemilik galeri batik “Mutiara Pamekasan” di Desa Tenun poleng ini, sekarang sudah tidak ditemui lagi.
Klampar.
Mengiringi kebangkitan Batik Tanjung Bumi, batik di tiga Kabupaten lainnya juga bangkit. Di
Alat dan bahan pembuatan batik di Desa Klampar
Sampang batik tulis berkembang dengan baik. Batik Batik di Desa Klampar Kecamatan Proppo Sampang memiliki pola tersendiri yang menjadi ciri
Kabupaten Pamekasan Madura ini memiliki dua jenis khasnya. Demikian halnya di Sumenep, batik tulis juga
produk batik, yaitu batik tulis dan batik cap.Adapun berkembang yang kemudian berpusat di Desa
alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Pekandangan, Kecamatan Prenduan yang memperoleh
keempat jenis produk batik asli buatan Desa Klampar binaan dari Pemkab Sumenep.
antara lain :
Di Pamekasan, batik menemukan lahan yang
1. Batik Tulis
subur, dan berkembang hampir diseluruh wilayah Alat dan bahan yang dipergunakan dalam proses Kabupaten. Batik menjadi komoditas andalan bahkan
pembuatan batik Tulis antara lain: menjadi icon industri kecil. Sejak itu, utamanya pada
a. Dingklik/ tempat duduk
Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Budaya Lokal (Wulandary, et al.)
b. Wajan (semacam stempel besar yang terbuat dari tembaga)
c. Kompor yang sudah didesain dengan motif tertentu dengan
d. Taplak
dimensi 20cmx20cm.
e. Canting
f. Mori dan media untuk membatik
Motif batik Desa Klampar Kecamatan Proppo
g. Malam (Lilin)
Kabupaten Pamekasan Madura
h. Kuas
i. Kayu bakar Batik Pamekasan tidak berbeda jauh dengan j. Tong besi
batik dari daerah lainnya yang membedakan adalah k. Bak plastik/ bak permanen dari batu dan
motif, serta kekuatan warna yang merupakan ciri khas semen
dari daerah tersebut. Beberapa motif yang paling l. Air
Pamekasan antara lain m. Kawat
"Sekarjagad","Beras Tumpah", “mata keteran”,”Pecah n. Pewarna alami dan pewarna buatan
Batu”, serta "Serat Kayu". Keempat motif tersebut o. Sabun cuci
merupakan satu di antara berbagai motif yang dimiliki p. Soda As
para perajin Batik di Pamekasan. Diantara batik pesisiran, batik Madura memiliki ciri
2. Batik Cap
khas, yaitu,
1. Motifnya jelas, tegas, ekspresif dan naturalis produksi batik yang menggunakan canting cap. Canting
Batik Cap adalah salah satu jenis hasil proses
biasanya bertema lingkungan hidup. cap yang dimaksud di sini mirip seperti stempel.
2. Pelukisan tanpa menggunakan mal, pola atau Cuman bahannya terbuat dari tembaga dan
patron
dimensinya lebih besar. Rata-rata berukuran 20cm X
3. Kepekatan warna kuat, sehingga tidak mudah 20cm. Alat dan bahan yang dipergunakan dalam
luntur. Bahkan ada batik yang disebut Bhatek proses pembuatan batik Cap pada dasarnya hampir
Genthongan, warnanya tahan lama karena waktu sama dengan alat dan bahan dalam pembuatan batik
lama dengan teknik Tulis yang berbeda pada letak cantingnya.
perendaman cukup
dimasukkan dalam gentong. Jenis batik di kabupaten Pamekasan sangatlah
Proses pembuatan batik Desa Klampar Kecamatan
beragam. Ada 43 motif batik yang bisa kita lihat di
Proppo Kabupaten Pamekasan.
pasaran. Dari 43 motif batik tersebut bisa kita pecah menjadi 2 jenis batik yaitu jenis batik tradisional/klasik
Secara umum proses pembuatan batik melalui 4 dan jenis batik modern. Jenis batik tradisional atau tahapan yaitu pewarnaan, pemberian malam (lilin)
klasik diantaranya adalah motif batik beras tumpah, pada kain, pelepasan lilin dari kain dan pengeringan.
sekarjagad, mata keteran, bulan kenari, be rebbe, fajar menyingsing, gunung sempai, kenari, junjung drajat,
1. Proses pembuatan batik tulis
kar pote, rek lancor, deng bendeng ramok, kembang Tahap awal adalah dengan mempersiapkan
gadung, leres kembang, kerapan sapi, kismis, kokleko, medianya yaitu kain mori dengan melalui beberapa
ker teker, leng kelleng, pi kopi, lidi halus, lo polo, okel langkah yaitu:
kembang, beng geddung, ramok leres/dengbendeng,
a. Pemotongan kain mori rang kerrang, carcenah, sessek, wa’ duwa’, cong
b. Pencucian kain mori pecong, tong centong, bulu ajem, sabet manik,
c. Mengetel po’onan/buketan, tumpal leres, kerrang buah muris,
d. Menganji belling pecca. Sedangkan untuk batik jenis modern ada
e. Mengemplong
5 motif baru di pasaran batik Kabupaten Pamekasan
f. Menggambar Pola yaitu batik motif serat kayu, pecah batu, abstrak, pagi-
g. Pembatikan
sore dan tiga dimensi.
h. Pencolekan
i. Pemberian malam
Pemasaran batik Pamekasan
j. Pencelupan pertama Berdasarkan pernyataan dari pemilik batik k. Menghilangkan Malam ke-1
Pamekasan diatas, bentuk-bentuk pemasaran batik l. Penggunaan malam ke 2
Pamekasan selama ini antara lain : m. Pencelupan ke 2
1. Galeri Batik
n. Menghilangkan malam ke-2
2. Peran masyarakat
o. Pencelupan ke 3
3. Peran media massa
q. Penjemuran batik Peran pemerintah daerah
p. Menghilangkan malam ke-3
Proses pembuatan batik Cap
Tidak seperti batik
tulis yang
proses
pembuatannya menggunakan canting, pada proses pembuatan batik cap alat yang digunakan yaitu cap
Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Budaya Lokal (Wulandary, et al.)
Kendala-kendala yang dihadapi dan upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam menjalankan peran untuk pemberdayaan pengrajin batik di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan Madura.
Upaya Dinas Perindustrian dan Perdagangan selama ini dalam pemberdayaan pengrajin batik Pamekasan pada umumnya banyak menemui kendala. Kendala-kendala
Perindustrian dan Perdagangan dalam pemberdayaan terhadap pengrajin batik Pamekasan adalah sebagai berikut:
a. Sumber daya manusia yang terlibat dalam usaha industri kecil masih rendah utamanya di bidang kewirausahaan batik
b. Proses daya saing pasar yang masih kurang
c. Kualitas yang masih kalah saing dengan batik Pekalongan dan Yogyakarta
Dengan banyaknya kendala yang dihadapi, maka dirasa perlu mencari upaya-upaya untuk menghadapi kendala-kendala yang ada dalam pemberdayaan batik. Upaya-upaya itu antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pembenahan pada sisi Sumber Daya Manusia dengan
cara pelatihan-pelatihan
untuk
meningkatkan kreativitas para pengrajin batik. sumber daya manusia inilah yang akan menjadi hal yang paling mendasar, karena batik tulis adalah hasil karya tangan secara langsung yang dibuat oleh manusia. Sehingga diharapkan kualitasnya juga cukup baik.
2. Dengan adanya penyediaan pasar 17 agustus sebagai pasar batik di Kabupaten Pamekasan diharapkan bisa menjadi lebih efektif untuk para pengusaha batik untuk tidak menyewa toko. Tidak hanya itu saja tetapi proses pengemasan saat penjualan itu juga menjadi hal yang penting. Meskipun
pengemasannya juga bisa sedikit elegan.
3. Motif batik pamekasan ini berbeda dengan motif- motif batik di daerah lain. Tidak hanya motif, warnanyapun sangat menyolok yang berbeda dengan
diharapkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan Madura nanti bisa mendatangkan ahli seni untuk memberikan pelatihan terkait motif batik dan pewarnaan agar motif dan pewarnaan batik Pamekasan bisa mengalami perkembangan.
PEMBAHASAN Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam pemberdayaan batik sebagai budaya lokal di Kabupaten Pamekasan Madura
Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam hal ini mencakup 3 hal yakni fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilitas. Menurut hasil penelitian dilapangan dapat di ketahui bahwa fungsi alokasi yang di maksud adalah kurang ketersediaannya bahan baku seperti bahan pewarna alami serta kain (mori) yang biasanya dipergunakan untuk sebagai
bahan utama dalam membuat batik. responden yang telah diwawancarai mengatakan, jarang sekali bantuan dari pemerintah terkait bahan baku kain (mori). Jika dibeli dipasaran, kain putih ini (mori) biasanya seharga Rp.15.000/meter dan biasanya setiap 1 lembar kain batik Pamekasan ini menghabiskan 2-3 meter/potong. Sehingga bisa diperkirakan, jika 1 potong kain mori seharga Rp.30.000. dengan harga seperti itu para pengrajin baik hanya mendapatkan kainnya saja, belum mendapatkan bahan-bahan lainnya. Sedangkan jika dilihat dipasaran, batik Pamekasan relatif sangat murah yakni berkisar Rp.60.000-100.000. meskipun terkadang ada juga yang mahal karena proses pembatikannya yang relatif susah dan lama, serta kainnya juga. hal ini sangat tidak sesuai dengan tenaga yang dipergunakan untuk membatik, mewarnai, memberikan malam dan menghilangkan malam dengan air mendidih.
Ditinjau dari fungsi distribusi, bantuan permodalan dari Pemerintah dirasa masih kurang oleh para pengrajin maupun pengusaha batik. Bantuan modal itu tidak tentu bisa dirasakan oleh para pengrajin batik. Sehingga para pengrajin dan pengusaha batik mencari solusi untuk mendapatkan modal
dengan
meminjam
di koperasi dan menggunakan dana pribadi meskipun dirasa sangat sedikit. Untuk proses distribusi, tidak hanya bantuan modal saja yang diharapkan oleh para pengrajin dan pengusaha batik, tetapi bantuan jaringan informasi dalam rangka proses pemasaran batik juga sangat diperlukan. Sampai saat ini pula pemerintah hanya sebagai fasilitator informasi adanya pameran. Sehingga diharapkan, dari adanya pameran itu para pengrajin dan pengusaha batik ini bisa mendapatkan link untuk lebih memperlebar sayap dalam rangka penjualan/ distribusi batik tulis Pamekasan. Proses pemasaran batik madura juga sampai ke berbagai daerah lainnya seperti Surabaya, Malang, Jakarta, Bandung dan Yogyakarta hingga sampai juga di beberapa Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Arab Saudi berdasarkan link dari saudara dan teman. Pameran- pameran diberbagai daerah juga terkadang diikuti oleh para pengrajin dan pengusaha batik Pamekasan seperti di Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta. Terkadang Dinas Perindustrian dan Pedagangan juga mengikuti pameran tersebut, seperti yang diadakan di Pekanbaru dalam jangka waktu 1 tahun ini.
Fungsi stabilitas akan dipergunakan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas dan
kuantitas batik Pamekasan. Peningkatan kualitas ini seperti misalnya proses peluruhan malam agar lebih
sempurna, serta proses inovasi motif batik tulis asli Kabupaten Pamekasan. Untuk itu Pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan mencoba bekerjasama dengan Dnas Perindustrian Provinsi Jawa Timur untuk mengadakan pelatihan membatik dan pelatihan kewirausahaan untuk lebih meningkatkan kualitas. Tidak hanya kualitas yang diharapkan bisa mendobrak pasar batik nasional, tetapi kuantitas inilah juga harapannya bisa dipikirkan oleh para pengrajin dan Dinas Perindustrian
Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Budaya Lokal (Wulandary, et al.)