Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Keluarga pada Klien Perilaku Harga Diri Rendah Pasca Rawat Inap di Rsj Prof Dr Soerojo Magelang

(1)

91 Interview Guide

Dukungan Kleuarga Pertanyaan

Dukungan emosipnal 1. Empati 2. Simpati 3. Cinta 4. Kepedulian 5. Perhatian

1. Bentuk empati seperti apa yang anda lakukan ketika dia menyampaikan pendapatnya atau ketika dia menceritakan masalahnya?

2. Bentuk simpati seperti apa yang anda lakukan ketika dia meyampaikan pendapatnya atau ketika dia menceritakan masalahnya?

3. Bagaimana cara anda dan keluarga memberikan cinta dan kasih sayang?

4. Wujud kepedulian seperti apa yang anda dan keluarga lakukan ketika dia meyampaikan keinginannya kepada anda?

5. Apa yang anda lakukan ketika anda melihat dia melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri bahkan orang lain? Misalnya kalau dia ngamuk?

Dukungan Informasional

1. Nasihat 2. Arahan 3. Petunjuk 4. Umpan balik

1. Nasihat apa yang anda berikan ketika dia mengamuk?

2. Dan nasihat apa yang anda lakukan ketika dia tidak mau bersosialisasi di lingkungan? 3. Nasihat seperi apa yang anda berikan supaya dia mau untuk bersosialisi dan jangan

mengamuk lagi?

4. Bagaimana cara anda mengarahkan dia supaya dia mampu untuk percaya diri ketika brsosialisasi dengan semua orang?

5. Bagaimana respon anda ketika tingkah lakunya dapat merugikan orang lain? Dukungan

iinstrumental 1. Bantuan

langsung 2. Sarana

1. Bantuan seperti apa yang anda lakukan untuk kesembuhannya? 2. Bantuan apa yang anda lakukan untuk bisa bersosialisasi?

bantuan apa yang anda lakukan ketika dia melakukan hal-hal yang merugikan? 3. Barang-barang apa yang anda berikan untuk kesembuhannya?

4. Apakah anda menyediakan obat-obatnya?

5. Berapa kali anda menyiapkan kebutuhan makannya? Dukungan penilaian

1. Umpan balik 2. Penilaian positif

dan negatif 3. Dorongan

1. Bagaimana menurut anda ketika dia mampu untuk bersosialisasi dengan baik? 2. Bagaimana menurut anda ketika dia mampu untuk melakukan hal-hal yang baik? 3. Dorongan seperti apa yang anda berikan ketika dia tidak mau untuk bersosialisasi? 4. Dorongan seperti apa yang anda berikan untuk membangun kepercayaannya? 5. Dorongan seperti apa yang anda berikan supaya dia mau bekerja?


(2)

92 Kategorisasi Analisa Data

Dukungan keluarga Pokok

wawancara Subyek I Subyek II Subyek III

1. Dukungan emosional Dukungan ini mencakup dukungan yang diwujudkan dalam bentuk ungkapan mau mendengar segala keluhannya, bersimpati, dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan

mau membantu

memecahkan masalah yang dihadapinya, kasih sayang dan kepedulian.

2. Memberikan perhatian dan

kepedulian

- Dengan memberikan sesuatu yang bisa membuat subyek A senang dan menanya kan hal-hal kecil kegiatan di rumah, seperti “sudah mandi belum wan”dan juga Memberikan makanan atau minuman terha dap subyek A(P1, 221-222, 224, 226-229, 307-312, 281-183) - Partisipan merasa

kasian dengan keadaan subyek A yang selalu diam, sehingga partisipan biasanya melakukan sesuatu yaitu nyuruh subyek A untuk tidur (A1, 477-478

- Dalam menunjuk kan kasih sayang dan kepedulian dengan menyedia kan makanan. Keluarga merasa tidak bisa maksimal karena sibuk dengan keluarga sendiri dan pekerjaan (P2, 522-526, 333-334, 144-155)

- Keluarga merasa kasihan dengan kondisi subyek B dan juga karena belum ada keluar ga yang merawat secara maksimal (B1, 615-618)

- Dalam memberikan perhatian dan kasih sayang tidak bisa maksimal karena subyek mengatakan sibuk dengan pekerjaan dam keluarga sendiri, dan juga subyek merasa sudah capek.(C1, 441, , 461-463, 450-453, 83-85)


(3)

93 Kategorisasi Analisa Data (Lanjutan)

Dukungan keluarga Pokok

wawancara Subyek I Subyek II Subyek III

3. Dukungan informasional

Dukungan informasi yang diberikan oleh keluarga meliputi pemberian nase hat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan oleh informasi ini dapat disampaikan yang mungkin menghadapi per soalan .

1. Arahan atau nasehat yang diberikan untuk kesembuhan

- Subyek tidak pernah lagi memberikan nasehat, partisipan sudah merasa putus asa dan subyek yang memiliki sifat yang sangat pendiam (A1, 339-340, 324-327,10-13)

- Keluarga tidak pernah lagi mem berikan dukungan atau dorongan ter hadap subyek B, dengan alasan kon disi subyek B yang tidak memungkin kan dan juga fak tor sudah memiliki keluarga sendiri dan fokus terha dap pekerjaan yang menjadi alasan (B1, 166-172, 267-272, 477-482)

- Subyek mengaku sudah merasa bosan

dalam hal

memberikan nasihat, karena pada awalnya sudah memberikan arahan untuk mengikuti kegiatan digereja, akan tetapi karena tidak adanya respon dari subyek C sehingga partisipan merasa bosan dan malas dan partisipan memilih lebih fokus terhadap keluarga nya sendiri dari pada subyek C. (C1, 419-420, 239-246, 450-453, 211-212, 239-246, 490-49

2. Dukungan dalam memberikan obat

- Partisipan pada awalnya, sudah menjelaskan mengenai pentingnya minum obat yang rutin dan

- Keluarga mengetahui mengenai

kepatuhan dalam minum obat, dari

- Memberikan arahan supaya minum obat, tidak diresponi oleh subyek C, partisipan merasa bosan dan


(4)

94 akibat jika tidak minum

obat secara rutin, akan tetapi subyek A tidak pernah meresponi dengan baik, akhirnya partisipan memilih diam (A1, 470-472)

awal keluarga sudah

menyarankan untuk minum obat secara rutin, akan tetapi subyek B tidak meresponinya dengan baik dan pada akhirnya keluarga tidak meberikan

dorongan lagi, keluarga sudah sibuk, sehingga tidak bisa mengontrol subyek B dalam minum obat (B1, 542-549, 538-539, 552-555)


(5)

95 Kategorisasi Analisa Data (Lanjutan)

Dukungan keluarga Pokok

wawancara Subyek I Subyek II Subyek III

4. Dukungan Instrumental Dukungan ini mencakup bantuan langsung

menolong secara langsung kesulitan yang dihadapinya,

misalnya dengan

menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obatan, uang dan peralatan lainnya.

1. Menyediakan obat

- Partisipan sendiri selalu menyediakan obat subyek C, walaupun subyek C tidak mau lagi minum obat karena subyek C sudah mengerti yang mana yang harus di minum karena ia sudah pernah minim sendiri.(A1, 454-458, 470-472)

- Keluarga sudah menyarankan dari awal mengenai pentingnya minum obat secara rutin, akan tetapi subyek B tidak meresponi dengan baik sehingga keluarga tidak lagi mengontrol (B1, 542-549)

- Karena adanya perasaan malas dari keluarga, sehingga tidak lagi mengontrol

mengenai obat C. (C1, 362-365)

-2. Pemenuhan kebutuhan

- Semua kebutuhan subyek A selalu terpenuhi, dan keluarga berusaha tidak membeda-bedakan antara anggota keluarga di rumah, partisipan membelikan subyek A lemari dan juga Partisipan kadang-kadang membelikan

- Keluarga selalu memuhi

kebutuhan subyek C, memberikan rokok dan uang (B2, 416)

- Partisipan selalu menyediakan semua kebutuhan subyek C, , cangkir, gelas, piring, ada kursi, meja lemari, ada makanan biskuit roma, rinso, odol, sabun ada tempat nasi dan juga ada alkitab dan diluar tampak


(6)

96 partisipan kaos, baju,

sandal (A1, 481-483, 437)

ada kamar mandi, baju kotor dan baju yang digantung) (C1, 79-83)”

- Keluarga tau dengan bakat yang dimiliki subyek C,

dan sudah

menyediakan semua bahan-bahan, subyek C bisa membuat tas dari manik-manik dan keluarga menyediakan

manik- manik..bahan-bahannya..alat sulam, tapi kenyataannya subyek C tidak mau(C1, 257-260)”


(7)

97 Kategorisasi Analisa Data (Lanjutan)

Dukungan keluarga Pokok wawancara Subyek I Subyek II Subyek III

5. Dukungan penilaian Wujud dukungan keluarga yang diberikan melalui penghargaan positif, umpan balik dan dorongan yang diberikan untuk kesembuha.

1. Dukungan atau dorongan untuk bisa

bersosialisasi dan untuk beraktivitas.

- Partisipan tidak pernah

mendorong

subyek A untuk bersosialisasi, karena pernah diejek oleh masyarakat (A1, 342-344, 393-396, 532-533, 356-359, 517-518)

- Keluarga tidak lagi memberiakn

dorongan untuk bersosialisasi dan bekerja karena keluarga mengerti dengan keadaan subyek B (B1,591-595, 567-570)

- Partisipan merasa bosan dan malas dengan

mendorong untuk bersosialisasi karena tidak pernah diresponi dengan baik oleh subyek C (C1, 484-488, 481-482, 457-460, 461-463) 2. Penilaian positif - Keluarga senang

dan memberikan pujian ketika partisipan mau melakukan suatu pekerjaan rumah (A1, 501-502)

- Keluarga mengerti dengan pentingnya memberikan pujian (penilaian positif), akan tetapi tidak pernah memberikan pujian dengan alasan tidak terbiasa memberikan penilaian positif (B1, 612, 606-607)

- subyek tidak pernah

memberikan penilaian positif tidak terbiasa dengan

memberikan pujian (C1, 510-512, 471-472)


(8)

98 VERBATIM

A. Subyek 1

Nama : Ny A

Hari/tggl : 29 Agustus 2013 Pukul : 17.00 WIB

Tempat : Ruang kerja Ny A di RSPAW Salatiga

Verbatim Kode

P :Selamat sore

A1 :iya mba....mari mba silahkan masuk

A1 :gak apa-apa mba..ini tidak mengganggu kok, ini santai saja..masnya gak masalah kok mba..

P :iya toh mba...gak apa-apa ya mba...nanti takutnya mengganggu A1 :gak mba...masuk saja..santai saja mba

P : ya sudah mba....saya duduk disini ya mba..(sambil duduk) A1 :iya, bentar ya mba...tak matikan lagu dulu..biar gak ganggu.. P :oh..iya mba

A1 :Maaf ya mba..belum bisa ketemu sama mas Wawannya..takutnya jadi tegang mba...soalnya dia kan pikirnya kan dari Magelang, dia takut kalau dia dibawa lagi ke rumah sakit...takutnya jadi tegang

1

5


(9)

99 mba. Cuman kan sekarang dia tu obatnya gak mau minum

P :iya ya mba ya

A1 :iya padahal kan obatnya harus diminum terus

P :iya,, obatnya harus diminum trus mba....gak boleh putus mba..soalnya itu sudah kaya ketergantungan gitu mba. Jadi sangat besar pengaruhnya obatnya itu mba

A1 :huuummm...obatnya itu kan sebenarnya jamkesmas.. cuman kan biaya ongkosnya ke magelang sama belinya itu sama.

P :maksudnya mba ongkos ke magelang?

A1 :iya jadi ongkos untuk kemagelang itu beli obatnya sama. P :maksudnya itu mba, kalau mau ambil obatnya masih bayar

A1 :ndak, maksudnya kan gini, kan pakenya kan jamkesmas....kalau kemagelang kan ndak usahbayar..kalau dipuskesmas kan obatnya ndak ada..jadinya mestinya kan kemagelang. Jadi kan ongkos ke magelang sama belinya sama, jadi aku kan mikirnya aku ambil resepnya

P :ooo..jadi sebenarnya bisa ambil dipuskesmas..cuman obatnya gak lengkap kalau di puskesmas ya mba..

A1 :huuummm...iya..memang kan obat dimagelang gratis...cuman kita kan mikirnya ongkos ke sana. Kita kan mikir juga gitu loh ongkos kesana. Kan ongkos kesana kan mahal juga. Jadi beli obat saja..kan nanti susah juga mba ngatur waktunya kesana mba. Jadi ya sudahlah mba, dari pada aku bolak balik kesana, jadi aku ambil resep dokter saja..jadi obatnya bisa diulang gitu.

P :itu gak bisa diambil sama orang lain ya mba kalau ke

15

20

25

30


(10)

100 magelang..soalnya saya kan masih kemagelang..kalau bisa saya yang

ambil..

A1 :iya mba,,gak mungkin mba..soalnya kan ambil obatnya itu harus ad pasiennya mba..

P :hmmmm..gitu ya mba..tadi juga saya ada ketemu sama pasien mantan dari magelang juga mba..dia ambil obatnya sendiri mba di puskesmas. A1 :oo...apa gitu ya mba..

P :iya..dia pake jamkesmas mba A1 :itu dimana mba?

P : puskesmas mangunsari mba?

A1 :ooo..mangunsari ya mba..Tapi kan mba..dia pake kartu ya mba..itu obatnya ada semua mba?

P : iya mba, tadi juga aku lihat ada mba..

A1 :oo gitu ya mba...tapi kan dia obatnya gak ada mba...kan obatnya itu ada 3 macam..satu macam itu gak ada mba...jadi adanya cuman dua..yang satunya harus ambil di rumah sakit mba.

P :oo..trus kalau misalnya pas minum obat itu gmana mba?

A1 :aku tuh sampai bingung...carannya buat dia itu lagi biar mau minum obat itu gimana..bingung mba?

P :oo sebenarnya dia itu tidak mau minum obat lagi mba?

A1 :hoo oo..dia ndk mau..obatnya itu sebenarnya ada mba..cuman dia gak mau minum lagi mba...obatnya masih ada

P :ditaro dimakanan gitu mba,,gak mau

A1 :karna dia kan anaknya pintar masak mba..jadi bisa tau rasa

40

45

50

55


(11)

101 makanan..apa lagi kalau kita di kasi dimakanan mba..dia paling tau

mba.

P :oo..gt ya mba,jadi gak bisa diakalin ya mba,,udah pernah nyoba mba? A1 :iya mba..pokonya udah gak berani lagi mba. Aku sampai bingung

mba,,dia selalu bilang “aku moh i mba”..nanti tak bilangin dokter Yosep mau datang..tak bohongin gitu.. tapi anaknya langsung diam..tapi tetap saja gak mau minum..gara-gara satu bulan itu.

P :satu bulan itu..gimana maksudnya itu mba?

A1 :satu bulan pas puasa itu mba..kan tak suruh minum obat...tapi dia gak mau mba..dia bilang..”aku puasa o mba” makanya dia udah gak minum obat lagi. Tapi udah tak bilangin “wan pas puasa itu minum obatnya pas sahur”..aku puasa oo mba..soalnya tak suruh minum. Selama satu bulan itu..minum obatnya cuman satu kali.

P :Mmmmmm

A1 :anaknya..kayak apa ya..kaget gitu loh...dia kaya gelisah jadi tambah berlebihan. Padahal kan itu obatnya penenang..tapi kok kenapa kok

gelisah..tegang..”aku kok gak bisa tidur mba” ngono...pas itu..selang 2

-3 jam bisa tidur mba.

P :jadi sebenarnya mas Wawan itu gimana mba.

A1 :dia itu orangnya diam..trus pokonya maem...trus nanti tidur..kalau diem dia itu..kalau gak lihat DVD.

P :oo..nonton

A1 :iya ..dia itu sukanya nonton Naruto. pokonya itu mba,,,kalau gak diam..nonton..

P :gak ngobrol sama yang lain mba?

65

70

75

80


(12)

102 A1 :gak..dia itu orangnya diem..diajak nogbrol gak mau..pokonya diem..

P :emank mba atau bapak ibu sama yang lain gak ngajak ngobrol ya mba?

A1 :ndak mba,,,soalnya dia itu orangnya diem...jadi dibiarke...cuman diam saja

P :kalau keluar rumah pernah gak mba?

A1 :Dulu itu sebelum masuk rumah sakit jiwa dia sering keluar...ke pasar gitu mba..beli DVD..tak ajakin juga ke pancasila...main mba..aku sering ajak jalan-jalan oo...dia mau oo..dia pegangin anaakku.

P :oo..gitu ya mba.,trus setelah pulang?

A1 :dia mau....mba...masih normal..tapi dia gini loh mba... Sebenarnya dia simple mba....aku juga sampai bingung..mau ngatain dia gila..kasarnya kan seperti itu..tapi ananknya itu pendiam bangat

P :ooo..mas wawan itu orangnya seperti apa?

A1 :orangnya itu pendiam bangat....aku sebanarnya mba,,mau bawa dia ke puskesmas mba..tapi takut beban mentalnya mba..gak masalah mungkin uang bisa dicari..mungkin seperti itu..tapi kan kalau di rumah sakit itu kan kaya orang dipenjara gitu..hoo

P :ya kalau di rumah sakit memang seperti itu. Waktu saya juga praktek di rumah sakit.. begitu kok mba...nanti mereka masuk kamar...istrahat...kalau pasiennya udah lumayan membaik..udah bisa keluar mba...nanti bisa kerja mba..nyuci piring atau ngapain gitu mba. A1 :ooo gitu ya mba...dulu itu dia itu minta pulang..dia gak suka disana itu

mba....soalnya dia dulu kan dipaksa masuk kesana mba..jadinya trauma dia mba..

P :iya mba..kemaren waktu ketemu sama mas wawan..waktu mas Wawannya dengar magelang..mas Wawannya langsung takut kata ibu mba

90

95

100

105


(13)

103 A1 :iya mba..kemaren itu dirumah sempat tegang...dia di kamar takut

mba...tidak mau keluar kamar. Aku mikirnya kemaren disuruh pak Suryo (dokter di puskesmas). Sebenarnya di rumah dia itu terbebani soalnya..

P :jadi mba setelah pulang dari Magelang...sudah gak pernah A1 :main sama aku..

P :keluar?

A1 :keluar dulu satu dua kali mba..habis itu sudah tidak pernah lagi. P :dirumah trus ya mba?

A1 :iya mba.

P :sekarang itu masih sering ngobrol mba sama mas wawan? A1 :gak pernah mba,,,dirumah itu tak diamin..

P :berarti mba mas wawan itu tidak pernah keluar mba? Cuman dirumah aja

A1 :iya mba...

P :komunikasi sama tetangga juga gak pernah lagi mba?

A1 :ya gitu toh mba...dulu sebelum masuk itu pak RT sering sapa wawan “hey wawan apa kabar”..tapi itu toh mba,,,ada yang tidak memahami keluarga kami..jadinya memang tidak pernah lagi ketemu dan bicara sama mas wawan..paling cuman dirumah saja mba,,itupun diem mba. P :selama ini gimana mba? Tetangga nya mba..gak mendukung keluarga

mba atau mas wawan?

A1 :ya namanya juga tetangga mba..banyak yang gak suka..oo...karna mungkin juga karena ekonomi...karena ada juga toh mba pengaruh kelaurga..karena kan mba...kakaku juga sama kaya wawan?

P :oo..iya ya mba?...

A1 :iya mba....kakaku mba...dia mungkin lagi tidur mba..waktu itu mba,,sebanarnya malu mba..kalau pak Suryo suruh ambil obat di puskesmas...

P :malu?karna?

A1 :beban psikis juga sih mba....kan disuruh ke puskemas ambil obat

115

120

125

130

135

140


(14)

104 kayak gitu mba..kan malu mba..akhirnya karna kaya gitu..ya sudah lah

dari pada nanti main parah..

P :berarti dirumah itu..mba yang paling berperan ngurus keluarga nya mba ya..

A1 :yah begitu mba...ya harus tak syukuri mba.

P :mba pernah dengar gak mba...mas wawan ngeluh soal tubuhnya mba?

A1 :gak mba..dia itu gak ngeluh mba...

P :kalau wawannya dimarahin mba...mas wawannya ngapain mba? A1 :dia itu diem..orangnya itu diem,,,,,kalau bapakku yang suru mba...dia

mau oo... mba..nurut P :kalau mbanya?

A1 :gak tau mba..kadang mau kadang tidak mba..tp kalau sama bapak mesti mau mba...karna itu mba dia nurut..dia takut sama bapak mba..disuruh nyapu nanti dia mau...kalau disuruh ngisi gentong air dia mau..tapi kalau aku suruh kerja apa..nanti saya ganti uang..nanti mesti dia ndak mau mba...cuman kalau bapak mesti langsung mau. Sebenarnya dia ndak rewel.. Mungkin anakknya terlalu berkecil hati mba..

P :ooo..gitu ya mba

A1 :mungkin itu mba...dulu waktu SD mba..pernah gak naik kelas mba...salahku dulu mba,,,sebenarnya gak juga sih mba...dulu itu mba..disekolah sering diejekin mba..karna dia gak naik kelas..lah aku kan dulu masuk rangking mba....jadi guru-guru itu selalu membandingkan mba..terlalu mebandingkan mba..

P :oo..gitu ya mba...itu dulu pas waktu SD mba

A1 :sampai pernah pergi dari rumah mba..sampai pergi jalan kaki ke kauman itu loh mba...tapi ibuku nyari mba

P :oo..bgt ya mba...kalau begitu mba..sekarang jangan dibuad begitu lagi mba...jangan dibanding-bandingkan..soalnya bisa mempengaruhi. A1 :Kami itu orang susah mba..kalau ada masalah dirumah itu

150

155

160

165

170


(15)

105 langsung emosi..apa lagi bapakku itu mba..kan itu berpengaruh sama

yang lain yang dirumah itu mba..makanya dirumah itu mba..mending diem saja mba...kan maklum mba,,,kami orang susah mba...jadi kayak gitu mba..maklum lah..kan mba tau..orang susah itu ada banyak masalah mba..jadi kalau banyak masalah..dibawa-bawa sampai rumah mba...jadi kayak gitu mba..sampai aku saja terpengaruh mba...yah jadinya aku diem aja mba,,..nanti kalau aku ikut emosi..yah gimana mba....

P :ya...mba,,,gak usah marah-marah lagi mba...mba yang harus tenang. Jadi sampai mas wawannya pulang dari rumah sakit..bapak masih sering emosi dirumah mba?

A1 :iya mba,,, makanya aku selalu bilang..pokonya nek wawan sampai kenapa-kenapa..aku ndak tanggung jawab lagi mba.

P :iya mba..nanti mbanya jangan ikut emosi lagi mba. Mas wawan itu rajin sholat gak mba?

A1 :dia itu gak pernah sholat mba.. P :gak diajak mba

A1 :gak..mba..q ndak pernah ajak mba P :kenapa mba?

A1 :orangnya diajak bicara diem o mba P :kalau yang lain mba..ibu atau siapa gitu?

A1 :aku sih gak pernah liat diajak mba..lah pie mba..orangnya juga diem P :ooooo

A1 :tapi dulu itu mba..dia mau..ke masjid mba..sholat mba P :oooo..gitu mba...sebelum masuk rumah sakit itu ya mba A1 :iya mba..

P :berarti mba..mas wawannya itu gak pernah dipuji ya mba..misalnya mas wawannya bisa ngapain gitu mba di rumah..

A1 :dipuji? Ndak pernah oo mba..

P :oooo...gitu ya mba,,,padahal sebenarnya penting juga ya mba itu kadang-kadang buat mas wawan..biar dia merasa diperhatikan

180

185

190

195

200


(16)

106 A1 :iya sih mba..

P :emank di rumah mba...mas wawannya gak diajak kerja ya mba..ngapain gitu mba..biar cuman nyuci piring mba..

A1 :pokonya mba,,dirumah itu wes tak diamke aja..kalau mau kerja ya wes..ndak pernah nyuruh mba..terserah dia saja..

P :oooo..gt ya mba..mba..nanti tolong ya mba..mas wawannya dibujuk lagi..satun kali lagi ya mba, nanti mba anna itu aja mba...bilangin kami bukan mau bawa mas wawan ke rumah sakit jiwa....mba anna bilang aja kalau kami sebenarnya itu belum perawat tapi mahasiswa..gitu ya mba..

A1 :iya mba..nanti tak usaha ke ya mba.. tapi nanti bisalah mba..biasanya nek sama aku wawannya nurut mba, tapi nanti kalaupun jadi...tolong jangan di ceritain tentang Rumah sakit Jiwa ya mba...nek nanti gaea-gara itu jadi buad dia tegang mba

P :iya mba,,makasi banyak ya mba,,,


(17)

107 WAWANCARA KE II

Hari/tggl : 29 september 2013 Puku : 17.00 WIB

Tempat : Ruang kerja Ny A di RSPAW Salatiga

Verbatim Kode

P :mas wawan gimana kabarnya mbak?

A1 :mas wawan kabarnya masih nganu..masih labil..mas wawan kan ndak mau minum obatnya..

P :hah...sampai sekarang memang mas wawannya sudah gak mau minum obat mbak?

A1 :gak mau minum, masih labil, masih sama kayak dulu,,kembali lagi kayak dulu itu..kembali ke awal..

P :masih ngamuk gak mba? A1 :dikit, dikit bangat ngamuknya..

P :oo gitu..Mba pasti sayang kan mba sama mas wawan.. hu..ummm.. kalau dari mba dan keluarga itu mba,,cara menunjukkan kasih sayangnya, kepudlian dan perhatian, itu gimana mba?

A1 :Biasnya sih,,dengan perhatian, perhatiannya itu dalam arti mau ngasih apa gitu..kan biasanya seperti itu buat dia senang..misalnya kalau nanya..wawan sudah mandi...paling dia cuman geleng (sambil mempraktekkan menggeleng kepala).

210

215


(18)

108 P :Ooooo

A1 :Sudah ma’em..gini aja (sambil mempraktekkan geleng

kepala)..nunduk-nunduk kepala saja..tapi kaya apa ya...kurang berarti gitu kalau menurut aku..jadinya paling tak bawain makanan, atau minuman..ini wan..di ma’am atau di minum, gitu..atau dulu itu sering ajak jalan-jalan gitu...

P :itu setelah pulang dari rumah sakit

A1 :hu’mmm

P :ooo...

A1 :soalnya kan pulang dari rumah sakit itu bagus mba

P :ooo memberikan barang gitu ya mba ya...ya itu sih lebih nyata mba..tapi itu sampai sekarang itu masih mba sama keluarga masih lakukan gak mba?

A1 :Hu’m...misalnya aku kasih anakku roti, anakku tak kasih roti..tapi nak ada wawan mesti tak kasih, di bagi sama anakku,,misalnya dikasi ke gitu..nanti kan wawanya bisa merasa ooo..ternyata aku juga diperhatikan..gitu..misalnya kalau bapakku..kakeknya anakku itu ngasih bubur..kan cuman satu

P :dikasi gitu ya mba sama mas wawannya..

A1 :Hu’mm..wawannya mesti mau mau..anakku kan ndak mungkin habis semua, nanti tak suru, wawan ambil makok..nanti tak kasih separo, gitu..jadi kan dia bisa merasa oo..dia dianggap sama kakak-kakaku..

P :iya mba..benar-benar..memang harus begitu sih mba,,,kalau misalnya mau makan diajak..jadinya nanti dia berfikir..oo..ternyata aku diperhatikan juga,,gitu mba

A1 :hu’aaa..kalau cuman kata-kata kan kadang gak mempan sama

wawannya..

P :iya mba...dengan tindakan ya mba..memang sih dua-duanya harus penting Itu mba..mas wawannya sampai sekarang ini..pernah cerita

225

230

235

240

245


(19)

109 gak mba..soal perasaannya..misalnya apa yang dialami..atau apa yang

sebenarnya yang dia inginkan..dia pengen apa? Atau mungkin mba lagi ada masalah gitu mba...cerita gak sama mba?

A1 :Mas wawan itu,,kalau akhir-akhir ini dia tidak pernah cerita..ndak belum mau cerita..wong obatnya dia udah nda minum..tapi aku tu bersyukur kalau ada yang lucu..dia itu mau tertawa..tertawanya sama aku maksudnya..jadi kayak mandang aku...tapi pandangannya itu ada isinya...kalau tertawa itu ada yang lucu..kalau dulu kan tertawa sendiri...kalau sekarang kan tertawa tapi lihat aku..jadi kan perasaannya senang mba..tapi kalau untuk cerita kami nda pernah cerita mba..wong dia tertutup...ya wes tak diamke.

P :ooo..gitu ya mba..kalau dari mbanya sendiri tidak berusaha gitu mba..gmana caranya supaya misalnya bisa berkomunikasi dengan baik..supaya jangan cuman diam..kan biar tau satu sama yang lain.. A1 :Ya gmana mba..kalau itu mba,,,ndak pernah mba..yah..kan udah

kayak putus asa mba..soalnya dulu kan kalau diajak ngobrol..cuman diem..jadinya sampai sekarang tak diamke mba..ya mungkin kan mba..begitu lebih bagus mba..yah,wong aku juga sibuk mba..kerja itu..ini,,ngurus anak..kerja lagi..jadi untuk begitu kurang mba..

P :ooo gitu ya mba...padahal memang itu penting sih mba...berarti mba dan keluarga ndak pernah tau apa yang dia rasakan..maunya apa..selain dari ekspresi wajahnya?

A1 :hu’m..soalnya kalau kita coba tanya..ya dia cuman diem..apapun ndak

pernah cerita mba..yah kami taunya cuman tau dari ekspresi wajahnya...

P :memang dari dulu mas wawannya gak pernah cerita ya mba..atau

255

260

265

270

275


(20)

110 ngobrol apa saja mba..

A1 :ndak pernah oo mba..orang wawannya itu diem bangat...jadinya kan aku juga diem mba..

P :ooo..gitu..kalau mba gak nanya..misalnya apa yang dia rasakan..atau yang dia inginkan gitu mba?

A1 :Kalau sekarang gak mba..tak diamke mba..soale kan mba..dulu itu ditanya tapi nda dijawab..ya wes lah..tak biarke..sempat putus asa sih sebenarnya,,tapi gimana, sebagai kaka nda boleh

P :iya mba..kan itu juga buad kebaikan mas wawannya..harus tetap semangat mba..hehe

A1 :iya ya..

P :mba..kalau misalnya mas wawannya sedih apa yang mba lakukan? A1 :sedih ya mba..wong aku ndak tau dia itu sedih atau gimana

mba..wong dia diem aja mba..paling kadang-kadang kalau tak liat ekspresinya lagi kelihatan kasian..ya nanti tak suruh nonton..atau jaga anakku..gitu mba

P :iya ya..mba..hehe..emanknya mba..kan kadang tu kalau orang pendiam itu kan biasanya dipancing dulu..misalnya kita dulu cerita..kita dulu terbuka..biasanya mereka bisa terbuka dengan masalahnya mereka..tapi memang lama sih mba,,soalnya butuh proses..

A1 ;iya ya mba..tapi aku nda pernah ikh mba..begitu..soale kan dia orangnya diem..tak biarke wae..ndak pernah cerita..

P :oo..keluarga yang lain juga begitu ya mba.. A1 :ya iya mba..

285

290

295

300


(21)

111 P :oo..gitu ya mba..kalau menurut mbanya sendiri itu lebih baik atau

gimana mba

A1 :Ya sebenarnya aku nda pengen kaya gitu mba..tapi ya mau kayak gimana..dia juga begitu ya aku juga diem..nanti aku takut juga nanti banyak bicara jadi beban buat dia mba..yah tak biarke wae mba..soalnya dia cuman diem..

P :oo..gitu ya mba..trus mba kalau dari bentu kepedulian mba..wujud atau buktinya kalau mba dan keluarga peduli sama mas wawan..apa mba?

A1 :Biasanya dalam bentuk nganu..pertamanya perhatian, trus ngasih makanan..kayak kesukaan dia gitu..yang terpenting itu biasanya dalam bentuk pertanyaan “udah mandi apa belum”,,trus yang kedua dengan bentuk makanan misalnya memang sengaja beli untuk dia, dari hal kecil..misalnya ada punya satu macem ya di bagi gitu..kalau dia lihat ya dibagi separuh-separuh gitu aja.. P :kalau misalnya dia pengen makan sesuatu gitu mba..dia kasi atau gak

mba?

A1 :dia nda pernah bilang P :oo..dia gak pernah bilang

A1 :hm...dia ndak pernah bilang..jadinya kayak apa ya..inisiatif keluarga aja..misalnya dia tau kesukaan dia apa ya dibeli..

P :tapi pernah tanya gak mba..dia sukanya apa..

A1 :ndak pernah. Paling kalau mau keluar ya ditanya..”mau dibeliin apa

wan’..gitu..’ya mba..beli’,,misalnya kita tawarin beli ini..iya...kalau misalnya dia agak ceria..ya dibeliin..

P :ooo..gitu ya mba..dia begitu ya mba...kalau misalnya mas wawannya ngamuk,,yang mba dan keluarga lakukan sama keluarga apa mba? A1 :Biasanya..nganu..kalau pertama sih kita ngancam..kita bilangin

nanti tak bawa ke magelang..atau kita telpon bapa di pasar gitu

310

315

320

325

330


(22)

112 atau mungkin nganu..kita cari tau dia ngamuknya karna apa..kalau

lapar..ya tak suruh makan..

P :ooo..kayak tadi mba bilang mau dibawa ke rumah sakit lah..

A1 :iya mba..kalau kayak gitu..dia diam..tapi kita imbangi juga...”sudah

makan belum..” atau mau minum..”makan dulu sana”..atau ‘minum dulu sana’..

P :emangnya mas wawan itu kalau mau makan harus di itu ya mba..harus di suruh..

A1 :ndak..dia makans sendiri

P :oo..kalau misalnya untuk interaksinya mba..atau pergaulannya..kan dulu kan mbanya pernah bilang kalau wawannya itu sudah tidak mau lagi bergaul dengan orang yang diluar rumah..malu gitu..mba pernah kasih arahan atau nasihat gak mba..kalau misalnya itu tidak bagus..atau misalnya nanti dia tidak punya teman lagi kalau dia tidak bergaul..atau gimana sih mba?

A1 :Kalau sekarang sih mba..sudah tak diamke...sudah tidak pernah kasih nasihat..wong cuman diem o mbak..lah ya wes lah tak diamke mba..

P :biar dia bergaul gitu mba?

A1 :Sekarang sudah ndak sama sekali..takutnya nanti di luar kan gimana-gimana gitu mba.kan dulunya juga pernah diejek..takutnya juga nanti dia ngamuk..gitu mba..tapi kadang dulu kalau bapak suruh mau.mba..kalau misalnya ke warung..tapi memang sekarang itu ndak lagi..wong bapak kan ndak pernah di rumah..kan bapak pergi subuh pulang pagi..jadi ndak pernah mba..

P :ooo..gitu ya mba..ooo sebenarnya bapak itu perlu juga ya mba ngawasi mas wawan gitu mba..kan nanti pasti kalau bapak yang kasi nasehat atau arahan..mas wawannya pasti dengar

A1 :ya mau gimana lagi mba..kan semua juga pada sibuk kerja.

340

345

350

355

360


(23)

113 P :ooo..gitu ya mba..untuk bergaul sama teman-temannya memang

sama sekali sudah tidak disuruh atau diarahkan kesana lagi..

A1 :Iya mba..sekarang udah ndak..sudah pada kerja temannya..karna kan orangnya juga diem mba..aku juga takutnya sampai ngapa-ngapain orang..gitu mba..soale kan sekarang itu sudah mau ngamuk itu mba..jadi untuk soal kesitu udah gak berani lagi..tak diamke mba pokoe..jadi kalau manurut aku..lebih baik dia diem dirumah aja..iya kalau begitu bagusan mba..intinya gitu

P :kalau untuk kerja mba

A1 :Kalau untuk kerja..suka-suka dia biasanya..aku udah ndak berani nyuruh..nanti kadang-kadang dia juga mau nyapu o mba..nyuci bajunya sendiri..itu tanpa disuruh,,meskipun memang ndak bersih sih kalau nyuci..nanti tak ulangi lagi nyucinya..nyapu juga begitu,,,terkadang kalau nyapu nanti kotorannya dibiarkan saja mba..

P :oh..kalau untuk kerja..atau lakukan apa saja..udah tidak pernah disuruh atau dibilangin ya mba..

A1 :ndak..tapi kalau sama bapak mau nyuruh..bapak kalau pas libur gitu...bapak nyuruh..suruh nyapu atau ngapain gitu..nyapu atau apa...dia mau..tapi kalau aku dan ibu udah ndak..ya poko e terserah lah..

P :oo..gitu ya mba..memang mba..kalau disuruh dia ndak mau..mbanya

gak kasih dorongan gitu mba..”ayo wan kerja, biar gini-gini..atau nanti

biar dikasi uang’ atau gimana mba..maksudnya yang mba usahakan supaya dia mau kerja gitu mba..biar dia juga jangan cuman diam.. A1 :kalau sekarang ini mba..sudah ndak lagi..kalau dulu iya mba..tak

suruh tapi harus kasih uang..baru dia mau P :oo..gitu ya mba...harus seperti itu ya mba,,

A1 :hu’m..dia mau..

P :kalau menurut mba...usaha apa saja yang mba sudah lakukan...misalnya supaya mas wawannya benar-benar sembuh..kalau

370

375

380

385

390


(24)

114 selain obatnya mba..kan memang tadi mba sudah bilang kalau obatnya

harus diminum..tapi memang kan mas wawannya gak mau..selain itu apa mba..?

A1 :dulu sih mba..tak kasih kegiatan aku ndak tau ya..dia mau apa gak..hal-hal yang kecil..”wan sini loh”... atau misal e anakku lari-lari nanti tak suruh dia..jadinya kan dia gak diem..gitu-gitu..atau tak motivasi..itu loh lihat TV..pokonya masih sekitar kegiatan rumah.. P :ooo..gitu ya mba..tapi kalau misalnya masuk ke hal pribadi..atau

pemikiran..gak ya mba..

A1 :ndak mba..ndak pernah..yah ndak berani mba..bicara yang hal-hal serius kayak gitu..untuk hal yang biasa saja udah gak mba..

P :oooo...iya ya mba..kalau yang tadi mba..yang mba bilang motivasi dia..”wan sini loh liat TV”..sekarang masih mba..atau itu dulu..

A1 :Kalau sekarang sih udah ndak mba..yah tak biarke wae mba..kalau mau keluar atau kemana gitu..belum pernah tak motivasi lagi..soalnya kan anaknya kayak gitu..kalau misalnya pas dia minum obat tak ajak..tapi kan kalau sekarang udah ndak lagi mba..

P :ooo..gitu ya mba...kalau misalnya mas wawannya udah ngamuk? Biasanya apa yang mba lakukan..dan juga gimana perasaan mba. A1 :ya aku diem mba..kalau misalnya dia tegang tidak ada orang yang

lebih tua di rumah..yah aku diem...mending aku langsung kemana..tapi kalau itu sedikit parah..tapi kalau misalnya sedikit..nanti tak bilang..”wan ngapain”... udah dia diem/..tapi kalau udah agak parah...ya udah tak diamke

P :pernah dinasehatin gak mba

A1 :Ndak tak kasih ek..gak tak kasih nasehat kegitu-gitu..tak diamke.. P :oo..di diamkan ya mba..

A1 :Dulu juga pernah tak kasih nasihat kayak gitu..diulangi lagi ikh..jadinya aku sendiri juga capek..kayak putus asa juga kan..ndak ada kemajuan gitu kan..ya udalah terserah aja lah..yang

400

405

410

415

420


(25)

115 penting semampuku sebagai seorang kaka memberikan perhatian

sama dia..

P :ooo..karna mungkin mbaya juga cape ya mba..dirumah cuman mba sendiri yang kerja..yang ngurus mas wawan..

A1 :hu’m..aku cew..adekku tiga cow..kan tau sendiri kan gimana..

P :iya ya mba..sekarang sudah tidak pernah melibatkan dia dalam apa pun dirumah ya mba,,kerja atau apa saja.

A1 :iya mba..tapi kadang kalau misalnya dikasi uang dia mau..kan nganu..apa..dia suka kalau aku ngasi uang gitu..

P :ooo gitu ya mba..mas wawan itu pernah dikasi uang gak mba?

A1 :Iya kan ibuku ngasih uang mba kalau aku sih kadang-kadang mba...

P :Ooo...gitu ya mba kalau untuk makan mas wawan mba..disediakan sama keluarga ya mba

A1 :Tapi dia bisa masak sendiri..misalnya ada lauk..ada sayur..mesti dia masak sendiri..entah itu ubi ada digoreng, atau ada nasi..dia goreng nasi..dia paling suka goreng nasi..

P :ooooo

A1 :iya..kesenangannya itu.. P :tapi mba makan juga. A1 :iya aku makan..

P :kalau mas wawannya masak,,mbanya juga makan?

A1 :ndak, aku ga ikut makan..yang makan wawannya sendiri..dia itu kalau masak untuk diri sendiri,,

P :oo..begitu ya mba..biasanya barang-barang yang sering mba kasih sama dia selain uang apa mba.

A1 :Hmm..paling-paling anu..

P :maksudnya mba..biar mendukung dia juga mba, A1 :paling kaos..baju..

P :oo..mbanya pernah kasih mba...itu setelah pulang dari rumah sakit mba?

430

435

440

445

450


(26)

116 A1 :Hu’mmm...tak kasih kaos..baju..sandal,,ke gitu-gitu

P :itu sering mba kasih..atau gmana mba?

A1 :dia itu barang barunya disimpan..jadi dia cuman pake yang jelek..bajunya disimpan..jaketnya banyak bangay cuman tidak pernah dipake

P :oo gak dipake mba..mba gak bilang sama dia..kalau bajunya dipake..kan sayang nanti juga kalau di lemari trus..jadi jelek mba..

A1 :dulu tak bilangin..”wan pake itu loh..baju yang mba beli”..tetap

saja..dia pake baju yang jelek..

P :kalau sekarang mba..masih dibilang gak mba..

A1 :yah sekarang ini udah ndak mba..udah ndak bilang..soale kan dulu dia ndak mau..ya udah tak biarke mba..terserah dia aja.

P :sering beli baju buad mas wawan ya mba? A1 :yah gak sering juga sih..tapi ya kadang-kadang..

P :oo..itu biasanya cuman buad dia senang aja gitu ya mba..

A1 :Hu’m mba..

P :hm...kalau obatnya tadi mba..kan dia udah gak mau lagi minum obat..mbanya selalu menyediakan atau gimana mba?

A1 :Obatnya sudah ada tempatnya..dan dia tau kok harus minum apa saja..kan dia pernah minum obat rutin..cuman dia saja ndak mau minum..sebenarnya obatnya sudah tersedia,,cuman minum..tapi dia aja ndak mau..soale dia kan pernah minum sendiri..cuman dianya aja yang ndak mau

P :Hmmmm

A1 :Tak sediain kok..

P :itu mba pernah tanya..alasannya itu apa mba..malas atau karena merasa jenuh..?

A1 :mungkin karna dia merasa jenuh atau gimana kali ya..yang pasti dulu itu karna puasa..mungkin dia seperti..apa ya..mungkin dia merasa sudah sembuh dan tidak perlu lagiu..jadi kejadiannya itu pas puasa...jadi dia pikir,,ya namanya puasa ya nda minum obat..dia

460

465

470

475

480


(27)

117 pikirnya begitu..seperti itu..jadi kan ndak minum.

P :mba gak kasi pandangan sama dia..misalnya ni..pas minum obat dia bisa bagus..tapi pas tidak minum..dia jadi begini atau gmana mba? A1 :Udah tak kasih tau kayak gitu tapi tetap aja ndak mau..”wan nanti

yo ndak minum obat..kumat, gini-gini..harus dimakan..” udah diam..dia ndak mau minum...

P :dimotivasi juga mba.tapi tetap saja ya mba.. A1 :iya dia ndak mau..

P :hmmm...kalau perasaannya mba pribadi..kalau dia cuman diam gitu gimana mba?

A1 :Kasian juga toh...kadang kalau sudah kasian gitu..tak suruh tiduran di kamar..nanti dia pergi..

P :hmm...tapi segala kebutuhannya mas wawan di rumah itu dipenuhi ya mba? Makanan..pakian,,tempat tidurnya dan sebagainya..

A1 :Ada semua..kemaren itu baru beli lemari untuk adekku..dia juga dibeliin..kami sebisa mungkin tidak membeda bedakan..nanti takutnya dia bilang “kok wenndi dibeli, aku ndak” takutnya seperti itu..

P :ooo..iya mba,,memang harus begitu..supaya dia juga merasa diperhatikan..:kalau misalnya soal kepercayaan dirinya mba,,biar dia percaya diri kembali apa yang mba lakukan...masih pernah gak mba,,dimotivasi...

A1 :Pernah sih dulu..”pake baju le,,nanti ganti baju...aku puji dia..cakep le..pokonya bagus..gini-gini...tapi sekarang kan memang udah ndak pernah lagi...

P :memang ya mba..untuk mendukung dia supaya keluar berinteraksi dari mba dan keluarga memang udah gak pernah ya mba...

A1 :Iya ndak pernah lagi..

P :hmmm...jadinya sudah tertutup ya mba.. A1 :tertutup lagi..ndak mau keluar lagi..

P :perasaannya mba.,gimana kalau dia bisa melakukan pekrjaan

490

495

500

505

510

515


(28)

118 dirumah.ntah apa saja mba?

A1 :Ya senang..tiba-tiba dia nyapu..kita senang..tiba-tiba dia mau nyuci baju sendiri..tiba-tiba dia mandi..gitu aja kita udah senang..hu’mm.”mandi le..biar bersih”

P :kalau begitu mba puji gak?

A1 :Hu;m..nanti tak bilang “bagus le, udah bersih le” gitu-gitu..hal-hal yang kecil..

P :kalau kerja mba?

A1 :Iya..”iya le..trimakasih, bersih oo le, trimakasi”...tp kan kadang kalau kepepet gitu..dia mau..nanti tak bilang makasi ya wa..gitu... P :kalau di rumah tu sering ngumpul gak sama keluarga mba..mas

wawannya juga

A1 ;ngumpul..tapi dia cuman diam..atau gak berdiri P :gak diajak bicara mba

A1 :ya dia kan cuman diam saja.. P :hmm..

A1 :ya sekarang kan udah ndak..soale kan dia diam.

P :kalau sekarang pernah nanya tentang perasaan mas wawab gak mba...apa yg dia rasakan

A1 :kalau sekarang, sama sekali udah ndak..

P :kalau untuk kerja juga mba,,,sudah tidak dimotivasi lagi ya mba.

A1 :iya sekarang udah ndak..kalau mau kerja ya kerja..kalau ndak ya ndak..terserah dia aja...gitu mba.

P :mba pernah..misalnya mungkin mba merasa kasian sama dia...jadinya mba ikut sama-sama dengan dia..mungkin biar sama-sama gitu mba.. A1 :pernah..misalnya dia duduk..aku nanti duduk disamping wawan..tapi

nanti posisinya aku lagi gendong anakku..nanti kan lewat anakku bisa bercanda sama wawan...”wawan”’ gitu....nanti anakku yang cerewet...tapi kan nanti wawannya diem saja..

P :ooo..gitu ya mba..kalau misalnya ada gak yang sudha pernah mba lakukan..misalnya supaya dimasyarakat tu mas wawan bisa diterima

525


(29)

119 dengan baik gitu mba

A1 :maksudnya gimana mba?

P :atau mungkin mba..kan karna dari dulu sudah begitu..jadinya mba nya pasrah aja...atau mungkin mbanya berpikir ya sudah lah..toh masyarakay juga gak peduli..gitu mba..

A1 :Kalau untuk masyarakat sih mba..kami udah berpikir kesitu.karna memang dia kan orangnya sudah tidak aktif..jadi tak biarkan saja mba.


(30)

120 B. SUBYEK B

Nama :Tn B

Lokasi :Rumah Subyek Tanggal : 4 September 2013 Pukul : 10.30 WIB

Tempat :Rumah subyek

Verbatim Kode

B1 :Mohon maaf ya sebelumnya..kalau dari pihak kami..kami tidak mengizinkan untuk ketemu sama panjenengan..kami saja sekarang jarang untuk ketemu dan ajak bicara..dan saya pikir dianya juga tidak akan mau diajak bicara..dianya masih taruma dengan dengar RSJ..masih ada ketakutan-ketakutan,,,apalagi nanti kalau mbanya tanya kan nanti makin mengingatkan dia pada masa lalunya..jadi..kami juga keberatan dan kami dari pihak keluarga tidak mau ambil resiko...soalnya sekarang kalau disinggung masalah kesitu..dia marah..jadi begitu..kami tidak mau ambil resiko juga. P :O..gitu ya pak..untuk ketemu saja..tidak bisa pak

B1 :Yah mohon maaf kami dari pihak kleuarga tidak memperbolehkan..kalau mau tau tentang info soal dia,,bisa tanyakan langsung kepada saya saja..ya insya allah saya bisa memberikan informasi.Gimana mba?

P :Oh iya bapak..makasi sebelumnya..

1

5


(31)

121 B1 :Iya...panjenengan ini dari mana..dan tujuannya itu untuk

apa?Panjenengan psikologi?

P :Oh tidak bapak..saya perawat...saya hanes bapak..kebetulan sekarang ini,,saya mahasiswa akhir..yang lagi menyusun skripsi..dan kebetulan sekarang itu lagi penelitian..dan penelitian nya itu mau mencari informasi tentang pasien yang dulunya pernah dirawat di rumah sakit. Dan saya ambil semua data tentang bapak dari rumah sakit jiwa magelang..saya sudah punya surat izinnya..saya punya surat etiknya..dan semuanya sudah diizinkan.begitu bapak...dan awalnya memang saya harus minta persetujuan dari bapak dan keluarga? Apakah bersedia untuk diwawancara begitu..

B1 :Iya monggo-monggo..tp mohon maaf untuk dianya sendiri kami tidak memperbolekan.

P :Oh iya bapak..tidak apa-apa pak... B1 :Panjenengan ini dari mana..?

P :Oh iya bapak...kami drai UKSW salatiga B1 :Oh satya wacana..

P :Iya bapak..

B1 :Disini juga bapak ynag kuliah di satya wacana..tapi yang keguruan. P :Hehe..gitu ya pak..

B1 :Monggo panjenengan mau tanya apa,..

P :Sekarang kalau diajak komunikasi masih bisa? Cowok atau cewek ya pak?

B1 :Siapa?

P :.Pak..adeknya bapak atau kakanya bapak yang di rumah sakit magelang?

B1 :Kaka saya. Dia sudah punya istri, dan anaknya sekarang sudah kelas satu SMK. Tapi dia mengidap begitu, semenjak anaknya TK,

15

20

25

30

35


(32)

122 semenjak anaknya mau masuk SD, gitu sejarahnya.

P :Itu karna apa ya pak..kan biasanya kalau begitu pasti ada peneyebabnya gitu pak

B1 :Awalnya sih karna keluarga ya, tapai faktor utamanya apa..karena faktor dianya sendiri..dianya itu memang tidak percaya diri...awalnya seperti itu...itu point utamanya..Dia itu tidak percaya diri..apapun yang dia rasakan..apapun yang dia hadapi apa yang dia lakukan..itu memang sering tidak percaya diri..setelah ngomong kayak gini, dia cenderung perasaan..apa tadi ada masalah, gimana..apa lagi kalau bicaranya sedikit membantah..apa lagi kalau tidak setuju dengan apa yang dia utarakan dia seakan-akan merasa bersalah..ya itu loh dia itu kurang percaya diri.itu faktornya juga. Tapi kalau bicara dari kepribadiannya sendiri, cara berfikirnya sendiri ya itu kurang percaya diri, kemudian orangnya pemalu, trus apa ya..merasa minderan..dia itu merasa kurang percaya diri..merasa dirinya kurang mampu...kurang-kurang

P :Berarti kalau misalnya dikritik gitu, marah gak pak?

B1 :Yah marah..soalnya kan dia orangnya Diam..jadi semuanya dipikir sendiri..tapi akhir-akhir ini kalo dikritik yo ya marah...

P :Oooo

B1 :Kemaren itu kan saya bawa ke rumah sakit jiwa karena tingkat emosinya tinggi

P :Ooo..iya..awalnya bapaknya mengurung diri ya pak....diam...jadinya melampiaskan kemarahannya jadinya bapaknya ngamuk..gitu ya pa..memang kebanyakan begitu bapak...ketika mereka tidak mampu melampiaskan dan mengutarakan apa yang merek ainginkan..ya gitu pak..jadinya marah..banting barang

45

50

55

60


(33)

123 B1 :Iya..sudah mecahkan kaca tiga kali Yah memang sudah 3 tahun

dirawat di rumah sakit jiwa...yang pertama tahun 2004, kemudian yang ke 2 tahun 2010, kemudian yang ke 3 tahun kemaren 2013.. baru kemaren itu.. Monggo minumnya diminum..mari?

P :Hehe..iya bapak...berarti setelah pulang dari rumah sakit..masih dirumah saja..atau gmana pak?

B1 :Sekarang? Ooo..sudah diluar... Sudah diluar,,,jalan-jalan terus dia... P :Oooo gitu..

B2 :Iya..jalan-jalan..keliling..tapi kan dunia dia semua lagi beraktivitas.. P :Hmm..iya..tidak ajak kerja ya pak?

B1 :Ya gak lagi.biarlah semaunya dia yah seperti itulah perilakunya sekarang,tapi kalau diajak komunikasi sedikit-sedikit nyambung..tapi jangan dibentak-bentak..soalnya kalau dibentak atau suara keras biarpun ndak marah sebenarnya emosinya langsung naik.

P :Ooo...kalau sama tetangga-tetangga mau sapa-sapaan gak pak.. B1 :iya mau..

P :Ioo..gitu

B1 :Kadang ditanya apa gitu P :Ooo..

B1 :Tapi jangan sampai dia tersinggung..soalnya kalau dia tersinggung..nanti emosi lagi...nanti juga dia akan berfikir keras kalau seperti itu..dan saya kira kalau dia berfikir berat itu dia akan kambuh. P :Hmm..iya..karna itu..bapaknya memang segala sesuatunya dibawa

kepikiran gitu

B1 :Ya kan memang pemikirannya itu kan sudah sangat labil kan..begitu..itu faktor-faktor yang membuat dia jadi seperti itu..kemudian faktor dari keluarga juga mempengaruhi...sebenarnya saya tidak mau membuka ya...tapi saya hanya akan memberitahukan poinnya saja..semenjak seperti itu kan dia kan cari nafkahnya kan

70

75

80

85

90


(34)

124 sudah gak bisa..

P :Oo..iya pak..sudah mulai susah ya pak..

B1 :Karena anaknya semakin besar kan butuh biaya...yah akhirnya terjadilah..yah maklum ya antara keluarga cowok dan keluarga cewek mengalami perdebatan.yah akhirnya memang seperti itu..pas sudah di RSJ yang ke 2 kalinya. Dari pihak kami pun ya silahkan..soalnya yah kan butuh hidup juga..kami tidak memaksa, dan itu menambah pikirannya lagi..ya seperti itu..poin pentingnya..yah mungkin kan dari pihak istri kan punya batas kesabaran..diuji trus...ya sudah seperti itu. P :Ooo..berarti yang tinggal sekarang

B1 :Ibu

P :Dan anaknya juga

B1 :Gak,,anaknya ikut ibunya P :Ooo..gitu pak..

B2 :Iya..istrinya kerja di jogja..anaknya ikut mbanya yang paling kecil..itu..poinnya seperti itu

P :Oo..begitu ya..harusnya kan anak dan istrinya yang harus paling mendukung

B2 :Ya iya..kan sebetulnya istri dan buah hatinya sendiri yang berperan penting..itu kan anakanya seharusnya memberikan dukungan. Selama di rumah sakit pun mereka ndak pernah jenguk..yah sampai sekarang juga begitu.

P :Tapi sekarang masih kontrol gak pak? B1 :Yah..disarankan sih seperti itu..kan gitu P :Tapisekarang gak lagi pak..

100

105

110

115


(35)

125 B1 :Yah sulit kan..trauma-traumanya itu kan sulit dihadapi..apa lagi

dengar RSJ...dan juga kan faktor ekonomi juga mba...

P :Ooo,,gitu ya pak..iya..bapak..kemaren juga..ada pengalaman tentang seperti ini juga,,kalau dengar RSJ itu jadinya takut.

B1 :Iya..begitu

P :Iya sudah tidak mau diajak ngobrol lagi

B1 :Iya begitu..makanya saya tidak mengijinkan panjenengan untuk menghadapi sumbernya langsung..nanti kan takutnya gimana...begitu..ya kalau mau wawancara gitu..bisa dengan saya P :Ooo..iya bapak. Kalau misalnya tetangga-tetangga itu sama

bapaknya gimana pak?kan ada banyak itu pak..kalau misalnya tau dari RSJ jadinya tidak mau komunikasi..kayak dijauhi gitu...kalau sekarang gimana bapak?

B1 :Mau..tetangga-tetangga itu mau..kadang disapa..kan gitu..kan sebenarnya itu bukan hal yang tabu lagikan RSJ itu kan..penyembuhan..bukan suatu aib lagi..yang penting orang mau..sementara ini kan ya alhamdulilah masyarakat mau menerima gitu..baik..kemaren saja,,yang mau dibawa ke rumah sakit jiwa..aku dapat saran dari tetangga..kan gitu

P :Oo..berarti sebenarnya lingkungannya mendukung ya pak ya...cuman semuanya tergantung dari respon bapaknya saja.

B1 :Iya.. Ya itu..faktor utamanya ya..faktor istri dan anaknya..jadi seperti itu..perawatannya memang kurang maksimal kalau di sini..ya mungkin kalau saya pribadi seperti itu yah harus punya kesabaran yang sangat besar sekali kan..yah tapi mau gimana lagi..orangnya seperti itu..yah memang harus orang yang betul-betul hebat kan harus tulus dan ikhlas kan yang menghadapi tu.. dan jujur kami dari keluarga juga sampai sekarang belum bisa maksimal melakukan itu..kami juga sibuk dengan keluarga dan pekerjaan kami...itu faktor utamanya yang bisa panjenengan bisa

125

130

135

140

145


(36)

126 ambil..dari kepribadiannya yang bersangkutan seperti

itu..kemudian ditambah faktor-faktor yang lain..anaknya istri dan keluarga dari anak istrinya gitu...poinnya itu

P :Iya bapak Kalau misalnya ada masalah gitu, bapaknya cerita tidak bapak?

B1 :Iya..seputar seperti itu..seputar anak istrinya P :Cerita gak sama bapak..atau gimana gitu pak?

B1 :Yah tetap ngomong..sama tetangganya dan sama yang lainnya gitu...tapi kan sebenarnya aslinya itu dari dianya sendiri menanggapinya..kalau mau santai..kalau mau cuek..kalau dipikir seperti itu trus kan jadinya seperti itu.

P :Kalau bapaknya cerita tentang anak dan istrinya pak...apa yang biasa bapak katakan?

B1 :Ya..gimana ya..kami juga ndak bisa buat banyak...soalnya kan anaknya sudah bilang jangan diganggu dulu, mau fokus sekolah....yah kami sebagai keluarga hanya mendukung,,supaya dianya baik-baik sekarang..dulunya waktu pemikirannya bagus kami bilang harus sembuh, jangan terlalalu dipikirin...tapi nyatanya juga susah mba....apalagi sekarang ini sudah tidak pernah lagi mba..apalagi kalau untuk cerita...sudah susah mba P :Hmm..iya ya.. Kalau misalnya ibadahnya gitu pak gimana?

Maksudnya masih sering sholat atau gimana? B1 :Udah ndak pernah mba...

P :Oo..gitu pak..gak diajak pak

B1 :Yah mau gimna mba..sekarang ini kami kalau begitu sudah tidak memang, terserah dianya saja..kalau mau sholat ya silahkan..tapi kalau untuk ngajak..sudah ndak....tapi dulu itu memang kalau lagi bagus pemikirannya sholat dia..ngaji...

155

160

165

170

175


(37)

127 P :Oo..gitu pak..

B1 :Iya tergantung saat-saat dia pemikirannya gimana..kalau misalnya pemikirannya lagi kosong ya dia ndak mau..kan gitu. Dia juga mau naik motor..tapi memang tingkat kepercayaan dirinya itu memang ndak ada saya pikir seperti itu ya..wong kalo misalnya datang seperti ini..dua menit saja sudah pergi..pergi kemana gitu..yang penting merokok..yah itu..faktor utamanya itu merokok..yang penting itu rokok..gitu

P :Dari pihak bapa gak kasih arahan atau nasehat gitu pak...istilahnya untuk membangun kepercayaan dirinya pak....supaya percaya dirinya kembali...

B1 :Gimana ya..susah mba...soalnya kan orangnya itu udah seperti itu..diajak bicara saja tidak tahan 1 menit..nanti langsung pergi..ya kami juga kan tidak mau paksa..masalahnya kalau dipaksa jadinya kan ngamu..ya kami nda mau seperti itu..ya..dibiarkan sajalah mba....kalau untuk seperti itu kami sudah tidak mau..wong kalau kadang kalau pemikirannya lagi bagus..ngomong sama dianya gak tahan lama..apalagi saat-saat sekarang ini...wahh..udah susah mba....jadi kami memang sudah ndak pernah kasih arahan, nasehat apalagi kan kondisinya yang seperti sekarang mba..

P :Tapi sudah pernah dicoba ya pak?

B1 :Ya iya..itu dulu...soalnya dari dokternya juga kan menyarankan seperti itu..tapi mau gimana..kondisinya sudah seperti itu.ya makanya kadang ya kita diamkan saja mba..karena kalau menurut kami itu lebih baik...Itu poinya juga yang bisa panjenengan bisa ambil...

P :Gak percaya diri..berarti kalau disuruh kemana-mana mau ga pak.. B1 :Ndak mau

P :Kira-kira kenapa ya pak sampai dia bisa tidak percaya diri begitu pak?

185

190

195

200

205


(38)

128 B1 :Yah..kembali lagi kaya tadi..dia itu memang orangnya pemalu

mba..yah tambah faktor-faktor yang lain tadi mba..makanya jadinya seperti itu. Yah kalau sekarang itu kalau dia mau ngapain dibiarin sendiri..tidak mau dipaksa lagi.. Tapi kalau pikirannya lagi bagus..dia bicara sapa tetangga..ya seperti itu..poinnya itu..faktor utamanya itu..dia itu tidak punya kepercayaan diri..kemudian dari pihak keluarga..apa ya..mungkin kurang begitu sabar atau kurang begitu mengerti..poinnya seperti itu.

P :Hmm.. Kalau misalnya bapaknya dari segi fisiknya pernah ngeluh gak pak bapaknya? Atau mungkin kurang apa...kurang ganteng atau bagaimana gitu pak

B1 :Ndak..dia gak pernah mengeluh dan merasakan secara fisik...karna fisiknya sempurna..besar..tinggi..kekar..besar..

P :Ooo..gitu ya pak..tapi masi itu kan pak..masih bisa jaga kebersihannya..misalnya masi mandi..ganti pakaian

B1 :Ya mba...dia kan dulunya dia atlit voli..sering main voli..bola..

P :Ooo..berarti memang dulunya hebat ya pak..tapi kenapa ya kok bisa...padahal kan bapaknya main voli..sudah biasa dikelilingi banyak orang?

B1 :Iya..memang tinggkat ketidak percayaan diri itu terlihat..bermain pun kadang begitu..ee..kalau penontonnya sudah teriak..dia langsung down..

P :Ooo gitu ya pak.. B1 :Iya..

P :Ooo..

B1 :Tapi sebenarnya dia bagus..atlit..sebenarnya dia itu anaknya cerdas...sebenarnya berbicara juga bagus..pintar...mau memecahkan masalah..mau politik..agama.. Tapi ya gitu..nanti habis bicara...nanti dia langsung masuk kamar..

P :Dipikir-pikir..

B1 :Lah iya..dipikirin terus..padahal..kalau orang lain itu..kalau sudah ya

215

220

225

230

235


(39)

129 sudah gitu..kalau dia dipikirin terus... Apa lagi kalau ad suara..kok

ngomong ngene? Wah,,,dia itu makin pikir trus..karena memang kan kepribadiannya begitu..padahal sebenarnya punya potensi bagus... iya,,

P :Bisa main voli..sudha jadi atlit lagi pak B1 :Iya..itu..dia muka tembok..

P :Tapi sekarang sudah gak lagi B1 :Gak..sudah gak lagi...

P :Bapaknya ada penyakit lain gak pak..secara fisik..misalnya gitu ada maag...atau apa gitu pak?

B1 :Gak pernah..dia itu gak pernah masuk rumah sakit gara-gara sakit itu..dia sehat dari fisiknya...tapi itu..dulu mungkin itu..pernah ..apa jatuh pas main voli gitu yah

P :Main voli jatuh...ada cideranya gitu pak..atau patah.. B1 :Dianya sakitnya pinggangnya,,sering dipegang P :Oo..pinggangnya. bapaknya cerita gak pak?

B1 :Ak..ndak cerita..soalnya..tadi itu..terakhir dia seperti itu..jadinya murung gitu..

P :Hmm..gitu..

B1 :Iya,,itu point yang bisa diambil..keperibadiannya kemudian faktor dari keluarga..

P :Anaknya sama keluarganya..tapi kadang memang tergantung dari pribadinya sendiri juga pak..tapi kalau memang keluarganya tidak mendukung..potensi untuk bapaknya kambuh lagi seperti bisa besar. B1 :Iya..kan selama ini untuk membangun kepercayaan dirinya

sendiri dari pihak keluarga tidak ada..ya mohon maaf kan semua sudah cari kebutuhan sendiri-sendiri..sudah tidak seluruhnya keluarga untuk dia ya kan...yah..tapi kembali lagi karena faktor ekonomi juga..

P :Oo..gitu ya pak..tapi biasanya yang sering buat bapaknya marah itu apa pak?

245

250

255

260

265


(40)

130 B1 :Ya itu kalau misalnya dia diajak bicara, dibentak..dipaksa...kalau dia

diajak bicara itu ya harus halus.

P :O pokonya jangan dipaksa,,,nanti kemudian jadi marah..

B1 :Yah,,kemaren juga kan dari dokter yang disana juga bilangnya begitu..jangan dipaksa..

P :Hmmm..iya..nanti kan bapaknya juga semakin pikiran karena penyakit kepribadian

B1 :Ya itu..keprcayaan diri itulah..kalau ada masalah...dipikir sendiri..memang sudah tidak bisa berfikir secara normal..tambah dibebani dengan masalah-masalah..kan makin tidak bisa.

P :Kalau misalnya bapaknya sudah ngamuk,,biasanya apa yang bapak lakukan..

B1 :Yah seperti kemaren itu mba..kami bawa ke rumah sakit.. :Tapi setelah pulang dari rumah sakit pernah ngamuk pak? B1 :Dari kemaren sih belum mba.

P :Hmmm..tapi masih kontrol kan pak....soalnya minum obat juga sangat mempengaruhi.

B1 :Yah..kadang-kadang yah minum obat ya bosan..ndak mau... P :Ooo..gak mau..

B1 ;Begitu..

P :Pas waktu mau pulang dari rumah sakit..ada dikasi tau gak pak sama bapaknya atau sama keluarga..kalau harus minum obat terus..

B1 :Iya sudah..

P :Oooo..gitu pak..kalau dari bapak dan keluarga..tidak memotivasi dia pak..supaya mau terus minum obat..mungkin kan dengan cara memberikan pengertian ke bapaknya..supaya sembuh gitu...nanti bisa ketemu anak...

B1 :Kalau itu dulu memang iya..tapi sekarang ini kan memang sudah tidak..soale kesannya itu nanti kayak memaksa..kami juga ndak mau mba..kan kalau dia dipaksa ngamuk nanti....

P :Hehehe..iya ya pak...tapi kan bisa dengan halus pak bilangnya..

275

280

285

290

295


(41)

131 B1 :Ya gimana ya mba..sekarang itu terserah dia lah mba..kami

keluarga sudah tdak mau maksa dia..

P :Oo.gitu ya pak... Kalau misalnya bapaknya sudah marah..bisanya ngapain pak?

B1 :Ya kayak kemaren itu..mecahin kaca..ngamuk..karna akhir-akhir ini jadinya kan seperti itu..

P :Oo..gitu ya pa...bapaknya pernah dikasih nasehat gak pak?

B1 :Gak pernah lagi mba..ya didiamke mba..kadang kita saja bingung..ngomong nanti dia anggap gimana..yah jadinya kayak gitu saja..didiamkan mba..

P :Oo..gitu ya pak kalau dirumah biaanya ngapain?

B2 :Ya duduk..kadang-kadang melamun... Tapi kadang-kadang kalau ketemu orang halus loh mba....

P :Maaf ibu saya gak tau bahasa jawa.. ooo.. B2 :Mbanya dari mana

P :Dari medan..

B2 :Oo.dari medan...jauh men?

P :Hehe..iya bapak...namanya juga cari ilmu. Pernah itu gak pak...bapanya pengen sesuatu,,,atau ada sesuatu yang dia ingin dicapai gitu pak?

B1 :Dia itu pernah bilang..dia ingin normal lagi..dia ingin punya kerja..cari uang

P :Oh iya pak..bapaknya bisa ngomong gitu?

B1 :Iya..ngomong pengen normal....pengen kerja..itu di sadar dia..pengen kerja..ndak bingung..gitu..

P :Hmm..pas bapaknya sudah keluar dari rumah sakit B2 :Iya..tapi yah memang kan harus dituntun pelan-pelan.

P :Iya..bgt..harusnya begitu..soalnya kan harus benar-benar sabar

B1 :Iya..tapi sampai sekarang belum ada yang bisa...mau seperti ini..seperti itu..kan belum ada yang nuntun dia.

P :Harus benar sabar ya ibu... Ada pernah itu gak...pernah dikasi saran

305

310

315

320

325

330


(42)

132 gitu..kan pengen normal..harus ngapain gitu..

B1 :Iya mba..dulu itu saat pemikirannya bagus yah bilangnya itu pikiran saja..jangan terlalu dipikirin, Sudah sering itu dibilangin..kalau melangkah itu tetaplah melangkah..tidak usah diingat-ingat lagi yang lalu...tidak usah berfikir lagi yang kebelakang..yang sudah ya sudah...tapi kalau sekarang sudah ndak mba..ngajak ngomong aja kan sudah susah

P :Yah..karna memang bapanya terlalu banyak mikir ya Memang kalau memang begitu pak..banyak masalah harus memang harus dituntun baik-baik,,,harus pelan-pelan..

B1 :Iya dia itu kebanyakan mikir...orang bilang apa..nanti dia mikir ..dia bilang apa..nanti dia mikir..ya . ya namanya juga bermasyarakat ya kan ya harus begitu...

P :Kalau misalnya ada kritik..langsung mikir B1 :Ia iya,,,jangankan dikritik

P :Ngomong baik-baik

B1 :Ngomong baik-baik saja...dia biasanya takut...soalnya dia itu kan orangnya memang baik sekali..dia ndak pernah punya masalah..punya sedikit pun persinggungan..dia langsung minta maaf..

P :Berarti memang bapaknya main dihati ya pak..perasaan sekali sama orang

B1 :iya perasaan sekali..tinggi sekali perasaannya P :Tidak mau menyakiti perasaan orang lain

B1 :Iya..ndak mau dia..selalu menjaga perasaan orang lain..tapi mudah tersinggung..orang-orang seperti ini kan memang mudah tersinggung.. P :Iya soalnya merasa tidak dihargai dan tidak diiperhatikan

B1 :Iya...

P :Bapaknya cerita ya pak..istrinya tidak perhatian sama anaknya

B1 :Ya iya..sering..karna kan memang masalah utamanya itu...tapi kan sudah dibilangin..masalah seprti itu sudah biasa,,ya namanya

340

345

350

355

360


(43)

133 juga kan wanita..dan ini kan sudah berkeluarga..pastinya

perhatiannya itu tidak sepenuhnya sama dia..dan biasalah makhluk wanita itu kan..hahahaha Yah..namanya juga berumah tangga. Diminum tehnya mba...

P :Ini tidak mengganggu ya pak ya..manatau bapaknya mau kerja B1 ;Ndak..soalnya ini lagi libur.

P :Kemaren ini informasinya dari rumah sakit semua

B1 :Ya iya..soalnya yang kemeren itu..saya yang bertanggung jawab..kan yang ke 3 kali itu..yang antar pertama itu..kaka saya yang pertama..dan yang kedua kali kaka saya yang kedua..dan yang ketiga itu...saya kemaren yang paling bungsu

P :Berarti bapaknya itu anak yang ke

B1 :Ke 3,,karna semua 4 bersaudara dan saya yang paling bungsu. Karna kemaren itu saya yang urusin

P :Kemaren itu berapa lama di rs pak?

B1 :40 hari..soalnya kan kalau sekarang sudah dibatasi? P :ooo..dibatasi...

B1 :Karena banyak sekali keluarga yang tidak jenguk ke rs..jadi kalau sampai 3 kali gak dijenguk kan,,yah gak bisa lagi.

P :Iya bapak..pengalaman praktek juga di RS memang sih keluarga jarang jenguk di rs.

B1 :Iya..kan karna faktor biaya juga..

P :Emanknya kemaren gak pake jamkesmas gitu pak B1 :Kemaren itu pake jamkesda..

P :Oo..yang saya dengar juga...mahal sih pak

B1 :Ya..memang begitu lah mba..susah juga..gak ada yang mau urus..jadinya kemaren kita bayar 40 % mba..selainnya ditanggung sama daerah.

P :Hmm....iya pak....Bapaknya dulu tamatan apa pak?

B1 :SMA dia. Dia dulu kerja..dulu disubang...pindah ketemanggung...dulu dia kerjanya cuman ngatur..gak usah kerja..cuman ngatur..mau datang

370

375

380

385

390


(44)

134 atau gak terserah..tapi dia sendiri ndak enak gitu sama yang

lain..seperti..ra penak kayak ngono..tapi dianya perasaannya lagi..wong dulu dia mau diangkat jadi pegawai tetap dia ndak mau..gak enak dengan pegawai yang lain....begitu..

P :Memang bapaknya perasaan ya pak..

B1 :Ya iya..wong dari perusahaan sudah bilang ndak usah kerja..ya sudah begitu..dianya ndak mau...soalnya karna teman-teman seperjuangannya belum diangkat.

P :Agak lucu juga ya..

B1 :Iya memang aneh.. Kalau kita sih pasti mau...

P :Ya memang pada dasarnya memang baik... bapaknya pernah ngeluh gak pak..misalnya dia itu istilahnya kata kasarnya bodoh gitu..

B1 :Ndak pernah.. wong kemaren itu dia nasehati anak saya...bilang gak boleh nakal..harus pintar. Kalau sama keponakannya itu..dia sering beri pesan... tapi dianya sendiri susah

P :Haha..iya bapak..biasanya orang tu begitu pak..ngomong gitu gampang..lakukannya itu yang susah. bapaknya masih mau datang gak pak kesini

B1 :Iya..masih..minta uang..minta rokok... Main sama anak saya P :Oo..main sama anaknya bapak juga

B1 :Iya..ini berarti kan ada suatu hal..kalau dia kan kangen sama anaknya P :Pernah bilang gak pak..kalau kangen sama anaknya?

B1 :Iya bilang...kan anaknya kan gak mau lagi..anaknya kan kayak hampa. P :Perempuan lagi...seharusnya kan anaknya kasih perhatian sedikit saja sama bapaknya..kan pasti bapaknya senang..tapi kan ini gak ada..tidak mau

berarti sekarang itu..komunikasi sama anaknya sudah gak ada?

B1 :Ndak ada..sebenarnya kalau istrinya pulang..dia suka nyariin..pulang gak.. tapi sekarang kan sudah dijogja sudah ndak pernah ketemu lagi.. P :Waktu di rs jiwa..ngantar atau jenguk anaknya pernah gak

B1 :Ndak pernah. Tapi anaknya bilang sama saya..saya jangan

400

405

410

415

420


(45)

135 diganggu dulu..tunngu sata belajar dulu..nanti habis itu

baru saya lihat bapak...

P :Tidak diberi pengertian ya pak..sama anaknya supaya diberi perhatian sama bapaknya?

B1 :Ya ndak..soalnya kan tadi sudah dibilang..jangan diganggu dulu. Sebenarnya dia itu antara sadar dan tidak sadar..yah itu..kalau diajak ngomong langsung pergi.

P :Yah itu pak..masih perlu dikembangan lagi rasa percaya diri.

B1 :Masyarakat juga mengakui kalau dia itu baik, gak pernah buad masalah..gak pernah minum..

P :Masyarakat gak pernah ngejek kan pak..

B2 :Ya ndak...soalnya dia kan halus..ngomong saja dia harus mikir dulu..apa tadi ada masalah...kalau kita bicara itu..kita pikir biasa saja..tapi dipikirannya itu kan sudah berperang

P :Hm,,,iya bapak.,karena perasaan itu bapak

B2 :Iya kalau sama anak saya itu..nanti dikasi apa..diberi permen..beli jajan

P :Masih..sering ikut itu kegiatan di sini..misalnya kalau ada gotong ronyong atau ada pengajian

B2 :Ndak..

P :Kalau diajakin

B1 :Mau sebenarnya, tapi sekarang kan masyarakatnya sudah tidak mau.dibiarin saja, kalau mau ya monggo..kalau ndak ya ndak papa

430

435

440

445


(46)

136 WAWANCARA KE II

Tanggal : 01 oktober 2013 Pukul : 13.45 WIB Lokasi :Rumah Subyek

Verbatim Kode

P :selamat siang bapak B1 :iya...siang

P :oh iya bapak gimana dengan bapak K nya? Gimana kabarnya?

B1 :yah..masih begitulah mbak....kemaren itu ngamuk mba..piring dilempar mba

P :kapan pak? Awalnya kenapa pak?

B1 :yah..gimana ya mba..kami juga ndak tau mba..yah..karna memang kan mba sudah sering begitu..ngamuk..kan kemren itu pecahin kaca makanya dibawa ke rumah sakit..tapi kemaren itu gak terlalu parah sih mba..cuman lempar piring...sudah

P :oh gitu ya pak...gak sampai mukul-mukul kan pak....mukul tembok atau gimana pak?

B1 :ndak mba..cuman itu mbak..yah kami juga kurang tau pastinya mba..soalnya kan kami juga kerja mba..dia dirumah..ibu juga kerja..yah memang cuman dia di rumah..

P :oh berarti..pas bapak di rumah..baru lihat..kalau piringnya udah berserakan pak?

B1 :iya mba..

P ;pak..kalau bapaknya ngamuk kaya gitu apa yang biasanya bapak atau keluarga lakukan?

455

460

465


(47)

137 B1 :yah kami si mba..gak melakukan apa-apa...yah karena

kepribadiannya itu mba...kan saya sudah pernah ceritakan ke mba itu...kami kalau sekarang ini kurang berani mba..soale nanti dia pikiran lagi mba

P :oh..bapaknya pernah dikasih nasihat gak pak, atau arahan kayak gitu.. B1 :yah...sekarang ini kan mba...kalau untuk seperti itu memang sudah jarang mba...nanti kalau diajak bicara sebentar saja dia langsung pergi mba..gak tahan lama mba..soalnya kan memang kepribadiannya gitu mba...diajak bicara langsung pergi..begitu mba..bicara baik-baik saja susah mba..apalagi kalau nasihat kayak gitu..wah,,malah pikiran dianya..nanti kan pikirnya jadi macem-macem..apalagi kondisinya kan sekarang kayak gitu mba..

P :oh..gitu ya pak...itu mulai dari pulang dari rumah sakit begitu ya mba? B1 :yah kira-kira begitulah mba..kan karena faktor kesibukan juga

mba..yah semua kan sudah sibuk dengan masing-masing mba,,semuanya kan sudah sibuk dengan keluarga masing-masing mba...yah jujur memang untuk fokus ke dianya sekarang yah sudah tidak bisa maksimal mba..karna kan sudah sibuk masing-masing...kakak-kakak saya juga sudah sibuk semuanya...sudah kerja..

P :oh gitu ya pak...berarti kalau untuk komunikasinya sekarang memang sudah jarang ya pak.

B1 :iya mba..

P :berarti bapaknya udah tidak pernah cerita soal apa yang dia rasakan gitu pak..misalnya kan sekarang kan sudah pisah dengan keluarga...jadi cerita tentang anak atau istrinya..mungkin bapaknya kangen sama mereka pak?

B1 :kalau dulu sih mbak..pernah cerita..kangen sama anaknya.. P :itu kapan pak..setelah pulang dari rumah sakit?

B1 :iya mba...belum lama dianya pulang dari rumah sakit,,pengen ketemu anaknya..tapi kan mba..mau gimana..kan tidak mungkin..kami cuman

475

480

485

490

495


(48)

138 bilang sama dia..tetap sabar..dan jangan terlalu dibawa ke

pikiran..soalnya anaknya sekolah..nanti kalau sudah tamat baru bisa ketemu

P :oh..bapak bilang begitu

B1 :iya mba..masalahnya kami juga tidak bisa berbuat banyak ketika dia bilang kangen sama anaknya..sekarang ini kan anaknya sama budenya...dan dulunya kan sudah dibilang jangan diganggu dulu..dia mau fokus sama sekolahnya dulu..

P :bapak kasih tau gak pak itu sama bapaknya...kalau anaknya tidak mau ketemu dulu sekarang ini

B1 :oh..ndak mba..cuman kami saja yang tau...kami hanya bilang....lagi fokus sekolah jadi jangan diganggu dulu

P :ooo..iya ya pak..padahal sebenarnya dukungan dari anakn dan istrinya ya pak yang paling penting

B1 :yah..mau gimana lagi mba...kalau kami sebagai keluarga memaklumi saja mba..kami juga tidak bisa memaksakan mba... P :kalau bapak sebagai keluarga..cara bapak menunjukkan kasih sayang

bapak ke bapaknya gimana pak..kan secara ni bapak..bapak yang paling dekat sekarang ke bapak

B1 :sebenarnya sih mba...kami keluarga sayang...cuman ya gimana ya mba.ya memang tidak ditunjukkan....karena sibuk itu mba..jadi memang memberikan kasih sayang dan perhatian itu udah ndak bisa maksimal..yah paling kami sediakan untuk makannya..itu mba contoh yang..yang benar nyata..itu mba poinya..

P :hehe.,,,iya pak,,,jadi apa yang biasa bapak lakukan ke bapaknya? B1 :kalau kami mba..selalu mendukung mba...ya itu kalau dia minta

rokok atau uang kami kasih mba..kayak kemaren itu minta rokok..ya dikasi...cuman hal seperti itu mba..semampu kami ya kami lakukan tapi kembali lagi secara maksimal memang sudah ndak bisa lagi mba..tapi untuk hal-hal yang lain memang yah sudah ndak mba

505

510

515

520

525


(49)

139 P :misalnya seperti apa pak...

B1 :Yah...kayak tadi mba..perhatian yang maksimal sudah ndak bisa..mengawasinya terus menerus sudah ndak bisa...gitu mba P :oh gitu ya pak..bapaknya sekarang masih minum obat ya pak..

B1 :Iya mba...masih..tapi itu mba kadang-kadang dia bosan katanya minum obat mba..

P :oh..bapaknya kasih tau gak kalau obatnya itu harus diminum terus? Atau bapak dan keluarga pantau begitu pak?

B1 :Dari awal sudah kami kasi tau mba..dan ketika dia masih sadar..dikasi tau..kan dari rumah sakit juga kan sebenarnya dikasih tau mba..kalau obatnya harus diminum terus...tapi kan kami juga tidak mau memaksanya mba..kalau dia tidak mau minum obat..yah dibiarkan saja mba...kalau kami paksa,,yah bagitu mba,,,kami juga takut perasaannya..kami takut dia ngamuk.dia berpikir yang macem-macem..jadi dibiarkan sajalah mba,,,terserah dia saja..

P :bapak pantau terus gak soal obatnya..bapak selalu cek obatnya diminum atau tidak..

B1 :Yah..kalau untuk itu sih tidak selalu mba..soalnya memang seperti tadi yang saya katakan kami tidak bisa mengawasi dia mba..yah kara sibuk itu mba..yah dia minum atau tidak kami ndak tau mba...

P :oh gitu ya pak.. tapi obatnya sekarang masih ada ya pak B1 :iya ada mba..

P :untuk makannya..bapaknya makan teratur kan pak, keluarga selalu menyediakannya.

B1 :iya mba..mau makan barapa kali saja mba,,terserah dia mba...kami nda pernah larang..

P :pernah ngeluh soal makanan gak pak..mungkin bapaknya pengen makan apa gitu..supaya keluarga siapakan.

B1 :ndak pernah..apa yang ada ya dimakan..

535

540

545

550

555


(50)

140 P :kalau sekarang ini bapaknya mau ikut itu gak pak...kegiatan di

masyarakat..atau bapaknya ajak atau menyuruhnya biar ikut pak B1 :kalau sekarang ini tidak mba..untuk kerja..atau nyuruh ndak

pernah..kami tidak pernah lagi..dia mau ngapain..mau kerja..atau tidak..yah..kalau dia mau..silahkan..tapi untuk ngajak atau nyuruh..sudah tidak mba..semaunya dia saja..

P :oh gitu ya pak..

B1 :karna kan sekarang ini kan dia sukanya jalan-jalan..jarang dirumah...nanti keliling kampung..

P :tapi malamnya pulang kan pak B1 :iya..malamnya pulang mba..

P :oh..gitu ya mba...tapi kalau misalnya bapak lagi lihat kerja gitu...kerja apa saja?...bapak senang gak pak?

B1 :yah,.,,,iya mba..sebenarnya kan begitu.tapi kan untuk sekarang memang sudah tidak lagi mba..kan seperti itu mba..sekarang kan sering jalam-jalan..untuk kerja mencari kebutuhannya sendiri sudah tidak bisa..dan untuk itu juga kami sudah tau, dan kami sudah mengerti kondisinya seperti itu..kami juga tidak pernah lagi untuk menyuruh atau mendorong dia untuk kerja...ya kalau dia mau bantu-bantu ya ndak papa..tapi kan selama ini belum pernah.. P :oo..gitu ya pak...kalau untuk pergaulan atau hubungan bapak dengan orang lain gmana pak..maksudnya supaya bapaknya mau bergaul dengan masyarakat pernah didorong gak pak..atau gimana pak? B1 :kan sekarang ini kan mba..kita mengerti kondisinya

saja...sebenarnya kalau kondisinya lagi baik..dia itu mau mba nyapa..bicara dengan warga..dan semua warga juga kan memang mengakui kalau dia itu baik..tapi kan semenjak kondisinya begitu..yah dibiarkann saja begitu mba..kalau untuk dorong sih memang sudah ndak..kami biarkan saja mba..kalau dia mau ya monggo..tapi kalau ndak ya ngak papa..terserah dia saja.. toh kan masyarakatnya juga sudah ngerti mba...

565

570

575

580

585

590


(1)

161 P :Iya ya bu..sebenarnya lingkunga sudah sangat mendukung ya bu

ya..tinggal mba Z nya aja gimana meresponi

C1 :Y iya mba..tetangga itu baik-baik mba..kalau ada apa-apa nanti aku dipanggil mba..

P :Jadi sebenarnya perasaan mba sendiri gimana mba melihat kondisi mba Z?

C1 :ya gimana mba..jujur mba..saya sudah capek..dibiarkan saja... P :ada merasa kasian gak mba?

C1 :sekarang ndak mba..dengan dia kayak gitu..Moh aku mba... P :Mbanya pernah muji mba ga sih mba?

Apa saja gitu mab?

C1 :ndak pernah (sambil geleng kepala).. ndak pernah (sambil geleng kepada)...lagian ndak biasa mba..aku aja kurang dekat sama dia...bicara saja sudah jaraang...gitu mba

P :Oh gitu ya mba..

500

505


(2)

162 TRIANGULASI WAKTU

A. SUBYEK A

P :Gimana mas wawannya mba?

P1 :Ya alhamdulilah mba..mas wawan baik..sehat..ya itu mba..masih sama mba kayak kemaren-kemaren cuman di rumah tok mba...cuman diam

P :Maih tetap ya mba...ngamuk mba?

P1 :Beberapa hari ini ndak mba..ya cuman diem tok mba...

P :Iya ya mba,,,untuk bicara saja susah ya mba...tapi memang harus dimotivasi trus ya mba..apalagi kalau kayak mas wawan...??

P1 :Ya..mau gimana mba hanes..sudah kayak gitu...kan sudah pernah tak ceritain itu..susah mba..sekarang kan lebih baik tak diamke mba..sudah merasa pie gitu mba?

P :Gimana mba?

P1 :Ya kayak kemren-kemren itu mba...putus asa gitu...tapi sekarang ini aku ndak mau terlalu pusing lah mba..kan masih banyak hal yang harus aku kerjakan..anakku, keluarga dan juga kerja to mba..jangan sampe ndak fokus gara-gara itu..tapi ya namanya manusia ya mba...mesti pikiran..

P :Iyalah mba...manusia mba..punya banyak keterbatasan mba..ya mungkin mba A dan keluarga harus lebih sabar lagi sama mas wawan...di dukung trus mba...dimotivasi..soalnya sekarang ini kan memang yang dibutuhkan mas wawan itu mba..dukungan dari keluarga...

P1 : Ho..o ya mba hanes...kadang itu aku tu jadi kayak malas gitu loh mba...nanti aku pikirnya..wong nanti jawannya masih kayak gitu..nanti mesti kayak gitu lagi..jadinya pie ya mba


(3)

163 P :Iya sih mba...kadang kita saja mba...satu kali saja teman tidak respon sama kita,,kita sudah malas,,dan

dibiarkan saja..apalagi ini..tapi ya harus tetap sabar mba...

P1 :Ya iya mba...sebenarnya ini sudah sabar mba hanes....kadang aku itu dikamar saja mba..diam..berdoa.. P :Iyalah mba..kan berdoa mba..biar dikasi kekuatan sama Tuhan mba

P1 :Iya mba hanes....yah...makanya sekarang ini tak diamke dulu lah mba hanes...kadang kan kalau diam tenang juga mba..tapi kadang kayak beban...moso diemm trus..tapi nanti tak sapa juga ndak dibalas....

Pokoknya kayak gitulah mba hanes..makanya nek sekarang ini lebih baik tak diamke,,

P :Iya ya mba..tapi ya harus dicoba trus mba..dukungan dari keluarga juga penting buat dia...Obatnya juga sekarang belum diminum ya mba?

P1 :Blum o mba..dia kan selalu bilang ‘moh”..jadi ya sudahlah mba..dari dulu juga sudah tak bilang..dianya kan

ndak mau mba.... P :O..kayak gitu ya mba...

P1 :Iyalah mba..sekarang tak biarke dulu lah mba....soale kan bebarapa hari ini dia memang ya tenang di rumah...tapi ya itu cuman diam tok..

P :Keluar belum ya mba ya?

P1 :Ya ndak mba....kan belum pernah tak motivasi mba..nanti kan takutnya di luar kenapa-kenapa...jadi ya begitu mba..iya toh mba...dulu kan udah tak ceritain semua mba....

B. SUBYEK B


(4)

164 P2 :Iya ini mba..tapi monggo mbanya mau tanya apa...tak jawab..tapi mohon maaf..ndak bisa lama mba..soalnya

ini kebetulan memang mau pergi..

P :Iya pak..maaf soalnya gak dikabari dulu..bapaknya gak bisa saya hubungi? P2 :Iya ikh mba..soalnya itu Hpnya lagi diperbaiki mba...

P :OOO..pantasan pak.. P2 :Iya..monggo ditanya?

P :Oh iya pak....bapaknya gimana kabarnya pak?

P2 :dia sih baik..cuman “yah masih sama mba, kayak gitu..masih suka jalan-jalan, jarang dirumah”

P :Iya ya pak..

P2 :Ya iya mba..kan dulu sudah tak ceritain semua mba...yah kami sebagai keluarga mba, memang sudah ndak bisa berbuat banyak, kan sudah saya sudah pernah sampaikan, semuanya sudah sibuk, saya juga sibuk istri saya juga sibuk, ya memang kan sekarang ini juga kami sudah sibuk dengan kehidupan kami masing-masing dan keluarga masing-masing, belum ada mba yang bisa memperhatikan dia, kasih dukungan juga..ndak ada mba..terkadang juga kan kami juga bingung, wong diajak bicara saja susah,,ndak bisa mba (sambil geleng-geleng kepala). Yah memang saat ini kan kami biarkan saja mba..yah didiamkan lah mba...mau ngapain dia kadang memang kami ndak tau..begitu mba.

P :Iya ya pak...padahal sebenarnya dukungan dari keluarga penting sekali?

P2 :Ya iya mba..tapi gimana mba? Kami ndak bisa berbuat banyak..ya kan mba..ya kami kan masih butuh hidup mba..kami kan bukan cuman untuk dia..kami masih banyak hal yang harus dikerjakan...lagian kan wong dia kayak gitu..sudah susah lah mba...ya itu faktor kepribadiannya mba...makanya sekarang kan susah


(5)

165 mba...makanya kami sebenarnya kan sekarang lebih memilih untuk diam..biarkan saja lah mba...semaunya dia...

P :Oh gitu ya pak...

P2 :Iya mba..lah kayak sekarang ini,,keluar trus..jalan-jalan..keliling..yah..begitu mba..dirumah ndak mungkin tahan..kalaupun ada kan nanti palingan cuman dikamar..

P ;Bicara?

P2 :ya (sambil senyum)..kan itu lebih susah lagi mba...susah..ndak bisa mba (sambil geleng-geleng kepala). C. SUBYEK C

P :Mba, gimana mba Z nya mba?

P3 : “itu mba, belum mandi juga, kemaren waktu ngasi makan, kamarnya sudah bau, kukunya juga sudah kotor

mba..kan aku intip mba..kan kemaren mba sudah liat ada sedikit lubang, jadi aku bisa liat mba” P :Sudah dua minggu ya mba?

P3 :ya iya, makanya sekarang kan ndak pernah lagi keluar.. P :Tapi kemaren aku liat kok mba,,tapi malam

P3 :Ya iya..dia kan gak berani mba..dia kan malu..wong dakinya sudah banyak.. P :Gak disuruh mandi mba

P3 :“ya ndak mba.aku sudah malas mba..biarin aja..wong dia pasti tau kok, dia kayak gitu mba”“ndak mba, biarin


(6)

166 P :OO..gitu ya mba..

P3 : “iya ikh mba..akhir-akhir ini juga aku malas pulang cepat mba..jadi aku kurang memperhatikan dia, dan

palingan juga kalau pulang dari sekolah ya saya kan istirahat mba. Kan mbanya sendiri tau,.kan saya juga capek. Ya palingan kan pas kasih makan baru lihat dia. Yah aku juga sudah malas mba, kayak mba bilang motivasi atau apa..kesabaranku ya sudah habis to mba...yah,,tapi kayak gitu tetap tak kasih makan mba..(sambil tertawa)..nanti kalau ngak dikasi makan,,dia pie mba..(tertawa)..iya to mba...”sampai kemaren itu mba..katanya ada yang datang anak S2 Psikologi..

P :Iya ya mba..dari mana mba?

P3 :Ya ndak ngerti mba hanes..soalnya kan dari awal aku sudah bilang, kalau matang lihat dia, ya monggo datang saja, saya ada atau tidak..gak apa-apa...katanya dia sudah depresi berat mba..yah kan memang kayak gitu mba..dia saja kayak gitu....

P :Tapi kemaren itu mba sama mba Z nya sudah pernah ngobrol mba?

P3 :Ndak...kan dianya sekarang kan cuman dikamar..ya mba kan tau sendiri..saya juga kan sekolah..waktu saya ndak banyak mba,,,jadi ya kayak gitu..nanti kan pas antar makan tok..baru tempatnya..nanti tak taru diluar..cuman gitu tok mba...

Kalau untuk yang lain-lain mba hanes...udah ndak bisa..udah pernah tak ceritain toh...gitu mba hanes...udah capek aku mba..pie?

P :Iya lah mba..tapi lebih sabar lagi mba


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Harga Diri pada Klien Pasca Gagal Ginjal Kronik

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Keluarga pada Klien Perilaku Harga Diri Rendah Pasca Rawat Inap di Rsj Prof Dr Soerojo Magelang T1 462009082 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Keluarga pada Klien Perilaku Harga Diri Rendah Pasca Rawat Inap di Rsj Prof Dr Soerojo Magelang T1 462009082 BAB II

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Keluarga pada Klien Perilaku Harga Diri Rendah Pasca Rawat Inap di Rsj Prof Dr Soerojo Magelang T1 462009082 BAB IV

0 0 52

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Keluarga pada Klien Perilaku Harga Diri Rendah Pasca Rawat Inap di Rsj Prof Dr Soerojo Magelang T1 462009082 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Keluarga pada Klien Perilaku Harga Diri Rendah Pasca Rawat Inap di Rsj Prof Dr Soerojo Magelang

0 0 18

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI DI WISMA AMARTA PUTRA RSJ. PROF DR. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

0 5 41

PENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENGONTROL MARAH DENGAN SPIRITUAL: PSIKORELIGIUS PADA KLIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA DWARAWATI RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

0 0 74

ANALISIS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH DALAM BERSOSIALISASI DI WISMA DWARAWATI RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

0 0 15

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DALAM PENURUNAN TANDA DAN GEJALA HARGA DIRI RENDAH DI WISMA DWARAWATI RSJ PROF. DR. SOEROYO MAGELANG - Elib Repository

0 0 20