HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR Hubungan Antara Kestabilan Emosi Dengan Konformitas Pada Anggota Klub Motor.
HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN
KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh :
RIZKY OKTARIA
F 100 080 149
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN
KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
RIZKY OKTARIA
F 100 080 149
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN
KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR
Rizky Oktaria
Taufik Kasturi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui hubungan antara
kestabilan emosi dengan konformitas pada anggota klub motor. 2) Mengetahui
tingkat kestabilan emosi. 3) Mengetahui tingkat konformitas. Subjek dalam
penelitian ini adalah 50 orang anggota Yamaha V-ixion Club Sragen.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Incidental Non
Random Sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala
kestabilan emosi dan skala konformitas. Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat hubungan positif antara kestabilan emosi dengan konformitas pada
anggota klub motor. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa
ada hubungan negatif antara kestabilan emosi dengan konformitas pada anggota
klub motor sehingga hipotesis ditolak.Maka jika kestabilan emosi tinggi, maka
konformitas akan tinggi dan begitu pula sebaliknya jika kestabilan emosi rendah,
maka konformitas akan cenderung rendah. Kestabilan emosi pada subjek
penelitian berada pada kategori tinggi dan konformitas pada subjek penelitian
berada pada kategori sedang. Implikasi penelitian ini adalah untuk ilmu psikologi
sosial dan psikologi perkembangan emosi, kognisi dan sosial terutama pada
organisasi atau perkumpulan.
Kata kunci : Konformitas, Kestabilan Emosi, Anggota Klub Motor
v
lewat dengan bebas. Hal tersebut
Pendahuluan
Perilaku negatif yang biasanya
juga terlihat pada malam pergantian
dilakukan anggota klub motor dapat
tahun baru, bahkan klub motor tidak
meresahkan
peduli
masyarakat
seperti
dengan
adanya
aparat
mabuk-mabukan,
keamanan yang berjaga. Banyak klub
tawuran, ataupun narkoba. Bahkan
motor yang bergoncengan tetapi
dengan adanya klub motor dapat
pembonceng tidak memakai helm
membawa sifat anarkhis, misalnya
dan tidak mematuhi rambu-rambu
klub motor melakukan konvoi di
lalu lintas.
balapan
liar,
jalan raya. Rombongan konvoi klub
Perilaku klub motor tersebut
motor itu merasa sebagai penguasa
merupakan dampak negatif yang
jalan sehingga pengendara jalan yang
dilakukan
lain
untuk
motornya. Hal tersebut dapat terjadi
klub
karena para anggota klub motor
motornya. Ketika konvoi klub motor
mengikuti apa yang dilakukan oleh
tidak mendapat kawalan dari polisi
kelompoknya. Jika banyak anggota
lalu lintas, maka memiliki hak yang
lain yang melakukan sesuatu, maka
sama dengan pengguna jalan lainnya
anggota lain akan mengikutinya juga.
(Pranyono, 2012).
Perilaku yang mengikuti kelompok
harus
memberikan
mengalah
jalan
Berdasarkan
kepada
hasil
tersebut
observasi
oleh
anggota
merupakan
klub
konformitas.
yang dilakukan di lapangan terdapat
Konformitas merupakan perubahan
fakta dan fenomena yang dapat
tingkah laku atau keyakinan individu
diungkap bahwa masih banyak klub
agar sesuai dengan tekanan atau
motor
harapan
yang
dapat
menganggu
&
Konformitas yang dilakukan
melakukan konvoi di jalan dengan
semena-mena
(Kiesler
Kiesler dalam Rakhmat, 2001).
kenyamanan masyarakat. Klub motor
bertindak
kelompok
anggota klub motor adalah dalam hal
dengan
adanya suara knalpot yang dapat
penampilan
membuat bising sehingga pengguna
mereka berkumpul bersama dengan
jalan lain menghindar dan memberi
anggota klub motor lainnya. Anggota
jalan agar klub motor tersebut dapat
klub
1
motor
terutama
akan
pada
saat
berpenampilan
lain.
kegiatan positif yang diadakan oleh
Berdasarkan hasil observasi yang
klub motor, diantaranya mengadakan
dilakukan,
sejumlah
sama
dengan
anggota
anggota
klub
motor
bakti
sosial,
santunan
berpenampilan mirip satu sama lain.
kepada anak yatim piatu, panti
Terlihat
helm,
jompo, dan kegiatan-kegiatan positif
pakaian, jaket, hingga pernak pernik
lain yang bermanfaat untuk orang
aksesorisnya.
perilaku
banyak (Fitri, 2012). Diharapkan
konform yang dilakukan tersebut
dengan adanya kegitan tersebut dapat
akan berdampak negatif yaitu adanya
memberikan kesesuaian bagi anggota
kekaburan dalam jati diri terutama
untuk saling berbagi dan peduli
penampilannya
terhadap sesame serta memupuk jiwa
dari
kesamaan
Sehingga
Selain itu, dampak negatif
sosial bagi para anggotanya.
dalam konformitas yang dilakukan
Salah satu faktor yang dapat
anggota klub motor yaitu anggota
mempengaruhi
memodifikasi motornya sama dengan
bertindak mengikuti kelompok yaitu
motor
kestabilan
teman-teman
yang
lain.
seseorang
emosi.
Irma
untuk
(2003)
Memodifikasi dapat dilakukan mulai
menjelaskan
dari menambah aksesoris motor,
emosi
spare part, hingga mengganti warna
tetap, tidak mengalami perubahan,
motor dengan cara airbrush yang
atau
harganya
meskipun
tidak
murah
(Hanggi,
bahwa
kestabilan
menunjukkan
tidak
emosi yang
cepat
terganggu
dalam
keadaan
2012). Para anggota klub melakukan
menghadapi
hal
yang mempunyai kestabilan emosi
tersebut
tanpa pertimbangan
masalah.
Seseorang
manfaat dan kegunaanya, karena
mampu mengekspresikan
lebih mementingkan kelompok agar
dengan
tetap sama seperti teman kelompok
sehingga
yang lain.
dialaminya
Selain
tepat,
tidak
emosi
berlebihan,
yang
tidak
emosi
sedang
mengganggu
memberikan
dampak
konformitas
juga
demikian seseorang yang emosinya
memberikan dampak positif bagi
stabil dapat mengarahkan diri untuk
anggota
memusatkan perhatian pada aktivitas
negatif,
klub
motor.
aktivitas
Adanya
2
yang
lain.
Dengan
dapat
untuk menyesuaikan diri terhadap
menggunakan pikiran yang lebih
kelompok. (2) Penampilan, individu
positif untuk tidak mudah konform
yang tidak mau mengikuti apa yang
pada hal-hal
berlaku didalam kelompok akan
yang
dijalani
dan
yang negatif bagi
menanggung
dirinya.
resiko
mengalami
dan
akibat yang tidak menyenangkan.
mendefinisikan
Peningkatan konformitas ini terjadi
konformitas adalah kesesuaian antara
karena anggotanya enggan disebut
perilaku
individu dengan perilaku
sebagai orang yang menyimpang
kelompoknya atau perilaku individu
atau terkucilkan. (3) Pandangan,
dengan harapan orang lain tentang
individu
perilakunya.
Menurut
Meinarno
Sarwono
(2009)
mempertanyakan
Konformitas
akan
pandangan orang tentang dirinya,
kecocokan
atau
sehingga individu harus mempunyai
dan
gaya atau ciri khas tersendiri baik
mengakibatkan
kesesuaian
juga
antara
individu
dari perilaku, pandangan, maupun
kelompok.
Konformitas
penampilan
mengandung
yang
diperoleh
dari
aspek-aspek sebagaimana dijelaskan
teman-temannya. Adanya perbedaan
oleh Rakhmat (2001) meliputi : (1)
ciri yang dimiliki dengan individu
Perilaku,
lain sehingga individu tersebut dapat
konformitas
sebagai
perubahan perilaku atau kepercayaan
merasa
ada
menuju norma kelompok sebagai
dimilikinya.
ciri
Menurut
tekanan kelompok baik yang nyata
Rakhmat
maupun yang dibayangkan. Bila
faktor-faktor
seseorang dihadapkan pada pendapat
Konformitas
yang
anggota
situasional
dan
yang
situasional
adalah
telah
lainnya,
disepakati
maka
tekanan
khas
yang
(2001),
yang mempengaruhi
adalah
faktor
personal.
Faktor
(1)
Kejelasan
dihasilkan pihak mayoritas akan
Situasi (2) Konteks Situasi (3) Cara
mampu menimbulkan konformitas.
Menyampaikan
Semakin
Karakteristik Sumber Pengaruh (5)
besar
kepercayaan
Penilaian
seseorang terhadap kelompok, maka
Ukuran
semakin besar pula kemungkinan
Kesepakatan Kelompok. Sedangkan
3
Kelompok
(6)
(4)
Tingkat
faktor personal yang mempengaruhi
memberikan reaksi emosi yang tepat
konformitas adalah (1) Usia. (2)
pada
Jenis
menyenangkan dan kondisi tertentu.
Kelamin.
(3)
Stabilitas
(3)
Emosional. (4) Harga Diri.
situasi
Kontrol
yang
emosi,
tidak
dasar
dari
adalah
kematangan emosi adalah adanya
berubah-ubah
kontrol emosi, kontrol emosi juga
dari satu emosi atau suasana hati
sangat penting dalam penyesuaian
kesuasana hati lain seperti dalam
diri dan kesehatan mental.
Kestabilan
Emosi
keadaan yang tidak
periode
sebelumnya
Menurut Irma (2003) faktor-
(Hurlock,
2002). Kestabilan
emosi
bukan
faktor
hanya determinan
efektif
dalam
Kestabilan Emosi, meliputi 1. Pola
pola
kepribadian
individu,
juga
membantu
melainkan
mengontrol
pertumbuhan
Asuh
Sendiri,
dan
sebagai
kepribadian
2.
dan
3.
Menerima
Suara
hati,
4.
Dengan demikian dari uraian di
terus-menerus
atas, dapat disimpulkan bahwa jika
seseorang
baik dalam kesehatan emosi, baik
kestabilan emosinya
intrapsikis ataupun intrapersonal.
mudah
melakukan
sesuai
dengan
tiga
Diri
Pengembangan Diri.
bekerja dengan perasaan yang lebih
Ada
Kemampuan
proses
suatu
yang
mempengaruhi
Orangtua,
Mengenal
perkembangan individu. Kestabilan
emosi
yang
aspek
dalam
dapat
mengelola
maka tidak
konformitas
kelompoknya.
kestabilan emosi menurut Scheneider
Sebaliknya jika seseorang kondisi
(dalam Rosdiana, 2012) yaitu (1)
emosional
Adequasi emosi, yaitu reaksi emosi
maka
sesuai
konformitas
dengan
diterimanya,
rangsang
dimana
reaksi
yang
dirinya
lebih
kurang
mudah
stabil
melakukan
sesuai
dengan
kelompoknya..
ini
berkaitan dengan macam atau isi
Berdasarkan teori yang telah
emosi dan arah emosi atau kepada
dikemukakan di atas, maka penulis
siapa emosi tersebut diarahkan. (2)
mengemukakan
Kematangan emosi, ditandai dengan
penelitian ini adalah: ”Ada hubungan
adanya
negatif
kemampuan
untuk
4
antara
hipotesis
kestabilan
dalam
emosi
dengan konformitas pada anggota
sesuai
klub motor.
Rakhmat (2001) bahwa faktor-faktor
Metode Penelitian
yang
Yamaha
V-ixion
pendapat
mempengaruhi
dari
konformitas
diantaranya adalah faktor internal
Populasi penelitian ini adalah
anggota
dengan
dan
Club
situasional
individu,
Sragen yang berjumlah 60 orang.
internal
Sampel
kelamin, harga diri dan stabilitas
dalam
penelitian
ini
dari
Skala yang digunakan dalam
ini
dari
yaitu
individu
situasi,
skala
menyampaikan
aspek-aspek
karakteristik
dikemukakan
oleh
meliputi
konteks
Konformitas yang mengacu pada
sumber
skala
kesepakatan kelompok.
emosi
yang
oleh
kelompok,
Berdasarkan
mengacu pada aspek-aspek yang
cara
penilaian,
ukuran
dikemukakan
jenis
kejelasan
situasi,
Rakhmat (dalam Insanti, 2010), dan
Kestabilan
usia,
emosi, sedangkan faktor situasional
berjumlah 50 orang.
penelitian
terdiri
faktor
pengaruh,
dan
tingkat
hasil
analisis
diperoleh sumbangan efektif variabel
Scheneider
(Rosdiana, 2012).
kestabilan
emosi
terhadap
Hasil Dan Pembahasan
konformitas sebesar 18,8%, yang
Berdasarkan hasil perhitungan
ditunjukkan dengan r² sebesar 0,188.
teknik analisis product moment dari
Hal ini menunjukkan bahwa masih
Pearson yang ditunjukan oleh nilai
terdapat 81,2% variabel lain yang
koefisien korelasi (r) = 0,433, (p) =
mempengaruhi konformitas, diluar
0,002
(p < 0,01). Hasil ini
variabel kestabilan emosi. Variabel
menunjukkan ada hubungan positif
tersebut misalnya usia, jenis kelamin,
yang
antara
harga diri, kepercayaan diri yang
kestabilan emosi dengan konformitas
lemah dan hal-hal lain yang dapat
pada anggota klub
mempengaruhi
sangat
signifikan
motor. Jadi
motor.
Kestabilan emosi merupakan
satu
konformitas,
pengaruh
pendapat
yang
terutama terjadi pada anggota klub
hipotesis yang diajukan ditolak.
salah
konformitas
Hasil
dalam
analisis
data
menunjukkan variabel konformitas
tersebut
5
memiliki rerata empirik sebesar 59,3
Berdasarkan dari kesimpulan
dan rerata hipotetik sebesar 50. Yang
diatas, maka dapat diberikan saran-
menunjukkan
saran sebagai berikut :
bahwa
konformitas
pada anggota klub motor subjek
1.Bagi ketua klub motor
penelitian
sedang.
2.Bagi anggota klub motor
Sedangkan pada kestabilan emosi
3.Bagi peneliti selanjutnya
rerata empirik menunjukkan hasil
Daftar Pustaka
74,88 dan rerata hipotetik 60. Hal ini
Aleem, S. (2005). Emotional
Stability
among
College
Youth. Journal of the Indian
Academy
of
Applied
Psychology , 31 (1-2), 100102.
Hanggi. (2012). Lifestyle Komunitas
Scoopy, Harmonisasi Modif
Turing
dan
Fashion.
http://motorplus.otomotifnet.co
m.01/10/2012
Hurlock, E. B. (2002). Psikologi
Perkembangan:
Suatu
Pengantar Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Insanti, Y. D. (2010). Hubungan
Antara Konformitas Dengan
Kedisiplinan Berlalu Lintas
Pada Anggota Klub Motor.
Skripsi. (Tidak Diterbitkan).
Surakarta:
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
tergolong
menunjukkan
bahwa
konformitas
pada subjek penelitian tergolong
tinggi.
Kesimpulan Dan Saran
Berdasarkan
hasil
analisis
data penelitian, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara kestabilan emosi
dengan konformitas pada anggota
klub motor, Peranan atau Sumbangan
efektif
kestabilan
konformitas
emosi
sebesar
dengan
18,8%,
ditunjukan oleh koefisien determinan
(r²) = 0,188, Tingkat konformitas
Irma,
A.
(2003).
Perbedaan
Kestabilan Emosi Remaja yang
Shalatnya Teratur dengan
Kestabilan Emosi Remaja yang
Shalatnya
Tidak
Teratur.
Jurnal Psikologi Islam (3), 8393.
Fitri. (2012). Byonic Cianjur Bangun
Citra Positif Klub Motor.
http://www.bandungoke.com.15
/11/2012
Pranyono, F. E. (2012). Menyoal
Perilaku Bikers di Jalan. Raya.
pada anggota klub motor tergolong
sedang yang ditunjukkan oleh rerata
empirik
hipotetik
(RE)=59,3
dan
(RH)=50.
rerata
Tingkat
kestabilan pada anggota klub motor
tergolong tinggi yang ditunjukkan
oleh rerata empirik (RE)=74,88 dan
rerata hipotetik (RH)=60.
6
http://beradabdijalan.blogdetik
.com.22/01/2012
Rakhmat, J. (2001). Psikologi
Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Rosdiana, D. (2012). Hubungan
Antara Kekhusyukan Shalat
dengan Stabilitas Emosi Pada
Jama'ah
Halaqoh
Shalat
Khusyuk.
Skripsi.
(Tidak
Diterbitkan).
Surakarta:
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Sarwono, S. W., Meinarno, E. A.
(2009).
Psikologi
Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika
7
KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh :
RIZKY OKTARIA
F 100 080 149
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN
KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
RIZKY OKTARIA
F 100 080 149
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN
KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR
Rizky Oktaria
Taufik Kasturi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui hubungan antara
kestabilan emosi dengan konformitas pada anggota klub motor. 2) Mengetahui
tingkat kestabilan emosi. 3) Mengetahui tingkat konformitas. Subjek dalam
penelitian ini adalah 50 orang anggota Yamaha V-ixion Club Sragen.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Incidental Non
Random Sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala
kestabilan emosi dan skala konformitas. Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat hubungan positif antara kestabilan emosi dengan konformitas pada
anggota klub motor. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa
ada hubungan negatif antara kestabilan emosi dengan konformitas pada anggota
klub motor sehingga hipotesis ditolak.Maka jika kestabilan emosi tinggi, maka
konformitas akan tinggi dan begitu pula sebaliknya jika kestabilan emosi rendah,
maka konformitas akan cenderung rendah. Kestabilan emosi pada subjek
penelitian berada pada kategori tinggi dan konformitas pada subjek penelitian
berada pada kategori sedang. Implikasi penelitian ini adalah untuk ilmu psikologi
sosial dan psikologi perkembangan emosi, kognisi dan sosial terutama pada
organisasi atau perkumpulan.
Kata kunci : Konformitas, Kestabilan Emosi, Anggota Klub Motor
v
lewat dengan bebas. Hal tersebut
Pendahuluan
Perilaku negatif yang biasanya
juga terlihat pada malam pergantian
dilakukan anggota klub motor dapat
tahun baru, bahkan klub motor tidak
meresahkan
peduli
masyarakat
seperti
dengan
adanya
aparat
mabuk-mabukan,
keamanan yang berjaga. Banyak klub
tawuran, ataupun narkoba. Bahkan
motor yang bergoncengan tetapi
dengan adanya klub motor dapat
pembonceng tidak memakai helm
membawa sifat anarkhis, misalnya
dan tidak mematuhi rambu-rambu
klub motor melakukan konvoi di
lalu lintas.
balapan
liar,
jalan raya. Rombongan konvoi klub
Perilaku klub motor tersebut
motor itu merasa sebagai penguasa
merupakan dampak negatif yang
jalan sehingga pengendara jalan yang
dilakukan
lain
untuk
motornya. Hal tersebut dapat terjadi
klub
karena para anggota klub motor
motornya. Ketika konvoi klub motor
mengikuti apa yang dilakukan oleh
tidak mendapat kawalan dari polisi
kelompoknya. Jika banyak anggota
lalu lintas, maka memiliki hak yang
lain yang melakukan sesuatu, maka
sama dengan pengguna jalan lainnya
anggota lain akan mengikutinya juga.
(Pranyono, 2012).
Perilaku yang mengikuti kelompok
harus
memberikan
mengalah
jalan
Berdasarkan
kepada
hasil
tersebut
observasi
oleh
anggota
merupakan
klub
konformitas.
yang dilakukan di lapangan terdapat
Konformitas merupakan perubahan
fakta dan fenomena yang dapat
tingkah laku atau keyakinan individu
diungkap bahwa masih banyak klub
agar sesuai dengan tekanan atau
motor
harapan
yang
dapat
menganggu
&
Konformitas yang dilakukan
melakukan konvoi di jalan dengan
semena-mena
(Kiesler
Kiesler dalam Rakhmat, 2001).
kenyamanan masyarakat. Klub motor
bertindak
kelompok
anggota klub motor adalah dalam hal
dengan
adanya suara knalpot yang dapat
penampilan
membuat bising sehingga pengguna
mereka berkumpul bersama dengan
jalan lain menghindar dan memberi
anggota klub motor lainnya. Anggota
jalan agar klub motor tersebut dapat
klub
1
motor
terutama
akan
pada
saat
berpenampilan
lain.
kegiatan positif yang diadakan oleh
Berdasarkan hasil observasi yang
klub motor, diantaranya mengadakan
dilakukan,
sejumlah
sama
dengan
anggota
anggota
klub
motor
bakti
sosial,
santunan
berpenampilan mirip satu sama lain.
kepada anak yatim piatu, panti
Terlihat
helm,
jompo, dan kegiatan-kegiatan positif
pakaian, jaket, hingga pernak pernik
lain yang bermanfaat untuk orang
aksesorisnya.
perilaku
banyak (Fitri, 2012). Diharapkan
konform yang dilakukan tersebut
dengan adanya kegitan tersebut dapat
akan berdampak negatif yaitu adanya
memberikan kesesuaian bagi anggota
kekaburan dalam jati diri terutama
untuk saling berbagi dan peduli
penampilannya
terhadap sesame serta memupuk jiwa
dari
kesamaan
Sehingga
Selain itu, dampak negatif
sosial bagi para anggotanya.
dalam konformitas yang dilakukan
Salah satu faktor yang dapat
anggota klub motor yaitu anggota
mempengaruhi
memodifikasi motornya sama dengan
bertindak mengikuti kelompok yaitu
motor
kestabilan
teman-teman
yang
lain.
seseorang
emosi.
Irma
untuk
(2003)
Memodifikasi dapat dilakukan mulai
menjelaskan
dari menambah aksesoris motor,
emosi
spare part, hingga mengganti warna
tetap, tidak mengalami perubahan,
motor dengan cara airbrush yang
atau
harganya
meskipun
tidak
murah
(Hanggi,
bahwa
kestabilan
menunjukkan
tidak
emosi yang
cepat
terganggu
dalam
keadaan
2012). Para anggota klub melakukan
menghadapi
hal
yang mempunyai kestabilan emosi
tersebut
tanpa pertimbangan
masalah.
Seseorang
manfaat dan kegunaanya, karena
mampu mengekspresikan
lebih mementingkan kelompok agar
dengan
tetap sama seperti teman kelompok
sehingga
yang lain.
dialaminya
Selain
tepat,
tidak
emosi
berlebihan,
yang
tidak
emosi
sedang
mengganggu
memberikan
dampak
konformitas
juga
demikian seseorang yang emosinya
memberikan dampak positif bagi
stabil dapat mengarahkan diri untuk
anggota
memusatkan perhatian pada aktivitas
negatif,
klub
motor.
aktivitas
Adanya
2
yang
lain.
Dengan
dapat
untuk menyesuaikan diri terhadap
menggunakan pikiran yang lebih
kelompok. (2) Penampilan, individu
positif untuk tidak mudah konform
yang tidak mau mengikuti apa yang
pada hal-hal
berlaku didalam kelompok akan
yang
dijalani
dan
yang negatif bagi
menanggung
dirinya.
resiko
mengalami
dan
akibat yang tidak menyenangkan.
mendefinisikan
Peningkatan konformitas ini terjadi
konformitas adalah kesesuaian antara
karena anggotanya enggan disebut
perilaku
individu dengan perilaku
sebagai orang yang menyimpang
kelompoknya atau perilaku individu
atau terkucilkan. (3) Pandangan,
dengan harapan orang lain tentang
individu
perilakunya.
Menurut
Meinarno
Sarwono
(2009)
mempertanyakan
Konformitas
akan
pandangan orang tentang dirinya,
kecocokan
atau
sehingga individu harus mempunyai
dan
gaya atau ciri khas tersendiri baik
mengakibatkan
kesesuaian
juga
antara
individu
dari perilaku, pandangan, maupun
kelompok.
Konformitas
penampilan
mengandung
yang
diperoleh
dari
aspek-aspek sebagaimana dijelaskan
teman-temannya. Adanya perbedaan
oleh Rakhmat (2001) meliputi : (1)
ciri yang dimiliki dengan individu
Perilaku,
lain sehingga individu tersebut dapat
konformitas
sebagai
perubahan perilaku atau kepercayaan
merasa
ada
menuju norma kelompok sebagai
dimilikinya.
ciri
Menurut
tekanan kelompok baik yang nyata
Rakhmat
maupun yang dibayangkan. Bila
faktor-faktor
seseorang dihadapkan pada pendapat
Konformitas
yang
anggota
situasional
dan
yang
situasional
adalah
telah
lainnya,
disepakati
maka
tekanan
khas
yang
(2001),
yang mempengaruhi
adalah
faktor
personal.
Faktor
(1)
Kejelasan
dihasilkan pihak mayoritas akan
Situasi (2) Konteks Situasi (3) Cara
mampu menimbulkan konformitas.
Menyampaikan
Semakin
Karakteristik Sumber Pengaruh (5)
besar
kepercayaan
Penilaian
seseorang terhadap kelompok, maka
Ukuran
semakin besar pula kemungkinan
Kesepakatan Kelompok. Sedangkan
3
Kelompok
(6)
(4)
Tingkat
faktor personal yang mempengaruhi
memberikan reaksi emosi yang tepat
konformitas adalah (1) Usia. (2)
pada
Jenis
menyenangkan dan kondisi tertentu.
Kelamin.
(3)
Stabilitas
(3)
Emosional. (4) Harga Diri.
situasi
Kontrol
yang
emosi,
tidak
dasar
dari
adalah
kematangan emosi adalah adanya
berubah-ubah
kontrol emosi, kontrol emosi juga
dari satu emosi atau suasana hati
sangat penting dalam penyesuaian
kesuasana hati lain seperti dalam
diri dan kesehatan mental.
Kestabilan
Emosi
keadaan yang tidak
periode
sebelumnya
Menurut Irma (2003) faktor-
(Hurlock,
2002). Kestabilan
emosi
bukan
faktor
hanya determinan
efektif
dalam
Kestabilan Emosi, meliputi 1. Pola
pola
kepribadian
individu,
juga
membantu
melainkan
mengontrol
pertumbuhan
Asuh
Sendiri,
dan
sebagai
kepribadian
2.
dan
3.
Menerima
Suara
hati,
4.
Dengan demikian dari uraian di
terus-menerus
atas, dapat disimpulkan bahwa jika
seseorang
baik dalam kesehatan emosi, baik
kestabilan emosinya
intrapsikis ataupun intrapersonal.
mudah
melakukan
sesuai
dengan
tiga
Diri
Pengembangan Diri.
bekerja dengan perasaan yang lebih
Ada
Kemampuan
proses
suatu
yang
mempengaruhi
Orangtua,
Mengenal
perkembangan individu. Kestabilan
emosi
yang
aspek
dalam
dapat
mengelola
maka tidak
konformitas
kelompoknya.
kestabilan emosi menurut Scheneider
Sebaliknya jika seseorang kondisi
(dalam Rosdiana, 2012) yaitu (1)
emosional
Adequasi emosi, yaitu reaksi emosi
maka
sesuai
konformitas
dengan
diterimanya,
rangsang
dimana
reaksi
yang
dirinya
lebih
kurang
mudah
stabil
melakukan
sesuai
dengan
kelompoknya..
ini
berkaitan dengan macam atau isi
Berdasarkan teori yang telah
emosi dan arah emosi atau kepada
dikemukakan di atas, maka penulis
siapa emosi tersebut diarahkan. (2)
mengemukakan
Kematangan emosi, ditandai dengan
penelitian ini adalah: ”Ada hubungan
adanya
negatif
kemampuan
untuk
4
antara
hipotesis
kestabilan
dalam
emosi
dengan konformitas pada anggota
sesuai
klub motor.
Rakhmat (2001) bahwa faktor-faktor
Metode Penelitian
yang
Yamaha
V-ixion
pendapat
mempengaruhi
dari
konformitas
diantaranya adalah faktor internal
Populasi penelitian ini adalah
anggota
dengan
dan
Club
situasional
individu,
Sragen yang berjumlah 60 orang.
internal
Sampel
kelamin, harga diri dan stabilitas
dalam
penelitian
ini
dari
Skala yang digunakan dalam
ini
dari
yaitu
individu
situasi,
skala
menyampaikan
aspek-aspek
karakteristik
dikemukakan
oleh
meliputi
konteks
Konformitas yang mengacu pada
sumber
skala
kesepakatan kelompok.
emosi
yang
oleh
kelompok,
Berdasarkan
mengacu pada aspek-aspek yang
cara
penilaian,
ukuran
dikemukakan
jenis
kejelasan
situasi,
Rakhmat (dalam Insanti, 2010), dan
Kestabilan
usia,
emosi, sedangkan faktor situasional
berjumlah 50 orang.
penelitian
terdiri
faktor
pengaruh,
dan
tingkat
hasil
analisis
diperoleh sumbangan efektif variabel
Scheneider
(Rosdiana, 2012).
kestabilan
emosi
terhadap
Hasil Dan Pembahasan
konformitas sebesar 18,8%, yang
Berdasarkan hasil perhitungan
ditunjukkan dengan r² sebesar 0,188.
teknik analisis product moment dari
Hal ini menunjukkan bahwa masih
Pearson yang ditunjukan oleh nilai
terdapat 81,2% variabel lain yang
koefisien korelasi (r) = 0,433, (p) =
mempengaruhi konformitas, diluar
0,002
(p < 0,01). Hasil ini
variabel kestabilan emosi. Variabel
menunjukkan ada hubungan positif
tersebut misalnya usia, jenis kelamin,
yang
antara
harga diri, kepercayaan diri yang
kestabilan emosi dengan konformitas
lemah dan hal-hal lain yang dapat
pada anggota klub
mempengaruhi
sangat
signifikan
motor. Jadi
motor.
Kestabilan emosi merupakan
satu
konformitas,
pengaruh
pendapat
yang
terutama terjadi pada anggota klub
hipotesis yang diajukan ditolak.
salah
konformitas
Hasil
dalam
analisis
data
menunjukkan variabel konformitas
tersebut
5
memiliki rerata empirik sebesar 59,3
Berdasarkan dari kesimpulan
dan rerata hipotetik sebesar 50. Yang
diatas, maka dapat diberikan saran-
menunjukkan
saran sebagai berikut :
bahwa
konformitas
pada anggota klub motor subjek
1.Bagi ketua klub motor
penelitian
sedang.
2.Bagi anggota klub motor
Sedangkan pada kestabilan emosi
3.Bagi peneliti selanjutnya
rerata empirik menunjukkan hasil
Daftar Pustaka
74,88 dan rerata hipotetik 60. Hal ini
Aleem, S. (2005). Emotional
Stability
among
College
Youth. Journal of the Indian
Academy
of
Applied
Psychology , 31 (1-2), 100102.
Hanggi. (2012). Lifestyle Komunitas
Scoopy, Harmonisasi Modif
Turing
dan
Fashion.
http://motorplus.otomotifnet.co
m.01/10/2012
Hurlock, E. B. (2002). Psikologi
Perkembangan:
Suatu
Pengantar Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Insanti, Y. D. (2010). Hubungan
Antara Konformitas Dengan
Kedisiplinan Berlalu Lintas
Pada Anggota Klub Motor.
Skripsi. (Tidak Diterbitkan).
Surakarta:
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
tergolong
menunjukkan
bahwa
konformitas
pada subjek penelitian tergolong
tinggi.
Kesimpulan Dan Saran
Berdasarkan
hasil
analisis
data penelitian, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara kestabilan emosi
dengan konformitas pada anggota
klub motor, Peranan atau Sumbangan
efektif
kestabilan
konformitas
emosi
sebesar
dengan
18,8%,
ditunjukan oleh koefisien determinan
(r²) = 0,188, Tingkat konformitas
Irma,
A.
(2003).
Perbedaan
Kestabilan Emosi Remaja yang
Shalatnya Teratur dengan
Kestabilan Emosi Remaja yang
Shalatnya
Tidak
Teratur.
Jurnal Psikologi Islam (3), 8393.
Fitri. (2012). Byonic Cianjur Bangun
Citra Positif Klub Motor.
http://www.bandungoke.com.15
/11/2012
Pranyono, F. E. (2012). Menyoal
Perilaku Bikers di Jalan. Raya.
pada anggota klub motor tergolong
sedang yang ditunjukkan oleh rerata
empirik
hipotetik
(RE)=59,3
dan
(RH)=50.
rerata
Tingkat
kestabilan pada anggota klub motor
tergolong tinggi yang ditunjukkan
oleh rerata empirik (RE)=74,88 dan
rerata hipotetik (RH)=60.
6
http://beradabdijalan.blogdetik
.com.22/01/2012
Rakhmat, J. (2001). Psikologi
Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Rosdiana, D. (2012). Hubungan
Antara Kekhusyukan Shalat
dengan Stabilitas Emosi Pada
Jama'ah
Halaqoh
Shalat
Khusyuk.
Skripsi.
(Tidak
Diterbitkan).
Surakarta:
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Sarwono, S. W., Meinarno, E. A.
(2009).
Psikologi
Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika
7