Pranata Bagi Hasil (Al Musaqah) Dalam Sewa Menyewa Tanah Pertanian Menurut Hukum Islam Dan Hukum Pertanahan Yang Berlaku Di Indonesia.

ABSTRAK
Salah satu upaya mensejahterakan masyarakat adalah dengan
perjanjian bagi hasil agar tanah lebih produktif dan tidak ditelantarkan.
Dalam ajaran Islam, kerja sama di bidang pengolahan tanah yang
dianjurkan adalah dengan menggunakan sistem bagi hasil. Pemilik tanah
dan penggarap melakukan perjanjian untuk mengelola tanah pertanian,
sementara pembagian hasilnya ditentukan terlebih dahulu di awal
perjanjian. Perjanjian ini disebut dengan al musaqah, yakni kerjasama
antara orang yang memiliki tanah yang ditanami pohon menghasilkan
buah-buahan dengan orang yang mampu memelihara pohon tersebut
dengan imbalan sesuai dengan kesepakatan. Karya tulis ini bertujuan
untuk dapat menjelaskan serta menganalisa pranata bagi hasil,
khususnya tentang al musaqah dalam sewa menyewa tanah pertanian,
serta menganalisis pelaksanaan perjanjian tersebut yang ditinjau dari
Hukum Islam dan Hukum Pertanahan yang berlaku di Indonesia.
Dalam karya tulis ini, digunakan metode pendekatan secara yuridisnormatif yang meliputi penelitian terhadap sumber-sumber hukum,
peraturan perundang-undangan khususnya Undang-undang No. 2 Tahun
1960 Tentang Perjanjian Bagi Hasil dan PERMA No. 2 Tahun 2008
Tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, serta dokumen-dokumen
terkait dan beberapa literatur yang relevan. Spesifikasi penelitian yang
digunakan

bersifat
deskriptif-analitis
yang
bertujuan
untuk
menggambarkan dan menganalisis fakta-fakta yang ada secara
sistematis, faktual dan akurat dengan memperhatikan data-data,
peraturan-peraturan yang berlaku dengan teori-teori hukum dan praktik
pelaksanaan hukum positif mengenai perjanjian bagi hasil. Penelitian
lapangan dilakukan untuk memperoleh data dengan melakukan
wawancara mendalam mengenai perjanjian bagi hasil, di wilayah
Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Karya tulis ini menggunakan
analisis data secara yuridis kualitatif yang didasarkan kepada asas-asas
hukum serta norma-norma hukum dengan mempelajari perundangundangan yang berlaku serta literatur-literatur yang relevan dengan obyek
penelitian untuk kemudian dianalisa.
Berdasarkan penelitian, penyusun menyimpulkan bahwa perjanjian
bagi hasil dalam sewa menyewa tanah di wilayah Kecamatan Cugenang
Kabupaten Cianjur beserta dengan praktik pelaksanaannya tidak sesuai
dengan ketentuan Undang-undang No. 2 Tahun 1960 Tentang Perjanjian
Bagi Hasil serta ketentuan dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

khususnya tentang akad musaqah. Masyarakat yang masih sangat lekat
dengan ketentuan adat kurang mengerti akan pentingnya arti kedudukan
hukum yang layak serta terjaminnya kepastian hukum dalam melakukan
perjanjian bagi hasil dalam sewa menyewa tanah pertanian ini sehingga
tidak memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada guna mendapatkan
perlindungan hukum serta kepastian hukum bagi masing-masing pihak.

iv