FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIVOLUNTARY AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris pada Perusahaan Non Financing yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIVOLUNTARY AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris pada Perusahaan Non Financing yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015)

1 Ella Soraya * *2 , Musfiari Haridhi

1,2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala e-mail: mus_sav@unsyiah.ac.id *1

Abstract

This study aims to examine empirically the factors that effect the auditor switching voluntarily. Variabels which use in this research is audit delay, change in management and the rate of growth of the cilent company. Voluntary auditor switching is the switchs of KAP before the time given is end. Auditor switching is a displacement behavior by

a company auditor as a result of auditor rotation mandatory. Collecting data used a puposive sampling of company listed on Indonesia Stock Exchange in 2011 until 2015. A total of 19 non financing firm are used for sample this study.Using logistic regression analysis this research attempts to examine empirically the influence of audit delay, change in management and company growth of voluntary auditor switching. Results of this research show that audit delay, change in management and company growth have a significant effect on voluntary auditor switching.

Keywords: Voluntary Auditor Switching, Audit Delay, Change in Management, Company Growth.

1. Pendahuluan

informasi keuangan yang dapat dipercaya sebagai

1.1 Latar Belakang

dasar pengambilan keputusan.

Laporan keuangan ialah media terpenting dalam Untuk menghasilkan laporan keuangan yang mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaan

dapat dipercaya maka perusahaan klien diwajibkan dan sebagai dasar untuk menentukan dan menilai

untuk melakukan rotasi audit. Rotasi audit merupakan posisi keuangan sebuah perusahaan. Banyak pihak

peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu

oleh perusahaan, dengan maksud untuk mengasilkan perusahaan. Diantaranya ialah pemilik perusahaan,

kualitas audit yang lebih baik dan menegakkan investor, kreditur, lembaga keuangan, pemerintah,

independensi auditor. Di Indonesia rotasi audit diatur masyarakat umum dan pihak-pihak lainnya.

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20/2015 pasal 11. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

Karena adanya kewajiban rotasi audit tersebut, haruslah wajar, dapat dipercaya dan tidak menyesatkan

sehingga timbul perilaku perusahaan untuk melakukan bagi pemakainya sehingga kebutuhan masing-masing

auditor switching . Auditor switching merupakan pengguna laporan dapat terpenuhi. Untuk menjamin

pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan kewajaran informasinya yang disajikan dalam laporan

klien akibat adanya kewajiban rotasi auditor. Auditor keuangan maka perlu dilakukan pemeriksaan yang

switching dapat terjadi secara mandatory (wajib) dilakukan oleh auditor independen. Disini auditor

maupun secara voluntary (sukarela). Pergantian dituntut untuk bersifat objektif dan independen

auditor secara mandatory terjadi jika perusahaan terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

mengganti KAP yang telah mengaudit perusahaan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Sehingga

selama masa yang telah ditetapkan maka tidak perlu pihak yang berkepentingan dapat memperoleh

dipertanyakan lagi, karena hal tersebut bersifat memaksa dan perusahaan melakukan hal ini karena

 ingin mematuhi peraturan wajib yang telah ditetapkan

paling lama untuk 3 tahun berturut-turut. Peraturan & berlaku di Indonesia. Sebaliknya, jika pergantian

tersebut kemudian diperbarui dengan Peraturan auditor dilakukan secara voluntary maka hal tersebut

Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang menjadi hal yang patut dipertanyakan, namun bisa saja

‘Jasa Akuntan Publik’ (pasal 3 ayat 1) yang berisi diakibatkan beberapa hal lain. Perushaaan dalam

tentang pemberian jasa audit umum atas laporan melakukan auditor switching dipengaruhi oleh

keuangan dari suatu entitas paling lama 6 tahun buku beberapa faktor antara lain ialah audit delay ,

berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling pergantian manajemen dan pertumbuhan perusahaan.

lama 3 tahun berturut-turut. Lalu pada (pasal 3 ayat 2) Namun dalam melaksanakan tugasnya, auditor

berisi tentang bahwa KAP dan akuntan publik boleh umumnya sering menghadapi masalah substansial

menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku karena mereka mencoba berpegang teguh dengan

tidak memberikan jasa audit kepada klien yang diatas. prinsip profesionalitas tetapi disaat yang sama auditor

Dan (pasal 3 ayat 3) menjelaskan bahwa jasa audit juga dituntut untuk mengikuti keinginan manajemen.

umum laporan keuangan dapat diberikan kembali Dalam melakukan audit, seorang auditor dituntut

kepada klien yang sama melalui KAP setelah 1 tahun untuk dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan

buku tidak diaudit oleh KAP tersebut. perilaku akuntan yang telah diatur dalam Kode Etik

Seiring berjalannya waktu, peraturan tersebut Akuntan Publik, SPAP dan PSAK. Dalam SPAP (IAI,

disempurnakan kembali dengan diterbitkannya 2011) auditor diharuskan bersikap independen, yaitu

Peraturan Pemerintah Nomor 20/2015 yaitu pasal 11 tidak mudah terpengaruh, karena ia melaksanakan

ayat (1) dijelaskan bahwa pemberian jasa audit untuk pekerjaannya untuk kepentingan umum. Karena dalam

informasi keuangan historis sebagaimana dijelaskan melaksanakan proses audit, auditor perlu melakukan

dalam pasal 10 ayat (1) huruf a untuk sebuah entitas pemeriksaan terhadap laporan keuangan dengan harus

oleh seorang akuntan publik paling lama yaitu 5 tahun mempertahankan independensi, objektivitas dan

buku berturut-turut. Langkah ini diharapkan mampu integritas.

menjaga Independensi seorang auditor. Terlalu Hubungan yang panjang umumnya dapat

seringnya auditor switching yang dilakukan sebuah menyebabkan auditor memiliki kecenderungan

perusahaan tentu menimbulkan kesan bahwa KAP kehilangan independensinya, karena semakin tinggi

tidak cukup profesional dalam menjalankan keterikatan auditor dengan klien, semakin tinggi pula

kewajibannya. Fenomena auditor switching telah kemungkinan auditor mmebiarkan klien untuk

ditemukan bahwa memiliki impilikasi terhadap memilih metode akuntansi yang menguntungkan bagi

kridibilitas nilai sebuah laporan keuangan dan biaya perusahaan. Kekhawatiran ini dibuktikan dengan

monitoring dari aktivitas manajemen (Sinarwati, adanya kasus Enron. Dalam hal lain, umumnya auditor

tidak keberatan untuk melayani klien mereka dalam Suatu perusahaan bebas untuk memilih auditor waktu yang lama, namun dampak dari hal ni bahwa

mereka sendiri namun perusahaan tersebut harus pelayanan dapat meynyebabkan “hubungan nyaman”

memahami faktor-faktor apa saja yang nantinya akan yang mungkin mengancam independensi auditor

mempengaruhi pilihan atas auditor dan keputusan sehingga perlu adanya pembatasan dalam masa

untuk mengganti auditor. Faktor-faktor ini tentunya perikatan audit.

diluar regulasi atau ketentuan mengenai pergantian Pemerintah Indonesia mengeluarkan regulasi

auditor. Apabila auditor switching didasarkan pada dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor

waktu audit yang telah mencapai 6 tahun berturut-turut 423/KMK.06/2002 yang kemudian diubah dengan

dan oleh seorang auditor 5 tahun berturut-turut, maka keputusan

hal ini bersifat mandatory dan tidak menimbulkan 359/KMK.06/2003 tetang ‘Jasa Akuntan Publik’

pertanyaan. Menurut Sinarwati (2010), jika terjadinya (pasal 6). Peraturan ini menyebutkan bahwa tentang

pergantian auditor oleh perusahaan diluar ketentuan pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan

peraturan yang telah ditetapkan, maka akan pada sebuah perusahaan yang dilakukan oleh KAP

menimbulkan kecurigaan dari pihak ketiga, sehingga (Kantor Akuntan Publik) paling lama yaitu 5 tahun

penting untuk diketahui faktor penyebabnya maka buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik

 fokus utama peneliti adalah jika auditor switching

menimbulkan konflik kepentingan: (1) antara bersifat voluntary.

shareholders dengan manajemen, (2) antara shareholders dengan debtholders, dan (3) antara

1.2 Rumusan Masalah

manajer, shareholders, &debtholders. Karena adanya Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah

konflik kepentingan antara manajer (agent) dan diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini

shareholders (principle) itulah yang menyebabkan dapat dirumuskan sebagai berikut “Apakah audit

pemicu terjadinya pergantian manajeman. delay , pergantian manajemen, dan pertumbuhan

Pergantian manajemen yang dilakukan atas perusahaan berpengaruh terhadap voluntary auditor

keputusan dari RUPS yang diharapkan dapat switching pada perusahaan non-financing yang

mendukung keinginan-keinginan para shareholders. terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015”.

Manajemen umumnya akan menerapkan kebijakan akuntansi yang berbeda dengan manajemen yang

1.3 Tujuan Penelitian

terdahulu. Oleh karena itu manajemen yang baru juga Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji

mengharapkan kantor akuntan publik menjadi partner dan memperoleh bukti apakah audit delay, pergantian

perusahaannya yang mampu bekerja sama sehingga manajemen, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh

menghasilkan opini yang diharapkan oleh manajemen terhadap voluntary auditor switching yang terjadi pada

baru tersebut. Apabila perusahaan memperoleh opini perusahaan non financing yang terdaftar di Bursa Efek

selain unqualified opinion dari auditornya maka Indonesia tahun 2011-2015.

manajemen yang baru kemungkinan akan melakukan voluntary auditor switching karena opini tersebut tidak

1.4 Keguanaan Penelitian

sesuai dengan keinginan manajemen. Bagi akademisi hasil penelitian ini diharapkan

Pada hakekatnya pengambilan keputusan bisnis dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap

dilakukan oleh manajer atas mandate dari prinsipal, pengembangan pengauditan khususnya auditor

akan tetapi agen tidak selalu mengambil keputusan switching secara voluntary, pemahaman mengenai

yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan prinsipal faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching

(Sutedi, 2012).Akibatnya terjadi asimetri informasi secara voluntary padaperusahaan non financing yang

yang menimbulkan permasalahan dalam perusahaan. terdaftar di BEI selamatahun penelitian, dan Sebagai

Jensen (1986) menjelaskan permasalahan tersebu sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan

tadalah:

penelitian selanjutnya mengembangkan mengenai

1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul pembahasan auditor switching secara voluntary.

ketika agen tidak melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.

2. Kajian Pustaka

2. Adverse Selection, yaitu suatu keadaan dimana

2.1 Teori Agensi

principal tidak dapat mengetahui apakah suatu Teori agensi berkaitan erat dengan pertumbuhan

keputusan yang diambil oleh agen benar-benar perusahaan, karena ketika perusahaan tumbuh maka

informasi yang telah akan meningkat juga kesulitan pemilik perusahaan

didasarkan

atas

diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah dalam memantau tindakan manajer sebagai principle

kelalaian dalam tugas.

dan agent. Ini menyebabkan manajemen sebagai agent Adanya agency problem tersebut menyebabkan cenderung memilih auditor yang lebih besar dan

timbulnya biaya keagenan (agency cost) yang menurut memiliki kualitas tinggi karena dianggap mampu

Jensen danMeckling (1976)terdiridari: memenuhi kebutuhan principle dan agent.

1. Biaya monitoring (the monitoring cost), ialah Auditor independen berfungsi juga untuk

biaya yang dikeluarkan oleh pihak principal untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku

melakukan pengawasan terhadap agent. Contoh mementingkan diri sendiri oleh manajer. Tetapi

monitoring cost diantaranya yaitu auditor dipihak lain, manajemen menginginkan adanya

eksternal, auditor internal, dewan komisaris, dan tambahan kompensasi atau bonus sehingga dapat

komite audit.

menambah kepuasan mereka. Perbedaan ini

2. Biaya bonding

2.3 Voluntary Auditor Switching

merupakanbiaya yang dikeluarkan oleh agent Auditor switching merupakan perpidahan KAP untuk meyakinkan pemegang saham bahwa

yang dilakukan oleh perusahaan karena adanya manajemen

kewajiban rotasi auditor maupun KAP. Auditor sebagaimana semestinya.

switching dimaksudkan untuk menjaga independensi

3. Biaya kerugian residual (the residual loss), auditor agar selalu objektif dalam mengaudit laporan merupakan kerugian menurunnya nilai pasar

keuangan klien. Auditor switching yang bersifat akibat adanya hubungan keagenan yang ikut

mandatory terjadi disebabkan karena melaksanakan memengaruhi

kewajiban dari ketentuan regulasi yang berlaku dan pemegangsaham.

berkurangnya

kesejahteraan

voluntar yauditor switching terjadi karena suatu alasan atau terdapat faktor-faktor tertentu dari pihak

2.2 Peraturan Tentang “Jasa Akuntan Publik”

perusahaan klien maupun dari KAP yang bersangkutan Indonesia telah mewajibkan pertukaran auditor

di luar ketentuan regulasi yang berlaku. auditor secara berkala mulai tahun 2002 sejak diterbitkannya

switching betujuan untuk menjaga independensi auditor Undang-undang SOX (The Sarbanes-Oxley Act) ,

agar selalu bersikap objektif dalam bertugas sebagai indonesia juga ikut memperbaiki bentuk struktur

auditor.

pengawasan terhadap KAP. Pada tahun 2002 Auditor switching dapat dilakukan secara Indonesia mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan

mandatory atau dengan voluntary diluar peraturan Nomor 423/KMK.06/2002 yang menjelaskan tentang

yang ada. Ketika perusahaan melakukan auditor pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari

switching secara voluntary, terdapat dua kemungkinan sebuah entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama

yaitu: Perusahaan

5 tahun berturut-turut. Namun pada tahun 2003 memberhentikan auditor atau auditor yang dengan peraturan tersebut diperbarui dengan diterbitkannya

sengaja mengundurkan diri.

Keputusan Menteri

Ketentuan mengenai auditor switching telah 359/KMK.06/2003 bahwa perusahaan diwajibkan

Keuangan

Nomor

diatur dalam regulasi yang telah ditetapkan oleh menggantikan KAP yang telah mendapat penugasan

pemerintah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah mengaudit selama 5 tahun berturut-turut.

Nomor 20/2015 pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa Kemudian peraturan tersebut diperbarui dengan

pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis, dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Reublik

sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) huruf a Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa

terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik Akuntan Publik” antara lain yaitu:

paling lama untuk 5 tahun berturut-turut. Dengan ada

1) Pemberian jasa audit umum atas laporan keuagan banyak faktor-faktor yang menyebabkan pergantian dari suatu entitas sebagaimana dimaksud dalam

auditor secara sukarela. Jika pergantian auditor Pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP

dilakukan oleh perusahaan maka hal tersebut akan paling lama untuk 6 tahun buku beturut-turut dan

menimbulkan kecurigaan dari stakeholder. Akan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3

muncul pertanyaan mengapa perusahaan melakukan tahun buku berturut-turut.

pergantian auditor secara sukarela dan bertentangan

2) Akuntan Publik sebagaimana dimaksud ayat (1) dengan peraturan rotasi audit yang sudah dilakukan dapat menerima kembali penugasan audit umum

oleh pemerintah. Nazri, et al (2012) menyatakan untuk klien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bahwa perusahaan akan selalu meyembunyikan alasan setelah 1 tahun buku tidak memberikan jasa audit

yang sesungguhnya dibalik proses pergantian auditor. umum atas laporan keuangan klien tersebut.

3) Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat

2.4 Audit Delay

memberikan kembali kepada klien yang sama Audit delay diartikan sebagai jumlah hari yang melalui KAP sebagaimana dimaksud pada ayat

dibutuhkan auditor untuk menghasilkan laporan audit (1) setelah 1 tahun buku tidak diberikan melalui

berdasarkan dari kinerja keuangan suatu perusahaan KAP tersebut.

yang dimulai dari tanggal tutup buku laporan keuangan perusahaan 31 Desember sampai dengan

 tanggal ditanda tanganinya laporan audit. Ketentuan

2.6 Pertumbuhan Perusahaan

audit delay telah diatur oleh Keputusan Ketua Nazri et al., (2012) menyatakan bahwa sebuah Bapepam dan LK Peraturan Nomor. KEP-

perjanjian kontraktual baru mungkin perlu dibuat 346/BL/2011 dalam Peraturan Nomor X.K.2 terkait

perusahaan yang Peyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau

berkembang akan membawa manajemen yang baru Perusahaan Publik. Dalam pasal 2 point c dinyatakan

atau perusahaan mungkin perlu memperkerjakan lebih bahwa laporan keuangan tahunan wajib disampaikan

banyak karyawan, yang pada gilirannya akan kepada Bapepam dan laporan keuangan diumumkan

menghasilkan pengendalian menjadi lebih jauh. Dalam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah

penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan tanggal terbitnya laporan keuangan tahunan. Hal

dengan rasio tingkat pertumbuhan penjualan, karena tersebut menggambarkan bahwa auditor hanya

penjualan ialah kegiatan operasi utama auditee. Nasser memiliki waktu maksimal 90 hari sebelum laporan

etal., (2006) menyatakan bahwa rasio ini mengukur audit disampaikan kepada Bapepam. Jika dalam

kemampuan perusahaan mempertahankan posisi melaksanakan tugasnya auditor terlalu lama

ekonominya, baik di bidang industri maupun dalam menyelesaikan

bidang kegiatan ekonomi secara keseluruhan. keuangan, tentu saja hal ini menyebabkan perusahaan

Tingkat pertumbuhan klien dijumlahkan terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan ke

dengan membagi selisih antara tingkat penjualan tahun Bursa Efek Indonesia.

tertentu dan tingkat penjualan tahun sebelumnya, kemudian tingkat penjualan tahun sebelumnya

2.5 Pergantian Manajemen

dikalikan dengan 100% (Nasser et al., 2006). Adapun Auditor switching dapat disebabkan karena

cara menghitung rasio ini ialah sebagai berikut: adanya perubahan manajemen, yaitu dapat ditandai dengan pergantian direksi. Dimana pergantian ini

∆S =

diakibatkan oleh keputusan yang diperoleh dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) atau atas kemauan

Keterangan:

perusahaan. Masuknya orang baru, CEO atau manajer, Δ S = Rasio pertumbuhan perusahaan dapat dipakai sebagai tanda bahwa cara lama perlu

S t = penjualan bersih pada periode sekarang (t) berubah. Dengan adanya pergantian pada manajemen,

S t-1 = penjualan bersih pada periode tahun lalu (t-1) dapat terjadi perubahan akibat penerbitan kebijakan-

kebijakan, salah satu diantarannya ialah auditor

2.7 Penelitian Terdahulu

switching . Dan ini termasuk decision making yang Penelitian mengenai auditor switching secara dibuat oleh manajemen (Wibowo 2012).

voluntary telah dilakukan oleh beberapa peneliti Manajemen umumnya mengganti auditor karena

sebelumnya yang ternyata menunjukan hasilyang faktor kepercayaan. Sinarwati (2010) menyatakan

cukup bervariasi. Pawitri et al., (2015) melakukan bahwa umumnya manajemen akan memberhentikan

penelitian di Indonesia tentang hubungan auditor auditornya secara voluntary apabila auditor tersebut

switching dengan beberapa variabel Independen tidak bisa memberikan opini seperti apa yang

seperti pergantian manajemen, audit delay, opini audit, diharapakan oleh perusahaan, lalu perusahaan akan

dan reputasi auditor. Penelitian ini menggunakan mencari KAP yang selaras dengan kebutuhan

sampel perusahaan property dan real estate periode perusahaannya. Sehingga, semakin selaras KAP

tahun 2009 sampai tahun 2013 dengan jumlah sampel dengan kebijakan dan pelaporan akuntansi suatu

sebanyak 135. Hipotesis diuji dengan menggunakan perusahaan maka akan semakin kecil kemungkinan

model regresi logistik dan menghasilkan bukti empiris perusahaan untuk berpindah KAP. Sebaliknya, jika

bahwa hanya audit delay, reputasi auditor dan KAP tidak bisa memenuhi tuntutan pertumbuhan

pergantian manajemen yang mempengaruhi auditor perusahaan yang cepat maka kemungkinan besar

switching , sedangkan opini audit tidak mempengaruhi perusahaan akan berhenti menggunakan KAP-nya saat

auditor switching . Hasil penelitian mengenai voluntary ini

auditor switching yang diteliti oleh Astrini (2013) yang juga telah menguji beberapa variabel independen

 yaitu reputasi auditor, pergantian manajemen,

pergantian manajemen, dan pertumbuhan perusahaan financial distress , dan opini audit yang ternyata tidak

berpengaruh terhadap voluntary auditor switching”. berpengaruh terhadap auditor switching sedangkan variabel independen audit tenure berpengaruh

3. Metode Penelitian

terhadap auditor switching. Penelitian tersebut

3.1 Desain Penelitian

menggunakan analisis regresi logistik dengan sampel Desain penelitian ialah sebuah alur jalan bagi sebanyak 28 perusahaan manufaktur yang terdaftar di

peneliti untuk menentukan arah berlangsungnya proses BEI periode tahun 2009-2012.

penelitian secara tepat sesuai dengan tujuan yang telah Hasil penelitian Chadegani et al., (2011) tentang

ditetepkan.Sekaran dan Bougie (2011) menjelaskan pengaruh pergantian manajemen, financial distress,

bahwa desain penelitian berhubungan dengan ukuran KAP, ukuran klien, opini audit, dan auditfee.

pengambilan sebuah keputusan mengenai tujuan Penelitian ini menggunakan sampel dari seluruh

penelitian, jenis investigasi, tingkat intervensi peneliti, perusahaan yang ada di Tehran Stock Exchange

situasi studi, unit analisis, dan horizon waktu periode tahun 2003 sampai tahun 2007 dan sampel

penelitian.

berjumlah 182 perusahaan. Penelitian tersebut Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh menggunakan

audit delay , pergantian manajemen, dan pertumbuhan mengungkapkan bahwa hasil penelitian secara empiris

perusahaan terhadap auditor switching melalui menjelaskan bahwa ukuran KAP yang berpengaruh

hypothesis testing (pengujian hipotesis).Sebagaimana terhadap auditor switching, sedangkan pergantian

tujuan penelitian, maka jenis dari penelitian ini ialah manajemen, pertumbuhan perusahaan,

penelitian verifikatif.Penelitian verifikatif merupakan distress , ukuran KAP, opini audit dan audit fee tidak

financial

penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antar berpengaruh terhadap auditor switching.

variabel melalui pengujian hipotesis.Hubungan kausal Khasharmeh (2015) juga meneliti pengaruh

ialah tipe hubungan yang menjelasakan pengaruh financial condition , audit fee, level of competition,

variabel independen terhadap variabel dependen atau ukuran KAP, pergantian manajemen dan opini audit

menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel going concern pada perusahaan yang ada di Bahrain’s

(Sekaran, 2011:164).

Listed Companies. Hasil pengujian analisis regresi berganda membuktikan bahwa audit fee, level of

3.2 Populasi dan Sampel

competition , opini audit berpengaruh terhadap auditor Populasi dan sampel di dalam penelitian ini ialah switching , sedangkan variabel yang berpengaruh

perusahaan non financing yang merupakan emiten di negatif terhadap auditor switching adalah financial

BEI selama periode 2011-2015. Dasar penentuan dari distress , ukuran KAP dan pergantian manajemen.

pemilihan sampel data ialah sampel yang memenuhi Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

kelengkapan data. Metode pengumpulan sampel Wijayanti (2010) yang meneliti pengaruh ukuran KAP,

(sampling methode) yang digunakan ialah purposive ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, financial

sampling . Metode puposive sampling ialah metode distress , pergantian manajemen, opini audit, audit fee,

pengumpulan sampel yang berdasarkan tujuan dan auditor switching. Hasil peneitian menunjukkan

penelitian, yaitu sampel yang memiliki kriteria bahwa variabel ukuran KAP dan audit fee yang

tertentu.

berpengaruh terhadap auditor switching. Data yang Sekaran dan Bougie (2011) menyatakan populasi digunakan adalah data perusahaan manufaktur yang

merupakan wilayah generalisasi yang mempunyai terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan tahun 2008, dan menggunakan model regresi logistik.

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi.

2.8 Hipotesis

Populasi pada penelitian ini ialahbeberapa perusahaan Berdasarkan permasalahan yang diajukan dan

non financing yang terdaftar secara berturut-turut di tujuan

BEI tahun 2011-2015 yaitu sektor pertambangan, switching ,,maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian

penelitian

tentang voluntray

auditor

sektor manufaktur, sektor property &real estate, dan ini yaitu: “Bahwa variabel-variabel audit delay,

sektor infrastruktur, utilitas, & transportasi. Metode

 pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode

variabel yang disuga sebagai sebab (Indrianto dan purposive sampling , yaitu sampel yang memiliki

Supomo, 2009).

kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Audit Delay

Sebuah audit dikatakan delay yaitu bila tanggal

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

opini audit ketika penyerahan dan penandatanganan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

laporan audit yang dikeluarkan oleh KAP lebih lambat data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan

dari akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan perusahaan non financing tahun 2010 sampai 2015,

keuangan. Apabila tanggal yang tertulis pada laporan yang di ambil dari situs resmi Bursa Efek Indonesia di

audit melewati tanggal 31 Maret pada tahun setelah www.idx.co.id . Menurut Sekaran dan Bougie

laporan keuangan diterbitkan, maka keterlambatan (2011:180), data sekunder ialah data yang telah

tersebut disebut audit delay. Audit delay diproksikan dikumpulkan oleh para peneliti sebelumnya, dan

dengan menggunakan variabel dummy yaitu dengan berupa data yang diterbitkan, lalu dikumpulkan

data normal, sehingga bila terjadi audit delay maka kembali oleh peneliti. Data penelitian ini bersumber

diberi nilai 1 dan jika tidak terjadi audit delay diberik dari data sekunder berupa Laporan Tahunan

nilai 0. Variabel dependen ini dilambangkan dengan perusahan-perusahaan non financing tahun 2010-2015

AD.

yang telah diaudit (Auditeed) oleh auditor eksternal. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

Pergantian Manajemen

yaitu menggunakan teknik dokumentasi dimana

ditandai dengan dilakukan 2 tahap. Tahap pertama ialah pengumpulan

Pergantian

manajemen

pergantian direksi perusahaan yang disebabkan oleh studi pustaka, yaitu berupa jurnal, artikel akuntansi,

RUPS atau kemauan dewan direksi sendiri untuk peraturan-peraturan pemerintah, dan beberapa buku

mengundurkan diri. Pergantian manajemen terjadi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada

apabila ada perubahan susunan direksi sebuah tahap kedua yang dilakukan adalah pengumpulan

perusahaan. Skala data pergantian manajemen ialah Laporan Tahunan Auditeed perusahaan non financing

skala nominal dengan menggunakan variabel dummy. tahun 2011-2015.

Pergantian manajemen dilambangkan dengan PM. Damayanti dan Sudarma (2007) menjelaskan bahwa

3.4 Operasional Variabel

apabila terdapat pergantian dewan direksi dalam Variabel dependen atau disebut juga variabel

perusahaan maka diberi nilai 1, sedangkan jika tidak terikat ialah variabel yang menjadi fokus utama

terjadi pergantian direksi dalam sebuah perusahaan penelitian. Variabel dependen merupakan variabel

diberikan nilai 0.

yang dipengaruhi oleh variabel dependen, variabel ini disebut juga variabel konsekuensi (Indriantoro dan

Pertumbuhan Perusahaan

Supomo, 2009). Dalam penelitian ini variabel Pada penelitian ini pertumbuan perusahaan dependen yang diteliti adalah auditor switching.

diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan yaitu Variabel auditor switching ini menggunakan variabel

penjualan bersih tahun disaat pergantian auditor dummy , dan hanya ada 2 kemungkinan yaitu : terjadi

dikurangi dengan penjualan bersih tahun sebelum auditor switching atau tidak. Jika perusahaan

pergantian auditor. Rasio tersebut mengukur seberapa mengganti KAP-nya diberi nilai 1, sedangkan jika

baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya perusahaan tidak mengganti KAP-nya diberi nilai 0.

baik di bidang industri maupun dalam kegiatan perekonomian perusahaan secara keseluruhan.

Variabel Independen (X)

Pertumbuhan prusahaan dilambangkan dengan PP. Variabel independen atau disebut variabel bebas ialah variabel yang mempengaruhi variabel dependen

∆S =

baik secara positif maupun negatif (Sekaran 2010:117). Variabel independen disebut juga sebagai

Keterangan: ΔS

= pertumbuhan dalam penjualan periode t dari periode t-1

S t = penjualan bersih pada periode t

Likelihood L dari model adalah probabilitas

S t-1 = penjualan bersih pada periode t-1

bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif,

3.5 Metode Analisis

L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan Penelitian ini menggunakan teknik analisis

likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara lebih baik atau dengan kata lain model yang menganalisis sebuah permasalahan yang diwujudkan

dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2011) dengan kuantitatif. Di dalam penelitian ini, analisis Untuk menilai keseluruhan model (Overall kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantitatifikasi

Model Fit ) ditunjukkan dengan Log Likelihood Value data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi

(nilai –2LL), yaitu dengan cara membandingkan antara yang dibutuhkan dalam analisis.

nilai -2LL pada awal (block number = 0), dimana Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian

model hanya memasukkan konstanta dengan nilai – ini ialah analisis regresi logistik. Analisis regresi

2LL, namun pada saat blocknumber = 1 model logistik dipilih sebagai metode analisis pada penelitian

memasukkan konstanta dan variabel bebas. ini karena data yang digunakan bersifat non metrik

Dalam Ghozali (2013:340) diungkapkan jika pada variabel dependen, namun pada variabel

nilai –2LL block number = 0 lebih besar dari pada independen data yang digunakan merupakan campuran

nilai –2LL block number = 1, maka menunjukkan antara variabel kontinyu dan kategorial atau disebut

model regresi yang baik. Sehinggapenurunan Log juga data metrik dan non metrik. Karena pada variabel

Likelihood menunjukkan model regresi yang semakin dependen terdapat campuran skala sehingga

baik.

menyebabkan perubahan fungsi menjadi logistik dan tidak membutuhkan asumsi normalitas data pada

3.8 Menguji Kelayakan Model Regresi

variabel independennya. Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of

3.6 Statitstik Deskriptif

Fit Test yang diukur dengan Chi-square.Hosmer and Statisik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya

of Fit Test berfungsi ialah proses transformasi data penelitian dalam bentuk

Lemeshow’s Goodness

untukmenguji kelayakan model regresi yang dilakukan tabulasi sehingga mudah untuk dipahami dan

untuk melihat apakah seluruh variabel independen diinterpretasikan (Indriantoro dan Supomo, 2009).

secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang Ghozali (2011:19) menyatakan bahwa statistik

signifikan terhadap variabel independen. Hipotesis deskriptif memberikan deskripsi sebuah data yang

untuk menguji kelayakan model regresi adalah: dilihat dari mean (rata-rata), standard deviation

H 0 : audit delay , pergantian manajemen dan (standar deviasi), dan maksimum-minimum. Mean

pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata

secara bersama-sama terhadap voluntary auditor populasi yang diperkirakan dari sampel. Standard

switching .

deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari

H a : audit delay , pergantian manajemen dan sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai

pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara dispersi rata-rata dari sampel penelitian. Dan

bersama-sama terhadap voluntary auditor maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai

switching .

maksimum dan minimum dari populasi yang diteliti. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of

Fit Test statistics sama atau kurang dari 0,05, maka

3.7 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model

hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaaan

Fit)

signifikan antara model dengan nilai observasinya Langkah pertama adalah menilai (Overall Model

sehingga Goodness Fit Model tidak baik karena model Fit ) terhadap data. Beberapa test statistik diberikan

tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model

statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test fit adalah:

lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

 ditolak dan itu berarti model mampu memprediksi

cara, yaitu uji secara bersama-sama dan uji secara nilai observasinya.

parsial.

3.9 Uji Multikolonieritas

4. Hasil Pengujian Dan Pembahasan

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

apakah terdapat korelasi antar variabel bebas.Model Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh regresi

audit delay , pergantian manajemen,dan pertumbuhan multikolinieritas.Untuk menguji apakah model regresi

yang baik

seharusnya bebas dari

perusahaan terhadap voluntary auditor switching yaitu kita mengalami multikolinieritas, dapat dilakukan

diantaranya sektor dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance

pertambangan, manufaktur, property &real estate, dan Inflation Factor ).Jika nilai VIF > 10 berarti terjadi

infrastruktur, utilitas, & transportasi yang terdaftar di multikolinieritas yang serius di data model regresi

Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Dalam tersebut (Ghozali, 2007).

penelitian ini objek penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling.

Data yang digunakandalam penelitian ini adalah Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk panel data, yaitu sebuah penelitian yang datanya

3.10 Koefisien Determinasi(Nagelkerke’s R Square)

mengukur seberapa jauh kemampuan model dikumpulkan dalam beberapa periode pengamatan dan menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien

memiliki jumlah observasi yang sama setiap determinasi (antara 0 dan 1) menunjukkan persentase

tahunnya.Berdasarkan data yang diperoleh dari pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

http://www.idx.co.id, populasi dependen.Nilai 2 Nagelkerke’s R

website

BEI

perusahaan pertambangan, manufaktur, property diinterpretasikan seperti nilai 2 R pada multiple &real estate , dan infrastruktur, utilitas, &

dapat

regression .Nilai yang kecil berarti kemampuan transportasiyang terdaftar selama tahun 2011-2015 variabel-varibel independen dalam menjelaskan variasi

berjumlah 227 perusahaan. Panel data yang digunakan variabel dependen cukup terbatas.Nilai yang

yaitu balanced data, dan dari 227 perushaan ada 19 mendekati 1 berarti variabel-variabel independen

perusahaan yang melakukan voluntary auditor memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

switching sehingga didapat 95 data observasi untuk untuk

periode pengamatan 2011-2015.

dependen(Subramayam dan Wild, 2013). Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik dan pengujian hipotesis

dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan

3.11 Matriks Klasifikasi

hipotesis yang telah dibuat. Data dalam penelitian ini prediksi dari model regresi untuk memprediksi

diolah dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 21. kemungkinan perpindahan KAPyang dilakukan oleh

perusahaan.Tabel klasifikasi 2x2 menghitung nilai

4.2 Statistik Deskriptif

estimasi yang benar (correct) dan salah (incorrect). Statistik deskriptif memberikan gambaran Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel

mengenai karakteristik variabel yang diamati.Statistik dependen, sedangkan pada baris menunjukkan nilai

deskriptif variabel yang digunakan dalam penelitian observasi sesungguhnya dari variabel dependen. Pada

dapat dilihat pada Tabel 4.1.

model yang sempurna, maka semua kasus akan berada

Tabel 4.1

pada diagonal dengan tingkatan ketepatan peramalan

Statistik Deskriptif

Mean Std. Deviation

3.12 Rancangan Pengujian Hipotesis

VAS

95 0 1 ,53 ,502 AD 95 0 1 ,25

Untuk menguji pengaruh variabel independen ,437

PM

(audit delay, pergantian manajemen dan pertumbuhan

perusahaan klien) terhadap variabel dependen

Valid N (listwise)

(voluntary auditor switching) dilakukan dengan dua Sumber: Output SPSS 21 (2016)

 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat nilai

atau tidaknya direksi pada perusahaan tersebut. Nilai terendah, tertinggi, rata-rata, dan standar deviasi untuk

terendah sebesar 0 artinya perusahaan tidak melakukan masing-masing variabledengan jumlah sampel

pergantian direksi dan nilai tertinggi sebesar 1 artinya penelitian yang digunakan sebanyak 95 data

perusahaan melakukan pergantian direksi. Nilai rata- observasi.Voluntary

ratasebesar 0,31 dengan standar deviasi sebesar 0,463. diproksikan dengan VAS merupakan variabel

Variabel independen yang ketiga yaitu pertumbuhan dependen, sedangkan variabel independen adalah AD

perusahaan yang diproksikan dengan tingkat penjualan (audit delay), CEO (pergantian manajemen), dan

perusahaan. Nilai terendah yang diperoleh sebesar - GRW (pertumbuhan perusahaan).

2,80 yaitu PT Nipress Tbk (NIPS) dan nilai tertinggi Variabel dependen yaitu voluntary auditor

yang diperoleh sebesar 3,70 yaitu PT Roda Vivatex switching yang diproksikan berdasarkan perusahaan

Tbk (RODA). Nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan yang melakukan auditor switching atau perusahaan

klien 0,1049 dengan standar deviasi sebesar 0,66620 yang tidak melakukan voluntary auditor switching. Nilai terendah sebesar 0 artinya perusahaan tidak

4.3 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model

melakukan voluntary auditor switching dan nilai

Fit)

tertinggi sebesar 1 artinya perusahaan melakukan

telah dikemukakan voluntary auditor switching . Nilai rata-rata sebesar

Sebagaimana

yang

sebelumnya, analisis pertama yang dilakukan adalah 0,53 yang berarti bahwa rata-rata nilai voluntary

menilai overall model fit terhadap data. Hipotesis auditor switching yang dilakukan perusahaan

untuk menilai model fit adalah:

pertambangan, manufaktur, property &real estate, dan

H 0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data infrastruktur, utilitas, & transportasi yang terdaftar di

H a : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data BEI tahun 2011-2015sebesar 53%, sedangkan standar

Pengujian dilakukan dengan membandingkan deviasi sebesar 0,502. Variabel independen yang

nilai antara -2 log likelihood(-2LL) pada awal (blok pertama adalah audit delay diproksikan berdasarkan

number = 0) dengan nilai -2 log likelihood (-2LL) pada tanggal terbitnya laporan audit yang ditandatangani

akhir (blok number = 1). Pengurangan nilai antara - oleh auditor. Nilai terendah sebesar 0 artinya auditor

2LL awal dengan -2LL akhir menunjukkan bahwa menerbitkan laporan audit sebelum 31 Maret dan nilai

model yang dihipotesiskan fitdengan data (Ghozali, tertinggi sebesar 1 artinya auditor menerbitkan laporan

2009:79). Perbandingan nilai -2LL awal dengan -2LL audit setelah 31 Maret. Nilai rata-rata sebesar 0,25

akhir dapat dilihat pada Tabel 4.2. dengan standar deviasi sebesar 0,437. Variabel independen yang kedua adalah pergantian manajemendiproksikan berdasarkan diganti

Tabel 4.2

Iteration History

a,b,c,d

PP Step

1,637 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 131,435

d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber: Output SPSS 21 (2016)

4.4 Menguji Kelayakan Model Regresi Tabel 4.5

Analisis selanjutnya adalah menilai kelayakan

Negelkerke R Square

model regresi logistik yang akan digunakan. Pengujian

Model Summary

kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan

-2 Log

Cox & Snell Nagelkerke

menggunakan Goodness of Fit Test yang diukur

Step

likelihood

R Square R Square

dengan nilai Chi-Square. Jika nilai signifikansi Chi-

1 107,860 a ,220 ,293

a. Square Estimation terminated at iteration number 5 because sama dengan atau kurang dari 0,05, maka

parameter estimates changed by less than ,001.

hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan Sumber: Output SPSS 21 (2016) signifikan antara model dengan nilai observasinya

sehingga Goodness of Fit Test tidak baik karena model Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut menunjukkan nilai tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai

Nagelkerke R Square sebesar 0,293. Hal ini signifikansi Chi-Square lebih besar daro 0,05, maka

menunjukkan bahwa variabilitas variabel dependen hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model

dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

sisanya yaitu sebesar dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan

sebesar

29,3%dan

70,7%dijelaskan oleh variabilitas variabel-variabel lain data observasinya. Hasil pengujian kelayakan model

di luar model penelitian. Hasil perhitungan pada Tabel regresi dapat dilihat pada Tabel 4.3.

4.4 di atas secara lengkap disajikan pada lampiran 11.

Tabel 4.3 Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test

4.6 Tabel Klasifikasi

Step Chi-square

df Sig.

Tabel klasifikasi akan menunjukkan kekuatan

prediksi dari model untuk memprediksi kemungkinan Sumber: Output SPSS 21 (2016)

voluntary auditor switching yang ditunjukkan pada classification table sebagaimana ditampilkan pada

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan hasil

tabel 4.6.

pengujian hosmer and lemeshow, dengan probabilitas

Tabel 4.6

signifikansi menunjukkan angka 0,619. Nilai

Tabel Klasifikasi Classification Table

signifikansi yang diperoleh ini lebih besar dari 0,05 Predicted sehingga H

0 diterima. Hal ini berarti bahwa model

Tidak Ada Correct

regresi layak untuk digunakan dalam analisis

Step 1 AS

Tidak

14 36 selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata 72,0

Ada

Overall Percentage

a. antara klarifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi The cut value is ,500 yang diamati.Dengan kata lain, model regresi mampu

Sumber: Output SPSS 21 (2016) mempresiksi nilai observasinya.Hasil perhitungan

Berdasarkan Tabel 4.5, matriksklasifikasi pada Tabel 4.3 di atas secara lengkap disajikan pada

lampiran 11. menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinanvoluntary auditor

4.5 Koefisien Determinasi

switching yang dilakukan oleh perusahaan. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi

Koefisien determinasi

digunakan

untuk

mengetahui seberapa besar variabilitas variabel- kemungkinan perusahaan melakukanvoluntary auditor switching adalah sebesar 72% yang diprediksikan akan

variabel independen mampu memperjelas variabilitas variabel dependen.Koefisien determinansi pada regresi

melakukan voluntary auditor switching dari total 50 logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R

perusahaan yang melakukan voluntary auditor Nilai

dapat

switching .

Square. Nagelkerke

Square

diinterpretasikanseperti nilai R Square pada regresi Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak melakukan voluntary auditor switching adalah sebesar

berganda (Ghozali, 2009:85). Nilai ini di dapat dengan cara membagi nilai Cox & Snell R Square dengan nilai

68,9%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 31 perusahaan (68,9%) yang

maksimumnya. Nilai Nagelkerke R Square dapat di lihat pada Tabel 4.5.

diprediksi tidak melakukan voluntary auditor

 switching dari total 46 perusahaan yang tidak

variabel dependen, sedagkan untuk mengetahui melakukan voluntary auditor switching.

besarya

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara

(kuat-lemahnya)

4.7 Hasil Pengujian Hipotesis

bersama-sama maupun secara parsial ditunjukkan oleh Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan

koefisien determinasi. Dengan kata lain, koefisien untuk menguji pengaruh audit delay, pergantian

determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa manajemendan pertumbuhan perusahaan terhadap

besar (dalam persen) variabel independen, baik secara voluntary auditor switching dengan menggunakan

bersama-sama maupun secara parsial dapat analisis regresi logistik. Analisis regresi logistik ini

menjelaskan variabel dependen.

digunakan untuk mendapatkan nilai-nilai koefisien

perhitungan dengan logit

Berdasarkan

hasil

menggunakan program SPSS versi 21,0, hasil regresi sesungguhnya.

dengan koefisien

determinasi

yang

logistik dapat dilihat pada Lampiran 7. Ringkasan Koefisien regresi logit digunakan untuk menguji

hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.7. pengaruh variabel independen secara parsial terhadap

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E.

Wald

df Sig.

Exp(B)

Lower Upper

1,286 12,337 1 PM

Step a AD 1,382

a. Variable(s) entered on step 1: AD, PM, PP.

Model Summary

-2 Log

Cox & Snell

R Square

R Square

1 107,860 a ,220

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber: Output SPSS 21 (2016)

H 1 : Audit delay , pergantian manajemen, dan dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap voluntary auditor switching. berpengaruh terhadap voluntary auditor

delay , pergantian switching pada perusahaan pertambangan,

Besarnya pengaruh audit

manajemen, dan pertumbuhan perusahaan secara manufaktur, property &real estate, dan

bersama-sama berpengaruh terhadap voluntary auditor infrastruktur, utilitas, & transportasi yang

switching adalah 29,3%. Hal ini ditunjukkan oleh nilai terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Nagelkerke’s R Square sebesar 29,3%, sementara Audit delay , pergantian manajemen, dan

70,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama

dimasukkan kedalam penelitian.

berpengaruh terhadap voluntary auditor switching

H 2 : Audit delay berpengaruh terhadap voluntary ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi logit yang

switching pada tidak sama dengan nol (β≠ 0), sehingga dapat

auditor

perusahaanpertambangan, manufaktur, dinyatakan bahwa audit delay, pergantian manajemen,

property &real estate, dan infrastruktur,

 utilitas, & transportasi yang terdaftar di Bursa

2. Audit delay berpengaruh terhadap voluntary Efek Indonesia

auditor switching pada perusahaan manufaktur Berdasarkan Tabel 4.6, hasil penelitian terhadap

yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015. audit delay menunjukkan bahwa nilai Wald, dengan

3. Pergantian manajemen tidak berpengaruh nilai signifikansi sebesar 0,017 (lebih kecil dari 0,05)

terhadap voluntary auditor switching pada maka H 2 diterima. Dengan demikian, hasil perhitungan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel

tahun 2011-2015

audit delay berpengaruh positif terhadap voluntary

4. Pertumbuhan perusahaan klien berpengaruh auditor switching .

terhadap voluntary auditor switching pada

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI NASABAH ATAS RISIKO, KEPERCAYAAN, MANFAAT, DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN TERHADAP PENGGUNAAN INTERNET BANKING (Studi Empiris pada Nasabah Bank Umum di Kota Banda Aceh)

0 0 13

PENGARUH PROFITABILITAS, INTEREST COVERAGE RATIO, RETAINED EARNING, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2014

0 0 15

PENGARUH INFORMASI LABA TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2011-2014)

0 0 10

PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING, KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN INFORMASI KEUANGAN WEBSITE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN (Studi Empiri spada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2

0 0 17

190 Pengaruh Flypaper Effect pada dana alokasi umum (DAU) dan pendapatan asli daerah (PAD) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Banda Aceh (Studi Empiris pada Pemeritah Kota Banda Aceh Tahun 2008-2014)

0 0 9

177 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responbility (CSR) pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012- 2015 dengan Menggunakan Islamic Social Reporting (ISR) Index sebagai Tolok Ukur

0 0 13

PENGARUH NEGOSIASI DEBT CONTRACTS, POLITICAL COST, FIXED ASSET INTENSITY, DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP PERUSAHAAN MELAKUKAN REVALUASI ASET TETAP (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

0 0 11

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2011-2015 Dina Marfirah

0 0 12

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014

0 1 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN SUKARELA DALAM LAPORAN TAHUNAN (STUDI PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA)

0 1 10