ANALISIS KONSEP WILAYATUL FAQIH DALAM PEMIKIRAN POLITIK
ANALISIS KONSEP WILAYATUL FAQIH DALAM
PEMIKIRAN POLITIKDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Politik (S. Ip) Jurusan Ilmu Politik
Fakultas Ushuluddin
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
ANALISIS KONSEP WILAYATUL FAQIH DALAM
PEMIKIRAN POLITIK AYATULLAH IMAM KHOMAENI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Politik (S. Ip) Jurusan Ilmu Politik
Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar
Oleh :
GHALIB ALYDRUS
30600108029
FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
ANALISIS KONSEP WILAYATUL FAQIH DALAM
IMAM KHOMAENI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar
POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah karya penyusun sendiri. Jika kemudian hari terbukti ini merupakan duplikat, tiruan atau dibuat dari orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.
Makassar, 17 Desember 2013 Penulis
GHALIB ALYDRUS NIM: 30600108029
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing penulis skripsi saudara Ghalib Alydrus, NIM : 30600108029, Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik pada Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul “Analisis Konsep Wilayatul Faqih Dalam Pemikiran
Politik Ayatullah Imam Khomaeni”. Memandang bahwa skripsi tersebut telah
memenuhi syarat-syarat ilmiah dan disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.Demikian persetujuan ini diberikan untuk di pergunakan dan diproses lebih lanjut.
Makassar, 9 Desember 2013 Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Ibrahim, M.Pd. Ismah Tita Ruslin, S.Ip, M.Si.
NIP : 19590602 199403 1 001 NIP : 19730219 200003 1 003
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul, “Analisis Konsep Wilayatul Faqih Dalam
Pemikiran Politik Ayatullah Imam Khomaeni” yang disusun oleh Ghalib
Alydrus, NIM : 30600108029, Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik pada Fakultas
Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Selasa, 17 Desember 2013 dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik, dengan beberapa perbaikan.
Makassar, 25 Desember 2013
DEWAN PENGUJI :
Ketua : Drs. Tasmin Tangareng, M.Ag ( ) Dr. Syafruddin Jurdi, M.Si. Munaqisy I :
( ) Munaqisy II : Dra. Hj. Marhaeni Saleh, M.Si. ( ) Pembimbing I : Drs. H. Ibrahim M.Pd. ( ) Pembimbing II : Ismah Tita Ruslin S.Ip, M.Si. ( )
Diketahui oleh: Dekan Fakultas Ushuluddin. Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag.
Nip: 19691205 199303 1 001
KATA PENGANTAR
ﱢبَر ِ ِ ُﺪْﻤَﺤﻟْا ِﮫﻟِا َﻰﻠَﻋَو ًﺪﱠﻤَﺤُﻣ ﺎَﻧِﺪﱢﯿَﺳ َﻦْﯿِﻠَﺳْﺮُﻤﻟْاَو ِءﺎَﯿِﺒﻧَﻻْا ِفَﺮْﺷَا َﻰﻠَﻋ ُمَﻼﱠﺴﻟاَو ُةَﻼﱠﺼﻟاَو َﻦْﯿِﻤَﻠَﻌﻟْا ُﺪْﻌَﺑ ﺎﱠﻣَا ُﻦْﯿِﻌَﻤْﺟَا ِﮫِﺑﺎَﺤْﺻَاَوKupersembahkan cintaku pada Ilahi, atas segala anugrah kesempurnaan-Nya, hingga pada pencerahan epistemologi atas seluruh kesadaran alam semesta.
Bimbinglah kami menuju cahaya-Mu, dan tetapkanlah pada orbit kebenaran Islam sejati.
Shalawat dan salam atas Rasulullah sang revolusioner sejati, sang pemimpin agung yang telah merubah pasir-pasir gurun menjadi mesiu-mesiu peradaban yang menggetarkan Mongol dan Roma. Juga para keluarganya yang suci serta para sahabatnya sebagai penggenggam cahaya Islam.
Penulis amat menyadari bahwa dari awal penulisan hingga akhirnya penulisan skripsi ini telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan, motivasi, pikiran, tenaga dan doa. Olehnya itu, selayaknya penulis menyampaikan terimah kasih sebesar-besarnya atas bantuan dan andil dari mereka semua, baik materil maupun moril. Untuk itu, terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Kepada kedua orang tua penulis Ibu tercinta (Aisyah Bin Yahya) dan Ayahanda (Sy. Umar Alydrus) yang telah mengasuh, menyayangi, menasehati, membiayai dan mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
2. Kepada saudara-saudaraku Rugayyah Alydrus S.Farm, Apt., M.Si., Nur Laela Alydrus S.Si, Resa Haydar alydrus, dan Ahmad Nauval Alydrus yang senantiasa memberikan saya motivasi untuk dapat segera menyelesaikan studi.
3. Kepada keluarga besarku yang selama ini memberikan bimbingan serta dukungan agar mampu menyelesaikan studi dan mendapatkan hasil yang baik.
4. Prof. Dr. H. A. Qadir. Gassing HT, M. S. selaku Rektor beserta Wakil Rektor I, II, III, dan IV UIN Alauddin Makassar.
5. Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag., selaku Dekan beserta Wakil Dekan I, II, III, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar.
6. Dr. Syafruddin Jurdi, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Ilmu Politik dan Andi Muhammad Ali Amiruddin, MA., sebagai sekertaris Jurusan Ilmu Politik.
7. Drs. H. Ibrahim M.Pd., sebagai pembimbing I dan Ismah Tita Ruslin S.Ip, M.Si., sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
8. Para dosen, staff dan karyawan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar.
9. Kepada kakanda Muhammad Amin, S.Fil.I., Muhammad Ramli (Ramezt), Henriono Minda, S.Fil., kanda Andi Amiruddin, S.Fil.I., Ismail, S.Th.I., Islamuddin S.Fil.I , dan Nur Ramadlan La Udu, serta seluruh kakanda di Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Ushuluddin dan Filsafat merekalah yang membimbingku dalam menyelami samudera Tauhid dan selalu memotivasi untuk
10. Untuk para sahabat dan dinda di Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Ushuluddin Dan Filsafat terima kasih atas segala perhatian, yang selalu memberikan dorongan dan semangat buat penulis.
11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 baik dari jurusan Ilmu Politik maupun jurusan lainnya yang bersama-sama menjalani suka dan duka selama menempuh pendidikan di Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Good Luck. Tak terkecuali semua rekan-rekan mahasiswa khususnya Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, yang banyak memberikan bantuannya, baik moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini.
Sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang membangun, senantiasa diharapkan.
Semoga Allah swt. memberikan balasan yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa, kebaikan serta bantuan yang diberikan. Akhirnya kepada Allah swt. jualah kami memohon rahmat dan hidaya-Nya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi agama, bangsa dan Negara. amin.
Wassalam,
Makassar, 17 Desember 2013 Penulis
GHALIB ALAYDRUS NIM: 30600108029
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ iv KATA PENGANTAR ....................................................................................... v DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR TRANSLITERASI .......................................................................... x ABSTRAK ........................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1-18
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5 C. Pengertian Judul ......................................................................... 6 D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8 E. Kerangka Teori ............................................................................ 10 F. Metode Penelitian ........................................................................ 15 G. Tujuan dan Kegunaan .................................................................. 17 H. Garis-garis Besar Isi Skripsi ........................................................ 18BAB II GAMBARAN UMUM ...................................................................... 19-31
A. Biografi Ayatullah Imam Khomaeni .......................................... 19 B. Kehidupan Ayatullah Imam Khomaeni Pra dan Pasca Revolusi ....................................................................................... 20 BAB III KONSEP WILAYATUL FAQIH DALAM PEMIKIRAN POLITIK AYATULLAH IMAM KHOMAENI ........................... 32-54 A. Asal Usul Munculnya Konsep Wilayatul Faqih .......................... 32 B. Bentuk dan Struktur Pemerintahan Wilayatul Faqih ................... 45BAB IV DEMOKRATISASI DI REPUBLIK ISLAM IRAN ..................... 55-70
A. Demokrasi dalam pandangan Ayatullah Imam Khomaeni .......... 55 B. Demokrasi di Rebublik Islam Iran pasca revolusi ....................... 59
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 71-73
A. Kesimpulan .................................................................................. 71 B. Saran-Saran.................................................................................. 73 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 74 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 77DAFTAR TRANSLITRASI A.
م kh : خ t} :
Hamzah ( ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).
غ y : ي
و r : ر g :
‘ : ع w :
ه z\ : ذ
د z{ : ظ h :
ط n : ن d :
ح d{ : ض m :
Transliterasi 1.
ص l : ل h{ :
ك j : ج{ s} :
ث sy : ش k :
س q : ق s\ :
ف t : ت s :
ب z : ز f :
Konsonan Huruf-huruf bahasa Arab ditransliterasi ke dalam huruf Latin sebagai berikut: b :
2. Vokal dan Diftong Vokal atau bunyi (a), (i), dan (u) ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:
Vokal Pendek Panjang Fath{ah a
ā Kasrah i i> D{ammah u u>
B.
Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah : 1. swt.
= subh ānuhū wa ta’ālā 2. saw.
= sall ā Allāhu ‘alayhi wa sallam 3. a.s.
= ‘alaayhi al-sal ām 4. H
= Hijrah 5. M
= Masehi 6. SM
= sebelum Masehi 7. w.
= Wafat 8. Q.S …(…): 4
= Quran, Surah …, ayat 4
ABSTRAK
Nama Penyusun : Ghalib Alydrus Nim : 30600108029 Fak/Jur : Ushuluddin, Filsafat dan Politik/Ilmu Politiik JudulSkripsi :“Analisis Konsep Wilayatul Faqih Dalam Pemikiran Politik
Ayatullah Imam Khomaeni”
Penelitian ini mengangkat konsep tentang Wilayatul Faqih dalam pemikiran Ayatullah Imam Khomaeni. Wilayatul Faqih menjadi bahan perbincangan dikalangan pemikir-pemikir pro demokrasi. Seiring dengan itu tuntutan demokrasi cukup deras dari dunia Internasional. Dalam rangka menjawab permasalahan diatas, penulis mencoba melihat Wilayatul Faqih secara teoritis dan penerapannya di Republik Islam Iran. Ayatullah Imam Khomaeni dalam merumuskan Wilayatul Faqih tidak mengabaikan hak-hak rakyat. Peran ulama dan rakyat dibutuhkan dalam roda pemerintahan di Republik Islam Iran, hal ini dapat dilihat dari beberapa momentum pemilu yang terselenggara di Negeri Mullah tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yakni dengan cara mengumpulkan data-data melalui buku-buku, literatur serta referensi yang berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Berdasarkan buku-buku, literatur serta referensi, penulis melakukan analisis terhadap data-data yang dikumpulkan. Hal demikian penulis lakukan guna mengungkap berbagai teori, pandangan hidup dan pemikiran-pemikiran orisinal sang tokoh.
Hasil penelitian ini menggambarkan tentang konsep Wilayatul Faqih yang secara struktural memiliki persamaan dengan sistem pemerintahan demokrasi. Pemikiran politik Ayatullah Imam Khomaeni tersebut menjelaskan bahwa kekuasaan mutlak ada ditangan Allah swt.. Namun, beliau tidak mengabaikan rakyat dalam pengambilan keputusan melalui perwakilan mengingat rakyat adalah salah satu instrumen suatu pemerintahan.
Kata Kunci : Wilayatul Faqih, Pemikiran Politik, Imam Khomaeni
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khasanah pemikiran dalam dunia Islam telah membawa para filosof muslim
dan ulama untuk berfikir keras dalam menyelesaikan permasalahan yang hadir ditengah-tengah umat Islam. Hegemonisasi Barat terus berkembang kepada umat muslim dengan corak pemikiran yang telah jauh dari nilai-nilai Islam, mulai dari berpakaian, gaya hidup hingga pemikiran sekularisme. Hal seperti demikian sangat mudah terpolarisasi kepada umat muslim sehingga umat muslim mengalami kemunduran ilmu pengetahuan, menjadikan tali persaudaraan sebagai pertimbangan terakhir dalam bertindak serta melupakan beberapa hal yang menjadi pesan-pesan Rasulullah saw.. Bangsa Barat yang didominasi oleh agama Yahudi dan Nasrani telah menunjukkan apa yang telah disampaikan QS. al-Baqarah ayat 120 yang berbunyi:
Terjemahnya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. al-Baqarah [2]: 120).
2 Berdasarkan ayat di atas penulis melihat bahwa mereka (Yahudi dan Nasrani) tidak akan pernah berhenti untuk melakukan hal yang sesuai dengan keinginannya termasuk imperialisme, baik secara materil maupun moril. Dan harus diakui bahwa
1
mereka mempunyai pengaruh yang lebih besar dari yang dibayangkan orang. Ayat di atas menjelaskan berkenaan dengan agama, tetapi penulis melihat pada sisi kebudayaannya sebab hari ini mereka memasukkan ideologinya melalui budaya. Bagi penulis, tidak masalah mengadopsi budaya lain akan tetapi semua itu harus tetap menyadari perbedaan aneka ragam budaya yang masuk ditengah-tengah masyarakat.
Sebuah kekeliruan, dikarenakan aneka ragam budaya yang masuk tidak tersaring dengan baik sehingga dapat menjadi wabah penyakit ditengah-tengah masyarakat dalam melemahkan iman. Hal paling kecil yang dapat dilihat adalah proses hegemonisasi model-model pakaian yang tidak sesuai dengan karakteristik budaya Indonesia secara khusus dan budaya Timur secara umum. Parahnya, dipropagandakan sebagai sesuatu yang modern dan yang mengingkarinya dianggap tertinggal. Hal ini sama ketika mereka menjadikan demokrasi sebagai sistem pemerintahan nomor satu dipenjuru dunia sehingga jauh lebih mudah memahami perjuangan kelompok-kelompok pro demokratis untuk menerapkan demokrasi yang substansial karena tersandra kaum kapital daripada mencoba berfikir tentang adanya sistem alternatif yang lebih adil dan manusiawi.
1
3 Berdasarkan aspek sejarah, dunia pernah disibukkan dengan Perang Dunia I dan Perang Dunia II yang semuanya dipertautkan sebagai perang ideologi, perang ideologi yang dimaksud adalah perang antara ideologi kapitalisme dan sosialisme yang belakangan kapitalisme mendominasi dunia. Bangsa Barat menjadikan sistem demokrasi sebagai sampul gerakannya agar mudah diterima disetiap negara-negara, akan tetapi pada dasarnya yang ingin diterapkan adalah sistem kapitalisme itu sendiri.
Disuarakanlah demokrasi sebagai sistem politik yang paling baik dari segi peningkatan kualitas pemberdayaan masyarakat serta dalam tatanan pemerintahannya sehingga kiranya negara-negara berkewajiban untuk menggunakan sistem tersebut. Hal ini terbukti 2 tahun terakhir ini ketika bola salju protes rakyat yang terjadi di negara-negara Timur Tengah yang telah lama dipimpin oleh penguasa yang tirani.
Jika diamati lebih cermat, ada pola yang hampir sama terkait gelombang protes rakyat tersebut. Demokratisasi menjadi sebuah ikon yang paling digembar-gemborkan
2 sebagai tuntutan rakyat.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di negara Timur Tengah dalam kacamata internasional pasti mempunyai pengaruh terhadap posisi bangsa Barat yang disisi lain, pro terhadap pemerintah namun juga pro terhadap kubu oposisi. Isu hangat yang mereka angkat yakni menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dalam negara dan menenggelamkan sistem diktatorian yang sangat haus akan kekuasaan dan harta.
4 Black campain terhadap para penguasa Timur Tengah terus dipropagandakan di media internasional hingga akhirnya terjadilah revolusi di sebagian negara Timur Tengah, terjadinya revolusi membuat rakyat berada dalam puncak kesenangan karena telah menjatuhkan penguasa. Kesalahan yang terjadi di negara Timur Tengah yakni minimnya fasilitas sarana dan prasarana pasca revolusi sehingga yang terjadi hanyalah perubahan gerak aksidental, efek pasca revolusi pun tidak terlalu mempengaruhi masalah-masalah penting dalam tatanan negara.
Revolusi yang terjadi di Timur Tengah sangat berbeda dengan revolusi pada Tahun 1979. Ketika dunia disibukkan untuk menata kembali negaranya masing- masing pasca perang dunia kedua. Terjadi peristiwa yang menggegerkan dunia yakni
3
sebuah revolusi yang didasari oleh nilai-nilai aqidah Islam, dan membuat bangsa Barat tidak percaya tentang hal tersebut mengingat revolusi besar dunia hanya dilakukan oleh aliran pemikiran non agama seperti revolusi industri di Inggris maupun revolusi sosialis di Amerika Latin. Revolusi Islam tersebut terjadi di daratan Timur Tengah yang saat ini disebut Negara Republik Islam Iran.
Ayatullah Imam Khomaeni memiliki jiwa yang bersih dan senantiasa menjadikan spirit juang Rasulullah saw. sebagai spiritnya sehingga beliau mampu melakukan revolusi Islam di Iran dengan konsep yang disebut wilayatul faqih.
Wilayatul faqih adalah sebuah sistem politik yang didalamnya termuat nilai-nilai
Islam dalam penerapannya sehingga tidak membawa masyarakat pada kesengsaraan 3
5
4
dunia yang tidak berakhir. Sejak tahun 1979, wilayatul faqih masih tetap bertahan, hal ini memperkuat asumsi bahwa Islam memiliki sistem politik yang tidak kalah baik dari sistem politik yang ditawarkan oleh bangsa barat.
Berbeda dengan pembahasan sebelumnya, revolusi yang terjadi di Timur Tengah yang dijelaskan penulis diatas adalah revolusi yang bersifat aksiden dikarenakan pasca revolusi masih banyak masalah-masalah susbstansi dalam tatanan kenegaraan yang belum terselesaikan, sedangkan revolusi yang terjadi di Republik Islam Iran telah membuktikan bahwa perubahan yang terjadi adalah perubahan substansi sebab pra revolusi segala sarana dan prasarana telah siap sehingga ketika revolusi dilaksanakan secara kolektif oleh masyarakat disana, para pelaku revolusi tidak disibukkan lagi untuk berfikir tentang tatanan pemerintahan. Hal ini mirip yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. yang melakukan revolusi di daratan Arab dengan telah menyiapkan segala sesuatu hal yang berasal dari Allah swt.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, serta untuk memperjelas isi skripsi ini, maka penulis akan merumuskan dan membatasi beberapa permasalahan yang relevan dengan judul skripsi ini yang terdiri dari permasalahan pokok yakni “analisis konsep wilayatul faqih dalam pemikiran politik Ayatullah
Imam Khomaeni”. Berdasarkan pokok tersebut di atas, penulis akan memilih dua
rumusan masalah sebagai berikut: 4
6
1. Bagaimana konsep wilayatul faqih dalam pemikiran politik Ayatullah Imam Khomaeni?
2. Bagaimana demokrasi dalam pandangan Ayatullah Imam Khomaeni dan penerapannya di Republik Islam Iran?
C. Pengertian Judul
Untuk menghindari adanya kesalahan dalam memahami judul ini, maka penulis memandang perlu untuk mengemukakan pengertian judul sikripsi ini. Adapun judul sikripsi yang dimaksud adalah “analisis konsep wilayatul faqih dalam pemikiran politik Ayatullah Imam Khomaeni”.
Kata analisis memiliki makna yang berbeda setiap bidang. Namun, penulis menggunakan pengertian analisis menurut kamus besar Bahasa Indonesia. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan
5 pemahaman arti keseluruhan.
Defenisi konsep adalah Rancangan yang ditulis yang sifatnya sebagai
6 gambaran awal; cita-cita yang telah ada dalam benak ataupun pikiran.
Wilayatul Faqih berasal dari dua kata yakni Wilayah dan Faqih. Kata Wilayah dalam bahasa Arab berasal dari kata Wali yang memiliki makna sebagai teman, setia/ berbakti, pendukung atau penyokong. Sedangkan makna yang lain kata wilayah ialah kekuasaan (tertinggi) dan penguasaan, kepemimpinan dan pemerintahan. Kata 5 Tim primapena “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia” (gitamedia press) h. 50.
7 wilayah dalam Wilayatul Faqih bermakna pemerintahan dan administrasi atau pengelolaan. Kata Faqih dimaknai sebagai kepahaman, kepahaman terhadap sesuatu perkara bidang ilmu. Dengan kata lain, jika seseorang itu benar-benar memahami sesuatu disiplin ilmu itu, maka dia digelar sebagai fuqaha atau faqih dalam ilmunya. Wilayatul Faqih adalah sebuah sistem pemerintahan yang dipegang oleh para faqih(ulama) sebagai pelanjut garis kenabian dan keimamahan dalam mazhab syiah
7 Imamiyah yang berlaku di Negara Republik Islam Iran. Pemikiran biasanya
termaknai sebagai predikat ataupun obyek, pemikiran yang bersifat predikat adalah sebuah interpretasi terhadap teks dan konteks sedangkan pemikiran yang bersifat obyek adalah kesimpulan dari interpretasi itu sendiri.
Politik dalam bahasa arabnya disebut “siyasah” atau dalam bahasa inggrisnya
8
“politics” sehingga politik itu sendiri berarti cerdik atau bijaksana. Asal mula kata politik itu sendiri berasal dari kata “polis” yang berarti “Negara Kota” dengan politik berarti ada hubungan khusus antara manusia yang hidup bersama, dalam hubungan
9
itu timbul aturan, kewenangan, dan akhirnya kekuasaan. Secara terminologi, politik adalah sesuatu yang membicarakan tentang bagaimana meraih kekuasaaan serta menjalanan kekuasaan dengan metode-metode efektif. Politik memiliki beberapa konsep-konsep pokok, seperti negara (state), kekuasaan (power), Pengambilan 7 Sabara Nuruddin, Sistem Wilayatul Faqih: Telaah Kritis atas Pemikiran Ayatollah
Khomaeni(Studi Analisis Dengan Pendekatan Siyasah Syar’iyyah), skripsi, fakultas Syariah IAIN
Alauddin Makassar,2005,h.8 8 Inu Kencana Syafiee, Ilmu Politik. (cet 1; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000)h. 188 keputusan (decisionmaking), Kebijaksanaan (policy) dan Pembagian (distribution)
10 atau lokasi (allocation).
Ayatullah Imam Khomaeni adalah seorang filofos muslim sekaligus ulama yang menggetarkan dunia pada tahun 1979 berkat revolusi yang diprakarsainya di Negara Republik Islam Iran. Ia adalah seorang penulis yang bukunya telah ditranslate kebeberapa macam bahasa dan telah berkomitmen untuk menyampaikan pesan-pesan Allah swt. melalui Rasulullah saw. agar Kalimat-Nya membumi. Bagi orang-orang Iran beliau adalah tokoh yang selalu dikenang sebab telah melepaskan bangsa Iran dari derasnya arus kediktatoran penguasa.
Analisis konsep wilayatul faqih dalam pemikiran politik Ayatullah Imam Khomaeni adalah penguraian serta penelaahan teks dan konteks terhadap konsep wilayatul faqih yang digagas oleh Ayatullah Imam Khomaeni.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini Penulis merujuk kepada karya-karya atau hasil penelitian tentang Wilayahtul Faqih. Ayatullah Imam Khomaeni menulis buku “Hukumat Islami” dalam bahasa Persia yang kemudian diterjemahkan kedalam Buku “Pemikiran Politik Islam dalam Pemerintahan” yang diterbitkan oleh Shadra Press.
Dalam buku ini memuat tentang standar-standar tatanan pemerintah yang sesuai dengan kriteria Islam dan menjadikan seorang Faqih sebagai kepala pemerintahan.
10
9 “Revolusi Iran dalam Timbangan Islam” yang tulis oleh Asy Syekh
Muhammad Mandhur Nu’mani. Dalam buku ini banyak menjelaskan tentang pahaman Syiah yang melandasi revolusi Islam Iran. Pahaman Syiah yang dimaksud adalah pandangannya terhadap konsep Imamah yang dijadikan salah satu pokok iman dan hal tersebut berlaku pada tindakan politik maupun Fiqh secara umum.
“Negara Ilahiah, suara Tuhan suara Rakyat” yang dikeluarkan oleh Mehdi Hadavi Tehrani, Professor of Internasional Center of Islamic Studies. Buku ini ingin menjawab tentang benarkah suara Tuhan mengikut suara rakyat? Dan menjadikan demokrasi liberal sebagai perbandingan kajian yang mengabaikan hak-hak minoritas. Buku ini sangat menarik sebab melakukan pengkajian tentang tokoh-tokoh yang membicarakan masalah Wilayahtul Faqih sebelum Ayatollah Imam Khomaeni.
“Sistem Politik Islam” yang ditulis oleh Sayid Muhammad Baqir ash- Sahadar.Buku ini mengkaji model pemerintahan Islam, menyodorkannya sebagai alternative yang layak, dan sekaligus membuktikan keunggulannya sebagai the only
solution untuk mengatasi problem kemanusiaan dibidang pemerintahan. Buku ini
memuat tentang struktur doktrin pemerintahan Islam, individu, keimanan, nilai moral hingga perkembangan ijtihad dan Imamah, serat implementasi dan pilihan bentuk pemerintahan Islam.
“Sistem Wilayatul Faqih: Telaah Kritis atas Pemikiran Ayatullah Khomaeni
(Studi Analisis Dengan Pendekatan Siyasah Syar’iyyah)” salah satu skripsi yang juga
membahas tentang konsep wilayatul faqih dengan menggunakan pendekatan siyasah
10 Fakultas Syariah. Dalam Skripsi ini, ia banyak membahas tentang landasan dasar, bentuk dan struktur pemerintahan serta peranan Ulama dan masyarakat dalam pemerintahan Wilayatul Faqih. Perbedaan skripsi Kanda Sabara Nuruddin dengan skripsi yang dibuat oleh Penulis yakni Penulis membahas tentang awal munculnya konsep Wilayatul Faqih serta bagaimana tindakan seorang Imam Khomaeni dalam melihat demokrasi serta penerapan Wilayatul Faqih di Negara Republik Islam Iran.
Buku-buku di atas penulis jadikan rujukan utama, sekaligus tambahan dari beberapa literatur lain yang menyangkut dengan skiripsi ini.
E. Kerangka Teori
Berdasarkan rumusan masalah, maka penulis akan memaparkan beberapa teori yang menjadi kajian dalam penelitian ini :
1. Kekuasaan Ilmu politik sejatinya berbicara tentang beberapa hal seperti Negara,
Kekuasaan, Pengambilan keputusan, kebijksanaan, pembagian, serta pemerintahan. Namun dalam kajian saat ini penulis ingin yakni memaparkan teori kekuasaan serta beberapa sumber kekuasaan yang menjadi legitimasi pemimpin dalam menjalankan roda pemerintahan.
Kekuasaan adalah sebuah kegiatan yang akan membawa kita dalam suatu tindakan yang memiliki relasi terhadap merebut atau mempertahankan suatu kedudukan. Deliar Noer dalam pengantar ke pemikiran politik: ”ilmu politik
11 memusatkan perhatian pada masalah kekuasaan dalam kehidupan bersama atau bermasyarakat”.
11 Dan hal ini tidak hanya pada satu aspek bidang saja seperti hukum, namun
hampir disemua aspek bidang. Adapun teori kekuasaan yang penulis gunakan dalam skripsi ini yakni kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri, dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu.
12 Sesuai dengan defenisi ini maka penulis melihat
bahwa penting bagi kita untuk mengetahui beberapa sumber-sumber kekuasaan yang dijelaskan dibawah ini : a. Legitimate power (kekuasaan yang diperoleh melalui pengangkatan)
b. Coersive power (kekuasaan yang diperoleh melalui kekerasan)
c. Expert power (kekuasaan yang diperoleh melalui keahlian seseorang)
d. Reward power (kekuasaan yang diperoleh melalui pemberian)
e. Reverent power (kekuasaan yang diperoleh melalui daya tarik seseorang)
f. Information power (kekuasaan yang diperoleh melalui informasi global) g. Connection power (kekuasaan yang diperoleh melalui hubungan). 13 Berdasarkan Teori di atas penulis melihat bahwa sumber kekuasaan yang Imam Khomaeni raih melalui legitimate power. Sebab, Imam Khomaeni memiliki 11 Ibid., h. 10 12 Inu Kencana Syafiie, op. cit., h. 53
12 kecakapan intelektual dan spritual sehingga rakyat Iran merasa adanya sebuah tarikan atau dorongan simpatik terhadap beliau. Imam Khomaeni memiliki kharismatik yang cukup tinggi baik kawan maupun lawan.
2. Imamah Imamah adalah pembahasan amat penting dalam kalangan syiah namun tidak bagi kalangan sunni. Pentingnya membahas tentang Imamah adalah logika yang tak terbantahkan, minimal masyarakat membutuhkan intelektual dan pemimpin untuk menyadarkan maasa akan diskriminasi, kontradiksi, dan ketidak
14
adilan, sehingga adapat terjadi gerakan dialektika. Imamah adalah sebuah konsekuensi logis tentang tatanan sosial karena faktanya masyarakat
15 membutuhkan kepemimpinan, bimbingan dan imamah.
Imamah bukanlah jabatan formal namun juga mencakup semua urusan
16
duniawi dan spiritual. Oleh karena itu, seorang yang menduduki jabatan imamah dituntut untuk memiliki keluasan pengetahuan secara duniawi maupun spiritual.
Imamah sering dilekatkan dengan kata “pemimpin atau pembimbing”, dalam artian seorang pemimpin yang sifatnya membimbing atau melayani bukan untuk menguasai atau mengatur. Sebuah konsekuensi logis yang harus dijalankan ketika memiliki pemimpin yakni menaati pemimpin, seperti yang disampaikan oleh firman Allah swt. dalam QS. an-Nisa ayat 59: 14 Murtadha Muthahhari, “Tafsir” Holistik Kajian Relasi Tuhan, Manusia dan Alam’ (cet. 1;
Jakarta: penerbit Citra, 2012)h. 571 15 Ibid., h. 572
13
Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya..”.(QS. an-Nisa [4]: 59) Berdasarkan ayat di atas Allah swt. memerintahkan kita untuk menaati
Allah swt., Rasulullah saw. dan Ulil Amri. Imam al-Mawardi dalam kitab tafsirnya mengartikan kalimat "ulul amri". Pertama, ulil amri bermakna umara (para pemimpin yang konotasinya adalah pemimpin masalah keduniaan). Kedua, ulil amri itu maknanya adalah ulama dan fuqaha. Ketiga, Pendapat dari Mujahid yang mengatakan bahwa ulil amri itu adalah sahabat-sahabat Rasulullah saw. (Tafsir al- Mawardi, jilid 1, h. 499-500).
17 Kaitan penjelasan imamah diatas dengan tafsir al-
Mawardi maka “ulil amri”dalam konteks keimamahan ialah seorang ulama sekaligus urama. Dari uraian di atas konsep Imamah inilah yang erat kaitannya dengan Wilayatul Faqih menurut Imam Khomaeni.
17
14
3. Demokrasi Kerangka teori yang terakhir yakni “Demokrasi”, demokrasi secara etimologinya berarti “rakyat berkuasa” government ur roleby the people(kata
18 yunani demos berarti rakyat, kratos/kratein berarti kekuasaan/berkuasa).
Demokrasi dimaknai sebagai “oleh rakyat”, “dari rakyat” dan “untuk rakyat” sehingga dasar-dasar dari demokrasi adalah sebagai berikut : a. Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi, selain dari menjalin hak-hak individu, harus menentukan pula cara proseduril untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin,
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial tribunals), c. Pemilihan umum yang bebas,
d. Kebebasan berpendapat,
e. Kebebasan untuk berserikat/ berorganisasi dan beroposisi,
19 f. Pendidikan kewarganegaraan (civil education).
Hal di atas inilah yang kemudian menjadikan demokrasi menjadi suatu sistem politik yang hari ini dikatakan sebagai sistem politik yang pro terhadap rakyat.
Keterkaitan antara demokrasi dengan Wilayatul Faqih terletak pada penerapannya, Imam Khomaeni adalah orang sangat menghargai nilai-nilai kemanusiaan sehingga
18 Miriam Budiarjo. op. cit., h. 50
15 dalam penerapan Wilayatul Faqih di Republik Islam Iran melibatkan rakyat yang nati akan dibahas lebih jauh pada Bab IV.
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan studi pustaka,
library research. Penulis menggambarkan konsep Wilayatul Faqih, bagaimana
Imam Khomaeni memandang demokrasi serta penerapannya di Republik Islam Iran.
2. Metode penelitian Adapun metode penelitian yang penulis terapkan dalam menyusun skripsi ini ialah; a. Metode pengumpulan data
Penelitian ini, penulis menerapkan metode library research atau kepustakaan,
20
yaitu menggunakan buku-buku, jurnal, laporan penelitian, dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan tema skripsi sebagai sumber atau literatur. Pengumpulan data dilakukan dengan mengutip sumber atau literatur, Adapun teknik penulisannya yaitu:
16 1) Kutipan langsung yaitu mengambil pendapat para ahli atau karya
21 orang lain tanpa merubah kalimat dan redaksinya.
2) Kutipan tak langsung yakni mengambil karangan para ahli dan pendapat orang lain dengan menggunakan perubahan-perubahan yang diperlukan tanpa mengubah maksud yang sebenarnya dari
22 pendapat tersebut.
Pengumpulan data data dilakukan dengan mengunjungi beberapa tempat : 1) Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2) Perpustakaan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin.
3) Perpustakaan Universitas Hasanuddin Makassar. 4) Perpustakaan wilayah kota Makassar. 5) Iran Corner.
b. Metode Analisis Data Agar data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai bahasan yang akurat, maka penulis menggunakan metode pengolahan dan analisis data sebagai berikut:
1) Metode deduktif, yakni menganilisis data yang bersifat umum 21 kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat khusus.
Ibid. h.11
17 2) Metode komparatif, yakni membandingkan data yang satu dengan data yang lain, untuk memperoleh data yang lebih akurat.
G. Tujuan dan Kegunaan
Sesuai dengan permasalahan yang dibahas, maka kajian skripsi ini memiliki tiga tujuan, yakni:
1. Mengenalkan kepada para pembaca tentang Wilayatul Faqih sebagai konsep yang dicetuskan oleh Ayatullah Imam Khomaeni.
2. Memaparkan tentang konsep Wilayatul faqih dalam pemikiran politik Ayatullah Imam Khomaeni sebagai landasan sistem pemerintahan Islam.
3. Menggambarkan tentang pandangan Ayatullah Imam Khomaeni tentang demokrasi serta penerapannya di Republik Islam Iran.
Dengan tercapainya tujuan yang diharapkan, maka diharapkan pula agar pembahasan skripsi ini berguna untuk kepentingan ilmiah, dan praktis.
1. Kegunaan ilmiah, yakni agar skripsi ini menjadi sumbangan khasanah pemikiran Politik Islam, serta dapat dijadikan sebagai literatur dan dapat dikembangkan pembahasannya lebih lanjut.
2. Kegunaan secara praktis, yakni sebagai syarat untuk meraihkan gelar sarjana di Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar.
18 H. Garis-Garis Besar Isi Skripsi Pada penulisan skripsi ini terdiri dari empat bab, satu bab pendahuluan, dua bab pembahasan dan satu bab penutup.
Bab pertama membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan lain sesuai dengan petunjuk panduan penulisan skripsi. Dalam rumusan masalah penulis banyak menggambarkan tentang persoalan internasional yang dibenturkan dengan persoalan keislaman sebagai khasanah pengkajian penulis.
Bab dua, dalam bab ini penulis banyak berbicara tentang Biografi Ayatullah Imam Khomaeni sebagai sosok penggagas konsep Wilayatul Faqih. Selain itu, penulis juga akan memaparkan tentang bagaimana penerapan konsep tersebut di Negara Republik Islam Iran.
Bab tiga, penulis akan menjabarkan secara detail tentang konsep Wilayatul
Faqih. Mulai dari latar belakang lahirnya hingga bentuk dan struktur pemerintahan
dalam konsep Wilayatul Faqih.Bab empat, penulis akan menyajikan tentang demokrasi dalam pandangan Ayatullah Imam Khomaeni serta penerapannya di Republik Islam Iran sebagai Negara yang menjalankan Wilyatul Faqih.
Bab lima, dalam pembahasan bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran. Nantinya penulis akan menyimpulkan isi dari skripsi, agar pembaca bisa paham tentang apa saja yang saya tuangkan dalam skripsi ini. Dan lupa pula penulis akan menulis beberapa saran yang nantinya akan berguna dikemudian hari.
BAB II
GAMBARAN UMUM A. Biografi Ayatullah Imam Khomaeni Ayatullah Sayyid Ruhullah Musawi Khomeini lahir pada tanggal 20 Jumadil1 Akhir 1320 H (24 September 1902) di kota Khomein, provinsi Markazi, Iran tengah.
Pada dasarnya keluarga Imam bukanlah penduduk asli Iran karena kakek beliau adalah seorang imigran dari India. Kakek Imam Khomeini bernama Sayyid Ahmad Musawi Hindi, lahir dan bermukim di Kintur yang daerahnya tidak jauh dari Lucknow di kerajaan Qudh, yang penguasanya adalah pengikut Syi’ah Dua Belas Imam. Perjalanan sang kakek ke Najaf singgah disebuah daerah yang bernama khomein, beliau menikah disana bersama seorang wanita yang bernama Sakinah.
Pernikahan beliau dikaruniai 4 orang anak diantaranya adalah ayah sang Imam.
Nama Ayah sang Imam adalah Almarhum Sayyid Mustafa Musawi Khomaeni
2 yang dikenal sebagai tokoh agama sedangkan Ibunya adalah Hagar Agha Khanom.
Sayyid mustafa terkenal sebagai sosok yang menjadi penopang serta benteng bagi para kaum tertindas. Imam Khomaeni adalah pribadi agung yang menjadi pewaris kemuliaan para bapak dan datuknya yang selalu mengabdikan diri untuk
1 2 Yamani, Wasiat sufi Ayatullah Khomaeni, (Cet 1; Bandung : Mizan, 2001) h. 24
20 membimbing umat. Imam Khomaeni adalah seorang sayyid yang dalam darahnya
3 terdapat darah Rasulullah saw.
Imam Khomaeni Lahir di tengah-tengah keluarga yang sangat faham tentang agama serta pejuang yang tak pernah berhenti membela kaum tertindas. Ini terbukti,
4 ketika beliau berusia 9 bulan, ayahnya dibunuh karena menentang Dinasti Qajar.
Pada usia 15 tahun, Imam kehilangan belaian kasih sayang sang ibu sehingga beliau diasuh oleh bibinya yang bernama Shahibah Hanum. Tak lama kemudian bibinya juga menyusul kedua orang tuanya. Sejak kecil, memang Imam sudah terbiasa dengan derita anak yatim piatu dan mengenal arti syahid. Ia diasuh oleh kakak laki-lakinya,
5 yaitu Ayatullah Sayyid Murtadha Pasandideh.
B. Ayatullah Imam Khomaeni Pra dan Pasca Revolusi Islam di Iran
Imam Khomaeni mulai dikenal oleh banyak kalangan pada dinasti pahlevi
6
sedang dalam keadaaan sekarat. Orang-orang mengenal ia selalu menghubungkan beliau dengan Syiah dan Revolusi Islam. Syiah adalah salah satu mazhab dalam Islam yang menyakini bahwa Imam Ali dan keluarganya berhak menjadi Imam pasca
7
wafatnya Rasulullah saw. Kalangan syiah sangat menjunjung tinggi amanah keimamahan bahkan menjadi salah satu dasar agama (Ushuluddin) mereka dalam 3 4 Yamani. loc, cit. 5 Riza Shihbudi. Dinamika Revolusi Islam Iran. (cet 1; Jakarta: PustakaHidaya, 1989), h. 48 6 Riza Shihbudi.op. cit., h. 37 7 Riza Shihbudi.op. cit., h. 48
21 meyakini dan menjalankan keberagamaan dalam kesehariannya. Ketaatan terhadap seorang Imam (pemimpin agama) merupakan inti dari salah satu ajaran Syiah.