Wacana Pengunduran Diri Andi Mallarangeng pada Tajuk Rencana Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, dan Seputar Indonesia.

ABSTRAK

Debby Christy, 210110080175, 2013. Penelitian ini berjudul Wacana Pengunduran Diri
Andi Mallarangeng pada Tajuk Rencana Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, dan
Seputar Indonesia. Studi Analisis Wacana Kritis dengan Model Norman Fairclough
mengenai Pengunduran Diri Andi Mallarangeng pada Tajuk Rencana Koran Kompas,
Koran Media Indonesia, Tabloid Harian Koran Tempo, dan Koran Seputar Indonesia
edisi 8 Desember 2012. Pembimbing utama Dr. Herlina Agustin, S.Sos.,M.T. dan
Pembimbing pendamping Drs. Sahat Sahala Tua Saragih. Jurusan Jurnalistik, Fakultas
Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran, Bandung.
Penelitian ini bertujuan mengetahui cara Kompas, Media Indonesia, Koran
Tempo, dan Seputar Indonesia menampilkan wacana pengunduran diri Andi
Mallarangeng pada tajuk rencananya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif analisis wacana kritis dengan pendekatan model Norman Fairclough. Data
untuk penelitian ini diperoleh dari tajuk rencana pada Koran Kompas, Media Indonesia,
Koran Tempo dan Seputar Indonesia, studi pustaka, penelusuran dokumen, dan
wawancara mendalam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada level teks Kompas dan Media
Indonesia memberikan pujian yang nyata terhadap sikap Andi Mallarangeng yang segera
mundur dari jabatannya setelah ditetapkan sebagai tersangka pada kasus penyalahgunaan
dana proyek pembangunan Sekolah Olahraga Hambalang. Dalam tajuk rencana Koran

Tempo, dikatakan bahwa Andi melakukan tindak korupsi yang sistematis dan bekerja
sama dengan para petinggi partai dan anggota DPR. Pada tajuk rencana Seputar
Indonesia dikatakan bahwa penetapan Andi sebagai tersangka dilakukan untuk
menyelamatkan citra Partai Demokrat. Dalam level praktik wacana terdapat praktik
hegemoni yang terlihat pada produksi teks keempat koran tersebut. Dalam level
sosiokultural Kompas dan Media Indonesia tidak terpengaruh dengan isu politik,
sebaliknya, Koran Tempo dan Seputar Indonesia mengaitkan masalah ini dengan isu
politik dalam tajuknya.
Simpulan penelitian ini adalah dalam penggambaran wacana pengunduran diri
Andi Mallarangeng Kompas dan Media Indonesia lebih menyoroti sosok Andi pribadi.
Koran Tempo mengangkat soal korupsi, sedangkan Seputar Indonesia mengangkat isu
politik. Hal tersebut dipengaruhi oleh ideologi serta kepentingan masing-masing media
serta budaya masyarakat Indonesia.
Saran penelitian ini adalah agar keempat media tersebut bisa memanfaatkan
praktik hegemoni yang dilakukannya dalam melaksanakan perannya sebagai pilar
keempat. Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, dan Seputar Indonesia tetap
berpedoman pada sembilan elemen jurnalistik, dan mempertahankan independensi
masing-masing.

i


ABSTRACT

Debby Christy, 210110080175, 2013. This research is entitled Discourse of Andi
Mallarangeng resignation in the Editorial of Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo,
and Seputar Indonesia. The Study of Critical Discourse Anaysis with Norman Fairclough
Model on Andi Mallarangeng Resignation on Editorial of Kompas, Media Indonesia,
Koran Tempo, and Seputar Indonesia in the edition of Desember 8, 2012. The first
Advisor is Dr. Herlina Agustin, S.Sos.,M.T. and Drs. Sahat Sahala Tua Saragih.
Journalism Program, Faculty of Communication Science, University of Padjajaran,
Bandung.
The research aims to find out the way Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo,
and Seputar Indonesia presented the discourse of Andi Mallarangeng Resignation on
their ediotorial comments. This research uses qualitative analysis of critical discourse
method and Norman Fairclough model as the approach. The data was obtained from the
editorial in the daily newspapers of Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, and
Seputar Indonesia, literary review, documentation, and depth interviw.
The result of this research shows that on the text level, Kompas and Media
Indonesia give a compliment to Andi Mallarangeng attitute when he immediately resign
from his position after be avowed as a suspect for misused of development fund on

Hambalang project. Koran Tempo’s editorial wrote that Andi did a systematic coruption
and he did it with help from legislative assembly and senior party members. meanwhile,
Sindo’s editorial wrote that KPK made Andi as a suspect as an action to save Demokrat
Party image. On practical discourse level, there is a hegemony implementation like on
the text production of Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, and Seputar Indonesia.
On sociocultural level, Kompas and Media Indonesia seems not to be influenced by the
argument that this discourse relates with politics issue, otherwise, Koran Tempo and
Seputar Indonesia related this discourse with politics issue in its editorials.
The conclusion of this research is that there is a diffrent description in the
discourse on Andi Mallarangeng resignation. Kompas and Media Indonesia focuses on
Andi’s personality figure. Koran Tempo focuses about coruption, while Seputar Indonesia
focuses on the politics. It is influenced by the ideology and interest of media and
Indonesian culture.
The suggestion for Kompas, Media Indonesia, Koram Tempo, and Seputar
Indonesia are to incrase the role of the media function as forth pillar or to overseen the
authority in this country. And keep the independency to information.

ii