METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QURAN SURAT AL MAIDAH AYAT 67 DAN AL NAHL AYAT 125 ( KAJIAN TAFSIR AL MISBAH) SKRIPSI

  

METODE PENDIDIKAN ISLAM

DALAM PERSPEKTIF AL QURAN SURAT AL MAIDAH

AYAT 67 DAN AL NAHL AYAT 125

( KAJIAN TAFSIR AL MISBAH)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

MOCHAMAD MANGSUR

  

NIM 11110077

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  

SKIRPSI

METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QURAN SURAT AL

MAIDAH AYAT 67 DAN AL NAHL AYAT 125 (KAJIAN TAFSIR AL MISBAH)

DISUSUN OLEH

  

MOCHAMAD MANGSUR

NIM : 111 10 077

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Maret 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Drs. A. Bahrudin. M.Ag _______________ Sekretaris Penguji : M. Ghufron, M.Ag _______________ Penguji I : Muna Erawati, M. Psi _______________ Penguji II : Dr. M. Zulfa, M.Ag _______________

  Salatiga, 10 April 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M. Pd NIP. 19670112 199903 1 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  

ِميِحهرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Mochamad Mangsur NIM : 111 10 077 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 9 Januari 2015 Yang Menyatakan,

  Mochamad Mangsur NIM : 111 10 077 PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunnya maka skripsi Saudara:

  Nama : Mochamad Mangsur NIM : 111 10 077

  Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Judul Skripsi : METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QURAN SURAT AL MAIDAH AYAT 67 DAN AL NAHL AYAT 125 ( KAJIAN TAFSIR AL MISBAH) telah kami setujui untuk dimonaqosyahkan.

  Salatiga, 9 Januari 2015 Pembimbing M. Ghufron, M. Ag NIP 19611024 198903 1 002

  

MOTTO

              

           

  

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

  

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

  

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

  

(Q.S Al-Alaq 1-5)

  PERSEMBAHAN

  Teruntuk Ibuku tercinta ( Ibu Rusyati) terimakasih namaku selalu engkau sebut dalam setiap doa-doamu selama ini, pengorbanan yang tiada pernah terhenti walaupun aku tahu tubuhmu sudah cukup letih untuk tetap bekerja demi anakmu dan keluargamu, kasih sayang yang tak pernah bisa tergantikan oleh apapun, semoga selalu diberi kekuatan, kesehatan, dan umur panjang. Bapakku (Bapak Nur Rochmad) yang telah dulu mendahului kami, teriring doa semoga dalam rahmat dan ampunan Allah SWT. selalu menyertaimu sehingga menjadikan lapangnya kuburmu. Terimakasih telah menjadi orang tua terbaik dan sempurna di dunia ini untuk kami anak-anakmu.

  Terimakasih untuk keluarga besarku, saudaraku, keponakan-keponakanku yang selalu membesarkan hatiku, sahabatku, dan perempuan yang selalu menemani, memahami, dan membantu setiap kesulitan diriku maupun keluargaku. Terucap kasih dan sayang untuk kalian semua.

  Semua ini aku persembahkan untuk mereka yang selalu membimbingku, mendo‟akanku, dan menyayangiku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Metode Pendidikan Islam dalam Perspektif Al Quran Surat Al

  Maidah Ayat 67 dan Al Nahl Ayat 125 (Kajian Tafsir Al Misbah)

  ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Bapak Rasimin, SPd.I, M.Pd Selaku Ketua Program Studi PAI IAIN Salatiga.

  4. Bapak M. Ghufron M. Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan motivasi, bimbingan, pengarahan, dan sumbangan pemikiran dalam masa bimbingan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

  5. Ibu Dra.Siti Farikhah,M Pd.Selaku dosen pembimbing akademik.

  6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik IAIN Salatiga.

  7. Kyai Ahmad Qomarudin dan Nyai Nurul Hidayah (Pengasuh PonPes Nurul Musthofa) yang secara terus menerus menjaga dan menata rohaniku

  8. Bapak (Nur Rochmad) dan Ibu (Rusyati) yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materi serta dengan tulus ikhlas tiada henti mendoakan agar dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

  9. Semua teman-teman PAI angkatan 2010 (khususnya PAI B), PPL, dan KKN yang selalu memotivasi dan saling mendukung agar cepat menyelesaikan perkuliahan ini. Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang tentunya masih terdapat kekurangan. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran pendidikan Islam, berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin…

  Salatiga, 9 Januari 2015 Penulis

  Mochamad Mangsur 111 10 077

  

ABSTRAK

  Mangsur, Mochamad. 2015. METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QURAN SURAT AL MAIDAH AYAT 67 DAN AL NAHL AYAT 125 ( KAJIAN TAFSIR AL MISBAH). Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam. Instutut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Pembimbing. M. Ghufron, M. Ag,.

  

Kata kunci : Metode Pendidikan Islam, Surat Al Maidah, Surat Al Nahl, dan Tafsir Al

Mishbah.

  Penelitian ini membahas metode pendidikan Islam dalam ayat Al-Quran khususnya ayat dalam surat Al Maidah dan surat Al Nahl. Fokus penelitian yang dikaji adalah: 1. Bagaimana prinsip-prinsip pelaksanaan metodologi pendidikan Islam. 2. Bagaimana metode pendidikan Islam yang ada dalam surat Al Maidah ayat 67 dan surat Al-Nahl ayat 125.

  Penelitian ini dikategorikan dalam jenis penelitian kepustakaan (Library Reseach) atau “kualitatif literal”. Penelitian kepustakaan adalah penelitian dengan mencari dan mengumpulkan kepustakaan atau bahan-bahan bacaan untuk mencari dan membandingkan naskah atau pendapat para ahli tafsir dan ahli pendidikan tentang metode pendidikan Islam, kemudian dianalisa untuk mendapatkan tujuan penelitian. Secara garis besar penulis menghendaki hasil penelitian ini memberi kontribusi dalam nuansa keilmuan pendidikan berkaitan dengan metode-metode pendidikan Islam, khususnya untuk memberi kemudahan pengajar dalam menunjukkan keberadaan dalil-dalil yang ada dalam Al-Quran berhubungan dengan metode yang digunakan pada proses belajar mengajar.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa prinsip-prinsip pelaksanaan metodologi pendidikan Islam antara lain: Mengetahui motivasi (dorongan batin), kebutuhan dan minat anak didiknya. Mengetahui tahap kematangan, perkembangan, serta perubahan anak didik. Mengetahui perbedaan-perbedaan karakter individu di dalam anak didik. Metode dalam proses pendidikan memiliki fungsi yang sangat signifikan. Banyak pendapat yang menyatakan seberapa urgensi dari metode pendidikan seperti

  “Al-Thariqatu Ahammu min al- Maddati artinya adalah metode jauh lebih penting dibanding materi. Dengan demikian

  menunjukkan bahwa metode dalam proses pendidikan sejak dahulu memiliki peran yang sangat penting. Berkaitan dengan skripsi ini ditemukan beberapa metode pendidikan Islam yang ada dalam Al-Quran seperti metode ceramah yang dianggap sudah tidak relevan karena terliat ketinggalan zaman dengan kecanggihan teknologi dan informasi dewasa ini.

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Daftar Riwayat Hidup

  2. Daftar nilai SKK

  3. Lembar Konsultasi

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................. i HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN............................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................... vii ABSTRAK .............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... x DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................

  1 B. Pembatasan Masalah ..........................................

  10 C. Rumusan Masalah................................................

  10 D. Tujuan Penelitian ................................................

  11 E. Manfaat Penelitian .............................................

  11 F. Metode Penelitian ...............................................

  12 1. Jenis Penelitian..............................................

  12 2. Metode Pengumpulan Data...........................

  12 3. Metode Analisa Data ....................................

  12 G. Sistematika Penulisan .........................................

  14 BAB II KAJIAN PUSTAKA

  A. Pengertian Metode Pendidikan Agama Islam......

  c. Tafsir Surat Al-Maidah Ayat 67................ 73 d. Kandungan Isi Surat Al-Maidah Ayat 67.

  1. Metode Pendidikan dalam Surat Al-Maidah Ayat 67.............................................................. 94

  94

  67 DAN AL-NAHL AYAT 125 MENURUT TASFIR AL-MISHBAH A. Metode Pendidikan Islam dalam Surat Al-Maidah Ayat 67...................................................................

  BAB IV METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-MAIDAH AYAT

  c. Kandungan Isi Surat Al-Nahl Ayat 125.... 92

  b. Tafsir Surat Al-Nahl Ayat 125.................. 83

  a. Penjelasan Ayat.......................................... 80

  80

  78 2. Sutar Al-Nahl Ayat 125...................................

  72

  16 B. Fungsi Metode Pendidikan Agama Islam............

  70 b. Asbabun Nuzul.........................................

  70 a. Penjelasan Ayat........................................

  66 B. Tafsir Surat Al-Maidah Ayat 67 dan Al-Nahl Ayat 125............................................................... 70 1. Surat Al-Maidah Ayat 67...............................

  64 2. Sistematika Tafsir Al-Mishbah......................

  64 1. Biografi Mufassir .........................................

  39 BAB III TAFSIR SURAT AL-MAIDAH AYAT 67 DAN AL-NAHL AYAT 125 DALAM PERSPEKTIF TAFSIR AL-MISHBAH A. Tafsir Al-Mishbah................................................

  33 E. Pendekatan-Pendekatan Metode Pendidikan Agama Islam........................................................ 35 F. Macam-Macam Metode Pendidikan Islam..........

  21 D. Karakteristik Metode Pendidikan Agama Islam..

  19 C. Prinsip Metode Pendidikan Agama Islam............

  2. Metode Pendidikan dalam Surat Al-Nahl

  B. Relevansi Tafsir Surat Al-Maidah Ayat 67 dan Al-Nahl Ayat 125 dalam Kehidupan Sehari-Hari... 105

  1. Surat Al-Maidah Ayat 67.................................. 105

  2. Surat Al-Nahl Ayat 125..................................... 107

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan........................................................... 109 B. Saran .................................................................... 113 C. Penutup ................................................................ 114 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk termulia dari segenap makhluk yang ada di alam ini. Dalam Al-Quran banyak ditemukan gambaran yang membicarakan tentang manusia

  dan makna filosofis dari penciptaanya. Manusia merupakan makhluk-Nya paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan yang dilengkapi dengan akal fikiran (al-Rasyidin, 2005:1). Sebagai makhluk pilihan yang mengemban banyak tugas maka Tuhan membedakannya dengan makhluk lain seperti hewan, jin, dan malaikat. Di samping itu manusia juga dibekali bentuk fisik yang sempurna, harmonis dan indah.

        

  Artinya “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya”. (Departemen Agama RI, 2007: 903)

  Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa secara jelas manusia diberi kelebihan bentuk fisik yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Manusia dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba, akal atau daya untuk berpikir, dan hati yang selalu merasakan. Setiap manusia yang diciptakan setidaknya memiliki kelengkapan tersebut terutama akal dan perasaan. Akal pusatnya di otak dan fungsinya untuk berfikir. Perasaan pusatnya di hati, fungsinya untuk merasa dan dalam tingkat yang paling tinggi ia melah irkan “kata hati”. Fungsi fikir dan rasa tidak dapat dipisahkan, karena misalnya orang yang merasa, sekaligus juga berfikir

  (Djumransyah, 2007:29). Begitu juga dengan orang yang memikirkan sesuatu pasti juga terlahirah sebuah perasaan tertentu hasil dari akal yang bekerja dalam otak manusia.

  Sebagai makhluk yang Allah sertakan dengan akal dan perasaan maka manusia memungkinkan untuk mengembangkan dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan seterusnya menghasilkan kebudayaan. Untuk lebih jelasnya akal adalah alat untuk menuntut ilmu, dan ilmu merupakan solusi dari setiap kesulitan manusia dan untuk mempertahankan eksistensinya. Dengan demikian Islam memerintahkan untuk menuntut ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya, agar memiliki pengetahuan yang dapat digunakan untuk tercapainya menjadi makhluk yang sempurna. Faktor terbesar yang membuat makhluk manusia itu mulia adalah karena ia berilmu. Ia dapat hidup senang dan tenteram karena memiliki dan menggunakan ilmunya. Ia dapat menguasai alam ini dengan ilmunya. Iman dan takwanya dapat meningkat dengan ilmu juga (Darajat, 2011:7). Ilmu juga yang membedakan antara manusia yang dimuliakan dan yang tidak dimuliakan.

  

             



  Artinya “ .... Katakanlah (hai Muhammad): "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Departemen Agama RI, 2007:660) Karena selain secara fisik dan psikologis manusia sebagai makhluk terbaik, ia juga secara fitrah memiliki nilai-nilai kemanusiaan (Munir, 2003:25). Tugas lain yang tidak kalah penting adalah menjadi khalifah Allah di muka bumi. Manusia yang diberi wewenang secara langsung oleh Tuhan untuk mendiami, mengurus, dan mengolah dengan sebaik-baiknya sehingga dapat dipergunakan untuk kesejahteraan seluruh umat manusia. Tanggung jawab besar dipikul oleh manusia sebagai khalifah dalam kaitanya dengan mengurus alam semesta sehingga dapat mengambil manfaat dari kerja kerasnya.

  

         

            

  Artinya: “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(Departemen Agama, 2007:202) Manusia sebagai makhluk pedagogik yang memiliki potensi dapat dididik dan mendidik sehingga memiliki tugas mulia yakni menjadi penguasa, maka dibutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup. Dalam hubungan ini, pendidikan memegang peran utama untuk mencapai kesempurnaan berfikir. Tidak ada jalan lain selain melalui proses pendidikan, agar akal pikiran dapat kembali kefitrahnya. Manusia dibekali fitrah, untuk membedakan yang baik dan buruk (Munir, 2003:25). Dengan kata lain, manusia yang dianggap sebagai khalifah Allah tidak akan menjunjung tinggi tanggung jawab kekhalifahannya, kecuali dilengkapi dengan potensi-potensi yang memungkinkannya mampu melaksanakan tugasnya. Al-Quran menegaskan, manusia itu memiliki karakteristik-karakteristik unik. Atribut pertama yang penting adalah manusia dilengkapi dengan fithrah yang dimiliki sejak lahir (Abdullah, 1994:56).

  Malalui pendidikan manusia juga akan menjadi manusia yang dimanusiakan sebagai hamba Allah yang mampu mentaati ajaran-ajaran-Nya. Pendidikan adalah proses untuk menuju kedewasaan seseorang yakni adanya interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang mewariskan pola-pola tingkah laku yang didasarkan pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu setiap situasi pendidikan harus disesuaikan dengan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai, materi yang akan diberikan, dan metode yang akan dipergunakan sehingga proses belajar mengajar itu dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Sementara itu, pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT., baik kepada Tuhannya, sesama manusia dan sesama makhluk lainnya (Arief, 2002:41). Sebagai salah satu komponen pokok dalam pendidikan, metode berperan sangat penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, karena ia menjadi sarana untuk menyampaikan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan, agar dapat dipahami oleh peserta didik, dan menjadi pengertian yang fungsional bagi tingkah lakunya. Pengertian pendidikan seperti sekarang ini di zaman Nabi belum lazim pakai atau diketahui, tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan perintah agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih ketrampilan berbuat, memberi motivasi, dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim itu telah mencakup arti pendidikan dalam pengertian sekarang. Seperti halnya masyarakat Arab Makah yang tadinya kafir, musyrik, dan bertabiat buruk, atas usaha dan kegigihan Nabi untuk mengimankan dan mengislamkan mereka kemudian mereka berubah menjadi penyembah Allah yang taat dan berakhlak mulia. Dengan demikian Nabi telah menjadi pendidik yang membina, mendidik, dan mengajar kepribadian masyarakat

  

Jahiliyah secara tidak langsung untuk membentuk pribadi muslim sesuai Al-Quran

  dan keberhasilan beliau sangat diakui dunia pendidikan Islam. Apa yang beliau lakukan dalam membentuk kepribadian manusia yang mulia, kita rumuskan sekarang dengan pendidikan Islam. Cirinya adalah perubahan sikap dan perilaku sesuai dengan petunjuk ajaran Islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat, dan lingkungan yang menunjang. Pendidikan merupakan persoalan yang kompleks, menyangkut semua komponen yang terkandung di dalamnya. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Al- Quran dan As-Sunnah selain mempunyai tujuan keilmuan, juga mempunyai tujuan menjadikan manusia sebagai khalifah yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik (Arief, 2002:29). Jadi untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam tidak semudah membalikkan telapak tangan, oleh karena itu perlu adanya kegigihan, kesungguhan, dan kesabaran dalam menjalankannya serta pandai-pandai dalam memilih metode yang cocok untuk proses pembelajaran sesuai materi maupun kondisi dan kebutuhan. Di sinilah pentingnya sebuah metode atau jalan untuk mencapai sesuatu tujuan yang dikehendaki sehingga Allah SWT. menegaskannya dalam Surat Al-Maidah ayat 35.

  

          

  

  Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Departemen Agama RI, 2007: 150)

  Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan/materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi sendiri. Sebuah adigum mengatakan bahwa

  “Al-Thariqat Ahammu min al-Maddah (metode jauh lebih penting dibanding materi), adalah

  sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik, karena disampaikan disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu sendiri kurang dapat dicerna oleh peserta didik (Arief, 2002:39). Hubungan antara metode dan tujuan pendidikan merupakan hubungan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dapat berhasil dengan baik jika didukung oleh pemakaian dan pemilihan metode pendidikan yang tepat. Subjek pendidikan juga perlu memiliki kompetensi yang mahir dalam menerapkannya sehingga peserta didik dapat belajar dengan senang hati dan proses belajar mengajar menimbulkan kesan yang menggembirakan. Dengan demikian tujuan yang telah disepakati dapat tercapai.

  Tujuan pendidikan Islam tidak hanya sesederhana yang ingin membentuk kepribadian manusia yang baik tetapi pendidikan Islam menitik beratkan semua aspek pendidikan agama yang berupa aqidah, syariah, dan akhlak. Kongres se-dunia ke II tentang pendidikan Islam tahun 1980 di Islamabad menyatakan bahwa: Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik pen.) secara menyeluruh dan seimbang dan yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri manusia yang rasional, perasaan dan indera. Karena itu, pendidik hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik; aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif; dan mendorong semua aspek tersebut berkembang kearah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia (Al-Rasyidin, 2005:38). Dari sangat kompleksnya tujuan yang akan dicapai maka dibutuhkan juga pendekatan dan metode yang sesuai dengan materi-materi ajaran Islam yaitu metode-metode pendidikan yang ada dalam Al-Quran. Metode pendidikan yang disajikan di dalam Al-Quran banyak sekali variannya. Oleh karena itu, pendidik dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan metode yang mempertimbangkan aspek efektivitasnya dan relevansinya dengan materi yang disampaikan, akan tetapi realita di lapangan masih banyak sekali kendala yang dihadapi khususnya pendidik dalam proses penyampaian materi. Dalam penggunaan metode masih sering ditemui ketidak cocokan antara bahan ajar dengan cara menyampaikannya maupun penggunaan metode yang kurang variatif. Al-Quran adalah pedoman untuk seluruh umat manusia, sehingga begitu kompleks sekali isi kandungannya, juga terdapat banyak sekali metode pendidikan yang terdapat di dalam Kalam Ilahi yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, tersebut.

  Menyadari pentingnya metode yang tepat dalam menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar sehingga mempengaruhi keberhasilan peserta didik maka penulis terdorong menyusun skripsi yang berjudul METODE PENDIDIKAN ISLAM

DALAM PERSPEKTIF AL QURAN SURAT AL MAIDAH AYAT 67 DAN AL

  NAHL AYAT 125 (KAJIAN TAFSIR AL-MISHBAH). Judul ini dipilih karena

  ketertarikan penulis terhadap nuansa keilmuan dunia pendidikan Islam yang minim dengan kecakapan tenaga pengajar yang kurang profesional dalam melaksanakan tugas pengajarannya. Kecakapan guru yang dirasa kurang dalam kaitannya dengan proses pengajaran salah satunya adalah kemampuan dalam menggunakan metode pembelajaran, dengan demikian penulis berharap dapat memberikan sumbangsih dalam mengembangkan dan memberi alternatif sajian pengetahuan yang positif dalam proses belajar mengajar melalui skripsi ini. Ada pun pemilihan tafsir Al- Mishbah sebagai pedoman utama kajian karena dianggap cakap dan kompetendan diakui dalam dunia penafsiran Al-Quran sehingga untuk menjelaskan tema yang diangkat penulisbisa secara jelas dapat dimengerti. Penjelasan yang berupa tafsir dari

  mufassir bisa mudah dipahami dan dapat menghasilkan kesimpulan keilmuan dengan bentuk skripsi.

B. Pembatasan Masalah

  Sehubungan dengan singkatnya waktu pelaksanaan penyusunan skripsi, peneliti membatasi pembahasan hanya pada ayat 67 surat Al Maidah dan ayat 125 dalam surat Al Nahl, karena di dalam ayat-ayat tersebut dirasa terdapat banyak metode pendidikan yang dikehendaki.

  C. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang di atas, pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat terumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana prinsip-prinsip pelaksanaan metodologi pendidikan Islam?

  2. Bagaimana deskripsi metode pendidikan Islam yang terdapat dalam surat Al Maidah ayat 67 dan Al Nahl ayat 125? D.

   Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pelaksanaan metodologi pendidikan Islam.

  2. Untuk mengetahui deskripsi metode pendidikan Islam yang terdapat dalam surat Al Maidah ayat 67 dan Al Nahl ayat 125.

  E. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah memberi wacana kepada pendidik tentang metode-metode pendidikan Islam yang dapat dikaji kembali sehingga termotivasi untuk menggunakan dalam proses belajar mengajar baik manfaat secara teoritis maupun praktis.

  1. Manfaat Teoritis Manfaat secara teoritis yang diperoleh dari penelitian ini adalah menambah khasanah temuan penelitian baru mengenai metode pendidikan Islam dalam Kitab Suci.

  2. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis dari pelaksanaan penelitian ini untuk seorang pengajar adalah dapat mengetahui dan memahami secara benar penafsiran yang ada dalam ayat-ayat Al-Quran dalam kaitannya dengan cara pengajaran sehingga dalam proses pengajaran dapat berjalan dengan lancar karena pemilihan metode pengajaran yang sesuai atau cocok dengan materi yang disampaikan.

F. Metode penelitian

  1. Jenis Penelitian Penelitian ini dikategorikan dalam jenis penelitian kepustakaan (Library

  Reseach

  ) atau “kualitatif literal”. Penelitian kepustakaan adalah penelitian dengan mencari dan mengumpulkan kepustakaan atau bahan-bahan bacaan untuk mencari dan membandingkan naskah atau pendapat para ahli tafsir dan ahli pendidikan tentang metode pendidikan Islam, kemudian dianalisa untuk mendapatkan tujuan penelitian.

  2. Metode Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah sumber utama yakni Al-Quran dan buku-buku yang membahas tentang metode pendidikan Islam.

  Seperti buku yang berjudul prinsip-prinsip dan metoda pendidikan Islam, ilmu pendidikan Islam, serta tafsir Al-Mishbah, dan tafsir lainnya sebagai rujukan pemahaman penulis terhadap ayat yang sedang dikaji.

  3. Metode Analisa data Metode Analisa data yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode tafsir.

  Metode ini adalah metode dengan pendekatan penafsiran para ahli tafsir

  (mufassirin) terhadap makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan metode pendidikan dan pendapat para ahli pendidikan.

  Berdasarkan pemaknaan yang terkandung dalam ayat-ayat berdasarkan penafsiran para ahli dan buku-buku yang relevan, maka disusunlah secara logis sehingga menjadi dua hal yang saling bersinergi dan saling melengkapi.

  Adapun metode tafsir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Metode tafsir

  maudhu‟i

  Metode maudhu‟i ialah metode tafsir yang membahas ayat-ayat Al-Quran sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Semua ayat yang berkaitan, dihimpun. Kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya, seperti asbabun nuzul, kosa kata dan sebagainya.

  Semua dijelaskan dengan rinci dan tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik dari argumen itu berasal dari Al-Quran, hadis, maupun pemikiran rasional (Baidan, 2000: 151). Adapun langkah-langkah penerapan metode ini sebagaimana dijelaskan Farmawi antara lain. Pertama, menghimpun ayat-ayat yang berkenaaan dengan judul. Kedua, menelusuri latar belakang turun (asbab nuzul) jika ada. Ketiga, meneliti dengan cermat semua kata atau kalimat yang dipakai. Keempat, mengkaji pemahaman ayat-ayat itu dari pemahaman berbagai aliran dan pendapat para mufassir. Kelima, semua dikaji secara tuntas sesuai fakta-fakta yang ditemukan (Baidan, 2000:153) b. Metode Induktif Metode induktif yaitu melakukan analisis dari pengetahuan yang bersifat khusus guna menarik kesimpulan yang bersifat umum. Metode ini digunakan dngan cara menganalisa fakta-fakta dan persoalan yang khusus kemudian ditarik kesimpulan yang umum, yakni dengan cara menganalisa data tentang konsep metode pendidikan Islam dalam Surat Al-Maidah ayat 67 dan Al-Nahl ayat 125.

  c. Metode Komparatif Metode komparatif yaitu metode untuk membandingkan dua fenomena atau lebih sehingga menghasilkan satu kesimpulan. Cara kerjanya semisal dengan menyajikan perbandingan antara tafsir Al-Mishbah dengan tafsir lain kemudian bisa diambil kesimpulan terhadap kajian yang dikehendaki.

G. Sistematika Penulisan

  BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka, berisi tentang pengertian, fungsi, prinsip, karakteristik, dan pendekatan metode, serta beberapa pendapat ahli pendidikan tentang metode pendidikan Islam.

  BAB III Tafsir Surat Al Maidah ayat 67 dan Al Nahl ayat 125 dalam perspektif tafsir Al-Mishbah.

  BAB IV Analisis Metode pendidikan Islam dalam Surat Al Maidah ayat 67 dan Al Nahl ayat 125 Menurut Tafsir Al-Mishbah dan Relevansi dengan Kehidupan Masa Kini. BAB V Penutup berisi tentang kesimpulan, saran-saran, dan penutup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pendidikan Islam Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani

  “metodos”. Kata

  ini terdiri dari dua suku kata: yaitu

  “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berati suatu jalan yang dilalui untuk

  mencapai tujuan , dalam bahasa Arab metode disebut “Thariqat”, dalam Kamus Besar

  B ahasa Indonesia, “metode” adalah: “Cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud”, sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran (Arief, 2002:40). M. Athiyah al-Abrasyi mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman peserta didik. Sementara Abdul Aziz mengartikan metode sebagai cara-cara memperoleh informasi, pengetahuan, pandangan, kebiasaan berpikir, serta cinta kepada ilmu, guru, dan sekolah (Roqib, 2009:92).

  Sedangkan pendidikan Islam atau pendidikan agama Islam (PAI) sesungguhnya adalah pendidikan yag berorientasi pada penanaman nilai-nilai Islami baik yang bersumber dari ajaran Islam (Al-Quran-Sunnah), maupun bersumber dari nilai-nilai kemanusiaan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam (Yasin, 2008:158). Di sisi lain pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah

  2002:41). Pendidikan Islam juga dapat dipahami sebagai pendidikan khusus yang berorientasi pada nilai- nilai agama yakni akidah, syari‟ah dan akhlak sebagai landasan pendidikan sehingga Al-Quran, As-S unnah, Ijma‟ dan Qiyas sebagai rujukan awal pengambilan materi pendidikan dan juga sebagai sumber hukum Islam.

  Pendidikan adalah keniscayaan dalam pembentukan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dengan demikian maka hukum Islam adalah pegangan yang wajib digunakan untuk mencapai tujuan manusia sebagai penguasa. Dapat dipahami bahwa tujuan kekhalifahan manusia adalah sama dengan tujuan hukum Islam yang akan dilaksanakan dalam kesehariannya. Adapun tujuan hukum Islam adalah, mencegah kerusakan (mufsadah) dan mendatangkan kemashlahatan bagi ummat manusia, mengurus dunia dengan bijak, serta menunjuki jalan yang ditempuh oleh akal manusia, baik untuk kesejahteraan dunia maupun kebahagiaan di akhirat (Naim, 2009:134).

  Di samping pengertian di atas, secara terminologi para ahli pendidikan Islam telah mencoba menformulasikan pengertian pendidikan Islam. Di antara batasan yang variatif tersebut (Al-Rasyidin, Nizar, 2005:31) adalah: 1. Al-Syaibani; mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.

  2. Muhammad Fadhil al-Jamaly; mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembalikan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi perserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.

  3. Ahmad D. Marimba : mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil ).

  4. Ahmad Tafsir; mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan Islam adalah prosedur umum dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pendidikan yang didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakekat Islam sebagai supra sistem (Roqib, 2009:91). Dengan bahasa yang sederhana, metode pendidikan Islam adalah cara yang dapat dilakukan dalam memudahkan tercapainya tujuan pendidikan Islam yakni menjadikan manusia yang berkepribadian sempurna (insan kamil) berdasarkan Al- Quran dan Sunnah dengan adanya urutan kerja yang terencana, sistematis, dan merupakan hasil eksperimen ilmiyah.

B. Fungsi Metode Pendidikan Islam

  Berdasarkan definisi metode pendidikan Islam di atas, dapat dipahami bahwa fungsi metode adalah alat untuk memudahkan tercapainya tujuan yang sudah ditentukan dapat diterima peserta didik dengan mudah. Kerena pentingnya fungsi metode dalam pendidikan Islam, pengajar hendaknya mampu menguasai dan mahir dalam kaitannya dengan metode pendidikan sehingga dapat memilih dan menggunakan dengan optimal agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

  Secara essensial metode sebagai alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan itu mempunyai fungsi ganda (Al-Rasyidin, 2005:67) yakni:

  1. Polipragmatis, yaitu manakala metode itu mengandung kegunaan yang serba ganda (multi purpose). Misalnya metode tertentu pada situasi tertentu dapat dipergunakan untuk merusak, pada situasi dan kondisi yang lain dapat digunakan untuk membangun atau untuk memperbaiki. Kegunaanya dapat bergantung kepada si pemakai atau pada corak dan bentuk serta kemampuan dari metode sebagai alat. Contoh konkrit dalam hal ini seperti Audio Visual Methods yang mempergunakan video casette recorder yang dapat merekam dan menayangkan semua jenis film, baik yang moralis maupun pornografis.

  2. Monopragmatis, yaitu yang hanya dapat dipergunakan untuk mencapai satu macam tujuan saja. Misalnya metode eksperimen ilmu alam yang menggunakan laboratorium ilmu alam, hanya dapat dipergunakan untuk eksperimen-eksperimen bidang ilmu alam, dan tidak dipergunakan untuk eksperimen ilmu-ilmu lain seperti ilmu sosial dan lain-lain.

  Pada prinsipnya fungsi metode pendidikan Islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan dalam belajar mengajar berdasarkan pada bakat dan minat peserta didik, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik. Selain itu, fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi peserta didik melalui hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan pendidikan Islam.

  Di samping itu, fungsi metode pendidikan mempunyai prinsip agar pengajaran dapat disampaikan dalam suasana yang menyenangkan, menggembirakan, dan penuh motivasi sehingga materi dapat dengan mudah diterima. Dalam menyampaikan materi pendidikan perlu ditetapkan metode yang berdasar pada pandangan dalam menghadapi manusia sesuai dengan unsur penciptaanya, yaitu jasmani, rohani dan dilengkapi akal perasaan yang mengarahkannya agar menjadi manusia yang sempurna.

C. Prinsip-Prinsip Metode Pendidikan Islam

  Prinsip pada dasarnya sama dengan asas, yakni kebenaran yang menjadi dasar pemikiran, berperilaku dan sebagainya. Dalam kaitannya dalam metode pendidikan Islam prinsip atau asas yang dimaksud adalah dasar pemikiran yang digunakan dalam melaksanakan metode pendidikan Islam, sehingga perlu dipahami terlebih dahulu prinsip-prinsip metodologi pendidikan Islam sebagai dasar pijakan dalam nuansa keilmuan.

  Secara esensial metode pendidikan Islam merupakan alat yang bisa dicapai untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, dan ini dianggap oleh para ilmuan pendidikan sebagai bagian penting dalam sistem pendidikan Islam. Dalam syair dikatakan bahwa

  “Al-Thariqatu Ahammu min al Maddah” maksutnya bahwa

  metodologi itu dianggap lebih penting dari pada penguasaan materi. Rasionalisasi dari pernyataan di atas adalah apabila seorang pendidik menguasai banyak materi, namun tidak memahami bagaimana materi tersebut bisa dididikan ke peserta didik (tidak menguasai metodologi), maka proses transformasi dan pewarisan nilai-nilai pendidikan Islam sulit dicapai. Namun sebaliknya, apabila seorang pendidik hanya menguasai sejumlah atau sedikit materi, tetapi penguasaan berbaga cara/strategi/teknik pembelajaran, maka dimungkinkan peserta didik akan kreatif dalam mencari dan mengembangkan materi sendiri dan tidak harus menerima materi dari pendidiknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan para filosof pendidikan dari Barat bahwa “pendidikan itu pada hakikatnya adalah proses pemberian kail untuk digunakan mencari ikan, dan bukan proses memberi ikan untuk dimakan oleh anak didik” (Yasin, 2008:133). Dalam adagium ushuliyah dikatakan bahwa “Al-Amru Bi

  

Sya‟i Amru Biwasailihi, Walil Wasaili Hukmul Maqosidi.” Artinya perintah terhadap

  sesuatu termasuk di dalamnya adalah pendidikan maka perintah pula mencari mediumnya (metode), dan bagi medium hukumnya sama halnya dengan apa yang dituju (Muhaimin, Mujib, 1993: 229). Oleh karena itu penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

  Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efesien.

  Prinsip-prinsip pelaksanaan metodologi pendidikan Islam menurut Omar Muhammad Al-Toumy Al-Saibaby adalah (Arief, 2002:93) sebagai berikut:

  1. Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didiknya;

  2. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum pelaksaan pendidikan.

  3. Mengetahui tahap kematangan, perkembangan, serta perubahan anak didik.

  4. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu di dalam anak didik.

  5. Memperhatikan kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan, integrasi pengalaman dan kelanjutanya, keaslian, pembaruan dan kebebasan berfikir.

  6. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik.

7. Menegakan “uswah hasanah”.

  Muhtar Yahya (Muhaimin, Mujib, 1993: 241-242) menyebutkan ada empat asas umum metode pendidikan Islam, yaitu:

  1. At-Tawassu

  ‟ Fil Maqashid la fi Alat (prinsip pencarian ilmu yang dimaksud bukan