EKSISTENSI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DALAM PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM PAJAK NASIONAL Repository - UNAIR REPOSITORY

  DISERTASI EKSISTENSI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DALAM PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM PAJAK NASIONAL Oleh: Iwan Suhardi NIM. 091070541 PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA DISERTASI EKSISTENSI UNDANG 2016

  

EKSISTENSI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983

TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

PERPAJAKAN DALAM PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM

PAJAK NASIONAL

DISERTASI

  

Untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Hukum Pada Program Studi Doktor

Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan Dipertahankan di

Hadapan Panitia Ujian Doktor Terbuka

Pada Hari Rabu, 16 Maret 2016

  

Pukul 10.00 wib-selesai

Oleh:

  

Iwan Suhardi

NIM. 091070541

PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

  

2016

  

LEMBAR PENGESAHAN

EKSISTENSI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DALAM

PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM PAJAK NASIONAL

  

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TAHAP I

  Disertasi ini telah diuji pada Ujian Akhir Tahap I (Tertutup) Pada: Jumat, 19 Pebruari 2016 Panitia Penguji: Ketua : Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

  Promotor : Prof. Dr.Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S. Ko Promotor : Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S.

  Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H., M.H. Dr. Lanny Ramli, S.H., M.Hum. Dr. Sukardi, S.H., M.H. Dr. Herini Siti Aisyah, S.H., M.H.

  Ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Nomor : 133/UN3.1.3/2016 Tanggal : 19 Pebruari 2016

  Disertasi ini telah diuji pada Ujian Akhir Tahap II (Terbuka) Pada: Rabu, 16 Maret 2016 Panitia Penguji: Ketua : Prof. Dr.Eman, S.H., M.S.

  Sekretaris : Prof. Dr. Sri Hajati, S.H., M.S. Promotor : Prof. Dr.Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S. Ko Promotor : Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S. Penyanggah : 1. Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H., M.H.

  2. Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

  3. Prof. Dr.Drs Abd. Shomad , S.H., M.H.

  4. Dr. Emanuel Sujatmoko, S.H., M.S.

  5. Dr. Lilik Pudjiastuti, S.H., M.H.

  6. Dr. Deddy Sutrisno, S.H., M.H.

  Ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Nomor : 183/UN3.1.3/2016 Tanggal : 10 Maret 2016

  Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas bimbingan dan rahmat- NYA, karena kehendak dan kuasa-NYA memberikan kekuatan kepada saya untuk menyelesaikan disertasi ini. Sekalipun telah berusaha dengan sebaik-baiknya, saya menyadari bahwa disertasi ini membutuhkan kritikan dan saran untuk menjadikannya lebih baik lagi.

  Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan disertasi ini. Dalam kesempatan ini hanya sebagian yang dapat disebutkan di sini. Namun semuanya sangat berarti. Berkat dukungan dari semua pihak tersebut, saya akhirnya dapat menyajikan karya ilmiah ini.

  Pada kesempatan pertama, saya ingin menyampaikan rasa hormat dan penghargaan setingi-tingginya kepada promotor disertasi ini, Prof. Dr. Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S. Beliau adalah figur pembimbing dan motivator yang brilian. Kemampuan dan kesiapan beliau dalam memberikan bimbingan telah membantu bimbingannya menemukan dan menyelesaikan permasalahan dalam disertasi ini.

  Selain itu, beliau sangat peduli terhadap kendala yang di hadapi mahasiswa dalam menyelesaikan penulisan disertasi dan berusaha membantu mencari jalan keluarnya.

  Demikian pula terima kasih saya sampaikan kepada Kopromotor disertasi ini, Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S., yang dalam kesibukan pekerjaannya sebagai Hakim Agung pada Mahkamah Agung Republik Indonesia masih bersedia mencari-cari waktu luang untuk memberikan bimbingan di tengah jadwal kegiatannya yang sangat padat.

  Ucapan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Airlangga disampaikan kepada:

  1. Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA. Rektor Universitas Airlangga;

  2. Prof. Dr. Eman, S.H., M.S., Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga beserta para Pembantu Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga;

  3. Prof. Dr. Sri Hajati, S.H., M.S., Ketua Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Airlangga beserta jajaran dibawahnya.

  Terima kasih saya sampaikan kepada seluruh pengajar Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Airlangga yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga dan berguna dalam penyusunan disertasi ini.

  Demikian pula disampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H., M.H., yang telah memberikan masukan untuk memperkaya isi disertasi ini.

  Terima kasih kepada para penguji pada tahap ujian kualifikasi. Kepada Yang Terhormat: 1. Prof. Dr.Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S.

  2. Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.S.

  3. Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

  4. Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, S.H., M.H.

  5. Prof. Dr. Lucianus Budi Kagramanto, S.H., M.S.

  6. Dr. Dina Sunyowati, S.H., M.Hum.

  7. Dr. Sukardi, S.H., M.H.

  Terima kasih kepada para penguji pada tahap ujian proposal. Kepada Yang Terhormat: 1. Prof. Dr.Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S.

  2. Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S.

  3. Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.S.

  4. Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, S.H., M.H.

  5. Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H., M.H.

  6. Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

  7. Dr. Sarwirini, S.H., M.H. Terima kasih kepada para penguji pada tahap ujian kelayakan. Kepada Yang

  Terhormat: 1. Prof. Dr.Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S.

  2. Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S.

  3. Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.S.

  4. Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

  5. Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, S.H., M.H.

  6. Dr. Lanny Ramli, S.H., M.Hum.

  7. Dr. Sarwirini, S.H., M.H.

  8. Dr. Herini Siti Aisyah, S.H., M.H. Ucapan terima kasih kepada para penguji pada tahap ujian akhir tahap I

  (Tertutup). Kepada Yang Terhormat: 1. Prof. Dr.Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S.

  2. Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S.

  3. Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

  4. Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H., M.H.

  5. Dr. Lanny Ramli, S.H., M.Hum.

  6. Dr. Sukardi, S.H., M.H.

  7. Dr. Herini Siti Aisyah, S.H., M.H. Dalam kesempatan ini, saya sampaikan terima kasih kepada orangtua saya

  (Helmon Suhardi dan Juliana Tionardi) dan adik-adik saya yang selalu memberikan dukungan moral untuk menyelesaikan pendidikan doktor ini.

  Terima kasih khusus saya sampaikan kepada istri saya, Juliati Prajitno, dan anak-anak saya yang selalu mengingatkan untuk segera menyelesaikan disertasi ini dan merelakan waktu berkumpul keluarga digunakan untuk menyelesaikan disertasi ini.

  Terima kasih kepada staf pada Program Doktor Ilmu Hukum yang terhormat Pak Amin, Bu Hermi dan Bu Nisa atas semua pelayanannya selama saya mengikuti pendidikan doktor ilmu hukum di Program Studi Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

  Terakhir saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang belum saya sebutkan di atas yang telah membantu saya selama mengikuti pendidikan Doktor Ilmu Hukum Universitas Airlangga.

  Surabaya, 7 Maret 2016 Penulis

  

RINGKASAN

  Pembaruan sistem hukum pajak tahun 1983 bertujuan membentuk sistem pajak nasional yang berintikan prinsip kesederhanaan, keadilan, dan kepastian hukum. Prinsip kesederhanaan selalu menyertai tax reform sistem perpajakan dimana-mana, sehingga tax reform sering diidentikan dengan penyederhanaan sistem hukum pajak.

  Sistem hukum pajak nasional baru tersebut mempunyai ciri-ciri kesederhanaan, baik dalam hukum pajak materiil maupun hukum pajak formal.

  Kesederhanaan dalam hukum pajak materiil tampak pada (a) jenis pajak yang dipungut lebih sedikit dibanding jenis pajak pada sistem lama (peninggalan kolonial); (b) jumlah tarif pajak tidak terlalu banyak; (c) dasar pengenaan pajak (tax base) yang luas. Hukum pajak formal yang sederhana memiliki prinsip (a) pemisahan hukum pajak formal dan hukum pajak materiil; (b) penyatuan hukum pajak formal dalam satu undang-undang. Kedua prinsip tersebut diwujudkan dengan pembentukan UU KUP sebagai ketentuan umum bagi peraturan pajak yang lain.

  Tujuan penyatuan hukum pajak formal tersebut adalah untuk membentuk sistem pemungutan pajak yang efisien (hemat biaya administrasi dan hemat biaya kepatuhan), mudah dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat dan pemungut pajak. Perwujudan prinsip kesederhanaan dalam hukum pajak formal tersebut mengalami kendala karena: (a) inkonsistensi pembuat undang-undang dan pembuat kebijakan pajak; (b) disharmoni antara ketentuan dalam UU KUP sendiri; (c) disharmoni antara UU KUP dan hukum pajak formal lain di luar UU KUP.

  Berbagai kendala tersebut telah mendegradasikan kedudukan UU KUP. Semula UU KUP dimaksudkan sebagai ketentuan umum bagi semua peraturan pajak lain dalam sistem pajak nasional (meliputi pajak pusat, bea dan cukai, serta pajak daerah). Dalam perkembangannya UU KUP hanya menjadi ketentuan umum bagi pemungutan pajak pusat yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Pajak.

  Dalam keadaan tersebut, hukum pajak formal yang mengatur prosedur pemungutan pajak, berubah kembali menjadi kompleks karena terdapat banyak hukum pajak formal selain UU KUP. Kesederhanaan yang menjadi prinsip inti pembentukan sistem pajak nasional baru telah diabaikan. Prinsip-prinsip pembaruan hukum pajak formal tidak dilaksanakan secara konsisten sehingga tujuan penyatuan hukum pajak formal dalam UU KUP hingga saat ini belum dapat diwujudkan.

  Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melakukan reposisi kedudukan UU KUP dan reinterpretasi kedudukan UU KUP. Kedudukan UU KUP harus dikembalikan pada posisi seperti pada awal reformasi sistem perpajakan tahun 1983 yaitu sebagai ketentuan umum untuk semua jenis pajak yang dipungut di Indonesia, siapapun lembaga pemungutnya.

  Dibutuhkan penafsiran yang lebih fleksibel mengenai kedudukan UU KUP. Hukum pajak formal mengatur tatacara pemungutan berbagai jenis pajak yang memiliki macam-macam karakteristik maka penyatuan seluruh hukum pajak formal tersebut dalam satu undang-undang, dalam hal ini UU KUP justru dapat menciptakan kompleksitas baru. Pada satu sisi, penyatuan hukum pajak formal untuk pemungutan semua jenis pajak (pajak pusat, bea dan cukai, dan pajak daerah) dalam satu undang-undang memudahkan masyarakat menemukan peraturannya, tetapi pada sisi yang lain akan membuat undang-undang tersebut menjadi kompleks karena sarat dengan ketentuan-ketentuan yang mengatur prosedur pemungutan berbagai jenis pajak. Alternatif yang dapat dikemukakan adalah menjadikan UU KUP sebagai ketentuan pokok yang mengatur pemungutan seluruh jenis pajak, tetapi penjabarannya dapat dilakukan dengan peraturan perundang-undangan yang lain.

  Berbeda dengan keadaan saat ini, hukum pajak formal di luar UU KUP tidak semua mempunyai hubungan dengan UU KUP dan keberadaannya dicampur dalam satu undang-undang bersama hukum pajak materiilnya. Hukum pajak formal yang ingin diwujudkan adalah hukum pajak formal di luar UU KUP yang memiliki hubungan dengan UU KUP sebagai ketentuan pokoknya sehingga kedudukan UU KUP sebagai satu-satunya hukum pajak formal tetap diakui dan sesuai dengan prinsip penyederhanaan hukum pajak formal yang telah ditetapkan dalam pembaruan sistem hukum pajak nasional tahun 1983.

  

SUMMARY

  The objection of tax reform of 1983 was to form simplicity, fairness, and certainty in national tax law system. Simplification is almost always a part of tax reform, thus tax reform is often identified as simplification of tax law.

  Both of the new material and formal national tax laws are simpler than the previous tax laws. Simplification of the material tax law can often be seen as (a) fewer type of tax, (b) lesser tax tariff, and (c) larger tax base. Simplification of the formal tax law can often be seen as (a) separation of formal tax law and material tax law, (b) unification of formal tax laws. Attempts to simplify the material and formal tax laws are seen in the formation of General Provisions and Procedures of Taxation (UU KUP) as general tax law for other tax laws.

  The purpose of unification of formal tax laws are to create a more efficient system that is easier to understand and apply by tax payer and tax collector.

  However, the actual application of these simplified formal tax laws are not without difficulties. Some of the difficulties are: (a) Inconsistencies of lawmaker and tax policy maker, (b) weakness in UU KUP, (c) disharmony between UU KUP and other formal tax laws.

  The difficulties mentioned above have changed the role of UU KUP from the general tax law for all national tax laws (central government tax, local tax, custom, and excise) to only become general tax law for central government tax that was collected by Direktorat Jenderal Pajak.

  Due to that debacle, now there are various formal tax laws beside UU KUP that govern tax collection. These various formal tax laws cause the tax law to become unnecessarily complex and the former goal to simplify tax laws have yet to be achieved.

  The solution of this problem is return to the position of UU KUP during early tax reformation of 1983; that is to use UU KUP as general tax law for all type of tax collected in Indonesia.

  In addition, a more flexible interpretation of position of UU KUP is needed. Given that formal tax law govern tax collection for different type of taxes that have their own characteristics, combining all those tax laws into one law can to one law will make it easier for lay people to follow the law, but on the other hand the tax law itself can become more complex since it will be filled with various rules that manage the tax collection of different taxes. To prevent this complication from occurring, UU KUP will contain only the main rules that control collection of all taxes, but the details of tax collection can be sit in other rules as implemented of the main rules.

  Currently, not all of the formal tax laws outside of UU KUP are connected to UU KUP. If all of the formal tax laws outside of UU KUP can be connected to UU KUP, then UU KUP can finally be the sole general formal tax law and the goal to simplify formal tax laws as stated in the tax law reformation of 1983 will finally be achieved

  

ABSTRACT

  Characteristic of a tax system can be seen in the formal tax law that governs the tax collection procedure. Indonesian tax law system of the colonial legacy is a complex and difficult to manifest. To tackle this problem, consolidated formal tax law in The Law Number 6 Year 1983 concerning General Provisions and Procedures of Taxation, as amended several times, lastly amended by The Law Number 16 Year 2009 (UU KUP) to simplify the national tax law system.

  Result of this study showed that in practice, Indonesian tax system is still too complex. There are three main reasons for the observed complexity: First, inconsistency of the lawmaker and tax policy maker. Separation between formal tax law and material tax law only occurs in the early reformation of tax law. In the sequential tax law reformation, the formal and material tax laws are coalesced together, going backward to the time prior to the national tax law system reformation. Second, UU KUP has not been able to accommodate all tax systems that are used in Indonesia, including the official assessment system. Third, there are disharmonisation between UU KUP and other formal tax law such as The Law Number 14 Year 2002 concerning Tax Court. Returns UU KUP to the starting position 1983 tax reform and changes UU KUP to accommodate all the tax collection system can be a solution and be the conclusion in this study.

  Keywords: Tax compliance, Simplification of tax system, Tax law reform

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TAHAP I ......................................................... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TAHAP II ....................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................ v

RINGKASAN ................................................................................................................ x

SUMMARY ................................................................................................................ xiii

ABSTRACT................................................................................................................. xv

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xvi

DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ....................................... xx

DAFTAR PUTUSAN PENGADILAN ................................................................... xxv

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xxvi

  

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1 I.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 21 I.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 21

  1.3.1. Tujuan Umum ....................................................................................... 21 DISERTASI EKSISTENSI UNDANG

  1.3.2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 21

  • –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

  2.2 Kewenangan Konstitusional Pemungutan Pajak ............................................. 85

  I.7.4 Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum ................................................. 51

  2.1.2 Teori Kewenangan Pemungutan Pajak .................................................... 78

  2.1.1.2. Korelasi Pajak dan Pengakuan Hak Milik ....................................... 74

  2.2.1.1 Konsep Hak Milik ............................................................................ 61

  

  2.1 Filosofi dan Teori Kewenangan Pemungutan Pajak ........................................ 55

  BAB II. PRINSIP HUKUM PEMBENTUKAN SISTEM HUKUM PAJAK NASIONAL ..................................................................................................... 55

  I.8 Pertanggungjawaban Sistematika ..................................................................... 53

  I.7.5 Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum ............................................... 52

  I.7.3 Sumber Bahan Hukum ........................................................................... 49

  DISERTASI EKSISTENSI UNDANG

  I.7.2 Pendekatan Masalah ............................................................................... 46

  I.7.1 Tipe Penelitian........................................................................................ 45

  I.7 Metode Penelitian ............................................................................................. 45

  I.6 Kerangka Konseptual ....................................................................................... 25

  I.5 Orisinalitas Penelitian ...................................................................................... 23

  1.4.2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 22

  1.4.1. Manfaat Teoritis ................................................................................... 22

  I.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 22

  • –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

  2.3 Pembaruan Sistem Hukum Pajak Nasional ................................................... 131

  2.3.1 Konsep Pembaruan Hukum Pajak (Tax Reform Concept) ..................... 131

  2.3.1.1 Sifat Pembaruan (Breath of Reform) .............................................. 132

  2.3.1.2 Waktu Pembaruan (Timing of Reform) .......................................... 135

  2.3.2 Landasan Filosofi Pembaruan Sistem Hukum Pajak Nasional .............. 136

  2.3.3 Tujuan Pembaruan Sistem Hukum Pajak .............................................. 149

  2.3.3.1 Tujuan Penerimaan (Revenue Goals) ............................................. 149

  2.3.3.2 Penerimaan Netral (Revenue Neutrality Goals) ............................. 150

  2.3.4 Prinsip Pembaruan Sistem Hukum Pajak .............................................. 151

  2.3.4.1 Prinsip Keadilan (Equity Principles) .............................................. 151

  2.3.4.2 Prinsip Kesederhanaan (Simplicity Principles) .............................. 157

  2.3.4.3 Prinsip Efisiensi (Efficiency Principles) ........................................ 170

  2.3.4.4 Prinsip Kepastian Hukum (Certainty Principles) .......................... 173

   BAB III KEDUDUKAN UU KUP SALAM SISTEM HUKUM PAJAK NASIONAL ....................................................................................................... 179

  3.1 Penyederhanaan Sistem Hukum Pajak .......................................................... 179

  3.1.1 Penyederhanaan Hukum Pajak Materiil................................................. 182

  3.1.2 Penyederhanaan Hukum Pajak Formal .................................................. 188

  3.2 Karakteristik Sistem Pemungutan Pajak Menurut UU K .............................. 211 DISERTASI EKSISTENSI UNDANG

  3.3 Beberapa Alternatif UU KUP dalam Sistem Hukum Pajak Nasional ........... 218

  • –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

  BAB IV PENYATUAN HUKUM PAJAK FORMAL SISTEM HUKUM PAJAK NASIONAL .......................................................................................... 232

  4.1 Faktor-Faktor Penghambat Penyatuan ........................................................... 232

  4.1.1 Disharmoni UU KUP dan Hukum Pajak Formal Lain di Luar UU KUP................................................................................................................. 232

  4.1.2 Inkonsistensi Pembaruan Sistem Hukum Pajak .................................... 267

  4.2 Faktor Pendukung Penyatuan Hukum Pajak Formal ..................................... 271

  4.3 Penyatuan Hukum Pajak Formal Melalui Reposisi dan Reinterpretasi Kedudukan UU KUP ...................................................................................... 291

  4.4 Penyatuan Hukum Pajak Formal Melalui Reposisi dan Reinterpretasi Kedudukan UU KUP ...................................................................................... 297

  BAB V. PENUTUP ................................................................................................. 311

  5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 311

  5.2 Saran .............................................................................................................. 313

  DAFTAR BACAAN DAFTAR LAMPIRAN DISERTASI EKSISTENSI UNDANG

  • –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

  Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan

  Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312). Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai

  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3313). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1991 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3459). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

  Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3566). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1994 tentang Perubahan

  Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3567).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan DISERTASI EKSISTENSI UNDANG Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran

  • –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI
Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3568). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan

  Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569). Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan

  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 95 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612). Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai

  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan

  Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan

  Kedua atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3985).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3986).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor DISERTASI EKSISTENSI UNDANG 3987).

  • –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355).

  Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan

  Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4740).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4755).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893).

  Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 menjadi Undang-Undang, (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor DISERTASI EKSISTENSI UNDANG 62, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4999).

  • –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5055).

  Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 214, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).

  Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593).

  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/ PMK.03/ 2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 18 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, (Lembaran Daerah

  Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2010 Nomor 18, Tambahan DISERTASI EKSISTENSI UNDANG Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 15).

  • –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI
Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo, Nomor 5 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 Nomor 1 Seri B, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 14).

  Peraturan Daerah Kota Surabaya, Nomor 11 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2010 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 9).

  Thailand

  Revenue Code, B.E. 2547 The Custom Act, B.E. 2469 The Excise Act, B.E. 2527 The Petroleum Income Tax, B.E. 2514

  Jepang

  Act on General Rules for National Taxes (Act No.66 of April, 1962) The Income Tax Act (Act No.33 of 1965) The Corporation Tax Act (Act No.34 of 1965) The Inheritance Tax Act (Act No.73 of 1950) The Consumption Tax (Act No. 108 of 1988)

  Belanda

  Algemene Wet Inzake Rijksbelastingen Tahun 1959 (Staatsblad 02-07-1959, 301) sebagaimana terakhir terdapat dalam Staatsblad 2002,53 Wet op de Imkomsten Belasting 2001 Wet op de Loonbelasting 1964 Wet op de Omzetbelasting 1968 DISERTASI EKSISTENSI UNDANG Wet op de Vennotschapbelasting 1969

  • –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

  

DAFTAR PUTUSAN PENGADILAN

NO PUTUSAN PENGADILAN

  Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Perkara Nomor 004/PUU-II/2004, Permohonan 1 Pengujian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

  14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, atas permohonan PT. Apota Wibawa Pratama, diputuskan dalam Rapat Pemusyawaratan Hakim Konstitusi pada tanggal 8 Desember 2004.

  Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 300/C/PK/PJK/ 2009, permohonan peninjauan kembali 2 perkara pajak, dalam perkara PT. Pelabuhan Nusantara

  XI PASA DJATIROTO melawan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, diputuskan dalam Rapat Pemusyawaratan Mahkamah Agung pada tanggal 8 Juli 2010.

  Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Nomor:1015/B/PK/PJK/ 2009, permohonan peninjauan 3 kembali perkara pajak, dalam perkara PT.Amero Mitra

  Film melawan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, diputuskan dalam Rapat Pemusyawaratan Mahkamah Agung pada tanggal 11 Pebruari 2015.

  • –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

  DAFTAR TABEL Tabel 1 Hubungan Sebab Akibat Kepemilikan Harta dan Timbulnya

  Kewajiban Pajak .................................................................75

  Tabel 2 Perbandingan UU KUP dan Thailand Revenue Code ..... 203 Tabel 3 Perbandingan UU KUP dan Act on general Rules for National Taxes (Ketentuan Umum Pajak Nasional di Jepang) ..... 206

  Tabel 4 Perbandingan UU KUP dan Algemene Wet Inzake Rijksbelastingen (disingkat AWR)

  ............................. 210

  

Tabel 5 Jenis-Jenis Surat Pemberitahuan Ekspor Barang dan Impor

  Barang ............................................................................. 304

  

Tabel 6 Jenis-Jenis Surat Penetapan Direktorat Jenderal Bea dan

  Cuka…………………………………………………….........306

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TINDAK PIDANA HOMOSEKSUAL DALAM PERUMUSAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) DAN QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM JINAYAT

0 3 1

KAJIAN YURIDIS PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MELALUI FASILITAS MEDIA ELEKTRONIK PERBANKAN DI JEMBER DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

0 3 18

KAJIAN YURIDIS PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MELALUI FASILITAS MEDIA ELEKTRONIK PERBANKAN DI JEMBER DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

0 3 18

EFEKTIVITAS SANKSI PIDANA PAJAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (Studi di Pengadilan Pajak Jakarta)

0 0 9

I. PENDAHULUAN - PENGARUH PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

0 0 11

ANALISIS KEBIJAKAN FORMULASI KETENTUAN PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

0 0 14

EKSISTENSI KOMPILASI HUKUM ISLAM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

0 0 18

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG - UU KUP.pdf

0 0 57

GANTI RUGI DALAM PERBUATAN MELAWAN HUKUM KARENA PENAHANAN OLEH PENGUASA SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 67

STUDI TENTANG PRAKTEK PELAKSANAAN PROGRAM PENSERTIPIKATAN DALAM UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA NOMOR 5 TAHUN I960, DAN KAITAANYA DENGAN CITA-CITA UNIFIKASI Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 88