WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Strategi Pengembangan Pelayanan Publik di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta - Cengkareng Development Strategy for Public Services at The Soekarno Hatta International Airport - Cengkareng

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara

Strategi Pengembangan Pelayanan Publik di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta - Cengkareng

Development Strategy for Public Services at The Soekarno Hatta International Airport - Cengkareng

Dina Yuliana

Puslitbang Perhubungan Udara, Jl. Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110 Email: dinahubud@gmail.com

INFO ARTIKEL

ABSTRACT / ABSTRAK

The Ministry of Transportation has instructed to Airport Management to improve public service. The instructions contained in the Circular of the

Histori Artikel:

Diterima: 15 Oktober 2015 Direvisi: 10 November 2015

Ministry of Transportasion No. HK.209/I/16PHB.2014 dated December 31, 2014 about Improvement of Public Service at the Airport in Indonesia. This

Disetujui: 23 Desember 2015 research is aimed to evaluate development strategy of Soekarno Hattta Airport in improving public services based on a combination of internal and external

Keywords:

public services, airport, SWOT, factors. The method used SWOT analysis which is then formulated in the

alternative strategies Cartesian diagram, External Internal matrix and SWOT matrix. Result of the analysis shows that the Cartesian Diagram of Soekarno Hatta International

Airport in Cengkareng currently resides in quadrant I that means the Soekarno

Hatta International Airport in Cengkareng on the competitive position of a very pelayanan publik, bandar udara, strong market in the business of airport with high competitiveness. There are four alternative strategies (SO, WO, ST, WT) which can be applied in the SWOT, strategi alternatif development of public services at Soekarno Hatta International Airport Cengkareng.

Kata kunci:

Kementerian Perhubungan telah menginstruksikan kepada pengelola bandara untuk meningkatkan pelayanan kepada publik. Instruksi tersebut

termuat dalam Surat Edaran Kementerian Perhubungan No. HK.209/I/16PHB.2014, tertanggal 31 Desember 2014, tentang Peningkatan

Pelayanan Publik di Bandar Udara Seluruh Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui strategi pengembangan Bandara Soekarno Hattta

Cengkareng dalam peningkatan pelayanan publik di bandara berdasarkan kombinasi dari faktor internal dan faktor eksternal bandar udara. Metode

penelitian menggunakan analisis SWOT yang kemudian dirumuskan pada Diagram Cartesius, Matrik Internal Eksternal dan Matrik Swot. Hasil analisis

pada Diagram Cartesius menunjukkan bahwa posisi Bandara Internasional

Soekarno Hatta Cengkareng terletak pada kuadran I berarti Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng pada posisi kompetitif pasar yang

sangat kuat dalam bisnis kebandarudaraan dan berdaya saing tinggi. Terdapat empat alternatif strategi (SO, WO, ST, WT) yang dapat diterapkan

dalam pengembangan pelayanan publik di Bandara Internasional Soekarno Hatta - Cengkareng.

Strategi Pengembangan Pelayanan Publik di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta -

Cengkareng, (Dina Yuliana) 181

PENDAHULUAN

terhadap realisasi kinerja Jasa

peningkatan

produksi jasa aeronautika Tahun 2013. menghasilkan jasa yang lancar, aman,

Secara komposisi, pencapaian kinerja jasa nyaman, handal, dan berkemampuan tinggi

berdasarkan tingkat serta diselenggarakan secara terpadu, tertib,

non-aeronautika

positif dikontribusi oleh efektif, dan efisien. Serta mempunyai

pertumbuhan

kinerja jasa sewa tanah dengan pertumbuhan peranannya

sebesar 14,23%, kinerja jasa konsesi dengan menggerakkan

pertumbuhan sebesar 25,13%, kinerja jasa memperlancar mobilitas manusia, barang,

dinamika

pembangunan,

parkir mobil dengan pertumbuhan sebesar dan jasa serta mendukung peningkatan

8,59%, kinerja jasa parkir motor dengan hubungan secara nasional dan internasional.

pertumbuhan sebesar 4,55%, kinerja jasa Bandar Udara Internasional Soekarno-

sewa listrik dengan pertumbuhan sebesar Hatta (IATA: CGK, ICAO: WIII) merupakan

8,11%, dan kinerja jasa sewa air dengan sebuah bandar udara utama yang melayani

pertumbuhan sebesar 9,71%. penerbangan untuk

Pencapaian produksi non-aeronautika Berdasarkan Laporan Tahunan PT (Persero)

Jakarta, Indonesia.

selama Tahun 2014 Bandara Internasional Angkasa Pura II Tahun 2014 secara umum

Soekarno-Hatta yaitu berhenti operasinya PT kinerja bandara dapat dilihat dari jasa

SATH (transit hotel) seluas 6.014 M2/bulan, aeronautika dan jasa non aeronautika. Usaha

tutup dan belum beroperasinya ruangan Aeronautika

lounge ex PT DIRA di Terminal 1A seluas kebandarudaraan

belum terealisasinya pelayanan jasa antara lain: pelayanan jasa

M2/bulan,

penjualan hangar ex Batavia seluas 8.387 pendaratan, penempatan dan penyimpanan

M2/bulan, dan dikembalikannya ruangan pesawat udara (PJP4U), pelayanan jasa

Batavia Lounge (PT Balinusa Sinar Dewata) penumpang

pesawat

udara

(PJP2U),

seluas 79 M2/bulan.

pelayanan jasa pemakaian aviobridge dan

merupakan bagian dari pelayanan jasa konter. Secara umum,

Bandara

pelayanan publik harus memiliki kinerja realisasi kinerja produksi jasa aeronautika

pelayanan publik yang baik. Untuk memiliki Tahun 2014 mencapai lebih tinggi baik

kinerja tersebut, bandar udara harus telah terhadap realisasi kinerja produksi jasa

memenuhi penilaian yang mengacu pada aeronautika tahun 2013 maupun terhadap

perundang-undangan. target yang ditetapkan pada tahun berjalan.

peraturan

dan

ini Kementerian Secara komposisi, pencapaian kinerja jasa

Berdasarkan

hal

Perhubungan telah menginstruksikan kepada aeronautika dikontribusi oleh pertumbuhan

seluruh pengelola bandar udara di seluruh kinerja

Indonesia untuk meningkatkan pelayanan 5,74%, pertumbuhan kinerja pelayanan

pelayanan pendaratan

sebesar

kepada publik. Instruksi tersebut termuat penumpang sebesar 0,05%, pertumbuhan

Edaran Kementerian kinerja pelayanan pemakaian aviobridge

dalam

Surat

Perhubungan No. HK.209/I/16PHB.2014, sebesar 11,07% dan pertumbuhan kinerja

tertanggal 31 Desember 2014, tentang pelayanan pemakaian konter sebesar 6,02%.

Peningkatan Pelayanan Publik di Bandar Usaha Aeronautika merupakan bidang usaha

Udara Seluruh Indonesia. Terkait dengan kebandarudaraan

peningkatan pelayanan, berdasarkan Surat pelayanan jasa penunjang penerbangan

yang

menyediakan

Edaran tersebut, ada beberapa hal yang antara lain: jasa sewa ruang, sewa tanah,

harus dilakukan oleh pengelola Bandara. reklame, konsesi, throughput fee, parkir

meniadakan ruangan kendaraan, sewa listrik, sewa air, sewa

Pertama

adalah

penjualan tiket (ticket sales counter) di telepon dan non-aeronautika lainnya. Secara

penumpang. Kedua, umum, realisasi kinerja produksi jasa non-

gedung

terminal

melarang penggunaan taksi yang tidak aeronautika Tahun 2014 menunjukkan

terdaftar (taksi gelap) untuk beroperasi di

Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal . 181-200

Bandara. Dan yang ketiga, memberlakukan Harnen Sulistio, Achmad Wicaksono, larangan merokok di area sisi udara (air side)

dan di ruangan yang mempunyai akses ke sisi

2. Rencana strategi Bandara Saumlaki untuk

udara. periode Tahun 2014 – 2018 harus Menindaklanjuti surat edaran tersebut

pada pertumbuhan beberapa bandar udara akan menutup

diarahkan

pengelolahan jasa penerbangan dengan seluruh counter penjualan tiket di area

baik dan pengembangan sumber daya bandara. penumpang yang akan bepergian

manusia yang baik. Hal tersebut dapat diharapkan sudah memiliki tiket yang dapat

dilihat melalui adanya training kepada dibeli melalui online atau melalui penjualan

para karyawan untuk dapat memahami tiket di travel agent terdekat. Sehubungan

lini kerjanya, dan masuknya tenaga kerja dengan hal ini tentunya akan menyulitkan

baru di bandara dapat mambantu lini bagi beberapa orang, tapi di era online dan

kerja yang kosong, selain itu adanya teknologi seperti saat ini, hal ini tidak akan

bandara baru maka berpeluang untuk menjadi masalah yang serius. Selain dapat

masuknya berbagai masakapai lain yang menghilangkan calo yang kerap berkeliaran

lebih besar (Karel,2014). di bandara, juga dapat meningkatkan

3. Kualitas pelayanan di Bandara Sepinggan

pelayanan bagi penumpang bandara karena dalam perspektif strategi pelanggan counter tiket sales yang ada akan diganti

memiliki tiga pendekatan yang masing – menjadi counter customer service yang

masing memiliki alat, diantaranya: pilihan tentunya dapat memudahkan proses refund,

pelanggan (sistem pilihan publik dan ganti jadwal dan lain-lain.

sistem informasi pelanggan dan perantara Dengan diberlakukannya surat edaran

informasi pelanggan), pilihan kompetitif tersebut, pengelola bandara diharapkan

(sistem pilihan publik kompetitif dan dapat

pengembalian pemberi dana), pemastian berorientasi pada pelayanan publik. Langkah

mutu (standar pelayanan pelanggan, awal yang perlu dilakukan untuk menjawab

pengembalian pelanggan, jaminan mutu, tantangan

inspeksi mutu, sistem keluhan pelanggan, manajemen strategi yang akan menentukan

ini adalah

suatu

analisa

ombudsman) (Verryza, 2014). secara umum langkah strategis dengan

diuraikan pada latar memilih aspek mana yang harus diutamakan

Sebagaimana

belakang, permasalahan pokok yang dihadapi untuk dilakukan perbaikan (improvement).

adalah bagaimana strategi yang dilakukan Beberapa strategi pengembangan dari

oleh pengelola bandara dalam peningkatan hasil penelitian yang telah dilakukan yang

pelayanan publik di bandara berdasarkan dilkukan di beberapa bandara di Indonesia

kombinasi dari faktor internal dan faktor antara lain:

eksternal bandar udara?. Tujuan Penelitian

1. Bandara El Tari – Kupang, perlunya

untuk mengetahui strategi pengembangan peningkatan pelayanan Angkutan umum

Bandara Internasional Soekarno Hatta dalam taxi,

peningkatan pelayanan publik di bandara panjang

perlu dilakukan

penambahan

berdasarkan kombinasi dari faktor internal pengembangan

dan faktor eksternal bandar udara. penyediaan fasilitas yang lebih lengkap untuk meningkatkan kepuasan pengguna

kapasitas

serta

TINJAUAN PUSTAKA

jasa transportasi udara serta perlunya Pengertian strategi ada beberapa macam penyesuaian kebutuhan kapasitas dan

sebagaimana dikemukakan oleh para ahli indikator luasan sesuai dengan model

dalam buku karya mereka masing-masing. kebutuhan

Kata strategi berasal dari kata strategos standard

kapasitas

berdasarkan

dalam bahasa Yunani merupakan gabungan Internasional

dari Stratos atau tentara dan ego atau

Strategi Pengembangan Pelayanan Publik di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta -

Cengkareng, (Dina Yuliana) 183 Cengkareng, (Dina Yuliana) 183

pengguna jasa dan atau skema untuk mencapai sasaran yang

pelanggan

atau

mempengaruhi minat untuk kembali lagi ke dituju.

pemberi pelayanan yang sama, dan juga merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Jadi pada

dasarnya

strategi

sebaliknya. Dalam hal ini termasuk juga Menurut

dalam pelayanan jasa angkutan udara di didefinisikan sebagai suatu proses penentuan

Bandara PT. Angkasa Pura II (persero) yang rencana para pemimpin puncak yang

diberikan kepada pengguna jasa angkutan berfokus pada tujuan jangka panjang

udara yaitu penumpang angkutan udara. organisasi, disertai penyusunan suatu cara

Pemberi pelayanan harus dibarengi dengan atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut

adanya kualitas. Hal itu berguna untuk dapat dicapai.

keinginan konsumen yang Bryson

memenuhi

tentunya ingin mendapatkan pelayanan yang strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan,

(2008) menjelaskan

bahwa

terbaik yang sewajarnya mereka dapatkan kebijakan, progam tindakan, keputusan atau

sebagai customer. Masih menurut Ratminto alokasi sumber daya yang mendefinisikan

dan Winarsih (2009), konsep publik dalam bagaimna organisasi itu, apa yang dilakukan

public service dapat disejajarkan atau dan mengapa organisasi melakukannya.

dipadankan dalam istilah pelayanan umum. Menurut Moenir (2006) pelayanan adalah

Selanjutnya dalam Keputusan Menteri proses

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 aktivitas

telah dijelaskan bahwa Pelayanan yang diperlukan manusia pada

orang lain

pengertian pelayanan publik adalah segala dasarnya ada 2 (dua) jenis, yaitu layanan

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh fisik yang sifatnaya pribadi sebagi manusia

penyelenggara pelayanan publik sebagai dan layanan administratif yang diberikan

upaya pemenuhan kebutuhan penerima oleh orang lain selaku anggota organisasi,

pelayanan maupun pelaksanaan kebutuhan baik itu organisasi massa atau negara.

peraturan perundang-undangan. Sedangkan Pelayanan secara umum adalah kegiatan

penyelenggara pelayanan publik dalam yang

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur kelompok orang dengan landasan faktor

dilakukan oleh

seseorang

atau

Negara No. 63 Tahun 2003 diuraikan bahwa materiil melalui sistem, prosedur dan metode

Instansi Pemerintah sebagai sebutan kolektif tertentu dalam rangka usaha memenuhi

satuan kerja/ satuan kepentingan orang sesuai dengan haknya

yang

meliputi

Kementerian, Departemen, (Sinambela, 2010).

organisasi

Lembaga Pemerintah Non Departemen, Istilah publik berasal dari bahasa inggris

Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan yaitu public yang berarti umum, masyarakat,

Tinggi Negara, dan Instansi Pemerintah negara. Kata public sebenarnya sudah

lainnya, baik pusat maupun Daerah termasuk diterima menjadi bahasa Indonesia baku

Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha menjadi publik yang dalam Kamus Umum

Menjadi penyelenggara Bahasa Indonesia (Badudu, 2001) berarti

Milik

Daerah,

palayanan publik. Sedangkan pengguna jasa umum, orang banyak, ramai.

pelayanan publik adalah orang, masyarakat, Pelayanan publik menurut Ratminto dan

instansi pemerintah dan badan hukum yang Winarsih (2009), adalah segala kegiatan

menerima layanan dari instansi pemerintah. pelayanan

Undang-Undang Republik penyelenggara pelayanan publik sebagai

Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang upaya pemenuhan kebutuhan penerima

Penerbangan, kegiatan usaha penunjang pelayanan,

angkutan udara diatur dalam Bab XI Pasal pelaksanaan

232 sampai dengan pasal 239. Menurut pasal perundang-undangan.Kualitas

ketentuan

peraturan

232 Undang-Undang Republik Indonesia yang baik akan memberi kepuasan kepada

pelayanan

Nomor 1 Tahun 2009, untuk menunjang

Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal . 181-200 Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal . 181-200

adalah evaluasi atas kekuatan (strengths) dan bandar udara. Kegiatan pengusahaan bandar

(weaknes) internal suatu udara tersebut dapat berupa pelayanan jasa

kelemahan

organisasi yang dilakukan secara berhati- kebandarudaraan meliputi: pelayanan jasa

hati, dan juga evaluasi atas peluang pesawat udara, penumpang, barang dan pos

(opportunities) dan ancaman (threats) dari yang kegunaannya untuk penyediaan atau

lingkungan. Dalam analisis SWOT, stategi pengembangan

terbaik untuk mencapai misi suatu organisasi kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas,

adalah dengan mengeksploitasi peluang dan manuver, parkir, dan penyimpanan pesawat

kekuatan suatu organisasi, dan pada saat udara, fasilitas terminal untuk pelayanan

yang sama menetralisasikan ancamannya, angkutan penumpang, kargo, dan pos,

atau memperbaiki fasilitas elektronika, listrik, air, dan instalasi

limbah buangan dan lahan untuk bangunan, lapangan, dan industri serta gedung atau

METODOLOGI

bangunan yang berhubungan

Penelitian ini dilakukan pada Pengelola kelancaran angkutan udara.

dengan

Bandara - PT. Angkasa Pura II (Persero) Jasa terkait untuk menunjang kegiatan

Cabang Bandara Internasional Soekarno pelayanan penumpang dan barang yang

Hatta yang berada di Cengkareng selama 3 terdiri atas penyediaan penginapan atau

terhitungan sejak bulan hotel dan transit hotel, penyediaan toko dan

(tiga)

bulan

September sampai dengan bulan November restoran, penyimpanan kendaraan bermotor,

pelayanan kesehatan, perbankan dan atau Penelitian ini termasuk jenis penelitian penukaran uang, transportasi darat. Jasa

survey dengan respondennya adalah pegawai terkait untuk memberikan nilai tambah bagi

yang terkait dengan pelayanan bandara. pengusahaan Bandar Udara terdiri atas

Sampel penelitian ini ditentukan dengan penyediaan tempat bermain dan rekreasi,

menggunakan metode purpossive sampling penyediaan fasilitas perkantoran, penyediaan

(sampel tujuan), yaitu sampel ditentukan fasilitas

oleh peneliti sendiri berdasarkan tujuan pendidikan dan pelatihan, penyediaan bahan

olahraga, penyediaan

fasilitas

penelitian yang peneliti ingin dicapai bakar kendaraan bermotor dan periklanan.

(Moleong, 2006). Dalam penelitian ini menggunakan metode penyebaran kuesioner

Pengertian SWOT

dan wawancara. Responden dalam penelitian Analsis SWOT digunakan untuk melihat

ini sebanyak 3 (tiga) orang terdiri dari staf kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

pada Divisi Airport Services, Data Statistik yang akan dihadapi oleh perusahaan. SWOT

Bandara dan Pemastian Kualitas. menurut Sutojo dan F. Kleinsteuber (2002)

Untuk memperoleh informasi dan data adalah untuk menentukan tujuan usaha yang

yang diperlukan dalam penulisan ini maka realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan

digunakan tehnik pengumpulan data sebagai dan oleh karenanya diharapkan lebih mudah

berikut:

1. Kuesioner, yaitu penyebaran kuisioner kata

tercapai. SWOT adalah singkatan dari kata-

kepada narasumber dalam mengkaji weaknesses

strength (kekuatan

perusahaan)

faktor internal (kekuatan dan kelemahan) opportunities (peluang bisnis) dan threats

(kelemahan

perusahaan),

dan eksternal (peluang dan ancaman). (hambatan

2. Wawancara, hasil wawancara akan Sedangkan Kotler (2008) mengemukakan

diperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahwa analisis SWOT adalah evaluasi

bahan dasar analisis eksternal dan terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan,

internal organisasi teknis pelaksanaan peluang dan ancaman disebut analisis SWOT.

kualitas pelayanan untuk merumuskan

Strategi Pengembangan Pelayanan Publik di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta -

Cengkareng, (Dina Yuliana) 185 Cengkareng, (Dina Yuliana) 185

penerbangan, serta fasilitas pokok dan

3. Observasi, yaitu melakukan pengamatan fasilitas penunjang lainnya (UU No.1 atau peninjauan langsung ke lapangan

Tahun 2009 tentang Penerbangan). untuk mengetahui kualitas pelayanan

2. Pelayanan publik adalah layanan untuk

publik di bandar udara. masyarakat/pengguna jasa/penumpang

yang disediakan oleh memperoleh data dengan mempelajari

4. Dokumen/kepustakaan, yaitu teknik

di

bandara

pengelola bandara dalam hal ini PT. dokumen-dokumen yang berhubungan

Angkasa Pura II (persero) cabang Bandara dengan permasalahan yang diteliti.

Soekarno Hatta – Penelitian ini menggunakan analisis

Internasional

Cengkareng.

deskriptif kualitatif.

(Strenghts, Weaknesess, adalah proses mengatur, mengurutkan,

Analisis

deskriptif

3. SWOT

dan Threats) adalah mengelompokan,

Opportunities

pendekatan analisis untuk menentukan mengkategorikan,

memberi

kode,

formulasi strategi perusahaan di masa menginterpretasikan

mengartikan,

dan

data/informasi

mendatang.

kualitatif dan kuantitatif.

4. Kekuatan (strenghts) adalah faktor-faktor

Metode analisis yang digunakan untuk internal perusahaan yang mendukung menjawab permasalahan yang dikemukakan

keunggulan dalam adalah analisis kualitatif yaitu analisis SWOT

atau mempunyai

peningkatan pelayanan publik di bandar (Rangkuti, Freddy. 2015), untuk mengetahui

udara.

keunggulan dan kelemahan serta peluang

5. Kelemahan (weaknesess) adalah faktor-

dan ancaman yang dihadapi oleh PT. Angkasa

perusahaan yang Pura

faktor

internal

atau membatasi Internasional Soekarno Hatta – Cengkareng

II (persero)

peningkatan pelayanan publik di bandar dalam peningkatan pelayanan publik di

udara.

bandara. Analisis IFAS (Internal Factors

6. Peluang (opprtunities) adalah faktor-

Analysis Summary) dan EFAS (External faktor di luar lingkungan perusahaan yang

Factors Analysis Summary), analisis SWOT

dalam peningkatan (Strengths Weakness Opportunities Threats)

menguntungkan

pelayanan publik di bandar udara. serta Diagram Cartesius Analisis SWOT

7. Ancaman (threats) adalah faktor-faktor di

digunakan untuk merancang

strategi

perusahaan yang peningkatan.

luar

lingkungan

merupakan ancaman bagi perusahaan diharapkan

Dengan alat

analisis

ini

akan dapat

memecahkan

menghambat peningkatan permasalahan yang akan diteliti.

sehingga

pelayanan publik di bandar udara.

Definisi Operasional Variabel

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah

sehingga didefinisikan

secara

Gambaran

Umum Bandar Udara

operasional agar menjadi petunjuk dalam - penelitian ini sebagai berikut: Cengkareng

Internasional

Soekarno Hatta

1. Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Bandar Udara adalah bandar udara adalah memiliki tanah seluas 18 km² ini memiliki 2 kawasan di daratan dan atau perairan (dua) landasan pacu paralel utama masing- dengan

batas batas

tertentu

yang

masing sepanjang 3,66 km yang terhubung digunakan sebagai tempat pesawat udara

oleh 2 (dua) taxiway silang. Ada 3 (tiga) mendarat dan lepas landas, naik turun bangunan terminal utama yaitu terminal 1 penumpang, bongkar muat barang dan

(penerbangan domestik saja), terminal 2 tempat perpindahan intra dan antarmoda (penerbangan internasional dan Garuda transportasi, yang dilengkapi dengan

Indonesia Airlines penerbangan domestik),

Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal . 181-200 Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal . 181-200

yang akan disebut terminal angkutan untuk kargo domestik dan

Berkelas

Dunia'

Aerotropolis pada Tahun 2014. Terminal 3 kargo internasional.

terlebih dahulu yang akan dikembangkan, Terminal 1 adalah terminal pertama dari

selanjutnya Terminal 1 dan Terminal 2 akan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang

dikembangkan dan diintegrasikan dengan mengoperasikan

dinding hijau dan bandara akan memiliki kecuali Garuda Indonesia karena mereka

penerbangan

domestik

ruang konvensi, pusat perbelanjaan, hotel, mengoperasikan penerbangan domestik di

taman bermain, fasilitas rekreasi dan area Terminal 2. Terminal 1 memiliki 3 sub-

parkir untuk 20.000 kendaraan. Juga akan terminal. Setiap sub-terminal memiliki 25

dengan commuter line gerai lapor masuk, 5 pengambilan bagasi, dan

terintergrasi

(https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara

7 gerbang. Gerbang di Terminal 1 memiliki _Internasional_Soekarno-Hatta). awalan huruf A, B, dan C. Gerbangnya adalah

pertumbuhan lalu lintas A1-A7, B1-B7, dan C1-C7. Saat ini Terminal 1

Rata-rata

pesawat udara luar negeri pada Tahun 2010 memiliki

s.d 2014 mencapai 8,08% pertahun, yang penumpang

terdiri dari penerbangan keberangkatan dikembangkan menjadi 18 juta penumpang

per tahun

dan

akan

tumbuh sebesar 7,90 % pertahun dan per tahun.

penerbangan kedatangan tumbuh sebesar Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal,

Sedangkanlalu lintas masing-masing dilengkapi dengan 25 gerai

pertahun.

pesawat udara dalam negeri rata-rata lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi (8 unit di

pertumbuhannya mencapai 5,59% pertahun, subterminal D dan E), dan 7 gerbang.

terdiri dari penerbangan keberangkatan Gerbang di Terminal 2 memiliki awalan huruf

tumbuh 5,20% pertahun dan penerbangan

D, E, dan F. Gerbangnya adalah D1-D7, E1-E7, kedatangan 5,98% pertahun. dan F1-F7. Saat ini Terminal 2 memiliki

pertumbuhan penumpang kapasitas sebesar 9 juta penumpang per

Rata-rata

pesawat udara luar negeri pada Tahun 2010 tahun dan akan dikembangkan menjadi 19

s.d 2014 mencapai 7,14% pertahun, yang juta penumpang per tahun.

terdiri dari penumpang keberangkatan Terminal 3 mempunyai kapasitas 4 juta

tumbuh sebesar 7,88 % pertahun dan penumpang per tahun, Terminal 3 sekarang

penumpang kedatangan tumbuh sebesar memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 klaim

6,37% pertahun. Sedangkan penumpang bagasi, dan 3 gerbang. Pengembangan

pesawat udara dalam negeri rata-rata Terminal 3 akan dirancang berbentuk 'U'

pertumbuhannya mencapai 6,88% pertahun, dengan kapasitas total 25 juta penumpang

terdiri dari penumpang keberangkatan per tahun.

tumbuh 6,66% pertahun dan penumpang PT Angkasa Pura II akan menghabiskan

kefatangan 7,09% pertahun. Sedangkan dana sekitar Rp11.7 triliun (US$ 1.36juta)

transit mengalami untuk mengubah Bandara Internasional

sebesar -1,59%.

Strategi Pengembangan Pelayanan Publik di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta -

Cengkareng, (Dina Yuliana) 187

ng a p 120000

m 100000

e nu

h P 80000 la

m 60000 Ju 40000

Luar Negeri

Dalam Negeri

Gambar 1. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara Tahun 2010 – 2014 Bandara Internasional Soekarno Hatta (Sumber: PT. Angkasa Pura II (Persero), 2015)

a ng 20000000 p m 15000000

nu e

h P 10000000 la m Ju 5000000

Brkt Dtg

Luar Negeri

Dalam Negeri

Gambar 2. Jumlah Penumpang Pesawat Udara Tahun 2010 – 2014 Bandara Internasional Soekarno Hatta (Sumber: PT. Angkasa Pura II (Persero,2015))

Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal . 181-200

Identifikasi Pengaruh Faktor Internal dan

dan ancaman menurut Kotler (2008).

Eksternal Pengembangan

Pelayanan

Berdasarkan hasil wawancara langsung dan

Publik di Bandara Internasional Soekarno

pengamatan

dilapangan telah dapat

Hatta Cengkareng

diidentifikasi faktor-faktor internal dan Adapun fokus dari penelitian ini adalah

ekternal pengembangan pelayanan publik di analisis SWOT yaitu evaluasi terhadap

Bandara Internasional Soekarno Hatta – keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang

Cengkareng pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Identifikasi Faktor- Faktor Internal dan Eksternal

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan Peluang

1. Bandara Internasional

Soekarno

Hatta 1. Pertumbuhan Angkutan Udara Setiap Tahunnya merupakan bandara internasional terbesar di 2. Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam

Indonesia peningkatan pelayanan publik di bandara

2. Komitmen pimpinan dan staf pengelola untuk 3. Bandara yang sering digunakan transit dan memberikan pelayanan terbaik

transfer penumpang angkutan udara

kelas 4. Munculnya maskapai penerbangan asing masuk internasional.

3. Memiliki orientasi

pelayanan

ke dalam negeri, menambah ramainya pasar

4. Memperoleh penghargaan pelayanan prima

penerbangan Indonesia

Kementerian 5. Kesempatan membuka fasilitas komersial Perhubungan Tahun 2014.

sektor transportasi

dari

(commercial)/ potensi pertumbuhan bisnis dan

5. Penyediaan beragam pelayanan jasa penunjang ekonomi di sekitar bandara bandar udara yang modern dengan ditunjang fasilitas berteknologi tinggi

6. Kerjasama kemitraan dengan unit terkait dalam peningkatan pelayanan publik

Kelemahan Ancaman

1. Jumlah petugas operasional pelayanan di 1. Munculnya Instruksi Menteri Perhubungan bandara yang masih kurang (cleaning service,

tentang Peningkatan Pelayanan Publik di Bandar security)

Udara Seluruh Indonesia

2. Kurang responsif dan informatif dari petugas 2. Kesadaran penumpang yang masih kurang pelayanan bandara dalam mendengarkan

(kebersihan bandara, kepatuhan terhadap rambu keluhan penumpang angkutan udara

dll)

3. Kompleksnya karakteristik tugas setiap unit 3. Masih beroperasinya taksi gelap, calo dan dapat

hubungan industrial.

4. Akses dari dan menuju bandara (Airport Access)

4. Kondisi ruang tunggu penumpang yang masih berupa kemacetan dalam kawasan bandara dan bergaya lama dan belum menerapkan konsep

luar kawasan.

modern

5. Keamanan bandara (Airport Security) yang masih

5. Kapasitas bandara yang sudah tidak memadai

kurang

(over capacity)

6. Kondisi fasilitas pelayanan penumpang di bandara yang sudah tidak memadai.

Faktor Internal

Kekuatan (Strenght)

Dalam analisis SWOT, terdapat analisis Kekuatan adalah suatu kunci bagi internal yaitu suatu analisis lingkungan pada

bertahan didalam suatu perusahaan yang meliputi kekuatan

perusahaan

untuk

persaingan dengan perusahaan lain sehingga (strengths) dan kelemahan (weaknesses).

berdampak pada suatu keunggulan bagi Perusahaan dapat memaksimalkan kekuatan

perusahaan itu sendiri. Dalam pelayanan namun

publik pengelola bandara memiliki kekuatan. meminimalkan kelemahan dengan kekuatan

secara bersamaan juga

dapat

Sebagai salah satu bandara internasional yang ada. Oleh karena itu, pada dasarnya

terbesar di Indonesia, Bandara Internasional faktor-faktor

Soekarno Hatta melayani penerbangan dari dikendalikan oleh perusahaan.

Strategi Pengembangan Pelayanan Publik di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta -

Cengkareng, (Dina Yuliana) 189 Cengkareng, (Dina Yuliana) 189

sudah tidak memadai (over capacity), masih Angkasa

antrian, kebersihan fasilitas pengembangan usaha dalam bidang jasa

Pura

II melakukan

terjadinya

kebisingan, KKOP, kebandarudaraan

bandara,

informasi,

layanan umum, lost properties, ketersediaan pelayanan yang optimal kepada pengguna

dan

peningkatan

bandara, parkir, jasa

moda

transportasi

penumpukan penumpang, papan dan marka pelayanan-pelayanan yang menunjang jasa

bandara melalui

penyelenggaraan

penunjuk arah petugas porter, prosedur kebandarudaraan.

operasional, proses pengambilan bagasi, jasa tersebut

Pelayanan-pelayanan

shuttle bus (khusus di Bandar udara pendaratan, penempatan dan penyimpanan

antara lain:

pelayanan

jasa

Internasional Soekarno-Hatta), ketersediaan pesawat udara (PJP4U), pelayanan jasa

fasilitas troley.

penumpang pesawat

Fasilitas bandara yang sudah tidak pelayanan jasa garbarata, dan pelayanan jasa

udara

(PJP2U),

memadai terdiri dari mengenai fasilitas AC, konter. Selain itu, untuk memaksimalkan

atap, eskalator, tempat duduk, garbarata, pelayanan

kebocoran, kehujanan, beragam pelayanan jasa penunjang bandar

terbaik melalui

kelistrikan, kran air minum, lift, mushola, udara yang modern dengan ditunjang

nursery room, perangkat komputer, sinyal, fasilitas berteknologi tinggi adalah komitmen

smoking room, speaker informasi, timbangan, Angkasa

toilet, waiting room, wifi. kenyamanan bagi pengguna jasa selama

Pura

II untuk

mewujudkan

Informasi mengenai pelayanan bandara berada di lingkungan bandara.

penumpang masih belum Dalam

kepada

sepenuhnya disampaikan secara transparan. bandara mengutamakan pelayanan prima

Petugas pelayanan bandara kurang memiliki dalam menciptakan kenyamanan pengguna

untuk mendengar bandar

kemauan

keluhan/saran/aspirasi dari penumpang. kelengkapan fasilitas yang sesuai kebutuhan

udara serta

mengutamakan

Pelayanan kepada penumpang angkutan pengguna jasa serta kerjasama yang optimal

udara pada umumnya dilakukan melalui dalam peningkatan pelayanan di bandara

proses (birokratis) sehingga menyebabkan dengan pihak terkait, baik dari pemerintahan

penyelesaian pelayanan yang terlalu lama. maupun pihak swasta.

Pada umumnya kesulitan kompetensi sumber daya tidak menjadi kendala berarti,

Kelemahan (Weaknesses)

namun pertumbuhan jumlah penumpang dan Jumlah petugas operasional pelayanan

pesawat yang tidak sebanding dengan bandara yang masih kurang. Petugas di

kapasitas bandara bandara yang ada masih sangat kurang

perkembangan

pengelolaan (manajemen) terutama

memerlukan

bandara yang lebih memerlukan pengelolaan penerbangan.

ekstra dalam mempertahankan tingkat pelayanan terletak jauh dari bandara

kenyamanan pengguna jasa bandara. sehingga menyulitkan bagi mereka yang merlukan pelayanan tersebut (karantina,

Faktor Eksternal

kepolisian, otorita bandara). Unit instansi Analisis eksternal yaitu suatu analisis pelayanan di bandara yang masih kurang

lingkungan pada suatu perusahaan yang responsif dan informatif. Kondisi terminal

(opportunities) dan yang masih bergaya lama dan belum

meliputi

peluang

ancaman (threats). Perusahaan harus lebih menerapkan konsep modern, saat ini sudah

cermat dalam menghadapi lingkungan ini digunakan peralatan yang lengkap namun

dengan mengambil peluang yang ada dan masih belum menggunakan teknologi yang

meminimalkan ancaman yang ada pada paling

mutakhir (masih

memerlukan

perusahaan. Karena pada dasaranya faktor-

Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal . 181-200 Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal . 181-200

tidaklah dianjurkan karena keselamatan tidak terjamin. Tetapi kebanyakan terdapat

Peluang (Opportunities)

taksi gelap yang menawarkan tarif belasan Bandara Internasional Soekarno Hatta

bahkan puluhan kali lipat lebih mahal merupakan

dibandingkan dengan taksi resmi. Calo tiket peningkatan pertumbuhan angkutan udara

juga masih kerap ditemui di area public setiap tahunnya sehingga peluang menjadi

terminal Bandara Internasional Soekarno bandara yang sering digunakan transit dan

Hatta, dengan membeli tiket dari para calo transfer penumpang sangat besar. Menurut

biasanya penumpang dikenakan dengan hrga Airport Council International (ACI), salah satu

tiket yang berkali kali lipat. Para penjual bandara di wilayah Angkasa Pura II, yaitu

dagangan (sales asongan) ini makin marak Bandara Internasional Soekarno

terjadi akhir akhir ini. Modusnya mereka merupakan satu dari 20 bandara tersibuk di

Hatta,

berjualan dengan barang barang yang imitasi dunia sejak Tahun 2010 sampai Tahun 2014.

atau palsu dan dijual dengan harga seperti Pada Tahun 2014, Bandara Internasional

barang aslinya. Karenanya banyak para Soekarno Hatta berada di peringkat 12 dari

penumpang yang tertipu dan merasa sangat

20 bandara tersibuk di dunia melebihi dirugikan. Dengan adanya porter resmi yang aktifitas

seragam, lantas tidak Schiphol Amsterdam (peringkat 14), Bandara

menghalangi munculnya porter porter gelap Changi Singapura (peringkat 16) dan

atau tidak resmi. Memang disini yang paling Bandara JFK New York (peringkat 18).

utama dirugikan adalah pihak dari porter Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah

resmi karena pekerjaannya yang disaingi. memberikan dukungan positif kepada pihak

Tetapi ternyata para penumpang pun juga pengelola

merasa dirugikan karena biasanya porter pelayanan publik di bandara. Sebagai

gelap ini kerap memaksa para penumpang, bandara dengan tingkat pertumbuhan yang

lantas hal ini membuat para penumpang cukup tinggi maka bandara mempunyai

bandara merasa tidak nyaman. kesempatan

Ancaman dari pihak luar juga berasal dari komersial

akses dari dan menuju bandara (airport ketersediaan fasilitas belanja, harga produk,

(commercial)

mengenai

access) berupa kemacetan dalam kawasan media outdoor / indoor, tarif parkir

bandara dan luar kawasan. Keamanan kendaraan, tarif parkir pesawat, tarif PSC.

bandara (airport security) mengenai aksi premanisme, calo, hewan liar, parkir liar,

Ancaman (Threats)

pedagang asongan, pencurian, penipuan, Tingkat kepedulian penumpang yang

perokok di sembarang tempat, petugas masih

aviation security yang masih kurang, kepatuham

kurang (kebersihan

bandara,

pungutan liar, taxi gelap. Ketidakselarasan antara mitra kerja (CIQ)

Analsis SWOT

dengan pengelola bandara. Masih banyak Setelah mengumpulkan semua informasi pihak eksternal yang memanfaatkan bandara

yang berpengaruh terhadap pelayanan sebagai tempat mata pencaharian (taksi

pengguna jasa di Bandara Internasional gelap, calo dan asongan).

Soekarno Hatta, tahap selanjutnya adalah Taksi

memanfaatkan semua informasi tersebut perorangan juga banyak ditemui ketika

gelap yang

dioperasikan

dalam model-model kuantitatif perumusan keluar dari terminal kedatangan baik

strategi. Salah satu modal yang dipakai untuk domestik maupun internasional. Taksi gelap

menyusun faktor-faktor strategi perusahaan ini menawarkan harga yang lebih murah

adalah Matriks SWOT (Rangkuti, 2015). dibanding

dengan taksi resmi,

tetapi

Strategi Pengembangan Pelayanan Publik di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta -

Cengkareng, (Dina Yuliana) 191 Cengkareng, (Dina Yuliana) 191

Analisis SWOT

adalah

identifikasi

strategi yang hasilnya ditunjukkan pada merumuskan strategi peningkatan pelayanan

Tabel 2. IFAS disusun untuk merumuskan penumpang di Bandara Soekarno Hatta.

faktor-faktor strategis internal tersebut Analisis ini didasarkan pada logika yang

dalam kerangka kekuatan (strength) dan dapat memaksimalkan kekuatan (strength)

kelemahan (weakness) perusahaan. dan peluang (opportunities), namun secara

Berdasarkan penentuan bobot faktor- bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

faktor peluang dan ancaman maka dapat (weakness) dan ancaman (threat). Model

dibuat faktor-faktor strategi yang hasilnya yang dipakai pada tahap ini terdiri dari

ditunjukkan pada Tabel 3. EFAS disusun matriks faktor strategi internal dan matriks

untuk merumuskan faktor-faktor strategis faktor

eksternal tersebut dalam kerangka peluang penentuan bobot faktor-faktor kekuatan dan

strategi eksternal.

Berdasarkan

dan ancaman.

Tabel 2. IFAS NO

INTERNAL

KEKUATAN (Strenght)

BOBOT

RATING SKOR

1 Bandara Internasional Soekarno Hatta merupakan

4,00 0,44 bandara internasional terbesar di Indonesia

2 Komitmen pimpinan dan staf pengelola untuk

4,00 0,46 memberikan pelayanan terbaik

3 Memiliki orientasi pelayanan kelas internasional.

4 Memperoleh penghargaan pelayanan prima sektor

3,00 0,29 transportasi dari Kementerian Perhubungan Tahun 2014

5 Penyediaan beragam pelayanan jasa penunjang bandar

4,00 0,22 udara yang modern dengan ditunjang fasilitas berteknologi tinggi

6 Kerjasama kemitraan dengan unit terkait dalam

3,67 0,38 peningkatan pelayanan publik

KELEMAHAN (Weakness)

BOBOT

RATING SKOR

1 Jumlah petugas operasional pelayanan di bandara yang

-3,67 -0,22 masih kurang (cleaning service, security)

-3,67 -0,33 pelayanan bandara dalam mendengarkan keluhan penumpang angkutan udara

2 Kurang responsif dan informatif dari petugas

3 Kompleksnya karakteristik tugas setiap unit dapat

-3,33 -0,27 menimbulkan terjadinya masalah hubungan industrial.

4 Kondisi ruang tunggu penumpang yang masih bergaya

-3,33 -0,25 lama dan belum menerapkan konsep modern

-4,00 -0,22 capacity)

5 Kapasitas bandara yang sudah tidak memadai (over

6 Kondisi fasilitas pelayanan penumpang di bandara

-4,00 -0,22 yang sudah tidak memadai.

Sumber: Hasil Analisis, 2015

faktor kelemahannya yaitu sebesar 0,62 dan

Berdasarkan hasil perhitungan, faktor untuk faktor eksternal peluang juga lebih internal kekuatan yang dimiliki PT. Angkasa

besar dari faktor eksternal ancamannya yaitu Pura

II (persero)

Internasional Soekarno Hatta lebih besar dari

Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal . 181-200

Dari hasil analisis nampak bahwa posisi mendorong untuk mendapatkan peluang- PT. Angkasa Pura II Cabang Bandara

peluang tersebut. Ini merupakan situasi yang Internasional Soekarno Hatta terletak pada

sangat menguntungkan. Strategi yang harus kuadran I yang menunjukkan bahwa PT.

kondisi ini adalah Angkasa Pura II Cabang Bandara Soekarno

diterapkan

dalam

mendukung kebijakan pertumbuhan yang Hatta menghadapi beberapa peluang dan

agresif (growth oriented strategy). mempunyai

Tabel 3. EFAS

NO

EKSTERNAL

PELUANG (Opportunity)

BOBOT

RATING SKOR

1 Meningkatnya Pertumbuhan Angkutan Udara Setiap

4,00 0,59 Tahunnya

2 Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam

4,00 0,42 peningkatan pelayanan publik di bandara

3 Bandara yang sering digunakan transit dan transfer

3,00 0,31 penumpang angkutan udara

4 Munculnya maskapai penerbangan asing masuk ke

3,33 0,35 dalam negeri, menambah ramainya pasar penerbangan Indonesia

3,33 0,35 (commersial)/ potensi pertumbuhan bisnis dan ekonomi di sekitar bandara

5 Kesempatan membuka fasilitas komersial

ANCAMAN (Treath)

BOBOT

RATING SKOR

1 Munculnya Instruksi Menteri Perhubungan tentang

-4,00 -0,54 Peningkatan Pelayanan Publik di Bandar Udara Seluruh Indonesia

2 Kesadaran penumpang yang masih kurang (kebersihan

-3,67 -0,21 bandara, kepatuhan terhadap rambu dll)

3 Masih beroperasinya taksi gelap, calo dan asongan

-3,67 -0,31

4 Akses dari dan menuju bandara (airport access) berupa

-4,00 -0,26 kemacetan dalam kawasan bandara dan luar kawasan

5 Keamanan bandara (airport security) yang masih

-3,67 -0,34 kurang

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Strategi Pengembangan Pelayanan Publik di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta -

Cengkareng, (Dina Yuliana) 193

Gambar 3. Diagram Cartesius Posisi PT. Angkasa Pura II Cabang Bandara Soekarno Hatta

(Sumber: Hasil Analisis, 2015)

Matrik SWOT

menggunakan data yang diperoleh dari tabel Matrik SWOT merupakan matrik yang

faktor strategi internal dan faktor strategi disusun dengan menggunakan variabel-

eksternal PT. Angkasa Pura II Cabang variabel kekuatan, kelemahan, peluang, dan

Bandara Internasional Soekarno Hatta. ancaman yang diidentifikasi dalam faktor-

Berdasarkan analisis menggunakan model faktor strategis internal dan faktor strategi

Matrik SWOT maka dapat dibuat berbagai eksternal. Matrik SWOT ini menggambarkan

alternatif strategi yang dapat dikembangkan bagaimana peluang dan ancaman dari

PT. Angkasa Pura II Cabang Bandara lingkungan eksternal perusahaan dapat

Internasional Soekarno Hatta di Tabel 4 disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

berikut ini.

yang dimiliki perusahaan. Analisis dengan menggunakan model matrik SWOT ini

Tabel 4. Matrik SWOT Pengembangan Pelayanan Publik di Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng Internal Strategic Factors Analysis Summary

Strengths (S)

Weakness (W)

IFAS 1. Bandara Internasional Soekarno 1. Jumlah

petugas operasional

pelayanan di bandara yang masih

kurang (cleaning service, security)

Indonesia

2. Kurang responsif dan informatif dari petugas pelayanan bandara

pengelola Komitmen pimpinan dan staf untuk memberikan

pelayanan terbaik

penumpang angkutan udara

3. Memiliki orientasi pelayanan kelas 3. Kompleksnya karakteristik tugas

internasional.

setiap unit dapat menimbulkan

masalah hubungan

dari Kementerian 4. Kondisi ruang tunggu penumpang

EFAS yang masih bergaya lama dan

Perhubungan Tahun 2014.

5. Penyediaan beragam pelayanan

belum menerapkan konsep modern

External Strategic Factor

jasa penunjang bandar udara yang 5. Kapasitas bandara yang sudah tidak

Analysis Summary

modern dengan ditunjang fasilitas

memadai (over capacity)

berteknologi tinggi

6. Kondisi

fasilitas pelayanan

6. Kerjasama kemitraan dengan unit

penumpang di bandara yang sudah

terkait dalam

peningkatan

tidak memadai.

pelayanan publik

Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal . 181-200

Opportunities (O)

Strategi SO

Strategi WO

1. Pertumbuhan Angkutan 1. Strategi memanfaatkan seluruh 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas

Udara Setiap Tahunnya

kekuatan bandara melalui penyediaan

petugas operasional pelayanan di

2. Dukungan pemerintah

teknologi yang canggih dalam

bandara

pusat dan daerah dalam

peningkatan pelayanan penumpang di 2. Meningkatkan kapasitas bandara baik

peningkatan pelayanan

bandara

sisi darat maupun udara

publik di bandara

2. Membuat program-program 3. Menambah fasilitas penunjang

3. Bandara yang sering

kerjasama dengan pihak maskapai

pelayanan penumpang (jasa bandara

digunakan transit dan

penerbangan dan unit terkait dalam

dan jasa kebandarudara) di bandara

transfer penumpang

peningkatan dan penyediaan

4. Meningkatkan pengawasan terhadap

angkutan udara

pelayanan penumpang

pelaksanaan angkutan udara di

4. Munculnya

maskapai 3. Mengembangkan sumber daya bandara

penerbangan asing

internal seperti sistem keuangan yang

masuk ke dalam negeri,

baik dan komitmen pimpinan dan staf

menambah ramainya

pengelola untuk memberikan

pasar penerbangan

pelayanan terbaik.

Indonesia

4. Meningkatkan pendapatan melalui

5. Kesempatan membuka

peningkatan pelayanan terhadap

fasilitas komersial

pasar yang telah dilayani oleh PT

(commerdial)/ Potensi

Angkasa Pura II (Persero)

Pertumbuhan Bisnis dan Ekonomi

di Sekitar Bandara

Threats (T)

Strategi ST

Strategi WT

1. Munculnya

Instruksi 1. Memanfaatkan sarana dan prasarana

1. Meningkatkan kemampuan

Menteri Perhubungan

yang tersedia di bandara

sumberdaya manusia/petugas

tentang

Peningkatan 2. Memaksimalkan tersedianya

operasional dalam perencanaan dan

Pelayanan Publik

di

anggaran pengembangan sumber

manajerial

Bandar Udara Seluruh

daya manusia.

2. Meningkatkan koordinasi antar unit

Indonesia

3. Selektif dalam pemilihan diklat yang

kerja di bandar udara

2. Kesadaran penumpang

akan diikuti

3. Melakukan evaluasi pelaksanaan dan

yang masih

kurang 4. Melaksanakan progran sosialisasi

penerapan pelayanan kepada

(kebersihan bandara,

keamanan dan keselamatan

penumpang (publik services) di

kepatuhan terhadap

penerbangan kepada pengguna jasa

bandara

rambu dll)

angkutan udara di bandara

4. Melaksanakan koordinasi dengan

3. Masih beroperasinya

pihak terkait dalam peningkatan

taksi gelap, calo dan

keamanan dan kenyamanan di sekitar

asongan

bandara

4. Akses dari dan menuju bandara (airport access) berupa

kemacetan dalam kawasan bandara dan luar kawasan.

5. Keamanan bandara (airport security) yang masih kurang

Sumber: Hasil Analisis, 2015 canggih dalam peningkatan pelayanan Berdasarkan Matrik SWOT tersebut,

bandara melalui dapat dijelaskan strategi berikut:

penumpang

di

penerapan IT dalam penunjang pelayanan

1. Strategi SO di bandara. Membuat program-program Merupakan strategi dengan menggunakan

pihak maskapai kekuatan

kerjasama

dengan

penerbangan dan unit terkait dalam memperoleh keuntungan dari peluang

peningkatan dan penyediaan pelayanan yang

penumpang. Mengembangkan sumber memanfaatkan seluruh kekuatan bandara

ada. Strateginya

dengan

daya internal seperti sistem keuangan melalui

Strategi Pengembangan Pelayanan Publik di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta -

Cengkareng, (Dina Yuliana) 195 Cengkareng, (Dina Yuliana) 195

terminal termasuk staf

kawasan

pembangunan gedung atau bangunan pelayanan terbaik. PT. Angkasa Pura II

pengelola untuk

memberikan

terminal baru. Upaya yang dilakukan ini untuk mencapai cita-cita menjadi World

bertujuan supaya dapat menampung Class

jumlah penumpang yang bertambah serta pelayanan berdasarkan standar World

dapat menghadirkan kenyamanan bagi Class Airport, perusahaan akan melakukan

pengguna jasa bandara penambahan dan strategi pertumbuhan secara bertahap

fasilitas bandara yang dengan fokus yang jelas pada setiap

perbaikan

dilakukan oleh perusahaan diantaranya tahapan. Perusahaan menetapkan strategi

adalah penambahan dan perbaikan kursi pertumbuhan usaha (Laporan Tahunan

tunggu penumpang, garbarata, toilet, troli 2014 Annual Report, PT. Angkasa Pura II)

check-in, konter dilakukan

bagasi,

konter

pemeriksaan, fasilitas tempat ibadah berikut:

seperti mushola dan sejumlah fasilitas

a. Market Penetration pendukung lainnya. Pengelola bandara Meningkatkan pendapatan melalui

harus kerjasama dengan pihak lain dalam peningkatan

menambah konter-konter jualan yang pasar yang telah dilayani oleh PT

pelayanan

terhadap

menyediakan berbagai kebutuhan para Angkasa Pura II (Persero) selama ini.

pengguna

jasa

bandara, menjaga

dan keindahan di Mengembangkan pasar baru (new

b. Market Development

kenyamanan

lingkungan bandara, dan memantau market) dengan layanan yang telah

kawasan bandara dan dimiliki oleh PT Angkasa Pura II

kebersihan

melakukan program kebersihan bandara. (Persero) selama ini;

3. Strategi ST

c. Service Development Merupakan strategi dengan menggunakan Mengembangkan layanan baru dengan

kekuatan yang dimiliki untuk menghadapi teknologi terkait layanan PT Angkasa

Dokumen yang terkait

Method of Measuring Equipment Localizer in Airport (Case Study Sam Ratulangi Airport Manado)

0 0 16

The Requirement Estimation of Avtur Station for Aircraft in Indonesia

0 0 9

The Implementasion of Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B in Indonesia

1 4 16

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Evaluasi Jasa Angkutan Udara Pada Masa Mudik Lebaran Tahun 2014 (Studi Kasus: Pelayanan Adi Sumarmo-Solo) The Evaluation of Air Transport Services During The Period of 2014 Eid (Case Study: Solo Adi Sumarmo Airport)

0 0 16

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Tingkat Kelelahan Pilot Indonesia dalam Menerbangkan Pesawat Komersial Rute Pendek The Level of Fatigue of The Indonesia Pilots in Flying The Commercial Aircraft on Short Route

0 2 16

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Angkutan Udara Terhadap Kinerja Penanganan Bagasi pada Maskapai Penerbangan PT.X di Bandara Husein Sastranegara – Bandung Satisfaction Level Measurement of Air Transport User

0 8 16

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Pengaruh Fasilitas Bandar Udara Terhadap Kinerja Ketepatan Waktu Maskapai Penerbangan

2 7 12

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Pengaruh Kepadatan Lalu Lintas Penerbangan Pada Saat Taxi-Out Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pesawat Udara (Studi Kasus: Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta) The Effect of Air Traffic Congestion on Taxi-out Time

0 1 8

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Analisis Kesehatan Kerja Personel di Lingkungan Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya

0 3 14

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Pelayanan Penumpang Angkutan Udara di Terminal 2 Domestik Bandar Udara Juanda Surabaya

0 0 14