Survey lalu lintas kelompok (1)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lalu lintas merupakan masalah penting karena lalu lintas adalah sarana untuk bergerak
dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan,
maka mobilitas masyarakat juga akan mengalami gangguan. Gangguan ini dapat
menyebabkan pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu dan dapat mengakibatkan
polusi udara. Masalah lalu lintas merupakan masalah yang sangat penting, karena masalah
ini adalah masalah sulit yang harus dipecahkan bersama. Apabila masalah lalu lintas tidak
terpecahkan, maka masyarakat sendiri yang akan menanggung kerugiannya, dan apabila
masalah ini dapat terpecahkan dengan baik, maka masyarakat sendiri yang akan mengambil
manfaatnya.
Masalah ini juga merupakan masalah lama yang sampai saat ini belum ditemukan solusi
yang tepat. Untuk itu perlu adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dengan
masyarakat agar masalah ini cepat terselesaikan. Setiap individu berhak memikirkan
masalah ini, karena sekecil apapun peran yang diberikan oleh individu tersebut tentu akan
memberikan pengaruh yang besar bagi dunia lalu lintas agar menjadi lebih aman dan
nyaman.
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
dijelaskan bahwa untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas serta
memudahkan bagi pemakai jalan, maka jalan wajib dilengkapi dengan rambu-rambu lalu
lintas. Di samping itu dalam tata laksana lalu lintas upaya-upaya dalam menuntun,
mengarahkan, memperingatkan, melarang dan sebagainya atau lalu lintas yang ada dengan
sedemikian rupa agar lalu lintas dapat bergerak dengan aman, lancar dan nyaman di
sepanjang jalur lalu lintas maka dibutuhkan penggunaan rambu-rambu lalu lintas. Pada kota
yang berpenduduk dalam jumlah besar dan mempunyai kegiatan perkotaan yang sangat luas
dan intensif, maka diperlukan pelayanan transportasi berkapasitas tinggi dan ditata secara
terpadu atau dinamis. Oleh karena itu pada dasarnya transportasi merupakan derived
demand artinya permintaan akan jasa transportasi timbul dari permintaan sektor-sektor lain.
Dengan semakin majunya perkembangan pembangunan
saat ini, kebutuhan akan
penggunaan jalan amatlah penting. Baik untuk masyarakat yang berada di perkotaan
maupun di pedesaan, terlebih dalam pemenuhan perekonomian masyarakat itu sendiri yang
nantinya diharapkan dapat menciptakan keselarasan dan kesejahteraan masyarakat sehingga
negara kita dapat maju dan dapat tercapainya tujuan pembangunan itu sendiri.
Seperti diketahui bahwa sekarang ini banyak sekali alat transportasi yang dapat
digunakan, namun alat transportasi daratlah yang banyak dan sering digunakan oleh
pemakainya. Sekarang ini pengaturan lalu lintas tidak hanya terbatas pada arus lalu lintas
saja, tetapi juga dirasakan perlu diketahui hubungan dan akibat dari adanya fasilitasfasilitas transportasi pada keadaan lingkungan sekitarmya, sehingga akan sesuai dengan apa
yang diingini. Menajemen lalu lintas harus dilihat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
teknik transportasi dimana jaringan jalan raya merupakan suatu bagian dari system
transportasi secara keseluruhan.
Untuk memenuhi hal-hal tersebut, setiap pihak- pihak yang berkaitan sangatlah dituntut
kerjasamanya yang baik. Pemerintah telah merencanakan dan meningkatkan prasarana jalan
yang sudah ada sedangkan pemakai jalan dituntut untuk menjaga dan memelihara jalan
tersebut agar tingkat pelayanan dapat terpenuhi. Selain hal diatas perlu juga fasilitas
penunjang, antara lain rambu-rambu lalu lintas, pemisah arah dsb.Pemisah arah (Median)
merupakan salah satu fasilitas yang juga berpengaruh pada karakteristik arus lalu lintas.
Penempatan median bertujuan untuk memisahkan arus dalam lalu lintas yang berlawanan.
Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan jalanlah
maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang lainnya. Untuk menjamin
agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan maka selalu
diusahakan peningkatan-penigkatan jalan itu. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan
bermotor, hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan
jalan yang terbatas.
Keadaan jalan yang macet bukanlah hal yang baru dialami
di Kota-kota besar
khususnya di Indonesia. Hal ini diutamakan karena bertambahnya keinginan masyarakat
untuk menggunakan kendaraan-kendaraan bermotor pribadi untuk memenuhi aktivitas
kehidupannya tanpa melihat jauh dampak yang ditimbulkan. Dengan selalu bertambahnya
pengguna jalan, terutama pada jam-jam tertentu sehigga menuntut adanya peningkatan
kualitas dan kuantitas suatu jalan, untuk itulah perlu adanya penelitian mengenai kapasitas
jalan yang ada sehingga dapat dievaluasi dan dianalisa untuk mengantisipasi perkembangan
jumlah kendaraan dan perkembangan penduduk.
Jalan yang cukup vital dengan tipe jalan 4 lajur 2 arah, dimana ada sebagian jalan yang
menggunakan pemisah jalan permanen dan ada pula yang tidak menggunakan pemisah
jalan. Dengan kondisi jalan yang termasuk kawasan pemukiman, pertokoan, sekolahan,
rumah sakit, tempat ibadah, dan sebagainya menyebabkan lalu lintas jalan tersebut
mengalami perkembangan sesuai dengan keadaan sekitar jalan tersebut.
Daerah atau lokasi yang dijadikan objek yaitu pada jalan . Untuk mengetahui apakah
pemisah arah yang ada dijalan itu sangat berpengaruh terhadap kinerja jalan atau tidak
maka perlu adanya peninjauan terhadap median jalan yang sudah ada. Adapun berdasarkan
pada ketentuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, dimana diperlukan
data-data pendukung yang didapat melalui survey seperti volume lalu lintas, hambatan
samping, geometrik jalan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Berapa volume lalu lintas per jam tertinggi pada waktu pagi – siang – sore?
2. Berapa kapasitas setiap pendekat pada simpang bersinyal Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku
Umar – Jl. Teuku Umar Barat ?
1.3
MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1
Maksud
Maksud dari penyusunan laporan ini untuk mendapatkan nilai jam puncak
berdasarkan hasi survey lalu lintas pada simpang bersinyal Imam Bonjol – Jl. Teuku
Umar – Jl. Teuku Umar Barat .
1.3.2
Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mencari data volume lalu
lintas dan mendapatkan jam puncak berdasarkan data tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 KARAKTERISTIK SINYAL LALU LINTAS
Untuk sebagian besar fasilitas jalan, kapasitas dan perilaku lalu-lintas terutama adalah
fungsi dari keadaan geometrik dan tuntutan lalu-Iintas. Dengan menggunakan sinyal,
perancang/insinyur dapat mendistribusikan kapasitas kepada berbagai pendekat melalui
pengalokasian waktu hijau pada masing- masing pendekat. Maka dari itu untuk menghitung
kapasitas dan perilaku lalu-Iintas, pertama-tama perlu ditentukan fase dan waktu sinyal
yang paling sesuai untuk kondisi yang ditinjau.
Penggunaan sinyal dengan lampu tiga-warna (hijau, kuning, merah) diterapkan untuk
memisahkan lintasan dari gerakan-gerakan lalu-lintas yang sating bertentangan dalam
dimensi waktu. Hal ini adalah keperluan yang mutlak bagi gerakan-gerakan lalu-lintas yang
datang dari jalan jalan yang saling berpotongan = konflik-konflik utama. Sinyal-sinyal
dapat juga digunakan untuk memisahkan gerakan membelok dari lalu-lintas lurus melawan,
atau untuk memisahkan gerakan lalu-lintas membelok dari pejalan-kaki yang menyeberang
= konflik-konflik kedua, lihat Gbr 2.1 di bawah.
Jika hanya konflik-konflik primer yang dipisahkan, maka adalah mungkin untuk
mengaturGambar
sinyal 2.1
lampu
lalu-lintasutama
hanyadan
dengan
masing-masing
sebuah
untuk
Konflik-konflik
kedua dua
padafase,
simpang
bersinyal dengan
empat
lengan
jalan yang berpotongan, sebagaimana ditunjukan dalam Gambar 2.1. Metoda ini selalu
dapat diterapkan jika gerakan belok kanan dalam suatu simpang telah dilarang. Karena
pengaturan dua fase memberikan kapasitas tertinggi dalam beberapa kejadian, maka
pengaturan tersebut disarankan sebagai dasar dalam kebanyakan analisa lampu lalu-lintas.
Gambar 2.1 juga memberikan penjelasan tentang urutan perubahan sinyal dengan sistim
dua fase, termasuk definisi dari waktu siklus, waktu hijau dan periode antar hijau (lihat juga
Bagian 1.3).
Maksud dari periode antar hijau (IG = kuning + merah semua) di antara dua fase yang
berurutan adalah untuk:
1.
Memperingatkan lalu-lintas yang sedang bergerak bahwa fase sudah berakhir.
2.
Menjamin agar kendaraan terakhir pada fase hijau yang baru saja diakhiri
memperoleh waktu yang cukup untuk ke luar dari daerah konflik sebelum kendaraan
pertama dari fase berikutnya memasuki daerah yang sama.
Fungsi yang pertama dipenuhi oleh waktu kuning, sedangkan yang kedua dipenuhi oleh
waktu merah semua yang berguna sebagai waktu pengosongan antara dua fase.
Waktu merah semua dan waktu kuning pada umumnya ditetapkan sebelumnya dan tidak
berubah selama periode operasi. Jika waktu hijau dan waktu siklus juga ditetapkan
sebelumnya, maka dikatakan sinyal tersebut dioperasikan dengan cara kendali waktu tetap.
Gambar 2.2 Urutan waktu pada pengaturan sinyal denggan dua-fase.
Dalam sistem lama, pola waktu yang sama digunakan sepanjang hari/minggu; pada
sistim yang lebih modern, rencana waktu sinyal yang berbeda yang ditetapkan sebelumnya,
dan digunakan untuk kondisi yang berbeda pula, sebagai contoh, kondisi lalu-lintas puncak
pagi, puncak sore dan lewat puncak. Dengan tersedianya data lalu-lintas, manual ini dapat
digunakan untuk menghitung waktu-sinyal terbaik bagi setiap kondisi.
Jika pertimbangan keselamatan lalu-lintas atau pembatasan-pembatasan kapasitas
memerlukan pemisahan satu atau lebih gerakan belok kanan, maka banyaknya fase
harusditambah. Gambar 2.3 menunjukan contoh-contoh rencana fase yang berlainan untuk
keperluan tersebut. Penggunaan lebih dari dua fase biasanya akan menambah waktu siklus
dan rasio waktu yang disediakan untuk pergantian antara fase (kecuali untuk tipe tertentu
dari Sinyal aktuasi kendaraan yang terkendali). Meskipun hal ini memberi suatu
keuntungan dari sisi keselamatan lalu-lintas, pada umumnya berarti bahwa kapasitas
keseluruhan dari simpang tersebut akan berkurang.
Berangkatnya arus lalu-lintas selama waktu hijau sangat dipengaruhi oleh rencana fase
yang memperhatikan gerakan belok kanan. Jika arus belok kanan dari suatu pendekat yang
ditinjau dan/atau dari arah berlawanan terjadi dalam fase yang sama dengan arus berangkat
lurus dan belok kiri dari pendekat tersebut (seperti Kasus 1 dalam Gambar 2.3), maka arus
berangkat tersebut dianggap sebagai terlawan. Jika tidak ada arus belok kanan dari
pendekat-pendekat tersebut, atau jika arus belok kanan diberangkatkan ketika lalu-lintas
lurus dari arah berlawanan sedang menghadapi merah (seperti dalam kasus 5 dan 6 pada
Gambar 2.3), arus berangkat tersebut dianggap sebagai terlindung. Pada kasus 2 dan 3 arus
berangkat dari pendekat Utara adalah terlawan sebagian dan terlindung sebagian. Pada
kasus 4 arus berangkat dari pendekat Utara dan Selatan adalah terlindung, sedangkan dari
pendekat Timur dan Barat adalah terlawan.
Gambar 2.3 Kasus dan karakteristik lalu lintas
2.2 METODOLOGI
2.2.1 Prinsip Umum
Metodologi untuk analisa simpang bersinyal yang diuraikan di bawah ini, didasarkan
pada prinsip- prinsip utama sebagai berikut:
a. Geometri
Perhitungan dikerjakan secara terpisah untuk setiap pendekat. Satu lengan simpang
dapat terdiri lebih dari satu pendekat, yaitu dipisahkan menjadi dua atau lebih subpendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri mendapat sinyal
hijau pada fase yang berlainan dengan lalu-lintas yang lurus, atau jika dipisahkan secara
fisik dengan pulau-pulau lalu-lintas dalam pendekat.
Untuk masing-masing pendekat atau sub-pendekat lebar efektif (We) ditetapkan
dengan mempertimbangkan denah dari bagian masuk dan ke luar suatu simpang dan
distribusi dari gerakan-gerakan membelok.
Gambar 2.4 Denah simpang
b. Arus lalu-lintas
Perhitungan dilakukan per satuan jam untuk satu atau lebih periode, misalnya
didasarkan pada kondisi arus lalu-lintas rencana jam puncak pagi, siang dan sore. Arus
lalu-lintas (Q) untuk setiap gerakan (belok-kiri QLT, lurus QST dan belok-kanan
QRT)dikonversi dari kendaraan per-jam menjadi satuan mobil penumpang (smp) perjam dengan menggunakan ekivalen kendaraan penumpang (emp) untuk masing-masing
pendekat terlindung dan terlawan:
Contoh : Q = QLV + QHV × empHV + QMC × empMC
c. Model dasar
Kapasitas pendekat simpang bersinyal dapat dinyatakan sebagai berikut
C = S × g/c ………………………………………(1)
di mana :
C = Kapasitas (smp/jam)
S = Arus Jenuh, yaitu arus berangkat rata-rata dari antrian dalam
pendekat selama sinyal hijau (smp/jam hijau =smp per-jam hijau).
g = Waktu hijau (det).
c = Waktu siklus, yaitu selang waktu untuk urutan perubahan sinyal
yang lengkap (yaitu antara dua awal hijau yang berurutan pada fase
yang sama)
Oleh karena itu perlu diketahui atau ditentukan waktu sinyal dari simpang agar
dapat menghitung kapasitas dan ukuran perilaku lalu-lintas lainnya.
Pada rumus (1) di atas, arus jenuh dianggap tetap selama waktu hijau. Meskipun
demikian dalam kenyataannya, arus berangkat mulai dari 0 pada awal waktu hijau dan
mencapai nilai puncaknya setelah 10-15 detik. Nilai ini akan menurun sedikit sampai
akhir waktu hijau, lihat Gambar 2.5 di bawah. Arus berangkat juga terus berlangsung
selama waktu kuning dan merah-semua hingga turun menjadi 0, yang biasanya terjadi 5
- 10 detik setelah awal sinyal merah.
Gambar 2.5 Arus jenuh yang diamati per selang waktu enam detik
Permulaan arus berangkat menyebabkan terjadinya apa yang disebut sebagai
'Kehilangan awal' dari waktu hijau efektif, arus berangkat setelah akhir waktu hijau
menyebabkan suatu 'Tambahan akhir' dari waktu hijau efektif, lihat Gambar 2.6. Jadi
besarnya waktu hijau efektif, yaitu lamanya waktu hijau di mana arus berangkat terjadi
dengan besaran tetap sebesar S, dapat kemudian dihitung sebagai:
Waktu Hijau Efektif = Tampilan waktu hijau - Kehilangan awal + Tambahan akhir ….
(2)
Gambar 2.6 Model dasar untuk arus jenuh (Akcelik 1989)
Melalui analisa data lapangan dari seluruh simpang yang disurvei telah ditarik
kesimpulan bahwa rata- rata besarnya Kehilangan awal dan Tambahan akhir, keduanya
mempunyai nilai sekitar 4,8 detik. Sesuai dengan rumus (1a) di atas, untuk kasus
standard, besarnya waktu hijau efektif menjadi sama dengan waktu hijau yang
ditampilkan. Kesimpulan dari analisa ini adalah bahwa tampilan waktu hijau dan besar
arus jenuh puncak yang diamati dilapangan untuk masing-masing lokasi, dapat
digunakan pada rumus (1) di atas, untuk menghitung kapasitas pendekat tanpa
penyesuaian dengan kehilangan awal dan tambahan akhir.
Arus jenuh (S) dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus jenuh dasar (S 0)
yaitu arus jenuh pada keadaan standar, dengan faktor penyesuaian (F) untuk
penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dari suatu kumpulan kondisi-kondisi (ideal)
yang telah ditetapkan sebelumnya
S = S0 × F1 × F2 × F3 × F4 ×….× Fn
………………………….(3)
Untuk pendekat terlindung arus jenuh dasar ditentukan sebagai fungsi dari lehar
efektif pendekat (We):
S0 = 600 × We
………(4)
Penyesuaian kemudian dilakukan untuk kondisi-kondisi berikut ini :
Ukuran kota CS ; jutaan penduduk
Hambatan samping SF ; kelas hambatan samping dari lingkungan jalan dan
kendaraan tak bermotor
Kelandaian G; % naik(+) atau turun (-)
Parkir P ; jarak garis henti - kendaraan parkir pertama.
Gerakan membelok RT, % belok-kanan ;LT, % belok-kiri
Untuk pendekat terlawan, keberangkatan dari antrian sangat dipengaruhi oleh
kenyataan bahwa sopir- sopir di Indonesia tidak menghormati "aturan hak jalan" dari
sebelah kiri yaitu kendaraan-kendaraan belok kanan memaksa menerobos lalu-lintas
lurus yang berlawanan. Model-model dari negara Barat tentang keberangkatan ini, yang
didasarkan pada teori "penerimaan celah" (gap - acceptance), tidak dapat diterapkan.
Suatu model penjelasan yang didasarkan pada pengamatan perilaku pengemudi telah
dikembangkan dan diterapkan dalam manual ini. Apabila terdapat gerakan belok kanan
dengan rasio tinggi, umumnya menghasilkan kapasitas-kapasitas yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan model Barat yang sesuai. Nilai-nilai smp yang berbeda untuk
pendekat terlawan juga digunakan seperti diuraikan diatas.
Arus jenuh dasar ditentukan sebagai fungsi dari lebar efektif pendekat (We) dan arus
lalu-lintas belok kanan pada pendekat tersebut dan juga pada pendekat yang
berlawanan, karena pengaruh dari faktor- faktor tersebut tidak linier. Kemudian
dilakukan penyesuaian untuk kondisi sebenarnya sehubungan dengan Ukuran kota,
Hambatan samping, Kelandaian dan Parkir sebagaimana terdapat dalam rumus 2 di atas.
d. Penentuan waktu sinyal.
Penentuan waktu sinyal untuk keadaan dengan kendali waktu tetap dilakukan
berdasarkan metoda Webster (1966) untuk meminimumkan tundaan total pada suatu
simpang. Pertama-tama ditentukan waktu siklus ( c ), selanjutnya waktu hijau ( gi) pada
masing-masing fase ( i ).
WAKTU SIKLUS
c = (1,5 x LTI + 5) / (1 - ΣFRcrit)
di mana: c
LTI
FR
FRcrit
…………………(5)
= Waktu siklus sinyal (detik)
= Jumlah waktu hilang per siklus (detik)
= Arus dibagi dengan arus jenuh (Q/S)
= Nilai FR tertinggi dari semua pendekat yang berangkat pada
suatu fase sinyal.
Σ(FRcrit) = Rasio arus simpang = jumlah FRcrit dari semua fase pada siklus
tersebut.
Jika waktu siklus tersebut lebih kecil dari nilai ini maka ada risiko serius akan
terjadinya lewat jenuh pada simpang tersebut. Waktu siklus yang terlalu panjang akan
menyebabkan meningkatnya tundaan rata-rata. Jika nilai E(FRcrit) mendekati atau lebih
dari 1 maka simpang tersebut adalah lewat jenuh dan rumus tersebut akan menghasilkan
nilai waktu siklus yang sangat tinggi atau negatif.
WAKTU HIJAU
gi = (c - LTI) x FRcrit, / L(FRCrit)…………..(6)
di mana: gi = Tampilan waktu hijau pada fase i (detik)
Kinerja suatu simpang bersinyal pada umumnya lebih peka terhadap kesalahankesalahan dalam pembagian waktu hijau daripada terhadap terlalu panjangnya waktu
siklus. Penyimpangan kecilpun dari rasio hijau (g/c) yang ditentukan dari rumus 5 dan 6
diatas menghasilkan bertambah tingginya tundaan rata-rata pada simpang tersebut.
e. Kapasitas dan derajat kejenuhan
Kapasitas pendekat diperoleh dengan perkalian arus jenuh dengan rasio hijau (g/c)
pada masingmasing pendekat, lihat Rumus (1) di atas.
Derajat kejenuhan diperoleh sebagai:
DS = Q/C = (Q×c) / (S×g) …………….. (7)
f. Perilaku lalu-lintas (kualitas lalu-lintas)
Berbagai ukuran perilaku lalu-lintas dapat ditentukan berdasarkan pada arus laluIintas (Q), derajat kejenuhan (DS) dan waktu sinyal (c dan g) sebagaimana diuraikan di
bawah.
PANJANG ANTRIAN
Jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau (NQ) dihitung sebagai jumlah
smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya (NQ1) ditambah jumlah smp yang datang
selama fase merah (NQ2).
NQ = NQ1 +NQ2
……………….(8)
Untuk keperluan perencanaan, Manual memungkinkan untuk penyesuaian dari nilai
rata-rata ini ketingkat peluang pembebanan lebih yang dikehendaki. Panjang antrian
(QL) diperoleh dari perkalian (NQ) dengan luas rata-rata yang dipergunakan per smp
(20m2) dan pembagian dengan lebar masuk.
QL=N Q MAX x
20
W MASUK
…………………………………..(9)
ANGKA HENTI
Angka henti (NS), yaitu jumlah berhenti rata-rata per-kendaraan (termasuk berhenti
terulang dalam antrian) sebelum melewati suatu simpang, dihitung sebagai
NQ
NS=0,9 x
x 3600
………………………………….(10)
Qxc
dimana : c = waktu siklus (det) dan Q arus lalu-lintas (smp/jam) dari pendekat yang
ditinjau.
RASIO KENDARAAN TERHENTI
Rasio kendaraan terhenti PSV , yaitu rasio kendaraan yang harus berhenti akibat
sinyal merah sebelum melewati suatu simpang, i dihitung sebagai:
PSV= min (NS,1)
dimana : NS a= angka henti dan suatu pendekat.
TUNDAAN
Tundaan pada suatu simpang dapat terjadi karena dua hal:
1. TUNDAAN LALU LINTAS (DT) karena interaksi lalu-lintas dengan gerakan
lainnya pada suatu simpang.
2. TUNDAAN GEOMETRI (DG) karena perlambatan dan percepatan saat
membelok pada suatu simpang dan/atau terhenti karena lampu merah.
Tundaan rata-rata untuk suatu pendekat j dihitung sebagai:
Dj=DTj+DGj
……………….. (12)
dimana:
Dj
= Tundaan rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
DTj = Tundaan lalu-lintas rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
DGj = Tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
Tundaan lalu-lintas rata-rata pada suatu pendekat j dapat ditentukan dari rumus ber
ikut (didasarkan pada Akcelik 1988):
dimana:
DTj
GR
DS
C
NQ1
= Tundaan lalu-lintas rata-rata pada pendekat j (det/smp)
= Rasio hijau (g/c)
= Derajat kejenuhan
= Kapasitas (smp/jam)
= Jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya (Rumus 8.1 diatas).
Perhatikan bahwa hasil perhitungan tidak berlaku jika kapasitas simpang dipengaruhi
oleh faktor-faktor "luar" seperti terhalangnya jalan keluar akibat kemacetan pada bagian
hilir, pengaturan oleh polisi secara manual dsb.
Tundaan geometri rata-rata pada suatu pendekat j dapat diperkirakan sebagai berikut
DGj = (1-psv) × PT × 6 +(psv×4)
………………..(14)
dimana:
DGj
Psv
PT
= Tundaan geometri rata-rata pada pendekat j (det/smp)
= Rasio kendaraan terhenti pada suatu pendekat
= Rasio kendaraan membelok pada suatu pendekat
Nilai normal 6 detik untuk kendaraan belok tidak berhenti dan 4 detik untuk yang
berhenti didasarkan anggapan-anggapan: 1) kecepatan = 40 km/jam; 2) kecepatan belok
tidak berhenti = 10 km/jam; 3) percepatan dan perlambatan = 1,5 m/det2; kendaraan
berhenti melambat untuk meminimumkan tundaan, sehingga menimbulkan hanya
tundaan percepatan.
2.2.2 Nilai Normal
Pada tingkat operasional (c di atas) masukan semua data yang diperlukan pada
umumnya dapat diperoleh karena perhitungan-perhitungan merujuk ke pada simpang
bersinyal yang telah ada. Tetapi untuk keperluan perancangan dan perencanaan sejumlah
anggapan harus dibuat agar dapat menerapkan prosedur-prosedur perhitungan yang
diuraikan pada Bagian 3. Pedoman awal sehubungan dengan anggapan dan nilai normal
untuk digunakan dalam kasus-kasus ini diberikan dibawah:
a. Arus lalu-lintas
Jika hanya arus lalu-lintas harian (LHRT) saja yang ada tanpa diketahui
distribusi lalu-lintas pada setiap jamnya, maka arus rencana per jam dapat
diperkirakan sebagai suatu persentase dari LHRT sebagai berikut:
Jika distribusi gerakan membelok tidak diketahui dan tidak dapat diperkirakan,
15% belok-kanan dan 15% belok-kiri dari arus pendekat total dapat dipergunakan
(kecuali jika ada gerakan membelok tersebut yang akan dilarang):
Nilai-nilai normal untuk komposisi lalu-lintas berikut dapat digunakan bila
tidak ada taksiran yang lebih baik:
b. Penentuan fase dan waktu sinyal
Jika jumlah dan jenis fase sinyal tidak diketahui, maka pengaturan dengan
dua-fase sebaiknya digunakan sebagai kasus dasar. Pemisahan gerakan-gerakan
belok kanan biasanya hanya dapat dipertimbangkan kalau suatu gerakan membelok
melebihi 200 smp/jam.
Waktu antar hijau sebaiknya ditentukan dengan menggunakan metodologi
yang diuraikan pada langkah B-2. Untuk keperluan perancangan dan simpang
simetris nilai normal berikut dapat digunakan (lihat juga langkah C dibawah):
c. Lebar pendekat
Panduan rekayasa lalu-lintas pada bagian 2.3 di bawah memberikan saran
pemilihan tipe simpang, jumlah lajur dan fase sinyal yang dapat digunakan sehagai
anggapan awal dalam analisa rinci. Untuk perencanaan simpang baru, pemilihan
sebaiknya didasarkan terutama pada pertimbangan ekonomis (bagian 2.3.3b). Untuk
analisa operasional 'simpang yang sudah ada' pemilihan terutama didasarkan pada
perilaku lalu- lintas (bagian 2.3.3c), biasanya dengan tujuan untuk memastikan agar
derajat kejenuhan pada jam puncak tidak lebih besar dari 0,75.
2.3 PANDUAN REKAYASA LALU LINTAS
2.3.1 Definisi Tipe (Jenis) Simpang Standar Dan Pola-Pola Fase Sinyal
Buku Standar Spesifikasi Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Direktorat
Jenderal Bina Marga, Maret 1992) mencantumkan panduan umum untuk perencanaan
simpang sebidang. Informasi lain yang berhubungan terutama tentang marka jalan terdapat
pada huku "Produk Standar untuk Jalan Perkotaan" (Direktorat Jenderal Bina Marga,
Februari 1987).
Dokumen ini mencantumkan parameter-parameter perencanaan untuk simpang-simpang
berbagai kelas jalan, tetapi tidak menentukan jenis simpang tertentu. Sejumlah jenis jenis
simpang ditunjukkan pada Gambar 2.7 dan Tabel 2.3.2:1 dibawah untuk penggunaan
khusus pada Bagian panduan ini.
Semua jenis simpang dianggap mempunyai kereb dan trotoar yang cukup, dan
ditempatkan pada daerah perkotaan dengan hambatan samping yang sedang.
Semua gerakan membelok dianggap diperbolehkan dan beberapa gerakan membelok
adalah gerakan yang terus menerus (Belok kiri langsung = LTOR) jika ditunjukkan seperti
pada Tabel 2.3.2:1. Metode perhitungan rinci dalam manual ini juga memungkinkan analisa
jalan satu arah.
Pengaturan lalu-lintas (pada simpang terisolir) dengan waktu tetap dianggap
menggunakan fase sinyal seperti disarankan dalam Tabel 2.3.2:1 (lihat Gambar 2.8). Lihat
juga Bagian 2.3.5 untuk penjelasan jenis-jenis pengaturan sinyal.
Gambar 2.7 Jenis-jenis simpang empat lengan
Gambar 2.8 Jenis-jenis simpang tiga lengan
Gambar 2.9 Jenis – jenis rencana Ease sinyal
2.4 RINGKASAN PROSEDUR PERHITUNGAN
Bagan alir prosedur perhitungan digambarkan seperti dibawah. Berbagai langkah yang
berbeda diuraikan secara rinci dalam Bagian 3. Pada laporan ini perhitungan dilakukan
hanya sampai Kapasitas dan Derajat kejenuhan.
Gambar 2.10 Bagan alir analisa simpang bersinyal
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 INPUT DATA
Yang dimaksud dengan input adalah dapat berupa data primer yang didapatkan
dari survei pada lokasi penelitian dan data sekunder yang didapatkan dari instansi
pemerintah. Penginputan data ini terdiri atas dara kondisi geometrik, data survey
dan data kondisi lingkungan. Data masukan diperlukan dalam proses analisis data dan
analisis kinerja simpang bersinyal Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar – Jl.Teuku Umar
Barat.
Data yang diperoleh dari hasil survei lalu lintas pada hari Senin, 18 April 2016
dengan menggunakan metode survei secara manual menggunakan handy cam. Survei
dilakukan dari pukul 07.00-16.30.
Berikut hasil dari survei lalu lintas simpang Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar –
Jl.Teuku Umar Barat dengan format berdasarkan formulir lalu lintas simpang:
UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385
http://www.sipil.unud.ac.id
FORMULIR SURVEI
VOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN
LOKASI: JL. Imam Bonjol Utara
HARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016
WAKTU : 07.00 – 16.15
PENDEKAT: MAYOR A
PERGERAKAN :
CUACA: Cerah
SURVEYOR: -
FORM NO. : 1
A
Arah : Timur (LT)
Jenis Kendraan
Arah : Barat (RT)
Total
Periode
MC
LV
07.00-07.15
07.15-07.30
64
76
4
8
4
0
0
2
Kend/
15
mnt
72
86
07.30-07.45
89
12
0
1
07.45-08.00
08.00-08.15
08.15-08.30
77
82
104
8
11
14
0
0
1
08.30-08.45
101
12
08.45-09.00
09.00-09.15
09.15-09.30
09.30-09.45
65
69
79
104
09.45-10.00
10.00-10.15
10.15-10.30
10.30-10.45
10.45-11.00
Jenis Kendraan
Arah : Selatan (ST)
Total
Jenis Kendraan
MC
LV
0
0
Kend/
15
mnt
108
135
168
544
9
0
121
618
16
28
26
8
10
11
0
0
0
160
206
245
424
360
280
152
24
18
0
194
152
83
86
90
113
136
248
176
152
32
16
44
48
14
16
22
14
0
0
0
0
182
280
242
214
336
228
360
376
0
1
1
0
0
114
121
79
92
107
160
136
176
144
152
24
40
32
36
32
23
22
25
28
32
0
0
0
0
0
207
198
233
208
216
336
248
352
392
320
2
6
12
15
13
0
0
0
0
0
98
120
116
123
141
168
296
176
216
184
40
56
28
26
38
27
22
21
31
24
0
0
0
0
0
235
374
225
273
246
280
256
184
312
224
16
0
147
152
40
28
0
220
360
48
88
14
4
16
0
56
64
15
2
10
4
64
72
96
12
8
96
64
56
96
12
0
72
64
96
64
10
4
HV UM
MC
LV
HV UM
96
97
8
32
4
6
102
104
8
0
0
0
85
93
119
136
168
208
2
0
115
13
10
9
8
5
6
2
1
0
1
0
0
96
97
64
76
89
16
18
10
13
15
2
5
4
3
3
11.00-11.15
11.15-11.30
11.30-11.45
11.45-12.00
12.00-12.15
79
98
92
93
105
17
16
12
15
23
12.15-12.30
110
21
Total
6
9
0
0
Kend/
15
mnt
222
641
7
0
769
8
11
13
0
0
0
592
427
357
24
0
328
8
16
22
14
0
0
0
0
448
308
454
486
26
48
32
28
56
0
0
0
0
0
490
392
448
476
472
27
29
72
56
40
0
0
0
0
0
427
357
320
464
328
33
0
497
HV UM
12.30-12.45
104
24
18
0
146
136
32
28
0
196
416
28
0
500
40
34
26
32
24
38
26
29
0
0
0
0
0
0
0
0
560
442
426
472
416
454
394
429
28
16
24
27
0
0
0
0
452
312
352
348
348
346
56
12
0
88
64
96
80
88
64
80
12
8
72
96
72
10
4
88
12.45-13.00
13.00-13.15
13.15-13.30
13.30-13.45
13.45-14.00
14.00-14.15
14.15-14.30
14.30-14.45
106
101
97
98
92
93
105
110
20
19
28
27
16
28
19
24
19
13
18
12
21
10
9
8
0
0
0
0
0
0
0
0
145
133
143
137
129
131
133
142
188
192
180
104
128
102
104
72
28
29
28
32
48
40
56
48
41
32
36
32
29
38
34
29
3
0
0
0
1
0
0
0
260
253
244
168
206
180
194
149
400
320
336
344
312
328
304
320
14.45-15.00
15.00-15.15
15.15-15.30
15.30-15.45
104
101
97
98
15
23
21
24
11
7
6
19
0
0
0
0
130
131
124
141
80
88
152
172
32
40
48
56
35
29
31
38
0
0
0
0
147
157
231
266
296
224
232
249
15.45-16.00
16.00-16.15
92
93
20
19
18
22
0
0
89
106
40
28
31
26
0
0
16.15-16.30
96
28
13
0
130
134
137
88
40
23
0
160
160
151
26
25
0
0
320
80
26
0
478
459
426
UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385
http://www.sipil.unud.ac.id
FORMULIR SURVEI
VOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN
FORM NO. : 2
LOKASI: JL. Teuku Umar
HARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016
WAKTU : 07.00 – 16.15
PENDEKAT: MINOR B
PERGERAKAN :
CUACA: Cerah
SURVEYOR: Arah : Utara (RT)
Jenis Kendraan
Periode
Arah : Barat (ST)
Total
MC
LV
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
8
8
0
56
8
8
0
120
16
8
0
144
07.45-08.00
40
10
4
12
0
13
6
24
16
0
176
08.00-08.15
96
16
24
0
136
08.15-08.30
80
24
16
8
128
08.30-08.45
88
16
8
32
8
0
128
16
8
0
192
16
24
0
128
09.15-09.30
88
12
8
24
32
0
184
09.30-09.45
88
16
40
0
144
09.45-10.00
32
15
2
16
48
8
0
88
32
8
16
8
8
8
208
184
07.00-07.15
07.15-07.30
07.30-07.45
08.45-09.00
09.00-09.15
10.00-10.15
10.15-10.30
B
Jenis Kendraan
MC
32
0
16
0
24
8
26
4
32
8
34
4
31
2
35
2
28
8
41
6
32
8
42
4
45
6
38
Arah : Selatan (LT)
Total
Jenis Kendraan
LV
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
80
16
0
416
80
88
8
0
256
32
24
0
304
64
8
0
336
96
24
8
456
72
10
5
11
2
16
0
432
40
0
457
48
16
0
16
8
18
4
14
4
16
8
8
0
472
64
8
0
360
96
24
8
544
80
16
0
424
72
12
0
12
8
0
504
16
24
0
0
592
536
MC LV
88
17
6
19
2
16
0
18
4
14
4
88
4
0
1
6
4
8
3
2
6
4
4
0
6
4
4
8
4
8
2
4
3
2
3
2
6
4
4
Total
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
0
16
136
0
8
72
8
8
224
8
0
208
0
40
288
8
0
192
0
8
240
0
0
136
8
0
232
8
8
232
16
0
208
16
16
248
8
0
0
0
216
136
10.30-10.45
10.45-11.00
11.00-11.15
11.15-11.30
11.30-11.45
11.45-12.00
12.00-12.15
12.15-12.30
12.30-12.45
12.45-13.00
13.00-13.15
13.15-13.30
13.30-13.45
13.45-14.00
14.00-14.15
14.15-14.30
14.30-14.45
14.45-15.00
15.00-15.15
15.15-15.30
15.30-15.45
15.45-16.00
16.00-16.15
16.15-16.30
0
17
6
19
2
16
8
18
4
15
2
25
8
16
8
40
32
0
248
24
24
0
240
48
16
0
232
40
16
0
240
32
48
8
240
40
8
8
314
64
8
0
240
88
14
4
11
2
12
0
16
8
24
24
0
136
32
8
0
184
16
24
0
152
32
16
0
168
24
16
8
216
80
15
2
48
8
16
152
40
8
0
200
88
16
8
12
8
16
0
18
4
16
0
13
6
17
6
16
0
18
4
16
8
0
112
32
16
8
224
24
32
0
184
40
16
0
216
64
8
0
256
24
24
16
224
64
16
16
232
40
24
0
240
32
16
0
208
40
8
0
232
4
40
0
44
0
36
0
44
8
40
0
45
6
39
2
32
8
43
2
44
0
20
6
26
4
31
2
28
8
27
2
32
3
28
0
21
6
25
6
26
4
23
2
24
0
45
1
32
0
8
12
0
16
0
536
96
11
2
8
0
544
8
0
480
80
10
4
11
2
8
0
536
16
0
520
24
0
592
12
8
13
6
14
4
12
0
12
8
11
2
88
10
4
40
0
520
80
8
0
440
96
12
8
15
2
12
8
16
8
552
32
0
600
24
0
382
8
0
400
88
10
4
19
6
11
2
12
8
16
0
416
88
11
2
12
0
13
6
14
4
11
2
48
0
440
64
56
0
524
64
16
0
451
24
0
432
72
12
8
80
40
0
336
72
8
0
336
72
12
0
64
16
0
344
88
88
56
0
376
96
48
0
384
64
10
4
70
10
1
24
1
546
80
16
8
445
88
8
5
6
4
8
4
0
1
6
3
2
2
4
4
0
4
8
2
4
5
6
4
8
2
4
4
0
4
8
3
2
2
4
1
6
4
0
3
2
4
8
1
6
2
4
4
8
5
6
0
0
184
0
8
192
8
0
192
0
0
136
0
24
184
0
0
136
16
0
136
0
0
136
0
8
144
0
0
176
8
0
192
0
24
192
0
0
152
16
0
128
8
0
104
0
16
112
0
0
144
0
0
112
16
0
168
0
0
136
8
0
88
0
8
136
16
8
152
8
0
152
UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385
http://www.sipil.unud.ac.id
FORMULIR SURVEI
VOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN
LOKASI: JL. Imam Bonjol Selatan
HARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016
WAKTU : 07.00 – 16.15
PENDEKAT: MAYOR C
PERGERAKAN :
CUACA: Cerah
SURVEYOR: -
C
Arah : Utara (ST)
Jenis Kendraan
Periode
07.00-07.15
Arah : Barat (LT)
Total
MC
LV
H
V
U
M
238
80
6
0
FORM NO. : 3
Kend/
15
mnt
324
Jenis Kendraan
Arah : Timur (RT)
Total
MC
LV
H
V
U
M
16
28
9
0
Kend/
15
mnt
205
Jenis Kendraan
MC
L
V
H
V
U
M
10
6
3
0
Total
Kend/
15
mnt
113
07.15-07.30
264
72
4
2
342
07.30-07.45
328
68
8
0
404
07.45-08.00
208
88
7
0
303
08.00-08.15
296
64
11
0
371
08.15-08.30
298
69
10
1
378
08.30-08.45
280
96
9
1
386
08.45-09.00
329
79
12
0
420
09.00-09.15
364
89
9
0
462
09.15-09.30
416
89
7
3
515
09.30-09.45
376
8
0
461
09.45-10.00
404
11
1
537
10.00-10.15
329
77
12
1
10
3
13
0
445
10.15-10.30
410
24
1
530
10.30-10.45
378
8
2
527
10.45-11.00
396
95
13
9
12
0
16
0
532
11.00-11.15
336
95
22
0
453
11.15-11.30
356
96
14
0
466
11.30-11.45
297
80
26
0
403
11.45-12.00
341
88
22
0
451
12.00-12.15
352
64
15
0
431
12.15-12.30
468
23
0
571
12.30-12.45
386
22
0
536
12.45-13.00
392
18
2
533
13.00-13.15
412
80
12
8
12
1
10
3
19
0
534
13.15-13.30
376
13
0
484
13.30-13.45
404
18
0
561
13.45-14.00
329
20
0
469
14.00-14.15
410
21
0
537
14.15-14.30
378
95
13
9
12
0
10
6
10
8
26
0
512
8
12
6
14
2
15
2
14
2
12
3
12
6
16
8
17
5
25
1
23
3
19
1
15
4
16
7
17
1
16
8
20
8
24
3
24
5
26
1
19
7
16
0
25
6
18
4
23
4
18
9
25
1
23
3
19
1
15
4
26
8
0
160
24
10
0
176
32
11
0
195
16
18
1
177
44
14
0
181
48
16
0
190
88
14
4
16
0
22
1
279
18
0
337
14
0
425
56
26
0
315
64
15
2
10
4
48
0
303
32
1
339
28
0
299
87
56
0
314
97
13
6
27
0
292
29
0
373
98
26
0
367
72
34
0
351
89
23
0
373
88
14
4
12
1
26
0
311
24
0
328
32
0
409
96
12
8
35
2
317
37
0
399
96
12
1
10
3
29
0
314
25
0
397
27
0
363
95
13
9
29
0
315
26
0
319
4
12
8
10
8
12
4
16
2
13
4
15
5
15
8
18
6
15
3
13
7
25
6
23
0
15
7
17
1
16
8
18
8
14
2
13
4
12
2
15
8
17
5
14
0
10
3
16
1
16
9
16
8
15
2
14
2
16
2
7
1
0
1
6
2
4
3
2
5
6
4
1
1
8
2
8
4
3
2
9
3
3
3
5
3
9
3
6
4
8
3
2
2
8
5
6
2
7
2
9
2
6
3
4
4
8
5
6
5
9
3
9
4
1
4
2
4
0
139
6
0
124
8
0
148
11
0
197
12
0
178
9
0
220
6
1
206
13
0
217
19
0
200
21
0
201
17
0
302
16
1
280
9
0
201
12
0
222
15
0
219
18
0
254
16
0
190
19
0
181
11
0
189
16
0
201
19
0
223
23
0
189
26
0
163
22
0
231
11
0
236
17
0
244
21
0
212
23
0
206
25
0
229
14.30-14.45
396
14.45-15.00
341
15.00-15.15
352
15.15-15.30
468
15.30-15.45
386
15.45-16.00
392
16.00-16.15
412
16.15-16.30
376
97
11
4
16
0
509
22
0
477
92
11
8
10
5
12
1
10
3
10
6
14
0
458
26
2
614
22
0
513
20
0
533
18
0
533
16
0
498
16
7
17
1
23
5
21
3
21
4
24
4
20
7
19
8
12
0
11
2
11
4
12
1
34
0
321
23
0
306
26
0
375
24
0
358
88
32
0
334
92
10
1
10
5
34
0
370
21
0
329
19
0
322
18
9
20
4
23
1
26
5
18
9
17
2
15
2
14
4
3
5
2
9
3
7
4
1
3
5
3
6
4
8
3
6
21
0
245
24
0
257
19
0
287
18
0
324
21
0
245
27
0
235
32
0
232
34
0
214
UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385
http://www.sipil.unud.ac.id
FORMULIR SURVEI
VOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN
LOKASI: JL. Teuku Umar Barat
HARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016
WAKTU : 07.00 – 16.15
PENDEKAT: MINOR D
PERGERAKAN :
CUACA: Cerah
SURVEYOR: -
FORM NO. : 4
D
Arah : Selatan (RT)
Jenis Kendraan
Periode
MC
07.00-07.15
112
07.15-07.30
80
07.30-07.45
216
07.45-08.00
200
08.00-08.15
160
08.15-08.30
192
08.30-08.45
152
08.45-09.00
168
09.00-09.15
224
09.15-09.30
136
09.30-09.45
144
09.45-10.00
176
10.00-10.15
192
10.15-10.30
144
10.30-10.45
152
10.45-11.00
200
11.00-11.15
11.15-11.30
208
192
LV
1
6
2
4
5
6
3
2
4
8
1
6
4
0
3
2
4
8
2
4
3
2
5
6
3
2
3
2
2
4
1
6
4
8
3
Total
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
2
0
130
8
0
112
8
0
280
6
0
238
16
0
224
12
0
220
24
0
216
12
0
212
14
0
286
12
0
172
8
0
184
13
0
245
8
0
232
56
0
232
16
0
192
40
0
256
24
32
0
0
280
256
Arah : Utara (LT)
Jenis Kendraan
MC LV
17
6
80
12
0
10
4
13
6
16
0
13
6
12
0
80
14
0
10
3
16
1
16
9
15
7
17
1
16
8
15
2
13
3
2
3
2
4
6
1
2
1
6
2
4
3
2
4
0
2
2
3
1
2
4
3
6
4
5
2
3
4
6
5
2
3
1
2
Arah : Timur (ST)
Total
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
8
0
216
2
0
114
8
0
174
13
0
129
16
0
168
8
0
192
24
0
192
12
0
172
10
0
112
12
0
183
15
0
142
23
0
220
9
0
223
16
0
196
24
0
241
22
0
242
26
21
0
0
209
181
Jenis Kendraan
MC
36
0
28
8
39
2
32
8
36
0
24
9
35
2
41
6
41
1
32
9
44
2
40
8
29
8
32
7
38
4
44
8
35
2
41
Total
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
8
2
434
11
1
422
16
3
555
13
3
476
80
16
1
457
64
40
2
355
96
24
0
472
88
32
1
537
98
40
0
549
80
12
5
14
3
12
6
15
7
14
2
10
9
14
4
16
22
0
431
32
0
599
24
0
575
16
1
441
20
1
505
24
4
554
32
2
591
40
22
0
1
536
604
LV
64
12
2
14
4
13
2
11.30-11.45
168
11.45-12.00
152
12.00-12.15
216
12.15-12.30
232
12.30-12.45
184
12.45-13.00
224
13.00-13.15
208
13.15-13.30
192
13.30-13.45
152
13.45-14.00
168
14.00-14.15
208
14.15-14.30
144
14.30-14.45
208
14.45-15.00
152
15.00-15.15
216
15.15-15.30
200
15.30-15.45
192
15.45-16.00
152
16.00-16.15
136
16.15-16.30
144
2
4
0
1
6
2
4
4
8
3
2
4
0
3
2
2
4
1
6
3
2
3
2
4
8
2
4
4
6
3
1
4
8
1
6
2
6
2
4
2
2
40
0
248
22
0
190
32
0
272
24
0
304
16
0
232
20
0
284
33
0
273
17
0
233
37
0
205
32
0
232
40
0
280
36
0
228
45
0
277
16
8
222
18
0
265
23
0
271
22
0
230
34
6
218
19
0
179
28
0
194
6
14
4
19
2
23
4
18
4
20
8
15
2
14
4
13
6
14
4
12
8
12
6
20
3
16
6
13
4
12
2
12
8
14
8
15
6
14
4
16
8
4
3
6
4
5
2
3
4
6
5
2
2
4
3
2
4
0
2
2
3
1
3
2
1
8
3
4
3
2
4
0
2
2
2
8
3
4
1
8
3
6
16
0
196
25
0
262
18
0
275
22
0
252
31
0
291
22
0
198
24
0
200
22
0
198
26
0
192
21
0
180
16
0
174
25
6
252
25
5
230
18
2
186
22
0
184
31
0
181
22
0
198
24
0
214
22
0
184
26
0
230
6
41
1
32
9
44
2
44
2
40
8
29
8
32
7
38
4
44
8
35
2
41
6
41
6
41
1
32
9
44
2
44
2
40
8
43
2
32
7
47
2
5
13
5
16
9
13
2
14
3
12
6
15
7
14
2
10
9
14
4
14
4
16
5
13
5
16
9
13
2
14
3
12
6
15
9
15
3
13
3
17
6
32
1
579
42
4
544
32
2
608
46
0
631
56
0
590
32
0
487
48
0
517
47
1
541
40
0
632
32
0
528
48
0
629
24
0
575
32
8
620
56
6
523
32
3
620
42
5
615
32
7
606
32
0
617
56
0
516
32
0
680
3.1.1
Data Lingkungan
Dilihat dari kondisi lalu lintasnya Jl. Imam Bonjol(Jalan Mayor A dan C) Sedangkan
Jl. Teuku Umar (Jalan Minor B dan D) dimana keduanya merupakan daerah komersil
(COM) karena di sepanjang jalan tersebut banyak pertokoan dan restoran.
3.2 DATA KONDISI LALU LINTAS
3.2.1 Data Survei Volume Lalu Lintas
Data dari volume lalu lintas didapatkan dari hasil survei volume lalu lintas yang
dilakukan pada lokasi simpang Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar – Jl.Teuku Umar
Barat.
Yang dibagi menjadi 4 segmen ruas jalan. Kendaraan digolongkan sesuai dengan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, yaitu terdiri dari: kendaraan
ringan/light
vehicle
(LV),
kendaraan
berat/Heavy
vehicle
(HV),
Sepeda
motor/Motorcycle (MC), kendaraan tidak bermotor/Unmotorized (UM).
Berikut ini merupakan grafik fluktuasi volume lalu lintas kendaraan bermotor
selama 9,5 jam dari pukul 07.00-16.30.
Volume(smp/jam)
Volume Lalu Lintas
Pendekat MAYOR A
1800.0
1600.0
1400.0
1200.0
1000.0
800.0
600.0
400.0
200.0
0.0
Waktu (15 mnt)
Gambar 3.2.1.a. Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Mayor A
Volume(smp/jam)
Volume lalu lintas
Pendekat MINOR B
1800.0
1600.0
1400.0
1200.0
1000.0
800.0
600.0
400.0
200.0
0.0
Waktu(15 mnt)
Gambar 3.2.1.b .Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Minor B
Volume lalu lintas
Pendekat MAYOR C
2500.0
Volume(smp/jam)
2000.0
1500.0
1000.0
500.0
0.0
Waktu(15 mnt)
Gambar 3.2.1.c Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Mayor C
Volume lalu lintas
Pendekat MINOR D
2500.0
volume(smp/jam)
2000.0
1500.0
1000.0
500.0
0.0
Waktu(15 mnt)
Gambar 3.2.1.d Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Minor D
Dari Gambar Grafik diatas dapat dilihat fluktuasi dari volume lalu lintas simpang Jl.
Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar – Jl.Teuku Umar Barat, selama 9,5 jam serta jam puncak
(peak hour) dari masing-masing pendekat. Berikut adalah penjelasannya :
a. Pendekat Mayor A (Jl.Imam Bonjol)
Pada pendekat memiliki puncak pada pagi hari, tepatnya pada pukul 12.15-13.15
dapat dilihat dari grafik (Gambar 3.2.1 a).
b. Pendekat Minor B (Jl. Teuku Umar)
Pada pendekat ini puncak volume lalu lintas terjadi pada pagi hari pada pukul
10.00-11.00 berdasarkan grafik (Gambar 3.2.1 b).
c. Pendekat Mayor C (Jl.Imam Bonjol)
Pada pendekat ini dapat dilihat di grafik (Gambar 3.2.1.c) puncak volume lalu lintas
terjadi pada pagi hari yang interval waktunya 15.15-16.15.
d. Pendekat Minor D (Jl. Teuku UmarBarat)
Pendekat ini memiliki puncak pada pukul 11.45-12.45 pada pagi hari berdasarkan
grafik (Gambar 3.2.1 d).
Volume Puncak SMP / jam
PENDEKAT
WAKTU (jam)
Volume (SMP/jam)
Mayor A
12.15-13.15
1656
Minor B
10.00-11.00
1680
Mayor C
15.15-16.15
2210
Minor D
11.45-12.45
2101
Tabel 3,2,1 Volume Puncak (SMP/Jam)
2500
2000
1500
1000
500
0
Mayor A
Minor B
Mayor C
Gambar 3.2.1 e Grafik Volume Puncak (SMP/Jam)
Minor D
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Volume Puncak per jam setiap pendekat adalah:
Mayor A
: 1656 SMP/jam (12.15 – 13.15)
Minor B
: 1680 SMP/jam (10.00 – 11.00)
Mayor C
: 2210 SMP/jam (15.15 – 16.15)
Minor D
: 2101 SMP/jam (11.45 – 12.45)
Kapasitas jalan setiap pendekat adalah:
4.2
CA
= 1154
CB
= 1966
CC
= 1085
CD
= 1887
SARAN
Masukan untuk laporan ini adalah perhitungan yang lebih teliti dan waktu
pengerjaan yang lebih banyak sehingga mengurangi adanya kesalahan dan keteledoran
menulis laporan ini.
saat
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).Bandung
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lalu lintas merupakan masalah penting karena lalu lintas adalah sarana untuk bergerak
dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan,
maka mobilitas masyarakat juga akan mengalami gangguan. Gangguan ini dapat
menyebabkan pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu dan dapat mengakibatkan
polusi udara. Masalah lalu lintas merupakan masalah yang sangat penting, karena masalah
ini adalah masalah sulit yang harus dipecahkan bersama. Apabila masalah lalu lintas tidak
terpecahkan, maka masyarakat sendiri yang akan menanggung kerugiannya, dan apabila
masalah ini dapat terpecahkan dengan baik, maka masyarakat sendiri yang akan mengambil
manfaatnya.
Masalah ini juga merupakan masalah lama yang sampai saat ini belum ditemukan solusi
yang tepat. Untuk itu perlu adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dengan
masyarakat agar masalah ini cepat terselesaikan. Setiap individu berhak memikirkan
masalah ini, karena sekecil apapun peran yang diberikan oleh individu tersebut tentu akan
memberikan pengaruh yang besar bagi dunia lalu lintas agar menjadi lebih aman dan
nyaman.
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
dijelaskan bahwa untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas serta
memudahkan bagi pemakai jalan, maka jalan wajib dilengkapi dengan rambu-rambu lalu
lintas. Di samping itu dalam tata laksana lalu lintas upaya-upaya dalam menuntun,
mengarahkan, memperingatkan, melarang dan sebagainya atau lalu lintas yang ada dengan
sedemikian rupa agar lalu lintas dapat bergerak dengan aman, lancar dan nyaman di
sepanjang jalur lalu lintas maka dibutuhkan penggunaan rambu-rambu lalu lintas. Pada kota
yang berpenduduk dalam jumlah besar dan mempunyai kegiatan perkotaan yang sangat luas
dan intensif, maka diperlukan pelayanan transportasi berkapasitas tinggi dan ditata secara
terpadu atau dinamis. Oleh karena itu pada dasarnya transportasi merupakan derived
demand artinya permintaan akan jasa transportasi timbul dari permintaan sektor-sektor lain.
Dengan semakin majunya perkembangan pembangunan
saat ini, kebutuhan akan
penggunaan jalan amatlah penting. Baik untuk masyarakat yang berada di perkotaan
maupun di pedesaan, terlebih dalam pemenuhan perekonomian masyarakat itu sendiri yang
nantinya diharapkan dapat menciptakan keselarasan dan kesejahteraan masyarakat sehingga
negara kita dapat maju dan dapat tercapainya tujuan pembangunan itu sendiri.
Seperti diketahui bahwa sekarang ini banyak sekali alat transportasi yang dapat
digunakan, namun alat transportasi daratlah yang banyak dan sering digunakan oleh
pemakainya. Sekarang ini pengaturan lalu lintas tidak hanya terbatas pada arus lalu lintas
saja, tetapi juga dirasakan perlu diketahui hubungan dan akibat dari adanya fasilitasfasilitas transportasi pada keadaan lingkungan sekitarmya, sehingga akan sesuai dengan apa
yang diingini. Menajemen lalu lintas harus dilihat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
teknik transportasi dimana jaringan jalan raya merupakan suatu bagian dari system
transportasi secara keseluruhan.
Untuk memenuhi hal-hal tersebut, setiap pihak- pihak yang berkaitan sangatlah dituntut
kerjasamanya yang baik. Pemerintah telah merencanakan dan meningkatkan prasarana jalan
yang sudah ada sedangkan pemakai jalan dituntut untuk menjaga dan memelihara jalan
tersebut agar tingkat pelayanan dapat terpenuhi. Selain hal diatas perlu juga fasilitas
penunjang, antara lain rambu-rambu lalu lintas, pemisah arah dsb.Pemisah arah (Median)
merupakan salah satu fasilitas yang juga berpengaruh pada karakteristik arus lalu lintas.
Penempatan median bertujuan untuk memisahkan arus dalam lalu lintas yang berlawanan.
Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan jalanlah
maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang lainnya. Untuk menjamin
agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan maka selalu
diusahakan peningkatan-penigkatan jalan itu. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan
bermotor, hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan
jalan yang terbatas.
Keadaan jalan yang macet bukanlah hal yang baru dialami
di Kota-kota besar
khususnya di Indonesia. Hal ini diutamakan karena bertambahnya keinginan masyarakat
untuk menggunakan kendaraan-kendaraan bermotor pribadi untuk memenuhi aktivitas
kehidupannya tanpa melihat jauh dampak yang ditimbulkan. Dengan selalu bertambahnya
pengguna jalan, terutama pada jam-jam tertentu sehigga menuntut adanya peningkatan
kualitas dan kuantitas suatu jalan, untuk itulah perlu adanya penelitian mengenai kapasitas
jalan yang ada sehingga dapat dievaluasi dan dianalisa untuk mengantisipasi perkembangan
jumlah kendaraan dan perkembangan penduduk.
Jalan yang cukup vital dengan tipe jalan 4 lajur 2 arah, dimana ada sebagian jalan yang
menggunakan pemisah jalan permanen dan ada pula yang tidak menggunakan pemisah
jalan. Dengan kondisi jalan yang termasuk kawasan pemukiman, pertokoan, sekolahan,
rumah sakit, tempat ibadah, dan sebagainya menyebabkan lalu lintas jalan tersebut
mengalami perkembangan sesuai dengan keadaan sekitar jalan tersebut.
Daerah atau lokasi yang dijadikan objek yaitu pada jalan . Untuk mengetahui apakah
pemisah arah yang ada dijalan itu sangat berpengaruh terhadap kinerja jalan atau tidak
maka perlu adanya peninjauan terhadap median jalan yang sudah ada. Adapun berdasarkan
pada ketentuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, dimana diperlukan
data-data pendukung yang didapat melalui survey seperti volume lalu lintas, hambatan
samping, geometrik jalan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Berapa volume lalu lintas per jam tertinggi pada waktu pagi – siang – sore?
2. Berapa kapasitas setiap pendekat pada simpang bersinyal Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku
Umar – Jl. Teuku Umar Barat ?
1.3
MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1
Maksud
Maksud dari penyusunan laporan ini untuk mendapatkan nilai jam puncak
berdasarkan hasi survey lalu lintas pada simpang bersinyal Imam Bonjol – Jl. Teuku
Umar – Jl. Teuku Umar Barat .
1.3.2
Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mencari data volume lalu
lintas dan mendapatkan jam puncak berdasarkan data tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 KARAKTERISTIK SINYAL LALU LINTAS
Untuk sebagian besar fasilitas jalan, kapasitas dan perilaku lalu-lintas terutama adalah
fungsi dari keadaan geometrik dan tuntutan lalu-Iintas. Dengan menggunakan sinyal,
perancang/insinyur dapat mendistribusikan kapasitas kepada berbagai pendekat melalui
pengalokasian waktu hijau pada masing- masing pendekat. Maka dari itu untuk menghitung
kapasitas dan perilaku lalu-Iintas, pertama-tama perlu ditentukan fase dan waktu sinyal
yang paling sesuai untuk kondisi yang ditinjau.
Penggunaan sinyal dengan lampu tiga-warna (hijau, kuning, merah) diterapkan untuk
memisahkan lintasan dari gerakan-gerakan lalu-lintas yang sating bertentangan dalam
dimensi waktu. Hal ini adalah keperluan yang mutlak bagi gerakan-gerakan lalu-lintas yang
datang dari jalan jalan yang saling berpotongan = konflik-konflik utama. Sinyal-sinyal
dapat juga digunakan untuk memisahkan gerakan membelok dari lalu-lintas lurus melawan,
atau untuk memisahkan gerakan lalu-lintas membelok dari pejalan-kaki yang menyeberang
= konflik-konflik kedua, lihat Gbr 2.1 di bawah.
Jika hanya konflik-konflik primer yang dipisahkan, maka adalah mungkin untuk
mengaturGambar
sinyal 2.1
lampu
lalu-lintasutama
hanyadan
dengan
masing-masing
sebuah
untuk
Konflik-konflik
kedua dua
padafase,
simpang
bersinyal dengan
empat
lengan
jalan yang berpotongan, sebagaimana ditunjukan dalam Gambar 2.1. Metoda ini selalu
dapat diterapkan jika gerakan belok kanan dalam suatu simpang telah dilarang. Karena
pengaturan dua fase memberikan kapasitas tertinggi dalam beberapa kejadian, maka
pengaturan tersebut disarankan sebagai dasar dalam kebanyakan analisa lampu lalu-lintas.
Gambar 2.1 juga memberikan penjelasan tentang urutan perubahan sinyal dengan sistim
dua fase, termasuk definisi dari waktu siklus, waktu hijau dan periode antar hijau (lihat juga
Bagian 1.3).
Maksud dari periode antar hijau (IG = kuning + merah semua) di antara dua fase yang
berurutan adalah untuk:
1.
Memperingatkan lalu-lintas yang sedang bergerak bahwa fase sudah berakhir.
2.
Menjamin agar kendaraan terakhir pada fase hijau yang baru saja diakhiri
memperoleh waktu yang cukup untuk ke luar dari daerah konflik sebelum kendaraan
pertama dari fase berikutnya memasuki daerah yang sama.
Fungsi yang pertama dipenuhi oleh waktu kuning, sedangkan yang kedua dipenuhi oleh
waktu merah semua yang berguna sebagai waktu pengosongan antara dua fase.
Waktu merah semua dan waktu kuning pada umumnya ditetapkan sebelumnya dan tidak
berubah selama periode operasi. Jika waktu hijau dan waktu siklus juga ditetapkan
sebelumnya, maka dikatakan sinyal tersebut dioperasikan dengan cara kendali waktu tetap.
Gambar 2.2 Urutan waktu pada pengaturan sinyal denggan dua-fase.
Dalam sistem lama, pola waktu yang sama digunakan sepanjang hari/minggu; pada
sistim yang lebih modern, rencana waktu sinyal yang berbeda yang ditetapkan sebelumnya,
dan digunakan untuk kondisi yang berbeda pula, sebagai contoh, kondisi lalu-lintas puncak
pagi, puncak sore dan lewat puncak. Dengan tersedianya data lalu-lintas, manual ini dapat
digunakan untuk menghitung waktu-sinyal terbaik bagi setiap kondisi.
Jika pertimbangan keselamatan lalu-lintas atau pembatasan-pembatasan kapasitas
memerlukan pemisahan satu atau lebih gerakan belok kanan, maka banyaknya fase
harusditambah. Gambar 2.3 menunjukan contoh-contoh rencana fase yang berlainan untuk
keperluan tersebut. Penggunaan lebih dari dua fase biasanya akan menambah waktu siklus
dan rasio waktu yang disediakan untuk pergantian antara fase (kecuali untuk tipe tertentu
dari Sinyal aktuasi kendaraan yang terkendali). Meskipun hal ini memberi suatu
keuntungan dari sisi keselamatan lalu-lintas, pada umumnya berarti bahwa kapasitas
keseluruhan dari simpang tersebut akan berkurang.
Berangkatnya arus lalu-lintas selama waktu hijau sangat dipengaruhi oleh rencana fase
yang memperhatikan gerakan belok kanan. Jika arus belok kanan dari suatu pendekat yang
ditinjau dan/atau dari arah berlawanan terjadi dalam fase yang sama dengan arus berangkat
lurus dan belok kiri dari pendekat tersebut (seperti Kasus 1 dalam Gambar 2.3), maka arus
berangkat tersebut dianggap sebagai terlawan. Jika tidak ada arus belok kanan dari
pendekat-pendekat tersebut, atau jika arus belok kanan diberangkatkan ketika lalu-lintas
lurus dari arah berlawanan sedang menghadapi merah (seperti dalam kasus 5 dan 6 pada
Gambar 2.3), arus berangkat tersebut dianggap sebagai terlindung. Pada kasus 2 dan 3 arus
berangkat dari pendekat Utara adalah terlawan sebagian dan terlindung sebagian. Pada
kasus 4 arus berangkat dari pendekat Utara dan Selatan adalah terlindung, sedangkan dari
pendekat Timur dan Barat adalah terlawan.
Gambar 2.3 Kasus dan karakteristik lalu lintas
2.2 METODOLOGI
2.2.1 Prinsip Umum
Metodologi untuk analisa simpang bersinyal yang diuraikan di bawah ini, didasarkan
pada prinsip- prinsip utama sebagai berikut:
a. Geometri
Perhitungan dikerjakan secara terpisah untuk setiap pendekat. Satu lengan simpang
dapat terdiri lebih dari satu pendekat, yaitu dipisahkan menjadi dua atau lebih subpendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri mendapat sinyal
hijau pada fase yang berlainan dengan lalu-lintas yang lurus, atau jika dipisahkan secara
fisik dengan pulau-pulau lalu-lintas dalam pendekat.
Untuk masing-masing pendekat atau sub-pendekat lebar efektif (We) ditetapkan
dengan mempertimbangkan denah dari bagian masuk dan ke luar suatu simpang dan
distribusi dari gerakan-gerakan membelok.
Gambar 2.4 Denah simpang
b. Arus lalu-lintas
Perhitungan dilakukan per satuan jam untuk satu atau lebih periode, misalnya
didasarkan pada kondisi arus lalu-lintas rencana jam puncak pagi, siang dan sore. Arus
lalu-lintas (Q) untuk setiap gerakan (belok-kiri QLT, lurus QST dan belok-kanan
QRT)dikonversi dari kendaraan per-jam menjadi satuan mobil penumpang (smp) perjam dengan menggunakan ekivalen kendaraan penumpang (emp) untuk masing-masing
pendekat terlindung dan terlawan:
Contoh : Q = QLV + QHV × empHV + QMC × empMC
c. Model dasar
Kapasitas pendekat simpang bersinyal dapat dinyatakan sebagai berikut
C = S × g/c ………………………………………(1)
di mana :
C = Kapasitas (smp/jam)
S = Arus Jenuh, yaitu arus berangkat rata-rata dari antrian dalam
pendekat selama sinyal hijau (smp/jam hijau =smp per-jam hijau).
g = Waktu hijau (det).
c = Waktu siklus, yaitu selang waktu untuk urutan perubahan sinyal
yang lengkap (yaitu antara dua awal hijau yang berurutan pada fase
yang sama)
Oleh karena itu perlu diketahui atau ditentukan waktu sinyal dari simpang agar
dapat menghitung kapasitas dan ukuran perilaku lalu-lintas lainnya.
Pada rumus (1) di atas, arus jenuh dianggap tetap selama waktu hijau. Meskipun
demikian dalam kenyataannya, arus berangkat mulai dari 0 pada awal waktu hijau dan
mencapai nilai puncaknya setelah 10-15 detik. Nilai ini akan menurun sedikit sampai
akhir waktu hijau, lihat Gambar 2.5 di bawah. Arus berangkat juga terus berlangsung
selama waktu kuning dan merah-semua hingga turun menjadi 0, yang biasanya terjadi 5
- 10 detik setelah awal sinyal merah.
Gambar 2.5 Arus jenuh yang diamati per selang waktu enam detik
Permulaan arus berangkat menyebabkan terjadinya apa yang disebut sebagai
'Kehilangan awal' dari waktu hijau efektif, arus berangkat setelah akhir waktu hijau
menyebabkan suatu 'Tambahan akhir' dari waktu hijau efektif, lihat Gambar 2.6. Jadi
besarnya waktu hijau efektif, yaitu lamanya waktu hijau di mana arus berangkat terjadi
dengan besaran tetap sebesar S, dapat kemudian dihitung sebagai:
Waktu Hijau Efektif = Tampilan waktu hijau - Kehilangan awal + Tambahan akhir ….
(2)
Gambar 2.6 Model dasar untuk arus jenuh (Akcelik 1989)
Melalui analisa data lapangan dari seluruh simpang yang disurvei telah ditarik
kesimpulan bahwa rata- rata besarnya Kehilangan awal dan Tambahan akhir, keduanya
mempunyai nilai sekitar 4,8 detik. Sesuai dengan rumus (1a) di atas, untuk kasus
standard, besarnya waktu hijau efektif menjadi sama dengan waktu hijau yang
ditampilkan. Kesimpulan dari analisa ini adalah bahwa tampilan waktu hijau dan besar
arus jenuh puncak yang diamati dilapangan untuk masing-masing lokasi, dapat
digunakan pada rumus (1) di atas, untuk menghitung kapasitas pendekat tanpa
penyesuaian dengan kehilangan awal dan tambahan akhir.
Arus jenuh (S) dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus jenuh dasar (S 0)
yaitu arus jenuh pada keadaan standar, dengan faktor penyesuaian (F) untuk
penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dari suatu kumpulan kondisi-kondisi (ideal)
yang telah ditetapkan sebelumnya
S = S0 × F1 × F2 × F3 × F4 ×….× Fn
………………………….(3)
Untuk pendekat terlindung arus jenuh dasar ditentukan sebagai fungsi dari lehar
efektif pendekat (We):
S0 = 600 × We
………(4)
Penyesuaian kemudian dilakukan untuk kondisi-kondisi berikut ini :
Ukuran kota CS ; jutaan penduduk
Hambatan samping SF ; kelas hambatan samping dari lingkungan jalan dan
kendaraan tak bermotor
Kelandaian G; % naik(+) atau turun (-)
Parkir P ; jarak garis henti - kendaraan parkir pertama.
Gerakan membelok RT, % belok-kanan ;LT, % belok-kiri
Untuk pendekat terlawan, keberangkatan dari antrian sangat dipengaruhi oleh
kenyataan bahwa sopir- sopir di Indonesia tidak menghormati "aturan hak jalan" dari
sebelah kiri yaitu kendaraan-kendaraan belok kanan memaksa menerobos lalu-lintas
lurus yang berlawanan. Model-model dari negara Barat tentang keberangkatan ini, yang
didasarkan pada teori "penerimaan celah" (gap - acceptance), tidak dapat diterapkan.
Suatu model penjelasan yang didasarkan pada pengamatan perilaku pengemudi telah
dikembangkan dan diterapkan dalam manual ini. Apabila terdapat gerakan belok kanan
dengan rasio tinggi, umumnya menghasilkan kapasitas-kapasitas yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan model Barat yang sesuai. Nilai-nilai smp yang berbeda untuk
pendekat terlawan juga digunakan seperti diuraikan diatas.
Arus jenuh dasar ditentukan sebagai fungsi dari lebar efektif pendekat (We) dan arus
lalu-lintas belok kanan pada pendekat tersebut dan juga pada pendekat yang
berlawanan, karena pengaruh dari faktor- faktor tersebut tidak linier. Kemudian
dilakukan penyesuaian untuk kondisi sebenarnya sehubungan dengan Ukuran kota,
Hambatan samping, Kelandaian dan Parkir sebagaimana terdapat dalam rumus 2 di atas.
d. Penentuan waktu sinyal.
Penentuan waktu sinyal untuk keadaan dengan kendali waktu tetap dilakukan
berdasarkan metoda Webster (1966) untuk meminimumkan tundaan total pada suatu
simpang. Pertama-tama ditentukan waktu siklus ( c ), selanjutnya waktu hijau ( gi) pada
masing-masing fase ( i ).
WAKTU SIKLUS
c = (1,5 x LTI + 5) / (1 - ΣFRcrit)
di mana: c
LTI
FR
FRcrit
…………………(5)
= Waktu siklus sinyal (detik)
= Jumlah waktu hilang per siklus (detik)
= Arus dibagi dengan arus jenuh (Q/S)
= Nilai FR tertinggi dari semua pendekat yang berangkat pada
suatu fase sinyal.
Σ(FRcrit) = Rasio arus simpang = jumlah FRcrit dari semua fase pada siklus
tersebut.
Jika waktu siklus tersebut lebih kecil dari nilai ini maka ada risiko serius akan
terjadinya lewat jenuh pada simpang tersebut. Waktu siklus yang terlalu panjang akan
menyebabkan meningkatnya tundaan rata-rata. Jika nilai E(FRcrit) mendekati atau lebih
dari 1 maka simpang tersebut adalah lewat jenuh dan rumus tersebut akan menghasilkan
nilai waktu siklus yang sangat tinggi atau negatif.
WAKTU HIJAU
gi = (c - LTI) x FRcrit, / L(FRCrit)…………..(6)
di mana: gi = Tampilan waktu hijau pada fase i (detik)
Kinerja suatu simpang bersinyal pada umumnya lebih peka terhadap kesalahankesalahan dalam pembagian waktu hijau daripada terhadap terlalu panjangnya waktu
siklus. Penyimpangan kecilpun dari rasio hijau (g/c) yang ditentukan dari rumus 5 dan 6
diatas menghasilkan bertambah tingginya tundaan rata-rata pada simpang tersebut.
e. Kapasitas dan derajat kejenuhan
Kapasitas pendekat diperoleh dengan perkalian arus jenuh dengan rasio hijau (g/c)
pada masingmasing pendekat, lihat Rumus (1) di atas.
Derajat kejenuhan diperoleh sebagai:
DS = Q/C = (Q×c) / (S×g) …………….. (7)
f. Perilaku lalu-lintas (kualitas lalu-lintas)
Berbagai ukuran perilaku lalu-lintas dapat ditentukan berdasarkan pada arus laluIintas (Q), derajat kejenuhan (DS) dan waktu sinyal (c dan g) sebagaimana diuraikan di
bawah.
PANJANG ANTRIAN
Jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau (NQ) dihitung sebagai jumlah
smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya (NQ1) ditambah jumlah smp yang datang
selama fase merah (NQ2).
NQ = NQ1 +NQ2
……………….(8)
Untuk keperluan perencanaan, Manual memungkinkan untuk penyesuaian dari nilai
rata-rata ini ketingkat peluang pembebanan lebih yang dikehendaki. Panjang antrian
(QL) diperoleh dari perkalian (NQ) dengan luas rata-rata yang dipergunakan per smp
(20m2) dan pembagian dengan lebar masuk.
QL=N Q MAX x
20
W MASUK
…………………………………..(9)
ANGKA HENTI
Angka henti (NS), yaitu jumlah berhenti rata-rata per-kendaraan (termasuk berhenti
terulang dalam antrian) sebelum melewati suatu simpang, dihitung sebagai
NQ
NS=0,9 x
x 3600
………………………………….(10)
Qxc
dimana : c = waktu siklus (det) dan Q arus lalu-lintas (smp/jam) dari pendekat yang
ditinjau.
RASIO KENDARAAN TERHENTI
Rasio kendaraan terhenti PSV , yaitu rasio kendaraan yang harus berhenti akibat
sinyal merah sebelum melewati suatu simpang, i dihitung sebagai:
PSV= min (NS,1)
dimana : NS a= angka henti dan suatu pendekat.
TUNDAAN
Tundaan pada suatu simpang dapat terjadi karena dua hal:
1. TUNDAAN LALU LINTAS (DT) karena interaksi lalu-lintas dengan gerakan
lainnya pada suatu simpang.
2. TUNDAAN GEOMETRI (DG) karena perlambatan dan percepatan saat
membelok pada suatu simpang dan/atau terhenti karena lampu merah.
Tundaan rata-rata untuk suatu pendekat j dihitung sebagai:
Dj=DTj+DGj
……………….. (12)
dimana:
Dj
= Tundaan rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
DTj = Tundaan lalu-lintas rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
DGj = Tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
Tundaan lalu-lintas rata-rata pada suatu pendekat j dapat ditentukan dari rumus ber
ikut (didasarkan pada Akcelik 1988):
dimana:
DTj
GR
DS
C
NQ1
= Tundaan lalu-lintas rata-rata pada pendekat j (det/smp)
= Rasio hijau (g/c)
= Derajat kejenuhan
= Kapasitas (smp/jam)
= Jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya (Rumus 8.1 diatas).
Perhatikan bahwa hasil perhitungan tidak berlaku jika kapasitas simpang dipengaruhi
oleh faktor-faktor "luar" seperti terhalangnya jalan keluar akibat kemacetan pada bagian
hilir, pengaturan oleh polisi secara manual dsb.
Tundaan geometri rata-rata pada suatu pendekat j dapat diperkirakan sebagai berikut
DGj = (1-psv) × PT × 6 +(psv×4)
………………..(14)
dimana:
DGj
Psv
PT
= Tundaan geometri rata-rata pada pendekat j (det/smp)
= Rasio kendaraan terhenti pada suatu pendekat
= Rasio kendaraan membelok pada suatu pendekat
Nilai normal 6 detik untuk kendaraan belok tidak berhenti dan 4 detik untuk yang
berhenti didasarkan anggapan-anggapan: 1) kecepatan = 40 km/jam; 2) kecepatan belok
tidak berhenti = 10 km/jam; 3) percepatan dan perlambatan = 1,5 m/det2; kendaraan
berhenti melambat untuk meminimumkan tundaan, sehingga menimbulkan hanya
tundaan percepatan.
2.2.2 Nilai Normal
Pada tingkat operasional (c di atas) masukan semua data yang diperlukan pada
umumnya dapat diperoleh karena perhitungan-perhitungan merujuk ke pada simpang
bersinyal yang telah ada. Tetapi untuk keperluan perancangan dan perencanaan sejumlah
anggapan harus dibuat agar dapat menerapkan prosedur-prosedur perhitungan yang
diuraikan pada Bagian 3. Pedoman awal sehubungan dengan anggapan dan nilai normal
untuk digunakan dalam kasus-kasus ini diberikan dibawah:
a. Arus lalu-lintas
Jika hanya arus lalu-lintas harian (LHRT) saja yang ada tanpa diketahui
distribusi lalu-lintas pada setiap jamnya, maka arus rencana per jam dapat
diperkirakan sebagai suatu persentase dari LHRT sebagai berikut:
Jika distribusi gerakan membelok tidak diketahui dan tidak dapat diperkirakan,
15% belok-kanan dan 15% belok-kiri dari arus pendekat total dapat dipergunakan
(kecuali jika ada gerakan membelok tersebut yang akan dilarang):
Nilai-nilai normal untuk komposisi lalu-lintas berikut dapat digunakan bila
tidak ada taksiran yang lebih baik:
b. Penentuan fase dan waktu sinyal
Jika jumlah dan jenis fase sinyal tidak diketahui, maka pengaturan dengan
dua-fase sebaiknya digunakan sebagai kasus dasar. Pemisahan gerakan-gerakan
belok kanan biasanya hanya dapat dipertimbangkan kalau suatu gerakan membelok
melebihi 200 smp/jam.
Waktu antar hijau sebaiknya ditentukan dengan menggunakan metodologi
yang diuraikan pada langkah B-2. Untuk keperluan perancangan dan simpang
simetris nilai normal berikut dapat digunakan (lihat juga langkah C dibawah):
c. Lebar pendekat
Panduan rekayasa lalu-lintas pada bagian 2.3 di bawah memberikan saran
pemilihan tipe simpang, jumlah lajur dan fase sinyal yang dapat digunakan sehagai
anggapan awal dalam analisa rinci. Untuk perencanaan simpang baru, pemilihan
sebaiknya didasarkan terutama pada pertimbangan ekonomis (bagian 2.3.3b). Untuk
analisa operasional 'simpang yang sudah ada' pemilihan terutama didasarkan pada
perilaku lalu- lintas (bagian 2.3.3c), biasanya dengan tujuan untuk memastikan agar
derajat kejenuhan pada jam puncak tidak lebih besar dari 0,75.
2.3 PANDUAN REKAYASA LALU LINTAS
2.3.1 Definisi Tipe (Jenis) Simpang Standar Dan Pola-Pola Fase Sinyal
Buku Standar Spesifikasi Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Direktorat
Jenderal Bina Marga, Maret 1992) mencantumkan panduan umum untuk perencanaan
simpang sebidang. Informasi lain yang berhubungan terutama tentang marka jalan terdapat
pada huku "Produk Standar untuk Jalan Perkotaan" (Direktorat Jenderal Bina Marga,
Februari 1987).
Dokumen ini mencantumkan parameter-parameter perencanaan untuk simpang-simpang
berbagai kelas jalan, tetapi tidak menentukan jenis simpang tertentu. Sejumlah jenis jenis
simpang ditunjukkan pada Gambar 2.7 dan Tabel 2.3.2:1 dibawah untuk penggunaan
khusus pada Bagian panduan ini.
Semua jenis simpang dianggap mempunyai kereb dan trotoar yang cukup, dan
ditempatkan pada daerah perkotaan dengan hambatan samping yang sedang.
Semua gerakan membelok dianggap diperbolehkan dan beberapa gerakan membelok
adalah gerakan yang terus menerus (Belok kiri langsung = LTOR) jika ditunjukkan seperti
pada Tabel 2.3.2:1. Metode perhitungan rinci dalam manual ini juga memungkinkan analisa
jalan satu arah.
Pengaturan lalu-lintas (pada simpang terisolir) dengan waktu tetap dianggap
menggunakan fase sinyal seperti disarankan dalam Tabel 2.3.2:1 (lihat Gambar 2.8). Lihat
juga Bagian 2.3.5 untuk penjelasan jenis-jenis pengaturan sinyal.
Gambar 2.7 Jenis-jenis simpang empat lengan
Gambar 2.8 Jenis-jenis simpang tiga lengan
Gambar 2.9 Jenis – jenis rencana Ease sinyal
2.4 RINGKASAN PROSEDUR PERHITUNGAN
Bagan alir prosedur perhitungan digambarkan seperti dibawah. Berbagai langkah yang
berbeda diuraikan secara rinci dalam Bagian 3. Pada laporan ini perhitungan dilakukan
hanya sampai Kapasitas dan Derajat kejenuhan.
Gambar 2.10 Bagan alir analisa simpang bersinyal
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 INPUT DATA
Yang dimaksud dengan input adalah dapat berupa data primer yang didapatkan
dari survei pada lokasi penelitian dan data sekunder yang didapatkan dari instansi
pemerintah. Penginputan data ini terdiri atas dara kondisi geometrik, data survey
dan data kondisi lingkungan. Data masukan diperlukan dalam proses analisis data dan
analisis kinerja simpang bersinyal Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar – Jl.Teuku Umar
Barat.
Data yang diperoleh dari hasil survei lalu lintas pada hari Senin, 18 April 2016
dengan menggunakan metode survei secara manual menggunakan handy cam. Survei
dilakukan dari pukul 07.00-16.30.
Berikut hasil dari survei lalu lintas simpang Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar –
Jl.Teuku Umar Barat dengan format berdasarkan formulir lalu lintas simpang:
UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385
http://www.sipil.unud.ac.id
FORMULIR SURVEI
VOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN
LOKASI: JL. Imam Bonjol Utara
HARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016
WAKTU : 07.00 – 16.15
PENDEKAT: MAYOR A
PERGERAKAN :
CUACA: Cerah
SURVEYOR: -
FORM NO. : 1
A
Arah : Timur (LT)
Jenis Kendraan
Arah : Barat (RT)
Total
Periode
MC
LV
07.00-07.15
07.15-07.30
64
76
4
8
4
0
0
2
Kend/
15
mnt
72
86
07.30-07.45
89
12
0
1
07.45-08.00
08.00-08.15
08.15-08.30
77
82
104
8
11
14
0
0
1
08.30-08.45
101
12
08.45-09.00
09.00-09.15
09.15-09.30
09.30-09.45
65
69
79
104
09.45-10.00
10.00-10.15
10.15-10.30
10.30-10.45
10.45-11.00
Jenis Kendraan
Arah : Selatan (ST)
Total
Jenis Kendraan
MC
LV
0
0
Kend/
15
mnt
108
135
168
544
9
0
121
618
16
28
26
8
10
11
0
0
0
160
206
245
424
360
280
152
24
18
0
194
152
83
86
90
113
136
248
176
152
32
16
44
48
14
16
22
14
0
0
0
0
182
280
242
214
336
228
360
376
0
1
1
0
0
114
121
79
92
107
160
136
176
144
152
24
40
32
36
32
23
22
25
28
32
0
0
0
0
0
207
198
233
208
216
336
248
352
392
320
2
6
12
15
13
0
0
0
0
0
98
120
116
123
141
168
296
176
216
184
40
56
28
26
38
27
22
21
31
24
0
0
0
0
0
235
374
225
273
246
280
256
184
312
224
16
0
147
152
40
28
0
220
360
48
88
14
4
16
0
56
64
15
2
10
4
64
72
96
12
8
96
64
56
96
12
0
72
64
96
64
10
4
HV UM
MC
LV
HV UM
96
97
8
32
4
6
102
104
8
0
0
0
85
93
119
136
168
208
2
0
115
13
10
9
8
5
6
2
1
0
1
0
0
96
97
64
76
89
16
18
10
13
15
2
5
4
3
3
11.00-11.15
11.15-11.30
11.30-11.45
11.45-12.00
12.00-12.15
79
98
92
93
105
17
16
12
15
23
12.15-12.30
110
21
Total
6
9
0
0
Kend/
15
mnt
222
641
7
0
769
8
11
13
0
0
0
592
427
357
24
0
328
8
16
22
14
0
0
0
0
448
308
454
486
26
48
32
28
56
0
0
0
0
0
490
392
448
476
472
27
29
72
56
40
0
0
0
0
0
427
357
320
464
328
33
0
497
HV UM
12.30-12.45
104
24
18
0
146
136
32
28
0
196
416
28
0
500
40
34
26
32
24
38
26
29
0
0
0
0
0
0
0
0
560
442
426
472
416
454
394
429
28
16
24
27
0
0
0
0
452
312
352
348
348
346
56
12
0
88
64
96
80
88
64
80
12
8
72
96
72
10
4
88
12.45-13.00
13.00-13.15
13.15-13.30
13.30-13.45
13.45-14.00
14.00-14.15
14.15-14.30
14.30-14.45
106
101
97
98
92
93
105
110
20
19
28
27
16
28
19
24
19
13
18
12
21
10
9
8
0
0
0
0
0
0
0
0
145
133
143
137
129
131
133
142
188
192
180
104
128
102
104
72
28
29
28
32
48
40
56
48
41
32
36
32
29
38
34
29
3
0
0
0
1
0
0
0
260
253
244
168
206
180
194
149
400
320
336
344
312
328
304
320
14.45-15.00
15.00-15.15
15.15-15.30
15.30-15.45
104
101
97
98
15
23
21
24
11
7
6
19
0
0
0
0
130
131
124
141
80
88
152
172
32
40
48
56
35
29
31
38
0
0
0
0
147
157
231
266
296
224
232
249
15.45-16.00
16.00-16.15
92
93
20
19
18
22
0
0
89
106
40
28
31
26
0
0
16.15-16.30
96
28
13
0
130
134
137
88
40
23
0
160
160
151
26
25
0
0
320
80
26
0
478
459
426
UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385
http://www.sipil.unud.ac.id
FORMULIR SURVEI
VOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN
FORM NO. : 2
LOKASI: JL. Teuku Umar
HARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016
WAKTU : 07.00 – 16.15
PENDEKAT: MINOR B
PERGERAKAN :
CUACA: Cerah
SURVEYOR: Arah : Utara (RT)
Jenis Kendraan
Periode
Arah : Barat (ST)
Total
MC
LV
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
8
8
0
56
8
8
0
120
16
8
0
144
07.45-08.00
40
10
4
12
0
13
6
24
16
0
176
08.00-08.15
96
16
24
0
136
08.15-08.30
80
24
16
8
128
08.30-08.45
88
16
8
32
8
0
128
16
8
0
192
16
24
0
128
09.15-09.30
88
12
8
24
32
0
184
09.30-09.45
88
16
40
0
144
09.45-10.00
32
15
2
16
48
8
0
88
32
8
16
8
8
8
208
184
07.00-07.15
07.15-07.30
07.30-07.45
08.45-09.00
09.00-09.15
10.00-10.15
10.15-10.30
B
Jenis Kendraan
MC
32
0
16
0
24
8
26
4
32
8
34
4
31
2
35
2
28
8
41
6
32
8
42
4
45
6
38
Arah : Selatan (LT)
Total
Jenis Kendraan
LV
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
80
16
0
416
80
88
8
0
256
32
24
0
304
64
8
0
336
96
24
8
456
72
10
5
11
2
16
0
432
40
0
457
48
16
0
16
8
18
4
14
4
16
8
8
0
472
64
8
0
360
96
24
8
544
80
16
0
424
72
12
0
12
8
0
504
16
24
0
0
592
536
MC LV
88
17
6
19
2
16
0
18
4
14
4
88
4
0
1
6
4
8
3
2
6
4
4
0
6
4
4
8
4
8
2
4
3
2
3
2
6
4
4
Total
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
0
16
136
0
8
72
8
8
224
8
0
208
0
40
288
8
0
192
0
8
240
0
0
136
8
0
232
8
8
232
16
0
208
16
16
248
8
0
0
0
216
136
10.30-10.45
10.45-11.00
11.00-11.15
11.15-11.30
11.30-11.45
11.45-12.00
12.00-12.15
12.15-12.30
12.30-12.45
12.45-13.00
13.00-13.15
13.15-13.30
13.30-13.45
13.45-14.00
14.00-14.15
14.15-14.30
14.30-14.45
14.45-15.00
15.00-15.15
15.15-15.30
15.30-15.45
15.45-16.00
16.00-16.15
16.15-16.30
0
17
6
19
2
16
8
18
4
15
2
25
8
16
8
40
32
0
248
24
24
0
240
48
16
0
232
40
16
0
240
32
48
8
240
40
8
8
314
64
8
0
240
88
14
4
11
2
12
0
16
8
24
24
0
136
32
8
0
184
16
24
0
152
32
16
0
168
24
16
8
216
80
15
2
48
8
16
152
40
8
0
200
88
16
8
12
8
16
0
18
4
16
0
13
6
17
6
16
0
18
4
16
8
0
112
32
16
8
224
24
32
0
184
40
16
0
216
64
8
0
256
24
24
16
224
64
16
16
232
40
24
0
240
32
16
0
208
40
8
0
232
4
40
0
44
0
36
0
44
8
40
0
45
6
39
2
32
8
43
2
44
0
20
6
26
4
31
2
28
8
27
2
32
3
28
0
21
6
25
6
26
4
23
2
24
0
45
1
32
0
8
12
0
16
0
536
96
11
2
8
0
544
8
0
480
80
10
4
11
2
8
0
536
16
0
520
24
0
592
12
8
13
6
14
4
12
0
12
8
11
2
88
10
4
40
0
520
80
8
0
440
96
12
8
15
2
12
8
16
8
552
32
0
600
24
0
382
8
0
400
88
10
4
19
6
11
2
12
8
16
0
416
88
11
2
12
0
13
6
14
4
11
2
48
0
440
64
56
0
524
64
16
0
451
24
0
432
72
12
8
80
40
0
336
72
8
0
336
72
12
0
64
16
0
344
88
88
56
0
376
96
48
0
384
64
10
4
70
10
1
24
1
546
80
16
8
445
88
8
5
6
4
8
4
0
1
6
3
2
2
4
4
0
4
8
2
4
5
6
4
8
2
4
4
0
4
8
3
2
2
4
1
6
4
0
3
2
4
8
1
6
2
4
4
8
5
6
0
0
184
0
8
192
8
0
192
0
0
136
0
24
184
0
0
136
16
0
136
0
0
136
0
8
144
0
0
176
8
0
192
0
24
192
0
0
152
16
0
128
8
0
104
0
16
112
0
0
144
0
0
112
16
0
168
0
0
136
8
0
88
0
8
136
16
8
152
8
0
152
UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385
http://www.sipil.unud.ac.id
FORMULIR SURVEI
VOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN
LOKASI: JL. Imam Bonjol Selatan
HARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016
WAKTU : 07.00 – 16.15
PENDEKAT: MAYOR C
PERGERAKAN :
CUACA: Cerah
SURVEYOR: -
C
Arah : Utara (ST)
Jenis Kendraan
Periode
07.00-07.15
Arah : Barat (LT)
Total
MC
LV
H
V
U
M
238
80
6
0
FORM NO. : 3
Kend/
15
mnt
324
Jenis Kendraan
Arah : Timur (RT)
Total
MC
LV
H
V
U
M
16
28
9
0
Kend/
15
mnt
205
Jenis Kendraan
MC
L
V
H
V
U
M
10
6
3
0
Total
Kend/
15
mnt
113
07.15-07.30
264
72
4
2
342
07.30-07.45
328
68
8
0
404
07.45-08.00
208
88
7
0
303
08.00-08.15
296
64
11
0
371
08.15-08.30
298
69
10
1
378
08.30-08.45
280
96
9
1
386
08.45-09.00
329
79
12
0
420
09.00-09.15
364
89
9
0
462
09.15-09.30
416
89
7
3
515
09.30-09.45
376
8
0
461
09.45-10.00
404
11
1
537
10.00-10.15
329
77
12
1
10
3
13
0
445
10.15-10.30
410
24
1
530
10.30-10.45
378
8
2
527
10.45-11.00
396
95
13
9
12
0
16
0
532
11.00-11.15
336
95
22
0
453
11.15-11.30
356
96
14
0
466
11.30-11.45
297
80
26
0
403
11.45-12.00
341
88
22
0
451
12.00-12.15
352
64
15
0
431
12.15-12.30
468
23
0
571
12.30-12.45
386
22
0
536
12.45-13.00
392
18
2
533
13.00-13.15
412
80
12
8
12
1
10
3
19
0
534
13.15-13.30
376
13
0
484
13.30-13.45
404
18
0
561
13.45-14.00
329
20
0
469
14.00-14.15
410
21
0
537
14.15-14.30
378
95
13
9
12
0
10
6
10
8
26
0
512
8
12
6
14
2
15
2
14
2
12
3
12
6
16
8
17
5
25
1
23
3
19
1
15
4
16
7
17
1
16
8
20
8
24
3
24
5
26
1
19
7
16
0
25
6
18
4
23
4
18
9
25
1
23
3
19
1
15
4
26
8
0
160
24
10
0
176
32
11
0
195
16
18
1
177
44
14
0
181
48
16
0
190
88
14
4
16
0
22
1
279
18
0
337
14
0
425
56
26
0
315
64
15
2
10
4
48
0
303
32
1
339
28
0
299
87
56
0
314
97
13
6
27
0
292
29
0
373
98
26
0
367
72
34
0
351
89
23
0
373
88
14
4
12
1
26
0
311
24
0
328
32
0
409
96
12
8
35
2
317
37
0
399
96
12
1
10
3
29
0
314
25
0
397
27
0
363
95
13
9
29
0
315
26
0
319
4
12
8
10
8
12
4
16
2
13
4
15
5
15
8
18
6
15
3
13
7
25
6
23
0
15
7
17
1
16
8
18
8
14
2
13
4
12
2
15
8
17
5
14
0
10
3
16
1
16
9
16
8
15
2
14
2
16
2
7
1
0
1
6
2
4
3
2
5
6
4
1
1
8
2
8
4
3
2
9
3
3
3
5
3
9
3
6
4
8
3
2
2
8
5
6
2
7
2
9
2
6
3
4
4
8
5
6
5
9
3
9
4
1
4
2
4
0
139
6
0
124
8
0
148
11
0
197
12
0
178
9
0
220
6
1
206
13
0
217
19
0
200
21
0
201
17
0
302
16
1
280
9
0
201
12
0
222
15
0
219
18
0
254
16
0
190
19
0
181
11
0
189
16
0
201
19
0
223
23
0
189
26
0
163
22
0
231
11
0
236
17
0
244
21
0
212
23
0
206
25
0
229
14.30-14.45
396
14.45-15.00
341
15.00-15.15
352
15.15-15.30
468
15.30-15.45
386
15.45-16.00
392
16.00-16.15
412
16.15-16.30
376
97
11
4
16
0
509
22
0
477
92
11
8
10
5
12
1
10
3
10
6
14
0
458
26
2
614
22
0
513
20
0
533
18
0
533
16
0
498
16
7
17
1
23
5
21
3
21
4
24
4
20
7
19
8
12
0
11
2
11
4
12
1
34
0
321
23
0
306
26
0
375
24
0
358
88
32
0
334
92
10
1
10
5
34
0
370
21
0
329
19
0
322
18
9
20
4
23
1
26
5
18
9
17
2
15
2
14
4
3
5
2
9
3
7
4
1
3
5
3
6
4
8
3
6
21
0
245
24
0
257
19
0
287
18
0
324
21
0
245
27
0
235
32
0
232
34
0
214
UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385
http://www.sipil.unud.ac.id
FORMULIR SURVEI
VOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN
LOKASI: JL. Teuku Umar Barat
HARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016
WAKTU : 07.00 – 16.15
PENDEKAT: MINOR D
PERGERAKAN :
CUACA: Cerah
SURVEYOR: -
FORM NO. : 4
D
Arah : Selatan (RT)
Jenis Kendraan
Periode
MC
07.00-07.15
112
07.15-07.30
80
07.30-07.45
216
07.45-08.00
200
08.00-08.15
160
08.15-08.30
192
08.30-08.45
152
08.45-09.00
168
09.00-09.15
224
09.15-09.30
136
09.30-09.45
144
09.45-10.00
176
10.00-10.15
192
10.15-10.30
144
10.30-10.45
152
10.45-11.00
200
11.00-11.15
11.15-11.30
208
192
LV
1
6
2
4
5
6
3
2
4
8
1
6
4
0
3
2
4
8
2
4
3
2
5
6
3
2
3
2
2
4
1
6
4
8
3
Total
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
2
0
130
8
0
112
8
0
280
6
0
238
16
0
224
12
0
220
24
0
216
12
0
212
14
0
286
12
0
172
8
0
184
13
0
245
8
0
232
56
0
232
16
0
192
40
0
256
24
32
0
0
280
256
Arah : Utara (LT)
Jenis Kendraan
MC LV
17
6
80
12
0
10
4
13
6
16
0
13
6
12
0
80
14
0
10
3
16
1
16
9
15
7
17
1
16
8
15
2
13
3
2
3
2
4
6
1
2
1
6
2
4
3
2
4
0
2
2
3
1
2
4
3
6
4
5
2
3
4
6
5
2
3
1
2
Arah : Timur (ST)
Total
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
8
0
216
2
0
114
8
0
174
13
0
129
16
0
168
8
0
192
24
0
192
12
0
172
10
0
112
12
0
183
15
0
142
23
0
220
9
0
223
16
0
196
24
0
241
22
0
242
26
21
0
0
209
181
Jenis Kendraan
MC
36
0
28
8
39
2
32
8
36
0
24
9
35
2
41
6
41
1
32
9
44
2
40
8
29
8
32
7
38
4
44
8
35
2
41
Total
H
V
U
M
Kend/
15
mnt
8
2
434
11
1
422
16
3
555
13
3
476
80
16
1
457
64
40
2
355
96
24
0
472
88
32
1
537
98
40
0
549
80
12
5
14
3
12
6
15
7
14
2
10
9
14
4
16
22
0
431
32
0
599
24
0
575
16
1
441
20
1
505
24
4
554
32
2
591
40
22
0
1
536
604
LV
64
12
2
14
4
13
2
11.30-11.45
168
11.45-12.00
152
12.00-12.15
216
12.15-12.30
232
12.30-12.45
184
12.45-13.00
224
13.00-13.15
208
13.15-13.30
192
13.30-13.45
152
13.45-14.00
168
14.00-14.15
208
14.15-14.30
144
14.30-14.45
208
14.45-15.00
152
15.00-15.15
216
15.15-15.30
200
15.30-15.45
192
15.45-16.00
152
16.00-16.15
136
16.15-16.30
144
2
4
0
1
6
2
4
4
8
3
2
4
0
3
2
2
4
1
6
3
2
3
2
4
8
2
4
4
6
3
1
4
8
1
6
2
6
2
4
2
2
40
0
248
22
0
190
32
0
272
24
0
304
16
0
232
20
0
284
33
0
273
17
0
233
37
0
205
32
0
232
40
0
280
36
0
228
45
0
277
16
8
222
18
0
265
23
0
271
22
0
230
34
6
218
19
0
179
28
0
194
6
14
4
19
2
23
4
18
4
20
8
15
2
14
4
13
6
14
4
12
8
12
6
20
3
16
6
13
4
12
2
12
8
14
8
15
6
14
4
16
8
4
3
6
4
5
2
3
4
6
5
2
2
4
3
2
4
0
2
2
3
1
3
2
1
8
3
4
3
2
4
0
2
2
2
8
3
4
1
8
3
6
16
0
196
25
0
262
18
0
275
22
0
252
31
0
291
22
0
198
24
0
200
22
0
198
26
0
192
21
0
180
16
0
174
25
6
252
25
5
230
18
2
186
22
0
184
31
0
181
22
0
198
24
0
214
22
0
184
26
0
230
6
41
1
32
9
44
2
44
2
40
8
29
8
32
7
38
4
44
8
35
2
41
6
41
6
41
1
32
9
44
2
44
2
40
8
43
2
32
7
47
2
5
13
5
16
9
13
2
14
3
12
6
15
7
14
2
10
9
14
4
14
4
16
5
13
5
16
9
13
2
14
3
12
6
15
9
15
3
13
3
17
6
32
1
579
42
4
544
32
2
608
46
0
631
56
0
590
32
0
487
48
0
517
47
1
541
40
0
632
32
0
528
48
0
629
24
0
575
32
8
620
56
6
523
32
3
620
42
5
615
32
7
606
32
0
617
56
0
516
32
0
680
3.1.1
Data Lingkungan
Dilihat dari kondisi lalu lintasnya Jl. Imam Bonjol(Jalan Mayor A dan C) Sedangkan
Jl. Teuku Umar (Jalan Minor B dan D) dimana keduanya merupakan daerah komersil
(COM) karena di sepanjang jalan tersebut banyak pertokoan dan restoran.
3.2 DATA KONDISI LALU LINTAS
3.2.1 Data Survei Volume Lalu Lintas
Data dari volume lalu lintas didapatkan dari hasil survei volume lalu lintas yang
dilakukan pada lokasi simpang Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar – Jl.Teuku Umar
Barat.
Yang dibagi menjadi 4 segmen ruas jalan. Kendaraan digolongkan sesuai dengan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, yaitu terdiri dari: kendaraan
ringan/light
vehicle
(LV),
kendaraan
berat/Heavy
vehicle
(HV),
Sepeda
motor/Motorcycle (MC), kendaraan tidak bermotor/Unmotorized (UM).
Berikut ini merupakan grafik fluktuasi volume lalu lintas kendaraan bermotor
selama 9,5 jam dari pukul 07.00-16.30.
Volume(smp/jam)
Volume Lalu Lintas
Pendekat MAYOR A
1800.0
1600.0
1400.0
1200.0
1000.0
800.0
600.0
400.0
200.0
0.0
Waktu (15 mnt)
Gambar 3.2.1.a. Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Mayor A
Volume(smp/jam)
Volume lalu lintas
Pendekat MINOR B
1800.0
1600.0
1400.0
1200.0
1000.0
800.0
600.0
400.0
200.0
0.0
Waktu(15 mnt)
Gambar 3.2.1.b .Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Minor B
Volume lalu lintas
Pendekat MAYOR C
2500.0
Volume(smp/jam)
2000.0
1500.0
1000.0
500.0
0.0
Waktu(15 mnt)
Gambar 3.2.1.c Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Mayor C
Volume lalu lintas
Pendekat MINOR D
2500.0
volume(smp/jam)
2000.0
1500.0
1000.0
500.0
0.0
Waktu(15 mnt)
Gambar 3.2.1.d Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Minor D
Dari Gambar Grafik diatas dapat dilihat fluktuasi dari volume lalu lintas simpang Jl.
Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar – Jl.Teuku Umar Barat, selama 9,5 jam serta jam puncak
(peak hour) dari masing-masing pendekat. Berikut adalah penjelasannya :
a. Pendekat Mayor A (Jl.Imam Bonjol)
Pada pendekat memiliki puncak pada pagi hari, tepatnya pada pukul 12.15-13.15
dapat dilihat dari grafik (Gambar 3.2.1 a).
b. Pendekat Minor B (Jl. Teuku Umar)
Pada pendekat ini puncak volume lalu lintas terjadi pada pagi hari pada pukul
10.00-11.00 berdasarkan grafik (Gambar 3.2.1 b).
c. Pendekat Mayor C (Jl.Imam Bonjol)
Pada pendekat ini dapat dilihat di grafik (Gambar 3.2.1.c) puncak volume lalu lintas
terjadi pada pagi hari yang interval waktunya 15.15-16.15.
d. Pendekat Minor D (Jl. Teuku UmarBarat)
Pendekat ini memiliki puncak pada pukul 11.45-12.45 pada pagi hari berdasarkan
grafik (Gambar 3.2.1 d).
Volume Puncak SMP / jam
PENDEKAT
WAKTU (jam)
Volume (SMP/jam)
Mayor A
12.15-13.15
1656
Minor B
10.00-11.00
1680
Mayor C
15.15-16.15
2210
Minor D
11.45-12.45
2101
Tabel 3,2,1 Volume Puncak (SMP/Jam)
2500
2000
1500
1000
500
0
Mayor A
Minor B
Mayor C
Gambar 3.2.1 e Grafik Volume Puncak (SMP/Jam)
Minor D
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Volume Puncak per jam setiap pendekat adalah:
Mayor A
: 1656 SMP/jam (12.15 – 13.15)
Minor B
: 1680 SMP/jam (10.00 – 11.00)
Mayor C
: 2210 SMP/jam (15.15 – 16.15)
Minor D
: 2101 SMP/jam (11.45 – 12.45)
Kapasitas jalan setiap pendekat adalah:
4.2
CA
= 1154
CB
= 1966
CC
= 1085
CD
= 1887
SARAN
Masukan untuk laporan ini adalah perhitungan yang lebih teliti dan waktu
pengerjaan yang lebih banyak sehingga mengurangi adanya kesalahan dan keteledoran
menulis laporan ini.
saat
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).Bandung