PENGARUH PENGETAHUAN METAKOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI DI MAN 1 MAKASSAR

  

PENGARUH PENGETAHUAN METAKOGNITIF TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI DI MAN 1 MAKASSAR

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

  UIN Alauddin Makassar

  

Oleh :

HARNIATI

NIM. 20500114008

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

  

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

2018

KATA PENGANTAR

  Alhamdulilahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt skripsi ini dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Pernyataan rasa syukur kepada sang khalik atas hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pengetahun Metakognitif

  Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI di MAN 1 Makassar

  ”. Penulis panjatkan shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita umat manusia Nabi Muhammad saw sebagai suri teladan yang merupakan sumber inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan setiap insan termasuk penulis amin.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, tulisan ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Melalui tulisan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ibunda Sunarti dan Ayahanda Karman serta segenap keluarga besar kedua belah pihak yang telah mengasuh, membimbing dan membiayai penulis selama dalam pendidikan hingga selesainya skripsi ini, kepada beliau penulis senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt mengasihi dan mengampuni dosanya. Ucapan terima kasih pula penulis patut menyampaikan kepada:

  1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor I, II dan III dan IVyang menjadi motivasi besar saya ingin secepatnya menyelesaikan skripsi ini.

  2. Dr. Muhammad Amri, Lc.,M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. Muljono Damopolii, M.Ag (Wakil Dekan I), Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si. (Wakil Dekan II), dan Prof. Dr. H. Syahruddin, M.Pd. (Wakil Dekan III) yang telah membantu melancarkan proses keterlaksanaan demi mencapai penyusunan skripsi.

  3. Jamilah, S.Si., M.Si. dan Dr. H. Muh. Rapi, S.Ag., M.Pd., Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan nasihat selama proses dalam tahap penyusunan skripsi.

  4. Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si dan Ahmad Afiif S.Ag,, M.Si, beliau selaku pembimbing I dan II yang telah memberi arahan, pengetahuan baru dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai taraf penyelesaian.

  5. Jamilah S.Si dan Ahmad Ali, S.Pd., M.Pd. yang telah bersedia memvalidasi instrumen yang saya gunakan dalam penelitian.

  6. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tak langsung.

  7. Kepala sekolah serta guru-guru MAN 1 Makassar yang telah membantu dalam proses penelitian terutama buat ibu Musdalifah, S.Ag, M.Pd serta Adik-Adik kelas XI Mia yang turut serta terlaksananya penelitian saya.

  8. Titi Sabdinar S.Pd selaku kakak yang selalu mengarahkan saya dan tentunya membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dan buat keponakannya fifi serta teman kostnya lisa yang juga membantu saya.

  9. Saudara saya yang selalu memberikan dorongan motibvasi, yaitu Imran.k, Juwita, Ismail dan Nurazizah.

  10. Sahabat-sahabat sekaligus saudaraku di perantauan ini (Rasdiyanah Jusman dan Ayu lestari).

  11. Sahabat 3 Serangkaiku (Sartika Ayu Utami dan Muhammad Afandi)Yang selalu memberikan semangat, dan banyak membantu ketika saya kebingungan atau patah semangat.

  12. Sahabat dari Mabaku Muhammad Faisal dan Ali Akbar yang selalu ada dan membantu saya dalam penelitian.

  13. Sahabat Jeng Kelin (Mildawati, Nila Anggraeni Roni, Hapsa, Sartika Ayu Utami, Marwah, Ayu lestari)

  14. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi yaitu teman-teman pendidikan biologi 1-2 (Aisyah, Rustam, Asmaul Husna, Nur ainun fadhliana, Agustinah, irmayani R, salma, yuyun, icha, hikmah, ifah, ahmad, anjar, rustam, Nurfadillah, dira, hasna, irna, rahma dan tuti) .

  15. Teman KKN Desa Pana, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang (Kurniawan, Isyrang, Sami, bunda, Unni, Inna, dan Ulfi) yang senantiasa memberi semangat dan dukungan.

  16. Teman- teman PPL saya di Man 1 Makassar.

  17. Senior, Adik serta teman teman di Simbiosis yang selalu menasehati, mengarahkan dan memberi semangat.

  18. Tim Anti Laparku yang selalu mendukung (Novsyah dan Mirna).

  19. Teman-Teman Angkatan 2014 (P14NTAE) yang selalu membantu serta menyemangatiku mulai dari maba hingga penyusunan Skripsi ini.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

PERNYATAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix

ABSTRAK ......................................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….... A. Latar Belakang Masalah ...............................................................

  1 B. Rumusan Masalah ........................................................................

  6 C. Hipotesis ......................................................................................

  7 D. Definisi Operasional Variabel .....................................................

  7 E. Kajian Pustaka .............................................................................

  7 F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................

  9 BAB II

  TINJAUAN TEORETIS …………………………………………

  A. Hasil Belajar ................................................................................ 11

  1. Pengertian hasil belajar

  ……………………………….... 11

  2. Penilaian hasil belajar

  ………………………………..... 12

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

  ……..... 17 B. Pengetahuan Metakognitif ...........................................................

  22

  1. Pengertian metakognitif

  ……………………………….......... 22

  2. Aspek-aspek yang mempengaruhi pengetahuan metakognitif. 25

  3. Strategi meningkatkan pengetahuan metakognitif …………… 31

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………... A. Jenis Penelitian .............................................................................

  34 B. Lokasi Penelitian ..........................................................................

  34 C. Desain dan Variabel Penelitian.....................................................

  34 D. Populasi dan Sampel

  ……………………………………………. 36

  E. Metode Pengumpulan Data

  ……………………………………... 38 F. Instrumen Penelitian .....................................................................

  39 G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ................................

  41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………....

  A. Hasil Penelitian

  ………………………………………………… 1. Analisis Deskriptif .................................................................

  48 2. Analisis Inferensial ................................................................

  56 a. Uji Normalitas ....................................................................

  56 b. Uji Linearitas .....................................................................

  57 d. Analisis Regresi .................................................................

  58

  e. Uji Hipotesis

  ……………………………………………… 60 B. Pembahasan..................................................................................

  61 BAB V PENUTUP ....................................................................................... .

  A. Kesimpulan...................................................................................

  66 B. Implikasi Penelitian ......................................................................

  67 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Distribusi Populasi Penelitian

  ……………………………………… 33 Tabel 3.2. Distribus Sampel Penelitian ......................................................

  ……. 34

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Skala Pengetahuan Metakognitif

  …………………………. 37

Tabel 3.4. Skor Jawaban Skala

  …………………………………………….….. 38

Tabel 3.5. Kategorisasi Pengetahuan Metakognitif

  …………………………… 41

Tabel 3.6. Kategori Skor Hasil Belajar Biologi

  ……………………….…… 41

Tabel 4.1. Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi Pengetahuan

  Metakognitif

  ………………………………………………………… 47

Tabel 4.2. Tabel Deskriptif Pengetahuan Metakognitif Siswa

  ………………. 48

Tabel 4.3. Kategori Pengetahuan Metakognitif Siswa

  ……………………….. 49

Tabel 4.4. Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi Hasil Belajar .. 50Tabel 4.5. Deskriptif Hasil belajar Siswa

  ……………………………………… 51

Tabel 4.6. Kategori Hasil belajar

  ……………………….…………..……….. 52

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas

  ……………………………………………….. 53

Tabel 4.8. Hasil Uji Linearitas

  ………………………………………………… 54

Tabel 4.9. Hasil Uji Korelasi

  ………………………………………………….. 55

  

ABSTRAK

NAMA : HARNIATI NIM : 20500114008 JUDUL : “Pengaruh Pengetahuan Metakognitif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI di MAN 1 Makassar”.

  Penelitian ini membahas tentang pengaruh pengetahuan metakognitif terhadap hasil belajar siswa kelas XI di MAN 1 Makassar yang bertujuan untuk (1) Mengetahui gambaran pengetahuan metakognitif siswa kelas XI di MAN 1 Makassar, (2) Mengetahui gambaran hasil belajar Biologi siswa kelas XI di MAN 1 Makassar, (3) Menganalisis pengaruh pengetahuan metakognitif terhadap hasil belajar biologi kelas XI di MAN 1 Makassar.

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan expost facto. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA di MAN 1 Makassar yang berjumlah 260 siswa dengan sampel sebanyak 78 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket pengetahuan metakognitif dan dokumentasi hasil belajar siswa. Data yang diperoleh diolah dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial.

  Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa pengetahuan metakognitif siswa kelas XI MIA di MAN 1 Makassar dalam kategori sedang, dengan skor rata-rata sebesar 84 dengan skor tertinggi sebesar 104 dan skor terendah sebesar 71, sedangkan hasil belajar siswa kelas XI MIA di MAN 1 Makassar dalam kategori tinggi, skor rata-rata sebesar 78 dengan skor tertinggi sebesar 92 dan skor terendah sebesar 67. Sedangkan analisis statistik inferensial diperoleh nilai f hitung > f tabel diperoleh data (f hitung = 15, 738 > f tabel = 3,97), ini berarti terdapat pengaruh pengetahuan metakognitif terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI MIA di MAN

  1 Makassar. Kata kunci : Pengetahuan Metakognitif, Hasil belajar biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan merupakan langkah awal untuk

  meningkatkan sumber daya manusia. Meningkatnya sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan tentu mampu menghadapi era globalisasi yang diwarnai dengan persaingan yang ketat seperti sekarang ini. Pendidikan merupakan hal utama dan menjadi salah satu faktor terpenting dalam menjalin hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

  Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-

  1 anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.

  Kedewasaan yang dimaksud adalah kedewasaan manusia sebagai individu, jika segala kedewasaan itu kita tinjau, maka tampaklah ciri-cirinya yaitu sifat tetap dan teratur dan statis jika dibandingkan dengan dinamika pada anak-anak yang selalu menghendaki dan mengalami perubahan.

  Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1 keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

  2

  keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pengertian pendidikan disini menegaskan bahwa dalam pendidikan hendaknya tercipta sebuah wadah dimana peserta didik bisa secara aktif mempertajam dan memunculkan ke permukaan potensi-potensinya sehingga menjadi kemampuan yang dimilikinya secara alamiah.

  Agama Islam menjelaskan bahwa Allah swt mengangkat derajat orang-orang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan, sebagaimana firman-Nya dalam QS Al- Mujadilah/58: 11.

   ١١

  Terjemahnya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapang- lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

  3

  derajat dan Allah Maha meng 2 etahui apa yang kamu kerjakan”.

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I, Pasal 1, ayat 1. 3 Ayat diatas tidak menyebut secara tegas bahwa Allah swt akan meninggikan derajat orang berilmu tetapi menegaskan bahwa mereka memiliki derajat-derajat yakni lebih tinggi sekedar beriman. Tidak disebutnya kata meninggikan itu, sebagai isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimilikinya itulah yang berperan besar dalam

  4

  ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat faktor diluar ilmu itu. Tentu saja yang dimaksud dengan allazina utu al-ilm yang diberi pengetahuan adalah mereka yang beriman, beramal shaleh dan menghiasi diri mereka dengan pengetahuan juga amal dan pengajarannya kepada pihak lain, baik secara lisan ataupun tulisan maupun dengan keteladanan. Ilmu yang dimaksud oleh ayat diatas bukan hanya ilmu agama tetapi ilmu apapun yang bermanfaat.

  Pendidikan yang dilaksanakan oleh pendidik terhadap peserta didiknya diatur secara tertulis dalam tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional telah diatur dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 sebagai berikut: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban. Sebenarnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

  5 bertanggung jawab.

  Salah satu wadah terlaksananya proses pendidikan formal adalah sekolah, dengan bersekolah peserta didik akan mengetahui dan dapat mengembangkan 4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian AlQuran (Cet.II; Jakarta: Lentera Hati, 2004), h. 79. 5 kompetensi yang dimilikinya, dan tentunya akan mencapai taraf kedewasaan secara mental. Salah satu cara untuk menilai perkembangan dan pencapaian kompetensi peserta didik yaitu dengan melihat hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Khusus kognitif hasil belajar peserta didik dapat diketahui melalui serangkaian tes yang diberikan kepada peserta didik berupa ulangan harian, ujian tengah semester maupun ujian akhir semester. Hasil belajar kognitif peserta didik dikatakan baik apabila peserta didik telah memenuhi batas minimal ketuntasan belajar dan hasil belajar yang kurang baik yaitu hasil belajar yang tidak memenuhi batas minimal ketuntasan belajar.

  Biologi saat ini dimaknai sebagai cara berpikir dan bertindak (a way of

  

thinking and acting ) dan cara penyelidikan ilmiah. Perkembangan ilmuwan biologi di

  bidang penelitian saat ini telah menjadi bukti bahwa bidang ini mempunyai prospek yang luar biasa untuk terus berkembang lebih pesat dibandingkan dengan bidang ilmu lainnya. Tantangan selanjutnya bagi guru atau pendidik bidang biologi adalah bagaimana membelajarkan biologi berdasarkan perkembangan keilmuwan biologi terkini (learn how to learn biology). Perkembangan biologi dan kemajuan di bidang biologi saat ini menempatkan mata pelajaran biologi pada posisi yang strategis untuk memberdayakan kemampuan berpikir termasuk pengetahuan metakognitif pada

  6 siswa. 6 Abdul wasith, “Potensi Strategi Reciprocal Teaching Untuk Memberdayakan Keterampilan

  Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan tentang kemampuan kognitif seseorang, meliputi pengetahuan tentang strategi-strategi umum yang dapat dipakai untuk beragam tugas, kondisi-kondisi yang memungkinkan pemakaian strategi, tingkat efektivitas strategi, dan pengetahuan-diri (self-knowledge).

  7 Pengetahuan metakognitif dapat mempengaruhi cara mereka mempersiapkan diri.

  Pengetahuan metakognitif merupakan bagian penting yang dimiliki oleh siswa dalam aktivitas belajar dan membantu siswa memahami dan mengatur proses belajar dirinya sendiri sehingga menjadi siswa yang mampu belajar secara mandiri (sel-regulated

  

learning ). Pengetahuan metakognitif membantu siswa melaksanakan banyak tugas

  8 belajarnya secara lebih efektif berperan penting dalam aktivitas belajar siswa.

  Berdasarkan hasil observasi peneliti kurang lebih tiga bulan di MAN 1 Makassar, peneliti memperhatikan hasil belajar pesera didik ketika ulangan harian, hasil belajarnya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu yang menyebabkannya adalah siswa tidak mengetahui alasan dan tujuan mereka belajar dan tidak mengetahui sampai dimana yang mereka ketahui dan yang tidak mereka ketahu serta siswa belum mengetahui kekurangan maupun kelebihannya ketika belajar biologi.

  

(diakses pada 22 April

2018). 7 Lorin W.Anderson dan David R. Krathwohl, Pembelajaran, Pengajaran, dan Asessmen (Cet. 1; Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), h. 66. 8 Dyah Vija Rukminingrum, Fattah Hanurawan Dan Alif Mudiono, “Pengetahuan Metakognitif Belajar Siswa Kelas V SD”, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan

  Hasil penelitian yang dilakukan Linda Rismayanti, Widodo Winarso dan Eti Nurhayat di SMP Negeri 2 Leuwimunding Kabupaten Majalengka menyatakan bahwa semakin baik kemampuan metakognisi yang dimiliki peserta didik maka

  9

  semakin baik pula hasil belajar yang diperoleh. Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian Cut Nurmaliah di SMP Negeri Malang yang menyatakan bahwa peserta didik dengan tingkat metakognisi baik/tinggi akan memperlihatkan prestasi akademik yang lebih baik dibanding peserta didik dengan tingkat metakognisi yang rendah. Hal ini disebabkan karena metakognisi memungkinkan peserta didik melakukan perencanaan, mengikuti pengembangan dan memantau proses belajarnya.

  Kemampuan ini dapat membantu peserta didik membuat keputusan yang tepat, cermat, sistematis, logis dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang.

  Sebaliknya, kurangnya kemampuan ini mengakibatkan peserta didik pada kebiasaan melakukan berbagai kegiatan tanpa mengetahui tujuan dan alasan melakukannya.

  Akibatnya ketika peserta didik dihadapkan dengan masalah, peserta didik mengalami kesulitan untuk memecahkannya. Kesulitan ini menyebabkan semakin menurunnya

  10 hasil belajar peserta didik.

  Berdasarkan alasan tersebut peneliti melakukan penelitian dengan mengaitkan pengetahuan metakognitif dengan hasil belajar dengan judul penelitian “Pengaruh 9 Lina Surmayanti Nurmalasari, “widodo Winarso, dan Eti Nurhayat, Pengaruh Kemampuan

  Metakognisis terhadap Hasil Belajar Matematika di SMP Negeri 2 Leuwimunding Kabupaten Majalengka”, Jurnal Nusantara of research Universitas Nusantara PGRI Kediri, Vol. 02, No. 02 (Oktober: 2015), diakses pada tanggal 24 April 2018. 10

  Pengetahuan Metakognitif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI di MAN 1 Makassar”.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

  1. Bagaimana gambaran pengetahuan metakognitif siswa kelas XI MAN 1 Makassar?

  2. Bagaimana gambaran hasil belajar biologi siswa kelas XI di MAN 1 Makassar?

  3. Adakah pengaruh pengetahuan metakognitif terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI di MAN 1 Makassar?

4. Hipotesis

  Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau

  11

  merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara pengetahuan metakognitif terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI di MAN 1 Makassar.

  11

  D. Definisi Operasional Variabel

  Definisi operasional variabel digunakan menghindari persepsi yang berbeda antara peneliti dan pembaca berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini, maka peneliti memudahkan pemahaman dengan persepsi dan memperjelas ruang lingkup pada penelitian ini.

  1. Pengetahuan metakognitif Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan siswa tentang pengetahuan strategis dalam belajar, pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif dan pengetahuan tentang dirinya.

  2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah skor yang diperoleh siswa dalam pembelajaran biologi (ulangan harian terakhir).

  E. Kajian Pustaka

  Terdapat beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti oleh peneliti, di antaranya adalah pengaruh strategi belajar metakognitif terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pencernaan pada manusia oleh Tuti Khoiriah. Hasil Penelitiannya adalah terdapat pengaruh strategi belajar metakognitif terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pencernaan pada

  12

  manusia. Pengaruh metakognisi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X Sma Negeri se-Kabupaten Bulukumba oleh Fajriani dan Nurdahniar, hasil penelitiannya adalah siswa kelas metakognisi berpengaruh signifikan terhadap hasil

  13 belajar matematika siswa kelas X Sma Negeri Kabupaten Bulukumba.

  Pengaruh kemampuan Metakognisi terhadap Hasil belajar Matematika di SMP negeri 2 Leuwimunding Kabupaten majalengka oleh Linda Rusmayanti, widodo Winarso, dan eti Nurhayat, hasil penelitiannya adalah kemampuan metakognisi yang dimiliki termasuk kedalam kategori cukup begitupun hasil belajar yang diperoleh.

  Semakin baik kemampuan metakognisi yang dimiliki peserta didik maka semakin

  14 baik juga hasil belajar yang diperoleh.

  Pengaruh pengetahuan metakognisi dan gaya belajar visual terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IX Smp Negeri 2 Barombong Kabupaten Gowa oleh Syahrina Syam, Ulfiani Rahman, dan Nursalam. Hasil penelitiannya adalah Pengetahuan Metakognisi dan gaya belajar visual siswa secara bersama-sama memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Apabila Pengetahuan metakognisi dan gaya 12 Tuti khoiriah, Pengaruh Strategi Belajar Metakognitif Terhadap hasil Belajar Siswa pada

  

Konsep Sistem Pencernaan pada Manusia”, Skripsi (Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Syarif Hidayatullah, 2015). 13 Fajriani dan Nurdahniar, “Pengaruh metakognisi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X Sma Negeri se Kabuaten Bulukumba”, Prosiding Seminar Nasional, Vol. 02, No. 1 (diakses pada tanggal 24 April 2018) 14 Lina Surmayanti Nurmalasari, “widodo Winarso, dan Eti Nurhayat, Pengaruh Kemampuan Metakognisis terhadap Hasil Belajar Matematika di SMP Negeri 2 Leuwimunding Kabupaten

  Majalengka”, Jurnal Nusantara of Research Universitas Nusantara PGRI Kediri, Vol. 02, No. 02 belajar visual siswa meningkat maka kemampuan pemecahan masalah matematika siswa akan meningkat pula, dengan demikian terdapat hubungan antara pengetahuan metakognisi dan gaya belajar visual siswa di sekolah dengan kemampuan pemecahan

  15 masalah matematika yang tidak boleh diabaikan.

  Korelasi antara keterampilan Metakognitif dengan hasil belajar biologi siswa Sma Negeri Kupang oleh Yusnaeni Ganing. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa

  16 ada korelasi antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar biologi.

  Penelitian yang saya lakukan dengan mencari pengaruh pengetahuan metakognitif terhadap hasil belajar Biologi kelas XI di MAN 1 Makassar, dan hasil penelitiannya adalah terdapat pengaruh pengetahuan metakognitif terhadap hasil belajar siswa. Siswa dengan pengetahuan metakognitif yang tinggi maka hasil belajarnya lebih baik dibanding dengan hasil belajar siswa dengan pengetahuan metakognitif yang rendah, karena dengan pengetahuan metakognitif siswa mengetahui strategi dan kondisi yang sesuai, serta memiliki pengetahuan terhadap dirinya.

  15 Syahrina Syam, Ulfiani amir dan Nursalam, “Pengaruh Pengetahuan Metakognisi dan Gaya

Belajar Visual Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 2

Barombong Kabupaten Gowa”, Jurnal Matematika dan Pembelajaran, Vol. 4 No. 2 (Desember:

2016), diakses pada tanggal 24 April 2018. 16 Yusnaeni Ganing, “Korelasi antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar Biologi

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

  a. Mengetahui gambaran pengetahuan metakognitif siswa kelas XI di MAN 1 Makassar.

  b. Mengetahui gambaran hasil belajar Biologi siswa kelas XI di MAN 1 Makassar.

  c. Menganalisis pengaruh pengetahuan metakognitif terhadap hasil belajar biologi kelas XI di MAN 1 Makassar.

2. Manfaat Penelitian

  Setelah melakukan penelitian pengaruh pengetahuan metakognitif terhadap hasil belajar biologi kelas XI di MAN 1 Makassar, maka diharapkan akan diperoleh manfaat :

  a. Secara Teoritis Secara teoritis manfaat dari penelitian ini yaitu hasil penelitian mampu menambah khasanah keilmuwan dalam bidang pendidikan.

  b. Secara Praktis

  Secara Praktis manfaat penelitian sebagai berikut : 1) Guru

  Hasil penelitian diharapkan membantu guru dalam peningkatan hasil belajar siswa, ditinjau dari pengetahuan metakognitifnya.

  2) Siswa Hasil penelitian diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengetahui pengetahuan metakognitif sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi.

  3) Peneliti selanjutnya Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengetahuan metakognitif dan menjadi informasi awal untuk peneliti selanjutnya.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

  Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.

  Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan

  17 pembelajaran atau tujuan instruksional.

  Hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari satu sistem pemrosesan masukan (inputs). Masukkan dari sistem tersebut bermacam-macam informasi, sedangkan perbuatannya adalah perbuatan atau kinerja. Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh oleh seorang siswa yang diberikan oleh guru setelah mengikuti beberapa rangkaian proses belajar.

  Hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat macam kategori yaitu pengetahuan tentang fakta, pengetahuan tentang prosedur, pengetahuan tentang kosep, dan pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu keterampilan untuk berfikir atau kognitif, keterampilan untuk bertindak atau 17 keterampilan motorik, keterampilan bereaksi atau bersikap, dan keterampilan

  18 berinteraksi.

  2. Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil

  19

  belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Penilaian atau assesmen merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Penilaian mencakup semua cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang individu. Penilaian berfokus pada individu, sehingga keputusannya juga terhadap individu, untuk menilai prestasi peserta didik, peserta didik mengerjakan tugas-tugas, mengikuti ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Semua data yang diperoleh dengan berbagai cara kemudian diolah menjadi informasi tentang individu. Penilaian hasil belajar peserta didik oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian ini digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Prinsip penilaian hasil belajar yang penting adalah akurat, ekonomis dan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Akurat berarti 18 Asep jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran Cet. 1 ( Yogyakarta: Multi presindo, 2012), h. 14. 19 hasil penilaian mengandung kesalahan sedikit mungkin. Ekonomis berarti penilaian mudah dilakukan dan murah. Mendorong peningkatan kualitas pembelajaran yaitu

  20 mendorong perbaikan dalam proses pembelajaran.

  Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai. Penilaian yang dilakukan guru mencakup semua hasil belajar peserta didik yaitu kemampuan kognitif atau berfikir, kemampuan psikomotor atau kemampuan praktek, dan kemampuan afektif. Penilaian ketiga ranah ini tidak sama, sesuai dengan karakteristik materi yang diukur. Untuk penilaian ranah

  21 kognitif terbagi dua yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif.

  Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar- mengajar itu sendiri. Penilaian formatif beriorentasi keepada proses belajar-mengajar. Penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program yaitu, akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yaang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-

20 Djemari Mardapi, Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan (Cet: I; Yogyakarta:

  tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa. Penilaian yang beriorientasi kepada

  22 produk, bukan kepada proses.

  Ada beberapa prosedur pengukuran hasil belajar, pengukuran secara tertulis, secara lisan dan melalui observasi. Pada pembelajaran Biologi prosedur yang banyak digunakan adalah prosedur tertulis dan prosedur observasi. Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar yang sifatnya kognitif dan afektif, sedangkan prosedur observasi digunakan untuk mengukur hasil belajar yang sifatnya psikomotor. Untuk kemampuan siswa dalam mengikat suatu konsep atau prinsip, maka prosedur yang dipakai adalah prosedur tertulis. Mengukur keterampilan menggunakan mikroskop misalnya, harus dipakai prosedur observasi. Cara melakukan pengukuran melalui observasi terhadap siswa yang sedang menampilkan keterampilan-keterampilannya disebut “Tes Perbuatan”. Setiap pengukuran, baik melalui prosedur tertulis maupun prosedur observasi, memerlukan alat ukur tertentu yang tepat. Alat ukur dapat

  23 dikelompokkan ke dalam golongan besar yaitu tes dan non tes.

  Jenis tes ada dua yaitu tes uraian atau tes essai dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian berstruktur sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yaitu bentuk pilihan benar-salah, pilihan berganda dengan berbagai variasinya seperti menjodohkan, dan isian pendek atau

  22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2009), h. 5. 23 Nuryani R, Strategi Belajar Mengajar Biologi (Cet: I; Malang: UM Press, 2005), h. 151-

  24

  melengkapi. Tes uraian atau tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tulisan, yang jawabannya merupakan karangan atau kalimat yang panjang. Panjang- pendeknya kalimat atau jawaban bersifat relatif, sesuai dengan kecakapan dan pengetahuan penjawab. Oleh karena tes essay memerlukan jawaban yang panjang dan waktu yang lama, biasanya soal-soal tes essay jumlahnya sangat terbatas, umumnya

  25 berjumlah sekitar 5-10 soal saja.

  Tes objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan antara lain karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan. Beberapa bentuk tes objektif yang dikenal diantaranya sebagai berikut: a. Bentuk soal jawaban singkat

  Bentuk jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol yang jawabannya hanya dapat dinilai benar atau salah. Ada dua bentuk soal jawaban singkat, yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak lengkap. Tes bentuk soal jawaban singkat sangat cocok untuk mengukur pengetahuan yang berhubungan dengn istilah terminologi, fakta, prinsip, metode, prosedur, dan penafsiran data yang sederhana.

  24 25 Nana Sudjana, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”. h. 35.

  b. Bentuk soal benar-salah Bentuk soal benar-salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan. Sebagian pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah. Pada umumnya bentuk soal benar- salah dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, defenisi, dan prinsip.

  c. Bentuk soal menjodohkan Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel.

  Kedua kelompok pernyataan tersebut berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal yang harus dicari jawabannya. Dalam bentuk yang paling sederhana, jumlah soal sama dengan jumlah jawabannya, tetapi sebaiknya jumlah jawaban yang disediakan dibuat lebih banyak daripada soalnya karena hal ini akan mengurangi kemungkinan siswa menjawab benar hanya dengan cara menebak.

  d. Bentuk soal pilihan ganda Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas stem yaitu pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan, option yaitu sejumlah pilihan atau alternatif jawaban, kunci yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan distractor atau pengecoh yaitu jawaban-

  26 jawaban lain selain kunci jawaban.

  Alat-alat non tes yang sering digunakan dalam penilaian hasil belajar antara lain kuesioner, wawancara, skala (skala penilaian, skala sikap dan skala minat), observasi, studi kasus, dan sosiometri. Kuesioner dan wawancara pada umumnya digunakan untuk menilai aspek kognitif seperti pendapat atau pandangan seseorang serta harapan dan aspirasinya disamping aspek afektif dan perilaku individu. Skala bisa digunakan untuk menilai aspek afektif seperti skala sikap dan skala minat serta aspek kognitif seperti skala penilaian. Observasi pada umumnya digunakan untuk memperoleh data mengenai perilaku individu atau proses kegiatan tertentu. Studi kasus digunakan untuk memperoleh data yang komprehensif mengenai kasus-kasus tertentu dari individu. Sosiometri pada umumnya digunakan untuk menilai aspek

  27 perilaku individu, terutama hubungan sosialnya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

  Secara garis besar faktor-faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri peserta

  28 didik dan faktor yang bersumber dari luar diri peserta didik.

  26 27 Nana Sudjana, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar” h. 44-48. 28 Nana Sudjana, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar” h. 67. a. Faktor internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri individu. Faktor ini dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

  1) Faktor fisiologis Faktor fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran. Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra. Mata sebagai alat melihat dan telinga sebagai alat pendengar. Sebagian besar yang dipelajari manusia berlangsung dalam proses membaca, melihat contoh atau model, melakukan observasi, mengamati hasil-hasil eksperimen, mendengarkan keterangan guru, mendengarkan ceramah, mendengarkan keterangan orang lain dalam diskusi dan

  29 sebagainya.

  2) Faktor psikologis Faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting dapat dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan

  30

  lebih mudah dan efektif. Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun yang dianggap esensial adalah sebagai berikut:

  a. Inteligensi atau tingkat kecerdasan siswa

  b. Sikap siswa

  c. Bakat siswa

  d. Minat siswa

  31

  e. Motivasi siswa f. Pengetahuan metakognitif siswa.

  Inteligensi merupakan kecerdasan dasar yang berhubungan dengan proses kognitif, pembelajaran (kecerdasan intelektual) cenderung menggunakan kemampuan matematis-logis dan bahasa, umumnya mengembangkan kemampuan kognitif (menulis, membaca, menghafal, menghitung dan menjawab). Kecerdasan ini dikenal dengan kecerdasan rasional karena menggunakan potensi rasio dalam memecahkan masalah. Penilaian kecerdasan dapat dilakukan melaui tes atau ujian daya ingat, daya nalar, penguasaan kosa kata, ketepatan menghitung dan kemudahan dalam

  32

  menganalisis data. Meskipun bukan sebagai satu-satunya yang menentukan kecerdasan seseorang, inteligensi juga memberi pengaruh pada proses belajar 30 Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar (Cet. XXI; Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 39. 31 32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. h. 133.

  Iskandar, Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru (Cet. I; Jakarta: Refrensi, 2012), h. sesorang. Inteligensi merupakan kemampuan umum seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar, atau berpikir abstrak. Secara umum, seseorang dengan kecerdasan tinggi dapat mudah belajar menerima apa yang diberikan padanya. Adapun yang inteligensi

  33 rendah cenderung lebih lambat menerima materi yang diberikan.