Pengaruh Periklanan dan Promosi Penjualan terhadap Minat Beli pada Pisetta Italian Ice Cream.

(1)

ABSTRAK

Saat ini persaingan di dalam dunia usaha sudah semakin ketat. Siapa saja yang tidak kuat bersaing atau tidak punya strategi untuk melawan para pesaing akan kalah. Di dalam dunia usaha saat ini tidak mengenal rasa kasihan, siapa kuat dia menang. Hal ini juga terjadi di dalam industri makanan, khususnya industri makanan atau minuman dingin. Persaingan di dalam industri ini berasal dari yang tradisional sampai yang modern seperti es krim.

Oleh karena itu sebuah perusahaan harusa mempunyai strategi khusus dalam memasarkan produknya. Terlebih lagi bagi pemain baru dalam sebuah industri. Di saaat kondisi perekonomian Indonesia yang sedang kacau dan diperlukannya modal kuat dalam berpromosi, membuat sebuah perusahaan berpikir keras untuk memilih strategi promosi yang tepat, efektif namun berbiaya rendah. Bagi perusahaan baru yang harus dan penting dilakukan adalah menimbulkan minat beli (model AIDA) pada konsumen. Pemilihan cara promosi dan media yang tepat yang akan dipakai oleh perusahaan agar berhasil dalm persaingan amat sangat menentukan.

Pisetta Italian Ice Cream adalah perusahaan baru dalam industri makanan dingin, khususnya es krim. Cara promosi yang dilakukan oleh Pisetta Italian Ice Cream adalah: Periklanan (banner) dan Promosi penjualan (free tester). Dengan kombinasi kedua alat promosi yang optimal akan memunculkan minat beli.

Banner disimpan di bagian luar tiap counter yang dimiliki Pisetta Italian Ice Cream. Sedangkan free tester-nya selalu ditawarkan pada konsumen yang dating mengunjungi Pisetta Italian Ice Cream. Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan metode penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung di counter Pisetta Italian Ice Cream yang berada di Cihampelas Walk, wawancara dengan pemilik perusahaan, dan penyebaran kuesioner mengenai periklanan (banner) dan promosi penjualan (free tester) kepada para konsumen Pisetta Italian Ice Cream.

Berdasarkan penyebaran kuesioner diketahui bahwa banner dan free tester berpengaruh dalam menimbulkan minat beli yang membentuk sebuah tindakan pembelian. Dan setelah diteliti dengan SPSS ver.11, penulis menemukan bahwa promosi penjualan (free tester) lebih berpengaruh terhadap minat beli.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 4

1.4 Kegunaan Penelitian 5

1.5 Kerangka Pemikiran 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Marketing 8

2.2 Pengertian Marketing Management 9

2.3 Pengertian Marketing Mix 10

2.3.1 Product 11

2.3.2 Price 13

2.3.3 Place 14

2.3.4 Promotion 15

2.4 Promotion Mix 15

2.5 Periklanan 18

2.6 Promosi Penjualan 22

2.7 Sasaran Promosi dan Konsep AIDA 26

2.8 Daur Hidup Produk 30

2.9 Sejarah Es krim 32

2.9.1 Sejarah Singkat Tentang Es krim 32

2.9.2 Es krim dan Kandungannya 33

2.10 Pengaruh Periklanan dan Promosi Penjualan Terhadap


(3)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian 36

3.1.1 Sejarah Perusahaan 36

3.1.2 Produk dan Harga 37

3.1.3 Struktur Organisasi 39

3.1.4 Wewenang dan Tanggung Jawab 40 3.1.5 Proses Pengiriman / Delivery Service 42

3.2 Metode Penelitian 43

3.2.1 Metode Populasi dan Teknik Sampling 44

3.2.2 Jenis-jenis Data 45

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data 45

3.2.4 Teknik Pengolahan Data 46

3.2.5 Operasional Variabel 47

3.2.5.1 Variabel Bebas 47 3.2.5.2 Variabel Terikat 48 3.2.6 Pengujian Instrumen Penelitian 50

3.2.7 Metode Analisis Data 50

3.2.8 Tahap-tahap Penelitian 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tujuan Pisetta Italian Ice Cream Melakukan Promosi 52 4.2 Pelaksanaan Promosi pada Pisetta Italian Ice Cream 54 4.2.1 Promosi Melalui Periklanan (Banner) 55 4.2.2 Promosi Melalui Promosi Penjualan (Free tester) 55 4.3 Kendala-kendala Yang Dihadapi Pisetta Italian Ice Cream

Dalam Pelaksanaan Promosi 57

4.4 Kinerja Promosi pada Pisetta Italian Ice Cream Berdasarkan

Kuesioner 58

4.4.1 Banner Menyampaikan Informasi/Pesan Yang Benar 58 4.4.2 Lokasi Banner Dapat Dilihat dari Berbagai Sudut 59 4.4.3 Banner Ada pada Tiap Tempat Yang Dilewati 60 4.4.4 Banner Memberikan Gambar Yang Menarik 61 4.4.5 Banner Memberikan Warna Yang Kontras 62


(4)

4.4.7 Banner Dapat Mengalihkan Perhatian 64 4.4.8 Informasi Rasa Dari Es krim Jelas 65

4.4.9 Ukuran Free Tester Jelas 66

4.4.10 Melakukan Free Tester Karena Penasaran Akan Rasa-

Rasa Es Krim 67

4.4.11 Free Tester Membantu dalam Pemilihan Rasa 68 4.4.12 Free Tester Membantu Sebelum Pembelian 69 4.4.13 Rasa Dan warna Es krim Mudah Diingat Dan

Diucapkan 70

4.4.14 Keunggulan Produk Pisetta Italian Ice Cream 71 4.4.15 Pengaruh Tak Langsung Dari Konsumen Lain 72 4.4.16 Keanekaragaman es krim Pisetta Italian ice Cream 74 4.4.17 Kemudahan Mendapatkan Es krim 75

4.4.18 Harga Sesuai Kemampuan 76

4.4.19 Pembelian 76

4.4 Pengaruh Periklanan Melalui Banner Dan Promosi Penjualan Melalui Free Tester Terhadap Minat Beli (Model AIDA) 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 84

5.1.1 Kelemahan 86

5.2 Saran 87

5.2.1 Implikasi Manajerial 88

DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Keunggulan Dan Kelemahan Media Periklanan Utama 19

Tabel 2.2 Alat-alat Promosi Konsumen Utama 23

Tabel 2.3 Alat-alat Promosi Perdagangan Utama 25

Tabel 2.4 Saat Elemen-elemen Promosi Paling Berguna 30

Tabel 3.1 Operasional Variabel 48

Tabel 4.1 Penyampaian Informasi/Pesan Pada Banner 58 Tabel 4.2 Lokasi Banner Dapat Dilihat Dari Berbagai Sudut 59 Tabel 4.3 Banner Ada Pada Tiap Tempat Yang Dilewati 60 Tabel 4.4 Banner Memberikan Gambar Yang Menarik 61 Tabel 4.5 Banner Memberikan warna Yang Kontras 62 Tabel 4.6 Tulisan Pada Banner Terlihat Dengan Jelas 63

Tabel 4.7 Banner Dapat Mengalihkan Perhatian 64

Tabel 4.8 Informasi Rasa Es krim Jelas 65

Tabel 4.9 Ukuran Free Tester Jelas 66

Tabel 4.10 Penasaran akan rasa Es krim 67

Tabel 4.11 Free Tester Membantu Dalam Pemilihan Rasa 68 Tabel 4.12 Free Tester Membantu Sebelum Membeli 70

Tabel 4.13 Rasa Dan Warna Es krim 71

Tabel 4.14 Keunggulan Produk Pisetta Italian Ice Cream 72 Tabel 4.15 Pengaruh Tak Langsung Dari Konsumen Lain 73

Tabel 4.16 Keanekaragaman Es Krim 74

Tabel 4.17 Kemudahan Mendapatkan Es krim 75

Tabel 4.18 Harga Sesuai Kemampuan 76

Tabel 4.19 Pembelian 77

Tabel 4.20 Uji validitas Dan Reliabilitas 79


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Paradigma Kerangka Pemikiran 7

Gambar 2.1 Product Life Cycle 20


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Data Kuesioner

Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas Lampiran 4 Regresi Berganda


(8)

Bab1 Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 1998. Semenjak itu Indonesia terus mengalami guncangan politik, SARA, kemiskinan yang semakin meningkat dan semuanya ini berimbas khususnya pada sektor perekonomian yang semakin terpuruk. Indonesia terus berupaya memulihkan kembali kondisi perekonomian dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah misalnya kenaikan BBM, TDL dan sebagainya. Sekarang ini pada tahun 2006, Indonesia mengalami “angin segar” dengan menguatnya nilai rupiah terhadap Dollar Amerika yang diprediksi akan terus menguat, seperti yang tertuang dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat edisi Sabtu 29 April 2006. Hal ini tentunya mendorong pelaku pasar untuk lebih aktif lagi dalam perekonomian, dan mendapat tanggapan positif dari pasar.

Dengan keadaan yang seperti ini maka persaingan dalam berbagai bidang usaha, khususnya usaha makanan yang akan penulis bahas semakin ketat, sehingga perusahaan harus mempunyai cara promosi yang tepat, dengan kata lain promosi yang dilakukan harus menarik di mata konsumen dan dapat membuat konsumen itu aware terhadap produk yang kita tawarkan. Promosi yang dilakukan harus tepat pada pasar sasaran supaya segala usaha dan dana yang dikeluarkan oleh


(9)

Bab1 Pendahuluan

perusahaan tidak sia-sia. Promosi yang dilakukan juga harus dapat memperkenalkan perusahaan dan produk yang ditawarkan.

Sebagai sebuah perusahaan baru dalam sebuah industri biasanya perusahaan itu melakukan kegiatan promosi yang bertujuan untuk memperkenalkan produk barunya itu pada pasar atau dengan kata lain membentuk awareness bagi konsumen. Hal itu berarti posisi perusahaan sekarang adalah pada tahap Introduction pada Product Life Cycle (PLC). Dan pada tahap ini biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sangatlah besar, dan lebih dari separuh dana yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah untuk kegiatan promosi, seperti saat launching produk. Perusahaan yang akan meluncurkan produknya biasanya terlebih dahulu memasang iklan di berbagai media, baik media cetak seperti koran atau majalah, maupun media elektronik seperti televise, radio, atau bahkan di internet. Dan memasang iklan di berbagai media itu tidaklah murah. Belum lagi di saat launching produk, perusahaan tentu ingin di lokasi yang ramai seperti di mall dan mengundang artis terkenal untuk menarik orang sebanyak-banyaknya. Kegiatan itu tentu saja akan menambah lagi dana yang harus dikeluarkan, dan kegiatan promosi yang demikian hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang sudah besar dan terkenal dan dengan dukungan dana yang besar pula.

Sebagai perusahaan baru dalam industri makanan, Pisetta Italian Ice Cream tentu saja juga harus melakukan kegiatan promosi untuk memunculkan awareness pada konsumen. Tapi dengan modal yang kecil perusahaan harus pandai memilih cara yang tepat dan efektif untuk melakukan promosi dengan biaya yang murah.


(10)

Bab1 Pendahuluan

Es krim merupakan impulse product, berarti produk ini sama sekali tidak ada dalam pikiran konsumen saat mereka sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan. Jarang sekali orang sengaja untuk membeli es krim. Jadi dalam membeli es krim merupakan hal yang tidak ada dalam rencana konsumen. Pisetta Italian Ice Cream akan mencoba membuat es krim yang tadinya tidak ada dalam rencana konsumen saat sedang berjalan-jaln, menjadi sebuah pembelian, atau minimal memunculkan minat untuk membeli.

Pisetta Italian Ice Cream melakukan promosi melalui promosi penjualan dengan cara memberikan Free Tester (percobaan gratis) untuk para calon konsumen. Calon konsumen dapat mengetahui bahwa Pisetta Italian Ice Cream memberikan free tester dengan cara melihat tulisan free tester pada Banner (periklanan) yang diletakkan di luar setiap counter yang dimiliki Pisetta Italian Ice Cream, yaitu di Cihampelas Walk, Istana Plaza, Braga City Walk dan Hyper Square. Cara yang dilakukan Pisetta Italian Ice Cream dalam berpromosi sesuai dengan budget yang dimiliki perusahaan, mengingat biaya pembuatan Banner relatif murah. Namun efektif tidaknya promosi yang dilakukan perusahaan harus diteliti terlebih dahulu. Selain melalui banner, free tester pun diberikan pada konsumen berupa kurang lebih satu sendok the es krim. Calon konsumen bebas memilih rasa yang ingin mereka coba sebelum melakukan pembelian.

Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk menelitinya dan membuat karya tulis yang berjudul : ‘Pengaruh Periklanan Dan Promosi Penjualan Terhadap Minat Beli Pada Pisetta Italian Ice Cream’.


(11)

Bab1 Pendahuluan

1.2 Identifikasi Masalah

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, di mana persaingan antar perusahaan es krim sangat ketat, baik itu perusahaan es krim yang sudah terkenal maupun perusahaan es krim home made lain, bahkan dengan produk makanan tradisional. Untuk itu perusahaan harus memiliki cara yang tepat untuk menarik konsumen. Berdasarkan hal-hal diatas maka penulis tertarik untuk mempelajari dan meneliti :

1. Bagaimana pelaksanaan promosi yang dilakukan Pisetta Italian Ice Cream?

2. Bagaimana pelaksanaan periklanan melalui banner yang dilakukan Pisetta Italian Ice Cream?

3. Bagaimana pelaksanaan promosi penjualan melalui free tester yang dilakukan Pisetta Italian Ice Cream?

4. Bagaimana pengaruh periklanan (banner) dan promosi penjualan (free tester) terhadap minat beli pada Pisetta Italian Ice Cream?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini diadakan adalah untuk :

1. Mengetahui cara pelaksanaan promosi yang dilakukan Pisetta Italian Ice Cream.


(12)

Bab1 Pendahuluan

2. Mengetahui cara pelaksanaan periklanan melalui banner yang dilakukan Pisetta Italian Ice Cream.

3. Mengetahui cara pelaksanaan promosi penjualan melalui free tester yang dilakukan Pisetta Italian Ice Cream.

4. Mengetahui pengaruh periklanan (banner) dan promosi penjualan ( free tester) terhadap minat beli yang dilakukan Pisetta Italian Ice Cream.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, kiranya dapat memberikan sumbangan dalam merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran yang efektif.

2. Bagi penulis, menambah pengetahusn dan pengalaman penulis sehubungan dengan masalah yang diteliti, melalui penerapan ilmu dan teori yang diperoleh selama perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang terjadi.

3. Bagi pihak-pihak lain, sebagai bahan masukan bagi yang tertarik atau berkepentingan, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masalah ini.


(13)

Bab1 Pendahuluan

1.5 Kerangka Pemikiran

Mengingat bahwa periklanan dan promosi penjualan merupakan salah satu bagian dari promotion mix yang pada dasarnya dirancang untuk menginformasikan dan membujuk customer. Masing-masing alat memiliki kemudahan dan kekurangannya sehingga dalam membuat program promosi yang baik kita perlu kombinasi dari alat-alat tersebut sehingga kelemahan alat yang satu dapat ditutupi oleh kelebihan alat yang lain. Dan promotion mix ini dapat saja ditekankan pada satu alat saja dan mengabaikan alat yang lainnya, dapat sesekali dipertukarkan dan tidak semua alat promotion mix dapat dipergunakan.

Maka secara umum dapat dikatakan bahwa periklanan melalui banner dan promosi penjualan melalui free tester yang merupakan bagian dari promotion mix merupakan salah satu kombinasi yang dilakukan untuk membuat program promosi yang baik sehingga dapat saling melengkapi yang bertujuan untuk menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa, atau ide. Dari segi lain, juga bertujuan untuk mengadakan komunikasi secara efektif. Diharapkan akan terjadi suatu interaksi antara perusahaan dan konsumen dalam upaya pemenuhan produk yang diinginkan oleh konsumen, sehingga secara tidak langsung kepuasan konsumen dapat terpenuhi.

Terpenuhinya kepuasan konsumen dengan jalan membeli produk yang dihasilkan sebagai tindak lanjut dari periklanan dan promosi penjualan yang telah memunculkan minat beli pada konsumen melalui tahapan konsep AIDA dapat menciptakan suatu proses transaksi yang menguntungkan bagi perusahaan.


(14)

Bab1 Pendahuluan

Dengan demikian, secara umum dapat ditarik hipotesa bahwa “Jika kombinasi program promosi yang dihasilkan khususnya melalui alat periklanan dan promosi penjualan optimal, maka akan memunculkan minat beli (AIDA) pada konsumen”

Hipotesa tersebut berlaku dengan asumsi bahwa faktor lainnya seperti hubungan masyarakat, penjualan pribadi , pemasaran langsung, dan sebagainya dianggap tidak mempengaruhi minat beli (AIDA) konsumen.

Gambar 1.1

Paradigma Kerangka Pemikiran

Periklanan melalui BANNER

Minat beli (Model AIDA) Cognitive Attention

Interest Affective

Desire

Behavioral Action Promosi penjualan

melalui FREE TESTER Promotion

mix


(15)

Bab5 Kesimpulan Dan Saran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta penyebaran kuesioner yang telah dilakukan di Pisetta Italian Ice Cream, maka penulis menarik beberapa kesimpulan berikut:

1. Strategi promosi yang dilakukan oleh Pisetta Italian Ice Cream adalah a.Periklanan (Banner)

b.Promosi penjualan (Free tester)

Dengan strategi ini diharapkan keduanya dapat menimbulkan minat beli (model AIDA) yang berujung pada pembelian produk Pisetta Italian Ice Cream. Selain itu diharapkan juga bahwa kombinasi alat promosi yang terbaik dapat dihasilkan, jadi apakah periklanan (Banner) ataukah promosi penjualan (Free tester) yang harus lebih di titikberatkan oleh Pisetta Italian Ice cream dalam menimbulkan minat beli.

Sampai saat ini Pisetta Italian Ice Cream belum melakukan kegiatan promosi dengan cara yang lain. Hal ini disebabkan oleh pertimbangan perusahaan mengenai biaya promosi di media lain, seperti lewat surat kabar, majalah, atau TV yang relative mahal. Dengan cara promosi yang dilakukan saat ini, belum banyak orang yang mengetahui tentang Pisetta Italian Ice Cream. Mereka yang mengetahui Pisetta Italian Ice Cream baru sebatas orang-orang yang pernah


(16)

Bab5 Kesimpulan Dan Saran

pemilik sendiri. Tentu saja jangkauannya masih terbatas, apalagi Pisetta Italian Ice Cream baru hadir di kota Bandung (Cihampelas Walk, Istana Plaza, Braga City Walk dan Hyper Square).

2. Dari hasil penyebaran kuesioner mengenai periklanan melalui banner dan promosi penjualan melalui free tester dalam menimbulkan minat beli diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa strategi Pisetta Italian Ice Cream berpromosi bisa dikatakan berhasil, karena lebih dari 50% yang melihat banner atau mencoba free tester atau bahkan melihat banner lalu mencoba free tester menimbulkan minat beli yang berakhir pada tindakan pembelian produk Pisetta Italian Ice Cream.

3. Pengaruh periklanan melalui banner dan promosi penjualan melalui free tester terhadap minat beli telah di uji dengan menggunakan analasis regresi berganda yang diolah SPSS ver.11, yaitu :

- Angka R square adalah 0,697. Hal ini berarti 69,7% Minat beli bisa dijelaskan oleh variabel Periklanan (Banner) dan Promosi penjualan (Free tester).

Sedangkan sisanya (100%-69,7% = 30,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

- Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 111,711 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi Minat beli. Atau bisa dikatakan,


(17)

Bab5 Kesimpulan Dan Saran

- Periklanan (Banner) dan Promosi penjualan (Free tester) bersama-sama berpengaruh terhadap Minat beli.

- Persamaan regresi :

Y = 1,250 - 6,88X1 + 0,664X2

Di mana : Y = Minat beli

X1 = Periklanan (Banner)

X2 = Promosi penjualan (Free tester) - Variabel Periklanan

0,952 > 0,05, berarti H0 diterima atau artinya koefisien regresi tidak signifikan, atau Periklanan (Banner) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Minat beli.

- Variabel Promosi penjualan

0,000 < 0,05, berarti H0 ditolak atau artinya koefisien regresi signifikan, atau Promosi penjualan (Free tester) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap Minat beli

5.1.1 Kelemahan

Dalam menyusun skripsi ini, penulis juga menemukan kelemahan ; 1. Penulis hanya menyebarkan kuesioner di Cihampelas Walk, dengan

asumsi bahwa kebanyakan kawula muda yang gemar membeli es krim terdapat di Cihampelas Walk, sehingga diharapkan sampel di Cihampelas Walk dapat mewakili counter-counter yang lainnya.


(18)

Bab5 Kesimpulan Dan Saran

2. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, tidak dapat dianggap mewakili keseluruhan variabel dari periklanan dan promosi penjualan yang berpengaruh terhadap minat beli. Karena penulis hanya meneliti cara Pisetta Italian Ice Cream berpromosi yakni periklanan (banner) dan promosi penjualan (free tester) sebagai perusahaan yang baru berdiri tentunya ada keterbatasan dalam hal berpromosi.

5.2 Saran

Dalam upaya memberikan saran bagi perusahaan, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi perusahaan. Adapun saran-saran yang penulis sampaikan yang dapat digunakan oleh Pisetta Italian Ice Cream untuk mengembangkan strategi promosi yang saat ini dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Pisetta Italian Ice Cream sebaiknya menggunakan media yang lain disamping banner, misalnya di media cetak atau media cetak yang secara khusus menginformasikan tempat-tempat hiburan atau restoran. Hal ini bertujuan untuk menjangkau sebanyak mungkin para potensial konsumen.

2. Media promosi saat ini yang dipakai oleh Pisetta Italian Ice Cream, yaitu banner harus lebih dikembangkan lagi. Warna pada banner harus dibuat lebih kontras agar dapat dilihat lebih jelas oleh konsumen. Gambar pada banner pun harus dibuat lebih menarik lagi karena sangat berguna bagi para konsumen yang masih anak-anak. Lokasi penempatannya pun harus ditambah lagi pada


(19)

Bab5 Kesimpulan Dan Saran

3. lokasi yang strategis, jangan hanya ada di luar counter Pisetta Italian Ice Cream saja.

4. Pisetta Italian Ice Cream lebih baik menitikberatkan strategi promosi pada promosi penjualan (free tester) dibanding dengan banner, mungkin dengan komposisi 70:30.

5. Karyawan Pisetta Italian Ice Cream harus dapat lebih baik lagi dalam menginformasikan rasa-rasa pada Pisetta Italian Ice Cream kepada konsumen. Karyawan Pisetta Italian Ice Cream juga harus lebih aktif lagi dalam menawarkan free tester bagi konsumen karena ternyata masih ada konsumen yang tidak membaca pesan promosi pada banner

5.2.1 Implikasi Manajerial

Dengan adanya penelitian ini maka dihasilkan bahwa periklanan (banner) dan promosi penjualan (free tester) berpengaruh terhadap minat beli yang berujung pada tindakan pembelian pada Pisetta Italian Ice Cream.

Dengan adanya periklanan yang tentunya lebih divariasikan atau paling tidak ditingkatkan khususnya mealalui banner diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan lebih banyak customer potential, sehingga banyak customer yang tertarik melihat banner dan kemungkinan untuk membeli es krim menjadi lebih besar.

Dengan adanya promosi penjualan berupa free tester yang terus dilakukan, membantu perusahaan supaya customer potential yang telah terjaring dapat mencoba sampel es krim/ free tester. Sebenarnya promosi penjualan itu berlangsung dalam jangka pendek, akan tetapi tidak dengan Pisetta Italian Ice Cream, perusahaan ini


(20)

Bab5 Kesimpulan Dan Saran

menggunakan free tester sebagai konsep promosi jangka panjang dengan maksud menimbulkan kesan bahwa kepuasan konsumen merupakan prioritas perusahaan.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Khomsan, Ali. (2005, Juli). Si Dingin Yang Enak Dan Manis. Kiddo: Smart and

Creative Kids Magazine.

Kotler, Philip. (2001). Edisi 11. Marketing Management.

New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Kevin Lane Keller. (2006). Marketing Management 12th edition.

New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Armstrong. (1996). Principle of Marketing 7th edition.

New Jersey: Prentice Hall.

Lamb, Charles W. Jr, Joseph F. Hair Jr. dan Carl McDaniel. (2001). Edisi 5.

Marketing

Diterjemahkan oleh David Octarevia. Jakarta: Salemba Empat.

McCarthy. (1990). Basic Marketing A Managerial Approach

New York: McGraw Hill Companies, Inc.

Stanton. (1987). Fundamental of Marketing

New York: McGraw Hill Companies, Inc.

Santoso, Singgih (2003). Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Santoso, Singgih (2002). SPSS Statistik Multivariat.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sekaran, Uma (2003). Edisi 4. Research Methods For Business: A Skill-Building

Approach.


(1)

pemilik sendiri. Tentu saja jangkauannya masih terbatas, apalagi Pisetta Italian Ice Cream baru hadir di kota Bandung (Cihampelas Walk, Istana Plaza, Braga City Walk dan Hyper Square).

2. Dari hasil penyebaran kuesioner mengenai periklanan melalui banner dan promosi penjualan melalui free tester dalam menimbulkan minat beli diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa strategi Pisetta Italian Ice Cream berpromosi bisa dikatakan berhasil, karena lebih dari 50% yang melihat banner atau mencoba free tester atau bahkan melihat banner lalu mencoba free tester menimbulkan minat beli yang berakhir pada tindakan pembelian produk Pisetta Italian Ice Cream.

3. Pengaruh periklanan melalui banner dan promosi penjualan melalui free tester terhadap minat beli telah di uji dengan menggunakan analasis regresi berganda yang diolah SPSS ver.11, yaitu :

- Angka R square adalah 0,697. Hal ini berarti 69,7% Minat beli bisa dijelaskan oleh variabel Periklanan (Banner) dan Promosi penjualan (Free tester).

Sedangkan sisanya (100%-69,7% = 30,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

- Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 111,711 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi Minat beli. Atau bisa dikatakan,


(2)

- Periklanan (Banner) dan Promosi penjualan (Free tester) bersama-sama berpengaruh terhadap Minat beli.

- Persamaan regresi :

Y = 1,250 - 6,88X1 + 0,664X2 Di mana :

Y = Minat beli

X1 = Periklanan (Banner)

X2 = Promosi penjualan (Free tester) - Variabel Periklanan

0,952 > 0,05, berarti H0 diterima atau artinya koefisien regresi tidak signifikan, atau Periklanan (Banner) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Minat beli.

- Variabel Promosi penjualan

0,000 < 0,05, berarti H0 ditolak atau artinya koefisien regresi signifikan, atau Promosi penjualan (Free tester) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap Minat beli

5.1.1 Kelemahan

Dalam menyusun skripsi ini, penulis juga menemukan kelemahan ; 1. Penulis hanya menyebarkan kuesioner di Cihampelas Walk, dengan

asumsi bahwa kebanyakan kawula muda yang gemar membeli es krim terdapat di Cihampelas Walk, sehingga diharapkan sampel di Cihampelas Walk dapat mewakili counter-counter yang lainnya.


(3)

2. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, tidak dapat dianggap mewakili keseluruhan variabel dari periklanan dan promosi penjualan yang berpengaruh terhadap minat beli. Karena penulis hanya meneliti cara Pisetta Italian Ice Cream berpromosi yakni periklanan (banner) dan promosi penjualan (free tester) sebagai perusahaan yang baru berdiri tentunya ada keterbatasan dalam hal berpromosi.

5.2 Saran

Dalam upaya memberikan saran bagi perusahaan, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi perusahaan. Adapun saran-saran yang penulis sampaikan yang dapat digunakan oleh Pisetta Italian Ice Cream untuk mengembangkan strategi promosi yang saat ini dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Pisetta Italian Ice Cream sebaiknya menggunakan media yang lain disamping

banner, misalnya di media cetak atau media cetak yang secara khusus menginformasikan tempat-tempat hiburan atau restoran. Hal ini bertujuan untuk menjangkau sebanyak mungkin para potensial konsumen.

2. Media promosi saat ini yang dipakai oleh Pisetta Italian Ice Cream, yaitu

banner harus lebih dikembangkan lagi. Warna pada banner harus dibuat lebih kontras agar dapat dilihat lebih jelas oleh konsumen. Gambar pada banner pun harus dibuat lebih menarik lagi karena sangat berguna bagi para konsumen yang masih anak-anak. Lokasi penempatannya pun harus ditambah lagi pada


(4)

3. lokasi yang strategis, jangan hanya ada di luar counter Pisetta Italian Ice Cream saja.

4. Pisetta Italian Ice Cream lebih baik menitikberatkan strategi promosi pada promosi penjualan (free tester) dibanding dengan banner, mungkin dengan komposisi 70:30.

5. Karyawan Pisetta Italian Ice Cream harus dapat lebih baik lagi dalam menginformasikan rasa-rasa pada Pisetta Italian Ice Cream kepada konsumen. Karyawan Pisetta Italian Ice Cream juga harus lebih aktif lagi dalam menawarkan free tester bagi konsumen karena ternyata masih ada konsumen yang tidak membaca pesan promosi pada banner

5.2.1 Implikasi Manajerial

Dengan adanya penelitian ini maka dihasilkan bahwa periklanan (banner) dan promosi penjualan (free tester) berpengaruh terhadap minat beli yang berujung pada tindakan pembelian pada Pisetta Italian Ice Cream.

Dengan adanya periklanan yang tentunya lebih divariasikan atau paling tidak ditingkatkan khususnya mealalui banner diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan lebih banyak customer potential, sehingga banyak customer yang tertarik melihat banner dan kemungkinan untuk membeli es krim menjadi lebih besar.

Dengan adanya promosi penjualan berupa free tester yang terus dilakukan, membantu perusahaan supaya customer potential yang telah terjaring dapat mencoba sampel es krim/ free tester. Sebenarnya promosi penjualan itu berlangsung dalam jangka pendek, akan tetapi tidak dengan Pisetta Italian Ice Cream, perusahaan ini


(5)

menggunakan free tester sebagai konsep promosi jangka panjang dengan maksud menimbulkan kesan bahwa kepuasan konsumen merupakan prioritas perusahaan.


(6)

Khomsan, Ali. (2005, Juli). Si Dingin Yang Enak Dan Manis. Kiddo: Smart and Creative Kids Magazine.

Kotler, Philip. (2001). Edisi 11. Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Kevin Lane Keller. (2006). Marketing Management 12th edition.

New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Armstrong. (1996). Principle of Marketing 7th edition.

New Jersey: Prentice Hall.

Lamb, Charles W. Jr, Joseph F. Hair Jr. dan Carl McDaniel. (2001). Edisi 5.

Marketing

Diterjemahkan oleh David Octarevia. Jakarta: Salemba Empat.

McCarthy. (1990). Basic Marketing A Managerial Approach

New York: McGraw Hill Companies, Inc. Stanton. (1987). Fundamental of Marketing

New York: McGraw Hill Companies, Inc.

Santoso, Singgih (2003). Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Santoso, Singgih (2002). SPSS Statistik Multivariat.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sekaran, Uma (2003). Edisi 4. Research Methods For Business: A Skill-Building Approach.