"Nyuuh", Gending Karesmen Rasa Baru.

Pikiran Rakyat
o Senin o Setasa o Rabu o Kamis
1
17
OJan

2
18

3
19

4

5
20

6
21

o Mar OApr


8Peb

8
23

7
22

OMei

9

10
24

OJun

.


25

OJul

Jumat

o Sabtu o Minggu
12

11
26

13
27

0 Ags OSep

15

14

28

29

ONov

OOkt

16
30

31

ODes

"Nyuuh",GendingKaresmenRasaBaliu
,

UARA gending lamatlamatterdengar. Tembang pun lirih. Namun, tiba-tiba dentuman tabuh bertalu keras dan cepat,
gerak pun liar, mewartakan

kegelisahan kota. Kota sebagai puseur (pusat) kenikmatan, kota sebagai puseur
kesenangan, dan kota sebagai puseur kebebasan. Melenakan setiap manusia yang
datang kepadanya.
Begitulah pentas gending
karesmen "Nyuuh" dengan
naskah/sutradara Ganjar
Kumia yang dipentaskan
Unit Kesenian Universitas
Padjadjaran (Unpad) di
Grha Sanusi Hardjadinata,
Bandung, Kamis (4/2).
Pentas ini sebelumnya dibuka dengan suguhan tem-

S

aneka seni f>ertunjukan. Tidak hanya tembang, tetapi juga selawat, genjringan, kakawen wayang, gerak tari kontemporer, ekspresi-ekspresi
teatrikal, tayangan multimedia, dan tentu ngaos (mengaji). Dengan demikian, kesan
yang muncul pun lebih mengarah pada konsep seni badingkut. Kontemporer dan
berbeda dari suguhan gending karesmen sebelumnya.
Hal ini diakui sutradaranya

sendiri, Ganjar Kumia, yang
mengatakan seni dakwah itu
tidak selalu identik dengan
selawat, mengaji, ataupun
genjringan. Akan tetapi, dapat pula dikolaborasikan dengan berbagaijenis kesenian
lain seperti tembang.
Begitujuga gending karesmen, tidak selalu harus menyuguhkan tembang. Akan tetapi,
dapat dipadukan dengan
.~..--....--

-tperubahan dalam memperpendektembang.Tembang
yang seharusnya dibawakan
lama, jadi lebih singkat. Tetapi hal itu sah-saja saja. Selama pesan pentas tersampaikan kepada penonton dan penonton dapat menikmatinya,"
ujamya seusai pentas.
Pesan pentas yang dimaksud Yus, rupanya dirasakan
seorang penonton, Ibu Ani,
yang memberi komentar seusai pementasan.
"Sayajadi teringat anak gadis saya. Sayajugajadi teringat
ibu saya. Betapa kota bisa
berbagai bentuk seni pertunmengubah seseorangjadi berjukan lain seperti tari teatribeda. Ini bagus sekali sebagai

kal, tayangan multimedia,
panggeuing (pengingat) bagi
ataupun selawatan.
kita saat ini ," ujamya.
Dari sisi cerita, pentas ini
Naskah "Nyuuh" sebenarpun mengetengahkan kisah
nya merupakan naskah keyang berbeda dari pakemnya.
enam yang disutradarai GanBukan lagi tentang Angling
jar Kumia. Sebelumnya, seniDarma atau kisah-kisah dari
man yang juga dikenal sebagai
masa l!ill1pau,tetapi cerita tenRektor Unpad ini, pemah metang realitas kehidupan kota
nyuguhkan gending karesmen
saat ini. Dengan demikian, maberjudul "Saliksik 1", "Saliksik
syarakat sekitar Unpad yang
2", "~yuuh", "JakaJembar",
~
-........menjadi penonton pertunjukan
ini, merasakan pesan yang in~n, gis3JI1J>aikan.p~!ltas..

bang berjudul "Kalindih

Ilang", rumpaka Ganjar Kurnia, sanggian Ubun Kubarsyah yang dibawakan dengan
apik oleh Rosyanti dan Nana.
"Nyuuh" merupakan pertunjukan gending karesmen
paling singkat. Namun, dengan durasi hanya 35 menit,
mampu menyedot perhatian
penonton sejak pentas pagi

sampaisorehari.Pesan

Upaya menyuguhkan gending karesmen "rasa baru"
(baca: kontemporer) yang keluar dari pakemnya ini, ditanggapi positif seniman tembang Yus Wiradiredja sebagai
usaha yang ''bebas-bebas'' saja, selama hal itu tidak merusak wangunan tembang.
"Saya hanya melihat adanya

.

yang diusungnya.berupa pesan moral tentang perempuan desa yang pindah pileumpangan saat mengecap
hidup di kota. Dia kembali
ke desa setelah menyadari
kealfaannya di kota.

Berbalut muatan dakwah,
pentasinimengedepankan
""""~
:~
~

TEOI YUSUP/HUMAS

UNPAD

PENAMPlLAN Unit Kesenian Universitas Padjadjaran (Unpad) menggelar gending karesmen "Nyuuh" dengan naskah/sutradara Ganjar Kurnia,juru sekar Rosyanti dan Nana Warna, di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati
Ukur No. 35, Kota Bandung, Kamis (4/2). *
~.

~~

Kliping Humas Unpad 2010

dan "Sataun Jeprut".
Pentas ''Nyuuh'' kali ini untuk yang kedua kalinya dengan

beberapa perubahan di sanasini. Seperti tayangan multimedia yang lebih atraktif.
Namun sayang, karena tata
lampu terbatas,.ekspresi para
pemain tidak tampak mencuat. Sehingga, kekuatan pentas
hanya bertumpu pada rumpaka tembang. Kemungkinan
besar hal ini terjadi karena
pentas digelar di gedung dengan tata lampu seadanya.
Padahal, dalam konsep opera (gending karesmen), ekspresi teatrikal pemain dan kekuatan tembang adalah dua
hal yang idealnya seimbang
agar pentas deqgan dialog
nyanyian itu tidak hanya memanjakan pendengaran, tetapi juga penglihatan.
Namun, sebagai gending
karesmen dengan "rasa baru",
"Nyuuh" sudah berhasil nyingraykeun hate (membuka hati) para penikmatnya. (Eriyanti/"PR")***