TANGGUNG JAWAB JURNALIS KODE ETIK and ME
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Calon Anggota Komnas HAM periode 2012-2017
Animum Fortuna Sequitur
DATA PRIBADI
NAMA
DHIA PREKASHA YOEDHA
ALAMAT RUMAH
Jln.Pare I Blok D6 No.20 Sektor I.6 Griya Loka, BSD City.
Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan 15318
ALAMAT DI JAKARTA
Gang Penegak I No.5 Matraman Raya.
Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur 13140
TEMPAT & TGL LAHIR
Jakarta, 24 Juli 1955
JENIS KELAMIN
Laki Laki
TELEPON RUMAH
021 – 5378685
TELEPON SELULAR
0816 1990 232 & 0821 1062 1657 & 0878 7150 2025
dpy@journalist.com; dpy08161990232@gmail.com;
yodansasia@yahoo.com.au;
EMAIL
PENDIDIKAN FORMAL
TAHUN
MULAI
TAHUN
SELESAI
1995
1999
1978
NAMA UNIVERSITAS / SEKOLAH
TEMPAT
GELAR
Universitas Indonesia – Pasca Sarjana
Pengkajian Ketahanan Nasional ( Thesis Tidak Selesai )
Jakarta
-
1980
Universitas Indonesia – Filsafat s/d Tk V ( Tidak Melanjut )
Fakultas Sastra ( Fakultas Ilmu Budaya )
Jakarta
-
1974
1985
Universitas Indonesia – Kriminologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jakarta
Drs
1973
1973
SMAN V Filial ( Sekarang SMAN XXX ) Jakarta Pusat.
Jakarta
-
1971
1972
SMA St Fransiskus, Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Jakarta
-
1968
1970
SMP St Fransiskus I, Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Jakarta
-
1960
1967
TK/SR/SD Trisula -Yayasan PerWaRI, Salemba, Jakarta Pusat.
Jakarta
-
1
PENDIDIKAN NON FORMAL
TAHUN
MULAI
TAHUN
SELESAI
NAMA PROGRAM & INSTITUSI PEYELENGGARA
TEMPAT
1976
1976
1977
1977
1978
1978
1980
1980
1985
1985
1987
1987
1990
1990
1991
1991
1992
1992
1993
1993
Pelatihan Kejuruan Pertanian
BLKP Depnakertrans,
Kuliah Kerja Nyata
UNIVERSITAS INDONESIA
Latihan Dasar Militer
MenWa UNIVERSITAS INDONESIA
Penataran P4 Tk Nasional Angkatan IV
Penyelenggara Menpora & BP7
Penataran Kewaspadaan Nasional Tk Nasional Angkatan II
Penyelenggara Menpora & Lemhanas
Diklat PRECISISION JOURNALISM,
PusDikLat LitBang skh KOMPAS
Kursus Singkat Jurnalisme Moneter
Penyelenggara Bank Indonesia & PerBaNaS
Kursus Hukum Bisnis di (IBLAM)
Institute Business, Legal & Management
English for Journalis by ELTI
a refreshing course for Kompas editor
Kursus singkat Jurnalisme Hukum, dsbl
Penyelenggara Lembaga Pers Dr Soetomo
Lembang, Jawa Barat
Pandeglang, Banten
RinDaM V Jaya
Condet, Jakarta
Cibubur, Jakarta
Cibubur, Jakarta
RUMAH ANGGREK
Palmerah, Jakarta
Puncak, Jawa Barat
Hotel Wisata
Jakarta
Redaksi KOMPAS,
Palmerah, Jakarta
LPDS , Jakarta
PENGALAMAN DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA *)
TAHUN
MULAI
TAHUN
SELESAI
LEMBAGA / INSTANSI
ALAMAT / TELP
JABATAN
TUGAS / TANGGUNG
JAWAB
1992
1995
SK KOMPAS
Jl Palmerah
Selatan 26-28
Jakarta Pusat
Staf Redaksi
Peliput Masalah Hukum
dan Pemberitaan Kegiatan
KomNas HAM
1993
1996
DPP Serikat Buruh
Sejahtera Indonesia
(SBSI) sektor Pers,
Penerangan & Grafika
Jl. Tegalan dan
Jl. Kayu Ramin,
Utan Kayu,
Jakarta Timur
Ketua / Pendiri
SBSI SPPG
Penyadaran Hak-hak Buruh
di sektor PPG
( khususnya jurnalis dan
para pekerja pers)
1995
1996
ALIANSI JURNALIS
INDEPENDEN ( AJI )
Rumah Susun
Tanah Abang
Jakarta Pusat
Ketua Presidium Melawan Pembungkaman
Pers, Sosialisasi Hak Asasi
/ Penggagas /
Kebebasan Berpendapat
Pendiri
1996
1998
Dipaksa Orba MUNDUR
dari Profesi Jurnalis
karena bertahan di AJI,
SBSI & “Civil Society”
Dari berbagai
Penggerak
lokasi dan terus berbagai aksi
berpindah alamat Advokasi HAM /
ProDemokrasi
1998
1999
FORUM WACANA UI
(Forum MahasisWA
PasCA SarjaNA
-Universitas Indonesia)
1998
1999
2002
2002
2006
2007
1
Kepala.Litbang/
Pendiri FW –UI
bersama La Ode
Ida, Arif Mudatsir
M Fajrul Rahman
Satrio Arismunan
dar,Efendi Gazali
Resmi jadi jurnalis kembaii PT Surveyor
Redaktur
di Majalah manajemen
Indonesia, di jln
Pelaksana
mutu appraisal, lingkungan Warung Buncit & Majalah
EKOLITA setelah 3 tahun Gd. Adhi Graha
Bulanan milik
dipasung Rezim OrBa via jln.Gatot Subroto BUMN
larangan dari PWI Jaya
PT (Persero) SI
www.detakanalisis.com
Gd. Poros
Wakil Pemimpin
media online khusus
Indonesia Jl.
Redaksi/Pelaksa
analisis tentang fakta
Penjernihan
na Harian
konspirasi di balik berita
Jakarta Pusat
Majalah Berita Mingguan
Gd. Artha Graha. Redaktur
PILARS
SCBD Semanggi Laporan Utama
Kampus UI
Salemba
Jakarta Pusat
2
Membangun jaringan kerja
lintas SARA untuk melawan
intimidasi/aksi teror sistimatis
dari penguasa Orba saat itu.
Galang Mahasiswa S2 / S3
lintas kampus mendukung
Tuntutan Gerakan Reformasi
Hak hak Politik, Hukum dan
Ekonomi yang dilancarkan
Mahasiswa S1 se-Indonesia
Pemberitaan kampanye
ihwal hak-hak konsumen,
hak hak ulayat dan
indigenous people dalam
konteks lingkungan hidup.
Mendorong transparansi
clean government dengan
memperkuat hak hak publik
untuk mengontrrol
Melawan Pendiktean dan
Dominasi Pendapat Umum
oleh Konglomerasi Media.
2011
2012
KPAI dan Konsorsium
ABH (Reformasi Sistem
Perlindungan Anak
yang Berhadapan
dengan Hukum - ABH)
Jl. Teuku Umar
8-10 Menteng,
Jakarta Pusat
Koordinator
Jaringan Media
untuk
Konsorsium
ABH
Bersambung
Mengawal Pembahasan
“RUU SIstem Peradilan
Anak” di DPR, agar tidak
menjadi Produk Hukum
yang Melanggar HAM.
*) Untuk Pengalaman di Bidang HAM Lihat juga Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 4 dan 5 Formulir ini
PUBLIKASI DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA 10 TAHUN TERAKHIR **)
JUDUL
MEDIA
97,05% Mahasiswi di Yogyakarta
Hilang Kegadisannya (?):
Tanggung Jawab Jurnalis dan
Penyesatan Pendapat Umum
***)
Profesionalisme dan Kinerja
Organisasi Jurnalis ( Profesionalism
and Performance of Journalist
Organizations)
TAHUN
TERBIT
www.detakanalisis.com Jakarta,
Jum'at,
02/08/2002.
15.35
Di dalam buku
The
Industrialization of
Media in
Democatizing
Indonesia,
Journal article by Ariel
Her Yanto and
Stanley Yoseph Adi,
catatan kaki 27
halaman 81
in Contemporary
Southeast Asia,
Vol 23, 2001
Unpublished
paper
presented at
Seminar
Eavaluasi
Organisasi
Jurnalis,
Jakarta,
Aliansi
Jurnalis
Independen 7
August 2000
KETERANGAN
Materi Bahasan:
Perlindungan Hak Publik,
Kode Etik Peneliti dan Jurnalis,
Hak Jawab
Terkutip sebagai berikut:
“ …One the earliest and most
actived advocated of unionization
for the journalist under the New
Order is Dhia Prekasha Yoedha,
see Dhia Prekasha Yoedha,
Profesionalisme dan Kinerja
Organisasi Jurnalis
(Profesionalism and Performance
of Journalist Organizations)
Unpublished paper presented at
Seminar Eavaluasi Organisasi
Jurnalis, Jakarta, Aliansi Jurnalis
Independen 7 August 2000 “
**) Untuk Publikasi di Bidang HAM, Lihat juga Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 6 Formulir ini.
***) Terlampir di Lampiran II dalam Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 7 Formulir ini
Demikian CV ini dibuat dengan data dan informasi yang sebenarnya.
Tempat
Jakarta
Tanggal
27
Bulan
Tahun
Januari
2012
Tanda Tangan
( Dhia Prekasha Yoedha )
Nama Lengkap
CATATAN :
Formulir dapat diisi langsung dengan menggunakan komputer (MS Word) atau menggunakan pena.
Peminat calon anggota Komnas HAM periode 2012-2017 dapat menambahkan informasi khusus mengenai data yang
tidak tercantum pada formulir di atas, dengan cara mengisi pada halaman 4 (empat) formulir ini atau pada lembar
terpisah.
3
TAMBAHAN INFORMASI KHUSUS
LAMPIRAN I
PENGALAMAN Dhia Prekasha Yoedha DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA
TAHUN
JENIS KEGIATAN
TEMPAT/
LOKASI
LEMBAGA /
INSTANSI
PERAN / POSISI
TUGAS /
TANGGUNG
JAWAB
DPP SBSI SPPG
1992
Membentuk Serikat
Buruh Sejahtera
Indonesia sektor
Pers Penerangan
Grafika
Kantor DPP
SBSI Jalan
Tegalan, Kec.
Matraman.
Jakarta Timur
Ketua DPP SBSI
SPPG didampingi
Wakil Ketua,Satrio
Arismunandar dan
Sekjen En Jakob
Ereste.
1.Advokasi
Pekerja Media,
2. Kampanye dan
Sosialisasi agar
Jurnalis jangan
terbuai mithos diri
sebagai Profesi,
tapi wajib sadar
telah dijadikan
‘buruh’ dalam era
industri media.
1992
Advokasi 54 pekerja
pers harian sore Suara
Pembaruan/SP korban
Skorsing akibat
bersengketa dengan
manajemen PT Sinar
Kasih.
Hotel Nirwana, DPP SBSI SPPG Menggugat sikap
Kampung
dan Penerbit SK sdr. Dr Albert
Melayu, Jakarta Suara Pembaruan Hasibuan SH
markas pekerja
yang akibat Role
pers di jajaran
Conflict sebagai
redaksi Suara
anggota Komnas
Pembaruan
HAM & di sisi lain
dibawah
juga tetap menjadi
pimpinan Petron
Pimpinan Umum
Curie Nadeak
Harian Suara
dkk. yang
Pembaruan
melakukan aksi
malah melanggar
pemogokan .
HAM dan hak-hak
pekerja pers.
dalam sengketa
HIP (Hubungan
Industrial
Pancasila).
Mediasi antara
kelompok pekerja
pers yang
diSKORS dengan
pihak Manajemen.
Namun pihak
pekerja lalu
meminta SBSI
membiarkan
mereka sendiri
menyelesaikan
sengketanya
dengan pihak
manajemen
secara
kekeluargaan.
Kami menghormat
permintaan itu
1994
Semiloka Internasional
Hak Asasi Manusia II
Dibuka Presiden Penyelenggara
RI Soeharto di
Komnas HAM &
Istana Merdeka Deplu RI
Jakarta
Partisipan
mewakili unsur
jurnalis dan
pekerja pers
Curah Pendapat,
Kampanye dan
Sosialisasi HAM
bagi Jurnalis
1995
Konferensi Jurnalis seAsia Pasifik
Pnompenh,
Kampuchea
Penyelenggara
IFJ International
Federation of
Journalist
Presidium AJI /
Ketua Delegasi
Pemakalah/
Penggalang
dukungan
internasional
untuk Kebebasan
Pers & Hak hak
Pekerja Pers di
Indonesia.
1996
Konferensi Buruh
Grafika Asia Pasifik
Manila,
Filipina
Penyelenggara
IGF International
Graphics
Federation
Ketua DPP SBSI
mewakili SPPG
Pemakalah /
Penggalang
dukungan
internasional
untuk gerakan
ProDemokrasi,
Hak hak Buruh
di Indonesia
4
jelang Matatuli 27
Juli 1996.
Bersambung
5
TAHUN
JENIS KEGIATAN
TEMPAT/
LOKASI
LEMBAGA /
INSTANSI
PERAN / POSISI
TUGAS /
TANGGUNG
JAWAB
1998
Kerjasama Penelitian / Jakarta,
FocusGroupDiscussion
Reformasi Pemisahan
Polri dari ABRI menjadi
Penegak Kamtibmas
Sipil
Penyelenggara
Mabes Polri &
Forum Wacana
Universitas
Indonesia
Fasilitator /
Ka.Litbang
Presidium
FW-UI
Meletakan dasar
profesionalisme
kepolisian sebagai
penegak hukum /
Kamtibmas yang
mematuhi HAM.
1999
Semiloka Gabungan
tentang Reformasi &
Redefinisi Posisi
TNI/POLRI di dalam
Era Reformasi
Bumi Seskoal
Cipulir, Jakarta
SeSKoAD/
SeSKoAL/
SeSKoAU/
SeSPimPol
Bersama wakil
mahasiswa dari
Program Pasca
Sarjana UI, IAIN,
IKIP& IIP
Juru Bicara
Forum WaCaNa
(Mahasiswa
Pasacasarjana)
Universitas
Indonesia
Mengingatkan
penegakan HAM
dan demokrasi
hanya terjamin
jika Reformasi
juga mampu
menciptakan
prinsip prinsip
Civil Supremacy
2000
Seminar Internasional
Penyelesaian Konflik
Lemhanas,
Jakarta
LemHanNas /
Lespersi /
Nederland
Institute of
International
Relations
Clingendael
Tim Perumus/
Jubir Kelas
Perlu dirumuskan
UU Intelejen yang
demokratis dan
menghormati HAM
sebagai salah satu
payung hukum
2001
Semiloka Internasional
Kode Etik Jurnalistik
Hotel Regency
Kuningan,
Jakarta, dibuka
resmi oleh
Presiden RI
Abdulrahman
Wahid sebagai
keynote
speaker.
Penyelenggara
Yayasan Jurnalis
Independen - YJI
Pengarah dan
Nara sumber
Loka Karya 3
hari yang dikuti
oleh wakil-wakil
media massa
dari 21 provinsi
se Indonesia
Hukum / Kode Etik
Jurnalistik wajib
melindungi media
dan kepentingan
publik dari aksi
premanisme atas
media maupun
premanisme oleh
media.
COPYRIGHT: dpyoedha 08161990232 – dpy@journalist.com
6
LAMPIRAN II
PUBLIKASI karya-karya Dhia Prekasha Yoedha DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA
JUDUL
MEDIA
Konspirasi Penguasa dan
Pengusaha dalam
Oligopoli Media
memanipulasi pers dan
informasi public
Buku Seri Laporan dan
Catatan Keadaan HAM
di Indonesia 1994
Penerbit Divisi Khusus Kata Pengantar
YLBHI Jakarta, 1995
Mulyana W Kusuma;
Materi Bahasan:
Hak Jurnalis,
Hak Pengusaha Media
Hak Publik Pembaca, dll
Siapa Memeras Keringat
Siapa
Buku Seri ISSUE DAN
IGAUAN DARI
SALEMBA Rangkuman
karya lepas Alumni UI
Soe Hok Gie Sjahrir,
Moh Iksan, Hariman
Siregar, Chatib Basri dll
Penerbit Badan
Kata Pengantar:
Otonom ECONOMICA Prof DR Dorodjatun
FEUI, DEPOK 1995
Koentjorojakti.
Buku Seri ISSUE DAN
IGAUAN DARI
SALEMBA Rangkuman
karya lepas Alumni UI
Soe Hok Gie Sjahrir,
Moh Iksan, Hariman
Siregar Chatib Basri, dll
Penerbit Badan
Kata Pengantar:
Otonom ECONOMICA Prof DR Dorodjatun
FEUI, DEPOK 1995
Koentjorojakti.
Dalam Buku
KEBEBASAN
CENDEKIAWAN:
Refleksi Kaum Muda
Penerbit Yayasan
Bentang Budaya,
Yogya & Pustaka
Republika 1996.
ICMI: Menggaruk
Kegatalan Umat
Peran Cendekiawan dan
Dinamika Masyarakat
TAHUN TERBIT
KETERANGAN
Materi Bahasan:
Hak Berusaha,
Hak Publik
Akuntabilitas Profesi
Materi Bahasan:
Hak Identitas,
Hak Berbicara,
Kata Pengantar
Prof DR Dawam Rahardjo
Rangkuman Hasil simposium
Majelis Sinergi Kalam ICMI
Materi Bahasan:
Hak Berbicara
Hak Berserikat dsb
Memperjuangkan Pers
Bebas di Masa Transisi
Dalam Buku BERSIKAP
INDEPENDEN Pedoman
Meliput Pemilu di Masa
Demokrasi Transisi.
Penerbit PACT & AJI
Jakarta 1999
Politik Anti Cina di Balik
Kepentingan Politik
Ekonomi Orde Baru
Dalam Jurnal
Konfrontasi No.I
Jakarta 1999.
Politik Anti Cina di Balik
Kepentingan Politik
Ekonomi Orde Baru
Dalam Buku:
DISKRIMINASI
RASIAL ETHNIK
TIONGHOA DI
INDONESIA
Penerbit GANDI
(Gerakan Anti
Diskriminasi
Indonesia)
Jakarta, 1999
Editor: J.Bebari &
Albertus Sugeng;
Materi Bahasan:
Politik Diskriminasi,
Pelanggaran HAM Berat
Paradigma Militerisme
dalam Pelumpuhan
Demokrasi
Dalam Buku
INDONESIA DI
TENGAH TRANSISI
Penerbit PROPATRIA
Jakarta 2000.
Kata Pengantar
DR.George Junus Aditjondro
& DR. Kusnanto Anggoro
Profesionalisme dan
Kinerja Organisasi
Jurnalis
( Profesionalism and
Performance of Journalist
Organizations )
Di dalam buku The
Industrialization of
Media in
Democatizing
Indonesia, Journal
article by Ariel Her
Yanto and Stanley
Yoseph Adi, in
Contemporary
Southeast Asia , Vol
23, 2001, catatan kaki
27 halaman 81
Unpublished paper
presented at Seminar
Eavaluasi Organisasi
Jurnalis, Jakarta,
Aliansi Jurnalis
Independen 7 August
2000
Terkutip sebagai berikut:
“... One the earliest and most
COPYRIGHT: dpyoedha 08161990232 – dpy@journalist.com
7
Materi Bahasan:
Hak Berpendapat
Hak Memilih
Hak Dipilih dsb
Materi Bahasan:
Politik Diskriminasi,
Pelanggaran HAM Berat
actived advocated of unionizetion for the journalist under the
New Order is Dhia Prekasha
Yoedha, see Dhia Prekasha
Yoedha,Profesionalisme dan
Kinerja Organisasi Jurnalis
( Profesionalism and Performan
ce of Journalist Organizations)
Unpublished paper presented at
Seminar Evaluasi Organisasi
Jurnalis Jakarta,
Aliansi Jurnalis Independen 7
August 2000 “
LAMPIRAN III
CONTOH KARYA TULISAN
97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya(?)
Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum
Jum'at, 02/08/02.15.35
detakanalisis--Jumat pagi tatkala hampir isi semua berita utama media
cetak maupun siaran masih bergelut dengan kejadian di seputar Sidang
Tahunan MPR dan juga kunjungan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell,
sebaliknya media online terbesar dan pertama di Indonesia www.detik.com
justru bersikap sebaliknya dengan menurunkan berita seronok dengan judul
yang
sangat
sensasional:
97,05%
Mahasiswi
di
Yogyakarta
Hilang
Kegadisannya sebagaimana dilaporkan oleh Reporter: Bagus Kurniawan.dan
yang ditutup dengan initial (bgs, ani) sebagai tim penulis.
Manusia mana (sudah tentu yang memahami bahasa Indonesia, sic) yang tidak
segera terbetot matanya untuk segera mengikuti berita itu. Paling tidak
kalaupun dia tidak sempat membacanya sampai habis dan tuntas, niscaya
makna dan muatan pernyataan 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang
Kegadisannya sudah membenam di benak kepalanya. Sehingga di alam bawah
sadar pun dia cenderung mempersepsikan bahwa hampir 100 persen mahasiswi
di Yogyakarta dipastikan tidak perawan lagi. Atau dengan kata lain hanya
tinggal sekitar 2,95 % mahasiswi di Yogyakarta yang masih perawan.
Apakah memang demikian? Ternyata tidak.
Berita berjudul 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya itu
dibuka dengan teras berita (lead atau alinea pertama) sebagai berikut:
“detikcom - Yogyakarta, Sungguh mencengangkan dan mengerikan mengetahui
kehidupan seks mahasiswi di kota pelajar Yogyakarta. Suatu penelitian yang
dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan
Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) menunjukkan hampir 97,05 persen
mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat kuliah”
Lalu dilanjutkan dengan alinea berikut; yang berbunyi: “ Yang lebih
mengenaskan, semua responden mengaku melakukan hubungan seks tanpa ada
paksaan. Semua dilakukan atas dasar suka sama suka dan adanya kebutuhan.
Selain itu, ada sebagian responden mengaku melakukan hubungan seks dengan
lebih dari satu pasangan dan tidak bersifat komersil.”
Setelah itu baru masuk ke bridges (alinea penghubung dari teras berita ke
tubuh berita) yang lazimnya berisikan keterangan tentang unsur siapa, di
mana, dan kapan, dari pokok berita. Yaitu: “Hal itu dikemukakan Direktur
Eksekutif LSCK PUSBIH, Iip Wijayanto, kepada wartawan di gedung Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jl.
Malioboro, Yogyakarta, Kamis (1/8/2002)”
Dari situ www.detik.com baru mulai masuk ke unsur tubuh berita, yang
berbunyi sebagai berikut: “Menurut Iip, penelitian itu dilakukan selama 3
tahun mulai Juli 1999 hingga Juli 2002, dengan melibatkan sekitar 1.660
responden yang berasal dari 16 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta
di Yogya. Dari 1.660 responden itu, 97,05 persen mengaku sudah hilang
keperawanannya saat kuliah.”
Kemudian diikuti alinea berikut: “Hanya
persen saja yang mengaku sama sekali belum
termasuk masturbasi. ‘Ketiga responden itu
pernah mengakses tontonan maupun bacaan
seterusnya.
ada tiga responden atau 0,18
pernah melakukan kegiatan seks,
juga mengaku sama sekali belum
berbau seks,’ ungkapnya.” Dan
Dari fakta itu, jelas terlihat bahwa yang tidak perawan lagi (menurut
versi penelitian LSCK PUSBIH itu) ternyata hanya 97,05 persen mahasiswi
8
dari 1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden penelitian
LSCK PUSBIH itu.
Karena itu, pertanyaan berikut adalah:
a. Apakah 1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden, kita
sebut saja sebagai S (sample) di dalam penelitian ini, bisa serta merta
'dianggap' mewakili seluruh populasi mahasiswi atau sebut saja sebagai P
(population) yang ada di Yogyakarta ?
b. Dapatkah dalam penelitian ini bisa diberlakukan prinsip Pars Pro Toto
atau sebagian mewakili keseluruhan atau dengan kata lain, apa yang terjadi
di S berlaku juga bagi P?
c. Bukankah prinsip itu (S=P) hanya bisa diberlakukan jika memang
memenuhi persyaratan prinsip dam teknis metodologi penelitian tertentu
yang harus diuji validity dan reliability masing-masing lewat serangkaian
test pretest yang sangat ketat, terutama dalam menetapkan sample dan
penarikan?
Tentang hal itu, LSCK PUSBIH seperti dikemukakan oleh Direktur Eksekutifnya Iip Wijayanto niscaya tidak berani menyatakan S = P. Apalagi, jika dia
dicecar lebih jauh soal teknik sampling yang dipakainya untuk menetapkan
penarikan 1.660 mahasiswi Yogyakarta yang dijadikan responden.
Contoh:
a.Apakah itu mengunakan teknik random sample (contoh secara acak) atau
stratified sample (contoh berstruktur sesuai pengelompokan kelas dan
kategorisasi lain, agar responden yang ditetapkan menyerupai miniatur
populasi yang diwakilinya) tertentu?
b.Kenapa harus 1.660 mahasiswi saja?
c.Siapa saja ke-1660 mahasiswi itu dan kenapa bisa mereka yang terpilih
jadi responden?
Mengapa hal seperti itu harus dipertanyakan? Karena bisa jadi tanpa sadar
sejak awal sudah ada kehendak untuk mengarahkan agar sample yang terpilih
untuk dijadikan responden, bisa memberikan suatu jawaban tertentu yang
dikehendaki peneliti. Dalam arti bisa saja ada bias di mindset (tata
pikir) peneliti. Atau bias maupun kekeliruan menetapkan daerah penelitian
serta obyek penelitian.
Contoh: penelitian buat melihat ketaatan beragama dengan indikator shalat
lima waktu, yang sampling-nya oleh peneliti diarahkan di komunitas
pesantren. Atau soal sejauh mana kebebasan ekspresi seksual dengan
mengambil lokasi penelitian di daerah lokalisasi pelacuran. Kecenderungan
seperti ini sering terjadi, terutama dalam kasus penelitian berdasarkan
order atau pesanan tertentu.
Mengingat Iip Wijayanto juga tak menyatakan bahwa S = P --dalam arti 97,05
persen mahasiswi yang ditemukan tidak perawan itu, terjadi dalam kasus
1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden penelitian LSCK
PUSBIH-- maka pertanyaan berikut ini seharusnya dialamatkan kepada
www.detik.com. Yaitu:
a.Mengapa segegabah itu komunitas jurnalis di www.detik.com bisa lancang
menyatakan: 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya sebagaimana
tercermin dalam judul berita yang dilansir Jumat pagi (2/8) itu?
b.Mengapa hal itu dilansir secara bombastis dengan pola pemberitaan yang
terkesan sensasional, seperti via penyembunyian angka 97,05% dari S itu di
alinea ke empat, dan tidak mencantumkan kata Responden Penelitian dalam
9
judul: 97,05%
Kegadisannya?
Mahasiswi
Responden
Penelitian
di
Yogyakarta
Hilang
c.Mengapa di lead atau teras berita (yang merupakan intisari dan pokok
utama isi berita) yaitu: " ... hampir 97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta
sudah hilang keperawanannya saat kuliah." tidak dicantumkan kata "dari
1.660 responden yang berasal dari 16 perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta di Yogya." sebagai pengganti kata mahasiswi setelah tulisan 97.05
persen?
d.Mengapa pencantuman S itu diabaikan? Padahal mengingat kemungkinan ada
alasan teknis atau harus diedit ketat sesuai prinsip penulisan piramida
terbalik -yang mewajibkan pencantuman isi unsur berita terpenting di
bagian teratas dst berurutan sampai yang tidak penting di ekor terbawah
tubuh berita,- demi mempertahankan keutuhan materi terpenting berita
(meski cuma jadi filler atau berupa berita satu alinea saja), fakta S
wajib dicantumkan, bukan malah dikaburkan agar terkesan sebagai P.
e.Bukankah pengabaian hal itu bisa menciptakan missleading (pengecohan
dan pemelintiran) dari persepsi pembaca sehingga akan berujung pada
perancuan pendapat umum?
f.Bukankah pola penulisan breaking news (tidak berlaku mutlak untuk news
analyses) sesuai karakteristik online news di dunia cyber media yang
menuntut keringkasan materi dan kecepatan dan efisiensi waktu bagi para
hitter pembacanya, juga tetap wajib memenuhi prinsip akurasi,dan
obyektivitas?
g.Sejauh mana para jurnalis (terutama di www.detik.com memahami dan
menguasai prinsip dan teknik dalam precision journalism sebagai skill
(cabang keahlian) dalam pemberitaan yang memanfaatkan data statistik?
h.Bukankah jurnalis sesuai kode etik profesi juga harus mencegah
timbulnya keresahan publik akibat kesimpangsiuran berita yang tidak jelas?
i.Apakah jurnalis dan media yang bersangkutan pernah menimbang, berapa
puluh ribu mahasiswi yang ada di Yogyakarta, yang boleh jadi tergolong
pada 2,95 persen hasil penelitian, kini harus repot menangkis kecurigaan
publik, belum lagi kegundahan dari orang tuanya yang berpayah-payah
membiayai mereka kuliah jauh-jauh ke 'kota pelajar' ini?
Rasanya, Budiono Darsono dan rekan-rekan di www.detik.com masih ingat
bahwa sebagai jurnalis kita bukan hanya wajib profesional. Tapi seperti
apa kata kode etik profesi kita, jurnalis juga harus bernurani. (dhia
prekasha yoedha)
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.381 / Virus Database: 214 - Release Date: 8/2/02
Previous message: [Nasional] Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum
Next message: [Nasional] Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum
Messages sorted by: [ date ] [ thread ] [ subject ] [ author ]
10
Calon Anggota Komnas HAM periode 2012-2017
Animum Fortuna Sequitur
DATA PRIBADI
NAMA
DHIA PREKASHA YOEDHA
ALAMAT RUMAH
Jln.Pare I Blok D6 No.20 Sektor I.6 Griya Loka, BSD City.
Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan 15318
ALAMAT DI JAKARTA
Gang Penegak I No.5 Matraman Raya.
Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur 13140
TEMPAT & TGL LAHIR
Jakarta, 24 Juli 1955
JENIS KELAMIN
Laki Laki
TELEPON RUMAH
021 – 5378685
TELEPON SELULAR
0816 1990 232 & 0821 1062 1657 & 0878 7150 2025
dpy@journalist.com; dpy08161990232@gmail.com;
yodansasia@yahoo.com.au;
PENDIDIKAN FORMAL
TAHUN
MULAI
TAHUN
SELESAI
1995
1999
1978
NAMA UNIVERSITAS / SEKOLAH
TEMPAT
GELAR
Universitas Indonesia – Pasca Sarjana
Pengkajian Ketahanan Nasional ( Thesis Tidak Selesai )
Jakarta
-
1980
Universitas Indonesia – Filsafat s/d Tk V ( Tidak Melanjut )
Fakultas Sastra ( Fakultas Ilmu Budaya )
Jakarta
-
1974
1985
Universitas Indonesia – Kriminologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jakarta
Drs
1973
1973
SMAN V Filial ( Sekarang SMAN XXX ) Jakarta Pusat.
Jakarta
-
1971
1972
SMA St Fransiskus, Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Jakarta
-
1968
1970
SMP St Fransiskus I, Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Jakarta
-
1960
1967
TK/SR/SD Trisula -Yayasan PerWaRI, Salemba, Jakarta Pusat.
Jakarta
-
1
PENDIDIKAN NON FORMAL
TAHUN
MULAI
TAHUN
SELESAI
NAMA PROGRAM & INSTITUSI PEYELENGGARA
TEMPAT
1976
1976
1977
1977
1978
1978
1980
1980
1985
1985
1987
1987
1990
1990
1991
1991
1992
1992
1993
1993
Pelatihan Kejuruan Pertanian
BLKP Depnakertrans,
Kuliah Kerja Nyata
UNIVERSITAS INDONESIA
Latihan Dasar Militer
MenWa UNIVERSITAS INDONESIA
Penataran P4 Tk Nasional Angkatan IV
Penyelenggara Menpora & BP7
Penataran Kewaspadaan Nasional Tk Nasional Angkatan II
Penyelenggara Menpora & Lemhanas
Diklat PRECISISION JOURNALISM,
PusDikLat LitBang skh KOMPAS
Kursus Singkat Jurnalisme Moneter
Penyelenggara Bank Indonesia & PerBaNaS
Kursus Hukum Bisnis di (IBLAM)
Institute Business, Legal & Management
English for Journalis by ELTI
a refreshing course for Kompas editor
Kursus singkat Jurnalisme Hukum, dsbl
Penyelenggara Lembaga Pers Dr Soetomo
Lembang, Jawa Barat
Pandeglang, Banten
RinDaM V Jaya
Condet, Jakarta
Cibubur, Jakarta
Cibubur, Jakarta
RUMAH ANGGREK
Palmerah, Jakarta
Puncak, Jawa Barat
Hotel Wisata
Jakarta
Redaksi KOMPAS,
Palmerah, Jakarta
LPDS , Jakarta
PENGALAMAN DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA *)
TAHUN
MULAI
TAHUN
SELESAI
LEMBAGA / INSTANSI
ALAMAT / TELP
JABATAN
TUGAS / TANGGUNG
JAWAB
1992
1995
SK KOMPAS
Jl Palmerah
Selatan 26-28
Jakarta Pusat
Staf Redaksi
Peliput Masalah Hukum
dan Pemberitaan Kegiatan
KomNas HAM
1993
1996
DPP Serikat Buruh
Sejahtera Indonesia
(SBSI) sektor Pers,
Penerangan & Grafika
Jl. Tegalan dan
Jl. Kayu Ramin,
Utan Kayu,
Jakarta Timur
Ketua / Pendiri
SBSI SPPG
Penyadaran Hak-hak Buruh
di sektor PPG
( khususnya jurnalis dan
para pekerja pers)
1995
1996
ALIANSI JURNALIS
INDEPENDEN ( AJI )
Rumah Susun
Tanah Abang
Jakarta Pusat
Ketua Presidium Melawan Pembungkaman
Pers, Sosialisasi Hak Asasi
/ Penggagas /
Kebebasan Berpendapat
Pendiri
1996
1998
Dipaksa Orba MUNDUR
dari Profesi Jurnalis
karena bertahan di AJI,
SBSI & “Civil Society”
Dari berbagai
Penggerak
lokasi dan terus berbagai aksi
berpindah alamat Advokasi HAM /
ProDemokrasi
1998
1999
FORUM WACANA UI
(Forum MahasisWA
PasCA SarjaNA
-Universitas Indonesia)
1998
1999
2002
2002
2006
2007
1
Kepala.Litbang/
Pendiri FW –UI
bersama La Ode
Ida, Arif Mudatsir
M Fajrul Rahman
Satrio Arismunan
dar,Efendi Gazali
Resmi jadi jurnalis kembaii PT Surveyor
Redaktur
di Majalah manajemen
Indonesia, di jln
Pelaksana
mutu appraisal, lingkungan Warung Buncit & Majalah
EKOLITA setelah 3 tahun Gd. Adhi Graha
Bulanan milik
dipasung Rezim OrBa via jln.Gatot Subroto BUMN
larangan dari PWI Jaya
PT (Persero) SI
www.detakanalisis.com
Gd. Poros
Wakil Pemimpin
media online khusus
Indonesia Jl.
Redaksi/Pelaksa
analisis tentang fakta
Penjernihan
na Harian
konspirasi di balik berita
Jakarta Pusat
Majalah Berita Mingguan
Gd. Artha Graha. Redaktur
PILARS
SCBD Semanggi Laporan Utama
Kampus UI
Salemba
Jakarta Pusat
2
Membangun jaringan kerja
lintas SARA untuk melawan
intimidasi/aksi teror sistimatis
dari penguasa Orba saat itu.
Galang Mahasiswa S2 / S3
lintas kampus mendukung
Tuntutan Gerakan Reformasi
Hak hak Politik, Hukum dan
Ekonomi yang dilancarkan
Mahasiswa S1 se-Indonesia
Pemberitaan kampanye
ihwal hak-hak konsumen,
hak hak ulayat dan
indigenous people dalam
konteks lingkungan hidup.
Mendorong transparansi
clean government dengan
memperkuat hak hak publik
untuk mengontrrol
Melawan Pendiktean dan
Dominasi Pendapat Umum
oleh Konglomerasi Media.
2011
2012
KPAI dan Konsorsium
ABH (Reformasi Sistem
Perlindungan Anak
yang Berhadapan
dengan Hukum - ABH)
Jl. Teuku Umar
8-10 Menteng,
Jakarta Pusat
Koordinator
Jaringan Media
untuk
Konsorsium
ABH
Bersambung
Mengawal Pembahasan
“RUU SIstem Peradilan
Anak” di DPR, agar tidak
menjadi Produk Hukum
yang Melanggar HAM.
*) Untuk Pengalaman di Bidang HAM Lihat juga Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 4 dan 5 Formulir ini
PUBLIKASI DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA 10 TAHUN TERAKHIR **)
JUDUL
MEDIA
97,05% Mahasiswi di Yogyakarta
Hilang Kegadisannya (?):
Tanggung Jawab Jurnalis dan
Penyesatan Pendapat Umum
***)
Profesionalisme dan Kinerja
Organisasi Jurnalis ( Profesionalism
and Performance of Journalist
Organizations)
TAHUN
TERBIT
www.detakanalisis.com Jakarta,
Jum'at,
02/08/2002.
15.35
Di dalam buku
The
Industrialization of
Media in
Democatizing
Indonesia,
Journal article by Ariel
Her Yanto and
Stanley Yoseph Adi,
catatan kaki 27
halaman 81
in Contemporary
Southeast Asia,
Vol 23, 2001
Unpublished
paper
presented at
Seminar
Eavaluasi
Organisasi
Jurnalis,
Jakarta,
Aliansi
Jurnalis
Independen 7
August 2000
KETERANGAN
Materi Bahasan:
Perlindungan Hak Publik,
Kode Etik Peneliti dan Jurnalis,
Hak Jawab
Terkutip sebagai berikut:
“ …One the earliest and most
actived advocated of unionization
for the journalist under the New
Order is Dhia Prekasha Yoedha,
see Dhia Prekasha Yoedha,
Profesionalisme dan Kinerja
Organisasi Jurnalis
(Profesionalism and Performance
of Journalist Organizations)
Unpublished paper presented at
Seminar Eavaluasi Organisasi
Jurnalis, Jakarta, Aliansi Jurnalis
Independen 7 August 2000 “
**) Untuk Publikasi di Bidang HAM, Lihat juga Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 6 Formulir ini.
***) Terlampir di Lampiran II dalam Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 7 Formulir ini
Demikian CV ini dibuat dengan data dan informasi yang sebenarnya.
Tempat
Jakarta
Tanggal
27
Bulan
Tahun
Januari
2012
Tanda Tangan
( Dhia Prekasha Yoedha )
Nama Lengkap
CATATAN :
Formulir dapat diisi langsung dengan menggunakan komputer (MS Word) atau menggunakan pena.
Peminat calon anggota Komnas HAM periode 2012-2017 dapat menambahkan informasi khusus mengenai data yang
tidak tercantum pada formulir di atas, dengan cara mengisi pada halaman 4 (empat) formulir ini atau pada lembar
terpisah.
3
TAMBAHAN INFORMASI KHUSUS
LAMPIRAN I
PENGALAMAN Dhia Prekasha Yoedha DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA
TAHUN
JENIS KEGIATAN
TEMPAT/
LOKASI
LEMBAGA /
INSTANSI
PERAN / POSISI
TUGAS /
TANGGUNG
JAWAB
DPP SBSI SPPG
1992
Membentuk Serikat
Buruh Sejahtera
Indonesia sektor
Pers Penerangan
Grafika
Kantor DPP
SBSI Jalan
Tegalan, Kec.
Matraman.
Jakarta Timur
Ketua DPP SBSI
SPPG didampingi
Wakil Ketua,Satrio
Arismunandar dan
Sekjen En Jakob
Ereste.
1.Advokasi
Pekerja Media,
2. Kampanye dan
Sosialisasi agar
Jurnalis jangan
terbuai mithos diri
sebagai Profesi,
tapi wajib sadar
telah dijadikan
‘buruh’ dalam era
industri media.
1992
Advokasi 54 pekerja
pers harian sore Suara
Pembaruan/SP korban
Skorsing akibat
bersengketa dengan
manajemen PT Sinar
Kasih.
Hotel Nirwana, DPP SBSI SPPG Menggugat sikap
Kampung
dan Penerbit SK sdr. Dr Albert
Melayu, Jakarta Suara Pembaruan Hasibuan SH
markas pekerja
yang akibat Role
pers di jajaran
Conflict sebagai
redaksi Suara
anggota Komnas
Pembaruan
HAM & di sisi lain
dibawah
juga tetap menjadi
pimpinan Petron
Pimpinan Umum
Curie Nadeak
Harian Suara
dkk. yang
Pembaruan
melakukan aksi
malah melanggar
pemogokan .
HAM dan hak-hak
pekerja pers.
dalam sengketa
HIP (Hubungan
Industrial
Pancasila).
Mediasi antara
kelompok pekerja
pers yang
diSKORS dengan
pihak Manajemen.
Namun pihak
pekerja lalu
meminta SBSI
membiarkan
mereka sendiri
menyelesaikan
sengketanya
dengan pihak
manajemen
secara
kekeluargaan.
Kami menghormat
permintaan itu
1994
Semiloka Internasional
Hak Asasi Manusia II
Dibuka Presiden Penyelenggara
RI Soeharto di
Komnas HAM &
Istana Merdeka Deplu RI
Jakarta
Partisipan
mewakili unsur
jurnalis dan
pekerja pers
Curah Pendapat,
Kampanye dan
Sosialisasi HAM
bagi Jurnalis
1995
Konferensi Jurnalis seAsia Pasifik
Pnompenh,
Kampuchea
Penyelenggara
IFJ International
Federation of
Journalist
Presidium AJI /
Ketua Delegasi
Pemakalah/
Penggalang
dukungan
internasional
untuk Kebebasan
Pers & Hak hak
Pekerja Pers di
Indonesia.
1996
Konferensi Buruh
Grafika Asia Pasifik
Manila,
Filipina
Penyelenggara
IGF International
Graphics
Federation
Ketua DPP SBSI
mewakili SPPG
Pemakalah /
Penggalang
dukungan
internasional
untuk gerakan
ProDemokrasi,
Hak hak Buruh
di Indonesia
4
jelang Matatuli 27
Juli 1996.
Bersambung
5
TAHUN
JENIS KEGIATAN
TEMPAT/
LOKASI
LEMBAGA /
INSTANSI
PERAN / POSISI
TUGAS /
TANGGUNG
JAWAB
1998
Kerjasama Penelitian / Jakarta,
FocusGroupDiscussion
Reformasi Pemisahan
Polri dari ABRI menjadi
Penegak Kamtibmas
Sipil
Penyelenggara
Mabes Polri &
Forum Wacana
Universitas
Indonesia
Fasilitator /
Ka.Litbang
Presidium
FW-UI
Meletakan dasar
profesionalisme
kepolisian sebagai
penegak hukum /
Kamtibmas yang
mematuhi HAM.
1999
Semiloka Gabungan
tentang Reformasi &
Redefinisi Posisi
TNI/POLRI di dalam
Era Reformasi
Bumi Seskoal
Cipulir, Jakarta
SeSKoAD/
SeSKoAL/
SeSKoAU/
SeSPimPol
Bersama wakil
mahasiswa dari
Program Pasca
Sarjana UI, IAIN,
IKIP& IIP
Juru Bicara
Forum WaCaNa
(Mahasiswa
Pasacasarjana)
Universitas
Indonesia
Mengingatkan
penegakan HAM
dan demokrasi
hanya terjamin
jika Reformasi
juga mampu
menciptakan
prinsip prinsip
Civil Supremacy
2000
Seminar Internasional
Penyelesaian Konflik
Lemhanas,
Jakarta
LemHanNas /
Lespersi /
Nederland
Institute of
International
Relations
Clingendael
Tim Perumus/
Jubir Kelas
Perlu dirumuskan
UU Intelejen yang
demokratis dan
menghormati HAM
sebagai salah satu
payung hukum
2001
Semiloka Internasional
Kode Etik Jurnalistik
Hotel Regency
Kuningan,
Jakarta, dibuka
resmi oleh
Presiden RI
Abdulrahman
Wahid sebagai
keynote
speaker.
Penyelenggara
Yayasan Jurnalis
Independen - YJI
Pengarah dan
Nara sumber
Loka Karya 3
hari yang dikuti
oleh wakil-wakil
media massa
dari 21 provinsi
se Indonesia
Hukum / Kode Etik
Jurnalistik wajib
melindungi media
dan kepentingan
publik dari aksi
premanisme atas
media maupun
premanisme oleh
media.
COPYRIGHT: dpyoedha 08161990232 – dpy@journalist.com
6
LAMPIRAN II
PUBLIKASI karya-karya Dhia Prekasha Yoedha DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA
JUDUL
MEDIA
Konspirasi Penguasa dan
Pengusaha dalam
Oligopoli Media
memanipulasi pers dan
informasi public
Buku Seri Laporan dan
Catatan Keadaan HAM
di Indonesia 1994
Penerbit Divisi Khusus Kata Pengantar
YLBHI Jakarta, 1995
Mulyana W Kusuma;
Materi Bahasan:
Hak Jurnalis,
Hak Pengusaha Media
Hak Publik Pembaca, dll
Siapa Memeras Keringat
Siapa
Buku Seri ISSUE DAN
IGAUAN DARI
SALEMBA Rangkuman
karya lepas Alumni UI
Soe Hok Gie Sjahrir,
Moh Iksan, Hariman
Siregar, Chatib Basri dll
Penerbit Badan
Kata Pengantar:
Otonom ECONOMICA Prof DR Dorodjatun
FEUI, DEPOK 1995
Koentjorojakti.
Buku Seri ISSUE DAN
IGAUAN DARI
SALEMBA Rangkuman
karya lepas Alumni UI
Soe Hok Gie Sjahrir,
Moh Iksan, Hariman
Siregar Chatib Basri, dll
Penerbit Badan
Kata Pengantar:
Otonom ECONOMICA Prof DR Dorodjatun
FEUI, DEPOK 1995
Koentjorojakti.
Dalam Buku
KEBEBASAN
CENDEKIAWAN:
Refleksi Kaum Muda
Penerbit Yayasan
Bentang Budaya,
Yogya & Pustaka
Republika 1996.
ICMI: Menggaruk
Kegatalan Umat
Peran Cendekiawan dan
Dinamika Masyarakat
TAHUN TERBIT
KETERANGAN
Materi Bahasan:
Hak Berusaha,
Hak Publik
Akuntabilitas Profesi
Materi Bahasan:
Hak Identitas,
Hak Berbicara,
Kata Pengantar
Prof DR Dawam Rahardjo
Rangkuman Hasil simposium
Majelis Sinergi Kalam ICMI
Materi Bahasan:
Hak Berbicara
Hak Berserikat dsb
Memperjuangkan Pers
Bebas di Masa Transisi
Dalam Buku BERSIKAP
INDEPENDEN Pedoman
Meliput Pemilu di Masa
Demokrasi Transisi.
Penerbit PACT & AJI
Jakarta 1999
Politik Anti Cina di Balik
Kepentingan Politik
Ekonomi Orde Baru
Dalam Jurnal
Konfrontasi No.I
Jakarta 1999.
Politik Anti Cina di Balik
Kepentingan Politik
Ekonomi Orde Baru
Dalam Buku:
DISKRIMINASI
RASIAL ETHNIK
TIONGHOA DI
INDONESIA
Penerbit GANDI
(Gerakan Anti
Diskriminasi
Indonesia)
Jakarta, 1999
Editor: J.Bebari &
Albertus Sugeng;
Materi Bahasan:
Politik Diskriminasi,
Pelanggaran HAM Berat
Paradigma Militerisme
dalam Pelumpuhan
Demokrasi
Dalam Buku
INDONESIA DI
TENGAH TRANSISI
Penerbit PROPATRIA
Jakarta 2000.
Kata Pengantar
DR.George Junus Aditjondro
& DR. Kusnanto Anggoro
Profesionalisme dan
Kinerja Organisasi
Jurnalis
( Profesionalism and
Performance of Journalist
Organizations )
Di dalam buku The
Industrialization of
Media in
Democatizing
Indonesia, Journal
article by Ariel Her
Yanto and Stanley
Yoseph Adi, in
Contemporary
Southeast Asia , Vol
23, 2001, catatan kaki
27 halaman 81
Unpublished paper
presented at Seminar
Eavaluasi Organisasi
Jurnalis, Jakarta,
Aliansi Jurnalis
Independen 7 August
2000
Terkutip sebagai berikut:
“... One the earliest and most
COPYRIGHT: dpyoedha 08161990232 – dpy@journalist.com
7
Materi Bahasan:
Hak Berpendapat
Hak Memilih
Hak Dipilih dsb
Materi Bahasan:
Politik Diskriminasi,
Pelanggaran HAM Berat
actived advocated of unionizetion for the journalist under the
New Order is Dhia Prekasha
Yoedha, see Dhia Prekasha
Yoedha,Profesionalisme dan
Kinerja Organisasi Jurnalis
( Profesionalism and Performan
ce of Journalist Organizations)
Unpublished paper presented at
Seminar Evaluasi Organisasi
Jurnalis Jakarta,
Aliansi Jurnalis Independen 7
August 2000 “
LAMPIRAN III
CONTOH KARYA TULISAN
97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya(?)
Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum
Jum'at, 02/08/02.15.35
detakanalisis--Jumat pagi tatkala hampir isi semua berita utama media
cetak maupun siaran masih bergelut dengan kejadian di seputar Sidang
Tahunan MPR dan juga kunjungan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell,
sebaliknya media online terbesar dan pertama di Indonesia www.detik.com
justru bersikap sebaliknya dengan menurunkan berita seronok dengan judul
yang
sangat
sensasional:
97,05%
Mahasiswi
di
Yogyakarta
Hilang
Kegadisannya sebagaimana dilaporkan oleh Reporter: Bagus Kurniawan.dan
yang ditutup dengan initial (bgs, ani) sebagai tim penulis.
Manusia mana (sudah tentu yang memahami bahasa Indonesia, sic) yang tidak
segera terbetot matanya untuk segera mengikuti berita itu. Paling tidak
kalaupun dia tidak sempat membacanya sampai habis dan tuntas, niscaya
makna dan muatan pernyataan 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang
Kegadisannya sudah membenam di benak kepalanya. Sehingga di alam bawah
sadar pun dia cenderung mempersepsikan bahwa hampir 100 persen mahasiswi
di Yogyakarta dipastikan tidak perawan lagi. Atau dengan kata lain hanya
tinggal sekitar 2,95 % mahasiswi di Yogyakarta yang masih perawan.
Apakah memang demikian? Ternyata tidak.
Berita berjudul 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya itu
dibuka dengan teras berita (lead atau alinea pertama) sebagai berikut:
“detikcom - Yogyakarta, Sungguh mencengangkan dan mengerikan mengetahui
kehidupan seks mahasiswi di kota pelajar Yogyakarta. Suatu penelitian yang
dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan
Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) menunjukkan hampir 97,05 persen
mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat kuliah”
Lalu dilanjutkan dengan alinea berikut; yang berbunyi: “ Yang lebih
mengenaskan, semua responden mengaku melakukan hubungan seks tanpa ada
paksaan. Semua dilakukan atas dasar suka sama suka dan adanya kebutuhan.
Selain itu, ada sebagian responden mengaku melakukan hubungan seks dengan
lebih dari satu pasangan dan tidak bersifat komersil.”
Setelah itu baru masuk ke bridges (alinea penghubung dari teras berita ke
tubuh berita) yang lazimnya berisikan keterangan tentang unsur siapa, di
mana, dan kapan, dari pokok berita. Yaitu: “Hal itu dikemukakan Direktur
Eksekutif LSCK PUSBIH, Iip Wijayanto, kepada wartawan di gedung Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jl.
Malioboro, Yogyakarta, Kamis (1/8/2002)”
Dari situ www.detik.com baru mulai masuk ke unsur tubuh berita, yang
berbunyi sebagai berikut: “Menurut Iip, penelitian itu dilakukan selama 3
tahun mulai Juli 1999 hingga Juli 2002, dengan melibatkan sekitar 1.660
responden yang berasal dari 16 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta
di Yogya. Dari 1.660 responden itu, 97,05 persen mengaku sudah hilang
keperawanannya saat kuliah.”
Kemudian diikuti alinea berikut: “Hanya
persen saja yang mengaku sama sekali belum
termasuk masturbasi. ‘Ketiga responden itu
pernah mengakses tontonan maupun bacaan
seterusnya.
ada tiga responden atau 0,18
pernah melakukan kegiatan seks,
juga mengaku sama sekali belum
berbau seks,’ ungkapnya.” Dan
Dari fakta itu, jelas terlihat bahwa yang tidak perawan lagi (menurut
versi penelitian LSCK PUSBIH itu) ternyata hanya 97,05 persen mahasiswi
8
dari 1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden penelitian
LSCK PUSBIH itu.
Karena itu, pertanyaan berikut adalah:
a. Apakah 1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden, kita
sebut saja sebagai S (sample) di dalam penelitian ini, bisa serta merta
'dianggap' mewakili seluruh populasi mahasiswi atau sebut saja sebagai P
(population) yang ada di Yogyakarta ?
b. Dapatkah dalam penelitian ini bisa diberlakukan prinsip Pars Pro Toto
atau sebagian mewakili keseluruhan atau dengan kata lain, apa yang terjadi
di S berlaku juga bagi P?
c. Bukankah prinsip itu (S=P) hanya bisa diberlakukan jika memang
memenuhi persyaratan prinsip dam teknis metodologi penelitian tertentu
yang harus diuji validity dan reliability masing-masing lewat serangkaian
test pretest yang sangat ketat, terutama dalam menetapkan sample dan
penarikan?
Tentang hal itu, LSCK PUSBIH seperti dikemukakan oleh Direktur Eksekutifnya Iip Wijayanto niscaya tidak berani menyatakan S = P. Apalagi, jika dia
dicecar lebih jauh soal teknik sampling yang dipakainya untuk menetapkan
penarikan 1.660 mahasiswi Yogyakarta yang dijadikan responden.
Contoh:
a.Apakah itu mengunakan teknik random sample (contoh secara acak) atau
stratified sample (contoh berstruktur sesuai pengelompokan kelas dan
kategorisasi lain, agar responden yang ditetapkan menyerupai miniatur
populasi yang diwakilinya) tertentu?
b.Kenapa harus 1.660 mahasiswi saja?
c.Siapa saja ke-1660 mahasiswi itu dan kenapa bisa mereka yang terpilih
jadi responden?
Mengapa hal seperti itu harus dipertanyakan? Karena bisa jadi tanpa sadar
sejak awal sudah ada kehendak untuk mengarahkan agar sample yang terpilih
untuk dijadikan responden, bisa memberikan suatu jawaban tertentu yang
dikehendaki peneliti. Dalam arti bisa saja ada bias di mindset (tata
pikir) peneliti. Atau bias maupun kekeliruan menetapkan daerah penelitian
serta obyek penelitian.
Contoh: penelitian buat melihat ketaatan beragama dengan indikator shalat
lima waktu, yang sampling-nya oleh peneliti diarahkan di komunitas
pesantren. Atau soal sejauh mana kebebasan ekspresi seksual dengan
mengambil lokasi penelitian di daerah lokalisasi pelacuran. Kecenderungan
seperti ini sering terjadi, terutama dalam kasus penelitian berdasarkan
order atau pesanan tertentu.
Mengingat Iip Wijayanto juga tak menyatakan bahwa S = P --dalam arti 97,05
persen mahasiswi yang ditemukan tidak perawan itu, terjadi dalam kasus
1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden penelitian LSCK
PUSBIH-- maka pertanyaan berikut ini seharusnya dialamatkan kepada
www.detik.com. Yaitu:
a.Mengapa segegabah itu komunitas jurnalis di www.detik.com bisa lancang
menyatakan: 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya sebagaimana
tercermin dalam judul berita yang dilansir Jumat pagi (2/8) itu?
b.Mengapa hal itu dilansir secara bombastis dengan pola pemberitaan yang
terkesan sensasional, seperti via penyembunyian angka 97,05% dari S itu di
alinea ke empat, dan tidak mencantumkan kata Responden Penelitian dalam
9
judul: 97,05%
Kegadisannya?
Mahasiswi
Responden
Penelitian
di
Yogyakarta
Hilang
c.Mengapa di lead atau teras berita (yang merupakan intisari dan pokok
utama isi berita) yaitu: " ... hampir 97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta
sudah hilang keperawanannya saat kuliah." tidak dicantumkan kata "dari
1.660 responden yang berasal dari 16 perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta di Yogya." sebagai pengganti kata mahasiswi setelah tulisan 97.05
persen?
d.Mengapa pencantuman S itu diabaikan? Padahal mengingat kemungkinan ada
alasan teknis atau harus diedit ketat sesuai prinsip penulisan piramida
terbalik -yang mewajibkan pencantuman isi unsur berita terpenting di
bagian teratas dst berurutan sampai yang tidak penting di ekor terbawah
tubuh berita,- demi mempertahankan keutuhan materi terpenting berita
(meski cuma jadi filler atau berupa berita satu alinea saja), fakta S
wajib dicantumkan, bukan malah dikaburkan agar terkesan sebagai P.
e.Bukankah pengabaian hal itu bisa menciptakan missleading (pengecohan
dan pemelintiran) dari persepsi pembaca sehingga akan berujung pada
perancuan pendapat umum?
f.Bukankah pola penulisan breaking news (tidak berlaku mutlak untuk news
analyses) sesuai karakteristik online news di dunia cyber media yang
menuntut keringkasan materi dan kecepatan dan efisiensi waktu bagi para
hitter pembacanya, juga tetap wajib memenuhi prinsip akurasi,dan
obyektivitas?
g.Sejauh mana para jurnalis (terutama di www.detik.com memahami dan
menguasai prinsip dan teknik dalam precision journalism sebagai skill
(cabang keahlian) dalam pemberitaan yang memanfaatkan data statistik?
h.Bukankah jurnalis sesuai kode etik profesi juga harus mencegah
timbulnya keresahan publik akibat kesimpangsiuran berita yang tidak jelas?
i.Apakah jurnalis dan media yang bersangkutan pernah menimbang, berapa
puluh ribu mahasiswi yang ada di Yogyakarta, yang boleh jadi tergolong
pada 2,95 persen hasil penelitian, kini harus repot menangkis kecurigaan
publik, belum lagi kegundahan dari orang tuanya yang berpayah-payah
membiayai mereka kuliah jauh-jauh ke 'kota pelajar' ini?
Rasanya, Budiono Darsono dan rekan-rekan di www.detik.com masih ingat
bahwa sebagai jurnalis kita bukan hanya wajib profesional. Tapi seperti
apa kata kode etik profesi kita, jurnalis juga harus bernurani. (dhia
prekasha yoedha)
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.381 / Virus Database: 214 - Release Date: 8/2/02
Previous message: [Nasional] Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum
Next message: [Nasional] Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum
Messages sorted by: [ date ] [ thread ] [ subject ] [ author ]
10