(B. Pertanian) Analisis Amandemen Lahan Lereng Merapi dengan Bahan Organik untuk Pemulihan Produktivitas Pasca Erupsi November 2010.

(B. Pertanian)
Analisis Amandemen Lahan Lereng Merapi dengan Bahan Organik untuk Pemulihan
Produktivitas Pasca Erupsi November 2010
Ariyanto, Dwi Priyo; Sutopo; Komariah
Fakultas Pertanian UNS, Penelitian, DP2M Dikti, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, 2012
Gunung Merapi merupakan salah satu gunungapi teraktif di dunia. Erupsi terakhir terjadi pada bulan
Oktober-November 2010 yang mengakibatkan terbakarnya tumbuhan oleh awan panas, tertutupnya
lahan pertanian oleh endapan lahar dingin dan abu vulkanik. Material vulkanik mengandung unsur hara
yang cukup berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah, namun ketersediaannya dimungkinkan
berbeda di setiap tempat pada radius yang berbeda dari puncak. Untuk itu, perlu dilakukan pengkajian
karakter fisik dan kimia dari endapan vulkanik pada radius yang berbeda (3, 5 dan 10 km) serta
pemanfaatannya untuk kegiatan budidaya ketela pohon (Manihot esculenta C.) dengan penambahan
bahan dan mulsa organik sebagai upaya perbaikan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan karakteristik fisika dan kimia pada tanah dan endapan vulkanik pasca erupsi gunung Merapi
bulan November 2010 yang berada pada jarak/radius berbeda (3, 5 dan 10 km dari puncak) dan untuk
mengetahui pengaruh penambahan bahan dan mulsa organik terhadap karakteristik sifat fisika dan kimia
tanah serta untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan ketela pohon (Manihot esculenta).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai Maret 2012. Survei dan pengambilan material
endapan dilakukan di Dusun Kaliadem (3 km dari puncak) dan Dusun Kopeng (5 km dari puncak), Desa
Kepuharjo, Dusun Karanglo (10 km dari puncak) Desa Argamulya, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, D.I.
Yogyakarta. Uji penanaman ketela pohon (Manihot esculenta) dilakukan di Rumah Kaca Fakultas

Pertanian, UNS. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga faktor perlakuan
yaitu lokasi (3), pupuk organik (2), mulsa organik (2). Media tanam dalam polibag disesuaikan dengan
ketebalan lapisan tanah:pasir:abu vulkanik, Dusun Kaliadem (1:3:1), Dusun Kopeng (2:2:1) dan Dusun
Karanglo (1:2:2). Analisis sifat fisika dan kimia tanah dilakukan sebelum (tanah, pasir, abu vulkanik) dan
sesudah perlakuan, serta pengamatan vegetatif, berat kering akar, batang dan daun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah dan endapan vulkanik (pasir dan abu vulkanik) memiliki
karakteristik fisika dan kimia berbeda. Semakin jauh jarak/radius dari puncak maka kadar lengas 2 mm,
air tersedia, persentase fraksi debu dan klei, pH H2O dan KCl serta kandungan unsur hara esensial pada
media tanah; persentase fraksi pasir dan P tersedia pada media pasir; bahan organik, pH H2O dan KCl
dan N total pada media abu vulkanik semakin tinggi. Sifat fisika dan kimia tanah pada perlakuan dengan
penambahan pupuk dan mulsa organik sinergis lebih tinggi pada kadar lengas 2 mm, air tersedia,
persentase debu, dan kandungan bahan organik, namun lebih rendah pada persentase fraksi pasir,
kandungan Fe total, jumlah daun, berat kering akar, batang, dan daun dibandingkan perlakuan tanpa
penambahan pupuk dan mulsa organik, serta berpengaruh tidak nyata terhadap kandungan N total, N
tersedia, P total, P tersedia, K total, K tertukar, pertambahan tinggi dan diameter batang pada masingmasing lokasi.