BAB 1 Analisis Pengaruh Fashion Clothing Involvement dan Shopping Lifesyle Terhadap Recreational Shopper Identity (Studi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitah Muhammadiyah Surakarta).

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Recreational Shopper Identity dapat didefinisikan sebagai kegiatan
berbelanja yang dicirikan dengan perasaan senang dalam diri pelakunya (Guiry,
Magi, Lutz, 2006). Perasaan senang ini muncul akibat dari proses berbelanja
yang dilakukan, baik itu belanja barang maupun jasa. Recreational Shopper
Identity merupakan salah satu topik yang menarik untuk diteliti dalam bidang
perilaku konsumen karena sekelompok pembelanja yang termasuk dalam
Recreational Shopper Identity mempunyai arti penting bagi retailer saat ini.
Semakin tinggi tingkat Recreational Shopper Identity yang melekat dalam diri
seorang konsumen, maka konsumen akan cenderung menikmati aktivitas
berbelanja. Dan sekarang ini banyak sekali tempat untuk berbelanja khususnya
seperti mall yang pasti ada di setiap kota, jadi konsumen akan lebih tertarik untuk
berbelanja di mall tersebut daripada ditempat lain karena di mall tersebut tidak
hanya menyediakan fashion dan food cood (makanan) saja tetapi menyediakan
berbagai

wahana

permainan


seperti

timezone

sehingga

pengunjung

menghabiskan liburan atau akhir pekan untuk berekreasi sambil berbelanja di
mall tersebut.
Seiring

dengan

perkembangan

jaman

yang


semakin

modern

menyebabkan banyaknya pembangunan mall atau shopping centre. Bahwa




 

Indonesia telah mengukuhkan jati diri sebagai kota perdagangan. Selain itu,
dengan kehadiran mall diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata.
Bertambahnya shopping centre dan berbagai wahana permainan di berbagai mall
dari tahun ke tahun menjadikan peluang bisnis bagi para pelaku bisnis terutama
di bidang fashion dan wahana bermain baik untuk pria maupun wanita serta
anak-anak yang berada di boutique, factory outlet, department store dan wahana
bermain yang mempunyai fasilitas pelayanan dan mutu yang sesuai dengan
standart yang diterapkan di setiap toko serta kenyamanan dan keamanan di

wahana bermain bagi anak-anak sehingga pengunjung yang datang bisa
melakukan rekreasi sambil berbelanja.
Rekreasi bukan hanya sekedar pergi mendaki gunung, outbound,
berwisata alam, berkemah, rafting atau kegiatan wisata lainnya. Berbelanja
memberi kesenangan tersendiri bagi orang Asia, termasuk orang Indonesia. Bagi
orang Indonesia berbelanja adalah rekreasi (Yolla dan Henky, 2011). Berbelanja
menjadi bagian untuk melepas kepenatan dari kesibukan dan pekerjaan seharihari, tak heran apabila berbelanja menjadi sebuah gaya hidup modern bagi orangorang terutama yang tinggal di perkotaan. Jadi aktivitas berbelanja tidak hanya
dilakukan untuk pembelian barang dan jasa semata tetapi dapat dilakukan untuk
mendapat kesenangan dari aktivitas berbelanja itu sendiri.
Munculnya shopping sentre, Mall, factory outlet, boutique, dan
department store di Surakarta membuat masyarakat menyediakan suatu tempat
khusus bagi fashion dalam kehidupannya. Dengan banyaknya shopping center,


 

factory outlet, boutique, dan department store di Surakarta yang dibarengi
dengan persaingan yang sangat ketat, pemasar dapat menciptakan strategi yang
dapat digunakan untuk memenangkan persaingan dalam memenuhi kebutuhan
konsumen terhadap fashion. Salah satu perilaku konsumen yang menarik dan

dapat dipelajari oleh pemasar adalah perilaku Recreational Shopper Identity atau
pembelanja rekreasi. Pemahaman mengenai perilaku Recreational Shopper
Identity dapat dijadikan pegangan bagi pemasar dalam menentukan dan
mengembangkan strategi jitu sehingga dapat memenangkan persaingan di pasar.
Seiring dengan perkembangan jaman aspek fashion semakin menyentuh
kehidupan sehari-hari setiap orang. Fashion mempengaruhi apa yang kita
kenakan, bagaimana kita hidup, dan bagaimana kita memandang diri sendiri.
Fashion juga memicu pasar dunia untuk terus berkembang, produsen untuk
memproduksi, pemasar untuk menjual dan konsumen untuk membeli. Cara
berpakaian yang mengikuti fashion juga memperlihatkan kepribadian dan
idealisme kita.
Arti dari kata fashion itu sendiri memiliki banyak sisi. Menurut Troxell
dan Stone dalam Dian (2008) didefinisikan sebagai gaya yang diterima dan
digunakan oleh mayoritas anggota sebuah kelompok dalam satu waktu tertentu.
Sedangkan menurut Solomon dalam Dian (2008), fashion adalah proses
penyebaran sosial (social-diffusion) dimana sebuah gaya baru diadopsi oleh
kelompok konsumen. Fashion atau gaya mengacu pada kombinasi beberapa
atribut.



 

Kota Surakarta adalah salah satu kota fashion, masyarakatnya memiliki
selera fashion yang tinggi. Mereka lebih memilih berbelanja di mall atau
shopping centre, boutique, factory outlet dan department store karena produknya
lebih berkualitas dan fashionable. Salah satu mall atau shopping centre yang
terkenal di Surakarta adalah Solo Square, Solo Grand Mall, Solo Paragon,
Hartono Mall, The Park.
Menurut beberapa ahli, pembelian produk fashion dapat dikatakan
sebagai pembelian produk high-involvement (O’Cass, 2004; Seo, Hatchote,
Sweney, 2001). Hal ini dikaitkan dengan waktu dan proses pengambilan
keputusan untuk mengkonsumsi produk

fashion yang biasa lama dan

dipengaruhi berbagai hal yang kompleks. Pakaian yang merupakan bagian dari
produk fashion adalah kategori produk yang dapat digunakan untuk
mencerminkan kehidupan sosial konsumen, fantasi, dan keanggotaanya
(Solomon,2004). Perilaku konsumen dalam membeli produk fashion clothing
sangat menarik untuk diteliti, karena hal itu sangat kompleks dan dilandasi oleh

berbagai faktor.
Bagi masyarakat high income berbelanja adalah suatu hal yang sudah
menjadi lifestyle (gaya hidup belanja) mereka yaitu mereka akan rela
mengorbankan sesuatu demi mendapatkan produk yang mereka senangi. Hal
tersebut didukung dengan survey yang dilakukan penulis dengan ditemukannya
94% masyarakat Surabaya yang high income lebih sering berbelanja di mall high
class dibandingkan dengan mall lainnya. Hal ini didukung dengan pernyataan


 

Leon Tan yang mengatakan bahwa “bayang-bayang resesi global, baik secara
langsung atau tidak langsung, ikut mempengaruhi pola berpikir dan lifestyle kita,
termasuk dalam cara berbelanja. Bagaimanapun, krisis tak berarti harus
menghentikan aktivitas shopping lifestyle kita”. (Tan, 2009)
Tentu saja banyak peluang bisnis lain yang bisa ditangkap sejalan
dengan Fashion Clothing Involvement, Shopping Lifestyle dan Recreational
Shopper Identity. Apalagi sekarang pusat perbelanjaan kini telah memiliki fungsi
lain yaitu menjadi tempat mengekspresikan gaya hidup dan tempat meleburnya
budaya. Fenomena ini akan terus berlanjut, karena diperkirakan pertumbuhan

ekonomi di Indonesia akan terus meningkat, sehingga jumlah kelas menengah ke
atas (middle-high) pun semakin bertambah. Berdasarkan berbagai uraian di atas,
maka penelitian ini berjudul :
“ANALISIS PENGARUH FASHION CLOTHING INVOLVEMENT
DAN SHOPPING LIFESTYLE TERHADAP RECREATIONAL SHOPPER
IDENTITY”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dimuka, beberapa
pokok permasalahan yang akan dibahas antara lain :
1. Apakah Fashion Clothing Involvement berpengaruh terhadap Recreational
Shopper Identity ?


 

2. Apakah Shopping Lifestyle berpengaruh terhadap Recreational Shopper
Identity ?
3. Apakah Fashion Clothing Involvement dan Shopping Lifestyle berpengaruh
secara simultan terhadap Recreational Shopper Identity ?


C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum :
Untuk mengetahui pengaruh Fashion Clothing Involvement dan
Shopping Lifestyle terhadap Recreational Shopper Identity.
Tujuan Khusus :
1. Menganalisis pengaruh Fashion Clothing Involvement terhadap Recreational
Shopper Identity.
2. Menganalisis pengaruh Shopping Lifestyle terhadap Recreational Shopper
Identity.
3. Menganalisis pengaruh Fashion Clothing Involvement dan Shopping Lifestyle
secara simultan terhadap Recreational Shopper Identity.

D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa :
1. Manfaat Praktis


 


Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat
mengenai fenomena Fashion Clothing Involvement dan Shopping Lifestyle
terhadap Recreational Shopper Identity.

2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
konsep Fashion Clothing Involvement, Shopping Lifestyle dan Recreational
Shopper Identity. Selain itu informasi yang akan didapat dalam penelitian ini
dapat memberikan kontribusi dalam penelitian perilaku konsumen,
khususnya mengenai pengaruh Fashion Clothing Involvement terhadap
Recreational Shopper Identity, dan pengaruh Shopping Lifestyle terhadap
Recreational Shopper Identity.

E. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Dalam pembahasan skripsi ini terbagi menjadi lima bab yang masing – masing
bab berisi hal-hal sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA


 

Dalam bab ini diuraikan tentang teori – teori yang dapat digunakan
sebagai dasar penelitian. Teori-teori yang dikemukakan disini adalah
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini, beserta kerangka
pemikiran dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang teori yang digunakan dalam pembahasan
skripsi yang digunakan secara nalar dan rinci tentang variabel
penelitian, definisi operasional, sampel dan teknik pengambilan
sampel, sumber data, dan metode analisis data. Seluruh aspek dalam

metode penelitian diterangkan secara ringkas sesuai dengan
operasionalisasi penelitian.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai gambaran umum responden, deskripsi
persepsi (tanggapan) responden, dan analisis data dari hasil
penelitian.
BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir yag berisi penutup dan saran pada
penelitian ini.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Fashion Involvement dan In-Store Shopping Environment terhadap Pembelian Impulsif

0 17 132

PENGARUH SHOPPING LIFE STYLE, FASHION PENGARUH SHOPPING LIFE STYLE, FASHION INVOLVEMENT DAN HEDONIC SHOPPING VALUE TERHADAP IMPULSIVE BUYING BEHAVIOUR.

0 3 13

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 14

PENDAHULUAN Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 9

BAB 1 PENDAHULUAN Analisis Brand Image Dan Brand Equity Terhadap Loyalitas Konsumen Smartphone Samsung (Studi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 10

( Analisis Pengaruh Fashion Clothing Involvement dan Shopping Lifesyle Terhadap Recreational Shopper Identity (Studi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitah Muhammadiyah Surakarta).

0 4 12

ANALIDAN Analisis Pengaruh Fashion Clothing Involvement dan Shopping Lifesyle Terhadap Recreational Shopper Identity (Studi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitah Muhammadiyah Surakarta).

0 5 13

PENDAHULUAN Analisis Perbedaan Sikap Konsumen Yang Peduli (High Involvement) Dan Yang Kurang Peduli (Low Involvement) Terhadap Kelestarian Lingkungan Pada Iklan Hijau (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta).

1 3 7

Pengaruh Fashion Clothing Involvement Terhadap Recreational Shopper Identity dengan Gender Sebagai Variabel Moderasi.

0 1 64

Pengaruh Fashion Clothing Involvement terhadap Recretional Shopper Indentify dengan Gender sebagai Variabel Moderasi.

0 1 17