HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER (1- 3 TAHUN ) DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Hidayatul Laela

  Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 4 No 2, Hal 63 - 69 , Oktober 2014 Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 3 No 2, Hal 36 - 44, Oktober 2013 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Kendal

  ISSN : Print 2089-0834

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

PADA ANAK USIA TODDLER (1- 3 TAHUN ) DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

1 2 1 Hidayatul Laela , Dera Afiyanti , Muhammad Khabib Burhanudin Iqomah 1 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Semarang

  

Email: khabib.ners @yahoo.com

ABSTRAK

  

Pendahuluan: Stimulasi merupakan perangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu

  anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dibanding yang kurang mendapatkan stimulasi. Metode: Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Pendidikan anak usia dini (PAUD). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian metode deskriptif korelasi dengan pendektan cross-sectional.Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar anak usia toddler (1-3 tahun ) dimana pvalue = 0,000< α = 0,05. Diskusi: Peneliti menyarankan kepada ibu untuk lebih memperhatikan perkembangan anaknya khususnya perkembangan motorik kasar sehingga akan terwujud perkembangan yang optimal dengan memberikan stimulasi secara terus menerus misalnya melatih anak untuk berlari, menendang bola, naik turun tangga dan sebagainya.

  Stimulasi, perkembangan motorik kasar anak.

  Kata kunci:

ABSTRACT

  

Introduction: Stimulation is the stimulation that comes from the environment outside the individual

child. Children who get a lot of stimulation will develop faster than those who get less stimulation.

  Objective of the study to determine the relationship between maternal stimulation and gross Methods:

motor development in children aged toddler (1-3 years) in early childhood education (early

childhood). This research is a quantitative research using descriptive correlation method design

research with cross-sectional approach. The results showed that there is a relationship

  Results:

between maternal stimulation with gross motor development of children aged toddler (1-3 years)

where pvalue = 0,000 <α = 0 , 05. Discussion: The researcher suggested to the mother to pay more

attention to the development of his / her child especially the gross motor development so that will

realized the optimum development by providing continuous stimulation such as train the child to run,

kick the ball, up and down stairs and so on Keywords: Stimulation, gross motor development of children.

  perkembangan motorik kasar, motorik halus,

  PENDAHULUAN

  sensorik, kognitif, bahasa, psikoseksual dan Tumbuh kembang dianggap sebagai suatu psikologi. Perkembangan motorik meliputi kesatuan yang mencerminkan sebagai motorik kasar dan halus. Motorik kasar perubahan yang terjadi selama hidup seseorang. merupakan gerakan tubuh yang mengunakan

  Seluruh perubahan tersebut merupakan proses otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh yang dinamis yang menekankan beberapa anggota tubuh yang dipengaruhi oleh dimensi yang sangat terkait. Perkembangan kematangan anak itu sendiri (Wong, 2009). merupakan perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas

  Perkembangan motorik kasar pada anak dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, usiatoddleryang spesifik sesuai tahapan peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang usianya. Anak usia 15 bulan sudah dapat melalui pertumbuhan, maturasi serta berjalan sendiri dengan jarak kedua kaki lebar, pembelajaran. Perkembangan meliputi

  63 Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 4 No 2, Hal 63 - 69, Oktober 2014 Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Kendal

  merayapi tangga dan dapat melempar objek atau benda. Anak usia 18 bulan mulai bisa berlari, jarang jatuh, menaiki dan menuruni tangga, bermain dengan mainan yang ditarik dan duduk sendiri diatas kursi. Anak usia 24 bulan mulai bisa berjalan naik turun tangga dengan menggunakan kedua kaki pada setiap langkahnya dan membantu membuka baju sendiri. Anak usia 30 bulan mulai bisa menggunakan kedua kakinya untuk melompat, berdiri dengan satu kaki selama satu atau dua detik dan melakukan beberapa langkah dengan berjijit, serta mengendarai sepeda roda tiga. Anak usia 36 bulan mulai bisa memakai dan menganti baju sendiri, berjalan mundur, naik turun tangga dengan kaki bergantian dan berdiri dengan satu kaki (Bezt & Linda, 2009).

  Menurut Soetjiningsih (1995) dalam Widianingrum (2012) faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak usia toddler antara lain lingkungan biologis yang meliputi ras atau bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, fungsi metabolisme dan hormon. Faktor fisik dapat dipengaruhi oleh cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, keadaan rumah, ventilasi, cahaya, radiasi dan kepadatan penghuninya.Faktor psikologis meliputi stimulasi, motivasi belajar, bersosialisasi baik kepada orang tua atau masyarakat untuk meningkatkan perkembangan.Faktor keluarga yang berpengaruh adalah pekerjaan, pendidikan, menjaga kesehatan dan memilih pendidikan yang baik untuk anaknya.

  Stimulasi merupakan perangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dibanding yang kurang mendapatkan stimulasi.Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat. Stimulasi yang dilakukan sejak dini dan berlangsung lama akan memberi manfaat lebih besar dibanding dengan stimulasi yang terlambat atau dalam waktu yang singkat. Stimulasi yang dilaksanakan sejak neonatal menujukkan manfaat terbesar pada kemampuan kognitif dan pra akademik. Stimulasi yang dilakukan setiap hari dan dimonitor setiap bulan, selama 3tahun menunjukkan hasil nyata untuk perkembangan intelektual dan perilaku anak pada usia 36 bulan (Nurjaya, 2006). Peran stimulasi terhadap perkembangan anak dapat dilakukan dengan membuat lingkunganyang menarik dan merangsang sehingga anak dapat mempelajarin sendiri lingkungannya. Namun menurut Gordon,orangtua adalah guru utama anak dimulai pada masa bayi.Disamping menyediakan lingkungan belajar, perilaku orangtua dan keterlibatan dalam bermain adalah penting untuk perkembangan anak.Lima peran orang tua menurut Gordon (5 P) adalah penyediaan lingkungan pembelajaran, sikap orang tua dapat diramalkan (predictability), bermain dengan prosesping-pong (timbal balik), mendorong anak secara persisten untuk tetap tertarik didalam aktivitas dan jangan menjadi professor (selalu berbicara, tidak memberi kesempatan pada anak). Selain itu orang tua harus merangsang 4 R yaitu: responsiveness,

  reasoning, rasionality dan reading. Menurut

  Wass (kehangatan,mencintai,perduli) sangat diperlukan agar 5 P dan 4 R berfungsi baik (Nurjaya, 2006). Dari hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti di Pendidikan anak usia dini (PAUD) Aisyiyah 01 Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal didapatkan data jumlah siswa 38 anak, terdiri dari 23 anak laki-laki dan 15 anak perempuan dengan rentang usia 1-3 tahun. Hasil wawancara terhadap 5 orang ibu yang sedang menunggu anaknya, 3 orang ibu mengatakan tidak tahu bagaimana caranya memberikan stimulasi yang baik pada anak, permainan yang sesuai dengan usia anak dan bagaimana cara mengasuh anak dengan baik. Dari tes yang telah dilakukan kepada 10 anak diketahui bahwa 2 anak tidak bisa berdiri dengan satu kaki selama dua detik. Sementara itu, penelitian mengenai hal ini belum pernah dilakukan dan belum ada data mengenai stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Pendidikan anak usia dini (PAUD) Aisyiyah

  01 Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar padaanakusia

  toddler (1-3 tahun) di Pendidikan anak usia dini

  (PAUD) Aisyiyah 01 Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 4 No 2, Hal 63 - 69, Oktober 2014 Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Kendal

  pengembalian data untuk variabel dilakukan

  METODE

  bersama pada waktu yang relatif singkat dengan Penelitian ini mengunakan rancangan deskriptif menggunakan kuesioner sebagai alat kolerasi merupakan penelitian yang dilakukan pengumpulan data dan pemeriksaan untuk mengambarkan hubungan antara variabel (Notoatmodjo, 2010). independen dengan variabel dependen sebagai hasil penelitian yang sudah dilakukan, dan mengunakanpendekatan cross-sectional dimana

  HASIL

A. Karakteristik Responden Hasil penelitian tentang karakteristik meliputi : usia anak, usia ibu, pekerjaan ibu dan pendidikan ibu.

  a. Usia Anak

Tabel 1.

  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Anak (n = 38) Variabel Mean SD Min-Max 95% CI Usia Anak (bulan) 35,79 7,14 22 - 47 33,44-38,14

  Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa Usia anak termuda 22 bulan dan usia anak rata-rata (mean) usia anak adalah 35,79 bulan. tertua 47 bulan.

  b. Usia Ibu Tabel 2.

  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Ibu (n=38) Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Usia ibu (tahun) 28,26 2,892 23 - 35 27,31-29,21

  Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui bahwa Usia ibu termuda 23 tahun dan usia ibu tertua rata-rata (mean) usia ibu adalah 28,26 tahun. 35 tahun.

  c. Pekerjaan ibu Tabel 3.

  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu (n=38) Pekerjaan Ibu Frequency Percent PNS

  

5

  13.2 Swasta

  

23

  60.5 Tidakbekerja

  

10

  26.3 Total 38 100.0

  Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat disimpulkan sebayak 23 responden(60,5%), sedangkan bahwa sebagian besar ibu pekerjaannya swasta sebagian kecil PNS (13,2%) d. Pendidikan ibu

Tabel 4.

  

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu (n=38)

Pendidikan Ibu Frequency Percent SMP

  5

  13.2 SMA

  

13

  34.2 PerguruanTinggi

  

20

  52.6 Total 38 100.0

  Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa perguruan tinggi sebanyak 20 responden sebagian besar pendidikan ibu merupakan (52,65%).

  e. Stimulasi Ibu Pada Anak

Tabel 5.

  

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Stimulasi Ibu (n=38)

Stimulasi Ibu Frequency Percent Baik

  

33

  86.8 Kurang

  5

  13.2 Total 38 100.0

  65 Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 4 No 2, Hal 63 - 69, Oktober 2014 Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Kendal

  Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa rata-rata ibu memberikan stimulasi yang baik untuk anaknya yaitu sebanyak

  0,000 Kurang 0(0%) 5(62,5%) 5(13,2%) Total 30 (78,9%) 8(21,1%) 38(100%)

  Motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya (Judarwanto, 2010). Motorik kasar merupakan aspek yang berhubungan dengan aspek gerakan dan sikap tubuh yang memerlukan kerja otot lebih, besar sehingga memerlukan cukup tenaga untuk melakukan aktifitas misalnya berjalan dan berlari (Nursalam, 2008). Anak usia toddler (1– 3tahun) dikategorikan kedalam masa kanak- kanak awal. Masa ini anak mulai bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah, dicirikan dengan aktifitas tinggi dan penemuan–penemuan. Serta merupakan saat perkembangan fisik dan kepribadian yang besar, dan perkembangan motorik yang berlangsung terus menerus (Wong, 2009).

  Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal selama dilakukan penelitian mempunyai perkembangan motorik kasar normal.

  toddler (1-3 tahun) di PAUD Aisyiyah 01 Desa

  Analisis menunjukan bahwa perkembangan motorik kasar anak usia toddler (1-3 tahun) di PAUD Aisyiyah 01 Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal merupakan perkembangan motorik kasar normal. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar anak usia

  Toddler (1-3 Tahun)

  A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia

  PEMBAHASAN

  Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa stimulasi ibu yang baik dengan total sebanyak 33 responden (86,8%) yang meliputi perkembangan motorik kasar normal 30 responden (90,9%) dan perkembangan motorik kasar yang suspect 3 responden (9,1%). Stimulasi ibu yang kurang dengan total sebanyak 5 responden (13,2%) yang meliputi perkembangan motorik kasar normal responden (0 %) dan perkembangan motorik kasar suspect 5 responden (62,5%). Berdasarkan uji statistic Chi-Square diperoleh p value sebesar 0,000. Dengan Keputusan Uji p value <alpha, dimana nilai alpha adalah 0,05, sehingga p value < dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar anak usia toddler (1-3 tahun ).

  Perkembangan Motorik Kasar Anak Total P Value Stimulasi Ibu Normal Suspect Baik 30 (90,9%) 3(9,1%) 33(86,8%)

  33 responden(86,8%).

  B. Hasil Analisis Bivariat Tabel 7. Hubungan Antara Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Toddler (1-3 Tahun).

  30 responden(78,9%)

  Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan bahwa rata-rata perkembangan motorik kasar anak adalah normal yaitu sebanyak

  21.1 Total 38 100.0

  8

  78.9 Suspect

  30

  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perkembangan Motorik Kasar Anak (n=38) Perkembangan motorik kasar Frequency Percent Normal

  f. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1-3 tahun Tabel 6.

  Hasil penelitian ini masih terdapat responden yang mempunyai perkembangan motorik suspect, hal ini dapat terjadi dikarenakan Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 4 No 2, Hal 63 - 69, Oktober 2014 Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Kendal

  67 menurut keterangan dari guru dan orang tua ketika mereka diajarkan atau dilatih suatu gerakan hanya diam saja dan tidak mau mengikutinya. Sebagian dari ibu mengatakan tidak biasa memberikan stimulasi secara terus menerus dikarenakan sibuk dengan pekerjaan sehingga masih terdapat anak yang mengalami gangguan perkembangan motorik.

  B. Stimulasi Ibu Pada Anak Hasil analisis menunjukan bahwa stimulasi ibu di PAUD Aisyiyah

  01 Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal menunjukan bahwa sebagian besar ibu memberikan stimulasi baik pada anaknya. Menurut survey yang dilakukan stimulasi yang baik diperoleh dari faktor pendidikan orang tua yang baik yaitu perguruan tinggi dan stimulasi yang kurang baik dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang kurang, pekerjaan orang tua,orang tua yang melarang anak untuk melakukan gerakan motorik kasar seperti berlari, naik turun tangga, meloncat dan sebagainya.

  Anak perlu mendapatkan stimulus secara rutin, terus menerus dan sedini mungkin pada setiap kesempatan. Stimulasi dapat dilakukan oleh ibu, ayah (orang terdekat dengan anak), pengasuh anak, anggota keluarga lain dan masyarakat dilingkungan tempat tinggal. Kurang stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap (Departemen kesehatan, 2006).

  C. Hubungan Antara Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Toddler (1-3 Tahun).

  Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa stimulasi ibu yang baik dengan total sebanyak 33 responden yang memiliki anak dengan perkembangan motorik kasar normal 30 responden dan perkembangan motorik kasar yang suspect 3 responden. Stimulasi ibu yang kurang dengan total sebanyak 5 responden yang memiliki anak dengan perkembangan motorik kasar normal 0 responden dan perkembangan motorik kasar suspect 5 responden.

  Berdasarkan uji statistic Chi-Square diperoleh p value sebesar 0,000. Dengan Keputusan Uji p value < alpha, dimana nilai alpha adalah 0,05, sehingga p value < dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar anak usia toddler (1-3 tahun ). Penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Kustantinah (2012) yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangaan motorik kasar anak usia 3-5 tahun. Selain itu penelitian ini sejalan dengan pendapat Novi (2009) yang mengatakan bahwa ada hubungan antara pola asuh dengan perkembangan motorik anak usia prasekolah di desa Plagitan Kecamatan Pati yang dilihat dari keterlambatan sebanyak 6 responden. Menurut survey yang dilakukan stimulasi yang baik diperoleh dari faktor pendidikan orang tua yang baik yaitu perguruan tinggi dan stimulasi yang kurang baik dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang kurang, pekerjaan orang tua, orang tua yang melarang anak untuk melakukan gerakan motorik kasar seperti berlari, naik turun tangga, melonjat dan sebagainya. Anak perlu mendapatkan stimulus secara rutin, terus menerus dan sedini mungkin pada setiap kesempatan. Stimulasi dapat dilakukan oleh ibu, ayah (orang terdekat dengan anak), pengasuh anak, anggota keluarga lain dan masyarakat dilingkungan tempat tinggal. Kurang stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap (Departemen kesehatan, 2006).

  Perkembangan motorik kasar bergantung pada kematangan otot dan syaraf.Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh otak.Otak yang mengatur setiap gerakan yang dilakukan oleh anak. Semakin anak sering diberikan stimulasi secara terus menerus maka perkembangan sistem saraf otak yang mengatur kemampuan otot, semakin baik kemampuan motorik anak, serta didukung dengan kekuatan anak yang baik (Kustantinah, 2012).

  Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 4 No 2, Hal 63 - 69, Oktober 2014 Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Kendal

  berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi- stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalkan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari sehingga anak menjadi bisa dan mampu untuk melakukan aspek perkembangan tanpa ada keterlambatan (Judarwanto, 2010).

  4. Bagi Peneliti Lain Diharapkan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai faktorfaktor lain yang mempengaruhi perkembangan anak misalnya pekerjaan, pendidikan dan status kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

  2. Perkembangan motorik kasar anak usia

  Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Jakarta : Salemba Medika

  Jakarta: Salemba Medika

  Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.

  9/03/09/101/ diakses pada tanggal 4 Oktober2012 Nursalam & Rekawati Susilaningrum.2008.

  Perkembangan Konitif Bayi.http://rsudbima.wordpress.com/200

  Nurjaya, Oka. 2006. Peran Stimulasi Dini pada

  Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

  Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode

  dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun di TK Pertiwi III Desa Tamping Winarno Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal.SkripsiStikes Kendal

  Kustantinah, F. 2012. Hubungan Stimulasi Ibu

  http://childrengroup.wordpress.com/2012 /08/12/deteksi-dan-stimulasi-motorik anak-sejak-dini/ diakses pada tanggal 4 Oktober 2012.

  Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini

  Judarwanto,W. 2010. Deteksi dan Stimulasi

  Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Riset

  toodler(1-3 tahun) di PAUD Aisyiyah 01

  Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Buku Saku Keperawatan Pediatrik.

  Jakarta: Rineka Cipta Betz.Cecily Lynn & Linda A. Sowen. 2009.

  Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

  1. Stimulasi ibu di PAUD Aisyiyah 01 Sarirejo Kaliwungu Kendal dalam kategori baik.

  3. Bagi Profesi Keperawatan Diharapkan untuk memberikan penyuluhan tentang perkembangan motorik kasar kepada ibu agar ibu mengetahui bagaimana cara memberikan stimulasi yang baik kepada anak yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.

  2. Bagi pengelola PAUD Diharapkan untuk staf pengajar/guru memberikan stimulasi motorik kasar sebelum memulai pelajaran supaya tidak ada anak yang mengalami gangguan motorik kasar dan jangan memgabaikan kebutuhan perkembangan anak-anak yang lainya.

  1. Bagi ibu Diharapkan kepada ibu untuk lebih memperhatikan perkembangan anaknya khususnya perkembangan motorik kasar sehingga akan terwujud perkembangan yang optimal dengan memberikan stimulasi secara terus menerus misalnya melatih anak untuk berlari, menendang bola, naik turun tangga dan sebagainya.

  Saran

  toodler(1-3 tahun) di PAUD Aisyiyah 01 Sarirejo Kaliwungu Kendal.

  3. Ada hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar anak usia

  Sarirejo Kaliwungu Kendal dalam kategori normal.

  Jakarta:EGC Hidayat, A. Aziz Alimul. 2011. Pengantar Ilmu Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 4 No 2, Hal 63 - 69, Oktober 2014 Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Kendal

  Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan Data dan

  Analisis Data Kesehatan.Yogjakarta :

  Nuha Medika Setiawati, Santun & Agus C.

  D. 2009.Ketrampilan Khusus Praktik

  Keperawatan Anak.Jakarta : Trans Info Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian.

  Bandung : Alfa Beta Suherman. 2000. Buku Saku Perkembangan

  Anak.Jakarta : EGC

  Sujono, Riyadi & Sukarmin.2009. Asuhan

  Keperawatan pada Anak.Yogjakarta

  :Graha Ilmu Widyaningrum, L. 2012. Hubungan

  Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Anak dengan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Pendidikan Anak Usia Dini Harapan Bangsa IV Desa Bulugede Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.

  Skripsi Stikes Kendal Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperwatan

  Pediatrik.Jakarta : EGC

  69