IDENTIFIKASI PENYEBAB OVERRUN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

  SIPIL ’ MESIN ’ARSITEKTUR ’ELEKTRO e k

  IDENTIFIKA SI PENYEBA B BIA YA PRO YEK KO NSTRUKSI G EDUNG OVERRUN

  • *

    Fa hira h F

  Ab strac t Re se a rc h wa s c o nd uc te d to the c o ntra c to rs whic h ha s c o m p a ny q ua lific a tio n M(m id d le ) in Ma ka ssa r, whic h ha ve e xe c ute d c o nstruc tio n p ro je c t o f o ffic e b lo c k a nd sho p p ing c e ntre b y d istrib uting q ue stio nna ire . The re sult o f q ue stio nna ire surve y wa s c o lle c te d fro m 16 re sp o nd e nt o f 16 c o ntra c to r c o m p a nie s. The d a ta c o lle c tio n will b e a na lyze d with d e sc rip tive sta tistic a l a na lysis.

  The re sult fro m re se a rc h ind ic a te s tha t d o m ina nt fa c to rs tha t c a use c o st o ve rrun in b uild ing c o nstruc tio n p ro je c t in Ma ka ssa r we re rise o f m a te ria ls p ric e , hig hly e q uip m e nts re nt/p ric e , m a te ria l d a m a g e , fluc tua tio n o f la b o ur fe e c ha o s o f c o st c o ntro l in fie ld , ina c c ura te c o st , e stim a te a nd ne w g o ve rnm e nt m o ne ta ry p o lic y.

  Ke y wo rds: C o nstruc tio n p ro je c t, c o st o ve rrun A b stra k Penelitian dilakukan terhadap kontraktor dengan kualifikasi perusahaan M (menengah) yang berkedudukan di Makassar dan pernah melaksanakan proyek konstruksi gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendistribusikan kuesioner. Hasil survey kuesioner terkumpul 16 responden dari 16 perusahaan kontraktor golongan M. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisa statistik deskriptif. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang paling mempengaruhi terjadinya o ve rrun pembengkakan) biaya pada proyek konstruksi gedung di Makassar adalah adanya kenaikan harga material, harga/sewa peralatan yang tinggi, kerusakan material, terjadi fluktuasi upah tenaga kerja, pengendalian biaya yang buruk di lapangan, ketidak tepatan estimasi biaya, dan adanya kebijaksanaan keuangan yang baru dari pemerintah..

  Ka ta kunc i: Proyek konstruksi, , biaya pembengkakan

1. Pe nd a hulua n Semakin besar suatu proyek,

  berarti semakin kompleks Proyek konstruksi merupakan mekanismenya yang berarti semakin proses dimana rencana/desain dan banyak masalah yang harus dihadapi. spesifikasi para perencana dikonversikan

  Jika tidak ditangani dengan benar, menjadi struktur dan fasilitas fisik. Proses berbagai masalah tersebut akan ini melibatkan organisasi dan koordinasi mengakibatkan dampak berupa dari semua sumber daya proyek seperti kelambatan penyelesaian proyek, tenaga kerja, peralatan konstruksi, penyimpangan mutu hasil, pembiayaan material-material permanen (tetap) dan membengkak, pemborosan sumber sementara, suplai dan fasilitas, dana, daya, persaingan tak sehat di antara teknologi, dan metode serta waktu para pelaksana, serta kegagalan untuk untuk menyelesaikan proyek tepat mencapai tujuan dan sasaran yang waktu, sesuai anggaran, serta sesuai diinginkan (Dipohusodo,1996). dengan standar kualitas dan kinerja

  Dalam pelaksanaan proyek yang dispesifikasikan oleh perencana . konstruksi banyak dijumpai proyek yang (Barie,1995) mengalami pembengkakan biaya

  • Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

  Identifikasi Penyebab O ve rrun Biaya Proyek Konstruksi Gedung (Fa hira h F.)

  b. Biaya Tidak Langsung ( ind ire c t c o st ) Biaya tidak langsung adalah pengeluaran untuk manajemen, supervisi dan pembayaran material serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak akan menjadi instalasi atau produk permanen, tetapi diperlukan dalam rangka proses pembangunan proyek (Soeharto, 1995). Biaya tidak langsung terdiri dari:

  o ve rrun

  biaya pada proyek yang akan dilaksanakan berikutnya, maka perlu mengetahui penyebab terjadinya pembengkakan biaya (

  o ve rrun

  biaya), baik dari segi perencanaan dan pelaksanaan, koordinasi sumber daya, maupun pengendalian keuangan dan waktu.

  Biaya langsung dan tidak langsung secara keseluruhan membentuk biaya proyek, sehingga pada pengendalian dan estimasi biaya, kedua jenis biaya ini perlu diperhatikan. Baik biaya langsung maupun biaya tak langsung akan berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tak langsung diperlukan (Soeharto, 1995).

  d) Penalti/bonus Dalam suatu keadaan tertentu, penalti dan bonus dapat dianggap sebagai biaya tidak langsung yang dapat mempengaruhi biaya keseluruhan (Pilcher, 1992).

  c) Keuntungan/profit

  b) Biaya tak terduga

  o ve rhe a d

  a) Biaya

2. Tinja ua n Pusta ka

  161 ( o ve rrun b ia ya ) maupun keterlambatan waktu. Pembengkakan biaya ( o ve rrun biaya) pada tahap pelaksanaan proyek sangat tergantung pada perencanaan, koordinasi, dan pengendalian dari kontraktor dan bergantung pada estimasi anggaran biaya, sehingga pembangunan suatu proyek yang sesuai dengan tipe konstruksi dibutuhkan keahlian, pengetahuan dan pengalaman baik perencana, manajer konstruksi maupun kontraktor. Untuk memperkecil/meminimumkan terjadinya nilai

  b) Upah buruh

  c) Biaya peralatan

  d) Biaya subkontraktor

  ) Biaya langsung merupakan biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek (Soeharto, 1995).

  d ire c t c o st

  Secara garis besar biaya proyek dapat dibagi menjadi dua yaitu : a. Biaya Langsung (

  2.1.1 Biaya proyek Biaya proyek adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam menyelesaikan suatu proyek.

  biaya bisa diminimumkan (Dipohusodo,1996).

  o ve rrun

  2.1 Manajemen biaya Dalam penyelenggaraan konstruksi, faktor biaya merupakan bahan pertimbangan utama karena biasanya menyangkut jumlah investasi besar yang harus ditanamkan pemberi tugas yang rentan terhadap resiko kegagalan. Oleh karena itu, biaya proyek perlu dikelola dengan baik sehingga kemungkinan terjadinya

  2.1.2 C o st e ng ine e ring Cost Engineering adalah suatu bidang engineering yang meliputi penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan teknik dengan menggunakan pengalaman dan pertimbangan- pertimbangan engineering dalam masalah-masalah estimasi biaya, pengendalian biaya dan ekonomi teknik (Asiyanto,2003) Cost Engineering terbagi menjadi dua bidang besar yaitu : a. C o st e stim a te (Estimasi biaya)

  b. C o st C o ntro l (Pengendalian biaya) Peran seorang cost engineer ada dua yaitu, memperkirakan biaya proyek dan mengendalikan (mengontrol) realisasi biaya sesuai batasan-batasan yang ada pada estimasi. Dalam proyek

  Biaya langsung terdiri dari biaya- biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi ataupun suatu proyek tertentu, antara lain: a) Biaya bahan/material Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 160 - 168

  konstruksi, terutama pada proyek- tersebut berguna untuk menghitung proyek yang besar, peranan cost volume segenap pekerjaan dan engineer penting sekali dalam menentukan metode konstruksinya. pelaksanaan proyek agar tidak terjadi

  b. Informasi tentang sumber daya, kekacauan keuangan ( fina nc ia l c ha o s ) yang sangat diperlukan pada saat yang disebabkan oleh lemahnya kontraktor mulai merencanakan estimasi maupun kontrol. operasinya di lapangan, yaitu informasi mengenai tenaga kerja

  (C o st Estim a te ) 2.1.2.1 Estimasi Biaya serta sumber daya lain tersedia.

  Estimasi pada hakekatnya adalah

  c. Informasi tentang harga, yang upaya untuk menilai atau biasanya dikuasai dengan lebih memperkirakan suatu nilai melalui baik oleh kontraktor yang berhasil. analisis perhitungan dan berlandaskan Kontraktor biasanya mempunyai pada pengalaman. Jika ditujukan untuk pengetahuan lebih baik mengenai memperkirakan pembiayaan konstruksi, harga layak terbaru untuk berbagai estimasi pada hakekatnya merupakan material dan sumber daya lain upaya penerapan konsep rekayasa (Dipohusodo, 1996). berlandaskan pada dokumen Pemilihan metode estimasi pelelangan, kondisi lapangan, dan tergantung pada mutu informasi yang sumber daya kontraktor (Dipohusodo, tersedia. Estimasi (taksiran) biaya akhir 1996). konstruksi berlangsung melalui empat

  Ada 2 estimate untuk fisik langkah utama yaitu : bangunan yaitu versi owner yang sering a. Estimasi pendahuluan yang disebut O wne r Estim a te (OE) dan versi digunakan dalam tahap brifing dan kontraktor yang disebut sebagai Bid didasarkan atas catatan biaya Pric e (harga penawaran). (Asiyanto, untuk proyek serupa.

  2003).

  b. Estimasi terinci, disiapkan oleh

  a. O wne r Estim a te , yaitu estimate yang kelompok manajer proyek dibuat oleh cost engineer dari pihak menjelang tender, berdasarkan owner, untuk dipergunakan sebagai kuantitas akurat yang diukur dari dasar pertimbangan dalam menilai gambar kerja serta harga dari penawaran yang diajukan dokumen proyek sebelumnya. kontraktor.

  c. Jumlah kontrak, merupakan

  b. Bid p ric e , yaitu estimate yang dibuat pedoman biaya yang baik untuk oleh cost engineer dari pihak klien dalam kontrak harga tetap, kontraktor, yang akan diajukan oleh tetapi kurang berarti dalam situasi kontraktor sebagai harga lain. penawaran dari proyek sesuai

  d. Estimasi operasional, biasanya dokumen yang diberikan. disiapkan oleh kontraktor, Bagi owner nilai kontrak proyek berdasarkan rencana pelaksanaan adalah merupakan biaya yang harus (Austen, 1994). dibayar, sedangkan bagi kontraktor,

  (C o st

  nilai kontrak proyek merupakan

  2.1.2.2 Pengendalian Biaya

  C o ntro l ) pendapatan yang akan diterimanya.

  Kehandalan suatu estimasi Biaya (cost) merupakan salah tergantung pada kelengkapan informasi satu aspek yang penting dalam yang tersedia pada tahapan dimana manajemen, dimana biaya yang estimasi dilakukan. Secara garis mungkin timbul harus dikendalikan besarnya terdapat tiga kelompok seminimum mungkin (Natan ,1986). informasi pokok yang diperlukan yaitu : Pengendalian biaya harus

  a. Informasi tentang proyek dan memperhatikan faktor waktu, karena bagian-bagiannya lengkap dengan terdapat hubungan yang erat antara gambar-gambar dan spesifikasi waktu penyelesaian proyek dengan teknis. Keseluruhan dokumen

  Identifikasi Penyebab O ve rrun Biaya Proyek Konstruksi Gedung (Fa hira h F.)

  b. Deskripsi dalam bentuk gambar/grafik. Grafik sebuah data biasanya disajikan untuk melengkapi deskripsi berupa teks, agar data tampak lebih impresif dan komunikatif.

  SPSS

  4.1 Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program

  4. Ha sil d a n Pe m b a ha sa n

  Identifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya o ve rrun biaya pada proyek konstruksi gedung berdasarkan studi literatur dapat dilihat pada tabel 1.

  skala sikap) yang diungkapkan dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dengan skor 1 sampai 5. Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS .

  Like rt (

  ) dengan populasi terbatas yaitu perusahaan kontraktor golongan M(menengah) yang pernah melaksanakan proyek konstruksi gedung. Untuk memudahkan dalam melakukan pengolahan data secara matematis maka dilakukan pemberian kode pada jawaban responden. Hal ini diperlukan untuk mengubah opini secara kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. Pemberian kode menggunakan skala

  sim p le ra nd o m sa m p ling

  Metode pengambilan sampel adalah penarikan sampel acak sederhana (

  Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang bersifat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya o ve rrun biaya pada proyek konstruksi gedung berdasarkan persepsi atau opini dari kontraktor sebagai pelaksana proyek konstruksi. Pengumpulan data diperoleh melalui data primer berupa wawancara dan distribusi kuesioner dan data sekunder berupa data dari instansi yang terkait dalam hal ini adalah Gapensi, Gapkenas dan LPJK Sulawesi Selatan dan kontraktor yang bersangkutan.

  3. Me to d e Pe ne litia n

  Deskripsi tulisan terdiri atas bagian- bagian yang penting yang menggambarkan isi data secara keseluruhan, seperti mean (rata- rata) data, standar deviasi, varians data, dan sebagainya.

  163 biaya-biaya proyek yang bersangkutan atau aktivitas pendukungnya.

  Deskripsi atau penggambaran sekumpulan data secara visual dapat dilakukan dalam 2 bagian yaitu : a. Deskripsi dalam bentuk tulisan/teks.

  2.2 Analisa Statistik Deskriptif Analisa Statistik Deskriptif berguna untuk mendapatkan informasi yang bersifat deskriptif mengenai variabel- variabel penelitian. Statistik deskriptif adalah untuk menganalisa data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat suatu kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Sehingga analisa ini bersifat mendukung analisa data selanjutnya.

  ), memberikan gambaran bagian/unit manakah yang membuat masalah (regu yang mana dan sebagainya). Pemakaian metode tergantung dari sistem yang dianut oleh perusahaan dan besarnya proyek. Untuk proyek yang besar biasanya menggunakan metode konsep unit produksi sedangkan untuk proyek yang kecil menggunakan metode konsep jenis biaya

  Tra d e C o nc e p t

  b. Konsep Jenis Biaya (

  ), metode ini memberikan gambaran sekilas mengapa dan dimana terjadi penyimpangan-penyimpangan biaya. Keunggulan metode ini mudah untuk mendapatkan biaya rencana, tetapi agak sulit untuk menghitung biaya kenyataan per pos pekerjaan.

  Unit o f Pro d uc tio n C o nc e p t

  a. Konsep Unit Produksi (

  ) yaitu :

  c o ntro l

  Tujuan praktis dari kontrol biaya adalah untuk menekan biaya/pengeluaran serendah mungkin ( to m inim ize c o st ). Secara umum ada 2 metode pengontrolan biaya ( c o st

  bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan kuesioner mampu mengukur apa yang hendak diukur dengan analisa teknik korelasi

  • valid jika r
  • tidak valid jika r

  27.

  17.

  18.

  19.

  20.

  21.

  22.

  23.

  24.

  25.

  26.

  28.

  15.

  29.

  30.

  31.

  32.

  33.

  34.

  35.

  36.

  37. Data dan informasi proyek yang kurang lengkap.

  Tidak memperhitungkan pengaruh inflasi dan eskalasi. Tidak memperhitungkan biaya tak terduga (contingencies). Tidak memperhatikan faktor resiko pada lokasi dan konstruksi. Ketidak tepatan WBS (Work Breakdown Structure). Ketidak tepatan estimasi biaya. Menggunakan teknik estimasi yang salah. Tingginya frekuensi perubahan pelaksanaan. Terlalu banyak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek. Terlalu banyak proyek yang ditangani dalam waktu yang sama. Waktu yang panjang antara SPK (Surat Perintah Kerja) dan pelaksanaan proyek.

  16.

  14.

  Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 160 - 168 Pro d uc t Mo m e nt (r), hasil pengujian

  Biaya pada Proyek Konstruksi Gedung

  dianggap valid apabila: (Nurgiyantoro, 2002)

  ≥ r

  kritis ( α : 1%/5%)

  ≤ r

  kritis ( α : 1%/5% )

  Dari uji validitas didapatkan nilai r tabel (0,497) untuk tingkat signifkansi ( α) 5% dengan 16 sampel. Berdasarkan hal tersebut terdapat 4 variabel pertanyaan penyebab

  o ve rrun

  biaya proyek konstruksi yang dianggap tidak valid yaitu tingginya frekuensi perubahan pelaksanaan, terjadi perbedaan/perselisihan pada proyek, terlambat/kekurangan bahan/material waktu pelaksanaan dan produksi material di luar lokasi proyek. Keempat variabel tersebut tidak diikutkan dalam analisa selanjutnya.

  Tabel 1. Faktor-faktor Penyebab terjadinya

  O ve rrun

  No. Faktor-Faktor Penyebab O ve rrun Biaya 1.

  13.

  2.

  3.

  4.

  5.

  6.

  7.

  8.

  9.

  10.

  11.

  12.

  Hubungan kurang baik antara owner-perencana–kontraktor. Kurangnya koordinasi antara construction manager-perencana-kontraktor. Terjadi perbedaan/perselisihan pada proyek. Manager proyek tidak kompeten/cakap. Konsultan kurang mampu dalam pengawasan proyek. Spesifikasi yang tidak lengkap. Sering terjadi perubahan desain. Dokumen Kontrak yang tidak lengkap. Penunjukan subkontraktor dan suplier yang tidak tepat. Adanya kenaikan harga material. Terlambat/kekurangan bahan/material waktu pelaksanaan. Kontrol kualitas yang buruk dari bahan. Pemakaian bahan/material yang salah. Pemakaian bahan/material yang diimpor. Pencurian bahan/material. Kerusakan material. Produksi material di luar lokasi proyek. Kekurangan tenaga kerja. Terjadi fluktuasi upah tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja yang buruk/rendah. Harga/sewa peralatan yang tinggi. Biaya mobilisasi/demobilisasi peralatan yang tinggi. Biaya pemeliharaan peralatan tidak sesuai rencana. Cara pembayaran yang tidak tepat waktu. Adanya fluktuasi suku bunga pinjaman Pengendalian biaya yang buruk di lapangan.

  • Reliabel jika r > 0,6
  • Tidak Reliabel jika r <0,6 Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program

  6.

  7. Adanya kebijaksanaan keuangan yang baru dari pemerintah.

  Tabel 2. Nilai Rata-rata Faktor-faktor Penyebab

  O ve rrun

  Biaya Proyek Konstruksi No. Faktor-Faktor Penyebab

  O ve rrun

  Biaya Nilai rata-rata

  1.

  2.

  3.

  4.

  5.

  7.

  5. Pengendalian biaya yang buruk di lapangan.

  8.

  9. Data dan informasi proyek yang kurang lengkap.

  Tidak memperhitungkan pengaruh inflasi dan eskalasi. Tidak memperhitungkan biaya tak terduga (contingencies). Tidak memperhatikan faktor resiko pada lokasi dan konstruksi. Ketidak tepatan WBS (Work Breakdown Structure). Ketidak tepatan estimasi biaya. Menggunakan teknik estimasi yang salah. Terlalu banyak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek. Terlalu banyak proyek yang ditangani dalam waktu yang sama.

  3.00

  3.44

  3.00

  3.06

  3.00

  3.50

  3.13

  2.50

  6. Ketidak tepatan estimasi biaya.

  4. Terjadi fluktuasi upah tenaga kerja.

  Identifikasi Penyebab O ve rrun Biaya Proyek Konstruksi Gedung (Fa hira h F.)

  4.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas (reliability, keterpercayaan) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu.

  165 Tabel 1. (lanjutan)

  No. Faktor-Faktor Penyebab

  O ve rrun

  Biaya 38.

  39.

  40.

  41.

  42. Keterlambatan jadwal karena pengaruh cuaca.

  Jadwal waktu kontrak diperpendek. Sering terjadi penundaan pekerjaan. Adanya kebijaksanaan keuangan yang baru dari pemerintah. Terjadi huruhara/kerusuhan di sekitar lokasi proyek.

  Sumber: N a ta n,1986;O kp a la ,1988;Ja hre n,1990;Elinwa ,1993;Ke rzne r,1995;Dip o huso d o ,1996;Sa nto ,

  1997;Sa nto so ,1999 ; O b e rle nd e r,2000; C ha ng ,2002

  Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah teknik konsistensi internal dengan metode stabilitas

  3. Kerusakan material.

  a lp ha C ro nb a c h

  menggunakan koefisien reliabilitas r. Hasil pengujian dianggap reliabel apabila: (Nurgiyantoro, 2002)

  SPSS

  diperoleh nilai r antara 0,6004 sampai 0,8969, terlihat bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,6 (r > 0,6) yang berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan tentang penyebab

  o ve rrun

  biaya proyek konstruksi adalah reliabel (andal).

  4.3 Analisa deskriptif Analisa statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata hasil skala variabel kuesioner. Nilai rata-rata antara 1 sampai 5, dengan derajat kepentingan sangat tidak setuju (1) sampai sangat setuju (5). Hasil perhitungan berdasarkan tingkat rata- ratanya dapat dilihat pada tabel 2.

  Dari hasil nilai rata-rata, maka dapat dinterpretasikan bahwa faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya

  o ve rrun

  (pembengkakan) biaya pada proyek konstruksi gedung berdasarkan persepsi atau opini dari perusahaan kontraktor golongan M(menengah) yang paling mendominasi disebabkan oleh faktor:

  1. Adanya kenaikan harga material.

  2. Harga/sewa peralatan yang tinggi.

  2.38 Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 160 - 168

  Tabel 2. (lanjutan) No. Faktor-Faktor Penyebab O ve rrun Biaya

  3.63

  3.00

  3.19

  3.44

  3.37

  3.69

  3.44

  3.38

  3.44

  3.63

  3.44

  3.00

  3.06

  3.00

  3.94

  3.50

  2.44

  2.75

  3.5

  [

  Pengendalian biaya yang buruk di lapangan. Adanya kebijaksanaan keuangan yang baru dari pemerintah

  Harga/sewa peralatan yang tinggi.

  Kerusakan material. Terjadi fluktuasi upah tenaga kerja.

  Adanya kenaikan harga material.

  3.56 Ketidak tepatan estimasi biaya.

  3.69

  3.31

  3.63

  3.63

  3.94

  3.5

  3.13 Sumber: Ha sil Ana lisis Da ta SPSS, 2004

  3.56

  2.63

  3.19

  Nilai rata-rata

  18.

  24.

  23.

  22.

  21.

  20.

  19.

  17.

  26.

  16.

  15.

  14.

  13.

  12.

  11.

  25.

  27.

  3.31

  37.

  2.56

  2.56

  2.38

  2.25

  Kurangnya koordinasi antara construction manager-perencana- kontraktor. Manager proyek tidak kompeten/cakap. Konsultan kurang mampu dalam pengawasan proyek. Spesifikasi yang tidak lengkap. Sering terjadi perubahan desain. Dokumen Kontrak yang tidak lengkap. Penunjukan subkontraktor dan suplier yang tidak tepat. Adanya kenaikan harga material. Kontrol kualitas yang buruk dari bahan. Pemakaian bahan/material yang salah. Pemakaian bahan/material yang diimpor. Pencurian bahan/material. Kerusakan material. Kekurangan tenaga kerja. Terjadi fluktuasi upah tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja yang buruk/rendah. Harga/sewa peralatan yang tinggi. Biaya mobilisasi/demobilisasi peralatan yang tinggi. Biaya pemeliharaan peralatan tidak sesuai rencana. Cara pembayaran yang tidak tepat waktu. Adanya fluktuasi suku bunga pinjaman bank. Pengendalian biaya yang buruk di lapangan. Keterlambatan jadwal karena pengaruh cuaca. Jadwal waktu kontrak diperpendek. Sering terjadi penundaan pekerjaan. Adanya kebijaksanaan keuangan yang baru dari pemerintah. Terjadi huruhara/kerusuhan di sekitar lokasi proyek.

  38. Hubungan kurang baik antara owner-perencana–kontraktor.

  36.

  28.

  35.

  34.

  33.

  32.

  31.

  30.

  29.

  Gambar 1. Grafik Nilai Rata-rata

  Identifikasi Penyebab O ve rrun Biaya Proyek Konstruksi Gedung (Fa hira h F.)

  5. Ke sim p ula n d a n Sa ra n Ko nstruksi , jilid 2. Penerbit Kanisius.

  5.1 Kesimpulan Yogyakarta Dari hasil penelitian dapat

  Duffied, Colin dan Bambang disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

  Pro je c t Trigunarsyah. 1999.

  paling mempengaruhi terjadinya

  Ma na g e m e nt- C o nc e p tio n to o ve rrun (pembengkakan) biaya pada C o m p le tio n.

  EEA ( Engineering proyek konstruksi gedung berdasarkan Education Australia). Ausralia. persepsi atau opini responden yang berasal dari perusahaan kontraktor

  Elinwa, A.Uchechukwu dan Buba, Silas golongan M (menengah) melalui .” C o nstruc tio n C o st Fa c to rs A. 1993 pengisian kuesioner dan wawancara in Nig e ria ” . Jo urna l o f langsung adalah adanya kenaikan C o nstruc tio n Eng ine e ring a nd harga material, harga/sewa peralatan Ma na g e m e nt.

  ASCE.Vol.119. yang tinggi, kerusakan material, terjadi Jahren, Charles T dan Ashe, Andrew M. fluktuasi upah tenaga kerja, 1990 .” Pre d ic to rs o f C o s-O ve rrun pengendalian biaya yang buruk di

  Ra te s” . Jo urna l o f C o nstruc tio n

  lapangan, ketidak tepatan estimasi Eng ine e ring a nd Ma na g e m e nt. biaya, dan adanya kebijaksanaan ASCE.Vol.116. keuangan yang baru dari pemerintah.

  Pro je c t Kerzner, Harold. 1995.

  5.2 Saran Ma na g e m e nt.

  Fifth Edition. John Dengan mengetahui faktor-faktor Wiley & Sons, Inc., New York. yang paling mempengaruhi terjadinya

  Natan, Ishak; Paul Nugraha dan

  o ve rrun biaya pada proyek konstruksi Ma na je m e n

  R.Sucipto. 1986. gedung maka diharapkan perusahaan Pro ye k Ko nstruksi.

  Penerbit: Kartika kontraktor dapat meminimumkan dan Yudha. mengantisipasi penyebab terjadinya

  o ve rrun biaya proyek konstruksi gedung

  Nurgiyantoro, Burhan; Gunawan dan yang akan dilaksanakan.

  Marzuki. 2002. Sta tistik Te ra p a n Untuk Pe ne litia n Ilm u-Ilm u So sia l.

  6. Da fta r Pusta ka Gadjah Mada University Press.

  C o nstruc tio n Pro je c t C o st Asiyanto. 2003.

  Yogyakarta.

  Ma na g e m e nt.

  PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

  Oberlender, Garold D. 2000. Pro je c t

  Ma na g e m e nt fo r Eng ine e ring a nd Austen, A.D dan R.H. Neale. 1994. C o nstruc tio n.

  Mc Graw-Hill

  Ma na je m e n Pro ye k Ko nstruksi, International. Singapore.

  Pedoman, Proses dan Prosedur. Seri Manajemen No. 137. PT.

  Okpala, Daniel C. dan Aniekwu, Anny N. Pustaka Binaman Pressindo.

  1988 .” C a use s o f Hig h C o sts

  C o nstruc tio n in Nig e ria

  ”. Journal Barie, D.S., Paulson, Jr. B.C. dan of Construction Engineering and

  Ma na je m e n Sudinarto. 1995.

  Management. ASCE. Vol.114.

  Ko nstruksi Pro fe sio na l.

  Penerbit Erlangga. Jakarta.

  Princ ip le s O f Pilcher, Roy. 1992. C o nstruc tio n Ma na g e m e nt.

  Mc Chang, Andrew Shing-Tao. Graw Hill Book Company.

  .” Re a so ns fo r C o st a nd

  2002 England.

  Sc he d ule Inc re a se fo r Eng ine e ring De sig n Pro je c ts” Jo urna l o f

  .

  Riduwan. 2003 . Ska la Pe ng ukura n Ma na g e m e nt in Eng ine e ring .

  Va ria b e l-va ria b e l Pe ne litia n.

  ASCE.Vol.18.

  Penerbit Alfabeta. Bandung. Dipohusodo, Istimawan.1996. Ritz, George J. 1994. To ta l C o nstruc tio n

  Ma na je m e n Pro ye k d a n Pro je c t Ma na g e m e nt

  . McGraw- Hill, Inc. New York.

  167 Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 160 - 168

  Santosa, Budi. 1997. Ma na je m e n Pro ye k. Soeharto, Iman. 1995. Ma na je m e n Penerbit PT. Guna Widya. Pro ye k: Da ri Ko nse p tua l sa m p a i Surabaya. O p e ra sio na l. Penerbit Erlangga.

  Jakarta. Santoso, Indriani. 1999. “ Ana lisa O ve rruns

  Bia ya p a d a Be b e ra p a Tip e Pro ye k Ko nstruksi” . Dim e nsi Te knik Sip il .

  Volume 1.