TANGGUNG JAWAB JURNALIS KODE ETIK and ME

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Calon Anggota Komnas HAM periode 2012-2017

Animum Fortuna Sequitur

DATA PRIBADI
NAMA

DHIA PREKASHA YOEDHA

ALAMAT RUMAH

Jln.Pare I Blok D6 No.20 Sektor I.6 Griya Loka, BSD City.
Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan 15318

ALAMAT DI JAKARTA

Gang Penegak I No.5 Matraman Raya.
Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur 13140


TEMPAT & TGL LAHIR

Jakarta, 24 Juli 1955

JENIS KELAMIN

Laki Laki

TELEPON RUMAH

021 – 5378685

TELEPON SELULAR

0816 1990 232 & 0821 1062 1657 & 0878 7150 2025
dpy@journalist.com; dpy08161990232@gmail.com;
yodansasia@yahoo.com.au;

EMAIL


PENDIDIKAN FORMAL
TAHUN
MULAI

TAHUN
SELESAI

1995

1999

1978

NAMA UNIVERSITAS / SEKOLAH

TEMPAT

GELAR

Universitas Indonesia – Pasca Sarjana

Pengkajian Ketahanan Nasional ( Thesis Tidak Selesai )

Jakarta

-

1980

Universitas Indonesia – Filsafat s/d Tk V ( Tidak Melanjut )
Fakultas Sastra ( Fakultas Ilmu Budaya )

Jakarta

-

1974

1985

Universitas Indonesia – Kriminologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jakarta

Drs

1973

1973

SMAN V Filial ( Sekarang SMAN XXX ) Jakarta Pusat.

Jakarta

-

1971

1972


SMA St Fransiskus, Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Jakarta

-

1968

1970

SMP St Fransiskus I, Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Jakarta

-

1960

1967


TK/SR/SD Trisula -Yayasan PerWaRI, Salemba, Jakarta Pusat.

Jakarta

-

1

PENDIDIKAN NON FORMAL
TAHUN
MULAI

TAHUN
SELESAI

NAMA PROGRAM & INSTITUSI PEYELENGGARA

TEMPAT

1976


1976

1977

1977

1978

1978

1980

1980

1985

1985

1987


1987

1990

1990

1991

1991

1992

1992

1993

1993

Pelatihan Kejuruan Pertanian

BLKP Depnakertrans,
Kuliah Kerja Nyata
UNIVERSITAS INDONESIA
Latihan Dasar Militer
MenWa UNIVERSITAS INDONESIA
Penataran P4 Tk Nasional Angkatan IV
Penyelenggara Menpora & BP7
Penataran Kewaspadaan Nasional Tk Nasional Angkatan II
Penyelenggara Menpora & Lemhanas
Diklat PRECISISION JOURNALISM,
PusDikLat LitBang skh KOMPAS
Kursus Singkat Jurnalisme Moneter
Penyelenggara Bank Indonesia & PerBaNaS
Kursus Hukum Bisnis di (IBLAM)
Institute Business, Legal & Management
English for Journalis by ELTI
a refreshing course for Kompas editor
Kursus singkat Jurnalisme Hukum, dsbl
Penyelenggara Lembaga Pers Dr Soetomo


Lembang, Jawa Barat
Pandeglang, Banten
RinDaM V Jaya
Condet, Jakarta
Cibubur, Jakarta
Cibubur, Jakarta
RUMAH ANGGREK
Palmerah, Jakarta
Puncak, Jawa Barat
Hotel Wisata
Jakarta
Redaksi KOMPAS,
Palmerah, Jakarta
LPDS , Jakarta

PENGALAMAN DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA *)
TAHUN
MULAI

TAHUN

SELESAI

LEMBAGA / INSTANSI

ALAMAT / TELP

JABATAN

TUGAS / TANGGUNG
JAWAB

1992

1995

SK KOMPAS

Jl Palmerah
Selatan 26-28
Jakarta Pusat

Staf Redaksi

Peliput Masalah Hukum
dan Pemberitaan Kegiatan
KomNas HAM

1993

1996

DPP Serikat Buruh
Sejahtera Indonesia
(SBSI) sektor Pers,
Penerangan & Grafika

Jl. Tegalan dan
Jl. Kayu Ramin,
Utan Kayu,
Jakarta Timur

Ketua / Pendiri
SBSI SPPG

Penyadaran Hak-hak Buruh
di sektor PPG
( khususnya jurnalis dan
para pekerja pers)

1995

1996

ALIANSI JURNALIS
INDEPENDEN ( AJI )

Rumah Susun
Tanah Abang
Jakarta Pusat

Ketua Presidium Melawan Pembungkaman
Pers, Sosialisasi Hak Asasi
/ Penggagas /
Kebebasan Berpendapat
Pendiri

1996

1998

Dipaksa Orba MUNDUR
dari Profesi Jurnalis
karena bertahan di AJI,
SBSI & “Civil Society”

Dari berbagai
Penggerak
lokasi dan terus berbagai aksi
berpindah alamat Advokasi HAM /
ProDemokrasi

1998

1999

FORUM WACANA UI
(Forum MahasisWA
PasCA SarjaNA
-Universitas Indonesia)

1998

1999

2002

2002

2006

2007

1

Kepala.Litbang/
Pendiri FW –UI
bersama La Ode
Ida, Arif Mudatsir
M Fajrul Rahman
Satrio Arismunan
dar,Efendi Gazali
Resmi jadi jurnalis kembaii PT Surveyor
Redaktur
di Majalah manajemen
Indonesia, di jln
Pelaksana
mutu appraisal, lingkungan Warung Buncit & Majalah
EKOLITA setelah 3 tahun Gd. Adhi Graha
Bulanan milik
dipasung Rezim OrBa via jln.Gatot Subroto BUMN
larangan dari PWI Jaya
PT (Persero) SI
www.detakanalisis.com
Gd. Poros
Wakil Pemimpin
media online khusus
Indonesia Jl.
Redaksi/Pelaksa
analisis tentang fakta
Penjernihan
na Harian
konspirasi di balik berita
Jakarta Pusat
Majalah Berita Mingguan
Gd. Artha Graha. Redaktur
PILARS
SCBD Semanggi Laporan Utama

Kampus UI
Salemba
Jakarta Pusat

2

Membangun jaringan kerja
lintas SARA untuk melawan
intimidasi/aksi teror sistimatis
dari penguasa Orba saat itu.
Galang Mahasiswa S2 / S3
lintas kampus mendukung
Tuntutan Gerakan Reformasi
Hak hak Politik, Hukum dan
Ekonomi yang dilancarkan
Mahasiswa S1 se-Indonesia
Pemberitaan kampanye
ihwal hak-hak konsumen,
hak hak ulayat dan
indigenous people dalam
konteks lingkungan hidup.
Mendorong transparansi
clean government dengan
memperkuat hak hak publik
untuk mengontrrol
Melawan Pendiktean dan
Dominasi Pendapat Umum
oleh Konglomerasi Media.

2011

2012

KPAI dan Konsorsium
ABH (Reformasi Sistem
Perlindungan Anak
yang Berhadapan
dengan Hukum - ABH)

Jl. Teuku Umar
8-10 Menteng,
Jakarta Pusat

Koordinator
Jaringan Media
untuk
Konsorsium
ABH

Bersambung
Mengawal Pembahasan
“RUU SIstem Peradilan
Anak” di DPR, agar tidak
menjadi Produk Hukum
yang Melanggar HAM.

*) Untuk Pengalaman di Bidang HAM Lihat juga Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 4 dan 5 Formulir ini

PUBLIKASI DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA 10 TAHUN TERAKHIR **)
JUDUL

MEDIA

97,05% Mahasiswi di Yogyakarta
Hilang Kegadisannya (?):
Tanggung Jawab Jurnalis dan
Penyesatan Pendapat Umum
***)
Profesionalisme dan Kinerja
Organisasi Jurnalis ( Profesionalism
and Performance of Journalist
Organizations)

TAHUN
TERBIT

www.detakanalisis.com Jakarta,
Jum'at,
02/08/2002.
15.35
Di dalam buku
The
Industrialization of
Media in
Democatizing
Indonesia,
Journal article by Ariel
Her Yanto and
Stanley Yoseph Adi,
catatan kaki 27
halaman 81
in Contemporary
Southeast Asia,
Vol 23, 2001

Unpublished
paper
presented at
Seminar
Eavaluasi
Organisasi
Jurnalis,
Jakarta,
Aliansi
Jurnalis
Independen 7
August 2000

KETERANGAN
Materi Bahasan:
Perlindungan Hak Publik,
Kode Etik Peneliti dan Jurnalis,
Hak Jawab
Terkutip sebagai berikut:
“ …One the earliest and most
actived advocated of unionization
for the journalist under the New
Order is Dhia Prekasha Yoedha,
see Dhia Prekasha Yoedha,
Profesionalisme dan Kinerja
Organisasi Jurnalis
(Profesionalism and Performance
of Journalist Organizations)
Unpublished paper presented at
Seminar Eavaluasi Organisasi
Jurnalis, Jakarta, Aliansi Jurnalis
Independen 7 August 2000 “

**) Untuk Publikasi di Bidang HAM, Lihat juga Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 6 Formulir ini.
***) Terlampir di Lampiran II dalam Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 7 Formulir ini

Demikian CV ini dibuat dengan data dan informasi yang sebenarnya.
Tempat
Jakarta

Tanggal
27

Bulan

Tahun

Januari

2012

Tanda Tangan

( Dhia Prekasha Yoedha )
Nama Lengkap

CATATAN :

 Formulir dapat diisi langsung dengan menggunakan komputer (MS Word) atau menggunakan pena.
 Peminat calon anggota Komnas HAM periode 2012-2017 dapat menambahkan informasi khusus mengenai data yang
tidak tercantum pada formulir di atas, dengan cara mengisi pada halaman 4 (empat) formulir ini atau pada lembar
terpisah.

3

TAMBAHAN INFORMASI KHUSUS
LAMPIRAN I
PENGALAMAN Dhia Prekasha Yoedha DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA
TAHUN

JENIS KEGIATAN

TEMPAT/
LOKASI

LEMBAGA /
INSTANSI

PERAN / POSISI

TUGAS /
TANGGUNG
JAWAB

DPP SBSI SPPG

1992

Membentuk Serikat
Buruh Sejahtera
Indonesia sektor
Pers Penerangan
Grafika

Kantor DPP
SBSI Jalan
Tegalan, Kec.
Matraman.
Jakarta Timur

Ketua DPP SBSI
SPPG didampingi
Wakil Ketua,Satrio
Arismunandar dan
Sekjen En Jakob
Ereste.

1.Advokasi
Pekerja Media,
2. Kampanye dan
Sosialisasi agar
Jurnalis jangan
terbuai mithos diri
sebagai Profesi,
tapi wajib sadar
telah dijadikan
‘buruh’ dalam era
industri media.

1992

Advokasi 54 pekerja
pers harian sore Suara
Pembaruan/SP korban
Skorsing akibat
bersengketa dengan
manajemen PT Sinar
Kasih.

Hotel Nirwana, DPP SBSI SPPG Menggugat sikap
Kampung
dan Penerbit SK sdr. Dr Albert
Melayu, Jakarta Suara Pembaruan Hasibuan SH
markas pekerja
yang akibat Role
pers di jajaran
Conflict sebagai
redaksi Suara
anggota Komnas
Pembaruan
HAM & di sisi lain
dibawah
juga tetap menjadi
pimpinan Petron
Pimpinan Umum
Curie Nadeak
Harian Suara
dkk. yang
Pembaruan
melakukan aksi
malah melanggar
pemogokan .
HAM dan hak-hak
pekerja pers.
dalam sengketa
HIP (Hubungan
Industrial
Pancasila).

Mediasi antara
kelompok pekerja
pers yang
diSKORS dengan
pihak Manajemen.
Namun pihak
pekerja lalu
meminta SBSI
membiarkan
mereka sendiri
menyelesaikan
sengketanya
dengan pihak
manajemen
secara
kekeluargaan.
Kami menghormat
permintaan itu

1994

Semiloka Internasional
Hak Asasi Manusia II

Dibuka Presiden Penyelenggara
RI Soeharto di
Komnas HAM &
Istana Merdeka Deplu RI
Jakarta

Partisipan
mewakili unsur
jurnalis dan
pekerja pers

Curah Pendapat,
Kampanye dan
Sosialisasi HAM
bagi Jurnalis

1995

Konferensi Jurnalis seAsia Pasifik

Pnompenh,
Kampuchea

Penyelenggara
IFJ International
Federation of
Journalist

Presidium AJI /
Ketua Delegasi

Pemakalah/
Penggalang
dukungan
internasional
untuk Kebebasan
Pers & Hak hak
Pekerja Pers di
Indonesia.

1996

Konferensi Buruh
Grafika Asia Pasifik

Manila,
Filipina

Penyelenggara
IGF International
Graphics
Federation

Ketua DPP SBSI
mewakili SPPG

Pemakalah /
Penggalang
dukungan
internasional
untuk gerakan
ProDemokrasi,
Hak hak Buruh
di Indonesia

4

jelang Matatuli 27
Juli 1996.
Bersambung

5

TAHUN

JENIS KEGIATAN

TEMPAT/
LOKASI

LEMBAGA /
INSTANSI

PERAN / POSISI

TUGAS /
TANGGUNG
JAWAB

1998

Kerjasama Penelitian / Jakarta,
FocusGroupDiscussion
Reformasi Pemisahan
Polri dari ABRI menjadi
Penegak Kamtibmas
Sipil

Penyelenggara
Mabes Polri &
Forum Wacana
Universitas
Indonesia

Fasilitator /
Ka.Litbang
Presidium
FW-UI

Meletakan dasar
profesionalisme
kepolisian sebagai
penegak hukum /
Kamtibmas yang
mematuhi HAM.

1999

Semiloka Gabungan
tentang Reformasi &
Redefinisi Posisi
TNI/POLRI di dalam
Era Reformasi

Bumi Seskoal
Cipulir, Jakarta

SeSKoAD/
SeSKoAL/
SeSKoAU/
SeSPimPol
Bersama wakil
mahasiswa dari
Program Pasca
Sarjana UI, IAIN,
IKIP& IIP

Juru Bicara
Forum WaCaNa
(Mahasiswa
Pasacasarjana)
Universitas
Indonesia

Mengingatkan
penegakan HAM
dan demokrasi
hanya terjamin
jika Reformasi
juga mampu
menciptakan
prinsip prinsip
Civil Supremacy

2000

Seminar Internasional
Penyelesaian Konflik

Lemhanas,
Jakarta

LemHanNas /
Lespersi /
Nederland
Institute of
International
Relations
Clingendael

Tim Perumus/
Jubir Kelas

Perlu dirumuskan
UU Intelejen yang
demokratis dan
menghormati HAM
sebagai salah satu
payung hukum

2001

Semiloka Internasional
Kode Etik Jurnalistik

Hotel Regency
Kuningan,
Jakarta, dibuka
resmi oleh
Presiden RI
Abdulrahman
Wahid sebagai
keynote
speaker.

Penyelenggara
Yayasan Jurnalis
Independen - YJI

Pengarah dan
Nara sumber
Loka Karya 3
hari yang dikuti
oleh wakil-wakil
media massa
dari 21 provinsi
se Indonesia

Hukum / Kode Etik
Jurnalistik wajib
melindungi media
dan kepentingan
publik dari aksi
premanisme atas
media maupun
premanisme oleh
media.

COPYRIGHT: dpyoedha 08161990232 – dpy@journalist.com

6

LAMPIRAN II
PUBLIKASI karya-karya Dhia Prekasha Yoedha DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA
JUDUL

MEDIA

Konspirasi Penguasa dan
Pengusaha dalam
Oligopoli Media
memanipulasi pers dan
informasi public

Buku Seri Laporan dan
Catatan Keadaan HAM
di Indonesia 1994

Penerbit Divisi Khusus Kata Pengantar
YLBHI Jakarta, 1995
Mulyana W Kusuma;
Materi Bahasan:
Hak Jurnalis,
Hak Pengusaha Media
Hak Publik Pembaca, dll

Siapa Memeras Keringat
Siapa

Buku Seri ISSUE DAN
IGAUAN DARI
SALEMBA Rangkuman
karya lepas Alumni UI
Soe Hok Gie Sjahrir,
Moh Iksan, Hariman
Siregar, Chatib Basri dll

Penerbit Badan
Kata Pengantar:
Otonom ECONOMICA Prof DR Dorodjatun
FEUI, DEPOK 1995
Koentjorojakti.

Buku Seri ISSUE DAN
IGAUAN DARI
SALEMBA Rangkuman
karya lepas Alumni UI
Soe Hok Gie Sjahrir,
Moh Iksan, Hariman
Siregar Chatib Basri, dll

Penerbit Badan
Kata Pengantar:
Otonom ECONOMICA Prof DR Dorodjatun
FEUI, DEPOK 1995
Koentjorojakti.

Dalam Buku
KEBEBASAN
CENDEKIAWAN:
Refleksi Kaum Muda

Penerbit Yayasan
Bentang Budaya,
Yogya & Pustaka
Republika 1996.

ICMI: Menggaruk
Kegatalan Umat

Peran Cendekiawan dan
Dinamika Masyarakat

TAHUN TERBIT

KETERANGAN

Materi Bahasan:
Hak Berusaha,
Hak Publik
Akuntabilitas Profesi

Materi Bahasan:
Hak Identitas,
Hak Berbicara,
Kata Pengantar
Prof DR Dawam Rahardjo
Rangkuman Hasil simposium
Majelis Sinergi Kalam ICMI
Materi Bahasan:
Hak Berbicara
Hak Berserikat dsb

Memperjuangkan Pers
Bebas di Masa Transisi

Dalam Buku BERSIKAP
INDEPENDEN Pedoman
Meliput Pemilu di Masa
Demokrasi Transisi.

Penerbit PACT & AJI
Jakarta 1999

Politik Anti Cina di Balik
Kepentingan Politik
Ekonomi Orde Baru

Dalam Jurnal
Konfrontasi No.I

Jakarta 1999.

Politik Anti Cina di Balik
Kepentingan Politik
Ekonomi Orde Baru

Dalam Buku:
DISKRIMINASI
RASIAL ETHNIK
TIONGHOA DI
INDONESIA

Penerbit GANDI
(Gerakan Anti
Diskriminasi
Indonesia)
Jakarta, 1999

Editor: J.Bebari &
Albertus Sugeng;
Materi Bahasan:
Politik Diskriminasi,
Pelanggaran HAM Berat

Paradigma Militerisme
dalam Pelumpuhan
Demokrasi

Dalam Buku
INDONESIA DI
TENGAH TRANSISI

Penerbit PROPATRIA
Jakarta 2000.

Kata Pengantar
DR.George Junus Aditjondro
& DR. Kusnanto Anggoro

Profesionalisme dan
Kinerja Organisasi
Jurnalis
( Profesionalism and
Performance of Journalist
Organizations )

Di dalam buku The
Industrialization of
Media in
Democatizing
Indonesia, Journal
article by Ariel Her
Yanto and Stanley
Yoseph Adi, in
Contemporary
Southeast Asia , Vol
23, 2001, catatan kaki
27 halaman 81

Unpublished paper
presented at Seminar
Eavaluasi Organisasi
Jurnalis, Jakarta,
Aliansi Jurnalis
Independen 7 August
2000

Terkutip sebagai berikut:
“... One the earliest and most

COPYRIGHT: dpyoedha 08161990232 – dpy@journalist.com

7

Materi Bahasan:
Hak Berpendapat
Hak Memilih
Hak Dipilih dsb
Materi Bahasan:
Politik Diskriminasi,
Pelanggaran HAM Berat

actived advocated of unionizetion for the journalist under the
New Order is Dhia Prekasha
Yoedha, see Dhia Prekasha
Yoedha,Profesionalisme dan
Kinerja Organisasi Jurnalis
( Profesionalism and Performan
ce of Journalist Organizations)
Unpublished paper presented at
Seminar Evaluasi Organisasi
Jurnalis Jakarta,
Aliansi Jurnalis Independen 7
August 2000 “

LAMPIRAN III
CONTOH KARYA TULISAN

97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya(?)
Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum
Jum'at, 02/08/02.15.35
detakanalisis--Jumat pagi tatkala hampir isi semua berita utama media
cetak maupun siaran masih bergelut dengan kejadian di seputar Sidang
Tahunan MPR dan juga kunjungan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell,
sebaliknya media online terbesar dan pertama di Indonesia www.detik.com
justru bersikap sebaliknya dengan menurunkan berita seronok dengan judul
yang
sangat
sensasional:
97,05%
Mahasiswi
di
Yogyakarta
Hilang
Kegadisannya sebagaimana dilaporkan oleh Reporter: Bagus Kurniawan.dan
yang ditutup dengan initial (bgs, ani) sebagai tim penulis.
Manusia mana (sudah tentu yang memahami bahasa Indonesia, sic) yang tidak
segera terbetot matanya untuk segera mengikuti berita itu. Paling tidak
kalaupun dia tidak sempat membacanya sampai habis dan tuntas, niscaya
makna dan muatan pernyataan 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang
Kegadisannya sudah membenam di benak kepalanya. Sehingga di alam bawah
sadar pun dia cenderung mempersepsikan bahwa hampir 100 persen mahasiswi
di Yogyakarta dipastikan tidak perawan lagi. Atau dengan kata lain hanya
tinggal sekitar 2,95 % mahasiswi di Yogyakarta yang masih perawan.
Apakah memang demikian? Ternyata tidak.
Berita berjudul 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya itu
dibuka dengan teras berita (lead atau alinea pertama) sebagai berikut:
“detikcom - Yogyakarta, Sungguh mencengangkan dan mengerikan mengetahui
kehidupan seks mahasiswi di kota pelajar Yogyakarta. Suatu penelitian yang
dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan
Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) menunjukkan hampir 97,05 persen
mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat kuliah”
Lalu dilanjutkan dengan alinea berikut; yang berbunyi: “ Yang lebih
mengenaskan, semua responden mengaku melakukan hubungan seks tanpa ada
paksaan. Semua dilakukan atas dasar suka sama suka dan adanya kebutuhan.
Selain itu, ada sebagian responden mengaku melakukan hubungan seks dengan
lebih dari satu pasangan dan tidak bersifat komersil.”
Setelah itu baru masuk ke bridges (alinea penghubung dari teras berita ke
tubuh berita) yang lazimnya berisikan keterangan tentang unsur siapa, di
mana, dan kapan, dari pokok berita. Yaitu: “Hal itu dikemukakan Direktur
Eksekutif LSCK PUSBIH, Iip Wijayanto, kepada wartawan di gedung Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jl.
Malioboro, Yogyakarta, Kamis (1/8/2002)”
Dari situ www.detik.com baru mulai masuk ke unsur tubuh berita, yang
berbunyi sebagai berikut: “Menurut Iip, penelitian itu dilakukan selama 3
tahun mulai Juli 1999 hingga Juli 2002, dengan melibatkan sekitar 1.660
responden yang berasal dari 16 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta
di Yogya. Dari 1.660 responden itu, 97,05 persen mengaku sudah hilang
keperawanannya saat kuliah.”
Kemudian diikuti alinea berikut: “Hanya
persen saja yang mengaku sama sekali belum
termasuk masturbasi. ‘Ketiga responden itu
pernah mengakses tontonan maupun bacaan
seterusnya.

ada tiga responden atau 0,18
pernah melakukan kegiatan seks,
juga mengaku sama sekali belum
berbau seks,’ ungkapnya.” Dan

Dari fakta itu, jelas terlihat bahwa yang tidak perawan lagi (menurut
versi penelitian LSCK PUSBIH itu) ternyata hanya 97,05 persen mahasiswi

8

dari 1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden penelitian
LSCK PUSBIH itu.
Karena itu, pertanyaan berikut adalah:
a. Apakah 1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden, kita
sebut saja sebagai S (sample) di dalam penelitian ini, bisa serta merta
'dianggap' mewakili seluruh populasi mahasiswi atau sebut saja sebagai P
(population) yang ada di Yogyakarta ?
b. Dapatkah dalam penelitian ini bisa diberlakukan prinsip Pars Pro Toto
atau sebagian mewakili keseluruhan atau dengan kata lain, apa yang terjadi
di S berlaku juga bagi P?
c. Bukankah prinsip itu (S=P) hanya bisa diberlakukan jika memang
memenuhi persyaratan prinsip dam teknis metodologi penelitian tertentu
yang harus diuji validity dan reliability masing-masing lewat serangkaian
test pretest yang sangat ketat, terutama dalam menetapkan sample dan
penarikan?
Tentang hal itu, LSCK PUSBIH seperti dikemukakan oleh Direktur Eksekutifnya Iip Wijayanto niscaya tidak berani menyatakan S = P. Apalagi, jika dia
dicecar lebih jauh soal teknik sampling yang dipakainya untuk menetapkan
penarikan 1.660 mahasiswi Yogyakarta yang dijadikan responden.
Contoh:
a.Apakah itu mengunakan teknik random sample (contoh secara acak) atau
stratified sample (contoh berstruktur sesuai pengelompokan kelas dan
kategorisasi lain, agar responden yang ditetapkan menyerupai miniatur
populasi yang diwakilinya) tertentu?
b.Kenapa harus 1.660 mahasiswi saja?
c.Siapa saja ke-1660 mahasiswi itu dan kenapa bisa mereka yang terpilih
jadi responden?
Mengapa hal seperti itu harus dipertanyakan? Karena bisa jadi tanpa sadar
sejak awal sudah ada kehendak untuk mengarahkan agar sample yang terpilih
untuk dijadikan responden, bisa memberikan suatu jawaban tertentu yang
dikehendaki peneliti. Dalam arti bisa saja ada bias di mindset (tata
pikir) peneliti. Atau bias maupun kekeliruan menetapkan daerah penelitian
serta obyek penelitian.
Contoh: penelitian buat melihat ketaatan beragama dengan indikator shalat
lima waktu, yang sampling-nya oleh peneliti diarahkan di komunitas
pesantren. Atau soal sejauh mana kebebasan ekspresi seksual dengan
mengambil lokasi penelitian di daerah lokalisasi pelacuran. Kecenderungan
seperti ini sering terjadi, terutama dalam kasus penelitian berdasarkan
order atau pesanan tertentu.
Mengingat Iip Wijayanto juga tak menyatakan bahwa S = P --dalam arti 97,05
persen mahasiswi yang ditemukan tidak perawan itu, terjadi dalam kasus
1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden penelitian LSCK
PUSBIH-- maka pertanyaan berikut ini seharusnya dialamatkan kepada
www.detik.com. Yaitu:
a.Mengapa segegabah itu komunitas jurnalis di www.detik.com bisa lancang
menyatakan: 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya sebagaimana
tercermin dalam judul berita yang dilansir Jumat pagi (2/8) itu?
b.Mengapa hal itu dilansir secara bombastis dengan pola pemberitaan yang
terkesan sensasional, seperti via penyembunyian angka 97,05% dari S itu di
alinea ke empat, dan tidak mencantumkan kata Responden Penelitian dalam

9

judul: 97,05%
Kegadisannya?

Mahasiswi

Responden

Penelitian

di

Yogyakarta

Hilang

c.Mengapa di lead atau teras berita (yang merupakan intisari dan pokok
utama isi berita) yaitu: " ... hampir 97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta
sudah hilang keperawanannya saat kuliah." tidak dicantumkan kata "dari
1.660 responden yang berasal dari 16 perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta di Yogya." sebagai pengganti kata mahasiswi setelah tulisan 97.05
persen?
d.Mengapa pencantuman S itu diabaikan? Padahal mengingat kemungkinan ada
alasan teknis atau harus diedit ketat sesuai prinsip penulisan piramida
terbalik -yang mewajibkan pencantuman isi unsur berita terpenting di
bagian teratas dst berurutan sampai yang tidak penting di ekor terbawah
tubuh berita,- demi mempertahankan keutuhan materi terpenting berita
(meski cuma jadi filler atau berupa berita satu alinea saja), fakta S
wajib dicantumkan, bukan malah dikaburkan agar terkesan sebagai P.
e.Bukankah pengabaian hal itu bisa menciptakan missleading (pengecohan
dan pemelintiran) dari persepsi pembaca sehingga akan berujung pada
perancuan pendapat umum?
f.Bukankah pola penulisan breaking news (tidak berlaku mutlak untuk news
analyses) sesuai karakteristik online news di dunia cyber media yang
menuntut keringkasan materi dan kecepatan dan efisiensi waktu bagi para
hitter pembacanya, juga tetap wajib memenuhi prinsip akurasi,dan
obyektivitas?
g.Sejauh mana para jurnalis (terutama di www.detik.com memahami dan
menguasai prinsip dan teknik dalam precision journalism sebagai skill
(cabang keahlian) dalam pemberitaan yang memanfaatkan data statistik?
h.Bukankah jurnalis sesuai kode etik profesi juga harus mencegah
timbulnya keresahan publik akibat kesimpangsiuran berita yang tidak jelas?
i.Apakah jurnalis dan media yang bersangkutan pernah menimbang, berapa
puluh ribu mahasiswi yang ada di Yogyakarta, yang boleh jadi tergolong
pada 2,95 persen hasil penelitian, kini harus repot menangkis kecurigaan
publik, belum lagi kegundahan dari orang tuanya yang berpayah-payah
membiayai mereka kuliah jauh-jauh ke 'kota pelajar' ini?
Rasanya, Budiono Darsono dan rekan-rekan di www.detik.com masih ingat
bahwa sebagai jurnalis kita bukan hanya wajib profesional. Tapi seperti
apa kata kode etik profesi kita, jurnalis juga harus bernurani. (dhia
prekasha yoedha)
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.381 / Virus Database: 214 - Release Date: 8/2/02





Previous message: [Nasional] Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum
Next message: [Nasional] Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum
Messages sorted by: [ date ] [ thread ] [ subject ] [ author ]

10

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Improving the VIII-B Students' listening comprehension ability through note taking and partial dictation techniques at SMPN 3 Jember in the 2006/2007 Academic Year -

0 63 87

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

An analysis of moral values through the rewards and punishments on the script of The chronicles of Narnia : The Lion, the witch, and the wardrobe

1 59 47

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Transmission of Greek and Arabic Veteri

0 1 22