Manajemen Keuangan sub risiko risk

MANAJEMEN KEUANGAN
Referensi Pustaka
Brigham, dan Gapensky, 2002, Financial Management: Theory & Practice10th ed.
Gitman, Lawrence, G., 2003, Principles of Managerial Finance, 10th ed.
Keown, Arthur J., et.al.,2005, Financial Management, Principles and Applications, 10th ed.
Suad Husnan dan E. Pudjiastuti, 2003, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Revisi
Weston, dan Brigham, 2000, Essential of Financial Management, 12th ed.
Weston, dan Copeland, 1992, Managerial Finance, 9th ed.

Asi 0205

halaman 1

DAFTAR ISI HAND-OUT MK
(Bagian 1)
Nomor Slide
3 - 15

Materi Pokok Bahasan
Pemahaman Manajemen Keuangan


18 - 41

Analisis Laporan Keuangan

42 - 65

Cash Budget & Profit Planning

66 - 77

Pengelolaan Modal Kerja

78 - 82

Pengelolaan Kas

83 - 90

Pengelolaan Piutang


91 - 100

Pengelolaan Persediaan

101 - 116

Analisis BEP & Leverage

Asi 0205
2

halaman

PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN
Secara Makro:
Manajemen Keuangan adalah studi tentang lembaga-lembaga keuangan, pasar
keuangan, dan pasar modal, serta bagaimana mereka beroperasi dalam sistem
keuangan dan perekonomian secara global.

Secara Mikro:

Manajemen Keuangan adalah keseluruhan aktivitas pengelolaan keuangan yang
meliputi keputusan bagaimana MENCARI dan MENGGUNAKAN dana bagi
perusahaan, secara efisien dan efektif untuk mewujudkan tujuan perusahaan .

Asi 0205
3

halaman

AKTIVITAS UTAMA MK

Using

Seeking

Fund

Fund

Decision


Decision

Asi 0205
4

halaman

ASPEK PENCARIAN DANA
Aspek pencarian dana meliputi aktivitas:






Penetapan jumlah dana yang dibutuhkan
Penetapan sumber dana, modal sendiri atau hutang
Penetapan jangka waktu hutang
Penetapan biaya modal

Trade off antara biaya dan imbal hasil (return)

Asi 0205
5

halaman

ASPEK PENGGUNAAN DANA
Aspek penggunaan dana meliputi aktivitas:





Pengalokasian dana pada modal kerja
Pengalokasian dana pada investasi dalam aktiva tetap
Pengalokasian dana pada investasi dalam sekuritas
Penetapan costs & expenses (biaya-biaya dan beban)

Asi 0205

6

halaman

FUNGSI-FUNGSI MK
Fungsi-Fungsi Manajemen Keuangan meliputi:






Fungsi Pendanaan (akan dibahas di MK II)
Fungsi Operasional (akan dibahas di MK I)
Fungsi Investasi (akan dibahas di MK II)
Fungsi Pengelolaan Aktiva (akan dibahas di MK I)
Fungsi Pembagian Dividen (akan dibahas di MK II)

Asi 0205
7


halaman

FUNGSI UTAMA MK

Fungsi
Operasional

Fungsi
Investasi

Asi 0205
8

Fungsi
Operasional

Fungsi
Pendanaan


halaman

ASPEK FUNGSI PENDANAAN
Aspek Fungsi Pendanaan meliputi:







Analisis Kebutuhan Dana
Analisis Struktur Keuangan
Analisis Struktur Modal
Analisis LeverageI Keuangan
Analisis Biaya Modal Individual
Analisis Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang

Asi 0205
9


halaman

ASPEK FUNGSI OPERASIONAL
Aspek Fungsi Operasional meliputi:
 Analisis Pengelolaan Modal Kerja (Kas, Piutang, Persediaan, dll)
 Analisis Laporan Keuangan (Balance Sheet & Income Statement)
> Analisis Posisi, Kondisi, & Kinerja Keuangan
> Analisis Cash Flow

 Analisis Perencanaan Laba
> Analisis Perencanaan Penjualan
> Klasifikasi Biaya & Beban
> Analisis Break Event Point (BEP)
> Analisis Leverage (DOL, DFL, DCL)

Asi 0205
10

halaman


ASPEK FUNGSI INVESTASI
Aspek Fungsi Investasi meliputi:
 Investasi Dalam Aktiva Tetap (Mesin, Peralatan, Kendaraan, dll)
> Pola Perhitungan Cash Flow
> Capital Budgeting Dalam Kondisi Kepastian
> Capital Budgeting Dalam Kondisi Ketidakpastian
> Metoda Penilaian Investasi (PP, Discounted PP, ARR, NPV, PI, IRR, MIRR)

 Investasi Dalam Sekuritas (Saham, Obligasi, Reksadana, Derivatif )
> Konsep Risiko dan Return (imbalhasil)
> Analisis Mean Variance, CAPM, APT, Portofolio
> Expected Return, Standard Deviation, Covariance, Beta, Required Return
Asi 0205
11

halaman

HUBUNGAN MK & AKUNTANSI
Akuntansi:





Menggunakan Metoda ACCRUAL
Mencatat dan Menyusun Data Akuntansi
Menyajikan Laporan Keuangan

Manajemen Keuangan:




Menggunakan Pendekatan CASH FLOWS
Menganalisis dan Menginterpretasi Laporan Kuangan
Mengambil Keputusan Aspek Keuangan Perusahaan

Asi 0205
12

halaman

TUJUAN PERUSAHAAN






Memaksimumkan Laba (sudah tidak sesuai)
Memaksimumkan Kesejahteraan Pemegang Saham
Memaksimumkan Nilai Perusahaan
Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Memperhatikan Kepentingan Stakeholders
(pemilik, karyawan, kreditor, pelanggan, pemerintah, pemasok, dll.)

Asi 0205
13

halaman

LABA MAKSIMUM???

Tujuan memaksimumkan laba terbukti gagal untuk menentukan
perbedaan tingkat laba mana yang lebih baik dalam kaitannya dengan
tingkat,timing, dan risiko atas cash flow.

Asi 0205
14

halaman

Memaksimumkan
Kesejahteraan Pemegang Saham


Mengapa?



Karena tujuan memaksimumkan Kesejahteraan pemegang

saham memperhatikan tingkat, timing, & risiko cash flows.

Share Price = Future Dividends
Required Return
Asi 0205
15

level & timing
of cash flows
risk of cash
flows
halaman

LAPORAN KEUANGAN
 Laporan Keuangan bagi pemilik perusahaan
dipersiapkan, disusun, dan dilaporkan berdasarkan
suatu pedoman yang disebut generally accepted
accounting principles (GAAP).

 GAAP diotorisasi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
yang dikenal sebagai FASB (Financial Accounting
Standard Board)

Asi 0205
16

halaman

Income Statement
 Income statement atau Laporan Laba/ Rugi menyajikan ringkasan
kondisi keuangan operasional perusahaan, meliputi penerimaan,
biaya dan beban, serta laba selama satu perioda operasi.
 Meskipun laporan ini dilaporkan secara tahunan, laporan ini
dipersiapkan secara bulanan untuk kepentingan manajemen dan
dihitung per kuartal untuk kepentingan penghitungan pajak.

Asi 0205

halaman 17

Tabel 1
MYDINO CORPORATION
INCOME STATEMENT
Untuk Perioda yang Berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2004 (Rp Juta)

Sales Revenue
Cost of Goods Sold
Gross Profit
Operting Expenses
Operating Profit (EBIT)
Interest Expenses
Earning Before Taxes (EBT)
Tax
Net Profit After Taxes (EAT)
Dividend

2003 2004
5.134 6.148
3.422

4.176

1.712

1.972

1.106

1.136

606

836

182

186

424

650

127

189

297

462

20

20

Keterangan:
Jumlah Lembar Saham 2003: 76.464.088; 2004:
Profit for Shareholders
27776.206.897
442
Tarif Pajak Tahun 2003: 30% Tahun 2004: 29%

Earning per
Share
(EPS) (sdh termasuk di dlm Beban3,62
Biaya
Penyusutan
Operasi) 5,79
Tahun 2003: Rp 446 juta; Tahun 2004: Rp 478 juta

Asi 0205
18

Dividend per Share (DPS)

1,50

1,71

halaman

Balance Sheet
 Balance Sheet atau Neraca menyajikan ringkasan posisi
keuangan perusahaan pada akhir perioda tertentu.
 Persamaan Neraca:
Total Aktiva = Total Hutang + Total Ekuitas

Asi 0205

halaman 19

Tabel 2
MYDINO CORPORATION
BALANCE SHEET
31 Desember 2003 dan 2004 (Rp Juta)
ASSETS

2003

2004

LIABILITIES & EQUITY

2003

2004

Cash

576

726

Account Payables

540

764

Marketable Securities

102

136

Notes Payables

198

158

Account Receivables

730

1,006

Accruals

228

318

Inventories

600

578

966

1.240

2.008

2.446

1.934

2,046

Lands & Buildings

3.806

4.144

Total Liabilities

2.900

3.286

Machines & Equipments

3.386

3.732

Preferred Stocks

400

400

Other Fixed Assets

1.452

1.462

Common Stocks

380

382

8.644

9.338

Stocks Surplus

512

466

4.112

4.590

Retained Earnings

2.348

2.660

4.532

4.748

3.640

3.908

6.540

7.194

6.540

7.194

Total Current Assets

Total Gross Fixed Assets
Acc. Depreciation
Net Fixed Assets
Total Assets
Asi 0205
20

Total Current Liabilities
Long-term Liabilities

Total Equity
Total Liabilities & Equities

halaman

Statement of Retained Earnings
Statement of Retained Earnings atau Laporan Laba Ditahan
merekonsiliasi laba setelah pajak dan pembayaran dividen
selama satu tahun hingga menghasilkan perubahan
saldo laba ditahan pada akhir tahun

Asi 0205

halaman 21

Tabel 3
MYDINO CORPORATION

LAPORAN LABA DITAHAN
31 Desember 2004 (Rp Juta)

Saldo Laba Ditahan 1 Januari 2004

2.348

Ditambah: Laba Setelah Pajak 2004

462

Dikurangi: Pembayaran Dividen Selama 2004
Saham Preferen

( 20)

Saham Biasa

(130)

Total Pembayaran Dividen

150

Saldo Laba Ditahan Akhir Tahun 2004

2.660

Asi 0205
22

halaman

Statement of Cash Flows
 Statement of Cash Flows (Laporan Arus Kas) menyajikan
ringkasan arus kas perusahaan selama satu perioda.
 Laporan Arus Kas memberi gambaran aktivitas operasional,
pendanaan dan ivestasiselama satu perioda tertentu.
 Laporan ini menginteraksikan informasi dalam
Balance Sheets dan Income Statements.
Asi 0205

halaman 23

Tabel 4
MYDINO CORPORATION
STATEMENT OF CASH FLOWS
31 Desember 2004 (Rp Juta)
Arus Kas Operasional
Laba Bersih 2004

462

Biaya Penyusutan 2004

478

Pertambahan Piutang
Pengurangan Persediaan
Peningkatan Hutang Dagang
Peningkatan Accruals
Operasi

-276
22
224
90

Kas dari Kegiatan

1,000

Arus Kas Investasi
Peningkatan Aktiva Tetap Bruto
Bertambahnya returnbisnis
Investasi

-694
0

Kas dari Kegiatan

-694

Arus Kas Pendanaan
Asi 0205

Penambahan Wesel Bayar

-40

Peningkatan Hutang Jk.Panjang

112

Perubahan Ekuitas (dikurangi perubahan RE)

-44

halaman 24

ANALISIS RASIO KEUANGAN
 Analisis Rasio Keuangan meliputi, pembandingan, interpretasi,
evaluasi posisi keuangan (neraca), kondisi keuangan (Laporan
L/R), dan kinerja Keuangan.
 Kinerja Keuangan uatama meliputi: Likuiditas, Solvabilitas,
Aktivitas, dan Profitabilitas.
 Stakeholders meliputi Internal Manajemen, Pemilik, Kreditor,
Pemerintah.
 Standar yang dipakai adalah standar rata-rata industri atau
standar komparatif historik dari tahun ke tahun.
Asi 0205

halaman 25

TIPE KOMPARASI RASIO
 Trend Analysis
Tipe ini juga disebut Analisis Komparatif Historik, atau Analisis
Time Series yang membandingkan data satu perusahaan yang
sama dari tahun ke tahun

 Cross-sectional Analysis
Tipe ini juga disebut Analisis Komparatif Relasional yang
membandingkan data satu perusahaan dengan perusahaan lain
dalam industri yang sama atu standar Rasio Rata-Rata Industri.

Asi 0205

halaman 26

CONTOH PERHITUNGAN RASIO
Berdasarkan Laporan Keuangan

MYDINO Corporation
Balance Sheets 2004
Income Statements 2004
(Lihat Tabel 1 & 2 di halaman 18 &20)

Asi 0205

halaman 27

ANALISIS RASIO KEUANGAN
A. Liquidity Ratio
1. Current Ratio (CR)
Current ratio

=

total current assets
total current liabilities

Current ratio

=

2.446.000.000 = 1,97
1.240.000.000

Asi 0205

halaman 28

A. LIQUIDITY RATIO
2. Quick Ratio (QR)
Quick ratio

= Total Current Assets - Inventory
total current liabilities

Quick ratio = 2.446.000.000 – 578.000.000 = 1,51
1.240.000.000

Asi 0205

halaman 29

A. LIQUIDITY RATIO
3. Cash Ratio
Cash ratio

= Cash + Efek
total current liabilities

Quick ratio = 726.000.000 + 136.000.000 = 0,70
1.240.000.000
Asi 0205

halaman 30

B. Leverage Ratio
1. Debt Ratio (DR)

Debt Ratio = Total Liabilities/Total Assets
DR =

3.286.000.000 / 7.194.000.000 = 0,46 = 46%

2. Debt to Equity Ratio (DER)

DER = Total Liabilities/Total Equity
DER =
Asi 0205

3.286.000.000 / 3.908.000.000 = 0,84 = 84%
halaman 31

B. Leverage Ratio
3. Long-term Debt to Equity Ratio (LDER)

LDER = Long-term Liabilities/Total Equity
DER =

2.046.000.000 / 3.908.000.000 = 0,52 = 52%

4. Time Interest Earned (TIE)

TIE = EBIT/ Interest
TIE =
Asi 0205

836.000.000 / 186.000.000 = 4,49 = 449%
halaman 32

C. Activity Ratio
1. Assets Turnover (ATO)

ATO = Sales Revenue/ Total Assets
ATO =

6.148.000.000 / 7.194.000.000 = 0,85 kali

4. Receivable Turnover (RTO)

RTO = Sales Revenue/ Acc. Receivables
RTO = 6.148.000.000 / 1.006.000.000 =
Asi 0205

6,11 kali
halaman 33

C. Activity Ratio
3. Inventory Turnover at Cost (ITOc)

ITOc = Cost of Goods Sold/ Inventory
ITOc =

4176.000.000 / 578.000.000 = 7,22 kali

4. Inventory Turnover at Sales (ITOs)

ITOs = Sales Revenue/ Inventory
ITOs = 6.148.000.000 / 578.000.000 =
Asi 0205

10,64 kali
halaman 34

C. Activity Ratio
5. Average Day’s Inventory at Cost (ADIc)

ADIc = (Inventory x360)/ Cost of Goods Sold
ADIc = (578.000.000 X360) / 4176.000.000 =

50 hari

6. Average Day’s Inventory at Sales (ADIs)

ADIs = (Inventory X360)/Sales Revenue
ADIs = (578.000.000 x360) /6.148.000.000 =
Asi 0205

34 hari
halaman 35

C. Activity Ratio
7. Average Collection Period (ACP)
disebut juga sebagai

Day’s Sales Outstanding (DSO)
ACP = (Receivable x360)/Sales Revenue
ACP = (1.006.000.000 x360) /6.148.000.000 =

Asi 0205

60 hari

halaman 36

D. Profitability Ratio
1. Gross Profit Margin (GPM)

GPM = Gross Profit/Sales Revenue x 100%
GPM =

1.972.000.000 / 6.148.000.000 = 32%

2. Operating Profit Margin (OPM)

OPM = EBIT /Sales Revenue x
OPM =
Asi 0205

100%

836.000.000 / 6.148.000.000 = 14%
halaman 37

D. Profitability Ratio
3. Net Profit Margin (NPM)

NPM = Net Profit/Sales Revenue x 100%
NPM =

462.000.000 / 6.148.000.000 = 8 %

4. Return on Investment (ROI)
disebut juga Return on Assets (ROA)

ROI = Net Profit/ Total Assets x
ROI =
Asi 0205

100%

462.000.000 / 7.194.000.000 = 6 %
halaman 38

D. Profitability Ratio
5. Earning Power (EP)

EP = EBIT /Total Assets x 100%
EP = 836.000.000 / 7.194.000.000

= 12 %

6. Return on Equity (ROE)

ROE = Net Profit / Total EQuity
ROE=
Asi 0205

462.000.000 / 3.908.000.000 = 12 %
halaman 39

DuPont System of Analysis
 DuPont system digunakan untuk menginteraksi data laporan
keuangan dan menilai kinerja keuangan perusahaan.
 DuPont system menggabungkan antara laporan L/R sebagai
pembilang dan neraca sebagai penyebut dalam menghitung
ROI (atau ROA) dan ROE.
 Kelebihan DuPont system adalah mengintegrasikan
komponen laba, komponen efisiensi aktiva, dan komponen
pengendalian

Asi 0205

halaman 40

DUPPONT CHART

Asi 0205

halaman 41

PERENCANAAN KEUANGAN
 Perencanaan Keuangan meliputi pembuatan pedoman, pengkoordinasian,
dan pengendalian aktivitas perusahaan dalam mewujudkan tujuan.
 Dua aspek kunci perencanaan keuangan adalah Perencanaan Kas dan
Perencanaan Laba.
 Perencanaan Kas meliputi penyusunan Anggaran Kas.
 Perencanaan Laba meliputi penyusunan Anggaran Kas dan penyusunan
Proyeksi Laporan Keuangan.
 Perencanaan Keuangan meliputi Perencanaan Jangka Panjang (Strategik)
dan Jakngka Pendek (Operasional)

Asi 0205

halaman 42

PERENCANAAN KEUANGAN
Jangka Panjang (Strategik)






Perencanaan Keuangan jangka panjang menjangkau waktu 2 hingga 10 tahun.
Perencanaan Keuangan jangka panjang membutuhkan aktivitas:
> Perencanaan Investasi dalam Aktiva Tetap;
> Riset dan Pengembangan;
> Penetapan Struktur Modal;
> Pencarian Sumber-Sumber Dana.
Perencanaan Keuangan jangka panjang mensyaratkan bahwa pertumbuhan
bidang operasi perusahaan tidak fluktuatif dalam jangka panjang
Perencanaan Keuangan jangka panjang harus disusun secara integratif dengan
perencanaan strategik bidang lain, seperti perencanaan operasional, pemasaran, dan
sumberdaya manusia, dalam mewujudkan tujuan perusahaan yang telah dirumuskan.

Asi 0205

halaman 43

PERENCANAAN KEUANGAN
Jangka Pendek (Operasional)
 Perencanaan Keuangan jangka pendek menjangkau waktu 1 hingga 2 tahun.
 Perencanaan Keuangan jangka pendek dimulai dari prakiraan penjualan;
 Langkah berikutnya adalah perencanaan produksi, termasuk estimasi
kebutuhan bahan baku; kebutuhan biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik, dan beban-beban operasional;
 Dari rencana produksi tersebut dapat diestimasi proforma income statement,
cash budget, dan proforma balance sheet .
 Input dan Output Perencanaan Keuangan jangka pendek dapat dilihat pada
skema berikut.

Asi 0205

halaman 44

SKEMA PERENCANAAN KEUANGAN JANGKA PENDEK

Asi 0205

halaman 45

Cash Budget
 Cash budget adalah laporan yang meliputi
perkiraan arus kas masuk dan keluar.
 Cash budget diperlukan untuk mengestimasi
kebutuhan kas dalam jangka pendek dan untuk
mengatur timing arus kas pada perioda tertentu.
 Surplus harus disimpan dan defisit harus didanai.
 Biasanya cash budget selama satu tahun
dianggarkan secara bulanan.
Asi 0205

halaman 46

Cash Budget
Tabel 4:

Bentuk Umum Cash Budget
Jan.

Feb.

Kas diterima

XXX

(-) Pengeluaran

Nov.

Des.

XXG

XXM

XXT

XXA

XXH

XXN

XXU

Arus Kas Neto

XXB

XXI

XXO

XXV

(+) Saldo Awal Kas

XXC

XXD

XXP

XXQ

Saldo Akhir Kas

XXD

XXJ

XXQ

XXW

(-) Saldo Kas Minimum

XXE

XXK

XXR

XXY

XXL

XXS

Dana yang dibutuhkan
Saldo Kelebihan Kas
Asi 0205

XXF

….

XXJ

XXZ
halaman 47

Contoh Cash Budget
PT Kaum Globalindo (KG)

Prakiraan Penjualan dan Penerimaan Kas
KG menyusun anggaran kas untuk bulan Maret, April, dan Mei 2005.
Realisasi penjualan bulan Januari dan Februari 2005 masing-masing
Rp100 juta dan Rp 200 juta. Estimasi Penjualan bulan Maret, April, Mei
2005 masing-masing sebasar Rp 400 juta, Rp 300 juta, dan Rp 200 juta.
Berdasarkan pengalaman, 20% penjualan dibayar tunai (cash); 50%
dibayar setelah satu bulan; dan sisanya 30% dibayar setelah 2 bulan.
Pada bulan Mei 2005 KG akan menerima dividen sebesar Rp 30 juta.
Asi 0205

halaman 48

Contoh Cash Budget
PT Kaum Globalindo (KG)

Tabel 5: Skedul Penerimaan Kas (Rp Juta)
Jan.

Feb.

Maret

April

Mei

Estimasi Penjualan

100

200

400

300

200

Penjualan Tunai (20%)

20

40

80

60

40

50

100

200

150

30

60

120

Pengumpulan Piutang
Terlambat 1 bulan (50%)
Terlambat 2 bulan (30%)
Penerimaan Kas Lainnya
Total Penerimaan Kas

Asi 0205

30
210

320

340

halaman 49

Contoh Cash Budget
PT Kaum Globalindo (KG)

Prakiraan Pembelian dan Pengeluaran Kas
KG memiliki tambahan informasi tentang pengeluaran kas. Pembelian
sebesar 70% dari nilai penjualan. 10% dari pembelian dibayar tunai, 70%nya terlambat 1 bulan, dan 20% sisanya dibayar terlambat 2 bulan
setelah saat pembelian. KG mengeluarkan secara kas untuk sewa, upah
dan gaji, pajak, aktiva tetap, bunga, dividen, dan cicilan pinjaman dengan
jumlah dan skedul pembayaran sebagai berikut (lihat Tabel 6).

Asi 0205

halaman 50

Contoh Cash Budget
PT Kaum Globalindo (KG)

Tabel 6: Skedul Pengeluaran Kas (Rp Juta)
Jan.

Feb.

Maret

April

Mei

Pembelian (70% dari Penjualan)

70

140

280

210

140

Pembelian Tunai (10%)

7

14

28

21

14

49

98

196

147

14

28

56

Pembayaran Sewa

5

5

5

Pembayaran Upah & Gaji

48

38

28

Pembayaran Hutang
Terlambat 1 bulan (70%)
Terlambat 2 bulan (20%)

Pembayaran Pajak

25

Pembelian Aktiva Tetap

130

Pembayaran Bunga

Asi 0205

Pembayaran Dividen
Cicilan Pinjaman

10

20

halaman 51

20

Contoh Cash Budget
PT Kaum Globalindo (KG)
Penyusunan Cash Budget
Cash Budget untuk KG dapat disusun dengan menggabungkan antara
skedul penerimaan (Tabel 5) dan skedul pengeluaran (Tabel 6). Ada
tambahan informasi bahwa saldo kas KG pada akhir Februari 2005 adalah
sebesar Rp 50 juta, saldo hutang dagang Rp 0,-, efek Rp 0,-. Selain itu, KG
mengharapkan saldo kas pengaman minimum Rp 25 juta. Sebagai
konsekuensinya, akan terdapat surplus kas pada bulan Maret 2005 dan
terjadi defisit kas pada bulan April dan Mei 2005. Cash Budget KG dapat
dilihat pada Tabel 7 berikut.
Asi 0205

halaman 52

Contoh Cash Budget
PT Kaum Globalindo (KG)

Tabel 7: Cash Budget Maret, April, Mei 2005 (Rp Juta)
Maret

April

Mei

Kas diterima

210

320

340

(-) Total Pengeluaran Kas

213

418

305

Arus Kas Neto

(3)

(98)

35

(+) Saldo Awal Kas

50

47

(51)

Saldo Akhir Kas

47

(51)

(16)

(-) Saldo Kas Minimum

25

25

25

Dana yang dibutuhkan (defisit + SKM)

0

76

41

Saldo Kelebihan Kas

22

0

0

Asi 0205

halaman 53

Evaluasi Cash Budget
PT Kaum Globalindo (KG)

 Cash budget KG mengindikasi adanya kelebihan kas yang diinvestasikan ke efek,
saldo kas pengaman, dan hutang jangka pendek untuk menutupi defisit dan saldo
kas pengaman.
Tabel 8: Saldo Perkiraan Penting KG (Rp Juta)
Perkiraan

Maret

April

Mei

Saldo Kas Pengaman

25

25

25

Marketabel Securities (Efek)

22

0

0

Hutang Jangka Pendek

0

76

41

 Kelebihan kas sebesar Rp 22 juta pada bulan Maret harus diinvestasikan pada
marketable securities. Defisit bulan April dan Mei harus didanai dengan hutang
jangka pendek.
Asi 0205

halaman 54

Profit Planning
Proyeksi Laporan Keuangan
 Laporan Keuangan yang diproyeksikan meliputi income
statements dan balance sheets.
 Data masukan yang diperlukan meliputi:
 Laporan keuangan tahun sebelumnya;
 Estimasi penjualan tahun depan;
 Beberapa asumsi tentang sejumlah faktor.
 Penyusunan proyeksi laporan keuangan akan dicontohkan
dengan menggunakan laporan keuangan PT Dinoku.

Asi 0205

halaman 55

Tabel 9:

PT DINOKU
INCOME STATEMENT, 2004
Penerimaan Penjualan

(Rp Ribu)
(Rp Ribu)

Produk X (1000 unit @ Rp 20)

20.000

Produk Y (2000 unit @ Rp 40)

80.000

Total Penjualan
Upah Langsung

28.500
8.000

Bahan Baku B

5.500

Harga Pokok Penjualan

38.000
80.000

Laba Kotor

20.000

Total Beban Operasi

10.000

Laba Operasi (EBIT)
Beban Bunga
Asi 0205

100.000

Bahan Baku A
Overhead Pabrik

(Rp Ribu)

Laba Sebelum Pajak (EBT)
Beban Pajak (15%)

10.000
1.000
9.000
1.350

halaman 56

Tabel 10:

PT DINOKU
BALANCE SHEET, 2004 (Rp Ribu)

Cash

6.000

Account Payable

Marketable Securities

4.000

Tax Payble

Account Receivables

13.000

Inventories

16.000

Total Current Assets

39.000

Notes Payable & Others
Total Current Liabilities

7.000
300
11.700
19.000

Long-term Debt

18.000

Common Stock

30.000

Net Fixed Assets

51.000

Retained Earnings

23.000

Total Assets

90.000

Total Liabilities & Equity

90.000

Asi 0205

halaman 57

PERENCANAAN LABA
Pro Forma Laporan Keuangan
Langkah Pertama adalah Menyusun Prakiraan Penjualan
Tabel 11: Prakiraan Penjualan PT DINOKU
Unit

(Rp Ribu)

Volume Penjualan
Model X

1.500

Model Y

1.950

Nilai Penjualan
Model X

37.500

Model Y

97.500

Total
Asi 0205

135.000
halaman 58

Prakiraan Penjualan
 Prakiraan Penjualan 2005 didasarkan pada estimasi
kenaikan harga per unit produk X dari Rp20.000,menjadi Rp25.000,- dan kenaikan harga produk Y dari
Rp40.000,- menjadi Rp50.000,- dari tahun 2004.
 Prakiraan Penjualan didasarkan pada judgemental
approach untuk mengkompensasi dan mengantisipasi
kemungkinan terjadinya kenaikan berbagai biaya,
termasuk upah langsung, bahan baku, dan biaya
overhead pabrik.
 Metoda yang paling sederhana untuk memprakrirakan
penjualan adalah dengan metoda persentase penjualan,
sebagaimana tertampil pada slide berikut.
Asi 0205

halaman 59

PERENCANAAN LABA
Pro Forma Laporan Keuangan
Langkah Kedua Mempersiapkan Persentase Penjualan
Tabel 12: Income Statement PT Dinoku
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2004

Asi 0205

halaman 60

Pro Forma Laporan Keuangan
Langkah Ketiga Menyusun Pro Forma Income Statement
Tabel 14
PT DINOKU

Pro Forma Income Statement 2005 (Rp Ribu)
(Rp Ribu)
Penerimaan Penjualan (Lihat Tabel 11)

135.000

Harga Pokok Penjualan (80% dari Penjualan)

108.000

Laba Kotor

27.000

Total Beban Operasi (10% dari Penjualan)

13.500

Laba Operasi (EBIT)

13.500

Beban Bunga (1% dari Penjualan)
Laba Sebelum Pajak (EBT)

1.350
12.150

Beban Pajak (15% * 12.150)

1.823

Laba Setelah Pajak (EAT)

10.327

Asi 0205 Dividen

Laba Ditahan

halaman 61
4.000

6.327

Profit Planning:
Pro Forma Financial Statements
Langkah Ke-4: Menyusun Pro Forma Balance Sheet
 Pendekatan terbaik untuk menyusun pro forma
balance sheet adalah judgmental approach.
 Dengan metoda sederhana ini nilai pos-pos balance
sheet diestimasi dan diperlukan dana ekternal
sebagai perkiraan penyeimbang.
 Penerapan metoda ini memerlukan sejumlah
asumsi dan penyederhanaan.
Asi 0205

halaman 62

Profit Planning:
Pro Forma Financial Statements
Menyusun Pro Forma Balance Sheet PT Dinoku

1. Dibutuhkan minimum cash balance Rp 6.000.000,2. Marketable securities dipertahankan sebesar Rp 4.000.000,3. Piutang diperkirakan sebesar Rp 16.875.000,- dengan ratarata penjualan 45 hari (45/360 x Rp 135.000.000,-).
4. Persediaan akhir diperkirakan Rp 16.000.000,- terdiri atas
25% bahan baku, dan 75% barang jadi.
5. Dibeli mesin baru seharga Rp 20.000.000,- dengan
penyusutan Rp 8.000.000,-. Aktiva tetap neto yang telah ada
senilai Rp 51.000.000,-.

Asi 0205

halaman 63

Profit Planning:
Pro Forma Financial Statements
Menyusun Pro Forma Balance Sheet PT Dinoku

6. Pembelian diperkirakan Rp 40.500.000 (30% dari penjualan)

Dibutuhkan minimum cash balance Rp 6.000.000,-. Pembayaran
hutang dagang 72 hari, sehingga hutang dagang sebesar 72/360
x 40.500.000 = Rp80.100.000,-

7. Hutang pajak diperkirakan sebesar Rp 455.000,8. Wesel Bayar dan other current liabilities diperkirakan tetap
Rp 11.700.000,9. Tidak ada perubahan Long-term liabilities, dan ekuitas.
10. Laba ditahan akan berubah sesuai dengan perubahan pro forma

income statement.

Asi 0205

halaman 64

Pro Forma Laporan Keuangan

Tabel 15: Pro Forma Balance Sheet PT Dinoku, 2005

Kas

6.000

Account Payable

Marketable Securities

4.000

Tax Payble

Account Receivables

16.875

Inventories:
Raw Material

(Rp Ribu)

8.100
455

Notes Payable & Others

11.700

Total Current Liabilities

20.255

4.000

Long-term Debt

18.000

Finished Goods 12.000

Common Stock

30.000

Total Inventories

16.000

Retained Earnings

29.327

Total Current Assets

42.875

Total

97.582

Net Fixed Assets

63.000

Total Assets

Asi 0205

105.875

Ext. Financing (Saldo Penyeimbang)

Total Liabilities & Equity

8.293
105.875

halaman 65

WORKING CAPITAL MANAGEMENT
Pengelolaan Modal Kerja

 Modal Kerja adalah sejumlah dana jangka pendek dalam bentuk
aktiva lancar yang diperlukan untuk membelanjai kegiatan
operasional perusahaan.
 Bentuk Modal Kerja meliputi:
 Gross Working Capital (Total Current Assets)
 Net Working Capital (Current Assets – Current Liabilities)

 Modal Kerja selalu berputar selama perusahaan masih beroperasi,
sehingga tidak ada istilah modal kerja per hari, per bulan, per tahun.
 Kebutuhan Modal Kerja ditentukan oleh:
 Working Capital Period (WCP):
 Daily Cash Out Flow (DCO); dan
 Minimum Safety Cash Balance (MSCB).
Asi 0205

halaman 66

WORKING CAPITAL MANAGEMENT
Pengelolaan Modal Kerja

 Jumlah Modal Kerja (JMK) yang dibutuhkan oleh perusahaan:
JMK = (WCP x DCO) + MSCB
 Working Capital Period (WCP) adalah lamanya waktu keterikatan modal
kerja dalam siklus operasi perusahaan. WCP terbentuk oleh:
 Lead Time Pemesasanan Bahan Baku;
 Durasi Proses Produksi;
 Penyimpanan Barang Jadi dan Proses Penjualan; serta
 Average Collection Period (Hari Rata-rata Pengumpulan Piutang).

 Working Capital Period (WCP) dapat juga dihitung dengan membagi antara
jumlah hari rata-rata per tahun (360 hari) dan WCTO (Working Capital Turnover).
Jika diketahui WCTO = 6 x dalam setahun, maka WCP = 360/6 = 60 hari.

Asi 0205

halaman 67

WORKING CAPITAL MANAGEMENT
Pengelolaan Modal Kerja

 Daily Cash Out Flows (DCO) adalah total pengeluaran operasional perusahaan
(tidak termasuk depresiasi) yang dihitung secara rata-rata per hari. Misalnya:




Biaya Perawatan Rp 7,2 juta per tahun = Rp 7,2 juta/360 = Rp 20.000 per hari.
Gaji Karyawan Rp 90 juta per bulan = Rp 90 juta/30 = Rp 3 juta per hari.
Upah Pekerja Langsung Rp 7 juta per minggu = Rp 7 juta/7 = Rp 1 juta per hari.

 Minimum Safety Cash Balance (MSCB) adalah saldo minimum kas yang

harus selalu ada di perusahaan sebagai cadangan pengaman.

 MSCB hanya boleh digunakan dalam kondisi darurat, setelah itu harus
dikembalikan hingga sejumlah semula.
 MSCB adalah satu-satunya unsur modal kerja yang selalu tetap dan tidak pernah
berputar, sehingga tidak ada istilah MSCB per hari, per bulan, atau per tahun.

Asi 0205

halaman 68

Contoh Kasus

Penghitungan Jumlah Modal Kerja
BBH4EVA Corporation memiliki data operasional sebagai berikut.










Volume produksi per tahun 36.000 unit;
Harga bahan baku per unit produk Rp 3.000,- dengan lead time 5 hari;
Harga bahan penolong per unit produk Rp 1.000.- secara cash & carry;
Upah langsung Rp 21 juta per minggu;
Biaya perawatan pabrik per tahun Rp 36 juta;
Biaya administrasi & umum per bulan Rp 60 juta;
Durasi proses produksi 10 hari;
Penyimpanan produk 5 hari;
Penagihan piutang (ACP) 15 hari.

Pertanyaan: Berapakah Kebutuhan modal kerja perusahaan ini?
Asi 0205

halaman 69

Penyelesaian Kasus

Penghitungan Jumlah Modal Kerja
Langkah 1: Menghitung WCP (Waktu Keterikatan Modal Kerja)
 Waktu keterikatan bahan baku =
=
 Waktu keterikatan Biaya Lain =
=

lead time + pros prod + penyimpanan + ACP
5 hari + 10 hari + 5 hari + 5 hari = 35 hari
pros prod + penyimpanan + ACP
10 hari + 5 hari + 5 hari = 35 hari

Langkah 2: Menghitung DCO (Pengeluaran Per Hari)







Bahan Baku = 36.000/360 x Rp 3.000,- = Rp 300.000,Bahan Penolong = 36.000/360 x Rp 1.000,- = Rp100.000,Upah Langsung = Rp 21 juta/7 = Rp 3.000.000,Biaya Perawatan = Rp 36 juta/360 = Rp 100.000,Biaya Administrasi & Umum = Rp 60 juta/30 = Rp 2.000.000,Safety Cash Balance (SCB) = Rp 10 juta;

Asi 0205

halaman 70

Penyelesaian Kasus

Penghitungan Jumlah Modal Kerja
Kebutuhan Modal Kerja BBH4EVA Corporation adalah:







Bahan Baku = 35 hari x Rp 300.000,= Rp
Bahan Penolong = 30 hari x Rp 100.000,= Rp
Upah Langsung = 30 hari x Rp 3.000.000,= Rp
Biaya Perawatan = 30 hari x 100.000,= Rp
Biaya Adm. & Umum = 30 hari x Rp 2.000.000,- = Rp
Minimum Safety Cash Balance ………………… = Rp

10.500.000,3.000.000,90.000.000,3.000.000,60.000.000,10.000.000,-

Jumlah Kebutuhan Modal Kerja …………………… = Rp 176.500.000,Catatan: Jumlah Modal Kerja (JMK) = (WCP x DCO) + MSCB

Asi 0205

halaman 71

Cash Conversion Cycle (CCC)
Siklus Arus Kas Modal Kerja

 Tiga variabel yang berpengaruh terhadap siklus kas:
 Inventory Conversion Period (ICP)
 Receivable Conversion Period (RCP)
 Payables Deferral Period (PDP)

 Inventory Conversion Period (ICP)
Rumus perhitungan ICP atau perioda konversi persediaan sama dengan
rumus rasio Average Day’s Inventory at Sales (ADIs)
ICP = ADIs = (Inventory * 360)/ Sales atau
ICP = ADIs = 360/ Inventory Turnover at Sales

Asi 0205

halaman 72

Cash Conversion Cycle (CCC)
Siklus Arus Kas Modal Kerja

 Receivable Conversion Period (RCP)
Rumus perhitungan RCP atau perioda rata-rata pengumpulan piutang

sama dengan rumus rasio Average Collection Period (ACP) atau
Day’s Sales Outsanding (DSO)
RCP = ACP = DSO = (Account Receivable * 360)/ Sales atau
RCP = ACP = DSO = 360/ Receivable Turnover (RTO)

 Payables Deferral Period (PDP)
PDP adalah perioda penangguhan pembayaran hutang usaha, seperti penagguhan
pembayaran bahan baku kepada pemasok dan penangguhan gaji atau upah
pekerja. Lamanya PDP didasarkan pada standar normal (kebiasaan) yang
dilakukan oleh perusahaan. Pada umumnya perusahaan menetapkan PDP 30 hari.
Asi 0205

halaman 73

Cash Conversion Cycle (CCC)
Siklus Arus Kas Modal Kerja

=
70 hari

+
60 hari

36 hari

26 hari

Contoh PT RinCay, tahun 2005 memiliki penjualan Rp 300.000.000,persediaan Rp 50.000.000,- piutang dagang Rp 30.000.000,-dan
penangguhan pembayaran hutang dagang 26 hari

Asi 0205

halaman 74

Cash Conversion Cycle (CCC)
Contoh Soal

PT Dydewe pada tahun 2005 memiliki penjualan kredit sebesar $30,000
dengan NPM (net profit margin) 10% INTOs (inventory turnover at Sales) 10 kali,
RTO (receivable turnover) 15 kali, PDP (payables deferral period) 20 hari, NFA
(Net Fixed Assets) $ 9,000; SCB (Safety Cash Balance) $ 1,000.
Instruksi Soal:

Berapakah CCC perusahaan?
Hitunglah ATO (Assets Turnover) dan ROI (Return on Investment) perusahaan!
Jika piutang berkurang menjadi $ 1,000 dan persediaan naik sebesar 25%,
hitunglah CCC, ATO, dan ROI yang baru!

Asi 0205

halaman 75

Cash Conversion Cycle (CCC)
Jawaban Soal PT Dydewe


CCC = ICP + RCP - PDP







ICP = ADIs = 360/10 = 36 hari
RCP = ACP = 360/15 = 24 hari
PDP = 20 hari
CCC = 36 hari +24 hari – 20 hari = 40 hari

ATO = Sales/ Total Assets
 TA = Kas + Piutang + Persediaan + NFA
= 1000 + (30000/15) + (30000/10) + 9000
= 1000 + 2000 + 3000 + 9000 = $15,000
 ATO = Sales/ TA = $30,000/ 15,000 = 2 kali

ROI = EAT/ Sales
 EAT = NPM x Sales = 10% x $ 30,000 = $ 3,000
 ROI = 3000/15000 = 20%
Asi 0205

halaman 76

Cash Conversion Cycle (CCC)
Jawaban Soal PT Dydewe
 Jika piutang $1,000 dan persediaan naik 25% menjadi $ 3,750, maka:
CCC = ICP + RCP - PDP

 ICP = ADIs = 360/(30000/3750) = 45 hari
 RCP = ACP = 360/(30000/1000) = 12 hari
 PDP = 20 hari
 CCC = 45 hari + 12 hari – 20 hari = 37 hari

ATO = Sales/ Total Assets
 TA = 1000 + 1000 + 3750 + 9000 = $ 14,750
 ATO = Sales/ TA = $30,000/ 14,750 = 2,034 kali

ROI = EAT/ Sales
 EAT = NPM x Sales = 10% x $ 30,000 = $ 3,000
 ROI = 3000/14750 = 20,34%
Asi 0205

halaman 77

CASH MANAGEMENT
Pengelolaan Uang Kas

 Kas adalah aktiva perusahaan yang paling likuid.
 Pengelolaan kas didasarkan pada 3 motif, yaitu: motif
transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi.
 Motif transaksi meliputi pendanaan kegiatan operasional.
 Motif berjaga-jaga berkaitan dengan penyediaan minimum
safety cash balance (persediaan kas pengaman).
 Motif spekulasi berkaitan dengan investasi likuid pada
marketable securities (sekuritas likuid atau efek).
Asi 0205

halaman 78

CASH MANAGEMENT
Model Pengelolaan Kas
 Model Boumol
Model ini menggunakan pendekatan persediaan. Dalam hal ini
persediaan sekuritas yang dapat segera dikonversi menjadi kas.
Rumus: Q =



2oD
i

 o adalah biaya transaksi konversi sekuritas
 D adalah kebutuhan kas selama satu tahun
 i adalah tingkat return sekuritas
Asi 0205

halaman 79

CASH MANAGEMENT
Model Pengelolaan Kas
 Model Miller dan Orr
Model ini didasarkan pada kondisi penerimaan dan pengeluaran kas yang bersifat
random. Dalam hal ini perlu ditetapkan batas atas dan batas bawah saldo kas.
i

 Jika saldo kas melebihi batas atas, maka sebagian kas perlu dikonversi
menjadi sekuritas.
 Jika saldo kas mencapai atau lebih rendah daripada batas bawah, maka
perusahaan harus segera menjual sekuritas guna meningkatkan saldo kas ke
batas aman.
 Rumus: z = [ 3oσ2 ]1/3
4i

o adalah biaya tetap untuk melakukan transaksi
σ2 adalah variance arus kas masuk bersih harian
i adalah tingkat return atau bunga harian investasi pada sekuritas
Asi 0205

halaman 80

CASH MANAGEMENT

Contoh Kasus Pengelolaan Kas
PT Sepha memiliki arus pengeluaran kas yang relatif stabil dengan rata-rata per bulan
sebesar Rp 90.000.000,- dengan sumber dana dari pinjaman Bank Patrio dengan bunga 12%
per tahun. Apabila uang tersebut dibelikan sekuritas, akan menghasilkan return 1.5% per bulan
atau 18% per tahun. Perusahaan memiliki minimum safety cash balance (MSCB) sebesar Rp
7.500.000,- (batas bawah). Biaya setiap kali traksaksi (membeli atau menjual) sekuritas adalah
sebesar Rp 60.000,-. Namun demikian pihak Bank mensyaratkan agar PT Sepha memiliki
MSCB Rp 15.000.000,-. Jika syarat ini dilanggar maka pihak bank akan mendenda PT Sepha
dengan tambahan bunga 1% di atas bunga pinjaman semula.

Pertanyaan:
 Berapakah nilai sekuritas yang seharusnya dijual setiap kali transaksi?
 Berapakah saldo kas rata-rata PT Sephia?
 Apa yang sebaiknya dilakukan oleh PT Sephia dalam menanggapi ketentuan bank?
Asi 0205

halaman 81

CASH MANAGEMENT
Jawaban Kasus PT Sepha
 Q=



2 x 60.000 x 90.000.000

= Rp 26.832.816,- (dibulatkan)

0,015
Nilai sekuritas yang seharusnya dijual setiap kali transaksi adalah Rp 26.832.816, Saldo Kas Rata-rata = Q/2 + MSCB = 26.832.816/2 + 7.500.000 = Rp 20.916.048, Jika perusahaan meningkatkan saldo kas dari Rp 7.500.000,- menjadi Rp 15.000.000,berarti perusahaan mengeluarkan biaya ekstra 12% x Rp 7,5 juta = Rp 900.000,Jika perusahaan tidak meningkatkan saldo kas, maka akan menanggung denda sebesar
0,01 x Rp 90.000.000,- = Rp 900.000,Mengingat sama besarnya antara biaya tambahan saldo dan biaya denda, perusahan bebas
memilih salah satu dari keduanya. Namun demikian, demi menjaga hubungan baik dengan
pihak bank, perusahaan sebaiknya menambah saldo kas menjadi Rp 15.000.000,Asi 0205

halaman 82

RECEIVABLE MANAGEMENT
Pengelolaan Piutang Usaha

 Jumlah Account Receivable (piutang usaha) ditentukan oleh:






Volume penjualan kredit
Kebijakan kredit yang diterapkan
Kebiasaan perilaku pelanggan
Hari rata-rata pengumpulan piutang (ACP)
Perputaran piutang per tahun (RTO)

 Menghitung Jumlah Account Receivable (AR)
 AR = Sales / RTO
 AR = Sales / (360/ACP)
Asi 0205

halaman 83

RECEIVABLE MANAGEMENT
Pengelolaan Piutang Usaha

 Account Receivable Investment (ARI)
ARI (Investasi Dalam Piutang) = (1 – NPM) x AR

 Account Receivable Cost (ARC)
ARC (Biaya Investasi dalam Piutang Usaha) = AR x COC

 Discount Receivable Collection Cost (DRCC)
DRCC = % Diskon x %Pelanggan Pengambil Diskon x Penjualan

Asi 0205

halaman 84

RECEIVABLE MANAGEMENT
Contoh Soal PT Idewiz

PT Idewiz tahun 2004 memiliki perputaran piutang (RTO) 2 kali dalam setahun.
Dalam rangka meningkatkan RTO, mulai tahun 2005 perusahaan ini menerapkan
kebijakan kredit 3/30 net 180. Hasil evaluasi selama bulan Januari 2005 ditemukan
bahwa 60% pelanggan tertarik mengambil diskon tersebut dan hal ini diperkirakan
akan berlangsung untuk seterusnya. Data yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah:
 Nilai Penjualan kredit tahun 2005 diperkirakan sebesar Rp 250.000.000, NPM (net profit margin) akan dipertahankan sebesar 15% per tahun
 COC (cost of capital) untuk investasi dalam piutang adalah 12% per tahun
Instruksi Soal:

Buatlah analisis apakah kebijakan kredit tersebut dapat
memberikan nilai tambah ekonomi bagi perusahaan?

Asi 0205

halaman 85

RECEIVABLE MANAGEMENT

Langkah 1 Penyelesaian Soal PT Idewiz
Sebelum Kebijakan:
ACP = 360/RTO = 360/2 = 180 hari
RTO = 2 kali
Jumlah AR = Sales/RTO = Rp 250.000.000/2 = Rp 125.000.000,ARI = (1-NPM) x AR = 0,85 x Rp 125.000.000,- = Rp 106.250.000,ARC = 0,12 x Rp 106.250.000,- = Rp 12.750.000,Setelah Kebijakan:
ACP = (60% x 30 hari) + (40% x 180 hari) = 90 hari
RTO = 360/90 = 4 kali
Jumlah AR = Sales/RTO = Rp 250.000.000/4 = Rp 62.500.000,ARI = (1-NPM) x AR 0,85 x Rp 62.500.000,- = Rp 53.125.000,ARC = 0,12 x Rp 53.125.000,- = Rp 6.375.000,Penghematan ARC = 12.750.000,- - 6.375.000,- = Rp 6.375.000,-

Asi 0205

halaman 86

RECEIVABLE MANAGEMENT

Langkah 2 Penyelesaian Soal PT Idewiz
Hasil Perhitungan Langkah 1:
Penghematan ARC = 12.750.000 - 6.375.000 = Rp 6.375.000,Langkah 2: Menghitung DRCC (Biaya Diskon)
DRCC = % Diskon x % Pelanggan x Penjualan
DRCC = 3% x 60% x Rp 250.000.000 = Rp 4.500.000,Economic Value Added = Rp 6.375.000,- - Rp 4.500.000,= Rp 1.875.000,Simpulan: Kebijakan kredit tersebut laik diterapkan oleh
PT Idewiz karena terbukti menghasilkan
nilai tambah ekonomi.
Asi 0205

halaman 87

RECEIVABLE MANAGEMENT
Contoh Soal PT Fajap

PT Fajap, pada tahun 2004 menerapkan penjualan kredit atas 1000 unit produk
per hari dengan harga jual @ Rp1.000.000,-dan biaya produksi Rp750.000,- per unit.
ACP ditetapkan 36 hari, ditemukan 4% piutang tidak tertagih(bad debt). Biaya modal
(coc) atas investasi dalam piutang 6% per hari. Seiring dengan semakin ketatnya
tingkat persaingan, perusahaan ini berniat menurunkan harga jualnya di tahun 2005
menjadi @ Rp 975.000,- dan menekan biaya produksi per unitnya menjadi hanya Rp
700.000,-. Sebagai kompensasi penurunan harga, PT Fajap memperkirakan volume
penjualan naik menjadi 1500 unit per hari; ACP diduga akan meningkat menjadi 45
hari, sehingga perusahaan akan menekan piutang tidak tertagih menjadi hanya 2%.
Instruksi Soal:

Asi 0205

Buatlah analisis apakah kebijakan kredit tersebut dapat
memberikan nilai tambah ekonomi bagi perusahaan?
halaman 88

RECEIVABLE MANAGEMENT
Penyelesaian Soal PT Fajap

Langkah 1: Identifikasi Variabel & Rumus:

Unit Penjualan
Harga Jual
Biaya Produksi
Bad Debt
ACP
CoC

Kebijakan Tahun 2004
Q0 = 1.000
P0 = Rp 1.000.000,C0 = Rp 750.000,b0 = 0,04
t0 = 36 hari
k0 = 0,06

Rumus:
NPVn =
Asi 0205

Kebijakan Tahun 2005
Q 1 = 1.500
P1 = Rp 975.000,C1 = Rp 700.000,b1 = 0,02
t1 = 45 hari
k 1 = 0,06

{Pn x Qn x (1 – bn)} – (Cn x Qn)
(1 + kn)tn
halaman 89

RECEIVABLE MANAGEMENT
Penyelesaian Soal PT Fajap

Langkah 2: Menghitung dan Membandingkan
antara NPV0 dan NPV1

Hasil Perhitungan
Nilai Tambah

Kebijakan Tahun 2004

Kebijakan Tahun 2005

NPV0 = 25.775.582,12

NPV1 = 27.843.140,99
Rp 2.067.578,88

Simpulan: Kebijakan Penjualan Kredit PT Fajap 2005 terbukti bermanfaat
dalam menghasilkan nilai tambah ekonomi.
Asi 0205

halaman 90

INVENTORY MANAGEMENT
Pengelolaan Persediaan

 Klasifikasi Inventories (Persediaan)
 raw materials
 work-in-progress
 finished goods
 Jumlah Inventories(persediaan) ditentukan oleh:






Volume Produksi & Penjualan
Kebijakan Pengelolaan Persediaan
Ketersediaan Bahan Baku di pasar
Tradeoff Carrying Costs (CC) dan Ordering Costs (CC)
Inventory Turnover (ITO)

Asi 0205

halaman 91

INVENTORY MANAGEMENT
Pengelolaan Persediaan

Setiap bidang dalam perusahaan memiliki pandangan yang
berbeda tentang penetapan jumlah persediaan:
 Bagian Pemasaran menghendaki persedian dalam jumlah
besar untuk menjamin segera terpenuhinya pesanan pelanggan.
 Bagian Produksi menghendaki persedian dalam jumlah
besar untuk menghindari keterlambatan produksi.
 Bagian Keuangan menghendaki persedian dalam jumlah
kecil untuk mengefisienkan investasi dana pada persediaan.
Asi 0205

halaman 92

INVENTORY MANAGEMENT
Teknik Pengelolaan Persediaan
Just-In-Time (JIT)
 JIT adalah sistem pengelolaan persediaan yang meminimumkan investasi
dalam persediaan dengan “zero inventory” melalui pengaturan agar
kedatangan bahan baku tepat waktu pada saat bahan baku tersebut
dibutuhkan untuk produksi.
 Syarat utama untuk dapat teraplikasikannya sistem JIT ialah adanya
koordinasi yang sempurna antara perusahaan dan pihak pemasok serta pihak
ekspedisi pengiriman barang yang memiliki komitmen kuat dalam mendukung
sistem JIT.
 Syarat lainnya dalam penerapan sistem JIT ini adalah bahwa kualitas bahan
baku yang dikirim oleh pemasok harus “zero deffect” mengingat sistem ini
meniadakan safety stock persediaan pengaman.
Asi 0205

halaman 93

INVENTORY MANAGEMENT
Teknik Pengelolaan Persediaan

MRP (Material Requirement Planning) Systems
 Sistem ini digunakan untuk menentukan apa, kapan,dan berapa besar
jumlah bahan baku yang harus dipesan.
 MRP menggunakan konsep EOQ untuk menentukan seberapa besar
jumlah bahan baku yang harus dipesan setiap kali pesan dengan
menggunakan program komputer.
 MRP mengorganisasikan seluruh struktur bahan baku, status persediaan,
dan status proses produksi.
 Sebagaimana pendekatan sederhana EOQ, tujuan sistem ini adalah untuk
meminimalkan keseluruhan investasi dalam persediaan tanpa mengganggu
aktivitas produksi.
Asi 0205

halaman 94

INVENTORY MANAGEMENT
Teknik Pengelolaan Persediaan

Economic Order Quantity (EOQ)

EOQ =

2

D x Oc
Cc x P
x

Keterangan:

D
Oc
Cc
P

Asi 0205

= Kebutuhan bahan baku selama satu tahun
= Ordering Costs setiap kali pesan
= Carrying Costs (%tase)
= Harga per unit bahan baku
halaman 95

INVENTORY MANAGEMENT
Teknik Analisis EOQ

 Frekuensi Pemesanan (FP) selama satu tahun

= D/Q

 Total Ordering Costs (TOc) selama satu tahun

= Oc x FP

 Nilai Rata-rata Persediaan (NRP)

= (Q x P)/2

 Total Carrying Costs (TCc) selama satu tahun

= Cc x NRP

 Total Inventory Costs (TIc) selama satu tahun

= TOc + TCc

 Lead Time (LT) adalah tenggang waktu pemesanan
 Procurement Lead Time (PLT)

= LT x Kebutuhan/ hari

 Safety Stock (SS) adalah Persediaan Pengaman
 Reorder Point (ROP) atau Titik Pemesanan Kembali = PLT + SS
Catatan: Q adalah banyaknya unit setiap kali pesan
Asi 0205

halaman 96

INVENTORY MANAGEMENT
Teknik Analisis EOQ

Reorder Point (ROP)
ROP adalah titik pemesanan kembali untuk menjaga agar pesanan
berikutnya tiba tepat pada saat persediaan habis (tidak termasuk
safety stock). ROP = PLT + SS

EOQ

dan seterusnya…

ROP
PLT

SS
Asi 0205

SS

halaman 97

INVENTORY MANAGEMENT
Contoh Soal EOQ

PT Henril selama tahun 2005 membutuhkan 3000 bahan baku seharga $1000.
Bahan baku ini diimpor dari Jepang dengan ordering costs (Oc) $15,000 setiap kali
pesan. Carrying costs (Cc) per unitnya adalah 25% dari harga bahan baku per unit.
Perusahaan menetapkan safety stock 200 unit. Lead time pengiriman 12 hari.

Pertanyaan:
1. Hitunglah kuantitas oder yang paling ekonomis setiap kali pesan!

2. Berapakah frekuensi pemesan selama satu tahun?
3. Berapakah total biaya pemesanan, total biaya penyimpanan, dan total biaya
persediaan selama tahun 2005?
4. Tentukan besarnya reorder point (ROP)!
Asi 0205

halaman 98

INVENTORY MANAGEMENT
Penyelesaian Contoh Soal EOQ
1. EOQ =

√ (2 x 3,000 x 15,000)/(0.25 x 1,000)

= 600 unit

2. Frekuensi Pemesanan (FP) = 3,000/600 = 5 x
3. Total Oc = 5 x $ 15.000 = $ 75,000
Total Cc = {(600 x 1,000)/2} x 0.25 = $ 75,000
Total Ic = $75,000 + $75,000 = $ 150,000
4. ROP
= PLT + SS
PLT = 12 hari x (3,000/360) = 100 unit
SS = 200 unit
ROP
= 100 unit + 200 unit = 300 unit
Asi 0205

halaman 99

INVENTORY MANAGEMENT

Latihan Soal EOQ (Dikerjakan Sendiri)
PT Zoelly selama tahun 2005 membutuhkan 4000 bahan baku seharga $1,200.
Bahan baku ini diimpor dari Jerman dengan ordering costs (Oc) $60,000 setiap kali
pesan. Carrying costs (Cc) per unitnya adalah 40% dari harga bahan baku per unit.
Perusahaan menetapkan safety stock 150 unit. Lead time pengiriman 9 hari.

Pertanyaan:
1. Hitunglah kuantitas oder yang paling ekonomis setiap kali pesan!

2. Berapakah frekuensi pemesan selama satu tahun?
3. Berapakah total biaya pemesanan, total biaya penyimpanan, dan total biaya
persediaan selama tahun 2005?
4. Tentukan besarnya reorder point (ROP)!

Asi 0205

halaman 100

BEP Analysis

(Break Event Point Analysis)
Difinisi:
Analisis BEP merupakan suatu metoda sistematik untuk menguji hubungan antara
penjualan, biaya-biaya, dan laba operasi perusahaan dalam jangka pendek.
Asumsi:
Validitas analisis BEP dibatasi oleh sejumlah asumsi, antara lain:
semua faktor yang terkait bersifat konstan
analisis hanya dapat diterapkan pada rentangan kapasitas yang relevan
biaya-biaya terklasifikasi secara jelas menjadi biaya tetap dan biaya variabel
total biaya tetap, harga jual per unit, dan biaya variabel per unit selalu konstan
laba dikalkulasi atas dasar variable costing basis
total revenue dan total cost merupakan fungsi linear
Asi 0205

halaman 101

BEP Analysis

(Break Event Point Analysis)
Tujuan:

Tujuan utama analisis BEP adalah terukurnya kondisi tidak untung maupun tidak
rugi dalam suatu aktivitas ekonomi. Kondisi ini dimaksudkan sebagai pedoman
dalam melakukan perencanaan penjualan, biaya-biaya, dan laba untuk waktu yang
akan datang.
Margin of Safety (MOS):

MOS adalah salah satu instrumen dalam analisis BEP yang mengukur rentangan
tingkat aman antara penjualan aktual dan penjualan dalam kondisi BEP baik dalam
unit, rupiah, maupun dalam persentase. MOS ini dimaksudkan sebagai warning
system agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
MOS dalam unit = unit penjualan aktual – unit penjualan BEP
MOS dalam rupiah = laba operasi / rasio margin kontribusi
MOS dalam %
= (penjualan aktual – penjualan BEP)/penjualan aktual x 100%
Asi 0205

halaman 102

BEP Analysis

(Break Event Point Analysis)
Contribution Margin (CM):
CM adalah selisih antara penjualan dan biaya variabel, baik
secara total maupun per unit.
CM dalam unit
: P – AVC
P
= harga jual; AVC = biaya variabel per unit
CM secara total
: TR – TVC
TR = total revenue; TVC = total variable costs
CM dalam rasio

: (P-AVC)/P atau
(TR–TVC)/TR

Asi 0205

halaman 103

BEP Analysis

(Break Event Point Analysis)
BEP terjadi pada kondisi titik impas antara total revenue (TR) dan
total costs (TC) sehingga net operating profit (NOP) adalah nol.
NOP = TR – TC
NOP = PxQ – {TFC + (AVCxQ)}
BEP
NOP = 0

0 = PQ – (TFC + AVCQ)

Keterangan:
TFC = Total Fixed Costs
AVC = Average Variable Costs (Biaya Variabel per unit)
P = Harga jual per unit
Q = Unit produksi atau unit penjualan
Asi 0205

halaman 104

BEP Analysis

Istilah-istilah dalam BEP Analysis

















Q
P
TR
TFC
AFC
TVC
AVC
TC
AC
NOP
CMt
CMu
CMr
MOSu
MOSRp
MOSr

Asi 0205

= kuantitas produksi atau kuantitas penjualan
= unit selling price (harga jual per unit) = TR/Q
= total revenue = P x Q
= total fixed costs = AFC x Q
= average fixed cost atau FC per unit = TFC/Q
= total variable costs = AVC x Q
= average variable costs atau VC per unit = TVC/Q
= total costs = TFC + TVC atau AC x Q
= average costs = AFC + AVC atau TC/Q
= net operating profit (EBIT) = TR - TC
= contribution margin total = TR – TVC
= contibution margin per unit = P – AVC
= CM ratio = (TR-TVC)/TR atau (P-AVC)/P
= margin of safety unit = Unit Penj. aktual – Unit Penj. BEP
= margin of safety rupiah = NOP/CMr
= margin of safety ratio = (TR aktual – TR BEP)/ TR aktual
halaman 105

BEP Analysis

Rumus Perhitungan BEP
 Pendekatan Matematik
BEPQ = Q dalam persamaan: PQ – TFC – AVCQ = 0
BEPRp = BEPQ x P
 Pendekatan Manajemen Keuangan
BEPQ = TFC/CMu (contribution margin unit)
BEPRp = TFC/CMr (contribution margin ratio)
 Q dalam menghendaki laba sebesar X
Q = (TFC + X)/CMu
 TR dalam menghendaki laba sebesar X
TR = (TFC + X)/CMr

Asi 0205

halaman 106

BEP Analysis

Bagan BEP Konvensional
Rp

TR

Act.TR

TC

MOS

BA
A
L

TVC

BEP



BEPRp
G
U
R

I

TFC

act.Q

BEPQ
MOS

Unit

BEP Analysis

Bagan BEP Contribution Margin
Rp

TR

Act.TR

TC

MOS

BA
A
L

TVC

BEP



BEPRp
G
U
R

I

act.Q

BEPQ
MOS

Unit

CM
TFC

BEP Analysis

Contoh Soal BEP
PT Anis adalah produsen tas wanita dengan kapasitas produksi pada

relevant range antara 4.000 s/d 12.000 unit pe tahun. Setiap tahunnya PT
Anis mengeluarkan total biaya tetap sebesar Rp 60 juta dan biaya variabel
per unit sebesar Rp 10.000,-. Volume penjualan pada tahun 2004 adalah
sebesar 8.000 unit dengan harga jual per unit Rp 20.000,-

Pertanyaan:
1. Berapakah CMu, CMt, dan CMr PT Anis tahun 2004?
2. Berapakah BEPQ dan BEPRp PT Anis pada tahun 2004?
3. Jika semua kondisi diasumsikan konstan, berapakah Q dan TR yang harus
dicapai oleh PT Anis tahun 2005 untuk memperoleh laba Rp10 juta