PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM.

(1)

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS,

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN

KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM

PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahan Alam

OLEH: Aliefman Hakim

1101227

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul ”Pengembangan Keterampilan Generik Sains, Keterampilan Berpikir Kritis, dan Pemahaman

Konsep Mahasiswa melalui Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan Alam” beserta

seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Bandung, Desember 2013 Yang membuat pernyataan,


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI

Promotor Merangkap Ketua,

Prof. Dr. Liliasari, M.Pd NIP. 194909271978032001

Kopromotor Merangkap Sekretaris,

Prof. Dr. R. Asep Kadarohman, M.Si. NIP. 196305091987031002

Anggota,

Prof. Dr. Yana Maolana Syah, M.Sc. NIP. 196208091992031003

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI

Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si NIP: 195807121983032002


(4)

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA

MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model praktikum kimia bahan alam (KBA) dan meningkatkan keterampilan generik sains (KGS), keterampilan berpikir kritis (KBK), serta pemahaman konsep KBA mahasiswa. Penelitian ini termasuk mixed

methods embedded experimental design research yang melibatkan data kualitatif dan

data kuantitatif untuk menyelesaikan masalah penelitian. KBA merupakan mata kuliah pilihan pada jurusan Pendidikan Kimia dan jurusan Kimia yang mengkaji jenis, distribusi, dan fungsi metabolit sekunder (MS). Subjek penelitian 31 mahasiswa Pendidikan Kimia (kelas eksperimen) dan 28 mahasiswa Kimia (kelas kontrol) semester 6 tahun ajaran 2012/2013 pada salah satu universitas negeri di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan Model Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan Alam (MPPM-KBA) dan kelas kontrol dengan model praktikum verifikatif. Instrumen yang digunakan terdiri atas tes prasyarat praktikum, tes penguasaan konsep KBA yang terintegrasi dengan tes KGS dan KBK, lembar observasi, dan angket untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA dan persepsinya tentang MS, serta tanggapan mahasiswa terhadap MPPM-KBA. Karakteristik MPPM-KBA: pembelajaran berpusat pada mahasiswa, dosen bertindak sebagai fasilitator, proyek bersifat open ended, produk berupa isolat, dan mahasiswa bekerja dalam kelompok kecil. Komponen MPPM-KBA terdiri atas orientasi masalah, perancangan praktikum, presentasi proposal praktikum, implementasi kegiatan praktikum, presentasi hasil praktikum, evaluasi kegiatan praktikum dan penyimpulan konsep KBA kompleks. Walaupun tidak terdapat perbedaan n-gain KGS yang signifikan antara kedua kelas, kemampuan pengamatan tak langsung dan hukum sebab akibat kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Pembelajaran dengan MPPM-KBA menunjukkan n-gain KGS tertinggi terjadi pada indikator kemampuan membangun konsep (66,69%) dan terendah terjadi pada indikator pengamatan tak langsung (57,39%). N-gain KBK kedua kelas berbeda signifikan. Pembelajaran dengan MPPM-KBA menunjukkan n-gain KBK tertinggi terjadi pada sub indikator menentukan suatu tindakan (memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin) sebesar 69,71% dan terendah terjadi pada sub indikator membuat dan menentukan nilai pertimbangan (menimbang dan membuat keputusan) sebesar 47,42%. Dengan MPPM-KBA, mahasiswa mengalami n-gain penguasaan konsep KBA yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan model praktikum verifikatif. N-gain pemahaman konsep KBA tertinggi dengan MPPM-KBA terjadi pada konsep fraksinasi sebesar 76,29% dan terendah pada konsep kromatografi lempeng tipis sebesar 20,50%. Secara umum, mahasiswa memberikan tanggapan positif terhadap MPPM-KBA. Mahasiswa berpendapat bahwa penerapan model ini dapat memotivasi belajar dan meningkatkan penguasaan konsep KBA. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap MPPM-KBA untuk menunjukkan kemungkinan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lain.


(5)

THE DEVELOPMENT OF STUDENTS’ GENERIC SCIENCE SKILLS, CRITICAL THINKING SKILLS AND CONCEPTUAL

UNDERSTANDING THROUGH MINI PROJECT LABORATORY OF NATURAL PRODUCT

ABSTRACT

The aims of this research was to develop a model of natural product (NP) laboratory in

order to improve students’ generic science skills (GSS), critical thinking skills (CTS), and NP conceptual understanding. This study used a mixed methods embedded experimental design research that involving qualitative data and quantitative data to solve research problems. NP is an elective course both in the chemistry education and chemistry department, which analyzed the types, distribution, and function of secondary metabolites (SM). Subjects consisted of 31 students of chemistry education department (experimental class) and 28 students of chemistry department (control class) at the 6th semester of academic year 2012/2013 at one of state university in Mataram, West Nusa Tenggara Indonesia. Experimental class used natural product mini project laboratory model (NP-MPLM) and control class used verification laboratory models. The instruments used consist of precondition test, natural product concept test integrated with generic science skills test and critical thinking skills test, teaching materials laboratory, observation sheets, questionnaires to determine student attitudes toward NP chemistry curriculum, student perceptions about the secondary metabolites, and student response to NP-MPLM. Several NP-MPLM characteristics are: students centered learning in small groups, lecturer as facilitator, open ended mini project, and identification of SM as a project product. The components of NP- MPLM consist of: problem orientation, students designing and presenting laboratory activity proposal of NP. Implementation of the proposal, presentation results, evaluation of activities and analysis of the NP. Although there was no significant difference between experimental and control class in GSS, the ability of indirect observation and causality of experimental class were better than the control class. Learning with NP-MPLM showed the highest n-gain in GSS indicators for ability of concepts formation indicator (66.69 %) and the lowest n-gain occurred on indirect observations indicator (57.39 %). N-gain CTS in both classes were significantly different. Learning with NP-MPLM showed the highest n-gain on CTS indicator was 69.71% for deciding on an action (select criteria to judge possible solutions), while the smallest n-gain was 47.42% for the making and judging value judgments (balancing, weighing, and deciding) indicator. The students used NP-MPLM was higher in conceptual understanding of NP than students used verification laboratory model. Learning with NP-MPLM showed the highest n-gain of student conceptual mastery on fractionation concept (76.29%), while the lowest on thin layer chromatography concept (20.50%). In general, students gave positive responses to NP-MPLM. According to students, the application of this model can motivate and improve conceptual understanding of the natural products chemistry. It should be further research of NP-MPLM to increase other higher order thinking skills.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Masalah Penelitian ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 14

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 14

BAB II PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA BAHAN ALAM MELALUI PRAKTIKUM A. Keterampilan Generik Sains ... 15

B. Keterampilan Berpikir Kritis ... 17

C. Rasional Pembelajaran KBA melalui Praktikum ... 19

D. Pemahaman Konsep KBA dan Miskonsepsi ... 23

E. Metabolit Sekunder Bahan Alam ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian ... 37

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 38

1. Tahap Persiapan ... 40

2. Tahap Pelaksanaan ... 41

3. Tahap Interpretasi ... 43


(7)

D. Instrumen Penelitian... 43

E. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tahap Persiapan Model Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan Alam (MPPM-KBA) ... 47

1. Perancangan MPPM-KBA ... 47

2. Uji Coba Terbatas MPPM-KBA ... 53

B. Tahap Implementasi MPPM-KBA ... 55

1. Analisis Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum KBA dan Persepsinya tentang Senyawa Metabolit Sekunder sebelum Implementasi MPPM-KBA ... 55

2. Analisis Penerapan KGS dan KBK selama Implementasi MPPM-KBA ... 58

3. Analisis Pengembangan KGS, KBK, dan Pemahaman Konsep KBA selama Implemetasi MPPM-KBA ... 60

4. Analisis Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum KBA dan Persepsinya tentang Senyawa Metabolit Sekunder setelah Implemetasi MPPM-KBA ... 70

C. Tahap Interpretasi MPPM-KBA ... 72

D. Tanggapan Mahasiswa terhadap MPPM-KBA ... 79

E. Pembahasan ... 79

1. Peningkatan KGS, KBK, dan Pengguasaan Konsep KBA ... 80

2. Hubungan Penguasaan Konsep KBA dan Keterampilan Generik Sains ... 88

3. Hubungan Penguasaan Konsep KBA dan Keterampilan Berpikir Kritis ... 89

4. Hubungan Keterampilan Generik Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis ... 91

5. Perubahan Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum KBA dan Persepsinya terhadap Senyawa Metabolit Sekunder ... 92


(8)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 95

B. Implikasi ... 96

C. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perolehan Rata-rata Hasil Belajar KBA ... 10

Tabel 2.1 Indikator-indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 18

Tabel 2.2 Analisis Konsep dari Praktikum KBA ... 25

Tabel 2.3 Data Miskonsepsi dalam Perkuliahan KBA ... 31

Table 3.1 Jenis Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian... 44

Table 4.1 Langkah-langkah Pembelajaran MPPM-KBA ... 49

Tabel 4.2 Rangkuman Masukan dari Para Ahli ... 52

Tabel 4.3 Masalah-masalah yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Uji Coba MPPM-KBA dan Usaha Perbaikannya ... 54

Tabel 4.4 Gambaran Awal Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum ... 56

Tabel 4.5 Gambaran Awal Persepsi Mahasiswa terhadap Senyawa MS ... 57

Tabel 4.6 Hasil Observasi Penerapan KGS dalam MPPM-KBA ... 59

Tabel 4.7 Hasil Observasi Penerapan KBK dalam MPPM-KBA ... 59

Tabel 4.8 Skor Hasil Belajar Mahasiswa Secara Umum... 60

Tabel 4.9 Perhitungan Statistik Skor Pretest, Posttest, dan N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 61

Tabel 4.10 Rekapitulasi Skor Keterampilan Generik Sains ... 62

Tabel 4.11 Perhitungan Statistik Skor KGS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62

Tabel 4.12 Rekapitulasi Skor Keterampilan Berpikir Kritis ... 63

Tabel 4.13 Perhitungan Statistik Skor KGS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 64

Tabel 4.14 Rekapitulasi Skor Penguasaan Konsep ... 65

Tabel 4.15 Perhitungan Statistik Skor Penguasaan Konsep KBA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66

Tabel 4.16 Rekapitulasi Persentase Paham Konsep, Miskonsepsi dan Tidak Tahu Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 67

Tabel 4.17 Gambaran Akhir Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum KBA . 71 Tabel 4.18 Gambaran Akhir Persepsi Mahasiswa terhadap Senyawa MS... 72 Tabel 4.19 Rangkuman Data Kualitatif Sikap Mahasiswa terhadap


(10)

Tabel 4.20 Rangkuman Data Kualitatif Persepsi Mahasiswa tentang Metabolit Sekunder Sebelum dan Sesudah Implementasi

MPPM-KBA ... 77 Tabel 4.21 Rekapitulasi Tanggapan Mahasiswa terhadap MPPM-KBA ... 79


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Pembentukan Metabolit Sekunder ... 2

Gambar 1.2 Tahapan Umum Isolasi Metabolit Sekunder ... 3

Gambar 1.3 Metabolit Sekunder dari Artocarpus champeden ... 4

Gambar 2.1 Prenilasi dan Oksidasi Flavonoid Genus Artocarpus ... 33

Gambar 2.2. Metabolit Sekunder Turunan Flavon Genus Artocarpus ... 34

Gambar 2.3. Senyawa Piranoflavon Genus Artocarpus ... 35

Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian ... 38

Gambar 3.2 Model Embedded Experimental ... 39

Gambar 3.3 Tahapan Penelitian sesuai Model Embedded Experimental ... 42

Gambar 4.1 Komponen Model Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan Alam 51 Gambar 4.2 Korelasi Setiap Label Konsep dengan Indikator KGS ... 68

Gambar 4.3 Korelasi Setiap Label Konsep dengan Indikator KBK ... 69

Gambar 4.4 Korelasi Setiap Indikator KGS dengan Indikator KBK ... 70

Gambar 4.5 Perbandingan Persentase Skor Rata-rata Pretest, Posttest dan N-Gain Kedua Kelas ... 73


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a. Satuan Acara Perkuliahan Model Praktikum Proyek Mini

Kimia Bahan Alam (MPPM-KBA) ... 107

Lampiran 1b. Satuan Acara Perkuliahan Pelatihan Model Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan Alam (MPPM-KBA)... 111

Lampiran 1c. Satuan Acara Perkuliahan Praktikum Verifikatif (Kelas Kontrol) ... 113

Lampiran 2. Modul Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan Alam ... 115

Lampiran 3. Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) ... 157

Lampiran 4a. Kisi-kisi Soal Kemampuan Prasyarat MPPM-KBA ... 169

Lampiran 4b. Data Mentah Uji Coba Soal Kemampuan Prasyarat MPPM-KBA ... 174

Lampiran 4c. Rekap Hasil Analisis Butir Soal Prasyarat MPPM-KBA ... 175

Lampiran 5a. Kisi-kisi Soal Tes Penguasaan Konsep KBA dengan Indikator KGS dan Indikator KBK ... 176

Lampiran 5b. Data Mentah Uji Coba Soal Penguasaan Konsep KBA yang Terintegrasi dengan KGS dan KBK ... 198

Lampiran 5c. Rekap Hasil Analisis Butir Soal Penguasaan Konsep KBA yang terintegrasi dengan Indikator KGS dan KBK... 200

Lampiran 6a. Data Mentah Hasil Tes Prasyarat MPPM-KBA Kelas Eksperimen untuk Kategori Paham konsep, Miskonsepsi dan Tidak Tahu Konsep ... 202

Lampiran 6b. Rangkuman Persentase Paham Konsep, Miskonsepsi, dan Tidak Tahu Konsep Hasil Tes Prasyarat MPPM-KBA ... 204

Lampiran 7a. Data Pretest Kelas Eksperimen ... 205

Lampiran 7b. Data Posttest Kelas Eksperimen ... 206

Lampiran 7c. Data Pretest Kelas Kontrol ... 207

Lampiran 7d. Data Posttest Kelas Kontrol ... 208

Lampiran 7e. Rangkuman Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 209

Lampiran 8. Uji Normalitas Hasil Tes Penguasaan Konsep KBA yang terintegrasi dengan Indikator KGS dan KBK ... 210


(13)

Lampiran 9. Uji Homogenitas Hasil Tes Penguasaan Konsep KBA yang

terintegrasi dengan Indikator KGS dan KBK ... 211

Lampiran 10. Uji Beda Rerata Pretest, Posttest, dan N-gain ... 212

Lampiran 11. Rekapitulasi Persentase Paham Konsep, Miskonsepsi dan Tidak Tahu Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 213

Lampiran 12a. Rangkuman Data KGS Kelas Eksperimen ... 215

Lampiran 12b. Rangkuman Data KGS Kelas Kontrol ... 217

Lampiran 13a. Rangkuman Data KBK Kelas Eksperimen ... 219

Lampiran 13b. Rangkuman Data KBK Kelas Kontrol ... 220

Lampiran 14a. Rangkuman Data Pemahaman Konsep KBA Kelas Eksperimen ... 221

Lampiran 14b. Rangkuman Data Pemahaman Konsep KBA Kelas Kontrol ... 222

Lampiran 15.a. Korelasi setiap Label Konsep KBA dengan Indikator KGS 223 Lampiran 15.b. Korelasi setiap KBA Label Konsep dengan Indikator KBK 224 Lampiran 15.c. Korelasi setiap Indikator KGS dengan Indikator KBK ... 225

Lampiran 16a. Angket Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum Mata Kuliah Kimia Bahan Alam (KBA) ... 226

Lampiran 16b. Gambaran Awal Sikap Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol terhadap Kurikulum KBA ... 228

Lampiran 16c. Gambaran Akhir Sikap Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol terhadap Kurikulum KBA ... 229

Lampiran 17a. Angket Persepsi Mahasiswa Terhadap Metabolit Sekunder 230 Lampiran 17b. Gambaran Awal Persepsi Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol tentang Metabolit Sekunder ... 232

Lampiran 17c. Gambaran Akhir Persepsi Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol tentang Metabolit Sekunder ... 234

Lampiran 18a. Lembar Observasi Model Praktikum Mini Riset Kimia Bahan Alam (MPMR-KBA) ... 236

Lampiran 18b. Hasil Observasi KGS Selama Intervensi ... 238

Lampiran 18c. Hasil Observasi KBK Selama Intervensi ... 240 Lampiran 19 a. Angket Sikap Mahasiswa Terhadap Pengelolaan Model


(14)

Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan Alam (MPPM-KBA) 242 Lampiran 19b. Rangkuman Hasil Angket Sikap Mahasiswa Terhadap

Pengelolaan Model Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan

Alam (MPPM-KBA) ... 244 Lampiran 20. Sesi Eksperimen ... 247 Lampiran 21. Data Spektroskopi ... 252


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Indonesia telah diakui oleh dunia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang besar. Keanekaragaman hayati tersebut merupakan sumber keanekaragaman metabolit sekunder yang diperoleh melalui kegiatan ekstraksi, fraksinasi, pemurnian, dan identifikasi metabolit sekunder. Berdasarkan hal tersebut, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam memajukan KBA. Hal tersebut dapat terwujud dengan meningkatkan kualitas pembelajaran KBA melalui praktikum.

Kegiatan praktikum dapat mengembangkan keterampilan generik sains (KGS) karena praktikum memberikan kesempatan kepada mahasiswa berlatih mengamati, mengestimasi, memanipulasi peralatan, mengukur dan sebagainya. Pengembangan KGS melalui praktikum dapat mempengaruhi keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Keterampilan berpikir kritis (KBK) sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk memahami konsep-konsep KBA dan untuk berhasil dalam kehidupan. KBK akan berkembang selama praktikum dengan adanya kesempatan mahasiswa mendesain sendiri kegiatan praktikumnya. Mahasiswa dituntut berpikir kritis dalam memilih dan menyusun prosedur praktikum. Untuk memenuhi keperluan tersebut, dikembangkanlah model praktikum proyek mini kimia bahan alam (MPPM-KBA).

MPPM-KBA dapat meningkatkan pemahaman konsep KBA mahasiswa melalui penanggulangan miskonsepsi dengan adanya konflik kognitif yang terjadi selama kegiatan praktikum. Mahasiswa dituntut membuktikan hipotesisnya dalam kegiatan MPPM-KBA. Jika hipotesis mahasiswa berbeda dengan hasil praktikum, maka akan terjadi konflik kognitif yang menyebabkan terjadinya perubahan konseptual dalam struktur kognitifnya. Hal inilah yang menjadikan miskonsepsi mahasiswa dapat ditanggulangi.

MPPM-KBA menggunakan fenomena alam yang menjadi kajian KBA sebagai stimulus belajar bagi mahasiswa. Pertanyaan konseptual yang


(16)

mengandung indikator KGS dan indikator KBK digunakan selama kegiatan praktikum. Masalah yang mengandung konsep KBA dihadapkan kepada mahasiswa untuk memunculkan hipotesis dan melatih mahasiswa merancang praktikum secara berkelompok dalam memecahkan permasalahan tersebut. Mahasiswa kemudian mempresentasikan rancangan praktikumnya di depan kelas, dosen dan kelompok lain menanggapi proposal praktikum yang dipresentasikan. Setelah proposal disetujui, praktikum dilaksanakan. Hasil praktikum disusun dalam suatu laporan dan dipresentasikan di depan kelas. Mahasiswa menyimpulkan konsep kompleks dari hasil praktikum kelompoknya sendiri dan hasil praktikum kelompok lainnya. Pada dasarnya kegiatan praktikum meliputi langkah-langkah isolasi metabolit sekunder yang terdiri atas tahapan ekstraksi, fraksinasi, pemurnian, dan identifikasi struktur metabolit sekunder. Semua rangkaian kegiatan praktikum, memberikan peluang kepada mahasiswa berlatih menggunakan KGS dan KBK. Berikut rancangan kegiatan praktikum selengkapnya.

Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian mixed methods yang menggabungkan prosedur penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi untuk menyelesaikan


(17)

suatu masalah. Desain penelitian menggunakan model embedded experimental (Cresswell and Crack, 2007) seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Model Embedded Experimental

Sebelum implementasi MPPM-KBA mahasiswa diberikan angket untuk mengetahui gambaran awal sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA dan persepsinya tentang senyawa metabolit sekunder. Demikian pula halnya setelah semua rangkaian intervensi, mahasiswa diberikan angket untuk mengetahui ada tidaknya perubahan sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA dan persepsinya tentang senyawa metabolit sekunder. Kegiatan intervensi yang berupa kegiatan praktikum KBA dilengkapi dengan pemberian pretest dan postest untuk mengukur KGS, KBK, dan pemahaman konsep KBA. Tahap selanjutnya melakukan interpretasi data hasil analisis kuantitatif dan kualitatif dalam rangka memberi makna hasil implementasi berdasarkan uji statistik, sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA, persepsi mahasiswa tentang metabolit sekunder, serta analisis keunggulan dan kelemahan model yang dikembangkan.

Berdasarkan desain mixed methods seperti yang telah dipaparkan di atas, langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dibagi menjadi 3 tahap utama, yaitu: (1) tahap persiapan dalam bentuk studi lapangan dan studi pustaka, perancangan model, dan uji coba terbatas (2) tahap pelaksanaan (implementasi)

Kualitatif sebelum intervensi: Gambaran awal sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA & persepsinya tentang metabolit sekunder Kualitatif setelah intervensi: Gambaran akhir sikap mahasiswa tentang kurikulum KBA & persepsinya tentang metabolit sekunder Kuantitatif Pretest (konsep-konsep inti KBA) Kuantitatif Postest (konsep-konsep inti KBA) Interpretasi hasil-hasil kuantitatif dan kualitatif: Memberi makna hasil implementasi berdasarkan uji statistik, sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA, persepsi mahasiswa tentang metabolit sekunder, serta analisis keungulan dan kelemahan model yang

dikembangkan Kualitatif selama

intervensi: informasi penerapan KGS & KBK

MPPM-KBA

Rancangan bahan ajar


(18)

model yang dikembangkan, dan (3) tahap interpretasi untuk memberi makna terhadap hasil ujicoba utama.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan model praktikum KBA yang akan dikembangkan. Pengumpulan informasi dilakukan melalui studi lapangan dan studi literatur.

a. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan berbagai informasi tentang perkuliahan KBA, laboratorium, dan hasil belajar KBA yang selama ini berlangsung.

b. Studi literatur

Studi literatur berkaitan dengan studi dokumen dan material lainnya yang mendukung pembuatan rancangan model praktikum KBA. Studi literatur meliputi analisis tentang silabus KBA, penelitian yang relevan dengan model praktikum yang akan dikembangkan, keterampilan generik sains, keterampilan berpikir kritis, dan miskonsepsi dalam pembelajaran KBA.

c. Pengembangan desain

Hasil studi lapangan dan studi literatur digunakan sebagai bahan untuk merancang draf model praktikum KBA. Draf model praktikum KBA yang dirancang harus memperhatikan kelayakan agar dapat diimplementasikan di lapangan, seperti tersedianya fasilitas pendukung (alat-alat, bahan-bahan, dan referensi materi KBA). Hasil studi lapangan dan studi literatur juga digunakan untuk pengembangan bahan ajar praktikum KBA (pedoman praktikum dan LKM), instrumen untuk mengukur keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis yang terintegrasi dalam tes penguasaan konsep KBA (instrumen ini juga berfungsi untuk menjaring miskonsepsi mahasiswa), pedoman observasi untuk mengetahui penerapan KGS dan KBK dalam implementasi model praktikum KBA selama kegiatan intervensi, angket untuk mengetahui sikap mahasiswa tentang kurikulum KBA, persepsi mahasiswa tentang senyawa metabolit


(19)

sekunder, tanggapan mahasiswa terhadap model praktikum KBA. Komponen-komponen di atas selanjutnya divalidasi oleh ahli. Hasil validasi ditidaklanjuti dengan perbaikan sesuai saran dan masukan validator. Langkah berikutnya melakukan uji coba terbatas. Masukan dari uji coba terbatas digunakan untuk evaluasi dan penyempurnaan instrumen serta model praktikum KBA yang akan digunakan dalam tahap implementasi. Seluruh program dalam penelitian ini dirancang dan dikembangkan oleh peneliti.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini instrumen dan model praktikum KBA yang telah tersusun diimplementasikan dalam pembelajaran KBA di kelas. Tahap ini menggunakan rancangan eksperimen kuasi, yaitu pretest-postest nonequivalent control group

design.

a. Kualitatif sebelum intervensi

Responden menjawab angket yang berisi pernyataan-pernyataan untuk mengetahui gambaran awal sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA dan persepsi mahasiswa tentang senyawa metabolit sekunder.

b. Kualitatif selama intervensi

Pada tahap ini dilakukan observasi untuk mendapatkan informasi tentang mengetahui penerapan KGS dan KBK selama implementasi model praktikum KBA yang dikembangkan.

c. Kuantitatif selama intervensi

Analisis pretest dan postest penguasaan konsep KBA serta keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa, diperoleh informasi mengenai peningkatan pemahaman konsep KBA, keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.

d. Kualitatif setelah intervensi

Responden menjawab angket yang berisi pernyataan-pernyataan untuk mengetahui gambaran akhir sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA dan persepsi mahasiswa tentang senyawa metabolit skunder.


(20)

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Interpretasi

Gambar 3.3 Tahapan Penelitian sesuai Model Embedded Experimental

Studi pendahuluan:

1. Studi lapangan

2. Studi literatur

3. Perancangan model

praktikum KBA

4. Uji coba terbatas buram

model praktikum KBA

Hasil:

1. Instrumen (tes penguasaan konsep KBA yang terintegrasi dengan tes KGS dan KBK, angket, lembar observasi)

2. Bahan ajar (pedoman praktikum dan LKM) 3. Model praktikum KBA

Interpretasi kuantitatif dan kualitatif

Hasil :

1.Efektifitas model praktikum KBA untuk

mengembangkan KGS dan KBK serta pemahaman konsep KBA

2.Kesimpulan dan rekomendasi

3.Keunggulan dan kelemahan model praktikum

KBA yang dikembangkan (1)

Kualitatif sebelum intervensi: Analisis sikap Mahasiswa terhadap kurikulum KBA & persepsi Mahasiswa tentang senyawa metabolit sekunder

Hasil:

Gambaran awal sikap Mahasiswa terhadap kurikulum KBA & persepsi Mahasiswa tentang senyawa metabolit sekunder

(2)

a. Kualitatif selama intervensi: Analisis penerapan KGS dan KBK

b. Kantitatif selama intervensi: Analisis tes penguasaan konsep KBA, KGS, dan KBK (pretest-posttest)

(3)

Kualitatif setelah intervensi: Analisis sikap Mahasiswa terhadap kurikulum KBA & persepsi Mahasiswa tentang senyawa metabolit sekunder

Hasil:

1.Informasi tentang penerapan KGS dan KBK

2.Data pemahaman konsep KBA

3.Data KGS

4.Data KBK

5.Informasi mengenai konsep-konsep KBA

yang mudah dipahami, berpotensi miskonsepsi dan sulit dipahami

Hasil:

Gambaran akhir sikap Mahasiswa terhadap kurikulum KBA & persepsi Mahasiswa tentang senyawa metabolit sekunder


(21)

3. Tahap Interpretasi

Pada tahap ini dilakukan interpretasi data hasil analisis kuantitatif dan kualitatif. Pada tahap ini diperoleh informasi tentang efektifitas model praktikum KBA untuk membangun keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis serta pemahaman konsep KBA, kesimpulan dan rekomendasi, serta keunggulan dan kelemahan model praktikum KBA yang dikembangkan. Secara umum tahapan penelitian terlihat dalam gambar 3.3.

C. Subjek dan Variabel Penelitian

Subjek penelitian terdiri atas 31 mahasiswa dari prodi Pendidikan Kimia (kelas eksperimen) dan 28 mahasiswa dari jurusan Kimia (kelas kontrol) salah satu universitas negeri di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sedang mengontrak mata kuliah KBA pada semester genap (semester 6). Kelas eksperimen menggunakan model praktikum proyek mini Kimia Bahan Alam (MPPM-KBA) dan kelas kontrol menggunakan model praktikum verifikatif yang melakukan verifikasi fakta saintifik yang telah diperkenalkan dosen dalam penuntun praktikum (Domin, 1999) untuk isolasi kurkumin dari kunyit (Mujahidin, 2008). MPPM-KBA merupakan perangkat treatment dalam penelitian ini, sedangkan keterampilan generik sains, keterampilan berpikir kritis, dan pemahaman konsep KBA merupakan variabel terikat penelitian.

D. Perangkat Treatment dan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan perangkat treatment berupa draf model praktikum KBA dan bahan ajar praktikum KBA (pedoman praktikum dan LKM), sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri atas:

1. Tes Prasyarat Model Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan Alam (MPPM-KBA) dan Tes penguasaan konsep KBA yang terintegrasi dengan tes KGS dan KBK. Tes menggunakan teknik CRI termodifikasi (Hakim, et al., 2012). Tes prasyarat MPPM-KBA digunakan sebelum kegiatan praktikum sebagai rujukan untuk proses pelatihan praktikum, sedangkan tes penguasaan konsep


(22)

KBA yang terintegrasi dengan tes KGS dan KBK digunakan sebelum (pretest) dan sesudah (postest) kegiatan praktikum KBA

2. Lembar observasi untuk mengetahui penerapan KGS dan KBK selama implementasi model praktikum KBA yang dikembangkan.

3. Angket untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA sebelum dan setelah mengikuti kegiatan praktikum KBA.

4. Angket untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang senyawa metabolit sekunder sebelum dan setelah mengikuti kegiatan praktikum KBA.

5. Angket untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap model praktikum KBA yang telah disusun.

Perangkat treatment dan instrumentasi pengumpulan data penelitian selengkapnya dielaborasikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jenis perangkat treatment dan Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian

No

Jenis perangkat

treatment dan

Instrumen

Deskripsi

1 Draf model

praktikum KBA

Pedoman dosen dalam menjalankan pembelajaran praktikum KBA

2 Pedoman praktikum Pedoman mahasiswa dalam mengikuti MPPM-KBA

3 LKM Penuntun mahasiswa dalam menjalankan tahapan isolasi MS

4 Tes Prasyarat

MPPM-KBA

Perangkat tes berbentuk CRI termodifikasi. Tes ini terdiri atas 15 butir soal yang difokuskan untuk menjadi rujukan dalam proses pelatihan praktikum

5 Tes penguasaan

konsep KBA yang terintegrasi dengan tes KGS dan KBK

Perangkat tes berbentuk CRI termodifikasi. Tes ini terdiri atas 35 butir soal yang digunakan untuk mengukur KGS, KBK dan pemahaman konsep KBA mahasiswa.

6 Lembar observasi Pedoman untuk observasi penerapan KGS dan KBK dalam

MPPM-KBA

7 Angket sikap

mahasiswa terhadap kurikulum KBA

17 butir pernyataan untuk menjaring perubahan sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA

8 Angket persepsi

mahasiswa tentang senyawa MS

10 butir pernyataan untuk menjaring perubahan persepsi mahasiswa tentang senyawa MS

9 Angket tanggapan

mahasiswa terhadap MPPM-KBA

19 butir pernyataan untuk menjaring tanggapan mahasiswa terhadap MPPM-KBA

Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan analisis indeks kesukaran, daya beda, validitas, dan reliabilitas soal.


(23)

Indeks kesukaran, digunakan untuk mengetahui apakah soal tergolong

mudah, sedang, atau sukar. Persamaan yang digunakan (Popham, 2013): P = �

P = indeks kemudahan, R = banyaknya mahasiswa yang menjawab benar, dan T= seluruh responden.

Daya pembeda, digunakan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir soal

mampu membedakan antara mahasiswa yang sudah atau belum memahami konsep. Persamaan yang digunakan (Popham, 2013):

D = ph - pl

D = Indeks daya pembeda, ph = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab

soal dengan benar, pl = proporsi peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar.

Uji validitas, dilakukan untuk mengetahui kesahihan suatu instrumen

sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur (Cohen et al., 2013). Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas isi (content validity) melalui timbangan ahli terhadap ketepatan setiap butir tes dengan indikator-indikator yang dirumuskan. Uji validitas instrumen juga dilakukan menggunakan rumus Pearson Product Moment:

rXY = � ∑ −∑ ∑

√{�√ �− ∑}−{� ∑ �− ∑ �

rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan harga koefisien korelasi product moment tersebut dengan r tabel dengan ketentuan jika r hitung > r tabel maka butir

soal tersebut valid.

Uji reliabilitas, dilakukan untuk menguji tingkat keajegan dari instrumen

yang digunakan (Cohen et al., 2013). Perhitungan reliabilitas menggunakan rumus:

�� = � −� −∑

rKR20 = reliabilitas instrumen, n = jumlah responden, p= proporsi responden yang menjawab benar, q = proporsi responden yang menjawab salah, δ2 = varian total.


(24)

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian mix method ini terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa: (1) karakteristik MPPM-KBA, (2) indikator KGS dan KBK yang digunakan mahasiswa dalam mengimplementasikan MPPM-KBA, (3) sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA, (4) persepsi mahasiswa tentang senyawa metabolit sekunder, (5) tanggapan mahasiswa terhadap MPPM-KBA. Data kuantitatif berupa : (1) skor KGS, (2) skor KBK, (3) skor penguasaan konsep KBA.

Analisis data penelitian menggunakan teknik sequential data analysis, yaitu: (1) analisis data kualitatif, (2) analisis data kuantitatif, dan (3) analisis gabungan kuantitatif dan kualitatif.

Analisis data kualitatif yang diperoleh sebelum, selama, maupun setelah praktikum KBA menggunakan analisis deskriptif interpretatif, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial. Persentase gain ternormalisasi setiap mahasiswa dihitung dengan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1998):

% g =

Keterangan: % g = persentase gain ternormalisasi, Spost = skor tes akhir, Spre = skor

tes awal, dan Smax = skor maksimum

Kriteria peningkatan keterampilan generik sains, keterampilan berpikir kritis, dan pemahaman konsep mahasiswa sesuai kategori, tinggi: %g > 70, sedang: 30 ≤ %g < 70, dan rendah: %g < 30.

Uji statistik menggunakan SPSS versi 16 pada taraf signifikansi 5%. Data kualitatif diolah menggunakan statistik deskriptif yaitu menghitung rata-rata tanggapan setiap item yang dinyatakan dalam persentase setiap pernyataan.

x100% S

-S

S -S

pre max

pre post


(25)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan, secara umum dapat disimpulkan KGS, KBK, dan pemahaman konsep KBA mahasiswa dapat dikembangkan melalui Model Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan Alam (MPPM-KBA). Secara khusus dapat disimpulkan bahwa:

1. Karakteristik MPPM-KBA: Pembelajaran berpusat pada mahasiswa, dosen bertindak sebagai fasilitator, proyek bersifat open ended, produk berupa isolat, dan mahasiswa bekerja dalam kelompok kecil. Komponen MPPM-KBA terdiri atas orientasi masalah, perancangan praktikum, presentasi proposal praktikum, implementasi kegiatan praktikum, presentasi hasil praktikum, evaluasi kegiatan praktikum dan analisis konsep KBA kompleks.

2. a). Hasil observasi penerapan KGS menunjukkan indikator membangun konsep, hukum sebab akibat, pengamatan langsung dan tak langsung, kerangka logika taat-asas dari hukum alam, dan kesadaran akan skala besaran dikembangkan secara dominan oleh mahasiswa.

b). Walaupun tidak terdapat perbedaan n-gain KGS yang signifikan antara kedua kelas, kemampuan pengamatan tak langsung dan hukum sebab akibat kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. %N-gain tertinggi dengan MPPM-KBA terjadi pada indikator kemampuan membangun konsep (66,69%) dan terendah terjadi pada indikator pengamatan tak langsung (57,39%).

3. a). Hasil observasi penerapan KBK menunjukkan sub indikator menentukan tindakan, berinteraksi dengan orang lain, melakukan induksi dan menilai induksi, menilai kredibilitas sumber informasi, melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi, melakukan deduksi dan menilai deduksi, mendefinisikan dan menilai definisi, dan memfokuskan pada pertanyaan dikembangkan secara dominan oleh mahasiswa.

b). Peningkatan KBK mahasiswa yang belajar dengan MPPM-KBA secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar dengan model praktikum verifikatif. %N-gain KBK tertinggi dengan MPPM-KBA


(26)

terjadi pada indikator menentukan suatu tindakan (memilih kritetia untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin) sebesar 69,71% dan terendah terjadi pada indikator menyimpulkan: membuat dan menentukan nilai pertimbangan (menimbang dan membuat keputusan) sebesar 47,42%.

4. Peningkatan penguasaan konsep KBA yang belajar dengan MPPM-KBA secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar dengan model praktikum verifikatif. %N-gain tertinggi penguasaan konsep KBA kelas eksperimen terjadi pada konsep fraksinasi sebesar 76,29% (kategori tinggi) dan terendah pada konsep KLT sebesar 20,50% (kategori sedang). Persentase miskonsepsi tertinggi posttest kelas eksperimen terjadi pada label konsep konsep KLT (32,26%) dan persentase tidak tahu konsep tertinggi terjadi pada label konsep NMR (29,04%).

5. Mahasiswa memberikan tanggapan positif terhadap MPPM-KBA.

6. Kelebihan MPPM-KBA merangsang mahasiswa untuk belajar interdisipliner dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa merancang sendiri kegiatan praktikumnya, sehingga dapat meningkatkan KGS, KBK, dan pemahaman konsep KBA mahasiswa. Kekurangan MPPM-KBA membutuhkan waktu dan biaya yang lebih banyak dibanding praktikum verifikatif.

B. Implikasi

Temuan-temuan dari hasil penelitian ini, memberikan beberapa implikasi sebagai berikut.

1. MPPM-KBA dapat menjadi alternatif kegiatan praktikum untuk perkuliahan KBA yang selama ini tidak didukung oleh kegiatan praktikum.

2. MPPM-KBA dapat menjadi alternatif model praktikum untuk mengembangkan KGS, KBK, dan pemahaman konsep KBA mahasiswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Agar diperoleh pengembangan KGS dan KBK yang lebih kontras antara MPPM-KBA dan model praktikum verifikatif, masih diperlukan penelitian


(27)

lanjutan dengan penekanan pada beberapa indikator KGS dan KBK dengan perbedaan peningkatan yang masih rendah pada kedua kelas.

2. Penggunaan MPPM-KBA terbukti mampu meningkatkan KBK, sehingga perlunya dipertimbangkan untuk penelitian lanjutan apakah MPPM-KBA dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lain.


(1)

Aliefman Hakim, 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM

KBA yang terintegrasi dengan tes KGS dan KBK digunakan sebelum (pretest) dan sesudah (postest) kegiatan praktikum KBA

2. Lembar observasi untuk mengetahui penerapan KGS dan KBK selama implementasi model praktikum KBA yang dikembangkan.

3. Angket untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA sebelum dan setelah mengikuti kegiatan praktikum KBA.

4. Angket untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang senyawa metabolit sekunder sebelum dan setelah mengikuti kegiatan praktikum KBA.

5. Angket untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap model

praktikum KBA yang telah disusun.

Perangkat treatment dan instrumentasi pengumpulan data penelitian selengkapnya dielaborasikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jenis perangkat treatment dan Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian No

Jenis perangkat

treatment dan

Instrumen

Deskripsi 1 Draf model

praktikum KBA

Pedoman dosen dalam menjalankan pembelajaran praktikum KBA

2 Pedoman praktikum Pedoman mahasiswa dalam mengikuti MPPM-KBA

3 LKM Penuntun mahasiswa dalam menjalankan tahapan isolasi MS 4 Tes Prasyarat

MPPM-KBA

Perangkat tes berbentuk CRI termodifikasi. Tes ini terdiri atas 15 butir soal yang difokuskan untuk menjadi rujukan dalam proses pelatihan praktikum

5 Tes penguasaan konsep KBA yang terintegrasi dengan tes KGS dan KBK

Perangkat tes berbentuk CRI termodifikasi. Tes ini terdiri atas 35 butir soal yang digunakan untuk mengukur KGS, KBK dan pemahaman konsep KBA mahasiswa.

6 Lembar observasi Pedoman untuk observasi penerapan KGS dan KBK dalam MPPM-KBA

7 Angket sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA

17 butir pernyataan untuk menjaring perubahan sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA

8 Angket persepsi mahasiswa tentang senyawa MS

10 butir pernyataan untuk menjaring perubahan persepsi mahasiswa tentang senyawa MS

9 Angket tanggapan mahasiswa terhadap MPPM-KBA

19 butir pernyataan untuk menjaring tanggapan mahasiswa terhadap MPPM-KBA

Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan analisis indeks kesukaran, daya beda, validitas, dan reliabilitas soal.


(2)

Aliefman Hakim, 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM

Indeks kesukaran, digunakan untuk mengetahui apakah soal tergolong mudah, sedang, atau sukar. Persamaan yang digunakan (Popham, 2013):

P = � �

P = indeks kemudahan, R = banyaknya mahasiswa yang menjawab benar, dan T= seluruh responden.

Daya pembeda, digunakan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan antara mahasiswa yang sudah atau belum memahami konsep. Persamaan yang digunakan (Popham, 2013):

D = ph - pl

D = Indeks daya pembeda, ph = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab

soal dengan benar, pl = proporsi peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar.

Uji validitas, dilakukan untuk mengetahui kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur (Cohen et al., 2013). Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas isi (content validity) melalui timbangan ahli terhadap ketepatan setiap butir tes dengan indikator-indikator yang dirumuskan. Uji validitas instrumen juga dilakukan menggunakan rumus Pearson Product Moment:

rXY = � ∑ −∑ ∑

√{�√ �− ∑}−{� ∑ �− ∑ �

rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan harga koefisien korelasi product moment tersebut dengan r tabel dengan ketentuan jika r hitung > r tabel maka butir

soal tersebut valid.

Uji reliabilitas, dilakukan untuk menguji tingkat keajegan dari instrumen yang digunakan (Cohen et al., 2013). Perhitungan reliabilitas menggunakan rumus:

�� = � −� −∑

rKR20 = reliabilitas instrumen, n = jumlah responden, p= proporsi responden yang


(3)

Aliefman Hakim, 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian mix method ini terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa: (1) karakteristik MPPM-KBA, (2) indikator KGS dan KBK yang digunakan mahasiswa dalam mengimplementasikan MPPM-KBA, (3) sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA, (4) persepsi mahasiswa tentang senyawa metabolit sekunder, (5) tanggapan mahasiswa terhadap MPPM-KBA. Data kuantitatif berupa : (1) skor KGS, (2) skor KBK, (3) skor penguasaan konsep KBA.

Analisis data penelitian menggunakan teknik sequential data analysis, yaitu: (1) analisis data kualitatif, (2) analisis data kuantitatif, dan (3) analisis gabungan kuantitatif dan kualitatif.

Analisis data kualitatif yang diperoleh sebelum, selama, maupun setelah praktikum KBA menggunakan analisis deskriptif interpretatif, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial. Persentase gain ternormalisasi setiap mahasiswa dihitung dengan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1998):

% g =

Keterangan: % g = persentase gain ternormalisasi, Spost = skor tes akhir, Spre = skor

tes awal, dan Smax = skor maksimum

Kriteria peningkatan keterampilan generik sains, keterampilan berpikir kritis, dan pemahaman konsep mahasiswa sesuai kategori, tinggi: %g > 70, sedang: 30 ≤ %g < 70, dan rendah: %g < 30.

Uji statistik menggunakan SPSS versi 16 pada taraf signifikansi 5%. Data kualitatif diolah menggunakan statistik deskriptif yaitu menghitung rata-rata tanggapan setiap item yang dinyatakan dalam persentase setiap pernyataan.

x100% S

-S

S -S

pre max

pre post


(4)

Aliefman Hakim, 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM

|

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan, secara umum dapat disimpulkan KGS, KBK, dan pemahaman konsep KBA mahasiswa dapat dikembangkan melalui Model Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan Alam (MPPM-KBA). Secara khusus dapat disimpulkan bahwa:

1. Karakteristik MPPM-KBA: Pembelajaran berpusat pada mahasiswa, dosen bertindak sebagai fasilitator, proyek bersifat open ended, produk berupa isolat, dan mahasiswa bekerja dalam kelompok kecil. Komponen MPPM-KBA terdiri atas orientasi masalah, perancangan praktikum, presentasi proposal praktikum, implementasi kegiatan praktikum, presentasi hasil praktikum, evaluasi kegiatan praktikum dan analisis konsep KBA kompleks.

2. a). Hasil observasi penerapan KGS menunjukkan indikator membangun

konsep, hukum sebab akibat, pengamatan langsung dan tak langsung, kerangka logika taat-asas dari hukum alam, dan kesadaran akan skala besaran dikembangkan secara dominan oleh mahasiswa.

b). Walaupun tidak terdapat perbedaan n-gain KGS yang signifikan antara kedua kelas, kemampuan pengamatan tak langsung dan hukum sebab akibat kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. %N-gain tertinggi dengan MPPM-KBA terjadi pada indikator kemampuan membangun konsep (66,69%) dan terendah terjadi pada indikator pengamatan tak langsung (57,39%).

3. a). Hasil observasi penerapan KBK menunjukkan sub indikator menentukan tindakan, berinteraksi dengan orang lain, melakukan induksi dan menilai induksi, menilai kredibilitas sumber informasi, melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi, melakukan deduksi dan menilai deduksi, mendefinisikan dan menilai definisi, dan memfokuskan pada pertanyaan dikembangkan secara dominan oleh mahasiswa.

b). Peningkatan KBK mahasiswa yang belajar dengan MPPM-KBA secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar dengan model praktikum verifikatif. %N-gain KBK tertinggi dengan MPPM-KBA


(5)

Aliefman Hakim, 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM

|

terjadi pada indikator menentukan suatu tindakan (memilih kritetia untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin) sebesar 69,71% dan terendah terjadi pada indikator menyimpulkan: membuat dan menentukan nilai pertimbangan (menimbang dan membuat keputusan) sebesar 47,42%.

4. Peningkatan penguasaan konsep KBA yang belajar dengan MPPM-KBA

secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar dengan model praktikum verifikatif. %N-gain tertinggi penguasaan konsep KBA kelas eksperimen terjadi pada konsep fraksinasi sebesar 76,29% (kategori tinggi) dan terendah pada konsep KLT sebesar 20,50% (kategori sedang). Persentase miskonsepsi tertinggi posttest kelas eksperimen terjadi pada label konsep konsep KLT (32,26%) dan persentase tidak tahu konsep tertinggi terjadi pada label konsep NMR (29,04%).

5. Mahasiswa memberikan tanggapan positif terhadap MPPM-KBA.

6. Kelebihan MPPM-KBA merangsang mahasiswa untuk belajar interdisipliner dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa merancang sendiri kegiatan praktikumnya, sehingga dapat meningkatkan KGS, KBK, dan pemahaman konsep KBA mahasiswa. Kekurangan MPPM-KBA membutuhkan waktu dan biaya yang lebih banyak dibanding praktikum verifikatif.

B. Implikasi

Temuan-temuan dari hasil penelitian ini, memberikan beberapa implikasi sebagai berikut.

1. MPPM-KBA dapat menjadi alternatif kegiatan praktikum untuk perkuliahan KBA yang selama ini tidak didukung oleh kegiatan praktikum.

2. MPPM-KBA dapat menjadi alternatif model praktikum untuk

mengembangkan KGS, KBK, dan pemahaman konsep KBA mahasiswa. C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Agar diperoleh pengembangan KGS dan KBK yang lebih kontras antara MPPM-KBA dan model praktikum verifikatif, masih diperlukan penelitian


(6)

Aliefman Hakim, 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM

|

lanjutan dengan penekanan pada beberapa indikator KGS dan KBK dengan perbedaan peningkatan yang masih rendah pada kedua kelas.

2. Penggunaan MPPM-KBA terbukti mampu meningkatkan KBK, sehingga

perlunya dipertimbangkan untuk penelitian lanjutan apakah MPPM-KBA dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lain.


Dokumen yang terkait

Hubungan pemahaman konsep dengan keterampilan berpikir kritis melalui model pembelajaran treffinger pada mata kuliah fisika dasar

0 16 10

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM.

0 13 54

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM.

0 11 54

PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM KONTEKSTUAL PADA PRAKTIKUM FISIKA DASAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP.

4 21 83

PEMBELAJARAN ELEKTROLISIS BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN REPRESENTASI SUBMIKROSKOPIK KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU.

0 0 31

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PORTOFOLIO ELEKTRONIK APE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA PADA PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK.

0 5 79

PEMBELAJARAN SISTEM SARAF BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP, KETERAMPILAN GENERIK SAINS, DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 28

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM - repository UPI D IPA 1101227 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM - repository UPI D IPA 1101227 Title

0 0 3

PERAN ELGAS DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA FISIK DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA

0 0 11