SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MITRA KERJA MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA OUTDOOR EVENT ORGANIZER
Halaman-50
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN
MITRA KERJA MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE
PADA OUTDOOR EVENT ORGANIZER
Paryanta
1 , Agung Nugroho
2 STMIK AUB Surakarta
AMAN PENGESAHAN
ABSTRACT
Services company event organizers or better known as the Event Organizer (EO) has been growing rapidly in
line community needs. This development will affect the company's consideration to choose partners who are
offered by a partner because the EO is one of the important part that contributes to the smooth course of an
event that is providing facilities such as for parties, workshops, seminars, exhibitions and so forth. Decision
Support System using Promethee method is a solution to elect a partner in a service company event
organizer. In determining the selection of partners in this system is based on ratings or rankings are taken
from the calculation of each criterion. From the results of these calculations are taken rating of one until
three, to determine the ranking used five criteria.Keywords: selection of partners, promethee, Decision Support System, Event Organizer
I. PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah banyak dimanfaatkan diberbagai bidang. Sistem pendukung keputusan merupakan bagian dari salah satu berkembangnya teknologi informasi saat ini.Banyak instansi pemerintah dan swasta memanfaatkan teknologi ini untuk membantu mempermudah dan mempercepat dalam pengambilan sebuah keputusan.
Dalam pemilihan mitra kerja, perusahaan jasa Event Organizer pada saat mendapatkan tender dalam suatu acara sering mengalami kesulitan dalam memilih mitra kerja yang tepat karena berhubungan biaya yang harus dikeluarkan, peralatan yang dibutuhkan dalam acara tersebut. Serta makin banyaknya permintaan dan jenis pekerjaan Event, seperti permintaan pelanggan yang beragam, jarak tempat tinggal mitra kerja dengan lokasi pekerjaan, harga yang ditawarkan, sistem pembayaran yang digunakan mitra kerja, penyediaan stok barang yang dibutuhkan dan pengalaman mitra kerja dalam melaksanakan pekerjaaan yang sama. Disamping itu seiring dengan bertambahnya jumlah permintaan dari masyarakat dan sering kali mereka memesan suatu acara secara mendadak, mau tidak mau harus bisa melayani dan memberikan jasa pelayanan yang terbaik dalam rentang waktu yang cukup singkat sehingga harus dibutuhkan mitra kerja yang cukup banyak.
Sedangkan dalam pengambilan keputusan pemilihan mitra kerja masih menggunakan cara manual, kadang hanya mempertimbangkan faktor teman dekat ini akan mengakibatkan keputusan yang diambil membutuhkan waktu yang cukup lama dan sering tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut perusahaan Event Organizer harus mulai menggunakan sistem yang lebih tepat dan cepat dalam menentukan pemilihan mitra kerja yang sesuai dengan kapasitas kerja mereka., sehingga mitra kerja dapat menyiapkan peralatan yang sesuai dengan pekerjaan sedang direncanakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Promethee
Menurut Dony Novaliendry (2009) Multi- criteria Decision Making (MCDM) telah menjadi salah satu area riset operasional yang berkembang paling cepat selama dua dekade terakhir.Teori MCDM sendiri dapat dibagi menjadi Multi Objective Decision Making (MODM) dan Multi Attribute Decision Making (MADM). MODM menganalisa subset dari ruang vektor secara berkelanjutan, yang biasanya dibatasi oleh batasan-batasan, dengan mengalokasi semua solusi yang efisien, sebelum menentukan nilai optimum berdasar- kan pada pilihan user (pengguna). Oleh karena itu, MODM memungkinkan untuk digunakan dalam perencanaan operasional, untuk suatu kriteria. Pada saat dua alternatif di semisal pemrograman tujuan. MADM adalah bandingkan, a, b ∈ K, harus dapat ditentukan suatu pendukung pengambilan keputusan perbandingan preferensinya. dengan masukan beberapa atribut/variabel.
Penyampaian intesitas (P) dari preferensi Dalam literature teori keputusan, metode alternatif a terhadap alternatif b sedemikian MADMdigolongkan menurut informasi rupa sehingga : tertentu. Pada dasarnya, metode ini
P (a,b) = 0, berarti tidak ada (indefferent) a. membandingkan dua langkah matematik[1], antara a dan b, atau tidak ada preferensi dari yaitu pengumpulan pertimbangan atau a lebih baik dari b. penilaian dengan melihat tiap kriteria dan
P (a,b) ~ 0, berarti lemah preferensi dari a b. tiap alternatif, dan ranking alternatif menurut lebih baik dari b. aturan-aturan pengumpulan.Di dalam MADM,
c. P (a,b) ~ 1, berarti kuat preferensi dari a
diperhitungkan alternatif Adan T yang harus lebih baik dari b.
d. P (a,b) = 1, berarti mutlak preferensi dari a
dioptimasikan, lebih baik dari b. A := {a ,….a }: 1 T
Dalam metode ini, fungsi preferensi seringkali F := {f 1 ,…f K } menghasilkan nilai fungsi yang berbeda antara Suatu permasalahan pengambilan keputusan dua evaluasi, sehingga : multi kriteria dapat direpresentasikan bentuk P (a,b) = P (f(a)-f(b)). matriks. Matriks pencapaian tujuan atau matriks keputusan D adalah matrix (T x K)
2.1.1.2. Rekomendasi Fungsi Preferensi Untuk Keperluan Aplikasi
yang elemen-elemennya ( ) xtk = fk at Dalam Promethee disajikan enam bentuk menunjukkan evaluasi atau nilai alternatif a t. Promethee adalah suatu metode penentuan fungsi preferensi kriteria. Enam preferensi tersebut adalah sebagai berikut: urutan (prioritas) dalam MCDM.Permasalahan
Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion)
Utama di dalam metode ini adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan.Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Di dalam metode ini, semua parameter yang
Dimana: dinyatakan mempunyai pengaruh nyata H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif menurut pandangan ekonomi [1][2]. Dalam d = selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) } Promethee terdapat enam bentuk fungsi
2.1.1.3. Indeks Preferensi Multikriteria
preferensi kriteria.Meskipun tidak bersifat Indeks preferensi multi kriteria ditentukan mutlak, namun bentuk-bentuk ini cukup baik berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi untuk beberapa kasus. Untuk memberikan preferensi Pi. gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, digunakan fungsi selisih nilai kriteria antara alternatif H (d), dimana hal ini mempunyai hubungan langsung dengan
Ҩ (a, b) merupakan intensitas preferensi
fungsi preferensi P, seperti yang terlihat pada pembuat keputusan yang menyatakan Persamaan (1). bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif
b dengan pertimbangan secara simultan dari keseluruh kriteria. Hal ini dapat disajikan dengan nilai antara nilai 0 dan
1, dengan ketentuan sebagai berikut :
2.1.1. Nilai Hubungan Outranking dalam
a. ( ) 0 , = b a ϕ menunjukkan Promethee
preferensi yang lemah untuk alternatif
2.1.1.1. Dominasi Kriteria
a > alternatif b berdasarkan semua Nilai f merupakan nilai nyata dari suatu kriteria. kriteria : f: K→ R
∈ K, f (a)
b. ( ) 1 , = b a ϕ menunjukkan
Untuk setiap alternatif a preferensi yang kuat untuk alternatif merupakan evaluasi dari alternatif tersebut a > alternatif kriteria Indeks preferensi d nilai hubungan out kriteria dari mas Hubungan ini da grafik nilai outr merupakan alternati kriteria tertent.
2.1.2. Promethee Ran Perhitungan arah prefer berdasarkan nilai indeks a. Leaving flow b.
b.
2
1
2
2
2
3
3
2
2
2 a.
b.
c.
a.
c.
2
d.
e.
enelitian
an gambaran tahapan-tahapan bangan sistem pendukung han rekan kerja pada sebuah vent Organizer dapat dilihat wah ini.
1. Diagram Tahapan embangan Sistem Data Kriteria Penentuan lon Mitra Kerja
langkah dalam perhitungan omethee adalah sebagai
tipe fungsi preferensi dan nsi
ini membandingkan antara adengan alternatifkedua, engurangkan nilai alternatif alternatif kedua, kemudian di erensinya sesuai dengan tipe digunakan. Selanjutnya kedua dengan alternative n di hitung nilai preferensinya pe preferensi yang digunakan, a sampai membandingkan etiga. Berikut ini perhitungan pat di lihat di bawah ini :
ga Barang
) f 1 (A2)
d) = 0
f 1 (A2,A1) d = f 1 (A2) - f 1 (A1) d = 3 - 3 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
) (A1) - f 1 (A3,A1) d = f 1 (A3) - f 1 (A1) d = 3 - 3
1
3
Entering Flow
c.
c. Net Flow Keterangan:
a. ϕ (a, x) = m bahwa alternatif le x.
b. ϕ (x, a) = menunj alternatif x lebih ba c. φ +
(a) = Leaving
menentukan urutan Promethee I yang parsial.
d. φ -
(a) = Entering
menentukan urutan Promethee I yang parsial.
e. φ(a) = Net fl menghasilkan keput urutan dalam m sehingga menghas (Reizha Arsita, 2013
Kriteria N A1 f(1)
3 f(2) 2 f(3) 1 f(4) 2 f(5) 2 tif b berdasarkan semua i ditentukan berdasarkan outranking pada sejumlah asing-masing alternatif. dapat disajikan sebagai outranking, node-nodenya atif berdasarkan penilaian
anking
ferensi dipertimbangkan eks : a.
b.
a. menunjukkan preferensi lebih baik dari alternatif b. nunjukkan preferensi bahwa h baik dari alternatif c. ing flow, digunakan untuk utan prioritas pada proses ng menggunakan urutan
3
d. ng flow, digunakan untuk utan prioritas pada proses ng menggunakan urutan
e. flow, digunakan untuk eputusan akhir penentuan menyelesaikan masalah hasilkan urutan lengkap. , 2013)
III. Metodologi Pene
Untuk memberikan dalam pengemban keputusan pemilihan perusahaan jasa Eve pada gambar dibawa Gambar 1.
Pengem Tabel 1.Data Calon
Adapun langkah-langk dengan metode prom berikut :
3.1. Menentukan tip nilai preferensi
Dalam tahapan ini alternatif pertamade dengan cara meng pertama dengan alte hitung nilai prefere preferensi yang membandingkan k pertamakemudian di sesuai dengan tipe pr begitu seterusnya alternative yang keti selengkapnya dapat di
a. f 1 = Harga B
f 1 (A1,A2) d=f 1 (A1)- f 1 d=3-3 d=0 d ≤0
maka H(d) =
f 1 (A1,A3) d = f 1 (A f 1 (A3) d = 3 - 3 d = 0 Requirement s Analysis Data Recruitme nt
Nilai Bobot A1 A2 A3
3
Design d = 0 Coding Testing and Implemetation Mantenance metode Promethee d ≤ 0
maka H(d) = 0
maka H(d) = 0
d. f 4 = Stok Barang
f 4 (A1,A2) d = f 4 (A1) - f 1 (A2) d = 2 - 3 d = -1 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 4 (A2,A1) d = f 4 (A2) - f 1 (A1) d = 3 - 2 d = 1 d > 0
maka H(d) = 1
f 4 (A1,A3) d = f 4 (A1) – f 3 (A3) d = 2 - 3 d = -1 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 4 (A3,A1) d = f 4 (A3) – f 3 (A1) d = 3 - 2 d = 1 d > 0
maka H(d) = 1
f 4 (A2,A3) d = f 4 (A2) – f 3 (A3) d = 3 - 3 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 4 (A3,A2) d = f 4 (A3) – f 3 (A2) d = 3 - 3 d = 0 d ≤ 0
e. f 5 = Pengalaman yang dimiliki
f 3 (A3,A2) d = f 3 (A3) – f 3 (A2) d = 2 - 2 d = 0 d ≤ 0
f 5 (A1,A2) d = f 5 (A1) - f 1 (A2) d = 2 - 2 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 5 (A2,A1) d = f 5 (A2) - f 1 (A1) d = 2 - 2 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 5 (A1,A3) d = f 5 (A1) - f 1 (A3) d = 2 - 2 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 5 (A3,A1) d = f 5 (A3) - f 1 (A1) d = 2 - 2 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 5 (A2,A3) d = f 5 (A2) - f 1 (A3) d = 2 - 2 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 5 (A3,A2) d = f 5 (A3) - f 1 (A2) d = 2 - 2 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
maka H(d) = 0
maka H(d) = 0
d ≤ 0
f 2 (A3,A1) d = f 2 (A3) - f 1 (A1) d = 2 - 2 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 1 (A2,A3) d = f 1 (A2) - f 1 (A3) d = 3 - 3 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 1 (A3,A2) d = f 1 (A3) - f 1 (A2) d = 3 - 3 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
b. f 2 = Tempat Tinggal
f 2 (A1,A2) d = f 2 (A1) - f 1 (A2) d = 1 d > 0
maka H(d) = 1
f 2 (A2,A1) d = f 2 (A2) - f 1 (A1) d = -1 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 2 (A1,A3) d = f 2 (A1) - f 1 (A3) d = 2 - 2 d = 0 d ≤ 0
maka H(d) = 0
maka H(d) = 0
f 3 (A2,A3) d = f 3 (A2) – f 3 (A3) d = 2 - 2 d = 0 d ≤ 0
f 2 (A2,A3) d = f 2 (A2) - f 1 (A3) d = 1 - 2 d = -1 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 2 (A3,A2) d = f 2 (A3) - f 1 (A2) d = 2 - 1 d = 1 d > 0
maka H(d) = 1
c. f 3 = Sistem Pembayaran
f 3 (A1,A2) d = f 3 (A1) - f 1 (A2) d = 1 - 2 d = -1 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 3 (A2,A1) d = f 3 (A2) - f 1 (A1) d = 2 - 1 d = 1 d > 0
maka H(d) = 1
f 3 (A1,A3) d = f 3 (A1) – f 3 (A3) d = 1 - 2 d = -1 d ≤ 0
maka H(d) = 0
f 3 (A3,A1) d = f 3 (A3) – f 3 (A1) d = 2 - 1 d = 1 d > 0
maka H(d) = 1
Berdasarkan hasil perhitungan nilai preferensi, maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Hasil Perhitungan Nilai Preferensi f(1) A1 A2 A3
( )
( )
(0,4000+0) = (0,4000) = 0,2000
A3 =
( )
(0,4000+0,2000) = (0,6000) = 0,3000
b. Perhitungan nilai indeks enteringflow
A1 =
(0,4000+0,4000) = (0,8000) = 0,4000
(0,2000+0) = (0,2000) =0,1000
A2 =
( )
(0,2000+0,2000) = (0,4000) = 0,2000
A3 =
( )
(0+0) = (0) = 0
c. Perhitungan nilai indeks net flow
A1 = 0,1000 – 0,4000 = - 0,3000 A2 = 0,2000 – 0,2000 = 0 A3 = 0,3000 – 0 = 0,3000
A2 =
( )
A1 A2 A3 f(2) A1 A2 A3
1 f(4) A1 A2 A3 A1 A2
a. Perhitungan nilai indeks leaving flow
A2 0,4000 A3 0,4000 0,2000 e. Perhitungan arah preferensi dipertim- bangkan berdasarkan nilai indeks leaving flow, enteringflow dan net flow
Tabel 3. Indeks Perhitungan Preferensi Multikriteria A1 A2 A3 A1 0,2000
= = 0,2000 Hasil dari perhitungan di atas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini
= = 0 (A3,A2) = (0+1+0+0+0)
A1
1 A2 A3
1 A1 A2 A3 A1 A2
A1 =
1 A3
1 f(5) A1 A2 A3 A1 A2 A3
1 A3
d. Perhitungan indeks preferensi multikriteria
Perhitungan indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan nilai hubungan outranking pada sejumlah kriteria dari masing-masing alternatif. Hubungan ini dapat disajikan sebagai grafik nilai outranking, node-nodenya merupakan alternatif berdasarkan penilaian kriteria tertentu. Berikut ini langkah menghitung indeks preferensi multikriteria: (A1,A2) = (0+1+0+0+0)
= = 0,4000 (A1,A3) = (0+0+0+0+0)
= = 0 (A3,A1) = (0+0+1+1+0)
= = 0,4000 (A2,A3) = (0+0+0+0+0)
= = 0,2000 (A2,A1) = (0+0+1+1+0) Tabel 4. Hasil Perhitungan menggunakan
3.2.2. Class Diagram
metode Promethee namamitra : String idmitra : String MitraKerja kriteria : String idkriteria : String Kriteria
Leaving Entering alamat : String telp : String tambah() Bobot Alternatif Net Flow Rangking edit() 1 1 idbobot : String
Flow Flow edit() hapus() tambah() 0..1 0..1 hapus() 1 1 nilaibobot : Integer 1 1 kategori : String Mesin
A1 0,1000 0,4000 -0,3000
3 0..* 0..* stok : String Pekerjaan edit() 1 1 nama : String tambah() hapus() jenis : String A2 0,2000 0,2000 2 idpekerjaan : String nama : String spbyrn : String Tenda jpekerjaan : String lokasi : String A3 0,3000 0,3000 1 jenis : String harga : Integer ukuran : String pnglmn : String stok : Integer spbyrn : String edit() harga : Integer hapus() lokasi : String Katering tambah() hapus() tambah() edit() paket : String jenis : String
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pnglmn : String tambah() Dekorasi Partisi Mebelair spbyrn : String lokasi : String stok : String dengan menggunakan metode Promethee , edit() hapus() jenis : String jenis : String lokasi : String lokasi : String stok : String stok : String stok : String jenis : String nama : String harga : Integer pngllmn : String dapat dilihat pada tabel diatas bahwa yang harga : Integer harga : Integer spbyrn : String spbyrn : String pnglmn : String pnglmn : String harga : Integer spbyrn : String edit() lokasi : String tambah() hapus() mempunyai nilai Net Flow terbesar adalah A3 edit() edit() tambah() tambah() tambah() pnglmn : String dan menduduki rangking 1 maka calon mitra hapus() hapus() edit() kerja dari alternative A3, layak diterima sebagai mitra kerja. Jika nilai alternative
Gambar 3. Perancangan Class Diagram
mempunyai nilai minus, itu berarti nilai
3.2.3 Activity Diagram Entering Flow lebih tinggi dari nilai Leaving Flow. jenis Pekerjaan Menentukan
3.2. PerancanganSistem Pendukung Keputusan
Lokasi Event Menentukan
Pada tahap desain atau perancangan sistem ini yaitu melakukan perancangan terkait dengan Memasukkan Calon Mitra Kerja sistem yaitu perancangan alur sistemdengan Memasukkan Melakukan Proses perhitungan menggunakan UML, perancangan antar muka, Nilai Kriteria perancangan interface.Berikut ini tahapan- Memasukkan Menghasilkan Keputusan tahapan dalam perancangan sistem Nilai Bobot diterima atau ditolak menggunakan UML.
3.2.1. Use Case Diagram
Gambar 4. PerancanganActivity Diagram
3.2.4. Sequence Diagram
a. Sequence Diagram Menentukan Jenis Pekerjaan dan Lokasi Pekerjaan
Gambar 2. Model Use-case Diagram Gambar 5. Sequence Diagram
b. Sequence Diagram Proses Menentukan Pemilihan Mitra Kerja
Gambar 9. Tampilan Form Lokasi Event
d. Tampilan Form Penentuan Mitra Kerja
Gambar 6. Proses Menentukan Mitra Kerja
IV. HASIL IMPLEMENTASI SISTEM
a. Tampilan Form Menu Utama
Gambar 10. Tampilan Form Penentuan Mitra Kerja
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam pemilihan mitra kerja pada salah satu perusahaan event organizer dengan menggunakan alat bantu yaitu sebuah sistem yang didalam proses penentuan mitra kerjanya dengan
Gambar 7. Tampilan Form Menu Utama menggunakan metode Promethee , dapat disumpulkan sebagai berikut:
b. Tampilan Form Mitra Kerja
1. Berdasarkan hasil analisa perhitungan studi kasus dalam pemilihan mitra kerja pada sebuah pekerjaan event organizer, yang dihitung secara manual menggunakan metode Promethee terlihat bahwa hasil perhitungan tersebut dinilai tepat dalam pemilihan mitra kerja. Terlihat bahwa hasil perhitungan nilai indek Net Flow yang tertinggi 0,3000. Jadi calon mitra yang berhak mendapatkan pekerjaan adalah alternatif
Gambar 8. Tampilan Form Mitra Kerja tiga (A3).
2. Dari hasil perancangan sistem yang telah
c. Tampilan Form Mitra Kerja dikerjakan dengan menggunakan model UML, terbukti bahwa model ini sangat mudah dalam merancang, sederhana, dan hasilnya mudah dimengerti oleh owner maupun programmer. ini bisa digunakan sebagai referensi untuk para peneliti lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Alexander Setiawan, A. N. (t.thn.). Sistem Pendukung Keputusan pada Supplier Furniture mengguakan model PROMETHEE.
Hanna, A. R. (1997). Application of neural networks to owner-contractor prequalification. Conference Proceedings Artificial Neural Networks for Civil Enginee. Hasibuan, A. P. (t.thn.). Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode
Promethee . Dipetik 12 03, 2013, dari http://arifsyahputrahasibuans90.wordpres s.com Novaliendry, D. (2009). Aplikasi Penggunaan Metode Promethee Dalam Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Media Promosi.KURSOR. Reizha Arsita. (2013). Sistem Pendukung Keputusan Penerima Jamkesmas Dengan
Metode Promthee. Pelita Informatika Budi Darma. Volume : IV, Nomor: 2, 107-109. Squarefightstar. (2011, 02 23). Dipetik 03 26, 2014, dari http://squarefightstar.wordpress.com: http://squarefightstar.wordpress.com/apa- itu-event-organizer Suprapto, H. (2003). Decision Support System evaluasi teknik pada Prakualifikasi kontraktor.
Halaman-50