PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA BEI - Perbanas Institutional Repository
PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana
Program Manajemen
Oleh :
Muhammad Taufiq Hidayat
2010210093SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama : Muhammad Taufiq Hidayat Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 September 1992 N.I.M : 2010210093 Jurusan : Manajemen Program Pendidikan : Strata 1 Konsentrasi : Manajemen Keuangan Judul : Pengaruh Kinerja Keuangan dan Good Corporate
Governance (GCG) Terhadap Nilai Perusahaan
Manufaktur Pada BEI
Disetujui dan diterima baik oleh:
Dosen Pembimbing Tanggal:
(Dr. Lutfi, S.E., M.Fin.)
Ketua Program Studi Sarjana Manajemen Tanggal:
(Dr. Muazaroh, SE., MT)
“The Effect of Financial Performance and Good Corporate Governance (GCG)
Against Value Manufacturing Companies on Indonesia Stock Exchange
”
Muhammad Taufiq Hidayat
STIE Perbanas Surabaya
Email : MuhammadTaufiqHdyt27@gmail.com Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this study was to examine the effect of the financial performance
and good corporate governance (GCG) on value of firm (the study of
manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2011-2013). The
population in this study are all manufacturing companies listed in Indonesia Stock
Exchange from 2011 until 2013. Samples were taken based purposive sampling
technique that is based on specific criteria. Data analysis tool used in this
research is descriptive analysis and multiple regression analysis. The results of
this study are: (1) variables related to leverage significantly positive effect on firm
value. (2) variable profitability significantly positive effect on firm value. (3) The
GCG variables measured through managerial ownership not influence
significantly the value of the firm. (4) variable leverage, profitability, and
managerial ownership jointly affect the value of the firm.Key Words : leverage, profitability, managerial ownership, firm value
PENDAHULUAN mencapai suatu tujuan tertentu secara
Salah satu tujuan jangka efektif dan efisien. Kinerja keuangan panjang dari suatu perusahaan adalah yang semakin tinggi, maka akan meningkatnya nilai perusahaan yang meningkatkan nilai perusahaan. tinggi, yang dicerminkan dari harga
Tolok ukur kinerja suatu pasar sahamnya, untuk perusahaan perusahaan bisa banyak dilihat dari
go public . Nilai perusahaan yang
beberapa kemampuan perusahaan, tinggi dapat meningkatkan diantaranya kemampuan perusahaan kemakmuran bagi para pemegang tersebut dalam menghasilkan laba. saham, sehingga para pemegang
Profitabilitas merupakan rasio dari saham akan menginvestasikan efektivitas manajemen dalam modalnya kepada perusahaan mengelola perusahaan, efektivitas ini tersebut (Haruman, 2008). dinilai dengan mengaitkan laba
Terdapat banyak faktor yang bersih dengan aktiva yang digunakan dapat mempengaruhi nilai dari saham untuk menghasilkan laba tersebut. perusahaan, diantaranya adalah Return of Assets (ROA) dapat kinerja keuangan. Kinerja keuangan digunakan untuk mengukur laba adalah hasil banyak keputusan yang yang mencerminkan kemampuan dibuat secara terus-menerus oleh perusahaan dalam menghasilkan pihak manajemen perusahaan untuk keuntungan bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Semakin tinggi Return of Assets (ROA), maka dapat menunjukkan semakin baik kinerja perusahaan tersebut, yang tentu berimbas pada peningkatan nilai perusahaan.
Selain laba perusahaan, hutang perus.ahaan pun dinilai dapat mempengaruhi nilai perusahaan, penentuan kebijakan hutang ini berkaitan dengan struktur modal karena hutang merupakan salah satu komposisi dalam struktur modal. Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar resiko yang ditanggung pemegang saham, tetapi dengan memperbanyak utang juga dapat memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan, di mana perusahaan menukarkan keuntungan
- – keuntungan pendanaan melalui hutang dengan tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi (Trade-off Theory). Jadi, penggunaan hutang menyebabkan lebih banyak laba operasi perusahaan (EBIT) yang diterima oleh para investor. Karenanya, semakin banyak perusahaan mempergunakan hutang, maka semakin tinggi tinggi nilai dan harga sahamnya (Brigham dan Houston, 2011: 36-38). Oleh sebab itu, struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham.
Selain kinerja keuangan, Good
Corporate Governance (GCG)
dinilai dapat mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan, diperlukan kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi sharehoder maupun stakeholder dalam membuat keputusan - keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Dalam kenyataan penyatuan kepentingan kedua pihak tersebut sering kali menimbulkan masalah. Adanya masalah diantara manajer dan pemegang saham disebut masalah agensi (agency problem). Adanya
agency problem tersebut akan
menyebabkan tidak tercapainya tujuan keuangan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan dengan cara memaksimumkan kekayaan pemegang saham (Dwi Sukirni, 2013).
Mekanisme corporate
governance meliputi kepemilikan
manajerial, jumlah dewan komisaris, indepedensi dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan keberadaan komite audit (Wardoyo dan Theodora, 2013). Dengan adanya salah satu mekanisme GCG ini diharapkan pengawasan terhadap manajer perusahaan akan lebih efektif yang nantinya akan berakibat pada kinerja perusahaan yang lebih baik, seiring dengan meningkatnya kinerja perusahaan diharapkan juga akan meningkatkan harga saham perusahaan sebagai indikator dari nilai perusahaan sehingga nilai perusahaan akan tercapai.
KERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS Nilai Perusahaan
Sri Sofyaningsih dan Pancawati (2011) mendefinisikan Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan dinilai penting karena semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar Nilai Perusahaan Kinerja keuangan : Leverage (+) / (-) Profitabilitas (+)
Good Corporate Governance : Kepemilikan Manajerial
kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
Leverage
Dwi Sukirni (2013) mendefinisikan kebijakan hutang adalah kebijakan yang menentukan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibiayai oleh hutang. Solvabilitas (leverage) digambarkan untuk melihat sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri.
Profitabilitas
Alfredo Mahendra Dj (2012) Mendefinisikan Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak, sehingga dengan profitabilitas yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya yang tercermin pada harga sahamnya.
Kepemilikan Manajerial
Dwi Sukirni (2013) Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai pemegang saham dari pihak manajemen perusahaan yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan tersebut (Direksi dan Komisaris), dalam hal ini ditunjukkan oleh jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar.
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan keterangan dan uraian di atas, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: H1 : Variabel leverage , profitabilitas, dan kepemilikan manajerial secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H2 : Variabel leverage mempunyai pengaruh yang signifikan pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H3 : Variabel profitabilitas mempunyai pengaruh positif yang signifikan pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H4 : Variabel kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif yang signifikan pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
- – variable yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan hipotesis terdiri dari variable independen yaitu Leverage, Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial dan variable dependen yaitu Nilai Perusahaan.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian
Berdasarkan dari tujuan penelitian, Penelitian ini termasuk penelitian studi klausal yang berarti penelitian ini menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung, dan untuk mengukur kekuatan hubungannya.
Jika dilihat dari datanya, penelitian ini termasuk penelitian sekunder. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun data arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan maupun tidak (Arfan Ikhsan, 2008). Karena data yang digunakan dalam penelitian ini sudah tersedia dan menggunakan data saham-saham perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
Batasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai batasan yang berarti ruang lingkup penelitian yaitu pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI hanya pada periode 2011 sampai dengan 2013. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya kinerja perusahaan yang diukur dengan leverage dan profitabilitas, serta Good Corporate
Governance (GCG) yang diukur hanya dengan kepemilikan manajerial.
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Berikut ini adalah definisi operasional variabel dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian :
Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan dinilai penting karena semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Nilai perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan Price Book Value.
Leverage (X 1 )
Perusahaan yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 hingga 2013. Tidak semua anggota populasi ini akan menjadi obyek penelitian sehingga perlu dilakukan pengambilan sampel. Penelitian ini mengambil sampel dengan cara menggunakan metode Purposive
dapat diinteprestasikan atau dianalisis.
Book Value yang negatif tidak
2. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki Book Value negatif selama periode penelitian, hal ini dikarenakan
Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangannya selama periode penelitian.
dengan mendasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan adalah : 1.
sampling dengan tipe Judgement sampling yaitu pemilihan sampel
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Rasio leverage digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio leverage juga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio
Kepemilikan Manajerial dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan saham yang dimiliki manajemen dan jumlah saham yang beredar.
Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai pemegang saham dari pihak manajemen perusahaan yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan tersebut (Direksi dan Komisaris), dalam hal ini ditunjukkan oleh jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (Dwi Sukirni, 2013).
Kepemilikan Manajerial (X 3 )
Rasio profitabilitas menilai kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Profitabilitas juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, dalam hal ini di tunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan Investasi. Rasio Profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan Return on Assets.
Profitabilitas (X 2 )
leverage dapat dihitung dengan menggunakan Debt to Equity Ratio.
3. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki ekuitas negative selama periode penelitian, hal ini dikarenakan ekuitas yang negatif tidak dapat diinteprestasikan atau dianalisis.
4. Perusahaan manufaktur yang mempunyai kepemilikan manajerial berturut - turut selama periode penelitian.
b
32.11 7.17803 DER (x) 117 1.4295
Variabel N Mean Minimum Maximum Std. Deviation ROA (%) 117 5.2470 -13.72
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif
TABEL 1
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
F) mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap nilai perusahaan, sehingga dapat disimpulkan apakah hipotesis pertama penelitian ini diterima atau ditolak.
manajerial ei = Residual eror Berdasarkan model yang terbentuk maka akan dapat diketahui apakah semua variabel bebas secara serempak (Uji
3 =Kepemilikan
X
2 = Profitabilitas
X
= Leverage
1
X
koefisien regresi variabel I (i=1,2,3)
2 = Parameter
1…
Data dan Metode Pengumpulan Data
Dengan melakukan analisis deskriptif dapat memberikan gambaran dan penjelasan tentang variabel yang diteliti.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang digunakan merupakan laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang go
public . Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah dokumentasi, karena penelitian ini menggunakan laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang diambil dari Bursa Efek Indonesia dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD)
Teknik Analisis Data
Dalam menganalisisi data dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan analisis deskriptif.
2. Analisis Linear Berganda Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda yang digunakan untuk mengolah dan membahas data yang sudah didapatkan dan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
= Konstanta b
Pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda, determinasi, uji t dan uji F melalui alat SPSS. Berikut ini adalah model regresi yang digunakan : Y=
ɑ +b
1 X 1 +b
2 X 2 +b
3 X 3 +e
Y = Nilai perusahaan ɑ
0.04 13.05 2.09394 KM (%) 117 0.0556 0,0001 0.3130 0.08095 PBV (x) 117 1,3553 0,11 6.53 1.20382
Valid N (litwise) 117
Sumber : data diolah Berdasarkan tabel
1 menunjukkan bahwa selama periode pengamatan rasio tertinggi sebesar 32.11% dimiliki oleh PT. Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2012, ini menandakan bahwa perusahaan tersebut dapat mengelola assetnya secara efektif sehingga dapat memberikan kontribusi laba yang lebih besar dibandingkan perusahaan manufaktur lainnya. Sedangkan rasio terendah sebesar -13.72 dimiliki oleh PT. Intanwijaya Internasional Tbk pada tahun 2011, hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan setelah pajak yang negatif, atau bisa disebut perusahaan mengalami kerugian. Dari keseluruhan data
- – rata. Hal ini menunjukkan adanya fluktuasi variabel Debt to Equity
Return on Assets (ROA) perusahaan
yang memenuhi kriteria dari tahun 2011 sampai dengan 2013 menghasilkan rata-rata sebesar 5,2470 dan standar deviasi 7.17803 dimana standar deviasi lebih besar daripada rata rata. Hal ini menunjukkan adanya fluktuasi variabel Return on Assets (ROA) yang besar pada perusahaan yang menjadi sampel.
Berdasarkan tabel
1 menunjukkan bahwa selama periode pengamatan rasio tertinggi sebesar 13.05 satuan kali dimiliki oleh PT. Argo Pantes Tbk pada tahun 2011. Dari angka tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan tersebut banyak menggunakan hutang untuk pembiayaan operasional maupun investasi dari pada mengandalkan ekuitas perusahaan itu sendiri. Sedangkan rasio terendah sebesar 0.04 satuan kali dimiliki oleh PT.
Jaya Pari Steel Tbk pada tahun 2013, angka yang rendah tersebut menandakan perusahaan tersebut lebih banyak menggunakan ekuitas dalam membiayai operasional maupun investasinya. Dari keseluruhan data Debt to Equity
Ratio (DER) perusahaan yang
memenuhi kriteria dari tahun 2011 sampai dengan 2013 menghasilkan rata-rata sebesar 1,4295 dan standar deviasi sebesar 2.09394 dimana standar deviasi lebih besar dari rata
Ratio (DER) pada perusahaan yang menjadi sampel.
Berdasarkan tabel
1 menunjukkan bahwa selama periode pengamatan kepemilikan manajerial tertinggi sebesar 0.3130 dimiliki oleh PT. Siantar Top Tbk pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa kemakmuran pemegang saham dalam perusahaan tersebut tinggi yang disebabkan oleh terpacunya manajer bertindak dan mengambil keputusan sesuai yang diinginkan oleh pemegang saham. Sedangkan kepemilikan manajerial terendah sebesar 0.0001 dimiliki oleh PT. Langgeng Makmur Industri Tbk pada tahun 2011
- – 2013. Dari keseluruhan data Kepemilikan Manajerial perusahaan yang memenuhi kriteria dari tahun 2011 sampai dengan 2013 menghasilkan rata-rata sebesar 0.0556 dan standar deviasi 0.08095 dimana standar deviasi lebih besar dari rata
- – rata. Hal ini menunjukkan adanya fluktiasi rendah variabel
Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat dijelaskan masing
Tabel Nilai Sig.
Berdasarkan output SPSS pada Tabel 2, maka dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 0.810 + 0.052ROA + 0.205DER
Sumber : data diolah Menentukan model MRA
2.68 Sig. F 0.000
R Square 0.160 F Hitung 7.156 F Tabel
H diterima
Kepemilikan Manajerial -0.398 -0.302 1.981 0.763
H ditolak
Leverage (DER) 0.205 3.877 ±1.658 0.000
H ditolak
Keterangan Konstanta 0.810 4.508 0.000 Profitabilitas (ROA) 0.052 3.444 1.981 0.001
Regresi t Hitung t
Kepemilikan Manajerial pada perusahaan yang menjadi sampel.
Tabel 2
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
Variabel KoefisienUntuk memudahkan pembaca maka peneliti menyajikan hasil dari pengujian hipotesis kedalam bentuk tabel sebagai berikut :.
Pengujian hipotesis penelitian dimana pengujiannya menggunakan analisis regresi berganda. Tujuan dari pengujian hipotesis ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pada variabel profitabilitas, leverage, dan kepemilikan manajerial terhadap variabel nilai perusahaan.
Hasil Pengujian Hipotesis
memenuhi kriteria dari tahun 2011 sampai dengan 2013 menghasilkan rata-rata sebesar 1,3553.
Value (PBV) perusahaan yang
0.11 dimiliki oleh PT. Jaya Pari Steel Tbk pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan harga saham yang semakin menurun, yang berarti memperlihatkan kinerja perusahaan yang buruk, dengan kinerja yang seperti ini perusahaan dinilai tidak mempunyai prospek ke depan yang baik, sehingga investorpun enggan untuk menanamkan dananya di perusahaan tersebut. Dari keseluruhan data Price to Book
Book Value (PBV) terendah sebesar
1 menunjukkan bahwa selama periode pengamatan Price to Book Value (PBV) tertinggi sebesar 6.53 dimiliki oleh PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk pada tahun 2013. Hal ini menandakan bahwa harga saham perusahaan mengalami over value karena harga saham lebih tinggi dibanding nilai wajarnya, dengan ini perusahaan memperlihatkan kinerjanya yang baik, sehingga kemakmuran pemegang saham juga dapt terwujud. Sedangkan Price to
Berdasarkan tabel
- – masing koefisien regresi dalam interpretasi model berikut: a.
- – 0.398KM + e
4. Uji Parsian (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji seberapa besar pengatuh profitabilitas, leverage , dan kepemilikan manajerial secara individu berpengaruh signifikan
manajerial terhadap nilai perusahaan. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 menunjukkan hasil uji F, dengan menunjukkan nilai F hitung sebesar 7.156 lebih besar dari F tabel (5%;3;113) 2.684, maka dapat disimpulkan bahwa F hitung > F tabel sehingga H ditolak, dapat dikatakan bahwa profitabilitas, leverage, dan kepemilikan manajerial secara serempak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
menjelaskan variabel nilai perusahaan sebesar 16 persen, sedangkan 84 persen dijelaskan oleh faktor
Good Corporate Governance dapat
menjelaskan variabel nilai perusahaan sebesar nilai R Square 0.160. Hal ini berarti besarnya pengaruh profitabilitas, leverage dan
leverage (DER), dan Good Corporate Governance (KM) dapat
) Tabel 2 menunjukkan bahwa ketiga variabel profitabilitas (ROA),
2
3. Koefisien Determinasi (R
leverage , dan kepemilikan
Nilai konstanta dari persamaan tersebut adalah sebesar 0.810 menunjukkan bahwa jika variabel Profitabilitas (ROA), Leverage (DER), dan Kepemilikan Manajerial sama dengan nol, maka Nilai Perusahaan (PBV) perusahaan manufaktur sebesar 0.810 satuan.
2. Uji Serempak (Uji F) Uji serempak (Uji F) digunakan untuk menguji pengaruh secara serempak / simultan profitabilitas,
Koefisien Regresi Kepemilikan Manajerial (KM) = -0.398 Nilai koefisien regresi Kepemilikan Manajerial (KM) dari persamaan tersebut sebesar - 0.398. Nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Jika kepemilikan manajerial mengalami kenaikan sebesar satu persen, maka PBV perusa h aan mengalami penurunan sebesar 0.398 kali.
d.
Koefisien Regresi Leverage (DER) = 0.205 Nilai koefisien regresi Leverage (DER) dari persamaan tersebut sebesar 0.205. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Jika leverage mengalami kenaikan sebesar satu persen, maka PBV perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0.205 kali.
c.
Nilai koefisien regresi Profitabilitas (ROA) dari persamaan tersebut sebesar 0.052. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Jika profitabilitas mengalami kenaikan sebesar satu persen, maka PBV perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0.052 kali.
Koefisien Regresi Profitabilitas (ROA) = 0.052
b.
- – faktor lain di luar penelitian, seperti variabel ukuran perusahaan yang dipakai dalam penelitian Sri Sofyaningsih (2011) , likuiditas yang dipakai dalam penelitian Alfredo Mahendra (2012).
Pembahasan
Hasil dari pengujian variabel penelitian yang meliputi profitabilitas, leverage, dan kepemilikan manajerial secara serempak mempunyai pengaruh yang sgnifikan terhadap nilai perusahaan yang ditandai dari nilai signiikansi 0.000 < 0.05, yang berarti profitabilitas, leverage, dan kepemilikan manajerial secara serempak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Hasil t
hitung
dari leverage adalah sebesar 3.877 lebih besar dari t tabel (2,5%;116) sebesar 1.658, hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel , sehingga H ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa leverage yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung Trade off Theory yang menyatakan tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan. Teori ini memperbandingkan manfaat dan biaya atau keseimbangan antara keuntungan dan kerugian atas penggunaan hutang. Jadi nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih tinggi dari pada yang menggunakan ekuitas. Nilai perusahaan akan meningkat dikarenakan perusahaan mendapatkan penghematan pajak yang didapat dari bunga hutang yang tidak kena pajak. Pengurangan dari bunga hutang tidak kena pajak tersebut akan menyebabkan perusahaan mempunyai arus kas lebih besar kepada investor perusahaan. Perusahaan menggunakan hutang yang optimal tersebut untuk membeli mesin produksi yang termasuk dalam asset tetap, dengan tujuan menambah produktifitas perusahaan, yang nantinya berpengaruh pada peningkatan penjualan produk perusahaan itu sendiri. Sejalan dengan peningkatakan penjualan produk itu perusahaan juga akan mendapat peningkatan laba.
Hal ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sukirni (2013) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang (leverage) memiliki pengaruh positif signiikan terhadap nilai perusahaan di sektor manufaktur. Pengaruh Proftabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Nilai t
hitung
dari variabel ROA sebesar 3.444 lebih besar dari nilai t tabel (5%;116) sebesar 1.981, hal ini berarti t hitung > t tabel , sehingga H ditolak. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan
return on assets (ROA) secara
parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan perusahaan dengan profitabilitas yang besar juga berarti semakin besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Semakin besar laba perusahaan, menunjukkan kinerja perusahaan yang makin baik serta prospek perusahaan ke depannya juga semakin baik, sehingga akan menarik minat para investor untuk menanamkan dananya dalam perusahaan. Hal ini selanjutnya dapat meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wardoyo dan Theodora Martina Veronica (2013) yang menghasilkan bahwa variabel profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan di industri perbankan dan sama halnya dengan penelitian Alfredo Mahendra (2012) yang juga menghasilkan variabel profitabilitas berpengaruh positif pada nilai perusahaan di industri manufaktur.
- – rata kepemilikan manajerial hanya 5.56%. Jumlah kepemilikan manajerial yang rendah menyebabkan pihak manajemen perusahaan lebih banyak mementingkan kepentingannya sendiri daripada kepentingan perusahaan, yang berarti lebih mementingkan tujuannya sekedar sebagai manajer daripada sebagai pemegang saham dan juga pihak manajemen tidak termotivasi dengan rendahnya deviden maupun capital
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan Nilai t hitung dari kepemilikan manajerial adalah sebesar -0.302 lebih kecil dibandingkan nilai t tabel (5%;116) sebesar 1.981, hal ini menunjukkan bahwa t
hitung
< t
tabel
, sehingga H diterima. Dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial secara parsial memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini tidak mendukung hipotesis yang diajukan sebelumnya dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sukirni (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan. Pada penelitian ini kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini mungkin dikarenakan rendahnya kepemilikan saham oleh pihak manajemen dengan jumlah yang cukup signifikan, dilihat dari rata
gain yang akan diterima apabila
memiliki saham perusahaan, mereka lebih memilih gaji ataupun intensif yang akan mereka terima sebagai manajer biasa.
KESIMPULAN,KETERBATASAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a.
Profitabilitas, leverage, dan kepemilikan manajerial secara serempak berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur.
b.
Leverage secara parsial memiliki pengaruh positif
DAFTAR RUJUKAN
Alfredo Mahenda DJ, Luh Gede Sri Ardini dan A.A Gede Suarjaya, 2012. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”.
signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur.
c.
Profitabilitas secara parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur.
d.
Kepemilikan manajerial secara parsial memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah Periode Penelitian yang dilakukan terhitung singkat, hanya tiga tahun, yaitu tahun 2011
11. Buku II. Jakarta: Salemba Empat. Candra Wijaya, 2002. “Pengaruh
Manajemen Keuangan . Edisi
Houston, 2011. Dasar-Dasar
Vol.6 (2). Brigham, Eugene F. Dan Joel F.
Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan.
- – 2013 dan dalam penelitian ini ketiga variabel profitabilitas (ROA),
Corporate Governance ) yang
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Di Indonesia ; Pengujian Empiris Berdasarkan CAPM Pada Perusahaan Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Jakarta”.
Jakarta : Bumi Aksara
Keuangan Berbasis balanced scorecard, Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis .
Harmono. 2009. Manajemen
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai Per usahaan”. AAJ Vol 1, No. 2, 2012.
Dwi Sukirni, 2012, “Kepemilikan
Thesis, Program Pascasarjana Magister Manajemen Bisnis dan Administrasi Teknologi.
leverage (DER), dan Good Corporate Governance (KM) hanya
dapat menjelaskan variabel nilai perusahaan sebesar 16 persen, sedangkan
84 persen lainnya dijelaskan variabel lain di luar model.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti dalam penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah periode penelitian, karena dampak dari variabel tata kelola perusahaan (Good
2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel
diukur melalui kepemilikan manajerial membutuhkan waktu yang lebih lama.
- – variabel lain yang sekiranya dapat mempengaruhi nilai perusahaan, seperti likuiditas dan ukuran perusahaan.
Manajemen Keuangan Jakarta : 2, 2013 (132-149).
Kencana Ni Wayan Rustiarini, 2010. “Pengaruh Corporate
Governance Pada Hubungan Corporate Social Responsibility dan Nilai
Perusahanan”. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
AKPM_12.
Reny Dyah Retno M dan Denies Priantinah, 2012,
“Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode, 2007- 2010)” , Jurnal Nominal Vol 1, No. 1, Tahun 2012.
Sri Sofyaningsih dan Pancawati Hardiningsih, 2011. “Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang Dan Nilai Perusahaan”. Jurnal
Dinamika Keuangan dan Perbangkan. Vol.3 (1) hal. 68-
87. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 6. Yogyakarta : Penerbit UPP STIM YKPN. Wardoyo dan Theodora Martina Veroca, 2013.
“Pengaruh Good Corporate Goernance, Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai