CONTOH DOKUMEN 1 KURIKULUM 2013 UNTUK SDN MLARAK, BAJANG 1 DAN SIWALAN 1 rev

  DOKUMEN 1 KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SD NEGERI MLARAK Alamat Sekolah Jln. ........... Desa Mlarak Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DINAS PENDIDIKAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN MLARAK

  

REKOMENDASI

KURIKULUM SEKOLAH DASAR

  Setelah memeriksa dokumen kurikulum yang ditetapkan/disahkan oleh, Satuan Pendidikan : SDN ....................... Alamat : Ds ................... Kec. Kecamatan Mlarak Kab. Ponorogo Dengan menggunakan instrumen validasi/telaah Kurikulum .............., bersama ini :

  Nama : Drs. SUPRIJONO B.P NIP : 19610204 197907 1 002 Jabatan : Pengawas TK/SD Kecamatan Kecamatan Mlarak

  Memberikan pertimbangan/Rekomendasi kepada Kurikulum SDN ....................... Tersebut :

  Dapat direkomendasikan tanpa syarat

  

  Dapat direkomendasikan dengan syarat untuk perbaikan/

  

  penyempurnaan Belum dapat direkomendasikan

  

  Dengan alasan : Semua unsur Kurikulum terpenuhi dengan lengkap

  

  Unsur Kurikulum terpenuhi tetapi kurang lengkap

  

  Unsur Kurikulum tidak lengkap

  

  Demikian pernyataan kami buat sebagai bahan pertimbangan/ rekomendasi ditetapkannya kurikulum SDN .......................

  Ponorogo , ....... Juli 2016 Pengawas Pembina

  Drs. SUPRIJONO B.P

  NIP: 19610204 197907 1 002

  

LEMBAR PENGESAHAN

  Berdasar kepada hasil musyawarah TIM penyusun Kurikulum 2013 SDN ....................... dan memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini Kurikulum 2013 SDN ....................... disahkan untuk diberlakukan mulai tahun pelajaran 2016/2017.

  Ponorogo, ..........Juli 2016 Komite Sekolah Yang mengesahkan, Kepala SDN .......................

  ...................................... ......................................

  NIP. ............................. Mengetahui :

  Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Mlarak

Drs. SUWANDI, M.M.

  

NIP. 19580716 198503 1 010

  TIM PENYUSUN KURIKULUM 2013

  Konselor : Pengawas TK/SD Kecamatan Kecamatan Mlarak ________________________ Ketua : Kepala Sekolah SDN .......................

  Anggota : Dewan Guru 1. ..........................................

  2. .......................................... 3. .......................................... 4. .......................................... 5. .......................................... 6. .......................................... 7. .......................................... 8. .......................................... 9. .......................................... 10. .......................................... 11. .......................................... 12. ..........................................

  Kecamatan Mlarak , ....Juli 2016 Kepala Sekolah ..............................................

  NIP : ......................................

  

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya, SDN ................................ telah dapat menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan salah satu upaya mengimplementasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan menjadi kegiatan pembelajaran yang operasional, siap dilaksanakan oleh sekolah, sesuai dengan karakteristik daerah, dan berorientasi pada kebutuhan peserta didik.

  Kurikulum SDN ................................ Kec. Mlarak Ponorogo disusun dengan mengacu pada Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP dan model-model KTSP yang diterbtkan oleh Pusat Kurikulum.

  Kurikulum ini juga disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.67 tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan struktur Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 54 tahun 2013 tentang Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 65 tahun 2013 tentang Standar proses pendidikan dasar dan menengah , Peraturan Menteri Mendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

  Namun demikian, kami menyadari bahwa kurikulum ini masih belum sempurna. Penyempurnaan secara berkelanjutan akan terus dilakukan seiring dengan terbitnya peraturan perundang undangan yang baru.

  Kurikulum ini mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2006/2007, pada tahun pelajaran 2016/2017 kita adakan revisi dan penyesuaian dengan kurikulum 2013 untuk kelas I dan kelas IV.

  Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh Tim penelaah yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk menyusun kurikulum ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk terhadap segala upaya yang kita lakukan demi untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

  Ponorogo, 18 Juli 2016 Kepala SDN ...........

  .......................

  NIP. ..............................

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................

  LEMBAR REKOMENDASI ............................................................... LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................ SUSUNAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM .................................. DAFTAR ISI .........................................................................................

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Pengembangan Kurikulum C. Prinsip Pengembangan Kurikulum D. Pengertian Istilah BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH A. Tujuan Pendidikan Dasar B. Visi dan Sekolah C. Misi Sekolah D. Tujuan Sekolah BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum B. Muatan Kurikulum

  1. Mata Pelajaran

  2. Muatan Lokal

  3. Pengembangan Diri

  4. Pengaturan Beban Belajar

  5. Ketuntasan Belajar

  6. Penentuan Kenaikan Kelas dan Kelulusan

  7. Pendidikan Kecakapan Hidup

  8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

  9. Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa

  BAB IV PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 BAB V KALENDER PENDIDIKAN BAB VI PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004

  tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang- undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu

  pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 tentang standar nasional pendidikan. Juga adanya tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan yang memacu agar hasil pendidikan nasional dapat bersaiang dengan hasil pendidikan negara-negara maju.

  Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di sekolah.

  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

  Tujuan yang dimaksud di atas meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

  Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam dan Kurikulum 2013 mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

  Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

  (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan belajar mengajar.

  Sedangkan kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut : a. Tantangan Internal

  Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15- 64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif . Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

  b. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.

  Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in

  International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga

  menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

  c. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: 1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

  2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat- 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring

  (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari

  (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan

  (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

  d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: 1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; 2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan

  (educational leader); dan 3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

  e. Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

B. Tujuan Pengembangan Kurikulum

  1. Tujuan Pengembangan KTSP ini untuk memberikan acuan kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah dalam megembangkan program-program yang akan dilaksanakan. Selain itu, KTSP disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

  2. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum

1. Prinsip Pengembangan KTSP 2006

  a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

  Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

  b. Beragam dan terpadu

  Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

  c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

  Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

  d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

  Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

  e. Menyeluruh dan berkesinambungan

  Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

  f. Belajar sepanjang hayat

  Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur- unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

  

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

  Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013:

  a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.

  b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.

  c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

  d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.

  e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.

  f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

  g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

  h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat. i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

  Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar. j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

  

Sedangkan kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai

berikut:

  1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;

  2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

  3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran; 6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

  7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

D. Pengertian Istilah

  1. Kurikulum

  Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

  2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

3. Silabus

  Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Contoh silabus terdapat pada lampiran

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

  Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran SDN ................................ terdapat pada Lampiran

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH A. Tujuan Pendidikan Dasar Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

  pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

  B. Visi Sekolah

  Terwujudnya Insan Yang Beriman, Bertaqwa, Cerdas, Terampil Serta Berakhlaq Mulia

  C. Misi Sekolah

  1) Menyiapkan generasi unggul yang memiliki keselarasan dibidang IMTAQ dan IPTEK 2) Melaksanakan pembelajaran yang kontekstual dan bernuansa PAIKEM 3) Menyiapkan peserta didik yang aktif, kreatif,inovatif,memiliki keterampilan hidup, bekerja keras dan mampu bersaing dan berkompetensi di era teknologi

  4) Menyiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang bisa menjadi penggerak pembangunan dan berkarakter

  D. Tujuan Sekolah

  1) Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia 2) Siswa memiliki dasar – dasar pengetahuan, kemampuan , dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. 3) Siswa kreatif,terampil, dan bekerja keras untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus. 4) Siswa mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaannya serta mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar serta tidak gagap terhadap teknologi dan berkarakter.

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum

1. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006

II III

A. Mata Pelajaran

  2. Bahasa Inggris

  7. Seni Budaya dan Ketrampilan

  4

  4

  8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

  4

  4 B. Muatan Lokal

  1. Bahasa Jawa

  2

  2

  2

  2

  3

  3. Lainnya

  2

  2 C. Pengembangan Diri

  Jumlah

  31

  32

  36

  36

  3

  6. Ilmu Pengetahuan Sosial

  Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok, yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani, olahraga dan kesehatan.

  3

  Struktur kurikulum SDN ................................ meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI.

  Struktur kurikulum SDN ................................ disusun berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, yaitu sebagai berikut :

  a. Kurikulum SDN ................................ memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.

  b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan ”IPA terpadu” dan ”IPS terpadu”

  c. Pembelajaran pada kelas I s.d IV dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas V dan VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

  d. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit.

  e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 36 minggu.

  

STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

(KTSP 2006)

KLAS II,III,V dan VI

  Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

  V VI

  1. Pendidikan Agama

  3

  4

  2. Pendidikan Kewarganegaraan

  2

  2

  3. Bahasa Indonesia

  5

  5

  4. Matematika

  5

  5

  5. Ilmu Pengetahuan Alam

  4

2. Struktur Kurikulum Tahun 2013.

  Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan

  • Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan
  • Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.

  Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.

  Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD Tahun I, II, dan

  III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD adalah 35 menit. Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Konten IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika yang harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta didik tidak mempelajari konsep dasar tanpa terkait dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, pembelajaran memberikan makna nyata kepada peserta didik. Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Keduanya adalah pemberi makna yang substansial terhadap bahasa, PPKn, matematika dan seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta didik dan masyarakat hidup. Disinilah kemampuan dasar/KD dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain yang memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang KD mata pelajaran lainnya. Berdasarkan sudut pandang psikologis, tingkat perkembangan peserta didik tidak cukup abstrak untuk memahami konten mata pelajaran Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi KD yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

  STRUKTUR KURIKULUM TAHUN 2013 Alokasi Waktu Belajar No Mata Pelajaran Perminggu

  I II

  III

  IV V

  VI Kelompok A

  1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

  4

  4

  4

  4

  4

  4 Pendidikan Pancasila dan

  2

  5

  5

  6

  5

  5

  5 Kewarganegaraan

  3 Bahasa Indonesia

  8

  9

  10

  7

  7

  7

  4 Matematika

  5

  6

  6

  6

  6

  6

  5 Ilmu Pengetahuan Alam - - -

  3

  3

  3

  6 Ilmu Pengetahuan Sosial - -

  3

  3 3 -

  Kelompok B

  1 Seni Budaya dan Prakarya

  4

  4

  4

  4

  4

  4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan

  2

  4

  4

  4

  4

  4

  4 Kesehatan

  3 Bahasa Daerah

  2

  2

  2

  2

  2

  2 Jumlah Alokasi Waktu Perminggu

  32

  34

  36

  38

  38

  38 Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi

  kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.

  Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Konten IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika yang harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

  Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/ keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan.

  Tema memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta didik tidak mempelajari konsep dasar tanpa terkait dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, pembelajaran memberikan makna nyata kepada peserta didik.

  Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Keduanya adalah pemberi makna yang substansial terhadap bahasa, PPKn, matematika dan seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta didik dan masyarakat hidup. Disinilah kemampuan dasar/KD dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain yang memiliki peran penting sebagai pengikat dan

  Berdasarkan sudut pandang psikologis, tingkat perkembangan peserta didik tidak cukup abstrak untuk memahami konten mata pelajaran memberi dasar yang kuat untuk integrasi KD yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

B. Muatan Kurikulum Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

  Muatan kurikulum meliputi 8 mata pelajaran, 3 muatan lokal, dan pengembangan diri.

1. Mata Pelajaran

  Mata Pelajaran di SDN ................................ terdiri dari 8 mata pelajaran yaitu : 1) Pendidikan Agama (Pendidikan Agama dan Budi Pekerti) 2) Pendidikan Kewarganegaraan ( Pendidikan Pancasila dan

  Kewarganegaran) 3) Bahasa Indonesia 4) Matematika 5) Ilmu Pengetahuan Alam 6) Ilmu Pengetahuan Sosial 7) Seni Budaya dan Ketrampilan (Seni Budaya dan Prakarya) 8) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

a. Pendidikan Agama ( Pendidikan Agama dan Budi Pekerti)

  Pendidikan Agama di SD /MI bertujuan untuk : 1)Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,dan pengembangan pengetahuan penghayatan, pengalaman,dan pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Alloh SWT;

  2)Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlaq mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil etis, berdisiplin , bertoleransi ( tasammuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengem bangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

b. Pendidikan Kewarganegaraan ( Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

  Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi. 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

  4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan

  c. Bahasa Indonesia

  Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Berkomunikasi secara efektif dan efissien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tulis. 2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara. 3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan sosial 5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan memperhalus budi pekerti, serta maningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

  d. Matematika

  Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep matematika menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes akurat, efissien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kamampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelaraskan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

  e. Ilmu Pengetahuan Alam

  Mata Pelajaran IPA di SD/ MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep–konsep

  IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang ada nya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, 4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

  f. Ilmu Pengetahuan Sosial

  Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Mengenal konsep - konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki Komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompotisi dalam masyarakat yang majemuk,di tingkat local, nasional, dan global.

  g. Seni Budaya dan Keterampilan (Seni Budaya dan Prakarya)

  Mata pelajaran Seni Budaya dan keterampilan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan ketrampilan 2) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan ketrampilan. 3) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan ketrampilan 4) Menampilkam peran serta dalam seni budaya dan ketrampilan dalam tingkat lokal , regional, maupul global.

  h. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

  Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih

  2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik 3) Meletakkan landasaan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. 4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri,dan demokratis.

  5) Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri orang lain, dan lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sikap yang positif.

2. Muatan Lokal

a. Bahasa Jawa

  Tujuan: Menghargai dan membanggakan bahasa jawa

   sebagai bahasa daerah dan berkewajiban mengembangkan serta melestarikan.

  Memahami bahasa jawa dari segi bentuk,

   makna dan fungsi serta menggunakan dengan tepat untuk bermacam–macam tujuan, keperluan dan keadaan di sekolah, di rumah di masayarakat dengan baik dan benar.

  Memiliki kemampuan menggunakan bahasa