Front Matter | Penyakit | Jurnal Vektor Penyakit

ISSN: 1978-3647
E-ISSN: 2354-8835

K

A

BA

TI

DA

J
U
R
N
A
L
HUS


VEKTOR PENYAKIT
Journal of Disease Vector

Vol. 9
No. 1
Juni 2015
[email protected]

ISSN: 1978-3647
E-ISSN: 2354-8835

J
U
R
N
A
L
K

DA


VEKTOR PENYAKIT

A

BA

TI

HUS

Volume 9 No.1
Juni 2015

Journal of Disease Vector

Dewan Redaksi
Penanggung Jawab :
Jastal, SKM, M.Si (Kepala Balai Litbang P2B2 Donggala)
Pemimpin Redaksi :

Rosmini, SKM, M.Sc (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
Anggota Dewan Redaksi :
w
Sitti Chadijah, SKM, M.Si (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
w
Junus Widjaja, SKM, M.Sc (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
w
Hayani Anastasia, SKM, MPH (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
w
Made Agus Nurjana, SKM, M.Epid (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
w
Anis Nurwidayati, S.Si, M.Sc (Biologi Lingkungan, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)

Mitra Bestari :
w
Prof. dr. Agus Suwandono,MPH,Dr.PH (Biomedik ,Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes)
w
Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, M.ScPH (Epidemiologi , FKM, Universitas Hasanuddin)
w
Prof. Dr. drg A Arsunan Arsin, M.Kes (Epidemiologi Penyakit Menular, FKM, Universitas Hasanuddin)

w
dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc, PhD (Entomologi Kesehatan, FKM, Universitas Hasanuddin )
w
Dr. Lif.Sc I Nengah Suwastika, M.Sc, M.Lif.Sc (Biologi Sel dan Molekuler, Universitas Tadulako )

Redaksi Pelaksana:
Mujiyanto, S.Si, MPH
Sekretaris:
Riri Arifah Patuba, SKM
Staf Sekretariat:
Ni Nyoman Veridiana, SKM
Alamat Redaksi:
Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Balai Litbang P2B2) Donggala
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. Masitudju No.58, Labuan Panimba, Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah 94252
Website e-journal : http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/vektorp
E-mail : [email protected] , [email protected]
Terbit dua kali setahun, edisi Juni dan Desember
Dalam proses akreditasi


Jurnal Vektor Penyakit merupakan media publikasi dan informasi hasil - hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan
hasil - hasil penelitian, metodologi dan pendekatan-pendekatan baru dalam penelitian yang berkaitan dengan vektor
penyakit dan usaha pengendalian penyakit bersumber binatang.
Jurnal ini merupakan jurnal publikasi ilmiah resmi Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang (Balai Litbang P2B2) Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI.

ISSN: 1978-3647
E-ISSN: 2354-8835
Volume 9 No. 1 Juni 2015

Journal of Disease Vector

Pengantar Redaksi
Jurnal Vektor Penyakit mulai tahun ini merubah disain cover sampul depan menjadi lebih
minimalis menggantikan disain sampul depan volume-volume sebelumnya. Jurnal Vektor
Penyakit Volume 9 No 1 Juni 2015 diawali dengan tulisan dari Tri Ramadhani dan Bondan Fajar
Wahyudi yang berjudul Keanekaragaman dan Dominansi Nyamuk di Daerah Endemis Filariasis
Limpatik, Kota Pekalongan. Hasil penangkapan nyamuk ditemukan 13 spesies nyamuk yaitu 4
spesies dari genus Culex, 5 spesies dari genus Anopheles, 3 spesies dari genus Aedes, dan 1

spesies Malaya, spp. Diantara spesies tersebut, Cx. Quinquifasciatus adalah nyamuk yang dominan
dengan kelimpahan nisbi paling tinggi dan juga merupakan vektor potensial filariasis.
Malonda Maksud, dkk menyampaikan tulisan yang berjudul Survei Jentik DBD di Tempat-tempat
Umum di Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Hasil survei
menunjukkan House Index (HI) sebesar 28,26%, Container index (CI) sebesar 25,35%, dan
Breteau index (BI) sebesar 39,13%. Container index didapatkan density figure 6 dengan Angka
Bebas Jentik (ABJ) 71,4%. Analisis risiko penularan berdasarkan index jentik dengan nilai
Densitiy figure > 1, HI >1; BI > 5 menunjukkan Tempat-tempat Umum di kecamatan Tanantovea
berisiko terjadinya penularan.
Artikel selanjutnya berjudul Keberadaan Telur dan Larva Cacing Tambang pada Tanah di
Lingkungan Desa Sepunggur dan Desa Gunung Tinggi Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan
Selatan Tahun 2014 yang ditulis oleh Budi Hairani. Sampel tanah diperoleh dari lahan
perkebunan sebanyak 100, halaman sekolah sebanyak 50 sampel dan 60 sampel dari
pemukiman. Hasil pemeriksaan menunjukkan dari total 210 sampel tanah terdapat 19 sampel
yang positif mengandung telur/larva cacing tambang dengan kontaminasi tertinggi terdapat
pada lahan perkebunan.
Gambaran Faktor Risiko Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Kota Banjarmasin yang ditulis
oleh Juhairiyah, dkk merupakan artikel keempat pada edisi ini. Hasil pemeriksaan tinja yang
dilakukan pada anak SD menunjukkan 11 orang positif 11 (3%) yang terdiri dari 7 orang (1,9%)
disebabkan oleh Trichuris trichiura, 1 orang (0,3%) disebabkan oleh Enterobius vermicularis, dan

3 orang (0,8%) disebabkan oleh Hymenoepis sp. Pengetahuan orang tua/wali anak SD mengenai
kecacingan dengan kategori baik (56,3%), memiliki sikap pada kategori baik (66,6%) dan
memiliki perilaku yang berada pada kategori baik (56,3%).
Jurnal Vektor Penyakit Volume 9 No 1 2015 diakhiri dengan tulisan Aplikasi Teknik Diagnosis
Schistosomiasis Berbasis Molekuler oleh Anis Nurwidayati . Artikel ini merupakan hasil
penelusuran jurnal dan artikel ilmiah terkait teknik molekuler PCR dan LAMP untuk mendeteksi
schistosomiasis. Teknik diagnosis schistosomiasis berdasarkan molekuler telah banyak
dikembangkan di beberapa negara dengan kelebihan dan kekurangan dari masing – masing
teknik.
Semoga tulisan pada edisi kali ini dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
program pengendalian penyakit bersumber binatang. Saran dan masukan demi perbaikan jurnal
ini sangat kami nantikan untuk penerbitan selanjutnya.

Salam Sehat

Dewan Redaksi

ISSN: 1978-3647
E-ISSN: 2354-8835


Journal of Disease Vector
Volume 9 Nomor 1 Juni 2015

DAFTAR ISI
ARTIKEL

Keanekaragaman dan Dominasi Nyamuk di Daerah Endemis
Filariasis Limfatik, Kota Pekalongan
(Tri Ramadhani, Bondan Fajar Wahyudi)

Survei Jentik DBD di Tempat-tempat Umum (TTU) di Kecamatan
Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
(Malonda Maksud, Yusran Udin, Hasrida Mustafa, Risti, Jastal)

1- 8

9 - 14

Keberadaan Telur dan Larva Cacing Tambang pada Tanah
di Lingkungan Desa Sepunggur dan Desa Gunung Tinggi

Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan Tahun 2014
(Budi Hairani)

15 - 20

Gambaran Faktor Resiko Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di
Kota Banjarmasin
(Juhairiyah, Annida, Liestiana Indriyati)

21 - 28

Aplikasi Teknik Diagnosis Schistosomiasis Berbasis Molekuler
(Anis Nurwidayati)

29 - 36

[email protected]

ISSN 1978-3647
E-ISSN 2354-8835

Volume 9 No. 1 Juni 2015

Journal of Disease Vector
ABSTRACT SHEET

NLM : WC 880
Tri Ramadhani, Bondan Fajar Wahyudi
(Zoonoses Research Office of Banjarnegara,
Ministry of Health Republic of Indonesia)

NIHRD,

Diversity and Mosquito Dominance in Endemic Areas
of Lymphatic Filariasis, Pekalongan City
Journal of Disease Vector Vol 9 No. 1, Jun 2015; p 1- 8
Lymphatic filariasis is a communicable disease caused by
infection of filaria worm which is transmitted by various
mosquitoe species. Pabean Village in Pekalongan City,
Central Java, was an endemic area of filariasis with
microfilariae rate > 1%. The objective of this research was

to identify and reconfirm the potential vector mosquito
species of filariasis and its breeding places. This was an
observational study employing cross-sectional design
which collected mosquitoes from indoor, outdoor, and
livestock cages, larvae dipper, and breeding sites . The
mosquitoes were collected twice a week by using landing
collection and ligth trap with dry ice method. This survey
found 13 mosquito species, which were four spesies of
Culex (Cx. quinquefasciatus, Cx. bitaeniorhynchus, Cx.
tritaeniorhynchus, Cx.vishnui), five spesies of Anopheles
(An. subpictus, An. vagus, An. indifinitus, An. barbirostris,
An. vecan), three spesies of Aedes (Ae. aegypt, Ae.
albopictus, Ae. anandeli), and one Malaya spp. Among
these species, Cx. Quinquefasciatus was the dominant
mosquito with highest relative abundance. Water
sewages polluted by industrial wastewater (painting and
“batik”) accross the population residence was the
b re a d i n g p l a c e s o f t h e s e m o s q u i to e s .
Cx.
quinquefasciatus was the potential mosquito vector of
filariasis.
Keywords: diversity, dominance, endemic, lymphatic
filariasis
_________________________________________________________________
NLM : WC 528
Malonda Maksud, Yusran Udin, Hasrida Mustafa, Risti,
Jastal
(Zoonoses Research Office of Donggala NIHRD, Ministry
of Health Republic of Indonesia)
Survey of Dengue Larval in Public Places in Tanantovea
Sub-district, Donggala, Central Sulawesi
Journal of Disease Vector Vol 9 No. 1, Dec 2015; p 9 -14
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease
in Palu where annually reported the cases of dengue
annually reported. Based of on that condition occurred in

Palu, there is potential transmitting of dengue vectors
over in the area immediately adjacent with surrounding of
Palu city like such as Tanantovea sub-district, Donggala,
Central Sulawesi. The purpose of this survey was a first
step to determine the potential transmission of dengue
vector, especially in Public Places in Tanantovea area
district . Data was collected using single larvae and/or
visual method. The result of House Index (HI), Container
index (CI) ,Breteau index (BI), and density figure were
28.26 %, 25.35 % 39.13%, and density figure 6,
respectively. Larvae free index were 71.4%, it was lower
than national standard of 95%. Density figure >1 , HI > 1 ;
BI > 5 shows indicating that public places in Tanantovea
district have potencial risk of dengue vector
transmission. It is recommended that larva survey should
also conducted in people's homes around public places
and larvae observed periodically either by cadres, officers
of health centers and or school health care unit.
Keywords : DBD, Larval survey, Public Area,
Central Sulawesi
_________________________________________________________________
NLM : QX 243
Budi Hairani
(Zoonoses Research Office of Tanah Bumbu, NIHRD,
Ministry of Health Republic of Indonesia)
Hookworm Eggs and Larvae on Soil in Rural Environment
Sepunggur and Gunung Tinggi Village Tanah Bumbu
South Kalimantan 2014
Journal of Disease Vector Vol. 9 No. 1, Jun 2015; p 15-20
Hookworm is soil transmitted helminth which life cycle
and spreading pass through soil. Hookworm infection in
human can be transmitted through ingestion of egg or
larval penetration on the skin. Human that have high
activity in contamined land with hookworm eggs and
larva might have risk to infected. The research objective is
to find out hookworm egg and larva contamination level
on land that have high activity of human. The research
used cross sectional design. Randomly soil sampling was
conducted in agriculture land, school yard and people
housing at Gunung Tinggi and Sepunggur village. Soil
sample examined using Suzuki method. We get total 210
soil sample that consist of 100 soil sample from
agriculture land, 50 sample from school yard and 60
sample from people housing. Sample examination result
showing total 19 soil sample that contamined by
hookworm egg/larva. Highest number of contamined
sample are from agriculture land.
Keywords : soil, hookworm, egg, larva
________________________________________________________________________

NLM : WC 800

NLM : WC 810

Juhairiyah, Annida, Liestiana Indriyati
(Zoonoses Research Office of Tanah Bumbu, NIHRD,
Ministry of Health Republic of Indonesia)

Anis Nurwidayati
(Zoonoses Research Office of Donggala, NIHRD, Ministry
of Health Republic of Indonesia)

The Overview of Helminthiasis Risk Factor of Elementary
School Children In Banjarmasin City

M o l l e c u l a r B a s e d Te c h n i q u e A p p l i c a t i o n fo r
Schistosomiasis Diagnosis

Journal of Disease Vector Vol 9 No. 1, Jun 2015; p 21 - 28

Journal of Disease Vector Vol 9 No. 1, Jun 2015; p 29-36

Helminthiasisis is an endemic and chronic diseases
caused by parasitic worms that tend not lethal but
undermined the health of the human body. Helminthiasis
is closely related to people's behavior, especially personal
hygiene and sanitation. The goal of this research were
identify the risk factors of helminthiasis in primary
school-student that can be used as a basic information in
determining the model of interventions and prevention
for helmint transmission and infestation effectively and
efficiently in Banjarmasin. The study design was
observational analytic studies conducted in period of
April to December 2011 in Banjarmasin. Data were
obtained by interview questionnaire. The population was
all elementary school students and their
parents/guardians in Banjarmasin. Stools samples was
taken from elementary school children and questionnaire
sample was done by doing interview to their parents
/guardians. Based on stool examination there were
11(3%) positive samples identified (3%), which 7 (1,9%)
was caused by T. trichiura, 1 (0,3%) was caused by E.
vermicularis, and 3 (0,8%) was caused by Hymenoepis sp.
Questioneire data of parents/guardians about
helminthiasis showed that 56,3% parents classified as
good knowledge category, 66,6% in good attitude
category and 56,3% in good behavior category.

Schistosomiasis ranks second only to malaria in a public
health problem in the world. Schistosomiasis in Indonesia
is endemic in Central Sulawesi, which is in Lindu, Napu
and Bada Highland. The disease is caused by trematodes
worm, Schistosoma spp and requires freshwater snails as
the intermediate host. The World Health Organization
(WHO) recommends schistosomiasis research focus is the
development and evaluation of new strategies and tools
for disease control. This paper aims to describe several
molecular techniques to detect schistosomiasis in human
or intermediate snails. This paper arranged by compiled
based search journals and scientific articles related
molecular techniques for detecting schistosomiasis using
PCR and LAMP. Molecular based techniques for
schistosomiasis diagnostic have been developed in
several countries, such as pcr and lamp. Several studies
have compared the techniques of schistosomiasis
diagnosis in human by polymerase chain reaction (PCR)
with the technique of loop-mediated isothermal
amplification (LAMP). Several studies show the results of
pcr and lamp applications to detect dna schistosoma on
snails. Based on the results of various studies, it is known
applications, advantages and disadvantages of each each technique.

Keywords : habit, helminthiasis, risk
_________________________________________________________________

Keywords : Schistosomiasis, DNA, PCR, LAMP, Snails
_________________________________________________________________

ISSN 1978-3647
E-ISSN 2354-8835
Volume 9 No.1 Juni 2015

Journal of Disease Vector
LEMBAR ABSTRAK

NLM : WC 880
Tri Ramadhani, Bondan Fajar Wahyudi
(Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, Badan Litbang
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )
Keanekaragaman dan Dominasi Nyamuk di Daerah
Endemis Filariasis Limfatik, Kota Pekalongan
Jurnal Vektor Penyakit Vol 9 No. 1, Juni 2015; Hal 1 - 8
Filariasis limfatik adalah salah satu penyakit menular
yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria. Penyakit ini
ditularkan oleh berbagai spesies nyamuk. Kelurahan
Pabean di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, adalah salah
satu daerah endemis dengan angka mikrofilaria > 1 % .
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengonfirmasi ulang spesies nyamuk vektor potensial
filariasis dan tempat perkembangbiakannya. Penelitian
ini merupakan studi observasional dengan rancangan
cross-sectional dengan menangkap nyamuk dalam
rumah, luar rumah, dan kandang ternak.Penangkapan
nyamuk dilakukan dua kali setiap minggu dengan umpan
orang dan light trap yang dilengkapi es kering. Hasilnya,
ditemukan 13 spesies nyamuk, yaitu 4 spesies dari genus
Culex (Cx. quinquefasciatus, Cx. bitaeniorhynchus, Cx.
tritaeniorhynchus, Cx.vishnui), 5 spesies dari genus
Anopheles (An.subpict us, An. vagus, An. indifinitus, An.
barbirostris, An.vecan), 3 spesies dari genus Aedes
(Ae.aegypt, Ae.albopictus, Ae.anandeli), dan satu spesies
Malaya spp. Di antara spesies-spesies itu, Cx.
quinquefasciatus adalah nyamuk yang dominan dengan
kelimpahan nisbi paling tinggi. Saluran pembuangan air
limbah yang tercemari oleh limbah cair industri (cat dan
batik) sepanjang permukiman penduduk merupakan
tempat perkembangbiakan nyamuk. Nyamuk Cx.
quinquefasciatus merupakan spesies nyamuk vektor
potensial penyakit filariasis.
Kata kunci : keanekaragaman, dominansi , endemis,
filasiasis limfatik
_________________________________________________________________
NLM : WC 528
Malonda Maksud, Yusran Udin, Hasrida Mustafa, Risti,
Jastal
(Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbang Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI )
Survei Jentik DBD di Tempat-tempat Umum (TTU) di
Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala,
Sulawesi Tengah
Jurnal Vektor Penyakit Vol 9 No. 1, Juni 2015; Hal 9 - 14

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit
endemis di Kota Palu yang setiap tahunnya dilaporkan
adanya kasus DBD. Melihat kondisi yang terjadi di kota
Palu, terdapat potensi penyebaran vektor DBD di daerah
yang berbatasan langsung dengan kota Palu seperti di
kecamatan Tanantovea, Kab. Donggala. Tujuan survei ini
adalah sebagai langkah awal untuk mengetahui potensi
penyebaran vektor DBD terutama di Tempat-tempat
Umum (TTU) di Kecamatan Tanantovea. Survei ini
menggunakan metode single larva atau metode visual.
Hasil House Index (HI), Container Index (CI) , Breteau Index
(BI) di Tempat-tempat Umum di Kecamatan Tanantovea
masing-masing sebesar 28,26 %, 25,35 % dan 39,13.
Berdasarkan container index didapatkan density figure 6.
Angka Bebas Jentik (ABJ) 71,4% berada jauh dibawah
standar nasional ABJ 95%. Analisis resiko penularan
Dengue berdasarkan index jentik dengan nilai Densitiy
figure > 1, HI >1; BI > 5 menunjukkan TTU di kecamatan
Tanantovea beresiko terjadinya penularan, sehingga
disarankan dilakukan juga survei jentik di rumah-rumah
penduduk di sekitar TTU yang mempunyai resiko
penularan dan melakukan pengamatan jentik secara
berkala baik oleh kader, petugas puskesmas maupun unit
kesehatan sekolah.
Kata kunci : DBD, Survei Jentik, Tempat-tempat Umum,
Sulawesi Tengah
_________________________________________________________________
NLM : QX 243
Budi Hairani
(Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Badan Litbang
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )
Keberadaan Telur dan Larva Cacing Tambang pada Tanah
di Lingkungan Desa Sepunggur dan Desa Gunung Tinggi
Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan Tahun 2014
Jurnal Vektor Penyakit Vol 9 No. 1, Juni 2015; Hal 15 - 20
Cacing tambang merupakan soil transmitted helminth yang
siklus hidup dan penularannya melalui media tanah.
Penularan cacing tambang pada manusia dapat terjadi
karena menelan telur atau larva yang masuk ke dalam
tubuh melalui pori-pori kulit. Tanah yang terdapat telur
atau larva cacing tambang menimbulkan risiko penularan
cacing tambang pada manusia yang sering beraktifitas di
sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keberadaan telur dan larva cacing tambang dan
bagaimana tingkat kontaminasinya pada tanah di
lingkungan yang merupakan tempat manusia sering
beraktifitas. Desain penelitian cross sectional,
pengambilan sampel tanah di Desa Gunung Tinggi dan
Desa Sepunggur dilakukan secara acak pada lokasi yang

sering terdapat aktifitas manusia yaitu lahan perkebunan,
halaman sekolah dan pemukiman warga. Sampel tanah
diperiksa dengan metode Suzuki. Telah diperoleh 100
sampel tanah dari lahan perkebunan, 50 sampel dari
halaman sekolah dan 60 sampel dari pemukiman. Hasil
pemeriksaan menunjukkan dari total 210 sampel tanah
terdapat 19 sampel yang positif mengandung telur/larva
cacing tambang dengan kontaminasi tertinggi terdapat
pada lahan perkebunan.
Kata kunci : Tanah, cacing tambang, telur, larva
_________________________________________________________________
NLM : WC 800
Juhairiyah, Annida, Liestiana Indriyati
(Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Badan Litbang
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )
Gambaran Faktor Resiko Kecacingan pada Anak Sekolah
Dasar di Kota Banjarmasin
Jurnal Vektor Penyakit Vol. 9 No. 1, Juni 2015; Hal 21 - 28
Kecacingan merupakan penyakit endemik dan kronik
yang diakibatkan oleh cacing parasit yang cenderung
tidak mematikan namun menggerogoti kesehatan tubuh
manusia. Penyakit kecacingan erat kaitannya dengan
perilaku masyarakat dalam hal kebersihan perorangan
dan sanitasi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor risiko kecacinganpada anak Sekolah
Dasar (SD) yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
menentukan model intervensi pencegahan penularan dan
penanggulangan kecacingan secara efektif dan efisien di
Kota Banjarmasin. Penelitian menggunakan rancangan
studi observasional analitik yang dilakukan pada bulan
April-Desember 2011 di Kota Banjarmasin. Data
diperoleh dengan melakukan wawancara kuesioner.
Populasi adalah semua anak SD dan orang tua/ wali anak
sekolah dasar di kota Banjarmasin. Sampel untuk
pengambilan feses adalah anak SD dan sampel untuk
wawancara kuesioner adalah orang tua/ wali anak SD di
kota Banjarmasin. Pemeriksaan feses yang dilakukan
pada anak SD didapat hasil positif 11 (3%) sampel tinja, 7
orang (1,9%) disebabkan oleh Trichuris trichiura, 1 orang
(0,3%) disebabkan oleh Enterobius vermicularis, dan 3
orang (0,8%) disebabkan oleh Hymenoepis sp.
Pengetahuan orang tua/wali anak SD mengenai

kecacingan dengan kategori baik (56,3%), memiliki sikap
pada kategori baik (66,6%) dan memiliki perilaku yang
berada pada kategori baik (56,3%).
Kata kunci : kebiasaan, kecacingan, resiko
_________________________________________________________________
NLM : WC 810
Anis Nurwidayati
(Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbang Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI )
Aplikasi Teknik Diagnosis Schistosomiasis Berbasis
Molekuler
Jurnal Vektor Penyakit Vol. 9 No. 1, Juni 2015;Hal 29-36
Schistosomiasis menempati urutan kedua setelah malaria
dalam masalah kesehatan masyarakat di dunia.
Schistosomiasis di Indonesia ditemukan endemis di
Sulawesi Tengah, yaitu di Dataran Tinggi Lindu, Napu dan
Bada. Penyakit ini disebabkan oleh cacing Trematoda,
Schistosoma spp dan membutuhkan keong air tawar
sebagai hospes perantaranya. Badan Kesehatan Dunia
( W H O ) m e r e ko m e n d a s i k a n f o k u s p e n e l i t i a n
schistosomiasis adalah pengembangan dan evaluasi
strategi dan alat baru untuk pengendalian penyakit.
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan beberapa
teknik molekuler untuk mendeteksi schistosomiasis baik
pada manusia maupun keong perantaranya. Tulisan
disusun berdasarkan penelusuran jurnal dan artikel
ilmiah terkait teknik molekuler PCR dan LAMP untuk
mendeteksi schistosomiasis. Teknik diagnosis
schistosomiasis berdasarkan molekuler telah banyak
dikembangkan di beberapa negara, diantaranya adalah
PCR dan LAMP. Beberapa penelitian membandingkan
teknik diagnosis schistosomiasis dengan Polymerase
Chain Reaction (PCR) dengan teknik Loop-Mediated
Isothermal Amplification (LAMP). Beberapa studi
menunjukkan hasil dari aplikasi teknik PCR dan LAMP
untuk mendeteksi DNA Schistosoma pada keong.
Berdasarkan hasil dari berbagai penelitian tersebut,
dapat diketahui aplikasi, kelebihan dan kekurangan dari
masing – masing teknik.
Kata kunci : Schistosomiasis, DNA, PCR, LAMP, Keong
_________________________________________________________________