Hal penting dalam perubahan sosiologi kesehatan

  Elistia, SE, MM 1 Sosiologi

   Sosiologi terdiri dari kata socius : masyarakat dan logos : ilmu

   Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, perilaku sosial manusia (perilaku kelompok, interaksi kelompok & menganalisis pengaruh kegiatan kelompok pada anggotanya)

   Sosiologi : pengetahuan tentang hubungan sosial manusia & produk dr hubungan tersebut Elistia, SE, MM 2 Sosiologi Kesehatan

   Sosiologi kesehatan adalah studi tentang perawatan kesehatan sebagai suatu sistem yang telah terlembaga dalam masyarakat, kesehatan (health) dan kondisi rasa sakit (illness) hubungannya dengan faktor-faktor sosial ( Ruderman : 1981).

   Menurut ASA ( American Sociological Association; 1986) Sosiologi kesehatan : merupakan sub bidang yang mengaplikasikan perspektif, konsep-konsep dan teori-teori serta metodologi di bidang sosiologi untuk melakukan kajian terhadap fenomena yang berkaitan dengan penyakit dan kesehatan manusia.

   Sosiologi kesehatan diartikan pula sebagai bidang ilmu yang menempatkan permasalahan penyakit dan kesehatan dalam konteks sosio kultural dan perilaku.

   Termasuk dalam kajian bidang ini antara lain; perilaku atau tindakan yang diambil oleh individu dalam upaya menjaga atau meningkatkan serta menanggulangi keluhan sakit, penyakit dan cacat tubuh; kepercayaan/ keyakinan berkaitan dengan kesehatan, penyakit, cacat tubuh, dan organisasi serta penyedia perawatan kesehatan; nilai-nilai budaya dan masyarakat kaitannya dengan kesehatan, keluhan sakit dan kecacatan

   Orang yang sering disebut sebagai tokoh kunci sejarah yang membangun jalan untuk sosiologi kesehatan adalah Rudolf Virchow, dokter terkenal pada pertengahan abad ke 19 (dan pendiri patologi modern).

   Virchow mengidentifikasi kondisi sosial dan ekonomi sebagai penyebab utama epidemi penyakit demam typhoid pada tahun 1847 dan mengadakan lobi untuk memperbaiki kondisi kehdupan bagi orang miskin sebagai teknik pencegahan yang utama. Dengan membantah paham reduksi biomedis (biomedical reductionism) – usaha untuk mereduksi setiap penyakit dan sakit karena penyebab biologis -- Virchow berpendapat bahwa kedokteran adalah sebagian dari ilmu sosial yang perlu mempertimbangkan pengaruh struktur sosial dalam menciptakan sehat dan sakit. Elistia, SE, MM 5 Sosiologi kesehatan dikatakan sebagai ilmu karena memang memiliki sifat-sifat

   keilmuan diantaranya: Bersifat empiris artinya sosiologi kesehatan mempelajari apa yang benar-benar terjadi di masyarakat dan apa yang dipelajari dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari. Bersifat teoritis artinya sosiologi kesehatan menggunakan teori-teori dalam pembelajarannya dimana teori tersebut dikemukakan oleh para ahli yang berdasarkan pada apa yang tarjadi di masyarakat. Bersifat komulatif artinya ilmu sosiologi kesehatan yang sekarang dipelajari tidak lain adalah pengembangan dari ilmu sosiologi kesehatan yang telah ada sebelumnnya. Sehingga ilmu sosiologi kesehatan bersifat dinamis dalam artian dapat berubah sesuai dengan kondisi sosial yang terjadi saat ini. Tidak bersifat menilai artinya ilmu sosiologi kesehatan tidak dapat membenarkan dan menyalahkan tindakan atau perilaku individu/kelompok masyarakat karena tiap daerah memiliki norma tersendiri sehingga apa yang dianggap salah di satu daerah bisa dianggap benar di daerah lain, begitu sebaliknya. Elistia, SE, MM 6 Perkembangan Sosiologi Kesehatan

   Rudolf Virchow (1847) mengidentifikasi faktor sosial dan ekonomi sebagai penyebab penyebaran typhus dan menyarankan untuk melakukan perbaikan kondisi ekonomi sebagai tindakan preventive penyakit typhus. Pengaruh struktur sosial besar dalam kaitan health dan illness.

   Alfred Grotjan (1915) mendokumentasikan peran faktor sosial terhadap health dan illness. Saran yang diberikan : perlu ada peningkatan peran ilmu sosial di lingkungan masyarakat dan provider untuk menangani health problem.

   Lawrence Henderson (1935) studi tentang interaksi dokter dan pasien sebagai suatu system;

  Hal penting dalam perubahan sosiologi kesehatan

   Terjadinya perubahan dalam hal kesehatan, penyembuhan dan sakit (health, healing and illness).  Adanya legitimasi eksternal 

  Pengakuan secara kelembagaan medical sociology Terjadinya perubahan dalam hal kesehatan, penyembuhan dan sakit (health, healing and illness).

   Analisis Rodney Coe (1970) dkk. Perkembangan sosiologi kesehatan di fasilitasi oleh 4 perubahan yang terjadi dalam dunia medis, antara lain: a. Perubahan Pola Mortalitas dan Morbiditas.

  b.

  Dampak Pengobatan yang Bersifat Preventif dan Meningkatnya Kesehatan Masyarakat (public health) c. Dampak Perkembangan Bidang Psychiatry

  d. Dampak Administrasi Kesehatan Elistia, SE, MM 9 a.

  Perubahan Pola Mortalitas dan Morbiditas.

  Dari penyakit yang bersifat akut dan infeksi (influensa dan tuberculosis) ke yang bersifat chronic, dan penyakit degeneratif (hati, kanker dan sebagainya). Penyebabnya : social pattern and life style.

  b. Dampak Pengobatan yang Bersifat Preventif dan Meningkatnya Kesehatan Masyarakat (public health)

  Tahun 1800 sampai 1900 public health lebih focus ke bacteriology dan imunologi (preventing disease occurrence). Setelah tahun 1900 fokus lebih pada upaya protection untuk public health dan menitikberatkan masalah kemiskinan, malnutrisi, kondisi tempat tinggal yang kumuh dsb. (kajian sosiologi) kaitannya dengan kesehatan dan illness. Elistia, SE, MM 10

  c. Dampak Perkembangan Bidang Psychiatry Ada perkembangan lebih ke arah psychopsysiological kaitannya dengan diseases dan illness. Misalnya interaksi yang efektive antara pasien dan dokter. Penggunaan lingkungan sosial pasien sebagai bagian dari terapi.

  d.

  Dampak Administrasi Kesehatan Perkembangan di bidang kesehatan sangat nampak seperti; organisasi kian kompleks, fasilitas kesehatan kian berkembang; birokrasi dan kondisi financial serta berbagai aturan yang menyertainya juga semakin beragam. Sosiologi memfokuskan analisis tentang persoalan organisasi dan struktur; siapa yang rugi dan untung dengan aturan yang ada; menjelaskan cara strategis untuk meningkatkan skill SDM dalam organisasi yang kompleks dsb.

  Adanya Legitimasi Eksternal a.

  Sekolah kedokteran kian banyak yang meng “hire” sosiolog dalam fakultas atau universitas. Tidak sedikit yang menyertakan sosiologi dalam kurikulum pendidikan kedokteran.

  b.

  Banyak government agencies dan private foundation yang memperhatikan bidang sosiologi kesehatan. MisalnyaThe National Institute of Health and the National Institute of Mental Health mensponsori peneliti (sosiolog) untuk meneliti bidang kesehatan. Banyak juga pelatihan bidang sosiologi diberikan di bidang kesehatan. Pengakuan Secara Kelembagaan Kontribusi sosiologi dalam memahami health,

  Medical Sociology healing dan illness

   

  Pada tahun 1959 secara formal sosiologi kesehatan Kontribusi terletak pada : diakui sebagai seksi di American Sociological a. Perspektif dalam bidang sosiologi

  Association (ASA). Pada tahun 1965 ASA b.

  Pendekatan teoritik di bidang sosiologi mengembangkan jurnal Kesehatan dan Perilaku c. Ketrampilan dan keahlian melakukan riset kualitatif

  Sosial. Pada tahun sekitar 1996 anggota ASA yang dan kuantitatif memfokuskan perhatian pada sosiologi kesehatan telah berjumlah sekitar 1.000 orang dari sekitar 13.000 anggota ASA. Elistia, SE, MM

13 Elistia, SE, MM

  14 a.

  Perspektif Sosiologi Peter Berger (1963): perspektif sosiologi sebagai pencarian terhadap

   Sosiologi di definisikan sebagai studi ilmiah tentang

  pola umum dan memahami bagaimana fakta yang terbatas atau “human society” dan interaksi sosial. perilaku individu sebagai refleksi dari pola sosial (social patterns).

   Fokus utamanya : interaksi sosial antar manusia;

  Fokusnya : delinquencies; interaksi dalam keluarga dan masyarakat kelompok; orang/ lembaga di masyarakat. berkaitan dengan soal kesehatan, ekonomi dan sebagainya. Intinya

   Basic insight nya : sosiologi adalah perilaku manusia ; sosiolog mencoba mengidentifikasi pola sikap dan perilaku. dibentuk oleh kelompok/ group di mana mereka

  Menurut Robertson (1987) dalam ilmu pengetahuan hal penting adalah

  tinggal dan oleh interaksi sosial yang terjadi dalam

  mengetahui pola umum dan generalisasi serta melakukan analisis; (Robertson; 1987).

  kelompok

  sebab akibat; menjelaskan mengapa sesuatu hal terjadi dan melakukan prediksi tentang kejadian yang akan datang. Fungsionalism (Struktural

b. Teoritik Bidang Sosiologi

  Pendekatan Fungsional)

  Para pengamat teori ini memiliki pandangan bahwa:

   Fungsionalism (Struktural Fungsional)

   Masyarakat sebagai suatu system (struktur) dengan bagian

   Teori Konflik

  yang saling bergantung (misalnya; keluarga, ekonomi, dan

   Interaksionism

  kesehatan) yang bekerja secara bersama-sama untuk menghasilkan suatu keseimbangan.  Tiap bagian diasumsikan memiliki fungsi secara positif dan negative (disfungsi) bagi masyarakat secara keseluruhan.  Jika tiap bagian menjalankan fungsi secara baik maka akan tercipta masyarakat yang stabil dan harmonis.  Oleh sebab itu para fungsionalis akan trampil atau ahli Elistia, SE, MM 17 Elistia, SE, MM mengidentifikasi integrasi yang efektif dalam masyarakat. 18

  3. Interaksionism/simbolik

2. Teori Konflik

  Penganut teori ini memandang bahwa :

   Sementara fungsionalism dan conflict teory

  Masyarakat sebagai system yang di dominasi oleh ketidakseimbangan sosial

  memandang masyarakat pada level atau dan social conflict. perspektif makro (yaitu masyarakat as a whole);

  Masyarakat dipandang sebagai kumpulan manusia yang secara terus menerus

  maka interaksionist memfokuskan perhatian berada dalam perubahan. pada skala kecil (small scale); day to day

  Ditandai oleh adanya disagreement tentang tujuan dan nilai; kompetisi antar interactions among peoples. kelompok terkadang dengan kekuatan yang tak seimbang dan kental terhadap  Teoritisi konflik selalu melihat bahwa aturan dalam masyarakat (social order) episode interaksi yang tak terbatas dan dilakukan situasi permusuhan.

   Masyarakat dipandang sebagai hasil akhir dari

  dibentuk oleh kelompok yang berkuasa bukannya dari hasil suatu consensus

  setiap hari di mana individu mengintepretasi sebagaimana teoritisi fungsional memandang. pesan-pesan sosial dan mereka memberikan

  Penganut teoritisi konflik akan trampil dalam mengidentifikasi ketidakadilan/ respon atas dasar interpretasi yang dilakukan. ketidakseimbangan yang ada dalam masyarakat. Kajian Sosiologi Kesehatan

   Antara lingkungan sosial dengan kesehatan dan kondisi sakit

   Perilaku sehat dan sakit

  Elistia, SE, MM 21 Objek Sosiologi Kesehatan

   Interaksi antar individu tindakan yang saling berkaitan

   Adaptasi budaya daya / kekuatan internal masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial 

  Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dengan golongan orang tua

   Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi Elistia, SE, MM 22 PANDANGAN SOSIOLOGI MENGENAI

KESEHATAN DAN PENYAKIT

   Uu no. 23 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan

  (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidupn produktif secara sosial dan ekonomi.  Menurut WHO sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit dan kelemahan.

   Menurut WHO sehat mencakup :

  1. Tidak sakit 2.

  Tidak cacat

  3. Tidak lemah

  4. Bahagia secara rohani

  5. Sejahtera secara sosial 6. Fit secara jasmani.

   Dalam sosiologi kesehatan dikenal perbedaan antara konsep disease dan illness. Bagi Conrad dan Kern disease merupakan gejala biofisiologi yang mempengaruhi tubuh.

   Menurut Field disease adalah konsep medis mengenai keadaan tubuh tidak normal yang menurut para ahli dapat diketahui dari tanda dan simptom tertentu. Sarwono merumuskan disease sebagai gangguan fungsi fisiologis organisme sebagai akibat infeksi atau tekanan lingkungan, baginya disease bersifat objektif.

  Elistia, SE, MM 25

   Conrad dan Kern illness adalah gejala sosial yang menyertai atau mengelilingi disease. Bagi Field illness adalah perasaan pribadi seseorang yang merasa kesehatannya terganggu. Sarwono merumuskan illness sebagai penilaian individu terhadap pengalaman menderita penyakit; baginya maupun bagi Field illness bersifat subjektif.

  Elistia, SE, MM 26 Sosiologi dengan kesehatan  Penyakit tidak terdistribusi secara merata di kalangan penduduk. Masalah kelompok mana yang menderita penyakit apa merupakan bidang kajian yang dinamakan epidemiologi.

   Data dari berbagai negara memaparkan adanya hubungan antara kesehatan dan kelas sosial. Perbedaan mortalitas antarkelas disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit jantung isemia, kanker paru-paru, penyakit serebrovaskular, bronkitis, kecelakaan kendaraan bermotor, pneumonia dan bunuh diri .

  Persoalan terkait masalah sosial

  Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 faktor : 

  Ekonomi, kemiskinan, pangangguran,dll 

  Budaya, perceraian, kenakalan remaja 

  Biologis, penyakit menular, keracunan makanan  Psikologis, penyakit syaraf. Tujuan Sosiologi Kesehatan

  Mempelajari konteks sosial sakit dan sehat (menjelaskan aspek sosial, ekonomi, budaya dan politis dari suatu masyarakat yang mempengaruhi masyarakat tersebut menjadi lebih sehat / sakit / cepat meninggal dibandngkan dengan kelompok masyarakat yang lain) Menemukan jawaban mengapa ketidak-adilan dan ketidak merataan (inequalities) dalam bidang kesehatan terjadi dalam masyarakat. Elistia, SE, MM 29

   3 DIMENSI MODEL SOSIAL KESEHATAN produksi dan distribusi sosial dari sehat dan sakit ฀ mempelajari bagaimana peran kondisi kehidupan dan pekerjaan dapat mempengaruhi terjadinya atau tercegahnya penyakit konstruksi sosial dari sehat dan sakit ฀ mempelajari bagaimana pemahaman sehat dan sakit dapat berbeda-beda di tiap-tiap budaya masyarakat organisasi sosial dari pelayanan kesehatan ฀ mempelajari bagaimana peranan petugas kesehatan dan sistem kesehatan terhadap kesehatan masyarakat

  Elistia, SE, MM 30 Konsep-konsep dasar  Disease (penyakit)) dalam kacamata antropologi kesehatan mengacu kepada ancaman kesehatan yang diidentifikasi secara saintifik yang disebabkan oleh bakterium, virus, jamur, parasit atau patogen lainnya.

   Sakit (illness) adalah suatu kondisi tentang kesehatan yang parah yang dipahami atau dirasakan oleh individual.  Vector media penghantar penyakit. Budaya dan Kesehatan

   Konstruksi budaya, 

  Penyakit sangat bervariasi diberbagai kebudayaan  Berdasarkan riset –riset lintas budaya, persepsi dalam masyarakat. tantang kesehatan yang baik dan buruk, dan juga

   Masyarakat berburu dan meramu atau masyarakat berbagai ancaman dan persoalan yang kesehatan, petani akan mengalami penyakit yang disebabkan oleh dibangun/dikonstruksikan secara budaya. epidemik infeksi yang berbeda dengan masayrakat

   Berbagai suku bangsa yang berbeda dan kebudayaan perkotaan modern. dari berbagai masyarakat mengenali kondisi sakit (illness) yang berbeda, simtom yang berbeda dan penyebab yang berbeda.

   Berbagai perbedaan tersebut membangun sistem perawatan kesehatan dan strategi penangnan yang Elistia, SE, MM berbeda-beda. 33 Elistia, SE, MM 34  Penyakit yang epidemis, seperti kolera, tipus dan pes tumbuh subur di dalam populasi yang padat, dan juga di komunita petani dan penduduk kota.  Penyebaran malaria telah berkaitan dengan

  Diet, Kesehatan dan

  pertumbuhan penduduk dan deforestrasi akibat

  Kultur proses produksi makanan. Kasus-kasus klasik

   

  Beberapa penyakit juga timbul akibat berkaitan Studi kesehatan masyarakat di Delta sungai Nil di dengan perkembangan ekonomi: Mesir (Farooq 1966) menggambarkan tentang

  

  penyebaran penyakit schistosomiasis yang berkaitan

  Schistosomiasis atau Bilharzia (cacing pita) banyak

  dengan agama, yakni kebiasaan ambil air widhu dari

  berkembang pada lingkungan yang banyak kolam ikan, danau dan aliran sungai seperti irigasi. aliran sungai yang mengandung vector penyakit

  tersebut seperti sejenis keong/siput Elistia, SE, MM

37 Elistia, SE, MM

  38  Di Afrika Timur, AIDS dan penyakit yang tertular melaluio hubungan sex (STDs= sexually transmitted diseases) telah berkembang di sepanjang jalur jalan utama, karena penularan terjadi antara pengemudi truk laki-laki dan psk yang beroperasi di pinggir jalan tersebut. Juga dianatara para laki-laki desa yang mencari pekerjaan di kota, buruh tambang dan pekerja lepas yang menularkan penyakitnya kepada istri-istri mereka sekembalinya ke kampung (Larson,1989)

   Berdasarkan banyak kasus kesehatan dalam masyarakat, dapat dipahami bahwa bentuk dan kejadian penyakit akan berbeda-beda diantara masyarakat, dan peran kebudayaan adalah menginterpretasikan dan menangani sakit secara berbeda-beda.

   Standar tentang tubuh yang sakit dan sehatpun di konstruksikan secara kultural yang berbeda dari waktu ke waktu dan pada ruang yang berbeda. Elistia, SE, MM 41 Standar sakit dan sehat secara Budaya

   Foster dan Anderson (1978) menyebut ada semacam teori yang dibangun oleh masyarakat tentang sehat dan sakit yang disebut “disease-theory system”, yakni cara masyarakat mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menjelaskan tentang sakit (llness).

  Elistia, SE, MM 42  Tiga teori dasar penyebab sakit (llness)

  

   2. naturalistik, yakni sakit yang diakibatkan oleh penyebab yang alamiah akibat perkembangan lingkungan dan material, misalnya teknologi, pendidikan dsb.

  

  3. Emosionalistik, yakni sakit yang diakibatkankan oleh pengalaman emosional, misalnya di Amerika Latin ada penyakit yang disebut susto.

   Pada dasarnya seluruh masyarakat memiliki sistem perawatan kesehatan yang berbeda-beda, untuk menjamin kesehatan, mencegah,mendiagnosa dan mengobati sakit (lness) karena di dalamnya mencakup aspek:

1. Personalistik, yakni sakit yang diakibatkan oleh agen/mediator jahat seperti: sihir, magic, atau roh jahat.

   Kepercayaan (beliefs)

   Tradisi (customs)

   Spesialis (dokter-dokter)

   Teknik dan teknologi Peran sosiologi dalam praktik kesehatan

   Sosiologi sebagai ahli riset

   Sosiologi sebagai konsultan kebijakan 

  Sosiologi sebagai teknisi  Membantu meningkatkan peran tenaga kesehatan

  Elistia, SE, MM 45

   Orang yang sering disebut sebagai tokoh kunci sejarah yang membangun jalan untuk sosiologi kesehatan adalah Rudolf Virchow, dokter terkenal pada pertengahan abad ke 19 (dan pendiri patologi modern).

  Elistia, SE, MM 46

  Virchow mengidentifikasi kondisi sosial dan ekonomi sebagai penyebab utama epidemi penyakit demam typhoid pada tahun 1847 dan mengadakan lobi untuk memperbaiki kondisi kehdupan bagi orang miskin sebagai teknik pencegahan yang utama.

   Virchow membantah paham reduksi biomedis (biomedical reductionism) – usaha untuk mereduksi setiap penyakit dan sakit karena penyebab biologis -- Virchow berpendapat bahwa kedokteran adalah sebagian dari ilmu sosial yang perlu mempertimbangkan pengaruh struktur sosial dalam menciptakan sehat dan sakit.

  Konsep sehat-sakit  Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal orang sejak dahulu.

Pada mulanya, konsep terjadinya gangguan makhluk halus, kemurkaan dan “yang maha pencipta”.  Teori jasad renik (teori Germ), terutama setelah ditemukannya mikroskop dan dilengkapi teori imunitas  antibiotik

PENGERTIAN SEHAT

   Linda Ewles & Ina Simmet (1992) : Konsep sehat dilihat dari segi jasmani, mental,

  Untuk memahami studi sosial  emosional, sosial, spiritual,societal

  1. Emik  perilaku ( sudut pandang si pelaku) 

  WHO (1981)

  2. Etik  menganalisa perilaku dari pandangan Sehat itu adalah “a state of complete physical, mental, orang luar and social well being, and not merely the absence of disease or infirmity” . Dalam dimensi ini jelas terlihat bahwa sehat itu tidak hanya menyangkut kondisi fisik, Elistia, SE, MM 49 Elistia, SE, MM melainkan juga kondisi mental dan sosial seseorang. 50 PENGERTIAN SAKIT-EMIK

  PENGERTIAN SAKIT-ETIK

   Foster dan Anderson (1986) dibagi atas dua kategori

   Sakit dapat diinterpretasikan secara berbeda umum yaitu: berdasarkan pengetahuan secara ilmiah dan dapat

   Personalistik, munculnya penyakit (illness)

  dilihat berdasarkan pengetahuan secara budaya dari

   intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat

  masing-masing penyandang kebudayaannya “etik” dan

  berupa mahluk supranatural “emik”. .

   NaturalistikNaturalistik mengakui adanya suatu

   disease diartikan sebagai gangguan Djekky (2001: 15),

  model keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur

  fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat

  yang tetap dalam tubuh seperti panas, dingin, cairan

  terjadi infeksi atau tekanan dari lingkungan, jadi

  tubuh berada dalam keadaan seimbang menurut usia

  penyakit itu bersifat obyektif. Sebaliknya sakit

  dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan

  (illness) adalah penilaian individu terhadap

  lingkungan sosialnya, apabila keseimbangan terganggu,

  pengalaman menderita suatu penyakit (Sarwono,

  maka hasilnya adalah penyakit (1986;63-70)

  1993:31). Fenomena subyektif ini ditandai dengan perasaan tidak enak.

   Manfaat sosiologi kesehatan yang lain  menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dengan etiologi penyakit.

  Manfaat Sosiologi Kesehatan  Aspek lain yang menjadikan sosiologi

   Sosiologi kesehatan bermanfaat mempelajari cara

  bermanfaat bagi praktek medis orang mencari pertolongan medis. bahwa sakit dan cacat fisik selain sebagai

   Perhatian sosiologi terhadap perilaku sakit umumnya

  kenyataan sosial sekaligus juga sebagai kenyataan medis.

  dipusatkan pada pemahaman penduduk mengenai

   Sosiologi kesehatan juga memberikan analisis

  gejala penyakit serta tindakan yang dianggap tepat tentang hubungan dokter-pasien. menurut tata nilai dan norma yang berlaku dalam

  Dikemukakan bahwa hubungan tersebut masyarakat. meliputi berbagai konflik potensial, seperti konflik kepentingan pasien dengan Elistia, SE, MM 53 Elistia, SE, MM kepentingan keluarga dan dokter. 54

   sosiologi sangat berhubungan dengan 

  Tujuan penerapan sosiologi dalam bidang kesehatan kesehatan dimana faktor sosial-budaya dan bidang kedokteran adalah sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

  menambah kemampuan para dokter untuk melakukan pelaksanaan tugas medis/kesehatan. penilaian klinis secara rasional,

   Para dokter tidak hanya harus mampu

  menambah kemampuan untuk mengatasi persoalan-persoalan

  dalam menangani masalah medis atau

  yang dialami dalam praktek,

  gangguan yang diderita pasien tetapi juga

  mampu memahami dan menghargai prilaku pasien, kolega serta organisasi,

  menangani pemenuhan kebutuhan sosial

  menambah kemampuan dan keyakinan dokter dalam

  dan emosional pasien karena dewasa ini

  menangani kebutuhan sosial dan emosional pasien,sebaik

  tampak kecenderungan bahwa pola

  kemampuan yang mereka miliki dalam menangani gangguan penyakit telah berubah. penyakit yang diderita pasien. Elistia, SE, MM 57