KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN (VFA, NH3, dan pH) JERAMI AMONIASI YANG DICAMPUR DARAH LIMBAH RPH SECARA IN VITRO.

KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN (VFA, NH3, dan pH) JERAMI AMONIASI YANG
DICAMPUR DARAH LIMBAH RPH SECARA IN VITRO

SKRIPSI

Oleh :
CRISTIN ARITONANG
0810612271

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2012

KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN (VFA, NH3, dan pH) JERAMI AMONIASI YANG
DICAMPUR DARAH LIMBAH RPH SECARA IN VITRO

CRISTIN ARITONANG, dibawah bimbingan
Prof.Dr.Ir. Hermon, M.Agr dan Riesi Sriagtula, S.Pt , MP
Program Studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang 2012


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jerami amoniasi yang dicampur
dengam darah limbah RPH terhadap karakteristik cairan rumen (VFA, NH3, dan pH). Materi
yang digunakan adalah jerami amoniasi dan jerami amoniasi yang dicampur dengan darah
limbah RPH , cairan rumen yang diambil dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) kecamatan
Kuranji Padang, larutan Mc Dougall’s sebagai saliva buatan,. Metoda yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) pola faktorial dengan dua kali ulangan. Perlakuan terdiri dari faktor A yaitu faktor jerami
(A1 = jerami amoniasi, A2 = jerami amoniasi dicampur darah limbah RPH) , dan faktor B adalah
lama fermentasi ( 1, 3, 6, 12, 24, dan 48) jam. Peubah yang diukur adalah produksi VFA,
produksi NH3, dan pH cairan rumen. Hasil penelitian didapatkan bahwa produksi VFA jerami
amoniasi yang dicampur darah relatif lebih tinggi yaitu sekitar 68,26 – 106,91 mM, dan juga
produksi NH3 yang relatif tinggi berkisar 36,5 - 60,94 mM, pada pH menunjukkan nilai yang
relatif sama karena adanya saliva buatan (Mc. Douggall’s). Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa dengan pengolahan jerami amoniasi yang dicampur dengan darah limbah
RPH lebih berkualitas, ditandai oleh produksi VFA dan NH3 yang relatif lebih tinggi.
Kata Kunci : Jerami amoniasi, limbah darah RPH, Karakteristik cairan rumen (VFA, NH3, dan
pH)


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
Kami dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh:
CRISTIN ARITONANG
Karakteristik Cairan Rumen (VFA,NH3,dan pH) Jerami Amoniasi yang Dicampur dengan
Limbah Darah dari RPH Secara Invitro
Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan
Menyetujui :
Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Hermon, M.Agr

Riesi Sriagtula, S.Pt, MP

NIP. 131289375

NIP. 132317307


Tim Penguji

Nama

Tanda Tangan

Ketua

Prof. Dr. Ir. Hermon, MAgr

Sekretaris

Dr. Ir. Rusmana, WSN.M.Rur.Sc

Anggota

Riesi Sriagtula, S.Pt, MP

Anggota


Dr. Ir. Fauzia Agustin, MS

Anggota

Ir. Erpomen, MP

Anggota

Dr. Ir. Rusmana, WSN.M.Rur.Sc

....………
…………
…………
………....
…………
.

…………


Mengetahui :
Dekan Fakultas Peternakan

Ketua Jurusan

Universitas Andalas

Program Studi Peternakan

Dr.Ir.H. Jafrinur,MSP

Prof. Dr. Ir. Mirzah, MS

NIP. 196002151986031005

NIP. 195805151986031004

Tanggal lulus : 23 April 2012

I.


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Umumnya di Sumatera Barat dengan semakin menyempitnya atau menghilangnya
padang penggembalaan/sawah akibat berubah fungsi menjadi lahan pemukiman atau lahan
industri, menyebabkan semakin sulit mendapatkan tempat menyabit rumput. Oleh karena itu,
peternak sapi mencukupi kebutuhan pakan untuk ternak ruminansia dicampur dengan hijauan
lain, misalnya dengan jerami padi tanpa diolah terlebih dahulu. Dalam hal ini tujuannya adalah
agar ternaknya kenyang (kenyang perut) tanpa memperhitungkan kebutuhan gizinya (kenyang
fisiologis). Pemanfaatan jerami padi sebagai pengganti rumput mempunyai faktor pembatas yaitu
serat yang terikat dengan lignin/ silica yang tinggi, sehingga kecernaannya rendah. Oleh karena
itu perlu dilakukan amoniasi yaitu amoniasi dengan urea sehingga diharapkan kecernaannya
meningkat.
Darah sebagai limbah rumah pemotongan hewan (RPH) merupakan limbah yang belum
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Jumlahnya dari tahun ketahun semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya pemotongan ternak sapi. Darah adalah sumber protein tinggi untuk
pertumbuhan ternak. Agar diperoleh pertumbuhan mikroba rumen lebih optimal dan efisiensi
pakan, maka suplai NH3 (N- protein) hasil degradasi protein pakan harus sinkron dengan suplai
energi (adenosine triphosphat atau ATP) yang dilepaskan terutama hasil fermentasi karbohidrat

pakan dalam rumen, sehingga pemanfaatan protein yang terdegradasi dalam rumen lebih
maksimal (Hermon, 2011).

Tingkat degradasi protein tepung darah memiliki laju yang rendah yang disebabkan
adanya ikatan disulfide pada tepung darah (Bach et al. 2005), sama halnya juga dengan laju
degradasi BO (bahan organik) jerami padi (kaya karbohidrat berserat atau structural
carbohydrate) yang sama memiliki laju degradasi yang lambat yang disebabkan tingginya
silica/lignin (Komar, 1984). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat degradasi zat-zat
makanan di dalam rumen adalah jenis makanan yang dikonsumsi, yang secara langsung akan
mempengaruhi kondisi rumen dan aktivitas mikroorganisme (Orskov, 1982)
Berdasarkan pernyataan di atas dan merujuk kepada metoda pembuatan tepung darah
dengan cara absorpsi (Mann, 1980), bahwa dilakukannya perlakuan pencampuran darah dari
rumah potong hewan (RPH) dengan jerami padi yang telah diamoniasi (sebagai absorben) akan
memberikan beberapa keuntungan. Pertama, memanfaatkan bahan polutan RPH menjadi bahan
pakan ternak sebagai sumber protein yang masih tergolong unkonvensional di Sumatera Barat;
Kedua, menyelamatkan pencemaran lingkungan akibat pembuangan darah RPH ke badan air;
Ketiga, meningkatkan tingkat degradasi protein darah dan degradasi BO jerami akibat proses
pengeringan yang cepat (cairan darah banyak terserap serat jerami ) dan akibat proses amoniasi
jerami; Keempat, menghasilkan suatu bahan pakan yang lebih sinkron pelepasan N-protein dan
energinya dalam suatu rumen dan akan diperoleh sintesis protein mikroba.

Hasil penelitian (Hermon, 2011), bahwa pemakaian campuran 40% jerami padi amoniasi
dan 5% tepung darah dalam ransum dapat menggantikan hijauan (rumput) dan ampas tahu
berturut-turut sebanyak 40% dan 9%. Dari kondisi ini diharapkan pencampuran jerami padi
amoniasi dengan limbah darah dapat meningkatkan efisiensi sintesis protein mikroba dan
aktivitasnya dalam pembentukan VFA.

Adanya aktivitas mikroba di dalam rumen, akan menyebabkan terjadinya perubahan
karakteristik cairan rumen terutama VFA, NH3 dan pH. Perubahan pH terjadi karena tidak
seimbangnya antara produksi degradasi protein dengan VFA yang merupakan hasil dari
degradasi karbohidrat, terutama degradasi serat kasar. Kedua produk tersebut merupakan zat
yang terpenting dalam pembentukan protein mikroba dalam rumen. Berdasarkan hal diatas maka
dilakukanlah penelitian yang berjudul karakteristik cairan rumen (VFA, NH3, pH) dari ransum
yang memakai campuran darah dengan jerami amoniasi.
B. Perumusan Masalah
Sejauhmana tingkat fermentabilitas yang terjadi pada rumen yang dihasilkan dari
degradasi protein darah dan degradasi BO jerami padi amoniasi yang dicampur darah limbah
RPH yang kedua bahan tersebut sama-sama lambat degradasinya dalam rumen, sehingga
diperoleh sinkronisasi pelepasan N dan energi dalam rumen yang tinggi pertumbuhan mikroba
rumen dan tinggi pula fermentabilitas yang terjadi dalam rumen.
C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fermentabilitas dari jerami amoniasi yang
dicampur darah limbah RPH di dalam rumen.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan jerami padi dan darah limbah
RPH sebagai pakan ternak dari jerami padi amoniasi yang dicampur dengan darah limbah RPH
tersebut.

E. Hipotesis Penelitian
Dari uraian diatas dapat ditarik suatu hipotesis bahwa pencampuran jerami padi amoniasi
dengan darah limbah RPH akan meningkatkan fermentabilitas (VFA dan NH3) dalam rumen.