Evaluasi Penerapan E-government Di Pemerintah Kota Batu Menggunakan Kerangka Kerja Pemeringkatan E-government Indonesia (PeGI)

  

Vol. 2, No. 12, Desember 2018, hlm. 5977-5982 http://j-ptiik.ub.ac.id

Evaluasi Penerapan E-government Di Pemerintah Kota Batu Menggunakan

Kerangka Kerja Pemeringkatan E-government Indonesia (PeGI)

1 2 3 Ridho Fadhlurrahman , Mochammad Chandra Saputra , Admaja Dwi Herlambang

  Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 3 Email: frahman.ridho@gmail.com, herlambang@ub.ac.id

  

Abstrak

  Pengembangan e-government merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah untuk menciptakan lingkungan birokrasi yang terbuka, bersih dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi. Komitmen pengembangan e-government dijelaskan dalam Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-government. Sebagai bagian dari instansi pemerintah di Indonesia, Pemerintah Kota Batu juga mulai menerapkan e-government untuk memaksimalkan kinerja pemerintahannya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai penerapan e-

  

government di lingkungan Pemerintah Kota Batu dengan melakukan studi kasus di Dinas Kominfo,

  Bapelitbangda dan Dinas Pertanian Kota Batu. Penilaian dilakukan menggunakan kerangka kerja Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) yang fokus pada dimensi kebijakan dan dimensi perencanaan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner, wawancara, dan observasi. Berdasarkan hasil analisis, penerapan e-

  

government pada dimensi kebijakan di Dinas Kominfo berada pada kategori baik, Bapelitbangda berada

  pada kategori sangat kurang dan Dinas Pertanian berada pada kategori sangat kurang. Sedangkan pada dimensi perencanaan, Dinas Kominfo berada pada kategori kurang, Bapelitbangda berada pada kategori kurang dan Dinas Pertanian berada pada kategori kurang Dari hasil penelitian tersebut kemudian disusun rekomendasi perbaikan layanan e-government untuk mencapai kondisi pelaksanaan dengan kategori sangat baik berdasarkan kerangka kerja PeGI.

  Kata kunci: e-government, PeGI, pemanfaatan TIK

Abstract

The development of e-government is one form of government efforts to create an open, clean and

accountable bureaucracy by utilizing information technology. Commitment on e-government

development is stated in Presidential Instruction No. 3 of 2003 on National Policy and Strategy of E-

government Development. As part of government agencies in Indonesia, Batu City Government began

implementing e-government to maximize the performance of its government. This study aims to assess

the application of e-government in the Batu City Government by studying three Batu City Government

division, which are Communications and Informatics Service, Regional Development Planning,

Research and Development Agency and Agricultural Service. The Assessment was conducted by using

the Indonesia e-Government Ranking Framework (PeGI) which focuses on policy dimensions and

planning dimensions. The research methodology used is qualitative descriptive by using questionnaire

for data collection, interview, and observation. Based on the results, it was found that the

implementation of e-government in the policy dimension in Communications and Informatics Service is

in the good category, Regional Development Planning, Research and Development Agency is in very

less category and the Agricultural Service is in very less category. While in the planning dimension, the

Communications and Informatics Service is in the less category, Regional Development Planning,

Research and Development Agency is in the less category and the Agricultural Service is in the less

category. From the results of the study then prepared recommendations for improvement of e-

government services to achieve conditions of implementation with very good category based on the PeGI

framework.

  Keywords: e-government, PeGI, IT governance Fakultas Ilmu Komputer

1. PENDAHULUAN

  government yang baik akan menunjang

  pemanfaatan TIK dalam memperbaiki kinerja pemerintahan menjadi lebih mudah diakses, efektif dan bertanggung jawab, termasuk untuk menyediakan akses yang lebih baik untuk informasi pemerintahan, melibatkan partisipasi penduduk sipil melalui interaksi dengan pemangku jabatan di pemerintah, membuat pemerintah lebih bertanggung jawab dengan membuat kebijakan yang lebih transparan dan mengurangi peluang korupsi serta mengembangkan potensi wilayah pedesaaan dan

  Developing Country, e-government merupakan

  Dijelaskan oleh Bruno Lanvin (2002) dalam bukunya The E-government Handbook for

  government di Kota Batu.

  Penilaian dilakukan menggunakan kerangka kerja Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) yang keluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (KEMKOMINFO). Kerangka kerja ini dipilih karena kerangka kerja ini digunakan oleh pemerintah untuk menilai bagaimana penerapan e-government di lembaga pemerintah Indonesia telah dilakukan. Hasil penilaian digunakan untuk mengetahui capaian dan kelemahan dalam mengimplementasikan e-

  pencapaian visi tersebut dan Bapelitbangda dipilih karena Badan ini bertugas dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah, termasuk perencanaan penerapan e-government di Kota Batu.

  E-government merupakan penerapan

  serangkaian proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memungkinkan kelancaran informasi lintas program dan sektor pemerintah, tujuannya agar pemerintah menjadi lebih tanggap dalam memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat (Rubel, 2013). Kesuksesan penerapan e-government membutuhkan perubahan yang fundamental mulai dari cara kerja pemerintahan sampai bagaimana pelayanan pemerintah terhadap masyarakat.

  e-government dalam lingkup Struktur organisasi

  Untuk mengetahui sejauh mana penerapan

  Pemerintah Kota Batu, sebagai bagian dari instansi pemerintahan Indonesia mulai melaksanakan perbaikan terhadap kinerja pemerintahannya sejalan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yaitu menata ulang, mengubah, memperbaiki dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih efisien, efektif dan produktif. Namun, pada pengukuran Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi (SAKIP), selama 2 tahun (2016-2017) berturut turut Kota Batu menempati peringkat terakhir dari 38 kota di Provinsi Jawa Timur, pengukuran ini menunjukkan bahwa pencapaian kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Batu belum berjalan maksimal akibat koordinasi antara elemen pemerintah yang lemah, ketidak sesuaian agenda agenda dinas daerah dengan RPJMD yang telah disusun dan penataan anggaran pemerintah yang tidak detail. Hal ini mendorong pemerintah Kota Batu untuk segera memperbaiki proses kerja pemerintahannya, salah satunya dengan memaksimalkan penerapan e-government di setiap SOPD di Kota Batu. Dengan harapan, penerapan e-government dapat memperbaiki kinerja pemerintah menjadi efektif, efisien dan produktif secara menyeluruh.

  government di lingkungan pemerintahannya.

  setiap instansi pemerintah di Indonesia mulai merancang dan merencanakan strategi e-

  E-government , dimana presiden mendorong agar

  Penerapan e-government adalah upaya pemerintah untuk mengadakan lingkungan birokrasi yang terbuka, bersih dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi. Inisiatif pelaksanaan e-government oleh pemerintah dimulai dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika), yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintahan menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan fungsi pemerintahannya. Kemudian, pada tahun 2003, dikeluarkan Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan

  perangkat daerah (SOPD) di Kota Batu, diperlukan penilaian dan analisis bagaimana penerapan teknologi informasi telah dilakukan. Penilaian dilakukan pada Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinas kominfo) Kota Batu, Bapelitbangda Kota Batu dan Dinas Pertanian Kota Batu. Dinas Kominfo dipilih karena dinas ini sudah seharusnya menjadi leader section dalam penerapan smart city bagi dinas dinas lain di Kota Batu. Sedangkan Dinas Pertanian dipilih karena sesuai dengan visi dan misi Kota Batu untuk memajukan sektor pertanian sebagai sentra pariwisata internasional, tentunya e- masyarakat tradisional yang kurang terlayani. kerja PeGI yaitu kelembagaan, kebijakan, perencanaan, aplikasi dan infrastruktur dan 35 Dalam Intruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 sub dimensi. Penelitian ini akan membahas tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional penilaian pada dimensi kebijakan dan dimensi Pengembangan , disebutkan

  E-government

  perencanaan. Keseluruhan dimensi dan sub bahwa pengembangan e-government merupakan dimensi pada dimensi kebijakan dan upaya untuk menyelenggarakan pemerintahan perencanaan disusun dalam Tabel 1 (Romayah berbasis elektronik dan meningkatkan pelayanan dkk, 2014). publik agar efektif dan efisien.

  Tabel 1 Sub Dimensi pada Dimensi Kebijakan dan Kajian Pustaka

  Perencanaan

  Penelitian untuk menilai penerapan e-

  Dimensi Sub Dimensi government menggunakan kerangka kerja PeGI

  Manajemen/Proses Kebijakan

  di suatu instansi pernah dilakukan oleh Alusi dan

  TIK

  Sensuse (2013). Dalam penelitian tersebut,

  Visi dan Misi TIK

  peneliti menyusun strategi penerapan e-

  Strategi Penerapan Kebijakan government untuk Lembaga Penerbangan dan

  Antariksa Nasional (LAPAN). Dari hasil

  Pedoman Kebijakan

  penilaian, didapat nilai penerapan e-government

  Peraturan di LAPAN adalah 1,88 yang berarti “kurang”. Keputusan Instansi

  Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, disusun

  Skala Prioritas TIK

  strategi implementasi e-government di LAPAN

  Evaluasi/Manajemen Risiko TIK

  untuk bisa diterapkan selanjutnya. Strategi ini disusun berdasarkan 5 dimensi yang terdapat di Pengorganisasian/Fungsi kerangka kerja PeGI.

  Sistem Perencanaan Perencanaan

  Razak (2013) melakukan penilaian

  Dokumentasi Master Plan

  penerapan e-government pada Kementerian

  Implementasi Master Plan

  Pertanian RI. Hasil dari penilaian didapatkan

  Anggaran/ Pembiayaan

  bahwa nilai penerapan e-government di Kementerian Pertanian RI adalah 2,63 yang 2.

   METODOLOGI

  berarti “Baik”. Dari penilaian tersebut, peneliti menyusun strategi penerapan e-government untuk Kementerian Pertanian RI untuk setiap

  Mulai

  sub dimensi dari setiap dimensi yang ada di dalam PeGI.

  Studi literatur Pemeringkatan e-government Indonesia

  Pemeringkatan e-government Indonesia

  Validasi kuisioner PeGI

  (PeGI) sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (KEMKOMINFO) untuk mengetahui

  Pengumpulan data (penyebaran kuisioner,

  peta kondisi pemanfaatan teknologi informasi

  wawancara, observasi, pengolahan data)

  dan komunikasi di lembaga-lembaga pemerintah di Indonesia. Dengan harapan, meningkatnya

  Analisis penerapan e-government

  implementasi TIK di lembaga pemerintah diseluruh Indonesia. PeGI bertujuan untuk menyediakan acuan bagi pengembangan dan Menyusun rekomendasi pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah, memberikan dorongan bagi peningkatan

  Kesimpulan

  pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah melalui evaluasi yang utuh, seimbang dan obyektif dan mendapatkan peta kondisi

  Selesai

  pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah secara nasional. Terdapat 5 dimensi pengukuran

  Gambar 1 Diagram Alir Penelitian

  penerapan e-government di dalam kerangka

  Alur penelitian disajikan dalam Gambar 1 . Penelitian dimulai dengan melakukan studi literatur untuk memperdalam wawasan mengenai e-government, seperti sejauh mana penerapan e-government telah dilakukan di Indonesia dan bagaimana penerapan

  Dimensi Perencanaan Gambar 3 Hasil Penilaian Dimensi Perencanaan

  3

  2

  1

  4 Dinas Kominfo Bapelitbangda Dinas Pertanian

  3

  2

  1

  Dari hasil penilaian menggunakan kerangka kerja PeGI untuk dimensi kebijakan, Dinas

  Dimensi Kebijakan

  Penerapan e-government di Dinas Kominfo, Bapelitbangda dan Dinas Pertanian untuk dimensi kebijakan dan perencanaan dibahas sebagai berikut.

  4. PEMBAHASAN

  Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada dimensi perencanaan, Dinas Kominfo berada pada kategori kurang. Penilaian untuk Bapelitbangda berada pada kategori kurang dan pada Dinas Pertanian berada pada kategori kurang.

  Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada dimensi kebijakan, Dinas Kominfo mendapatkan nilai pada kategori baik. Penilaian untuk Bapelitbangda berada pada kategori sangat kurang dan pada Dinas Pertanian berada pada kategori sangat kurang.

  e- government

  Gambar 2 Hasil Penilaian Dimensi Kebijakan Dimensi Kebijakan

  Hasil penilaian setiap SOPD disajikan dalam gambar berikut.

  3. HASIL

  PeGI untuk mendapatkan nilai penerapan e- government di kategori sangat baik.

  government disusun berdasarkan kerangka kerja

  Berdasarkan hasil penilaian, kemudian disusun rekomendasi perbaikan e-government di lingkungan Dinas Kominfo, Balitbangda dan Dinas Pertanian pada dimensi kebijakan dan perencanaan. Rekomendasi perbaikan layanan e-

  Setelah kuisioner dibagikan kepada narasumber pada setiap SOPD yang diteliti di Pemerintah Kota Batu, kemudian dilakukan analisis dan pengolahan data. Proses analisis dari hasil kuisioner dilakukan berdasarkan pedoman penilaian yang ada didalam PeGI dengan nilai antara 1-4.

  Kurang < 1,60 dan ≥ 1,00 Sangat Kurang

  ≤ 4,00 dan ≥ 3,60 Sangat Baik < 3,60 dan ≥ 2,60 Baik < 2,60 dan ≥ 1,60

  Tabel 2 Kategori Penilaian dalam PeGI Nilai Keterangan

  Setiap pertanyaan dalam kuisioner PeGI memiliki bobot penilaian yang sama dalam skala 1-4, karena setiap pertanyaan saling mendukung satu sama lain. Kelompok hasil penilaian di tampilkan pada Tabel 2.

  Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data menggunakan kusioner PeGI yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika. Narasumber dipilih menggunakan teknik purposive sampling dimana kuisioner diberikan kepada orang orang yang dianggap tahu dan memahami tata kerja dan pelaksanaan e-government di lingkungan kerjanya. Validasi kuisioner dilakukan untuk menguji keterbacaan setiap pertanyaan dalam kuisioner PeGI.

  di Pemerintah Kota Batu, produk- produk hukum yang berlaku yang berkaitan dengan e-government, kondisi pemerintahan Kota Batu, penerapan teknologi informasi dalam pemerintahan Kota Batu dan sebagainya. Studi literatur juga dilakukan untuk mendalami kerangka kerja PeGI yang digunakan dalam penelitian ini.

  4 Dinas Kominfo Bapelitbangda Dinas Pertanian Kominfo berada pada kategori nilai kurang, sedangkan Balitbangda berada pada kategori nilai sangat kurang dan Dinas Pertanian berada pada kategori nilai kurang. Dinas Kominfo sudah memiliki kebijakan penerapan

  e- government dalam mendukung proses bisnis

   Menyusun dokumentasi master plan dengan unsur unsur yang terdapat di dalam PeGI.

  Untuk melakukan perbaikan atas kualitas layanan e-government di SOPD yang diteliti, disusun rekomendasi perbaikan berdasarkan kerangka kerja PeGI untuk mendapatkan nilai di kategori sangat baik, yang telah dijabarkan dalam Bab Rekomendasi.

  Bapelitbangda berada pada kategori sangat kurang. dan Dinas Pertanian berada pada kategori sangat kurang. Sedangkan untuk dimensi perencanaan, Dinas Kominfo berada pada kategori kurang. Bapelitbangda berada pada kategori kurang. dan Dinas Pertanian berada pada kategori kurang.

  government untuk dimensi kebijakan, Dinas Kominfo berada pada kategori baik.

  Daerah (SOPD) Kota Batu yaitu Dinas Kominfo, Bapelitbangda dan Dinas Pertanian menggunakan kerangka kerja PeGI, didapatkan simpulan bahwa hasil penilaian penerapan e-

  e- government di 3 Struktur Organisasi Perangkat

  Dari hasil penilaian penerapan

  6. KESIMPULAN

   Menyusun rencana kerja sebagai tindak lanjut master plan dengan rencana kerja yang detil dan terdokumentasi dengan evaluasi yang dilakukan secara periodik.

   Melakukan koordinasi dengan seluruh SOPD dalam menyusun kebutuhan dan pengembangan TIK di Pemerintah Kota Batu.

  Pemerintah Kota Batu, yang tertuang didalam Perwali No.78 Tahun 2018, yang didukung dengan adanya strategi penerapan, keputusan instansi, peraturan dan skala prioritas. Namun, belum ada Rencana Induk yang berisi strategi penerapan TIK secara menyeluruh. Pada Dinas Pertanian, belum ada penerapan kebijakan TIK yang baku dan diterapkan secara mandiri, kebijakan TIK saat ini hanya mengikuti arahan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Dinas Kominfo atau institusi lain yang berhubungan secara vertikal dengan Dinas Pertanian, contohnya Kementerian Pertanian. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, penerapan kebijakan di Balitbangda Kota Batu condong bersifat vertikal, dimana permintaan pembuatan kebijakan dapat berubah sewaktu waktu, sehingga penerapan kebijakan belum bisa berjalan dengan konsisten.

   Melakukan kegiatan perencanaan TIK dengan melibatkan seluruh stake holder, dengan evaluasi yang dilakukan secara periodik.

   Melaksanakan evaluasi penerapan TIK secara berkala dan terstruktur. Rekomedasi yang diusulkan dalam lingkup dimensi perencanaan adalah:

   Menyusun strategi penerapan TIK secara menyeluruh bersama seluruh SOPD dan mengeluarkan Rencana Induk TIK agar pelaksanaan penerapan TIK tidak lagi sendiri sendiri dan lebih terintegrasi di seluruh unit pemerintah.

   Memperbaharui visi misi agar penerapan TIK menjadi prioritas dan menjadikan visi misi sebagai acuan dalam penerapan TIK.

   Menyusun mekanisme kebijakan yang baku dengan strategi yang jelas dan dilaksanakan dengan baik dan konsisten.

  Rekomendasi yang diusulkan dalam lingkup dimensi kebijakan adalah:

  Untuk penilaian pada dimensi perencanaan, Dinas Kominfo berada pada kategori nilai baik. Balitbangda berada pada kategori nilai kurang dan Dinas Pertanian berada pada kategori nilai kurang. Secara keseluruhan Dinas Kominfo telah memiliki perencanaan TIK yang baik, yang dapat dilihat dalam Perwali no.78 tahun 2016 tentang Master Plan Batu Smart City, namun dalam pelaksanaannya, masih banyak hal yang perlu dibenahi, seperti belum adanya Rencana Induk TIK. Hal yang perlu menjadi perhatian terutama bagi Pemerintah Kota Batu adalah belum adanya Rencana Induk TIK, walaupun Master Plan Batu Smart City sudah dijalankan. Rencana Induk TIK perlu disusun agar pengelolaan dan penerapan TIK dapat dilakukan secara menyeluruh di seluruh SOPD Kota Batu. Tanpa adanya Rencana Induk TIK, pengembangan penerapan TIK di lingkungan pemerintah cenderung berjalan sendiri sendiri dan tidak terintegrasi akibat kurangnya koordinasi pengembangan TIK antar satuan kerja.

  Dimensi Perencanaan

5. REKOMENDASI

  Creating More Effective Information 7.

   DAFTAR PUSTAKA and Services. IDC Gov. Insights, 2013.

  Aji, Ari Punka. 2017. Perwali Nomor 63 Tahun 2017 Sebagai Evaluator Sakip. [online], tersedia di: [Diakses pada

  5 Juni 2018] Alusi, Fahmi & Sensuse, D.I. 2014, Penyusunan

  Strategi E-government Berbasis Kerangka Kerja Pemeringkatan E-

  government Indonesia (Pegi) Di

  Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional. Journal of Information Systems. Volume 10, Issue 1, April 2014. Universitas Indonesia. Depok.

  Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi. 2011.

  Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi No. 11 Tahun 2011 tentang Indikator Keberhasilan Reformasi Birokrasi. Jakarta.

  Lanvin, Bruno. 2002. The E-government Handbook for Developing Countries.

  The World Bank. Presiden Republik Indonesia. 2001. Instruksi

  Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001 Tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika). Jakarta.

  Presiden Republik Indonesia. 2003. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E- government . Instruksi Presiden. Jakarta.

  Razak, Armilawaty. 2013. Strategi Pengembangan E-government Menggunakan Kerangka Kerja Pemeringkatan E-government Indonesia (PeGI): Studi Kasus Kementerian Pertanian Indonesia. Tesis. Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Indonesia.

  Depok. Romayah, S., Suroso, A.I. & Ramadhan, A.

  2014, Evaluasi Implementasi Egovernment di Instansi XYZ. Jurnal Aplikasi Manajemen. Tersedia di http://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/ article/view/711/686 [Diakses pada 4 Juni 2018]

  Rubel, Thom. 2013. Smart Government: