DEFINISI DAN PERANAN UNSUR HARA P

  P (FOSFOR) BAGI TANAMAN Dosen Pengampu: Mariyatul Qibtiyah, SP, MP Disusun oleh: Asmaul Husna(13200399) Ika Laili Zulailik(13200403) JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya-Nya yang tiada terhingga, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Definisi dan Peranan Unsur Hara P (Fosfor)” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi para mahasiswa Fakultas Pertanian dalam mata kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan yang di bimbing oleh Mariyatul Qibtiyah, SP, MP. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.Oleh karena itu demi kesempuranaan, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik.

  Lamongan, 10 Oktober 2015 Penyusun

  DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................i DAFTAR

  ISI........................................................................................................................ii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang....................................................................................................1

  1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1

  1.3. Tujuan Penulis.....................................................................................................3

  BAB II PEMBAHASAN

  2.1. Definisi Unsur Hara P(Fosfor)............................................................................4

  2.2. Fungsi Phospor/fosfor (P) bagi tanaman............................................................5

  2.3. Gejala defisiensi Phospor/fosfor (P) pada tanaman...........................................6

  2.4. Tabel Fungsi Unsur Makro Pada Tanaman.........................................................7

  2.5. Tabel Defisiensi Dan Kelebihan Unsur Hara Makro Pada Tanaman..................8

  2.6. Sumber Unsur Hara P Dalam Tanah...................................................................9

  2.7. Pergerakan P didalam Tanah...............................................................................9

  2.8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan P..........................................10

  2.9. Peranan Unsur Fosfor (P) Pada Pertanian..........................................................11

  2.10. Karakteristik P dalam tanah.............................................................................13

  2.11. Penambahan bahan organik ke tanah...............................................................13

  2.12. Resistensi unsur hara P.....................................................................................13

  BAB III PENUTUP

  3.1. Kesimpulan........................................................................................................15

  DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang Pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi suatu negara. Hal tersebut salah satunya dikarenakan sektor ini menghasilkan sumber makanan bagi manusia sehingga keberadaannya sangatlah penting. Selain itu, sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Negeri Indonesia adalah sebagai petani, sehingga sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan di negara ini. Untuk mendukung sektor pertanian khususnya dalam kegiatan bercocok tanam maka yang harus diperhatikan adalah ketersediaan unsur hara dalam tanah. Pada dasarnya unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal ada dua macam yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif banyak sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif sedikit. Macam-macam dari unsur hara makro yaitu ada 9 unsur diantaranya adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Masing-masing unsur memiliki fungsi dan peranan yang penting bagi tanaman terutama mengenai kondisi fisiologis tanaman. Oleh karena itu, ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup sangat penting bagi tanaman karena jika kekurangan unsur hara akan menyebabkan tanaman akan menunjukkan gejala-gejala kelainan atau penyimpangan yang dapat menurunkan mutu pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya berakibat pada menurunnya hasil produksi tanaman sedangkan kelebihan unsur hara dapat mengganggu pula pada proses tumbuh dan berkembangnya tanaman bahkan kelebihan unsur-unsur tertentu dapat mengakibatkan keracunan pada tanaman sehingga tanaman tersebut mati.

  1.2. Rumusan masalah

  1. Apa Pengertian dan fungsi unsur hara p(fosfor)?

  2. Bagaimana gejala defisiasi unsur hara p(fosfor)?

  3. Bagaimana tabel fungsi dan tabel defisiasi unsur hara makro pada tanaman?

  4. Apa saja Sumber dan pergerakan Unsur Hara p Dalam Tanah?

  5. Faktor-faktor apa saja Yang Mempengaruhi Ketersediaan P?

  6. Bagaimana Peranan Unsur Fosfor (P) Pada Pertanian?

  7. Bagaimana Karakteristik P dalam tanah?

  1.3. Tujuan

  1. Mengetahui Pengertian dan fungsi unsur hara p(fosfor) tanaman

  4. Mengetahui Apa saja Sumber dan pergerakan Unsur Hara p Dalam Tanah

  5. Mengetahui Faktor-faktor apa saja Yang Mempengaruhi Ketersediaan P

  6. Mengetahui Peranan Unsur Fosfor (P) Pada Pertanian

  7. Mengetahui Karakteristik P dalam tanah

  BAB II PEMBAHASAN

  2.1. Pengertian Unsur Hara Makro Phosphor (P) Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15.Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen. Dan banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebas.Unsur ini ditemukan oleh Hannig Brand pada tahun 1669 di Hamburg,Jerman. ia menemukan unsur ini dengan cara 'menyuling' air urin melalui proses penguapan dan setelah dia menguapkan 50 ember air urin, dia baru menemukan unsur yang dia inginkan Namanya berasal dari bahasa Latin yaitu phosphoros yang berarti 'pembawa terang' karena keunikannya yaitu bercahaya dalam gelap (glow-in-the dark).Phospor atau fosfor merupakan salah satu unsur hara tanaman yang sangat essensial. Phospor atau fosfor diserap tanaman dalam bentuk ion H¬2PO4– dan sebagian kecil dapat diserap dalam bentuk ion HPO42-. Pemberian P bersama dengan NH4+ dapat merangsang pertumbuhan akar, tetapi penyerapan P oleh akar meningkat apabila yang digunakan adalah NO3– daripada menggunakan NH4+. mengandung unsur P dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan secara normal. Sedangkan fungsi P didalam tanaman yaitu dalam proses potosintesis, resfirasi, transfer dan penyimpanan energy, pembelahan dan pembesaran sel serta proses- proses didalam tanaman lainnya. Oleh karna P dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar maka P disebut dengan unsur hara makro, dan kadar P paling tinggi dijumpai pada pusat-pusat pertumbuhan. Yaitu apabila tanaman didefisiensi P maka P yang ada didalam jaringan tua dimobilisasi ke jaringan muda, sehingga yang didefisiensi terlebihdahulu pada jaringan tua, demikian juga apabila tanaman sudah memasuki fase generative (masak), sebagian besar P dimobilisasi ke biji atau bagian-bagian generative tanaman Fosfor terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fosfatide, merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel. Sebagai bagian dari inti sel, sangat penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan meristem, pertumbuhan jaringan muda dan akar, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, penyusun protein dan lemak. Fosfor di dalam tanah dapat digolongkan dalam 2 bentuk, yaitu bentuk organis dan bentuk anorganis. Di dalam tanah fungsi P terhadap tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organis. Dan sebaliknya hanya sebagian kecil saja yang terdapat dalam bentuk anorganis sebagai ion-ion fosfat.

  Fungsi fosfat dalam tanaman adalah dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat pertumbuhan tanaman, meningkatkan produk biji-bijian dan dapat memperkuat tubuh tanaman padi-padian sehingga tidak mudah rebah. Unsur P banyak diperlukan untuk pembentukan bunga dan buah. Hal ini terlihat dari bagian-bagian tubuh tanaman yang bersangkutan dengan pembiakan generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai-tangkai sari, kepala-kepala sari, butir-butir tepung sari, daun buah serta bakal biji ternyata mengandung P. Sumber zat fosfat berada di dalam tanah sebagai fosfat mineral yang terdapat pada :

  • Dalam bentuk batu kapur-fosfat (misalnya Cirebon fosfat, Muria fosfat, dll)
  • Dalam bentuk sisa-sisa tanaman dan bahan organis
  • Dalam bentuk pupuk buatan (Superfosfat, Dobel superfosfat, Cirebon fosfat, dll) Sebagian besar P bersenyawa dengan Ca, Fe, dan Al • 3Ca3(PO4)2 CaF2 : (Apitit flour) tidak tersedia
  • 3Ca3 (PO4)2 CaCo3 : (Apitit Karbonat)
  • Ca3(PO4)2 : (Fosfat Trikalsium)
  • 3Ca (PO4)2 CaO : (Apatit Oksida)
  • Ca HPO4 : (Fosfat di Kalsium) mudah tersedia • Ca (H2PO4) : (Fosfat Mono Kalsium) mudah tersedia. Penyebaran Fosfat anorganik dapat digunakan untuk mengukur tingkat hancuran iklim. Tanah yang belum mengalami tingkat hancuran iklim lanjut didominasi oleh fraksi fosfat kalsium. Tanah yang sudah mengalami tingkat hancuran iklim lanjut didominasi oleh fraksi Fosfat Aluminium dan Fosfat Besi. Pemberian Pupuk P
didominasi olah fosfat kalsium, sedangkan tanah-tanah tua didominasi oleh fosfat Al dan Fe. Kelarutan fosfat aluminium lebih besar dari fosfat besi, membuat tanah- tanah tua didominasi oleh fosfat besi. Pada tanah berkapur, fosfat diendapkan pada permukaan CaCO3, membentuk fosfat kalsium yang kurang larut. Sama halnya dengan nitrogen, bagian terbesar fosfat di dalam tanah terdapat dalam bentuk organis, fosfat di dalam tanah sukar larut, sehingga sebagian terbesar tidak tersedia bagi tanaman. Tersedianya fosfat sangat dipengaruhi oleh pH tanah, pada pH rendah ion fosfat membentuk senyawa yang tidak larut dengan aluminium dan besi. Sedang pada pH tinggi fosfat terikat sebagai senyawa Kalsium. pH optimum untuk fosfat 6,5. Pemberian pupuk fosfat, tidak seluruhnya tersedia untuk tanaman, karena terikat pada partikel tanah. Agar tanaman dapat memperoleh fosfat sesuai kebutuhan, maka pemberian fosfat harus melampaui daya fiksasi tanah.

  2.2. Fungsi Phospor/fosfor (P) bagi tanaman:

  • Mempercepat pertumbuhan dan pekembangan ujung-ujung akar dan titik tumbuh
  • Dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda
  • menjadi tanaman dewasa • Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.
  • Dapat meningkatkan produksi biji-bijian.
  • Mempunyai peranan dalam proses fotosintesis, pembakaran karbohidrat • Untuk pembentukan bunga dan buah.
  • Bahan pembentuk inti sel dan dinding sel.
  • Mendorong Pertumbuhan akar muda dan pemasakan biji pembentukan klorofil.
  • Penting untuk enzim-enzim pernapasan, pembentukan klorofil.
  • Penting dalam cadangan dan transfer energi (ADP+ATP)
  • Komponen asam nukleat (DNA dan RNA)

  2.3. Gejala defisiensi Phospor/fosfor (P) pada tanaman:

  • Warna daun berubah menjadi gelap dan selanjutnya menjadi kelabu
  • Sistem perakaran kurang baik perkembangannya
  • Pada tanaman yang muda dapat menghambat pertumbuhan pucuk
  • Defisiensi unsur fosfor akan menyebabkan hambatan pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang, misalnya pada tanaman serelia (padi-padian, rumput- rumputan penghasil biji yang dapat dimakan, jewawut, gandum, jagung) daun- daunnya berwarna hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai-tangkai daun kelihatan lancip-lancip. Pembentukan buah jelek, merugikan hasil biji.
  • Reduksi pertumbuhan, kerdil
  • Warna hijau tua – becak ungu pada daun jagung,
  • Menunda pemasakan
  • Penbentukan biji gagal Kelebihan: Tidak ada gejala kelebihan fospor, dan biasanya seperti gejala

  No Unsur Bentuk ion Keterangan

  1 Hidrogen H+  Bahan utama proses fotosintesis

  2 Oksigen O2, OH-  Bahan utama proses respirasi

  3 Carbon CO2  Bahan utama proses fotosintesis

  4 Nitrogen NO3-, NH4+  Pembentukan klorofil, merangsang pertumbuhan tanaman secara menyeluruh

  5 Fosfor H2PO4-, HPO42-, PO43-  Merangsang pertumbuhan akar

  6 Kalium K+  pembentukan protein dan karbohidrat, berperan memperkuat tubuh tanaman

  7 Kalsium Ca2+  merangsang pembentukan bulu-bulu akar, pembentukan biji

  8 Magnesium Mg2+  Pembentukan klorofil, pembewa fosfat terutama dalam pembentukan biji.

  9 Belerang SO2-  Merangsang pembentukan anakan

  2.5. Tabel Defisiensi Dan Kelebihan Unsur Hara Makro Pada Tanaman: No Unsur Bentuk ion Defisiensi Kelebihan

  1 Hidrogen H+ Proses fotosintesis terhambat Mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak normal karena unsur ini pembentuk glukosa dan protein pada tanaman

  2 Oksigen O2, OH- Proses respirasi terhambat Mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak normal karena unsur ini pembentuk glukosa dan protein pada tanaman

  3 Karbon CO2 Proses fotosintesis terhambat Mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak normal karena unsur ini pembentuk glukosa dan protein pada tanaman

  4 Nitrogen NO3-, NH4+ Daun menguning Rentan serangan OPT

  5 Fosfor H2PO4-, HPO42-, PO43- Menghambat pertumbuhan generative Tanaman kerdil

  6 Kalium K+ Tanaman mudah rebah Pemasakan lebih lama

  7 Kalsium Ca2+ Daun muda mengalami klorosis sampai mati Menghalangi pertumbuhan akar

  8 Magnesium Mg2+ Terjadi klorosis Daun menguning

  9 Belerang SO2- Pertumbuhan tanaman terhambat Dapat mengakibatkan pH tanah masam sehingga tanaman dapat keracunan dan tidak dapat menyerap unsur hara dengan baik

  2.6. Sumber Unsur Hara P Dalam Tanah secara umum unsur hara P dalam tanah terbagi atas dua golongan yaitu P-organik dan P-anorganik. Dominasi bentuk P-anorganik didalam tanah pada tanah-tanah muda (pelapukan belum intensif) adalah sesuai dengan urutan Ca-P>Al-P>Fe-P; sedangkan untuk tanah-tanah tua (pelapukan lanjut) sesuai dengan urutan Fe-P>Al- P>Ca-P, dan untuk tanah andisol dengan urutan Al-P>Ca-P>Fe-P. Bentuk P organik didalam tanah sekitar 10% terdapat dalam mikro organisme, nilai ini sangat kecil apabila dibandingkan dengan P-total, bentuk P organic terdistribusi paling besar di permukaan tanah dibandingkan dengan subsoil, karena sesuai dengan bahan organik tanah.Bentuk senyawa P dalam tanah, yang tersedia bagi tanaman adalah P-ortofosfat (P dikelilingi oleh 4 atom oksigen, O), yang merupakan turunan dari asam fosfat , H3PO4. Iop P-ortofosfat yang banyak diserap tanaman adalah ion ortofosfat primer (H2PO4-) dan sejumlah kecil diserap dalam bentuk ion ortofosfat sekunder (HPO4-2). Akhir-akhir ini banyak usaha yang meningkatkan efisiensi pemupukan P dan mengurangi biyaya usaha tani dari pupuk, khususnya pada tanah-tanah mineral masam, petani langsung menggunakan pupuk P dari batuan fosfat alam. Batuan yang banyak mengandung pupuk P adalah apatit (Ca-P) baik berasal dari batuan beku maupun batuan sedimen.

  2.7. Pergerakan P didalam Tanah Bentuk P didalam tanah selain dibedakan atas ketersediaannya, beberapa ahli juga membedakan P berdasarkan P-labil dan P-non labil. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa P-larut didalam tanah apabila hilang (diserap tanaman) akan secara cepat diganti dalam bentuk P-labil (sebagai bentul p-teradsorpsi). Kecepatan senyawa P- labil untuk mengadakan kesetimbangan dengan P-larut membutuhkan waktu sekitar 24 hingga 48 jam. Sedangkan apabila waktu yang dibutuhkan lebih lama maka P maka P tersebut berasal dari bentuk P-non labil. Penambahan pupuk P kedalam tanah sehingga meningkatkan P dalam larutan tanah hingga konsentrasinya masih <5 mg.I-1, akan menyebabkan P tersebut mula- mula akan di adsorpsi dan belum ada yang di endapkan, akan tetapi apabila dilakukan penambahan peningkatan pupuk P akan menyebabkan P selain di adsorpsi juga akan diendapkan dalam bentuk mineral bebas (Al, Fe, dan Ca). Bentuk dan konsentrasinya berbeda tergantung kondisi tanah dab besarnya penambahan, penambahan pupuk P dari batuan posfat alam akan sama dengan penambahan superfosfat setelah 3-4 tahun penambahan. Hal ini menunjukan bahwa P batuan fosfat sangat tidak larut dan kelarutannya sesuai dengan waktu, yaitu sama halnya dengan penambahan superfosfat setelah 3-4 tahun penambahan.

  Di sebagian besar tanah unsure P bergerak sangat pendek, pada umumnya tetap tinggal pada tempat pelapukan atau sekitar tempat pelapukan. Hampir semua P bergerak dalam tanah oleh difusi walaupun gerakannya lambat dan sangat pendek uang tergantung pada lengas tanah, kondisi kering menurunkan difusi secara nyata. diberikan selama tahun pertama pemberian, berikut adalah beberapa factor yang mempengaruhi ketersediaan P.

  • Jumlah liat. Tekstur makin halus retensi p makin besar dan kuat. Tanah dengan kadar liat yang tinggi akan dapat memfiksasi p lebih tinggi dibandingkan dengan kadar liat yang rendah.
  • Tipe liat. Tanah dengan liat kaolinit ( pada tanah dengan curah hujan dan temperature tinggi ) dapat menahan atau memfiksasi lebih tinggi. Pada tanah ini p yang diberikan cepat diubah menjadi P tida larut.
  • Waktu aplikasi. Makin lama dan makin banyak P ditambahkan , kontak atau berhubungan dengan tanah, maka makin besar kemungkinan untuk terfiksasi, sehingga pemberian dapat diatur sesuai taraf dan frekuensi.
  • Aerasi. Oksigen O2 ibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman dan absorpsi hara. Juga sangat penting untuk pelapukan bahan organic P oleh mikroba.
  • Pemadatan. Pemadatan dapat mengurangi aerasi dan ruang pori dalam zone perakaran. Hal ini mengurangi serapan P dan pertumbuhan tanaman. Pemadatan juga menyebabkan volume akar untuk melakukan penetrasi. Juga membatasi untuk mengambil P tanah , hal ini sesuai dengan jarak pergerakan P sangat pendek.
  • Lengas. Peningkatan lengas tanah pada kondisi optimum akanmeningkatkan p tersedia bagi tanaman, tanah dengan banyak lengas akan mengurangi O2, sehingga mengurangi pertumbuhan dan aktifitas akar.
  • Status P tanah. Tanah yang mendapat P lebih dari P yang diambil tanaman akan memberikan status P lebih tinggi, mempertahankan P dalam status optimum adalah sangat penting
  • Temperature. Temperature sangat penting dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman, akan tetapi kurang penting dengan ketersediaan P, temperature sangat tinggi atau rendah dapat membatasi serapan P oleh tanaman.
  • Hara lain. Penggunaan hara lain dapat meningkatkan serapan P, penambahan Ca (pengapuran pada tanah asam) dan pemberian S pada tanah alkalin dapat meningkatkan ketersediaan P. sebaliknya pemupukan N dapat meningkatkan serapan P.
  • Kemasaman. Kelarutan berbagai senyawa P dapat dipengaruhi oleh kemasaman (pH) tanah. Fosfat (P) yang berasosiasi Fe, Al dan Mn mempunyai keluaran dalam air rendah, logam tersebut sangat dominan di tanah masam.
  • Tanaman. Beberapa tanaman mempunyai system perakaran serabut, dan beberapa tunjang. Perbedaan ini berperan dalam kemampuan tanaman dalam mengambil dan selanjutnya dapat menentukan metode pemberian P.

  2.9. Peranan Unsur Fosfor (P) Pada Pertanian Fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan Kalium. Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (Key of life). Unsur ini merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh tanaman. Unsur P dalam phospat adalah (Fosfor) sangat berguna bagi tumbuhan

  Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat (H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder (HPO4=). Selain itu, unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu bentuk pirofosfat dan metafosfat, bahkan ada kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk senyawa organik yang larut dalam air, misalnya asam nukleat dan phitin. Fosfor yang diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat berubah menjadi senyawa fosfor organik. Fosfor ini mobil atau mudah bergerak antar jaringan tanaman. Kadar optimal fosfor dalam tanaman pada saat pertumbuhan vegetatif adalah 0.3% - 0.5% dari berat kering tanaman. Karateristik fosfor yaitu, fosfor bergerak lambat dalam tanah; pencucian bukan masalah, kecuali pada tanah yang berpasir. Fosfor lebih banyak berada dalam bentuk anorganik dibandingkan organik. Di dalam tanah kandungan F total bisa tinggi tetapi hanya sedikit yang tersedia bagi tanaman.Tanaman menambang fosfor tanah dalam jumlah lebih kecil dibandingkan nitrogen dan K Fungsi dari unsur Fosfor pada tanaman yaitu: (1) untuk pembentukan bunga dan buah, (2) bahan pembentuk inti sel dan dinding sel, (3) mendorong Pertumbuhan akar muda dan pemasakan biji pembentukan klorofil, (4) penting untuk enzim- enzim pernapasan, pembentukan klorofil, (5) penting dalam cadangan dan transfer energi (ADP+ATP) (6) komponen asam nukleat (DNA dan RNA), (7) berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman. Untuk pemupukan tanah, fosfat dapat langsung digunakan setelah terlebih dahulu dihaluskan (sebagai pupuk alam). Akan tetapi untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, dan lain-lain, pupuk alam ini tidak cocok, karena daya larutnya yang sangat kecil di dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan tersebut. Untuk itu sebagai pupuk tanaman pangan, fosfat perlu diolah menjadi pupuk buatan.Pupuk superfosfat terdiri dari : Single Super Phosphate (SSP), Triple Super Phosphate (TSP), Monoammonium Phosphate (MAP), Diammonium Phosphate (DAP), Nitro Phosphate (NP), Ammonium Nitro Phosphate (ANP). Fosfor seringkali disebut dengan kunci kehidupan, karena terlibat langsung hampir pada seluruh proses kehidupan. Unsur ini merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh tanaman.Tanaman yang Kekurangan fosfor akan terganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu kekurangan fosfor menyebabkan pembelahan sel akan terhambat sehingga tanaman menjadi kerdil, biji tumbuh tidak sempurna, panen terlambat dan produksi rendah dengan mutu yang jelek. Unsur fosfor dapat menyebabkan populasi mikroorganisme menjadi sangat tinggi (blooming). Di tanah yang miskin unsur fosfor (P), pertumbuhan tanaman akan terganggu. Awalnya, tanaman bisa tumbuh cepat dengan daun yang lebat. Tetapi daun kemudian rontok dan tanaman meranggas.

  2.10. Karakteristik P dalam tanah

  • P bergerak lambat dalam tanah; pencucian bukan masalah, kecuali pada tanah yang berpasir.
  • P lebih banyak berada dalam bentuk anorganik dibandingkan organik

  • Tanaman menambang P tanah dalam jumlah lebih kecil dibandingkan N dan K

  2.11. Penambahan bahan organik ke tanah bertujuan:

  1. Meningkatkan kandungan bahan organik tanah

  2. Sumber unsur hara N,P,K, dan lainnya

  3. Meningkatkan KTK tanah

  4. Mengurangi jerapan P melalui pembentukan senyawa kompleks dg oksida amorf

  5. Meningkatkan dan memperbaiki agregasi tanah & lengas tanah

  6. Membentuk khelate dengan unsur hara mikro

  7. Detoksifikasi Al 8. Meningkatkan biodiversitas tanah.

  2.12. Resistensi unsur hara P:

  • Tanah-tanah liat lebih banyak meretensi & memfiksasi p-pupuk dari pada tanah berpasir. Liat silikat tipe 1:1 mempunyai kemampuan lebih besar me-”retensi” P dibanding liat tipe 2:1. Tanah yang kaya liat kaolinitik akan “mengikat” lebih banyak P -pupuk daripada tanah yang kaya liat tipe 2:1. Adanya liat oksida hidrous dari Fe dan Al juga terlibat dalam retensi P-pupuk
  • Semakin lama P-pupuk kontak langsung dengan tanah akan semakin besar jumlah retensi & fiksasi P. Hal ini dapat terjadi karena adanya proses dehidrasi dan reorientasi-kristal yg melibatkan hasil fiksasi P. Implikasi penting adalah waktu pemupukan P dan penempatan pupuk P dalam tanah.
  • pH TANAH Kisaran pH tanah yg optimum bagi ketersediaan p-tanah adalah 5.5 – 7.0. Pada tanah dg pH rendah, retensi terjadi karena adanya reaksi fosfat dengan Fe, Al dan oksida hidratnya.Pada tanah dengan pH tinggi, retensi fosfat terjadi karena reaksi fosfat dengan Ca dan Mg dan karbonatnya
  • TEMPERATUR Tanah di daerah iklim panas (warmer) memfiksasi fosfat lebih banyak dp tanah- tanah di daerah iklim sedang (temperate). Tanah di daerah iklim panas ini mengandung lebih banyak oksida-oksida hidrat dari Fe dan Al.
  • BAHAN ORGANIK Dekomposisi bahan organik menghasilkan CO2; gas ini bersenyawa dg air menjadi asam karbonat; asam ini mampu men-dekomposisi mineral primer yang mengandung fosfat. Ekstrak humus dari tanah mampu meningkatkan kelarutan fosfat, karena:

  1. Pembentukan kompleks phosphohumic yg lebih mudah diambil tanaman

  2. Penggantian anion fosfat oleh humat

  3. Penyelimutan partikel sesquioksida oleh humus, membentuk selimut protektif sehingga mereduksi kapasitas fiksasi fosfat Dekomposisi bahan organik menghasilkan anion-anion yang mampu membentuk senyawa kompleks dengan Fe dan Al, sehingga kation-kation ini tidak bereaksi dengan fosfat. malat, dan malonat.

  BAB III PENUTUP

  3.1. Kesimpulan Fosfor merupakan unsur hara esensiil tanaman. Yaitu tidak ada unsur lain yang dapat mengganti fungsinya sendiri didalam tanaman. Sehingga tanaman harus mengandung unsur P dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan secara normal. Selain itu unsur P dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Unsur P pada tanaman padi banyak dibutuhkan pada saat awal budidaya utamanya pada saat pembibitan. Pada saat pembibitan unsure P dibutuhkan untuk merangsang pembentukan akar. Selanjutnya unsure P dibutuhkan pada saat pembentukan bulir karena pupuk P digunakan untuk masa pengisian bulir. Pad umumnya gejala kekurangan unsure P ditandai dengan perkembangan akar yang terhambat dan daun berwarna kemerahan, jika tanaman keracunan unsure P maka ditandai dengan tanaman yang menjadi kerdil.

  3.2. Saran Saat ini masih banyak petani yang belum bias mendeteksi tanaman yang kekurangan unsure fosfor dan masih belum dapat mengidentifikasi tanah yang mesti diberi perlakuan khusus, mungkin kekurangan fosfor. Semoga untuk kedepan petani-petani Indonesia umumnya lebih dapat memahami tentang unsur hara fosfor yang sangat dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar.

  DAFTAR PUSTAKA Agustina, lily. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta. Radjagukguk, B. 1983. Masalah pengapuran tanah masam di Indonesia. Dalam Prociding Seminar Alternatif-Alternatif Pelaksanaan Program Pengapuran Tanah- Tanah Mineral Masam di Indonesia. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. Bull. 18: 15-43. Indranada, H. 1986. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: Bina Aksara. Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan D.R. Lukman dan Sumaryono. Bandung: ITB. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: IPB.

  

  Gambar: