makalah sosiologi konflik 1.pdf (1)

MAKALAH
SOSIOLOGI

“PENYELESAIAN

KONFLIK KURANG KEDISIPLINAN SISWA
TERHADAP PERATURAN SEKOLAH DI SMA KSATRYA”

DISUSUN OLEH :
AL-AMARA
MIFTAHUL JANNAH
M.AKHSAN .S
M.IKHSAN
TALITHA FAIRUZ SALSABILA

KELAS XI IPS 3

SMA KSATRYA

LEMBAR PENGESAHAN


Makalah yang dibuat dengan judul “PENYELESAIAN KONFLIK KURANG KEDISIPLINAN SISWA
TERHADAP PERATURAN SEKOLAH DI SMA KSATRYA”disahkan dan disetujui pada:

Hari/Tanggal : Minggu,21 Mei 20170
Tempat : SMA KSATRYA

Perwakilan kelompok
(Talitha Fairuz Salsabila)

Guru pembimbing Sosiologi
(Julia Ristiana)

Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita
semua,sehingga makalah yang berjudul “PENYELESAIAN KONFLIK KURANG KEDISIPLINAN
SISWA TERHADAP PERATURAN SEKOLAH DI SMA KSATRYA”ini dapat dibuat sebaik
baiknya.shalawat dan salam kita limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammas SAW,keluarga,sahabat
dan insyaallah sampai kepada kita semua umat nya


Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing sosiologi kami
Ibu Julia Ristiana

Dalam pembuatan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan maka dari itu kami berharap kritik
dan saran dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya

Jakarta,21 Mei 2017
Penyususun
Talitha Fairuz Salsabila

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………... 2
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………... 3
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………… 5
1.2 Perumusan Masalah……………………………………………………………………… 5
1.3 Tinjauan Pustaka…………………………………………………………………………. 6

1.4 Metode Penelitian……………………………………………………………………….. 10
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan…………………………………………………………………………….. 11
2.2 Analisis Hasil Penelitian……………………………………………………………….. 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………......................................................................................................... 14
3.2 Saran…………………………………………………………………………………... 14
Daftar Pustaka

PENYELESAIAN KONFLIK KURANG KEDISIPLINAN SISWA
TERHADAP PERATURAN SEKOLAH DI SMA KSATRYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Maraknya kasus di indonesia seperti kasus siswa Sekolah Menengah pertama Islam Terpadu Al
Karim Noer yang nekat menikam gurunya sendiri di daerah Sekayu,42 siswa SMAN 6 jakarta
langgar tata tertib sekolah di karenakan tawuran pelajar serta kasus siswa kelas XII SMA Ksatrya
51 yang membolos sekolah dan pergi menongkrong dengan kawan kawannya.membuat pihak

sekolah mengetatkan peraturan sekolah dan menindak lanjuti kasus para muridnya.
idisiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan
tanggung jawabnya.
Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek
memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah
pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman di mana hal ini bisa dilakukan pada diri
sendiri ataupun pada orang lain.
Seperti hal yang kami amati di lingkungan sekolah kami para siswa masih saja melanggar
peraturan sekolah seperti misalnya terlambat masuk sekolah,tidak mengerjakan
tugas,membolos,bermain handphone saat jam pelajaran,seragam yang tidak rapih,tidak memakai
dasi gesper dan topi saat upacara.tentu saja pihak sekolah membuat kegiatan seperti razia disetiap
kelas agar para murid merasa jera dan tidak mengulang perbuatan mereka lagi.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut rumusan masalah yang didapat sebagai
berikut.
1. Apa tindakan yang harus di lakukan ketika ada siswa yang tidak mematuhi
peraturan yang ada di sekolah ?
2. Bagaimana cara pihak sekolah untuk menertibkan siswa yang melanggar
kedisiplinan di sekolah ?

3. Bagaimanakah cara pemecahan masalah untuk menertibkan pelanggaran yang
dilakukan siswa terhadap kedisiplinan di sekolah ?

1.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi teori teori yang di kemukakan oleh para ahli berkaitan dengan
topik yang dipilih
Teori disiplin
iiSiswanto (2001) memandang bahwa disiplin adalah suatu sikap menghormati,
menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk
menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya.
Flippo (dalam Atmodiwirjo, 2000) mengemukakan bahwa displin adalah setiap usaha
mengkoordinasikan perilaku seseorang pada masa yang akan datang dengan
mempergunakan hukum dan ganjaran.
Definisi diatas memfokuskan pengertian disiplin sebagai usaha untuk menata perilaku
seseorang agar terbiasa melaksanakan sesuatu sebagaimana mestinya yang dirangsang
dengan hukuman dan ganjaran.
Atmosudirjo (dalam Atmodiwirjo, 2000) mendefinisikan disiplin sebagai bentuk
ketaatan dan pengendalian diri erat hubungannya rasionalisme, sadar, tidak emosional.

Pendapat ini mengilustrasikan bahwa displin sebagai suatu bentuk kepatuhan terhadap
aturan melalui pengendalian diri yang dilakukan melalui pertimbangan yang rasional.
Depdiknas (2001) mendefinisikan disiplin atau tetib adalah suatu sikap konsisten
dalam melakukan sesuatu. Menurut pandangan ini displin sebagia suatu sikap konsisten
dalam melakukan sesuatu. Menurut pandangan ini disiplin sebagia sikap yang taat
terhadap sesuatu aturan yang menjadi kesepakatan atau telah menjadi ketentuan.
Fathoni (2006) kedisiplinan dapat diartikan bila mana pegawai selalu datang dan
pulang pada tepat waktu yang ditentukan oleh kepala manejer, pimpinan dari masingmasing instansi.
Menurut Hasibuan (2002) disiplin adalah suatu sikap menghormati dan menghargai
suatu peraturan yang berlaku,baik secara tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup
menjalankannya dan tidak menolak untuk menerima sanksi-sanksi apabila dia
melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu kondisi
yang tercipta dan terbentuk melalui serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketentraman, keteraturan dan ketertiban.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan
iii

Menurut Underwood, dalam bukunya Problems And Processes Discipline


Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa suatu
sekolah, diantaranya :

a.

Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Tujuan yang
akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi
kemampuan siswa. Hal ini berarti bahwa tujuan (pelajaran) yang dibebankan kepada
siswa harus sesuai dengan kemampuan siswa bersangkutan, agar belajar sungguhsungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Akan tetapi, jika pelajaran itu di luar
kemampuannya atau jauh di bawah kemampuannya maka kesungguhan dan
kedisiplinan siswa rendah.
b.

Teladan Guru

Teladan guru sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan siswa karena guru
dijadikan teladan dan panutan oleh para siswanya. Guru harus memberi contoh yang
baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan guru yang baik,

kedisiplinan siswa pun akan ikut baik. Jika teladan guru kurang baik (kurang
berdisiplin), para siswa pun akan kurang disiplin. Guru jangan mengharapkan
kedisiplinan siswanya baik jika dia sendiri kurang disiplin. Guru harus menyadari
bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani siswanya, Hal inilah yang
mengharuskan guru mempunyai kedisiplinan yang baik agar para siswa pun
mempunyai disiplin yang baik pula.
c.

Balas jasa

Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan siswa karena balas jasa akan memberikan
kepuasan dan kecintaan siswa terhadap sekolah/pelajarannya. Jika kecintaan siswa

semakin baik terhadap pelajaran, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Untuk
mewujudkan kedisiplinan siswa yang baik, sekolah harus memberikan balas jasa yang
sesuai. .
d.

Keadilan


Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan siswa, karena ego dan sifat
manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan
manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas
jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan siswa yang
baik. Guru yang cakap dalam mengajar selalu berusaha bersikap adil terhadap semua
siswanya. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.
Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap sekolah supaya kedisiplinan
siswa sekolah baik pula
e.

Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan kedisiplinan siswa sekolah. Dengan waskat berarti guru harus aktif dan
langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah belajar, dan prestasi belajar
siswanya. Hal ini berarti guru harus selalu ada/hadir di sekolah agar dapat mengawasi
dan memberikan petunjuk, jika ada siswanya yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan pelajarannya.

f.


Sangsi atau Hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan siswa. Dengan
sanksi hukuman yang semakin berat, siswa akan semakin takut melanggar peraturan-

peraturan sekolah, sikap dan perilaku indispliner siswa akan berkurang.
Berat/ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi
baik/buruknya kedisiplinan siswa. Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan
pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada semua siswa.
Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu berat supaya hukuman itu
tetap mendidik siswa untuk mengubah perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya cukup
wajar untuk setiap tingkatan yang indisiliner, bersifat mendidik dan menjadi alat
motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam sekolah.
g.

Ketegasan

Ketegasan guru dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan siswa
sekolah. Guru harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap siswa yang

indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Guru yang berani
bertindak tegas menerapkan hukuman bagi siswa yang indisipliner akan disegani dan
diakui kedisiplinannya oleh siswa. Dengan demikian, guru akan dapat memelihara
kedisiplinan siswa sekolah. Sebaliknya apabila seorang guru kurang tegas atau tidak
menghukum siswa yang indisipliner, sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan
siswanya, bahkan sikap indisipliner siswa semakin banyak karena mereka beranggapan
bahwa peraturan dan sanksi hukumannya tidak berlaku lagi. Guru yang tidak tegas
menindak atau menghukum siswa yang melanggar peraturan, sebaiknya tidak usah
membuat peraturan atau tata tertib pada sekolah tersebut.
Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama siswa ikut menciptakan
kedisiplinan yang baik pada suatu sekolah. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal
maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group

arelationship dan cross relationship hendaknya harmonis. Guru harus berusaha

menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal
maupun horizontal diantara semua siswanya. Terciptanya human relationship yang
serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana belajar yang nyaman. Hal ini akan
memotivasi kedisiplinan yang baik pada sekolah. Jadi, kedisiplinan siswa akan tercipta
apabila hubungan kemanusiaan dalam sekolah tersebut baik.

1.3 Metode penelitian
Penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif dengan metode studi kasus

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan

Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif
siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya
sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang
motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat
merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah
pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang
merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti :
kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan
perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya,
dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan,
keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor
dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa
berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan
perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap
masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi
pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada
dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.
Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang indisiplin, sebagai
berikut :
1. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru.
2. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang
menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak
disiplin.
3. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari keluarga yang
broken home.
4. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku,
tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang
tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada
umumnya.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, seorang guru harus mampu menumbuhkan disiplin
dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru harus mampu melakukan hal-hal
sebagai berikut :
1. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal dari latar
belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda
pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa
dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
2. Membantu siswa meningkatkan standar prilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar
belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku tinggi, bahkan ada yang
mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap
guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam
pergaulan pada umumnya.
3. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat aturan-aturan umum.
Baik aturan-aturan khusus maupun aturan umum. Perturan-peraturan tersebut harus dijunjung
tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang
mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin.
Selanjutnya, Brown dan Brown mengemukakan pula tentang pentingnya disiplin dalam proses
pendidikan dan pembelajaran untuk mengajarkan hal-hal sebagai berikut :
1. Rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan; disiplin akan menyadarkan setiap siswa tentang
kedudukannya, baik di kelas maupun di luar kelas, misalnya kedudukannya sebagai siswa yang
harus hormat terhadap guru dan kepala sekolah.
2. Upaya untuk menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar mengajar dapat dijadikan
sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama, baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun
siswa dengan lingkungannya.
3. Kebutuhan untuk berorganisasi; disiplin dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan
dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan berorganisasi.
4. Rasa hormat terhadap orang lain; dengan ada dan dijunjung tingginya disiplin dalam proses
belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan memahami tentang hak dan kewajibannya, serta
akan menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain.
5. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam kehidupan selalu dijumpai
hal yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Melalui disiplin siswa dipersiapkan
untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan dalam kehidupan pada
umumnya dan dalam proses belajar mengajar pada khususnya.
6. Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh perilaku yang
tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindarinya atau dapat membedakan mana perilaku
disiplin dan yang tidak disiplin.iv

2.2 Analisis hasil penelitian
Sejauh yang kita teliti sebagian besar para pelajar sering melanggar peraturan yang ada di sekolah
disebabkan kurangnya kesadaran diri dan ketidak ingin ketahuan siswa untuk menaati aturan
sekolah.vDisiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan
tanggung jawabnya. Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi
tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang
melakukan hal yang lain. Sebagai contoh, seseorang mungkin saja tidak melakukan sesuatu yang
menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang ia
inginkan dan menyumbangkan uang tersebut kepada organisasi amal dengan pikiran bahwa hal tersebut
le ih pe ti g. “e ara eti ologi disipli
de ga perke

erasal dari ahasa Lati

a ga za a , kata terse ut

disi el ya g erarti Pe gikut. “eiri g

e gala i peru aha

e jadi disipli e ya g arti ya

kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudkan
keadaan. Disiplin diri berawal dari hal-hal kecil, seperti misalnya bagi pelajar yang mampu membagi waktu
untuk belajar , untuk bermain sehingga tak menimbulkan suatu pertabrakan kegiatan pada waktu yang
sama. Disiplin diri juga bisa kita lihat dengan contoh sederhana yaitu dengan pelajar tersebut mengerjakan
PR (pekerjaan rumah) dan dikumpulkan di sekolah tepat pada waktunya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kedisiplinan sangatlah penting karena mengajarkan kita untuk lebih memerhatikan kerapihan dan
kebersihan dalam diri sendiri serta menjaga nama baik,karena sebagian besar perilaku seseorang
berasal dari kebiasaan dirumah maka dari itu peran orangtua juga sangat penting

3.2 Saran
Sebaiknya kita para pelajar lebih sadar diri akan kedisiplinan,kedisiplinan akan membawa kita
kesesuatu yang akan lebih baik lagi kemudian

i

Hari : Rabu ,tanggal : 10 Mei 2017,pukul : 7.22, alamat web : https://id.wikipedia.org/wiki/Disiplin
Hari: Rabu ,tanggal : 10 Mei 2017,pukul : 7.26,alamat web :
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-disiplin-menurut-para-ahli.html
iii
Hari: Kamis ,tanggal : 11 Mei 2017 ,pukul : 9.28,alamat web :
http://kajiankedisiplinan.blogspot.co.id/2013/12/faktor-yang-mempengaruhi-disiplin-siswa.html
iv
Hari: Jumat ,tanggal : 12 Mei 2017,pukul : 7.33,alamat web : http://akrizz.blogspot.co.id/2012/07/sebab-sebabpelanggaran-disiplin-dan.html
v
Hari : Rabu,tanggal :17 Mei 2017 ,pukul : 4.38 ,alamat web: https://id.wikipedia.org/wiki/Disiplin

ii

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Disiplin
Kumpulan pengertian. http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertiandisiplin-menurut-para-ahli.html
Kajian
Kedisiplinan.
http://kajiankedisiplinan.blogspot.co.id/2013/12/faktor-yangmempengaruhi-disiplin-siswa.html
AKRIZ’Z kumpulan Ilmu Yang bermanfaat. http://akrizz.blogspot.co.id/2012/07/sebabsebab-pelanggaran-disiplin-dan.html