Studi Kasus pada SMA Swasta Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
POLA-POLA PENYESUAIAN
MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH
AKIBAT BERKURANGNYA JUMLAH SISWA
Studi Kasus pada SMA Swasta Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Bruno Guimek Sagalak
NIM : 011324004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
D alam segala perkara hidup
Perkara kecil adalah awal dari perkara besar yang berujung kepada
tanggungg jawab besar
Tidak ada pekerjaan apa pun yang sia-sia
Tidak ada usaha apa pun yang berujung kepada penyesalan
Sebab itu kulakukan semua dengan-M u Tuhan
Kepersembahkam U ntuk: Tuhan Yesus Kristus,Alamamaterku Sanata D harma, U kkui samba I na ka Pata, Sakembuku samba sabagiku ka laggai, Tobou M entawai
D an Cecilia Aditiyaningsih tersayang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
POLA-POLA PENYESUAIAN MANAJEMEN
KEUANGAN SEKOLAH AKIBAT BERKURANGNYA
JUMLAH SISWA
Studi Kasus Pada SMA Swasta Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta
Bruno Guimek Sagalak
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pola-pola Penyesuaian ManajemenKeuangan yang dilakukan Sekolah Akibat Berkurangnya Jumlah Siswa, (2) Pengaruh
Pola-pola Penyesuaian Manajemen Keuangan Sekolah, dan (3) Efektivitas Pola-pola
Penyesuaian Manajemen Keuangan yang telah dilakukan Sekolah. Penelitian ini
dilakukan di SMA-SMA Swasta Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun ajaran
2006/2007. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.Populasi penelitian ini mencakup semua SMA Swasta yang ada di Kabupateten
Sleman Yogyakarta yang berjumlah 33 SMA. Sampel dalam penelitian ini adalah 20
SMA dan teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, dengan kriteria:
(1) merupakan SMA Swasta yang ada di Kabupaten Sleman, (2) mengalami penurunan
jumlah siswa pada tahun ajaran 2006/2007, dan (3) melakukan pola-pola penyesuaian
manajemen keuangan sekolah. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis bentuk pola-pola penyesuaian
manajemen keuangan yang telah dilakukan sekolah beserta pengaruh dan efektivitas dari
penggunaan pola-pola tersebut.Setelah mengidentifikasi dan menganalisis pola-pola penyesuaian manajemen
keuangan sekolah tersebut ditemukan bahwa: (1) ada empat pola penyesuaian manajemen
keuangan yang dilakukan sekolah akibat berkurangnya jumlah siswa, yang berupa
penghematan listrik dan air, penghematan anggaran, penggunaan guru yang
diperbantukan, dan penyesuaian uang SPP siswa (naik), (2) pola-pola penyesuaian
manajemen keuangan yang dilakukan sekolah berpengaruh positif terhadap keuangan
sekolah, yang berarti mampu menutupi biaya operasional sekolah, dan (3) pola-pola
penyesuaian manajemen keuangan yang dilakukan sekolah adalah efektif karena hasilnya
sekolah mampu menutupi biaya operasional sekolah.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ADJUSTMENT PATTERNS OF SCHOOL FINANCE MANAGEMENT AS AN
EFFECT OF DECREASING OF STUDENTS
A Case Study in Private Senior High Schools in Sleman Regency
Yogyakarta Special Territory
Bruno Guimek Sagalak
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
The purposes of this research are to know: (1) the adjustment pattern of school
finance management as an effect of the decreasing of students, (2) the effect of the
adjustment patterns of school finance management, (3) the effectiveness of the
adjustment patterns of finance management done by the schools. This research done in
Private Senior High Schools in Sleman Regency, in Yogyakarta Special Territory in
2006-2007 Academic year. This research belongs to descriptive research.This research population covers 33 Senior High Schools in Sleman Regency,
Yogyakarta. Samples of this research are 20 Private Senior High Schools in Sleman
Regency, Yogyakarta, taken by applying purposive sampling technique which follows the
following criteria:1. Representing Private Senior High Schools in Sleman Regency 2.
Experiencing degradation amount of student in 2006/2007 3. Conducting adjustment patterns of school finance management This technique of analyzing data is by identifying and analyzing from the
adjustment patterns of finance management which have been done by schools and what
the effect and effectiveness from the patterns used.After identifying and analyzing adjustment patterns of school finance
management it can be summarized that: (1) there are four adjustment patterns of finance
management done by the schools as an effect of decreasing of students namely the thrift
of electricity and water, budget, employing unpermanent teachers and increasing the
school fee. (2) the adjustment patterns of school finance management effectiveness done
by the school have positive influence and toward the school finance. It means that the
cost of school operations can be covered.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Puji dan syukur saya persembahkan Kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, karunia dan kasih-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi sala satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Judul skripsi ini adalah POLA-POLA PENYESUAIAN MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH AKIBAT BERKURANGNYA JUMLAH SISWA. Dengan semua suka, duka, dan kendala, skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, sudah layak dan sepantasnya saya menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Drs. J. Adisusilo J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Y. Harsoyo, S.Pd.,M.Si., selaku Kaprodi dan dosen pembimbing akademik Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tuhan memberkati.
4. Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing dan memberikan masukan yang sangat membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. PA. Rubiyanto, selaku dosen pembimbing II yang telah dengan sabar membimbing dan memberikan masukan yang sangat membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Kepada segenap Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi PE(Pak Harsoyo, Pak Rubiyanto, Pak Teguh, Pak Indra, Pak Mudayen, Ibu Catur, Ibu Wigati, dll. Terimakasih atas semua yang telah diberikan, Tuhan memberkati.
7. Terimaksih buat Mbak Titin dan Sekretariat PE atas segala informasi dan bantuannya. Tuhan memberkati.
8. Teman-teman PE/PEK angkatan 2001, terimakasih atas bantuan dan dorongannya. Ayo semangat dan terus berjuang.
9. Teman-teman lampar 18 dan PAL ( Willi Putih, Willi Black, Titus Dion, Ronald Deosdado, Narita, Morin, Uli, Riska dan pacarku Dita).
10. Keluargaku tersayang yang sudah mendoakan dan memberiku semangat untuk terus berjuang.
11. P. Pio Framarin. SX, yang telah banyak dan bersedia membantu baik dari segi financial, doa dan dorongan. Tuhan memberkati.
12. Semua pihak yang telah membantu dan mendoakan saya selama ini, sampai skripsi ini selesai.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga sikripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D A F T A R I S I
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................v
ABSTRAK ................................................................................................................vi
ABSTRACT.............................................................................................................vii
KATAPENGANTAR.............................................................................................viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1 B. Batasan Masalah ............................................................................................8 C. Rumusan Masalah..........................................................................................8 D. Tujuan Penelitian...........................................................................................9 E. Manfaat Penelitian.........................................................................................9 F. Sistematika Penulisan....................................................................................10BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................12
A. Pengertian Organisasi ....................................................................................12 B.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C.
Sekolah Sebagai Organisasi...........................................................................15 D.
Prinsip-prinsip Organisasi Sekolah................................................................16 E. Fungsi Administrasi Dalam Organisasi Sekolah...........................................17 F. Pengertian Dasar Manajemen........................................................................18 G.
Unsur-unsur Dasar Manajemen.....................................................................19 H. Pola Umum Manajemen.................................................................................20 I. Manajemen Sekolah.......................................................................................21 J.
Manajemen Keuangan....................................................................................22 K.
Administrasi Keuangan Sekolah....................................................................24 L. Keuangan Sekolah..........................................................................................31 M.
Kerangka Berpikir..........................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................37
A. Jenis dan Sifat Penelitian ...............................................................................37 B. Lokasi Penelitian............................................................................................37 C. Subjek dan Objek Penelitian..........................................................................38 D. Populasi dan Sampel Penelitian.....................................................................38 E. Data yang Dicari............................................................................................39 F. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................39 G. Variabel Penelitian.........................................................................................40 H. Teknik Analisis Data......................................................................................41BAB IV GAMBARAN UMUM...............................................................................43
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................................47 A.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B.
Pembahasan....................................................................................................54
BAB VI PENUTUP ..................................................................................................60
A. Kesimpulan....................................................................................................60 B. Saran...............................................................................................................63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1: Pedoman Wawancara LAMPIRAN 2: Pengeluran Belanja Administrasi Umum Sekolah LAMPIRAN 3: Data Mentah Penelitian LAMPIRAN 4: Wawancara LAMPIRAN 5: Ijin PenelitianPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel Halaman
IV.1 Perkembangan Jumlah Sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK
Negeri dan Swasta Tahun 1999/200-2004/2005 .........................42
IV.2 Perkembangan Jumlah Kelas SD, SMP, SMA, dan SMK
Negeri dan Swasta Tahun 1999/200-2004/2005 .........................42
IV.3 Perkembangan Jumlah Siswa SD, SMP, SMA, dan SMK
Negeri dan Swasta Tahun 1999/200-2004/2005 .........................43
IV.4 Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah di Kabupaten
Sleman Tahun 2005 .....................................................................44
V.1 Frekuensi dan Persentasi Pola-pola Penyesuian
Manajemen Keuangan yang Dilakukan Oleh Sekolah ................46
V.2 Pengeluaran Belanja Administrasi Umum
SMA Swasta Sleman Tahun Anggaran 2006...............................48
V.3 Distribusi pola-pola penyesuaian manajemen keuangan
yang dilakukan akibat berkurangnya jumlah siswa .....................51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan berperan penting dalam usaha
mencerdaskan suatu bangsa. Dengan menempuh pendidikan di sekolah orang mengharapkan supaya bakat dan kemampuan yang dimiliki bisa dikembangkan secara maksimal, sampai kepada kemandirian dalam proses pengembangan pribadinya. Oleh karena itu, pendidikan yang diperoleh melalui sekolah (formal) dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur kemajuan dan derajat kemakmuran suatu negara dan mengukur besarnya peranan setiap warga negara dalam kegiatan pembangunan. Oleh karena itu yang menjadi aktor utama dalam mewujudkan cita- cita di atas adalah lembaga-lembaga pendidikan, dan dalam hal ini salah satunya adalah sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan atau organisasi adalah wadah kerjasama sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan (Nawawi, 1986: 25).
Dengan kata lain, sekolah adalah salah satu bentuk ikatan kerjasama sekelompok orang yang bermaksud mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama.
Oleh karena itu, perlu dipahami bagaimana peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Sebuah lembaga pendidikan seperti sekolah tidak boleh diartikan sekedar sebuah gedung saja, tempat anak-anak berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pengetahuan. Sekolah adalah sebagai institusi, peranannya jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 pendidikan adalah mengembangkan potensi manusia yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas sebagai manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat (Nawawi, 1986: 27).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan atau organisasi memerlukan manajemen yang baik dan dalam hal ini kepala sekolah berperan sebagai manajer.
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen yang baik tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien. Konsep ini berlaku di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Untuk itu, kepala sekolah perlu memahami fungsi-fungsi pokok manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan.
Seperti layaknya sebuah organisasi, sekolah secara garis besar memiliki dua aspek manajemen, yaitu manajemen administrasi dan manajemen operatif.
Dalam pembahasan ini manajemen operatif akan lebih banyak disinggung, karena dalam manajemen operatif terdapat manajemen keuangan yang merupakan topik utama dari pembahasan ini. Dengan memahami manajemen keuangan akan diketahui bagaimana kegiatan pengelolaan dana di sekolah. Pengelolaan dana memerlukan adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, bimbingan dan pengarahan, kontrol, komunikasi, dan bahkan ketatausahaan.
Sehubungan dengan masalah manjajemen sekolah, dan fungsi kepala sekolah sebagai pelaku manjerial secara spesifik manajemen keuangan, bertanggungjawab mengatur pengelolaan keuangan agar uang tersebut berdaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 guna bagi pelaksanaan kegiatan yang terarah pada pencapaian tujuan sekolah. Oleh karena itu setiap rupiah dari dana atau uang yang dimiliki harus dikelola secara bertanggungjawab, dari manapun sumbernya.
Dalam proses pengelolaan keuangan sekolah terdapat suatu aspek yang penting yakni pertanggungjawaban. Disamping unsur kepribadian perlu adanya kesadaran yang tinggi bahwa setiap penyalahgunaan keuangan akan merugikan organisasi atau sekolah kerena kegiatan akan terhambat, untuk itu Kepala Sekolah dituntut untuk memiliki kebakatan dan keahlian khususnya pengelolaan dalam bidang administrasi keuangan, sifat cermat, teliti, hati-hati dan jujur.
Sebelum lebih jauh mengetengahkan tentang pengelolaan keuangan sekolah, bagi kepala sekolah perlu mengetahui sumber-sumbernya yang dapat dibedakan sebagai berikut: pertama, dana dari pemerintah; kedua, dana dari siswa atau orang tua siswa; ketiga, dana dari masyrakat (Soetopo, 1982: 222).
Selanjutnya setelah mengetahui sumber-sumber keuangan sekolah untuk pembiayaan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah sebagai berikut: pertama, menyangkut perencanaan dan kebijaksanaan penggunaan, serta perencanaan keuangan oleh Kepala Sekolah; kedua, menyangkut masalah Tata Usaha Keuangan berupa proses penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, dan pertanggungjawaban keuangan.
Persoalan yang dihadapi sekolah tidak hanya melulu masalah kerumitan pengelolaan, namun masalah lain yang sering dialami sekolah, yakni keterbatasan dana dan sumber dana bagi sekolah. Hal ini diperkuat dengan adanya fenomena penurunan jumlah siswa dari tahun ke tahun yang dialami sekolah-sekolah di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Indonesia pada masa krisis moneter saat ini. Hal ini berpengaruh kepada keuangan sekolah, sumber keuangan sekolah menjadi berkurang karena siswa merupakan sumber dana bagi sekolah melalui SPP yang wajib dibayar oleh siswa/orangtua siswa. Dengan berkurangnya jumlah siswa yang masuk dari tahun ke tahun otomatis jumlah dana yang masuk ke kas sekolah juga berkurang. Hal ini menjadi masalah bagi sekolah karena akan menghambat terselenggaranya tujuan administrasi dengan manajemennya yaitu memenuhi misi yang diemban oleh administrator yaitu menyelesaikan tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ada beberapa alasan yang dapat dijadikan sebagai jawaban atas adanya fenomena penurunan jumlah siswa yang masuk ke Sekolah Menengah Atas atau ke Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di seluruh wilayah Indonesia beberapa tahun terakhir ini.
Seperti yang terjadi di Ambon, lulusan SLTP lebih memilih masuk dan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan dari pada Sekolah Menengah Atas. Alasannya adalah dengan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan, siswa memperoleh ketrampilan yang dapat digunakan sebagai modal kerja dan peluang apabila melanjut ke Perguruan Tinggi pun ada, sedangkan apabila memilih melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas berarti harus kuliah, padahal ada begitu banyak lulusan Perguruan Tinggi di seluruh wilayah Indonesia yang menganggur dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan (Kompas, Kamis, 13 Juli 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Alasan lain yang dapat dikemukakan adalah sekolah pinggiran kota kurang diminati oleh siswa, calon siswa lebih memilih sekolah yang ada di dalam kota, hal ini dikarenakan adanya anggapan masyarakat dan calaon siswa bahwa mutu Sekolah Menengah Atas yang ada di dalam kota lebih baik dari pada Sekolah Menengah Atas yang letaknya di pinggiran kota. Seperti yang dialami Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah Wates, sampai pada hari terakhir penerimaan siswa baru (PSB) jumlah pendaftar masih tergolong sedikit. Formulir yang keluar sebanyak 20 dan yang masuk baru mencapai 10. Padahal daya tampung sekolah tersebut sebanyak 4 kelas atau 144 anak (Kedaulatan Rakyat, Jumat,14 Juli 2006).
Berbeda dengan dua fenomena yang telah di uraikan di atas, alasan lain yang dapat dikemukakan adalah adanya penggolongan sekolah yakni sekolah favorit dan sekolah yang tidak favorit. Dalam hal ini yang termasuk sekolah favorit adalah Sekolah Menengah Atas Negeri menjadi pilihan utama bagi calon siswa, selanjutnya Sekolah Menengah Atas swasta favorit yang sudah dikenal luas oleh masyarakat menjadi pilihan berikutnya apabila gagal tersaring di Sekolah Menengah Atas Negeri. Hal ini menjadi masalah besar bagi sekolah yang tidak masuk golongan favorit, karena akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan calon siswa (Kedaulatan Rakyat, Jumat, 14 Juli 2006).
Ada fenomena lain yang sangat memperihatinkan dari penurunan jumlah siswa yang melanjutkan pendidikan ke semua tingkat pendidikan kususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas adalah karena faktor ekonomi dan kemiskinan. Tingginya biaya pendidikan semakin tidak terjangkau oleh masyarakat golongan menengah ke bawah. Seperti yang terjadi di Sekolah Menengah Atas Negeri 3,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Jember Jawa Timur, uang pendaftaran berkisar Rp. 586.500 - Rp. 6004.500 dan masyarakat disitu merasa sangat mahal (Jawa Pos, Minggu, 16 Juli 2006).
Dari beberapa fenomena yang telah diuraikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat sangat membutuhkan pendidikan yang berkualitas yang dapat menjamin masa depannya, akan tetapi pada kenyataannya pendidikan di Indonesia belum bias diandalkan sebagai jaminan akan masa depan. Kualitas pendidikan tidak merata dan rendah. Pendidikan belum bisa dinikmati dan diperoleh oleh semua kalangan masyarakat, hal ini diperkuat adanya masyarakat yang tidak bisa memperoleh pendidikan dengan alasan mahalnya biaya pendidikan.
Berdasarkan masalah di atas, pihak sekolah dipaksa untuk mencari jalan alternatif atau kebijakan yang dianggap menguntungkan bagi sekolah terutama dalam usaha mengatasi keterbatasan dana yang tersedia bagi sekolah untuk kebutuhan operasional dan pengadaan fasilitas pendidikan yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan yaitu pendidikan yang berkualitas. Pihak sekolah dan manajemennya mau tidak mau harus mencari sumber dana dan pola-pola penyesuaian manajemen keuangan sekolah sehubungan dengan defisit anggaran yang dihadapi oleh sekolah.
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang POLA-POLA PENYESUAIAN
MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH AKIBAT BERKURANGNYA JUMLAH SISWA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Batasan Masalah
Pada pembahasan ini telah ditentukan batasan-batasan permasalahan, dengan tujuan agar penelitian lebih terarah. Pada penelitian ini akan mengungkap pola-pola penyesuaian dalam bidang manajemen keuangan sekolah yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam usaha penyesuaian manajemen keuangan sebagai akibat berkurangnya jumlah siswa dan pengaruh pola-pola penyesuaian manajemen keuangan sekolah terhadap keuangan sekolah.
C. Rumusan Masalah 1.
Apa saja pola-pola penyesuaian manajemen keuangan yang dilakukan sekolah akibat berkurangnya jumlah siswa?
2. Bagaimana pola-pola penyesuaian manajemen keuangan sekolah yang dilakukan berpengaruh terhadap keuangan sekolah?
3. Pola-pola penyesuaian manajemen keuangan mana yang lebih efektif terhadap keuangan sekolah?
D. Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui pola-pola apa saja yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka penyesuaian manajemen keuangan akibat penurunan jumlah siswa.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pola-pola penyesuaian manajemen keuangan yang dilakukan sekolah terhadap keuangan sekolah.
3. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pola-pola penyesuaian manajemen keuangan yang dilakukan sekolah terhadap keuangan Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
E. Manfaat Penelitian 1.
Bagi penulis Penulis dapat mempraktekkan konsep dan teori-teori yang diperoleh selama di bangku kuliah, seperti sekolah sebagai organisasi, manajemen sekolah secara kusus manjemen keuangan sekolah dan pengelolaannya, serta peranan Kepala Sekolah sebagai manjer sekolah dengan tujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman di bidang penelitian.
2. Bagi sekolah Pihak sekolah dapat mengetahui pola-pola apa saja yang berpengaruh dan efektif yang perlu dilakukan dalam penyesuaian manajemen keuangan sekolah akibat penurunan jumlah siswa.
3. Bagi pembaca Pembaca dapat mengetahui betapa pentingnya dana atau keuangan dalam kegiatan operasional sekolah dan pembaca sebagai partner sekolah mengetahui secara jelas pola-pola penyesuaian manajemen keuangan apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah.
4. Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Organisasi Untuk memahami pengertian organisasi dalam sub ini akan dikemukakan
definisi organisasi, organisasi sebagai sistem, sub sistem organisasi, dan dimensi- dimensi organisasi. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi memberikan batasan organisasi sebagai berikut:
“Organisasi adalah sistem kerja sama antara dua orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Ada pun cirri-ciri sistem kerja sama itu meliputi: komunikasi antara orang yang bekerja sama itu, individu dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerja sama; kerja sama itu ditujukan untuk mencapai tujuan” (Supandi, 1985: 3).
Menurut definisi dan batasan di atas ada tiga hal yang patut dicatat sebagai unsur organisasi, yaitu: orang yang tergabung, pola-pola kegiatan yang diatur, dan ditujukan untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati. Dengan demikian banyak sekali satuan sosial yang dapat disebut organisasi.
Definisi lain dikemukakan oleh Bedeian dalam Supandi (1985: 4) yang menerangkan secara jelas arti organisasi sebagai berikut: “Organisasi adalah kesatuan sosial yang mempunyai tujuan untuk dicapai, secara sengaja membentuk struktur system kegiatan dengan suatu batas yang mudah dikenal. Definisi ini mengandung empat unsur, yaitu: kesatuan sosial, tujuan yang akan dicapai, struktur sistem kegiatan, dan batas yang mudah dikenal.
a.
Kesatuan Sosial (social entities) Organisasi adalah gabungan orang-orang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 b.
Terarah Pada Pencapaian Tujuan (goal directed) Organisasi itu ada karena ingin mencapai suatu tujuan (a purpose).
c.
Struktur Sistem Kegiatan (deliberately structured activity systems) Organisasi dalam melakukan kegiatan-kegiatannya menggunakan pengetahuan yang mengatur saling hubungan antara kegiatan yang satu dengan yang lain.
d.
Batas yang Mudah dikenal (identifiable boundary) Ketentuan ini menerangkan batas-batas mana yang unsur-unsur di dalam organisasi dan mana unsur-unsur di luar organisasi.
Schein dalam Wijono (1972: 41) mengemukakan empat gagasan penting yang menjadi pertanda organisasi, yaitu: a.
Organisasi adalah koordinasi dalam usaha dan upaya secara umum, koordinasi mengandung pengertian penyesuaian dan pengaturan yang baik dan serasi.
b.
Pencapaian tujuan atau cita-cita bersama melalui koordinasi kegiatan c. Ada pembagian kerja menjamin dan menciptakan organisasi.
d.
Adanya tata urutan yang bertingkat atau hirarkis kewenangan anggota organisasi.
Sedangkan (Nawawi, 1984: 27) menerangkan bahwa definisi organisasi adalah sebagai berikut: “Organisasi adalah sistem kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dengan mengetahui unsur-unsur pokok organisasi seperti yang dikemukakan di atas dapatlah orang merumuskan definisi organisasi. Pada prinsipnya organisasi adalah gabungan orang-orang melakukan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11 berdasarkan pola dan asas tertentu demi tercapainya tujuan yang ditetapkan bersama.
B. Organisasi Sebagai Sistem
Dari definisi organisasi yang telah dijelaskan di atas jelaslah bahwa organisasi itu adalah merupakan sitem kegiatan dari sekelompok orang yang melakukan usaha bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama dalam suatu kesatuan sosial. Dalam perkembangan studi tentang organisasi, orang membedakan antara sistem tertutup (closed system) dan Sistem terbuka (open system ).
Sebelum menjelaskan kedua sistem tersebut, baiklah kita ketahui dahulu yang dimaksud dengan “sistem” disini.
“A System is a set of Interelated elements that Equires Inputs from the Environment” Daft dalam Nawawi (1986: 10). Diterangkan oleh Richard L. Daft, bahwa suatu sistem adalah suatu rangkaian unsur-unsur yang berkaitan satu sama lain, yang memperoleh masukan demi lingkungan, mengubah bentuknya dan kemudian menghasilkan keluasan kelingkungan luar.
Dalam suatu organisasi sistem tertutup, organisasi tidak tergantung pada lingkungan; organisasi itu berdiri sendiri, tertutup dan membatasi diri dari dunia luar.
Sedangkan organisasi sistem terbuka harus mengadakan interaksi dengan lingkungan dimana organisasi itu berada. Organisasi itu berusaha untuk tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 hidup, baik sebagai konsumen maupun sebagai exporter sumber-sumber kepada lingkungan.
C. Sekolah sebagai organisasi
Kalau memperhatikan kembali pada pengertian organisasi, bahwa organisasi mempunyai empat unsur, yaitu kesatuan sosial, tujuan yang ingin dicapai, sistem kegiatan dan adanya batasan organisasi maka sekarang persoalannya adalah apakah suatu sekolah itu dapat disebut suatu organisasi. Jika di analisa, sekolah mempunyai unsur-unsur organisasi seperti yang disebutkan di atas. Sekolah adalah kesatuan sosial yang merupakan salah satu unit kerja dari organisasi pendidikan makro. Akan tetapi kalau hanya memperhatikan secara sempit mengenai organisasi sekolah saja, maka hanya memeperhatikan organisasi pendidikan mikro. Pembagian kerja di sekolah diadakan untuk mendapatkan efisiensi dalam proses kerja, dimana orang mendirikan sekolah mesti ada tujuan yang akan dicapai. Sedangkan di dalam melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang telah digariskan, sekolah membentuk struktur organisasi yang mengatur sistem kerja sama di antara bagian-bagian dan orang-orang yang ada di dalam organisasi sekolah. Ciri organisasi berikutnya adalah adanya batas organisasi yang membedakan antara mana yang termasuk di dalam organisasi dan mana yang tidak termasuk unsur organisasi.
Dalam penelaahan tersebut, jelas bahwa suatu sekolah merupakan suatu organisasi. Terlepas dari pembicaraan bahwa organisasi sekolah merupakan bagian dari organisasi pendidikan makro, maka sekolah itu sendiri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 organisasi yang aktivitasnya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dimana sekolah berada.
Ditinjau dari teori organisasi, organisasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Organisasi formal, adalah organisasi yang tujuannya dinyatakan dengan lebih formal secara tertulis berdasarkan peraturan atau hukum yang berlaku, menetapkan pola kegiatan dengan menekankan pada koordinasi dan hierarki kewenangan, termasuk jenis inilah sekolah.
2. Organisasi sosial adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan yang tidak dinyatakan secara formal atau tertulis, tetapi secara implisit dengan pola kerja yang longgar dan bahkan tidak ada struktur kewenangan secara hierarkis. Yang termasuk jenis ini adalah perkumpulan alumni sekolah.
3. Organisasi Informal, adalah organisasi yang terbentuknya dalam bentuk formal, tetapi tidak termasuk ke dalam struktur organisasi seperti yang digariskan dalam organisasi formal.
Jadi, jelaslah bahwa sekolah merupakan jenis organisasi formal, karena tujuan, peraturan, struktur dan pola kegiatannya ditentukan secara formal.
D. Prinsip-Prinsip Organisasi Sekolah
Supaya organisasi itu baik perlu adanya syarat, yaitu sehat, dalam arti tiap- tiap satuan yang ada dapat menjalankan perannya dengan tertib, dan efisien dalam arti bila menjalankan perannya masing-masing satuan organisasi dapat mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14 perbandingannya yang terbaik antara usaha dan hasilnya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pikiran yang menyangkut masalah prinsip-prinsip tersebut.
1. Pikiran klasik Pikiran klasik ini bersumber dari Robbins (1978) namun masih relevan dengan keadaan sekarang baik sebagai objek kajian maupun sebagai bentuk upaya.
Prinsip-prinsip klasik tersebut terdiri dari: pembagian kerja, rentangan administrasi, departemenisasi, dan otoritas atau wewenang.
2. Pikiran yang muncul (emerging ideas). Pikiran lama dalam menghadapi permasalahan organisasi, yaitu masalah bagaimana supaya kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan dapat lancar, sejalan dengan pola manajemen Likert “ Sistem 1”. Baik buruknya organisasi dan tercapai tidaknya tujuan organisasi dipandang dari pihak pimpinan.
E. Fungsi Administrasi Dalam Organisasi Sekolah
Pada fungsi administrasi dalam organisasi sekolah menetapkan lima fungsi pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian, pimpinan, pemberian stimulus, dan pengawasan. Kipling dalam Soetopo (1982: 258).
1. Perencanaan (planning).
Pada dasarnaya perencanaan adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang harus dikerjakan, mengapa hal tersebut dilakukan, kapan itu dilakukan, dimana dilakukan, bagaimana hal itu dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikenal orang dengan singkatan 5W+1H (What, Why, When, Who dan How).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Pengorganisasian (organizing).
Pengorganisasian adalah fungsi administrasi, sedangkan administrasi adalah unsur organisasi yang berfungsi menjadikan organisasi lebih efektif dan efisien.
3. Pimpinan (directing, leading, commanding).
Fungsi pimpinan merupakan fungsi untuk menggerakkan seluruh potensi yang ada demi tercapainya tujuan organisasi.
4. Pemberian Stimulus (stimulating).
Pemberian penghargaan, kepercayaan, penghormatan, diajak berperan serta, dijamin kesejahteraanya dan hal lain yang menimbulkan semangat kerja itulah yang disebut pemberian stimulus (stimulating).
5. Pengawasan (controlling).
Pengawasan bertujuan untuk mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.
F. Pengertian Dasar Manajemen
Manajemen sebagai suatu proses khas yang menggerakkan organisasi adalah sangat penting karena tanpa manajemen yang efektif tidak akan ada usaha yang akan berhasil cukup lama. Dari uraian di atas jelas bahwa istilah manajemen itu berhubungan dengan usaha mencapai tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang tersedia dalam organisasi dengan cara yang sebaik mungkin. Untuk memperjelas arti manajemen di bawah ini dikutip beberapa pendapat sarjana/ahli di bidang manajemen:
“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16 sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Stoner dalam Handoko, (1984: 8). Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner menggunakan kata proses karena semua manajer, tanpa mempedulikan kecakapan atau ketrampilan khusus mereka, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka inginkan. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Definisi lain dikemukakan oleh Winardi, (1981: 55) yang menerangkan arti manajemen sebagai berikut: “Manajemen adalah perencanaan serta integrasi upaya, pemanfaatan sumber-sumber daya secara tepat, motivasi manusia dan pelaksanaan kepemimpinan guna membina sebuah organisasi ke arah tujuan dan sasarannya dengan cara yang efisien”. Sedangkan menurut Follet dalam Handoko (1984: 8) menerangkan arti manajemen sebagai berikut: “Manajemen adalah sebuah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, yang berarti para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri”.
G. Unsur-Unsur Dasar Manajemen
Auren Turis dalam Winardi (1981: 57) mengetengahkan 3 kategori kemahiran yang harus dimiliki oleh setiap manajer yaitu:
1. Kemahiran yang bertalian dengan hubungan kerja kemanusiaan.
(human relations skill), seperti bekerja bersama bawahan, mempunyai hubungan baik dengan atasan, mampu kerja sama dan koordinasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Prosedural dan administratife (procedural and administrative skills) seperti mengendalikan pekerjaan-pekerjaan tata usaha dan mempergunakan waktu dengan efektif.
3. Pribadi (personal skills), seperti pengaturan daya ingatan, pemusatan pikiran dan lain-lain.
Rex F. Harlow dalam Winardi (!981: 58) mengemukakan 3 kemahiran dasar yang diperlukan bagi seorang manajer yaitu:
1. Kemahiran teknik yang cukup untuk melakukan upaya dari pada tugas kususnya yang menjadi tanggungjawabnya (technical skill);
2. Kemahiran yang bercorak kemanusiaan yang cukup dalam bekerja dengan sesamanya guna menciptakan keserasian kelompok yang efektif dan yang mampu menumbuhkan kerja sama diantara anggota-anggota bawahan yang ia pimpin (human skill);
3. Kemahiran menyelami keadaan yang cukup untuk menemukan antar hubungan dari pelbagai faktor yang tersangkut dalam suasana itu, yang bisa memberikan petunjuk-petunjuk kepadanya dalam mengambil langkah-langkah yang dimaksud, sehingga mencapai hasil yang maksimal bagi organisasinya secara keseluruhan (conceptual skill).
H. Pola Umum Manajemen
Dari uraian singkat di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai manajemen antara lain sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1. Manajemen pada dasarnya adalah alat atau sarana dari administrasi (administration), 2. Sebagai alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan unsur statis dari administrasi yaitu organisasi,
3. Dalam fungsinya menggerakkan organisasi manajemen merupakan suatu proses yang dinamis yang meliputi fungsi-fungsi planning, organizing, actuating, controlling dan lain-lain.
4. Proses manajemen selalu diarahkan untuk pencapaian sesuatu tujuan tertentu.
5. Dalam pencapaian tujuan tersebut manajer sebagai pelaksana manajemen menggunakan pelbagai unsure yang tersedia dalam organisasi yaitu: men,
materials, machines, money, methods , dan lain-lain.
6. Penggunaan unsur-unsur manajemen tersebut selalu dilaksanakan degan seefisien mungkin berdasarkan prinsip-prinsip manajemen.
I. Manajemen Sekolah
Istilah manajemen memiliki banyak arti, bergantung pada orang yang mengartikannya. Istilah manajemen sekolah acapkali disandingkan dengan administrasi sekolah (Mulyana, 2003: 19). Berkaitan dengan itu terdapat tiga pandangan berbeda:
1. Mengartikan administrasi lebih luas dari pada manajemen (manajemen merupakan inti dari administrasi),
2. Melihat manajemen lebih luas dari pada administrasi, 3.
Pandangan yang menganggap bahwa manajemen identik dengan administrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 Dalam tulisan ini kata manaejmen diartikan sama dengan administrasi/pengelolaan, meskipun kedua istilah tersebut sering diartikan berbeda. Dalam berbagai kepentingan, pemakaian kedua istilah tersebut sering digunakan secara bergantian, demikian halnya dalam berbagai literatur, acapkali dipertukarkan.
Gaffar dalam Mulyasa (1989: 19) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sistemik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk itu, perlu dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan. Dalam prakteknya keempat fungsi tersebut merupakan suatu proses yang berkesinambungan.
J. Manajemen Keuangan
Penyelenggaraan kegiatan di lingkungan suatu organisasi kerja, baik yang bersifat manajemen administratif maupun manajemen operatif sebagian diantaranya sangat memerlukan penyediaan sejumlah dana. Kegiatan pengelolaan dana memerlukan pula kegiatan perencanaan, pengorganisasian, bimbingan dan pengarahan, kontrol, komunikasi, dan bahkan juga ketatausahaan. Sehubungan dengan itu administrasi keuangan dapat dilihat dari dua aspek sebagai berikut:
1. Administrasi keuangan dalam arti sempit, yang mengandung pengertian segala pencatatan masuk dan keluarnya keuangan dalam membiayai kegiatan organisasi kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Administrasi keuangan dalam arti luas, yang mengandung pengertian penentuan kebijaksanaan dalam pengadaan dan penggunaan keuangan untuk mewujudkan kegiatan organisasi kerja berupa kegiatan perencanaan, pengaturan, pertanggungan jawab dan pengawasan keuangan.
Keuangan merupakan masalah yang sangat penting bagi terselenggaranya kegiatan di sekolah. Di dalam pengertian umum keuangan yang erat hubungannya dengan pembiayaan kegiatannya meliputi tiga hal, yaitu: penyusunan anggaran (budgeting), pembukuan (accounting), dan pemeriksaan (auditing). (Wijono, 1989: 159).