PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING, KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN INFORMASI KEUANGAN WEBSITE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN (Studi Empiri spada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2

1 Dita Amelia* 2 , Linda*

1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

1 e-mail: dita_amelia49@yahoo.com* 2 , lindarisyad@yahoo.com*

Abstract

The research examines the effect ofinternet financial reporting, timeliness submission of financial information website, firm size, and profitability on abnormal return of mining company listed in Indonesia Stock Exchange in 2012-2014.

Secondary data were sourced from the financial statements, published by the capital market reference center at the Indonesia Stock Exchange and list of daily stock price in Yahoo Finance. The research type used in this research is hypothesis testing, by using simple random sampling method. There are 90 samples of the data that become the object to be researched. This research uses multiple linear regression analysis to test the hypothesis.

The results of this research show that simultaneous of internet financial reporting, timeliness submission of financial information website, firm size, and profitability have effect on abnormal return. Partially the research shows that (1) internet financial reporting have positive effect on abnormal return, (2) timeliness submission of financial information website have positive effect on abnormal return, (3) firm size have positive effect on abnormal return, and (4) profitability have no effect on abnormal return.

Keywords: Internet Financial Reporting, Timeliness Submission Of Financial Information Website, Firm Size, Profitability, Abnormal Return.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan yang membutuhkan dana diterbitkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Data tambahan dalam mengembangkan usahanya (going

statistik tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1. concern) akan mengoptimalkan struktur modalnya

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa terjadinya baik melalui liabilitas maupun ekuitas. Pasar modal

penurunan harga saham pada sektor pertambangan merupakan

sebesar 93.83 persen. Penurunan tersebut cukup membutuhkan dana tambahan

drastis jika dibandingkan dengan penurunan harga menerbitkan saham maupun obligasi. Pasar modal

baik dengan

saham pada sektor lain. Penurunan harga saham akan mempertemukan pihak yang membutuhkan dana

mengindikasikan bahwa saham pada perusahaan (perusahaan) dan pihak yang kelebihan dana

pertambangan mulai kurang diminati, namun tetap (investor). Pasar modal harus bersifat liquiddan

saja masih ada investor lama pada perusahan tersebut. efisien. Pasar modal yang liquid aktivitasnya

Harga saham yang rendah mendorong investor untuk berlangsung dengan cepat sedangkan pasar yang

berinvestasi dengan mengharapkan pengembalian efisien mencerminkan bahwa tidak adanya investor

yang lebih besar dimasa yang akan datang. Dengan yang memperoleh abnorma lreturn.

kata lain saat investor membeli saham pada harga Pada tahun 2014 perusahaan pertambangan

yang rendah berarti cost yang dikeluarkan sedikit mendapat perhatian lebih dari para investor karena

dengan begitu kemungkinan lebih besar untuk hasil pertambangan di Indonesia sangat menjanjikan.

mendapatkan benefit (return) yang lebih dimasa yang Fenomena ini bertentangan dengan data statistik yang

akan datang.

Tabel 1.1 Data Statistik Frekuensi Perdagangan Saham

Perdagangan Saham Bulan Des

Perdagangan Saham Bulan Jan

Persentase Perubahan Rata-Rata

Harian dari Bulan Sebelumnya No

2013 (s.d 30 Des 2013)

(s.d Jan 2014)

Index Harga Vol (Juta

Nilai (Rp Frek(X) Saham

Nilai (Rp

Frek (X)

Vol (Juta

Nilai

Frek (X)

Vol (Juta

-30.41 -6.02 2 Pertambangan

-96.39 -93.83 3 Ind. Dasar

-89.43 -86.11 4 Aneka Industri

-89.27 -89.42 5 Ind. Konsumsi

-93.37 -91.28 6 Properti

-92.55 -91.25 7 Infrastruktur

-95.71 -87.98 8 Keuangan

-90.41 -90.36 9 Perdagangan

Sumber: www.otoritasjasakeuangan.com (2016) Perusahaan yang besar tentunya memiliki

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yang lebih optimal dibandingkan

abnormal return . Di antaranya adalah adalah sistem perusahaan dengan skala lebih kecil. Perusahaan besar

IFR, ketepatan waktu penyampaian informasi memiliki karakteristik harga saham yang kurang

perusahaan, dan sensitif terhadap perekonomian karena semakin besar

keuangan website , ukuran

profitabilitas.

ukuran perusahaan, aset yang dimiliki akan semakin Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan besar dan harga saham akan semakin tinggi serta

sebelumnya penulis tertarik untuk melakukan cenderung menguat. Selain itu, menurut Sofiida dan

penelitian dengan judul “ Pengaruh Internet

Subaedi (2006) juga menyatakan bahwa karakteristik

Financial

Reporting,

Ketepatan Waktu

lain perusahaan besar adalah kemampuan untuk

Penyampaian Informasi Keuangan Website,

menghasilkan laba yang lebih besar sehingga

Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap

peluangnya untuk mendapatkan dana di dalam sebuah

Abnormal Return pada Perusahaan Pertambangan

pasar modal juga akan lebih tinggi dibanding

yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

perusahaan kecil serta kemampuannya dalam melakukan diversifikasi yang dapat mengurangi risiko

1.2 Rumusan Masalah

usaha. Pengurangan risiko yang mungkin terjadi dapat Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, meningkatkan abnormal return.

permasalahan dalam penelitian ini adalah : Investor dalam berinvestasi pada umumnya

1 Apakahinternet financial reporting, ketepatan bertujuan untuk memperoleh return yang sesuai.

waktu penyampaian informasi keuangan website, Informasi yang dipublikasikan dengan tepat waktu dan

ukuran perusahaan, dan profitabilitas secara lengkap mempengaruhi reaksi investor yang

bersama-sama berpengaruh terhadap abnormal ditunjukkan dalam abnormalreturn saham. Abnormal

return pada perusahaan pertambangan yang return adalah kelebihan dari return sesungguhnya

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. terjadi terhadap normal return yang merupakan return

2 Apakahinternet financial reporting berpengaruh yang diharapkan oleh investor (Jogiyanto, 2010).

terhadap abnormal return pada perusahaan Investor akan mengamati kinerja perusahaan melalui

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek informasi yang dipublikasikan perusahaan. Maka

Indonesia.

salah satu hal penting yang perlu diperhatikan

3 Apakah ketepatan waktu penyampaian informasi perusahaan adalah bagaimana menjamin tersedianya

keuangan websiteberpengaruh terhadap abnormal atau tersebarnya informasi kepada investor dengan

return pada perusahaan pertambangan yang secepatnya melalui prinsip keterbukaan.

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4 Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap hanya mencerminkan harga-harga di masa lalu, abnormal return pada perusahaan pertambangan

tetapi juga seluruh informasi yang dipublikasikan, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

seperti pengumuman laba, deviden, merger,

5 Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap perubahansistem akuntansi dan sebagainya. Dalam abnormal return pada perusahaan pertambangan

kondisi ini tidak ada investor yang dapat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan memanfaatkan sumber informasi yang

1.3 Tujuan Penelitian

dipublikasikan.

1) Internet financial reporting, ketepatan waktu

3. Bentuk Kuat

penyampaian informasi keuangan website, Dalam efisiensi pasar modal dalam bentuk kuat, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara

harga sekuritas tidak hanya mencerminkan seluruh bersama-sama berpengaruh terhadap abnormal

informasi yang dipublikasikan. Investor dapat return pada perusahaan pertambangan yang

memperoleh tingkat keuntungan diatas normal terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

dengan mencermati gelagat dari investor lain yang

2) Penerapan internet financial reporting pada

memiliki informasi.

abnormal return pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.1.2 Teori Sinyal

3) Ketepatan waktu

Teori sinyal menjelaskan bahwa perusahaan keuangan website perusahaan pada abnormal

penyampaian

informasi

mempunyai dorongan untuk memberikan informasi return pada perusahaan pertambangan yang

laporan keuangan kepada pihak eksternal. Sinyal ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan

4) Ukuran perusahaan terhadap abnormal return oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pada

pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut Indonesia.

lebih baik daripada perusahaan lain.

5) Profitabilitas berpengaruh terhadap abnormal return pada abnormalreturn pada perusahaan

2.1.3 Abnormal Return

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal

Indonesia. return yang merupakan return yang diharapkan oleh

investor atau expected return (Jogiyanto, 2010).

2. Kerangka Teoritis

dan Pengembangan

Selisih returnakan positif jikareturnyang didapatkan

Hipotesis

lebih besar dari return yang diharapkan atau

2.1. Kajian Pustaka

return yangdihitung. Selisihreturnakan bernilai negatif

2.1.1 Teori Pasar Efisien

jika returnyang didapat lebih kecil darireturnyang diharapkan atau returnyang dihitung.

Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk Menurut Jogiyanto(2010),Return ekspektasi utama efisiensi pasar, yaitu :

1. Bentuk Lemah dapat dihitung menggunakan 3 model estimasi

Efisiensi pasar modal dalam bentuk lemah yakni mean adjusted model, market model dan menyatakan

market adjusted model.

mencerminkan seluruh informasi yang terkandung

1. Mean Adjusted Model (Model Disesuaikan Rata- dalam harga sikuritas di masa lalu.Dalam kondisi

Rata)

ini, tidak ada investor yang dapat memperoleh Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi tingkat keuntungan di atas normal dengan bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return menggunakan pedoman berdasarkan atas informasi realisasi sebelumnya selama periode estimasi harga masa lalu. (estimation period). Periode estimasi umumnya

2. Bentuk Setengah Kuat merupakan periode sebelum periode peristiwa Efisiensi pasar modal dalam bentuk setengah kuat

(Jogiyanto, 2010).

menyatakan bahwa harga harga sekuritas bukan

2. Market Model (Model Pasar) lebih menghemat biaya karena perusahaan tidak Perhitungan return ekspektasi dengan model

mengeluarkan biaya untuk mencetak laporan pasar (marketmodel) ini dilakukan dengan dua tahap,

keuangan maupun biaya untuk distribusi laporan yaitu:

keuangan.

1.Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi.

2.1.6 Ketepatan Waktu (timeliness) Penyampaian

Informasi Keuangan Website

mengestimasi return ekspektasi diperiode jendela. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan

satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi regresi OLS (Ordinary Least Square).

yang relevan. Informasi mempunyai manfaat jika disampaikan secara tepat waktu kepada para

3. Market Adjusted Model (Model Disesuaikan Pasar) pengguna, sebelum informasi tersebut kehilangan Model disesuaikan pasar beranggapan bahwa

kapasitasnya dalam mempengaruhi pengambilan penduga terbaik untuk mengestimasi return satu

keputusan (Hanafi dan Halim, 2005). Semakin cepat sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut.

informasi tersebut diungkapkan, maka akan semakin Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu

relevan informasi bagi para pengguna laporan menggunakan periode estimasi untuk membentuk

keuangan. Pengguna laporan keuangan sangat model estimasi, karena return sekuritas yang

membutuhkan informasi yang dipublikasikan tepat diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar

waktu untuk memungkinkan mereka dapat dengan (Jogiyanto, 2010)

segera melakukan analisis dan membuat keputusan tentang modal yang sudah, atau akan diinvestasikan

2.1.4 IHSG (IndeksHargaSahamGabungan)

pada perusahaan (Sulistyo, 2010). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebut

juga Indeks Pasar (market index), yaitu alat ukur

2.1.7 Ukuran perusahaan

kinerja sekuritas khususnya saham yang listing di Ukuran perusahan secara umum dapat diartikan bursa yang digunakan oleh bursa-bursa didunia.

sebagai suatu perbandingan besar atau kecilnya Indeks di pasar modal mempunyai fungsi antara lain

kekayaan (aset) yang di-miliki suatu perusahaan. sebagai benchmark kinerja portofolio, indikator trend

Pengukuran perusahaan bertujuan untuk membedakan pasar, indikator tingkat keuntungan,dansebagai

secara kuantitatif antara perusahaan besar (large firm) fasilitas perkembanganproduk derivatif.IHSG juga

dengan perusahaan kecil (small firm) besar kecilnya menunjukkan pergerakan harga saham secara umum

suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi yang tercatat di bursa efek (Anoraga, 2001). Indeks ini

kemampuan manajemen untuk mengoperasikan melibatkan seluruh harga saham yang terdaftar dibursa

perusahaan dengan berbagai situaisi dan kondisi yang dan paling banyak digunakan sebagai acuan tentang

dihadapinya. Pada akhirnya kemampuan untuk perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG dapat

tersebut dapat digunakan untuk menilai situasi pasar secara umum

mengoperasikan

perusahaan

mempengaruhi pendapatan sahamnya. atau mengukur apakah harga saham mengalami

kenaikan atau penurunan.

2.1.8 Profitabilitas

Return On Assets (ROA) merupakan penilaian

2.1.5 IFR (Internet Financial Reporting)

profi tabilitas atas total asset, dengan cara Internet

membandingkan laba setelah pajak dengan rata-rata pencantuman informasi keuangan perusahaan melalui

total aktiva. Return On Assets (ROA) menunjukkan internet atau website (Lai et al., 2002). IFR dipandang

efektivitas perusahaan dalam mengelola aktiva baik sebagai alat penyampaian informasi yang efektif

dari modal sendiri maupun dari modal pinjaman, kepada pelanggan, investor dan pemegang saham. Hal

investor akan melihat seberapa efektif suatu ini berkaitan dengan pengambilan keputusan yang

perusahaan dalam mengelola asset. Semakin tinggi berhubungan dengan investasi dan pinjaman. Praktik

tingkat Return On Assets (ROA) maka akan IFR juga membuat penyajian informasi keuangan

memberikan efek terhadap volume penjualan saham, memberikan efek terhadap volume penjualan saham,

ini adalah pengujian hipotesis. Studi yang termasuk investasi sehingga akan mempengaruhi volume

dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat penjualan saham perusahaan begitu pula sebaliknya.

hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar Secara matematis Return On Assets (ROA) dapat

kelompok atau kebebasan (independensi) dua atau dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2012:202):

lebih faktor dalam suatu situasi (Sekaran, 2011:162). Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah menguji

bebas terhadap

penghindaran pajak.

Jenis investigasi dalam penelitian ini yaitu

2.1 Hipotesis Penelitian

studi kausal (causal study). Studi kausal adalah studi Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang

yang dilakukan untuk menemukan penyebab dari satu diambil sebelum melakukan penelitian untuk

atau lebih masalah (Sekaran, 2011:165). Penelitian ini mendapatkan konfirmasi kebenarannya. Menurut

melihat pengaruh dari internet financial reporting, Sekaran (2011:123), hipotesis adalah hubungan yang

ketepatan waktu penyampaian informasi keuangan diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih

website , ukuran perusahaan, dan profitabilitas variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan

terhadap abnormal return

yang dapat diuji. Adapun hipotesis penelitian ini Tingkat intervensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

intervensi minimal. Peneliti hanya mengumpulkan

1) H1 : Internet financial reporting , tingkat data berupa laporan keuangan tahunan dan selanjutnya pengungkapan informasi website dan ukuran

dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan, tanpa perusahaan secara bersama-sama berpengaruh

mengintervensi data yang diteliti. terhadap abnormal return pada perusahaan

Situasi studi pada penelitian ini adalah situasi pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

tidak diatur. Peneliti ingin melihat pengaruh dari Indonesia.

variabel-variabel terhadap abnormal return tanpa

2) H2:Internet financial reporting berpengaruh intervensi peneliti terhadap sumber data di terhadap abnormal return pada perusahaan

lapangan.Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

yang dikumpulkan selama tahap analisis data Indonesia.

selanjutnya (Sekaran, 2011:173). Unit analisis dalam

3) H3 : Ketepatan waktu penyampaian informasi penelitian ini adalah kelompok perusahaan. Penelitian keuangan website

ini menggunakan data laporan keuangan tahunan abnormal return pada perusahaan pertambangan

berpengaruh

terhadap

perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2012-2014. Dalam penelitian ini horizon waktu yang

4) H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

adalah pooling/panel data.Pooling abnormal return pada perusahaan pertambangan

digunakan

data/panel data yaitu gabungan time series dan cross yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

sectional, dimana studi ini mengambil sampel pada

5) H5 : Profitabilitas berpengaruh terhadap beberapa perusahaan dan beberapa waktu yang abnormal return pada perusahaan pertambangan

berbeda (Gujarati, 2003:363).

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Populasi dan Sampel

3. Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah 30

3.1 Desain Penelitian

perusahaan petamabangan yang terdaftar di BEI pada Desain penelitian merupakan kerangka kerja

tahun 2012-2014. Pengambilan sampel menggunakan yang akan memudahkan peneliti dalam melakukan

metode simple random sampling. Simple random penelitiannya. Terdapat enam aspek dasar desain

sampling adalahteknik pengambilan sampel penelitian penelitian, yaitu tujuan studi, jenis investigasi, tingkat

dari populasi dilakukan secara acak, di mana setiap intervensi peneliti, konteks studi, unit analisis, dan

elemen atau anggota populasi memiliki kesempatan horizon waktu studi (Sekaran, 2011:152).

yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Penentuan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Penentuan

(Jogiyanto,2008).Besarnya return saham dilihat dari 10% karena sample kurang dari 1000. Rumusnya

adanya abnormal return saham yang diperoleh adalah sebagai berikut:

investor sehubungan dengan IFR. Actual return

merupakan selisih antara harga sekarang dengan harga

39 sebelumnya secara relatif.

a. Menghitungreturn abnormal : Keterangan:

ARit= Rit– Rmit n = Jumlah sampel

Keterangan :

N = Jumlah populasi Arit = Abnormal Return perusahaan i pada hari t.

1 = Konstanta

e = Margin of error (kesalahan maksimum yang bisa Rit = Return sesungguhnya perusahaan i padahari t.

ditolerir sebesar 10%) Rmit = Return pasar perusahaan i padahari t. Dengan demikian, diketahui bahwa jumlah

b. Menghitungreturnsesungguhnyadanreturnpasar sampel berdasarkan populasi minimal sebanyak 28 dirumuskansebagaiberikut : perusahaan. Namun untuk mendapatkan hasil

penelitiaan yang dapat digeneralisasi secara luas,

maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 perusahaan. Penelitian ini menggunakan

Keterangan :

Pooling data /panel datadengan masa pengamatan 3 Rit = returnsesungguhnyaperusahaan i padahari t. tahun maka minmum sample 30 sample x 3 tahun = 90

Pit = harga saham harian penutupan (closingprice) sample.

perusahaan i pada hari t. Pit-1 = harga saham harian penutupan (closingprice)

perusahaan i pada hari sebelum t. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Returnpasar dihitungdengancara sebagaiberikut perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada

tahun 2012-2014. Data sekunder adalah data yang

diperoleh melalui sumber yang telah ada dan tidak

Keterangan :

perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data

= returnpasarpada harit sekunder biasanya bersumber dari publikasi IHSGt =Indeks harga saham gabungan pada periode pemerintah, informasi yang dipublikasikan oleh

RMit

perusahaan, dokumen perpustakaan, buletin statistik,

(hari)t.

data online, website, dan internet (Sekaran, 2011:77). IHSGt-1 =Indeks harga saham gabungan pada

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam periode (hari) sebelum t. penelitian

return dalam jendela mengumpulkan data berupa laporan keuangan tahunan

ini adalah

dokumentasi,

yaitu

Akumulasi abnormal

pengamatan adalah:

yang telah tersedia di BEI. Data diperoleh dengan CAR it =∑ t a= t3 AR it mengakses website BEI dengan alamat www.idx.co.id

Keterangan :

3.4 Operasionalisasi Variabel

CARit=Cummulative Abnormal Return perusahaan i

3.4.1Variabel Terikat

Variabel dependen (Y) merupakan variabel

pada tahun t;

yang menjadi perhatian utama peneliti (Sekaran, ARit = return abnormal perusahaan i padahari t 2011:116). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah abnormal return. Abnormal return adalah kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return yang merupakan return yang

3.4.2 Variabel Independen (X)

ROA=

x100%

3.4.2.1 IFR (Internet Financial Reporting)

IFR merupakan suatu variabel dummy. Variabel

3.5 Metode Analisis dan Rancangan Pengujian

dummy hanya mempunyai 2 (dua) nilai yaitu 1 dan

Hipotesis

nilai 0, serta diberi simbol D. Dummy memiliki nilai 1

3.5.1 Metode Analisis

(D=1) apabila perusahaan tersebut menggunakan Analisis data dilakukan dengan menggunakan praktik IFR dan (D=0) apabila tidak menggunakan

analisis statistik yaitu teknik analisis regresi berganda. praktik IFR.

Selanjutnya data diolah dengan program IBM Statistical Package for Social Science (SPSS) versi

3.4.2.2 Ketepatan Waktu Penyampaian Informasi

23. Setelah dilakukan analisis statistik dalam

penelitian ini, maka selanjutnya akan dilakukan Variabel ini diukur berdasarkan tanggal

Keuangan Website

pengujian hipotesis. Analisis regresi berganda penyampaian laporan keuangan tahunan auditan ke

(multiple regression analysis) digunakan untuk Bapepam. Variabel ini diukur dengan menggunakan

menguji pengaruh dua atau lebih variabel bebas variabel dummy dengan kategorinya yaitu bagi

terhadap variabel terikat dengan skala pengukuran perusahaan yang memiliki ketepatan waktu

interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (menyampaikan laporan keuangannya kurang dari 90

(Indriantoro dan Supomo, 2013:211). hari setelah akhir tahun atau sebelum tanggal 30

Maret) masuk kategori 1 dan perusahaan yang tidak

3.5.2 Statistik Deskriptif

tepat waktu (menyampaikan laporan keuangannya Statistik deskriptif dalam penelitian pada lebih dari 90 hari setelah akhir tahun atau setelah

dasarnya merupakan proses transformasi data tanggal 30 Maret) masuk kategori 0.

penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan

ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam Ukuran perusahaan yaitu besar kecilnya suatu

3.4.2.3 Ukuran Perusahaan

bentuk tabel numerik dan grafik. Statistik deskriptif perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah

digunakan untuk memberikan informasi mengenai penjualan, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata

karakteristik variabel penelitian yang utama dan data total aktiva. Ukuran perusahaan yang digunakan

demografi responde. Ukuran yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah menggunakan total aktiva

deskripsi berupa frekuensi, tendensi sentral (rata-rata, selama periode amatan. Formula ukuran perusahaan

median, modus), dispersi (deviasi standar dan varian), dihitung dengan (Budiasih, 2009) :

dan koefisien korelasi antar variabel penelitian. Size = Ln(Asset)

Ukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif Dimana :

tergantung tipe skala pengukuran contruct yang digunakan dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo,

Size = Ukuran perusahaan Ln

= Logaritma Natural

Asset = Total aset perusahaan

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

3.4.2.4 Profitabilitas

3.5.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah Profitabilitas adalah

kemampuan

suatu

perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit). dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan F

Variabel ini bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, apabila asumsi ini dilanggar maka

untuk memperoleh keuntungan. Adapun metode skala pengukuran data pada variabel ini menggunakan rasio.

uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah

Untuk mengukur profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini menggunakan ROA (return on asset)

residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160).

dimana rumus atau formula perhitungan (Hanafi dan Halim, 2009:84) adalah :

4 – du ≤ DW ≤ 4 – dl, tidak ada korelasi negatif, menguji normalitas residual adalah uji statistik non-

Uji statistik yang dapat digunakan untuk

tidak ada keputusan.

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S

5) du < DW < 4 – du, tidak ada autokorelasi, positif dilakukan dengan membuat hipotesis:

atau negatif, H0 diterima.

H0: Data residual berdistribusi normal HA: Data residual tidak berdistribusi normal

3.5.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Pedoman pengambilan keputusan: Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

1) Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan < 0,05, H0 ditolak, HA diterima.

varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

2) Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak > 0,05, H0 diterima.

muncul heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

3.5.3.2 Uji Multikolonieritas

residualnya SRESID. Jika terdapat pola tertentu maka apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

terdapat heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak antarvariabel bebas. Untuk menguji adanya

terdapat pola tertentu atau titik-titik menyebar di atas multikolinearitas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan

terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). nilai tolerance serta VIF (Variance Inflation Factor). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih

3.5.4 Rancangan Pengujian Hipotesis

besar dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar

3.5.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda

variabel bebas yang nilainya lebih dari 95% dan nilai Analisis regresi adalah pada upaya menjelaskan VIF > 10. Apabila VIF < 10 dapat dikatakan bahwa

dan mengevaluasi hubungan antara satu atau lebih variabel bebas yang digunakan dalam model adalah

variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Ghozali, dapat dipercaya dan objektif (Ghozali, 2011:140)

2011:6). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh empatvariabel bebas (IFR, Timeliness,

SIZE, dan Profitabilitas) terhadap satu variabel terikat Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

3.5.3.3 Uji Autokorelasi

(abnormal return). Oleh karena itu, penelitian ini apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara

menggunakan analisis regresi linear berganda kesalahan pengganggu pada periode t dengan

(multiple linear regression).

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (tahun Persamaan regresi yang digunakan dalam sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

penelitian ini adalah sebagai berikut: ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

Y=a+

+ +e

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi

Keterangan :

yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013:110).

= Abnormal Return Uji Durbin-Watson (DW) dapat digunakan

a = Konstanta

untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi. Uji

= Koefisien Regresi DW dilakukan dengan membuat hipotesis:

= Internet Financial Reporting H0: Tidak ada autokorelasi ( r = 0 )

= Ketepatan Waktu Pelaporan HA: Ada autokorelasi ( r ≠ 0 ).

Laporan Keuangan Website

Pedoman pengambilan keputusan: = Ukuran Perusahaan 1)

0 < DW < dl, tidak ada autokorelasi positif, H0

= Profitabilitas

ditolak, HA diterima.

e = Epsilon ( error term )

2) dl ≤ DW ≤ du, tidak ada autokorelasi positif, tidak ada keputusan. 3)

4 – dl < DW < 4, tidak ada korelasi negatif, H0 ditolak, HA diterima.

3.5.2.2 Uji Signifikansi Bersama-sama (Uji Statistik

4. Hasil dan Pembahasan

F)

4.1 Statistik Deskriptif

Uji statistik F dilakukan untuk melihat apakah Statistik deskriptif memberikan gambaran semua variabel independen yang dimasukkan dalam

mengenai karakteristik variabel yang diamati. Statistik model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-

deskriptif variabel yang digunakan dalam penelitian sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Uji

dapat dilihat pada Tabel 4.1.

statistik F dilakukan dengan cara quick look, yaitu

Tabel 4.1

melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi

Statistik Deskriptif

dengan significance level 0,05 (α= 5%). Dasar

Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika F hitung > F tabel atau jika nilai Sig F > 0,05, .49264

maka hipotesis diterima.

2) Jika F hitung < F tabel atau jika nilai Sig F < 0,05,

maka hipotesis ditolak. 90

Valid N

(listwise)

Sumber: OutputSPSS22 (2016)

3.5.2.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat nilai Uji statistik t digunakan untuk melihat pengaruh

terendah, tertinggi, rata-rata, dan standar deviasi untuk variabel independen terhadap variabel dependen

masing-masing variabel dengan jumlah sampel secara parsial (Ghozali, 2009). Pengujian dilakukan

penelitian yang digunakan sebanyak 90 data observasi. dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).

Struktur modal yang diproksikan dengan ABR Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan

(Abnormal Return) merupakan variabel dependen, dengan kriteria sebagai berikut:

sedangkan variabel independen adalah internet

1) Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka hipotesis financial reporting , ketepatan waktu (timeliness), ditolak. Hal ini berarti, secara parsial variabel

ukuran perusahaan, dan profitabilitas. independen tidak pengaruh terhadap variabel

Nilai terendah dari abnormal returnsebagai dependen.

variabel dependen adalah -0,23 dialami oleh Ratu

2) Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka hipotesis Prabu Energi Tbk.pada tahun 2014. Hal ini bermakna diterima. Hal ini berarti, secara parsial variabel

bahwa abnormal return sebesar -23% yang diperoleh independen mempunyai pengaruh terhadap

perusahaan terhadap return yang diharapkan investor. variabel dependen.

Sedangkan nilai tertinggi abnormal return adalah 0,21

2 dialmi oleh SMR Utama Tbk. pada tahun 2012. Hal

3.5.4.4 Koefisien Determinasi (R )

2 ini bermakna bahwa abnormal return sebesar 21% Koefisien determinasi (R ) digunakan untuk

yang diperoleh perusahaan terhadap return yang mengukur

sejauh mana kemampuan model diharapkan investor. Nilai rata-rata dari abnormal menerangkan variasi variabel dependen. Nilai return sebesar 0,04 artinya rata-rata abnormal return

koefisien determinasi (antara nol dan satu) sebesar 4% yang diperoleh perusahaan terhadap return menunjukkan persentase pengaruh dari variabel

2 yang diharapkan investor. Nilai standard deviation independen terhadap variabel dependen. Nilai R yang sebesar 0,09 lebih tinggi dari nilai rata-ratanya, artinya kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam adalah variasi data abnormal return bersifat menjelaskan variabel terikat amat terbatas, sedangkan heterogen, dengan kata lain abnormal return nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas mempunyai sebaran yang besar pada perusahaan. memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan Variabel independen yang pertama adalah untuk memprediksi variasi variabel terikat (Ghozali, internet financial reporting pada penelitian ini 2011). menemukan bahwa sebagian besar perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalukan internet financial reporting dengan perbandingan 73,3% yang melakukan internet pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalukan internet financial reporting dengan perbandingan 73,3% yang melakukan internet

data distribusi normal atau mendekati normal. Uji Variabel independen yang kedua adalah

asumsi klasik yang pertama dalam penelitian ini ketepatan waktu (timeliness) pada penelitian ini

dilakukan dengan uji normalitas. Pada normal P-P Plot menemukan bahwa sebagian besar perusahaan

menunjukkan standardized residual tidak berada pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

dalam kisaran garis diagonal.

melalukan penyampain informasi keuangan website Uji asumsi klasik pertama dilakukan adalah uji secara tepat waktudengan perbandingan 40% yang

normalitas data. Gambar 4.1 berikut ini menunjukkan melakukan penyampain informasi keuangan website

pengujian normalitas.

secara tepat waktu dan 60% yang tidak melakukan penyampain informasi keuangan website secara tepat

Grafik 4.1.

waktu.

Normal P-P Plot of Regression

Variabel independen yang ketiga adalah ukuran

Standardized Residual

perusahaan. Ukuran perusahaan dengan nilai terendah

Dependent Variable: ABR

adalah 12,41 atau 1241% dimiliki oleh SMR Utama

Expected Cum

Tbk. pada tahun 2013, sedangkan ukuran perusahaan

Prob

tertinggi adalah 19,01 atau 1900% yang dimiliki oleh Aneka Tambang (Persero) Tbk. pada tahun 2012. 0.8

Nilai rata-rata ukuran perusahaan sebesar 15,22 artinya rata rata ukuran perusahaan yang dimiliki

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012 sampai dengan

tahun 2014 adalah sebesar 1520%. Nilai standard deviation sebesar 1,48 lebih rendah dari nilai rata-rata,

artinya adalah variasi data ukuran perusahaan bersifat homogen, dengan kata lain abnormal return

mempunyai sebaran yang kecil pada perusahaan.

Variabel independen yang keempat adalah

Observed Cum Prob

profitabilitas. Profitabilitas dengan nilai terendah Sumber: OutputSPSS22 (2016) adalah -27,23 atau -2723% dimiliki oleh Cakra

Mineral Tbk. pada tahun 2014, sedangkan

4.1.1.1 Uji Multikolonieritas

profitabilitas tertinggi adalah 30,01 atau 3001% yang Uji multikolonieritas data dapat dilakukan dimiliki oleh Harum Energy Tbk. pada tahun 2012.

dengan melihat besarnya VIF (Variance Inflation Nilai rata-rata profitabiitas sebesar 3,26 artinya rata

Factor) dan nilai tolerance. Suatu model regresi yang rata

profitabilitas yang dimiliki perusahaan bebas dari multikolonieritas memiliki angka VIF pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

disekitar 1 dan angka tolerance mendekati satu. Hasil selama tahun 2012 sampai dengan 2014 adalah

pengujian multikolonieritas dapat dilihat pada Tabel sebesar 3260%. Nilai standard deviation sebesar 9,34

4.2, jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 atau VIF lebih tinggi dari nilai rata-ratanya, artinya adalah

lebih besar dari 10 maka terjadi multikolonieritas. variasi data abnormal return bersifat heterogen,

Sebaliknya, jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dengan kata lain abnormal return mempunyai sebaran

atau VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi yang besar pada perusahaan.

multikolonieritas (Ghozali, 2009:106).

4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.1.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, dan keduanya mempunyai distribusi

Tabel 4.2

Berdasarkan grafik 4.2 yang menunjukkan

Hasil Uji Multikolonieritas

bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

Coefficients a

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu

Unstandardized Standardized

Collinearity

Y, maka tidak terjadi hererokedastisitas.

Coefficients Coefficients

B Std. Error

4.1.1.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan

uji statistik Durbin-Watson. Menurut Ghozali

(2009:110), uji autokorelasi dilakukan untuk menguji

Sz ROA

apakah model regresi linear ada korelasi kesalahan pengganggu antara periode t dengan kesalahan

a. Dependent Variable: ABR pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk

mengetahui ada tidaknya autokorelasi harus dilihat Sumber: OutputSPSS 22 (2016)

nilai uji Durbin-Watson sebagai berikut: Tabel 4.2 menunjukkan nilai

VIF dan

tolerance dari masing-masing variabel, yaitu internet

Tabel 4.3

financial reporting , ketepatan waktu (timeliness),

Hasil Uji Autokorelasi

ukuran perusahaan, dan profitabilitas. Nilai

Model Summary a

tolerance untuk keempat variabel > 0,10 dan nilai VIF

Mode

Adjusted

Std. Error of Durbin-

< 10. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

Square

R Square the Estimate Watson

bahwa dalam model regresi yang digunakan terbebas 1.901 dari multikolonieritas antar variabel bebas.

a. Predictors: (Constant), IFR, TML, Sz, ROA

b. Dependent Variable: ABR

4.1.1.2 Uji Heterokesdastisitas

Sumber: OutputSPSS 22 (2016)

Uji heterokedastisitas merupakan indikasi bahwa varian antar-residual tidak heterogen yang

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi

bahwa pada tingkat signifikansi 5% untuk 90 sampel efisien. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk

(n) nilai dU = 1,72642 dan 4-dU= 2,2735. Nilai mendeteksi ada tidaknya heterokesdastisitas dapat

Durbin Watson1,901 sehingga 1,72642< 1,901< dilihat

2,2735, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada dilakukan dengan dengan melihat ada atau tidaknya

dengan

menggunakangrafikscatterplot

autokorelasi pada data tersebut.

pola tertentu pada grafik scatterplot , sehingga

4.1.2 Pengujian Hipotesis

menghasilkan data seperti yang terlihat pada gambar

4.1.2.1 Hasil Pengujian Hipotesis

4.2. Penelitian ini merupakan penelitian dengan

Gambar4.2

menguji hipotesis yang menggunakan metode analisis

Hasil Uji Heterokesdastisitas

regresi linier berganda (multiple regresion analysis),

Scatterplot

metode regresi linier berganda menghubungkan satu

Dependent Variable: Regression Studentized Residual ABR

variabel dependen dengan beberapa variabel

independen dalam suatu model penelitian untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel

0 independen terhadap variabel dependen. Analisis

linier berganda digunakan untuk mendapat koefisien

regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang

dibuat akan diterima atau ditolak atas dasar hasil

analisis regresi dengan menggunakan tingkat

4 Regression Standardized Predicted Value 2 signifikansi sebesar 5%.

Sumber: OutputSPSS 22(2016)

4.1.2.2 Hasil Regresi Linier antara Internet

internet financial reporting terdapat perbedaan

Financial Reporting, Ketepatan Waktu

antara perusahaan yang tidak melakukan internet

(timeliness), Ukuran Perusahaan, dan

financial reporting terhadap abnormal return.

Profitabilitas dengan Abnormal Return

Tanda positif pada koefisien menunjukkan bahwa peningkatan internet financial reporting akan

Nilai koefisien regresi masing-masing variabel diikuti peningkatan pada abnormal return. Jika independen, yaitu jumlah internet financial reporting,

variabel internet financial reporting bertambah 1 ketepatan waktu (timeliness), ukuran perusahaan, dan

satuan, maka abnormal return akan meningkat profitabilitas untuk variabel dependen cash holding

sebesar 4,2% dengan asumsi variabel lain tetap pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

atau tidak mengalami perubahan. berdasarkan hasil dapat dilihat pada Tabel 4.4.

3) Koefisien regresi ketepatan waktupenyampaian

Tabel 4.4

informasi keuangan website (timeliness) sebesar

Hasil Regresi Linier Berganda

0,042. Menunjukan arah positif terhadap Coefficients a abnormal return pada perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

perusahaan yang

Model

B Std. Error

Beta

menyampaikan informasi keuangan website

(Constant) -.262

secara tepat waktu terdapat perbedaan antara

perusahaan yang tidak menyampaikan informasi

keuangan website secara tepat waktu terhadap abnormal return. Tanda positif pada koefisien

Model R

R Square

Adjusted R

Std. Error of

menunjukkan bahwa peningkatan ketepatan

Square

the Estimate

waktupenyampaian informasi keuangan website

(timeliness) akan diikuti peningkatan pada

abnormal return . Jika variabel ketepatam waktu Sumber: Output SPSS 22 (2016)

a. Predictors: (Constant), IFR, TML, Sz, ROA b. Dependent Variable: ABR

(timeliness) bertambah 1 satuan, maka abnormal return akan meningkat sebesar 4,2% dengan

Persamaan regresi linier berganda dengan asumsi variabel lain tetap atau tidak mengalami pengukuran

struktur modal

yang diperoleh

perubahan.

berdasarkan hasil perhitungan statistik seperti yang

4) Koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar terlihat pada tabel 4.4 adalah:

0,017. Artinya setiap kenaikan 100% ukuran perusahaan

menaikkan abnormal

Y = -0.262 + 0.042X1 +0.042X2 + 0.017X3 + 0.000X4 + e

return perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 sebesar

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat

diketahui bahwa:

5) Koefisien regresi profitabilitas sebesar 0,001.

1) Konstanta (a) sebesar -0,262. Artinya, jika

kenaikan 100% internet financial reporting , ketepatan waktu

Artinya

setiap

abnormal (timeliness), ukuran perusahaan, dan profitabilitas

profitabilitasmenurunkan

return perusahaan pertambangan yang terdaftar di dianggap konstan, maka besarnya abnormal

Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 sebesar return perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 turun sebesar 26,2%.

4.1.2.3 Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji

2) Koefisien regresi internet financial reporting

Statistik F)

sebesar 0,042. Menunjukan arah positif terhadap Untuk pengujian hipotesispertama dilakukan abnormal return pada perusahaan pertambangan

pengujian uji F. Uji F pada dasarnya menunjukkan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

apakah semua variabel independen yang dimasukkan 2010-2014. Pada perusahaan yang melalukan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

Tabel 4.6

Hasil Uji Statistik t yang dapat dilihat pada Tabel 4.5. a Coefficients

F diturunkan dari tabel ANOVA(analysis of variance),

Sig. Collinearity Statistics

Coefficients

Coefficients

Tabel 4.5 VIF

B Std.

Hasil Uji Statistik F

Sum of Squares

Df Mean Square

F Sig.

a. Dependent Variable: ABR

89 Sumber: Output SPSS 22 (2016)

Total .731

a. Dependent Variable: ABR

1) Variabel internet financial reporting (X 1 )

b. Predictors: (Constant), IFR, TML, Sz, ROA memiliki nilai signifikansi 0,004 lebih kecil dari Sumber: Output SPSS 22 (2016)

0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa internet financial reporting terbukti berpengaruh terhadap abnormal return . Dengan demikian, hipotesis

Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh hasil uji kedua (H 2 ) yang menyatakan bahwa intenet signifikansi

reporting berpengaruh terhadap mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

variabel

independen (X) dapat

financial

abnormal return dapat diterima. Dari uji F didapat nilai F sebesar 7.492 dan

2) Variabelketepatan waktu (timeliness) (X 2 ) signifikansi 0,000 yang bermakna bahwa variabel

memiliki nilai signifikansi 0,044 lebih kecil dari internet financial reporting , ketepatan waktu

0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan (timeliness),

berpengaruh terhadap profitabilitassecara bersama-sama mempengaruhi

abnormal return . Dengan demikian, hipotesis abnomal return . Dengan demikian, hipotesis pertama

ketiga (H 3 ) yang menyatakan bahwa ketepatan (H 1 ) yang menyatakan bahwa internet financial

berpengaruh terhadap reporting , ketepatan waktu (timeliness), ukuran

waktu (timeliness)

abnormal return dapat diterima. perusahaan, dan profitabilitassecara bersama-sama

3) Variabel ukuran perusahaan (X 3 ) memiliki nilai berpengaruh terhadap abnormal return dapat diterima.

signifikansi 0,008 lebih kecil dari 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

4.1.2.4 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji

berpengaruh terhadap abnormal return. Dengan

hipotesis keempat (H 4 ) yang Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

Statistik t)

demikian,

bahwaukuran perusahaan seberapa besar pengaruh variabel independen secara

menyatakan

berpengaruh terhadap abnormal return diterima. individu atau parsial terhadap variabel dependen. Uji

4) Variabel profitabilitas (X 4 ) memiliki nilai ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik t untuk

signifikansi 0,620 lebih besar dari 0,05 (5%). Hal mengetahui seberapa besar pengaruh variabel internet

ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak financial reporting , ketepatan waktu (timeliness),

berpengaruh terhadap abnormal return. Dengan ukuran

hipotesis keempat (H 4 ) yang abnormal return sebagai variabel dependen. Dasar

perusahaan,

dan profitabilitasterhadap

demikian,

menyatakan bahwaprofitabilitas berpengaruh keputusan yang diambil adalah dengan melihat tingkat

terhadap abnormal return ditolak. signifikansi kurang dari 0,05 (5%). Berdasarkan hasil

pengujian pada Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa:

4.1.2.5 Koefisien Determinasi

Pengujian regresi linier berganda ini dianalisis pula besarnya koefisien determinasi (R 2 ) . Uji

koefisien determinasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen (internet financial reporting, ketepatan waktu

(timeliness), ukuran perusahaan, dan profitabilitas.) Tiap pengungkapan informasi akan membuat investor terhadap variabel dependen (abnormal return). Hasil

memeriksa kembali penilaian mereka terhadap nilai pengujian menunjukkan nilai R 2 seperti terlihat pada

saham dan membuat keputusan untuk menjual atau Tabel 4.7.

memgang saham.

Tabel 4.7

Hal ini bisa dikatakan perusahaan yang

Koefisien Determinasi

menerapkan internet financial reporting akan

Model Summary b

mempunyai harga saham yang responsive sehingga

Model R R Square

Adjusted R

Std. Error of

mempunyai abnormal return yang lebih tinggi sebesar

Square

the Estimate

0,042 dibandingkan perusahaan yang tidak

menerapkan internet financial reporting. Hal ini

a. Predictors: (Constant), IFR, TML, Sz, ROA

dikarenakan informasi yang berguna bagi investor Sumber: Output SPSS 22.0 (2016)

b. Dependent Variable: ABR

dapat dipublikasikan dengan lebih cepat. Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai

4.2.2 Pengaruh Ketepatan Waktu Penyampaian

R 2 diperoleh sebesar 0,26 atau sebesar 26%. Dengan

Informasi Keuangan Website (timeliness)

demikian dapat dikatakan bahwa

26% variasi

terhadapAbnormal Return

abnormal return pada perusahaan pertambangan yang Berdasarkan hasil pengujian statistik, secara terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014

parsial variabel ketepatan waktu (timeliness ) disebabkan oleh keempat variabel independen dalam

berpengaruh terhadap abnormal return pada penelitian ini yaitu internet financial reporting,

perusahaan pertambanganyang terdaftar di Bursa Efek ketepatan waktu (timeliness), ukuran perusahaan, dan

Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi ketepatan waktu (timeliness) yaitu 0,022 (2,2%) atau

profitabilitas, sedangkan 0,74 atau 74% sisanya disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

berada di bawah tarif signifikansi 0,05 (5%). Hubungan positif sebesar 0,042 hasil tersebut

Dokumen yang terkait

PENGARUH OPINI AUDIT, FINANCIAL DISTRESS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

0 0 20

Manajemen Pembiayaan dan Pelaporan Keuangan Program Microfinance Syariah Berbasis Masyrakat (MISYKAT) di Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul Mal Aceh

0 0 7

60 ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PEIODE OPINI NON WTP DAN PERIODE OPINI WTP (Studi Pada KabupatenKota di Provinsi Aceh Tahun 2013-2014) Yuni Wulan Dary

0 0 14

PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK DAN KEMAMPUAN TEKNIK OPERATOR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI (Studi pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh)

0 0 11

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KOMPETISI TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA Dessy Mauliza

0 0 7

PENGARUH MARKET VALUE ADDED, ECONOMIC VALUE ADDED, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014

0 0 12

PENGARUH LIKUIDITAS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) Riska Ananda

1 1 18

PENGARUH PERSEPSI NASABAH ATAS RISIKO, KEPERCAYAAN, MANFAAT, DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN TERHADAP PENGGUNAAN INTERNET BANKING (Studi Empiris pada Nasabah Bank Umum di Kota Banda Aceh)

0 0 13

PENGARUH PROFITABILITAS, INTEREST COVERAGE RATIO, RETAINED EARNING, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2014

0 0 15

PENGARUH INFORMASI LABA TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2011-2014)

0 0 10