PERANCANGAN KURSI LIPAT YANG ERGONOMIS DI KOLAM PANCING.

PERANCANGAN KURSI LIPAT
YANG ERGONOMIS DI KOLAM PANCING

SKRIPSI

Disusunoleh :
J ANUAR ADI WIJ AYA
0832015011

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN”J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Bagaimana rancangan kursi lipat sebagai
alat bantu

memancing yang ergonomis sehingga mampu memberikan

kenyamanan pada pengguna di kolam pancing Laguna Sidoarjo” Skripsi ini
sebagai salah satu syarat untuk menempuh gelar sarjana Teknik Program studi S-1
jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penelitian skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, saran dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Suedarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM. Selaku Ketua Jurusan Teknologi
Industri
4. Bapak Dr. Ir. Sunardi, MT. Selaku Dosen Pembimbing I yang sudah

memberikan bimbingan dan selalu memberi saran kepada penulis
5. Bapak Ir. Akmal, MT. Selaku Dosen Pembimbing II yang sudah
memberikan bimbingan dan selalu memberi saran kepada penulis
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Industri.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Orang Tuaku tercinta yang telah memberikan do’a dan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tak
dapat penulis sebutkan semua disini
Akhirnya tiada kata lain yang menjadi harapan, kecuali kritik serta saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan peulis semoga
skripsi ini dapat menjadikan referensi bagi pembacanya, dapat bermanfaat serta
menambah wawasan bagi kita semua.

Surabaya, 15 juni 2012


Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
ABSTRAKSI.......................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………..………......1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….......2
1.3 Batasan Masalah……………………………………………………......2
1.4 Asumsi...................................................................................................2
1.5 Tujuan Penelitian....................................................................................3
1.6 Manfaat Penelitian……………………………………………………....3

1.7 Sistematika Penulisan.............................................................................4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Produk…………………………………………………………………...5
2.1.1 Produk Kursi Lipat……………………………………………….6
2.2 Ergonomi................................................................................................7
2.2.1 Kosep Dasar Ergonomi.................................................................7
2.2.2 Tujuan Ergonomi.........................................................................10
2.2.3 Definisi Ergonomi.......................................................................10
2.3 Sistem Kerangka dan Otot Manusia.....................................................12
2.4 Pengujian Kecukupan Data..................................................................14

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4.1 Pengujian Keseragaman Data......................................................15
2.5 Anthropometri......................................................................................15
2.6 Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Anthropometri....19
2.6.1 Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan Produk/
Fasilitas Kerja.............................................................................20

2.7 Pengumpulan dan Pengolahan Data..................................................28
2.8 Penelitian Pendahulu........................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 30
3.2 Identifikasi Variabel ........................................................................ 30
3.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah............................................. 31
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data...............................................................................35
4.1.1 Data Antropometri Pengguna .....................................................36
4.2 Gambar Desain kursi awal..................................................................37
4.3 Data Observasi.....................................................................................37
4.3.1 Data Keluhan Pekerjaan..............................................................38
4.4 Pengolahan data...................................................................................39
4.4.1 Uji Keseragaman data.................................................................39
4.4.2 Uji Kecukupan data.....................................................................45
4.5 Menentukan Ukuran kursi....................................................................49
4.5.1 Perancangan Desain Kursi Pancing.............................................52
4.5.2 Hasil Uji Coba.............................................................................53

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..........................................................................................55
5.2 Saran.....................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
Pada saat ini kebutuhan perlengkapan alat-alat furniture sangat berkembang
pesat sekali,dengan perkembangan yang baik dan diimbangi juga dengan
kemampuan teknologi yang semakin tinggi maka fungsi kursi lipat dapat
bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. Begitu pula perkembangan ekonomi
telah mendorong pertumbuhan kepemilikan ferniture di Indonesia. Secara
kuantitatif, pemilik ferniture khususnya kursi lipat dari hari ke hari semakin

bertambah. Kursi lipat pada saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian
besar orang untuk melengkapi perlengkapan memancing.
Kolam pancing di LAGUNA – Sidoarjo merupakan kolam pancing untuk
tempat hiburan atau menyalurkan hobi bagi para pemancing. Tetapi pada kolam
pancing tidak di sediakan tempat duduk untuk para pemancing secara umum para
pemancing menyewa atau membawa sendiri kursi. Tempat duduk yang di gunakan
terlalu kecil dan alas duduknya terlalu keras tidak ada busa yang melindingi alas
duduk dan sandaran punggung kurang tinggi tidak sesuai dengan ukuran tubuh
orang dewasa yang menyebabkan (fatique) punggung terasa sakit. Sebagai para
pemancing yang merasa tidak nyaman dan sering menggerakkan tubuhnya untuk
menghilangkan rasa sakit pada bagian pantat dan punggung.merupakan kolam
pancing untuk tempat hiburan atau menyalurkan hobi bagi para pemancing.
Hal diatas akan menurunkan kenyamanan si pemancing dimana pemancing
dengan fatique merasa tidak nyaman dan sering menggerakkan tubuhnya untuk
menghilangkan rasa sakit di punggung. Sehingga akan menyebabkan menurunnya
minat seorang dalam memancing.Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan
sebuah penelitian ini, diharapkan akan diperoleh sebuah kursi lipat yang lebih
ergonomis sehingga akan menimbulkan efek kenyamanan terhadap para
pemancing.
Berdasarkan analisa data perancangan desain kursi lipat usulan adalah:

Untuk merancang kursi adalah: panjang sandaran duduk kursi 58,3 cm, lebar sandaran
kursi 40 cm, lebar alas duduk kursi 48,30 cm, tinggi dudukan kursi 19,8 cm,
tinggi kursi 78,17 cm, tinggi sandaran kursi 68,5 cm.

Kata kunci: fatique, furniture, ergonomi Approch.

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
At this time equipment needs equipment once furniture is growing rapidly,
with good growth and also to offset the increasingly high-tech capabilities, the
function of folding chairs can be beneficial as expected. Similarly, economic
development has encouraged the growth of ferniture ownership in Indonesia.
Quantitatively, the owner ferniture especially folding chairs from day to day
increasing. Folding chair at this time has become a staple for most people to
complete the fishing gear.
Fishing pond in LAGUNA - Sidoarjo is a fishing pond for entertainment or
a hobby for anglers. But at the fishing pond is not in a seat provided for the general

angler anglers rent or bring your own chair. Seats are in use are too small and the
seat base foam too hard not to protect the cushion and backrest height is less
incompatible with the size of the adult body that cause (fatigue) back pain. For the
angler who feel uncomfortable and often to move his body to relieve pain in the ass
and punggung.merupakan fishing pond for entertainment or a hobby for anglers.
This above would reduce the convenience of the angler when fishing with
fatigue and often uncomfortable to move his body to relieve pain in his back. So
will lead to a declining interest in memancing.Dengan the problem then do a study,
expected to be obtained a more ergonomic folding chair so that it will effect the
convenience of the angler.
Based on the data analysis of the proposed design is a folding chair design:
To design a chair are: length of the back seat sits 58.3 cm, width 40 cm
sandarankursi, seat cushion width of 48.30 cm, seat height 78.17 cm high chair,
high chair 68.5 cm.
Key words: fatigue, furniture, ergonomics approch.

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Memancing adalah yang merupakan salah satu hobi dari sebagian

orang, kegiatan ini telah dikenal oleh manusia sejak peradaban kuno sekitar
10.000 tahun yang lalu. Hal ini dapat dilihat dari sisa-sisa arkeologis dari gua
kuno yang digunakan di Eropa sejak penemuan lukisan, foto dan mata kail,
dan tulang-tulang yang di pakai sebagai alat mendukung. Kini tampil dengan
lebih ringan dan praktis, desain maupun motif menambahkan kebanggaan bagi
penggunanya
Selain alat pancing yang harus dipersiapkan, para pemancing masih
membutuhkan fasilitas umumnya para pemancing menyewa atau membawa
sendiri. Tempat duduk yang di gunakan terlalu kecil dan alas duduknya terlalu
keras

tidak ada busa yang


kurang

tinggi

tidak

sesuai

melindungi alas duduk dan sandaran punggung
dengan ukuran

tubuh orang

dewasa

yang

menyebabkan punggung terasa sakit. Sebagai para pemancing yang merasa
tidak nyaman dan sering menggerakkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa
sakit pada bagian pantat dan punggung.
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian
pengembangan kursi lipat yang dapat membuat para pemancing merasa
nyaman dan tidak menimbulkan rasa lelah (fatique) ialah kursi lipat pancing
yang lebih nyaman dan ergonomis. Kursi lipat pancing ialah suatu produk yang
dirancang untuk aktifitas memancing dengan pengembangan produk yang

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

lebih nyaman dan ergonomis sehingga bisa di gunakan dengan mudah dan tidak
banyak memakan tempat.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian, yaitu
“Bagaimana rancangan kursi lipat sebagai alat bantu

memancing yang

ergonomis sehingga mampu memberikan kenyamanan pada pengguna di kolam
pancing Laguna Sidoarjo ?”

1.3

Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1.

Perancangan tidak melakukan perbandingan kualitas produk.

2.

Perancangan hanya melakukan pada ukuran produk kursi lipat memancing.

3.

Pendekatan ergonomi sebatas kenyamanan pemakaian pada produk kursi lipat
memancing dengan menggunakan nilai prisentil 50 % & 95 %.

4.

Data antropometri disesuaikan dengan masyarakat Indonesia dengan
pertimbangan usia antara 20 -50 tahun.

5.

1.4

Tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%.

Asumsi
Asumsi yang dibahas adalah :

1.

Kondisi pengguna diukur dalam keadaan normal.

2.

Sampel yang diambil bisa mewakili seluruh pengguna kursi lipat meancing.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

1.5

Tujuan Penelitian
Membuat rancangan kursi lipat untuk memancing yang ergonomis
sehingga mampu memberikan kenyamanan dalam penggunanya.

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian ini adalah :

a. Manfaat Praktis
Bagi Pengguna (pengguna kursi lipat memancing)
-

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi perusahaan
tentang faktor-faktor apa saja yang dapat digunakan untuk merancang
sebuah produk.

-

Mengetahui pengaruh-pengaruh apa saja yang dihasilkan dari kombinasi
beberapa faktor dominan tersebut.

-

Dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor
konsumen dalam pengembangan produk dengan pendekatan ergonomi.

b. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah sejenis
dengan penulisan ini, khususnya tentang faktor-faktor yang dominan terhadap
perancangan dan pengembangan produk sehingga masih dapat dikembangkan
dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.7

Sistematika Penulisan Lapor an
Dalam hal ini sistematika penulisan laporanpada makalah skripsi yang

dibuat oleh penyusun adalah membahas mengenai hal-hal sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, perumusan masalah,
batasan masalah, asumsi, tujuan, manfaat dan ruang lingkup sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori-teori mengenai obyek produk yaitu, teori
mengenai desain produkkursi lipat untuk memancingdengan pendekatan
ergonomi.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan lokasi penelitian ,metode pengumpulan data dan
langkah pemecahan masalah.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan pengumpulan data dan perancangan kursi lipat untuk
memancing dengan pendekatan ergonomi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan terhadap permasalahan yang telah dibahas
serta memberikan saran yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Produk
Produk adalah keluaran yang diperoleh dari sebuah proses produksi dan

merupakan pertambahan nilai dari bahan baku dan merupakan komoditi yang
dijual perusahaan kepada konsumen. Dari susdut pandang

investor

pada

perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses
jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Namun laba
sering kali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung. Lima dimensi spesifik
yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha
pengembangan produk, yaitu : ( Ulrich T. Karl; 2001,hal 2-3)
1. Kualitas produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan? Apakah
produk tersebut memuaskan kebutuhan pelanggan? Apakah produk tersebut
kuat dan andal? Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa
pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan untuk produk
tersebut.
2. Biaya produk
Apakah yang dimaksud dengan biaya manufaktur dari produk yaitu biaya
dari modal peralatan dan alat Bantu serta biaya produksi setiap unit produk.
Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan
pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

5
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

3. Waktu pengembangan produk
Seberapa cepat anggota tim menyelesaikan pengembangan produk? Waktu
pengembangan

akan

menentukan

kemampuan

perusahaan

dalam

berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan
teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk
menerima

pengembalian

ekonomi

dari

usaha

yang

dilakukan

tim

pengembangan.
4. Biaya pengembangan
Berapa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mngembangkan
produk? Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang
penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit/ laba.
5. Kapabilitas pengembangan
Apakah tim pengembangan dan perusahaan mempunyai kemampuan yang
lebih baik untuk mengembangkan produk masa depan sebagi hasil dari
pengalaman yang diperoleh pada produk pengembangan saat ini? Kapabilitas
pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan
datang.

2.1.1

Produk Kur si Lipat
Kursi lipat adalah suatu produk furniture yang sering kita jumpai dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi kebutuhan perorangan. Kursi lipat yang
nyaman adalah idaman setiap seseorang, kesesuaian bentuk kursi dengan tubuh
tentunya akan memberi nuansa sendiri saat memancing. Impian inilah yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

kemudian membawa beberapa orang berpikir kursi mana kiranya yang aman
sekaligus nyaman untuk dipakai. Yang menjadi salah satu bahan pertimbangan
dalam memilih kursi adalah kualitas dan kenyamanan. Akan tetapi satu hal yang
harus dipikirkan sebelum membeli kursi lipat adalah sesuatu kebutuhan yang
sangat menunjang proses memancing.

2.2

Ergonomi

2.2.1

Konsep Dasar Ergonomi
Untuk mempermudah pemahaman terhadap ergonomi, kita dapat

menggunakan konsep umum dari cara berpikir rasional yang biasa kita gunakan.
Mengadop istilah (5W + 1H) dapat mempermudah kita berpikir secara sistematis
didalam memahami dan menerapkan ergonomi 5W dan 1H tersebut adalah :
(Tarwaka dkk;2004, hal 5-6)

1. What is ergonomics ? Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari dua kata yaitu “ ergon “ berarti kerja dan “ nomos “ berarti aturan atau
hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam
system kerja. Di Indonesia memakai istilah ergonomi tetapi di beberapa
Negara seperti skandinavia menggunakan istilah “ Bioteknologi “ sedangkan
di Negara Amerika menggunakan istilah “ Human Engineering “. Namun
demikian, semuanya membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi
fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan.
2. Why is ergonomic ? Dari pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas
atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan
mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat pada penurunan
efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomic disegala
bidang adalah suatu keharusan.
3. Where is ergonomic applied ? Secara umum penerapan ergonomi dapat
dilakukan dimana saja, baik dilingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan
social maupun di lingkungan tempat kerja.
4. When is ergonomic applied ? Ergonomi dapat diterapkan kapan saja dalam
putaran 24 jam sehari semalam, sehingga baik pada saat bekerja, istirahat,
maupun dalam berinteraksi social kita dapat melakukan dengan sehat, aman
dan nyaman.
5. Who must apply ergonomics ? Setiap komponen masyarakat baik masyarakat
pekerja maupun masyarakat sosial harus menerapkan ergonomi dalam upaya
menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan, dan produktivitas kerja
yang setinggi – tingginya.
6. How is ergonomic applied ? Untuk dapat menerapkan ergonomi secara benar
dan tepat, maka kita harus mempelajari dan memahami ergonomi secara
detail. Dalam penerapan ergonomi diperlukan suatu seni agar apa yang akan
diterapkan dapat diterima oleh pemakainya dan memberikan manfaat yang
besar kepadanya.
Dengan demikian ergonomic dapat didefinisikan sebagai berikut : (Tarwaka
dkk;2004, hal 7) “ Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk

menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik
dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia
baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

lebih baik “. Ergonomi berkenan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,
keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat
rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia,
fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu
menyesuaikan suasana kerja dengan lingkungannya.
Ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan yaitu : (Iftikar Z.
Sutalaksana, dkk; 1979, hal 64)

1. Penyelidikan tentang display
Yang dimaksud tentang display disini adalah bagian dari lingkungan yang
berkomunikasikan keadaannya kepada manusia. Contohnya, kalau kita ingin
mengetahui berapa kecepatan motor yang sedang kita kemudikan maka
dengan melihat jarum speedometer, kita akan mengetahui keadaan lingkungan
dalam hal ini kecepatan motor.
2. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya.
Dalam hal ini diselidiki tentang aktifitas–aktifitas manusia ketika bekerja
dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut.
3. Penyelidikan mengenai tempat kerja
Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia, maka ukuran–ukuran dari tempat kerja
tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia. Hal–hal yang bersangkutan
dengan tubuh manusia ini dipelajari dalam Antrophometri.
4. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik disini meliputi ruangan dan
fasilitas–fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia serta kondisi lingkungan
kerja yang kedua–duanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2.2.2

Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah : (Tarwaka, dkk. 2004,
hal 7)

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan

kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak

sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun
setelah tidak produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan
sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
2.2.3

Definisi Er gonomi
Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat, kemampuan

dan keterbatasan manusia (Sutalaksana, 2006), dimana secara hakiki akan
berhubungan dengan segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk menunjukkan
performansinya yang terbaik. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat
bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah
penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan
stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat
kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan
kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk fitting
the job to the worker, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan
kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan
produktivitasnya. Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan
Sanders (1992) adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam perancangan obyek,
prosedur kerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metode pendekatannya adalah
dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan fasilitas pendukungnya,
dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah kelelahan yang terjadi akibat sikap
atau posisi kerja yang keliru. Untuk itu, dibutuhkan adanya data pendukung seperti
ukuran bagian-bagian tubuh yang memiliki relevansi dengan tuntutan aktivitas,
dikaitkan dengan profil tubuh manusia, baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua,
laki-laki dan perempuan, utuh atau cacat tubuh, gemuk atau kurus. Jadi, karakteristik
manusia sangat berpengaruh pada desain dalam meningkatkan produktivitas kerja
manusia untuk mencapai tujuan yang efektif, sehat, aman dan nyaman. Tujuan
tersebut dapat tercapai dengan adanya pengetahuan tentang kesesuaian, kepresisian,
keselamatan, keamanan, dan kenyamanan manusia dalam menggunakan hasil produk
desain, yang kemudian dikembangkan dalam penyelidikan di bidang ergonomi.
Penyelidikan ergonomi dibedakan menjadi empat kelompok, yakni :
1. Penyelidikan tentang tampilan/display Penyelidikan pada suatu perangkat
(interface)

yang

menyajikan

informasi

tentang

lingkungan

dan

mengkomunikasikannya pada manusia antara lain dalam bentuk tanda-tanda,
angka, dan lambing.
2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia Penyelidikan dengan mengukur
kekuatan serta ketahanan fisik manusia pada saat kerja, termasuk perancangan
obyek serta peralatan yang sesuai dengan kemampuan fisik manusia beraktivitas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja Penyelidikan ini bertujuan untuk
mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran atau dimensi
tubuh manusia.
4.

Penyelidikan tentang lingkungan kerja Meliputi penyelidikan mengenai

kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja, misalnya pengaturan cahaya,
kebisingan, temperatur, dan suara.

2.3

Sistem Kerangka dan Otot Manusia
Dalam rangka memenuhi tujuan desain atau perancangan produk baru

pekerjaan serta peralatan yang sesuai dengan kebutuhan manusia, maka
diperlukan beberapa pengetahuan dasar tentang karakteristik otot dan kerangka
manusia terutama dimensi dan kapasitasnya. Anatomi faal manusia merupakan
ilmu dasar yang mempelajari karakteristik otot dan sistem kerangka manusia. Hal
ini perlu kita uraikan sebelumnya untuk menjadi landasan bagi penerapan
ergonomi lebih lanjut: (Eko Nurmianto; 2004, hal 9-21)
1. Kerangka dan Sambungan Kerangka
a) Kerangka
Kerangka berfungsi untuk menggambarkan dasar bentuk tubuh,
penentuan tinggi seseorang, perlindungan organ tubuh yang lunak (otak,
jantung, hati) sebagai tempt untuk melekatnya otot–otot, mengganti sel–sel
yang telah rusak, memberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali
dan untuk menyerap reaksi dari gaya serta beban kejut. Sedangkan tulang
berfungsi sebagai alat untuk meredam dan mendistribusi gaya atau
tegangan yang ada padanya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

b) Sambungan Cartilagenous
Sambungan Cartilagenous adalah sambungan yang berfungsi untuk
pergerakan yang relatif kecil, seperti misalnya : sambungan antara tulang
iga dan pangkal tulang iga
c) Sambungan Synovial
Sambungan Synovial adalah sambungan yang terdapat paling
banyak pada tangan dan kaki, dan berfungsi untuk pergerakan atau
perputaran bebas, walaupun tangan dan kaki tersebut amat terbatas
pergerakannya, misalnya arah dan rentang gerakannya.
d) Ligamen
Ligamen adalah berfungsi untuk membentuk bagian sambungan
dan menempel pada tulang, Ligament juga berfungsi untuk membatasi
rentang gerakan.
2. Sistem Sambungan Kerangka
Panjang tulang untuk menentukan tinggi badan seseorang, sedangkan
batas jangkuan dapat menentukan ruang gerak atau aktivitas yang
digambarkan oleh system sambungan tulang. Selain dari itu dimensi ruang
yang terbentuk tersebut amat penting untuk penempatan pengendali dan
desain stasiun kerja. Sifat masing–masing sambungan tulang pada pergerakan
adalah sangat kompleks. Contoh sambungan tulang yang sederhana ada pada
siku dan lutut.
3. Otot
Otot hanya mempunyai kemampuan berkontraksi dan relaks, selain itu otot
juga sebagai penggerak utama bergerak dengan arah berlawanan terhadap otot

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

yang lain yang dikenal sebagai gerakan antagonis yang berfungsi untuk
mngendalikan dan mengembalikan posisi tangan dan kaki pada tempat
asalnya.
4. Jaringan Penghubung
Jaringan–jaringan penghubung yang terpenting pada sistem kerangka otot
adalah ligamen dan tendon. Tendon berfungsi sebagai penghubung antara otot
dan tulang sedangkan Ligamen berfungsi sebagai penghubung antara tulang
dengan tulang.

2.4

Pengujian Kecukupan Data
Perhitungan kecukupan data dimaksudkan untuk menentukan jumlah

sampel minimum yang dapat diolah untuk proses perhitungan selanjutnya.
Perhitungan ini dilakukan untuk melihat apakah data yang telah dikumpulkan
sudah cukup atau belum. Bila data yang didapat sudah cukup, maka perhitungan
penelitian dapat dilanjutkan tetapi jika data yang didapat tidak atau belum cukup,
maka proses pengambilan dan pengumpulan data harus dilakukan lagi.
Uji kecukupan data dilakukan pada data external. Uji kecukupan data ini
dimaksudkan untuk menentukan apakah sampel data yang dikumpulkan sudah
cukup atau belum.
Rumus pengujian kecukupan data, adalah sebagai berikut : (Sritomo Wignjosoebroto;
2000,hal 207)

 40. n.( ( x 2 ) − ( x ) 2 ) 
∑ i ∑ i 

'
N =


∑ xi



2

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.4. 1

Pengujian Keseragaman Data
Pengujian keseragaman data ini perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum

kita melakukan pengolahan data lebih lanjut, untuk memastikan data yang kita
pakai seragam. Pengujian ini bias dilakukan dengan menggunakan peta kontrol,
dimana rumus yang kita pakai untuk menentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan
Batas Kontrol Bawah (BKB) adalah sebagai berikut : (Sritomo Wignjosoebroto;
2000,hal 195)

BKA= x + 3 σ x
BKB = x - 3 σ x
Dimana :
x = nilai rata - rata

σ x = standard deviasi

2.5 Anthropometr i
2.5.1 Definisi Anthropometr i
Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya istilah antropometri
berasal dari "anthro" yang berarti manusia dan "metri" yang berarti ukuran.
Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan
dengan pengukurandimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki
bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat dan lain-lain. Yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Antropometri secara luasakan digunakan sebagai pertimbanganpertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk maupun
sistem kerja yang akan memerlukan interaks imanusia. Data antropometri yang
berhasil diperoleh akan di aplikasikan secara luas antara lain dalam hal :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll ).
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan
sebagainya.
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer
dll.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yangdirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk
tersebut.

Dalam

kaitan

ini

maka

perancangan

produk

harus

mampu

mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan
produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90 % - 95
% dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk
haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya.

2.5.2

Data Anthropometr i dan Car a Pengukur annya
Manusia pada umumnya akan berbeda–beda dalam hal bentuk dan dimensi

ukuran tubuhnya. Disini akan ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi
ukuran tubuh manusia, sehingga sudah semestinya seorang perancang produk
harus memperhatikan faktor–faktor tersebut yang antara lain adalah : ( Sritomo
Wignjosoebroto; 2000,hal 61 - 65)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar
seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai
dengan umur sekitar 20 tahunan. Selanjutnya tidak lagi akan terjadi
pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi penurunan
ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.
2. Jenis Kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki–laki umumnya akan lebih besar dibandingkan
dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu sperti pinggul
dan sebagainya.
3. Suku / Bangsa
Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki karakteristik
fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.
4. Usia
Pada umumnya bertambahnya umur manusia akan menyebabkan semakin
berkembangnya ukuran tubuh. Ukuran tubuh berkembang dari saat lahir
sampai umur ± 20 tahun untuk pria dan ± 17 tahun untuk wanita. Dimensi
tubuh manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun. Setelah mengijak usia
dewasa, tinggi badan manusia memiliki kecenderungan untuk menurun yang
disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang dan gerakan tangan
dan kaki.
5. Pakaian
Karena

terjadinya

perbedaan iklim/musim

menyebabkan manusia

memakai pakaian tertentu sehingga merubah dimensi tubuh, misalnya pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

waktu musim dingin menyebabkan orang memakai pakaian tebal dan ukuran
relatif besar.
6. Faktor Kehamilan pada Wanita
Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti bila
dibandingkan dengan antara wanita yang hamil dengan wanita yang tidak
hamil.
7. Cacat Tubuh secara Fisik
Berikut ini beberapa penjelasan dan gambar pengukuran dimensi struktur
tubuh dan dimensi fungsional tubuh, sebagai berikut :
1.

Pengukuran dimensi struktur tubuh (struktural body dimensions).
- Tubuh diukur dalam posisi tidak bergerak (static anthropometri).
- Meliputi : berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,
panjang lengan, dsb.
- Percentile : 5-th dan 95-th percentile.

Gambar 2.1. Pengukur an Dimensi Struktur Tubuh dalam
Posisi Ber dir i dan Duduk Tegap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.

Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimensions).
- Tubuh diukur dalam posisi melakukan gerakan kerja atau posisi dinamis
(dynamic anthropometri).
- Banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas/ ruang kerja.

Gambar 2.2. Pengukur an Dimensi Fungsional Tubuh dalam
Berbagai Posisi Ger akan Kerja

2.6

Aplikasi Distr ibusi Nor mal Dalam Penetapan Data Anthr opometr i
Untuk penetapan data antropometri, diterapkan pemakaian distribusi

normal. Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata
(mean, X ) dan standar deviasi (SD, σx). Persentil adalah suatu nilai yang
menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya
sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama
dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.
Rumus umum persentil adalah sebagai berikut:
Px = data ke

x ( n + 1)
100

PX = Persentil ke x yang akan dihitung

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh
berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika
diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi maka 2.5 dan 97.5
persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. Seperti tampak pada diagram
berikut ini : ( Sritomo Wignjosoebroto; 2000,hal 65-67)

Gambar 2.3 Distr ibusi Nor mal Dengan Data Anthr opometr i 95-th per sentil
Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi
normal dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Per hitungan Persentil
Per sentil
st

Kalkulasi

1

x - 2.325σx

2.5 th

x - 1.96σx

5 th

x - 1.645σx

10 th

x - 1.280σx

50 th

x

90 th

x + 1.280σx

95 th

x + 1.645σx

97.5 th

x - 1.96σx

99 th

x - 2.325σx

Adapun pendekatan data untuk antropometri adalah sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

a) Pilihlah standart deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud.
b) Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud untuk
populasi yang sesuai.
c) Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan.
d) Pilihlah jenis kelamin yang sesuai.
Pengukuran bentuk tubuh bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh
manusia sehingga peralatan yang dirancang lebih sesuai dengan bentuk tubuh
manusia agar lebih nyaman dan menyenangkan.

2.6.1 Aplikasi Data Anthropometr i dalam Per ancangan Pr oduk/ Fasilitas
Ker ja
Data–data dari hasil pengukuran atau dapat juga disebut sebagai data
anthropometri, digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses
perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi
manusia.
Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasi secara luas,
antara lain : (Iftikar Z. Sutalaksana dkk;1979, hal 78-80)
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil dan lain–lain)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya.
3. Perancangan produk–produk konsumtif seperti pakaian, meja, kursi dan lain–
lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan dan menggunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

produk tersebut. Dalam hal ini maka perancang harus mampu mengakomodasikan
dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil
rancangan itu. Secara umum sekurang–kurangnya 90% - 95% dari populasi yang
menjadi

target

dalam

kelompok

pemakai

suatu

produk

harus

dapat

menggunakannya secara layak.
Mengingat bahwa keadaan dan cirri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor
sehingga berbeda satu sama lainnya, maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian
data–data tersebut yaitu :
a. Perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim
Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang akan
dirancang tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagaian
besar orang–orang yang akan memakainya. (biasanya minimal oleh 95%
pemakai)
b. Perancangan fasilitas yang dapat digunakan
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas
tersebut bisa menampung atau dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh
semua orang yang memerlukannya. Misalnya kursi pengemudi yang bisa
diatur maju mundur dan kemiringan sandarannya.
c. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata–rata pemakai
Prinsip ini digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak
mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika tidak menggunakan prinsip
perancangan fasilitas yang bias disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim
tidak mungkin dilakukan apabila lebih banyak rugi daripada untungnya,
artinya hanya sebagaian kecil dari orang–orang yang merasa enak dan nyaman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan fasilitas tersebut dirancang
berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan tidak layak karena mahal biayanya.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam
proses perancangan produk atau fasilitas kerja, maka ada beberapa langkah
dalam penerapannya yaitu : (Sritomo Wignjosoebroto; 2000, hal 67-71)
1. Pertama kali harus ditetapkan anggota tubuh yang nantinya akan difungsikan
dalam mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut
(fungsional atau struktural).
3. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasi dan menjadi
target utama pemakai rancangan produk tersebut.
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti, apakah untuk ukuran individual
yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata.
5. Pilih prosentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai
persentil yang lain yang dikehendaki.
6. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih atau
tetapkan nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai.
Seorang desainer seharusnya mengetahui aspek dimensi tubuh dari
populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangan tersebut. Dalam hal
ini, harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90% sampai 95% dari populasi
yang harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam
proses perancangan produk, rekomendasi yang bisa diberikan :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

1. Tetapkan anggota tubuh yang mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting ((struktural body dimensions atau
functional body dimensions).
3. Tentukan populasi terbesar yang menjadi target utama.
4. Tetapkan prinsip ukuran (ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran
yang fleksibel atau ukuran rata-rata).
5. Pilih nilai percentile yang dikehendaki (90-th, 95-th, 99-th atau yang lain).
6. Tetapkan nilai ukuran dari tabel data anthropometri yang sesuai, aplikasikan
data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran.
Gambar 2.4, data anthropometri yang diaplikasikan dalam perancangan dan
pengukuran kerja.

Gambar 2.4. Data Anthropometr i Untuk Per ancangan Pr oduk/ Fasilitas
Ker ja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Keterangan :
1 = dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala).
2 = tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 = tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 = tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 = tinggi kepalan tangan yang berjulur lepas dalam posisi berdiri tegak
(dalam gambar tidak ditunjukkan).
6 = tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/ pantat
sampai dengan kepala).
7 = tinggi mata dalam posisi duduk.
8 = tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 = tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10 = tebal atau lebar paha.
11 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut.
12 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari lutut/betis.
13 = tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 = tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 = lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16 = lebar pinggul/ pantat.
17 = lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan
dalam gambar).
18 = lebar perut.
19 = panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 = lebar kepala.
21 = panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 = lebar telapak tangan.
23 = lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kirikanan (tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai
sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas (vertikal).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

25 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya
no. 24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar).
26 = jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai
ujung jari tangan.
Tabel 2.2.
Per kir aan Anthr opometr i Untuk Masyar akat Hongkong, Dewasa, dapat
Diekivalensikan Sementar a Untuk Masyar akat Indonesia (Kesamaan Etnis
Asia) (mm)
Dimensi Tubuh
1.

Tinggi Tubuh Posisi berdiri tegak

2.
3.
4.
5.

Tinggi Mata
Tinggi Bahu
Tinggi Siku
Tinggi Genggaman Tangan
(knuckle) pada posisi relaks
kebawah
Tinggi Badan pada Posisi Duduk
Tinggi Mata pada Posisi Duduk
Tinggi Bahu pada Posisi Duduk
Tinggi Siku pada Posisi Duduk
Tebal Paha
Jarak dari Pantat ke Lutut
Jarak dari Lipat Lutut (popliteal)
ke Pantat
Tinggi Lutut
Tinggi Lipat Lutut (popliteal)
Lebar Bahu (bideltoid)
Lebar Panggul
Tebal Dada
Tebal Perut (abdominal)
Jarak dari siku ke ujung jari
Lebar Kepala
Panjang Tangan
Lebar Tangan
Jarak Bentang dari ujung jari
tangan kanan ke kiri
Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke
atas & berdiri tegak
Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke
atas & duduk
Jarak genggaman tangan (grip)
ke punggung pada posisi tangan
ke depan (horisontal)

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

25.

26.

5%

Pria
X
95%

S.D

5%

Wanita
X
95%

S.D

1.585

1.680

1.775

58

1.455

1.555

1.655

60

1.470
1.300
950

1.555
1.380
1.015

1.640
1.460
1.080

52
50
39

1.330
1.180
870

1.425
1.265
935

1.520
1.350
1.000

57
51
41

685

750

815

40

650

715

780

41

845
720
555
190
110
505

900
780
605
240
135
550

955
840
655
290
100
595

34
35
31
31
14
26

780
660
165
165
105
470

840
720
230
230
130
520

900
780
295
295
155
570

37
35
38
38
14
30

405

450

495

26

385

435

485

29

450
365
380
300
155
150
410
150
165
70

495
405
425
335
195
210
445
160
190
80

540
445
470
370
235
270
480
170
195
90

26
25
26
22
25
36
22
7
9
5

410
325
335
295
160
150
360
135
150
60

455
375
385
330
215
215
400
150
165
70

500
425
435
365
270
280
400
165
180
80

27
29
29
21
34
39
24
8
9
5

1.480

1.635

1.790

95

1.350

1.480

1.610

80

1.835

1.970

2.105

83

1.685

1.825

1.965

86

1.110

1.205

1.3

58

855

940

1.025

51

640

705

770

38

580

635

690

32

(Sumber : Eko Nurmianto; 2004, hal 63-69)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Tabel 2.3.
Anthr opometr i Masyar akat Indonesia Yang Didiapat Dar i Inter polasi
Masyar akat Br itish dan Hongkong (Phesant, 1286) Ter hadap Masyarakat
Indonesia (mm)
Dimensi Tubuh

Pria
5%

X

95%

S.D

5%

Wanita
X
95%

S.D

1.

Tinggi Tubuh Posisi berdiri tegak

1.532

1.632

1.732

61

1.464

1.563

1.662

60

2.
3.
4.
5.

1.425
1.247
932

1.52
1.338
1.003

1.615
1.429
1.074

58
55
43

1.35
1.184
886

1.446
1.272
957

1.542
1.361
1.028

58
54
43

655

718

782

39

646

708

771

38

6.
7.
8.

Tinggi Mata
Tinggi Bahu
Tinggi Siku
Tinggi Genggaman Tangan
(knuckle) pada posisi relaks
kebawah
Tinggi Badan pada Posisi Duduk
Tinggi Mata pada Posisi Duduk
Tinggi Bahu pada Posisi Duduk

809
694

864
749

919
804

33
33

775
666