PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI DAN SIFAT FISIK PASTA GIGI INFUSA DAN EKSTRAK ETANOL TEH HIJAU TERHADAP Streptococcus mutans SKRIPSI

  PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI DAN SIFAT FISIK PASTA GIGI INFUSA DAN EKSTRAK ETANOL TEH HIJAU TERHADAP Streptococcus mutans SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Farmasi Oleh:

  Maria Siska Triyuniar Kusumastuti NIM : 088114084

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Tugas kita bukanlah untuk berhasil Tugas kita adalah untuk mencoba, Karena di dalam mencoba itulah, kita menemukan dan belajar Membangun kesempatan untuk berhasil…… -Mario Teguh-

Kupersembahkan karya kecil ini untuk :

Ayah, Ibu, Mas Agung, Mas Didik yang paling

kucintai, kusayangi, dan kuhormati di dunia ini, yang selalu

mencintaiku, menyayangiku, dan berbagi senyum

  

Sahabat sahabatku yang selalu mendukungku

Teman teman Farmasi tercinta

My dearest one “ Bowo”

  

PRAKATA

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, tuntunan serta penyertaan dan kasih karunia yang telah diberikanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Perbandingan Daya Antibakteri dan Sifat Fisik Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau Terhadap Streptococcus mutans ” dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Kesarjanaan Strata Satu (S1) Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung baik berupa moral, materiil maupun spiritual. Oleh sebab itu, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada:

  1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat yang telah diberikan kepada penulis.

  2. Ayah dan ibu tercinta atas kasih sayang, doa restu, dukungan semangat, pengertian yang tiada henti serta bantuan finansial hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  3. Ipang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini, dan telah memberikan saran serta dukungan selama penyusunan skripsi ini.

  4. Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing dan memberikan arahan, saran, kritikan serta dukungan kepada penulis selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

  5. Rini Dwiastuti, M.Sc.,Apt. selaku dosen pendamping yang dengan sabar membimbing dan memberikan arahan, saran, kritikan serta dukungan kepada penulis selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

  6. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku penguji yang memberikan saran dan kritikan serta dukungan kepada penulis dalam proses menyempurnakan naskah skripsi.

  7. C.M Ratna Rini Nastiti, M.Pharm.,Apt. selaku penguji yang memberikan saran dan kritikan serta dukungan kepada penulis dalam proses menyempurnakan naskah skripsi.

  8. Kakak kakakku tersayang yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan semangat, pengertian yang secara tidak langsung membantu terselesaikannya skripsi ini.

  9. Teman-teman kelompok penelitian, Adelia Indah Pratiwi, Yanuar Prasetya, dan Irene Aninditya Putri Ahtha yang telah saling menguatkan, memberikan semangat dan bantuan kepada penulis serta bersama-sama menjalani suka dan duka selama menjalankan penelitian ini.

  10. Sahabat-sahabatku Ayesa Syenina, Amelia Ernesta, Dina Christiana, Fransisca Dian, Margareta Ratih, yang selalu mendengarkan, memberikan dukungan, inspirasi dan motivasi.

  11. Inocensius Ibnu Wibowo yang telah memberikan banyak sekali pelajaran penting dalam menjalani hidup ini, dorongan semangat yang tidak pernah ada habisnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  12. Teman-teman kelas FKK A 2008, terima kasih atas 2 tahun kebersamaannya dan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan selama menjalani kuliah dan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat terselesaikan dengan baik.

  13. Pak Musrifin, Pak Mukmin, Mas Otok, Mas Bimo, serta laboran-laboran yang lain yang telah membantu Penulis selama penelitian Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi yang membutuhkan.

  Penulis

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................... ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.......................................... vi PRAKATA........................................................................................ vii DAFTAR ISI..................................................................................... x DAFTAR TABEL………………………………............................. xiv DAFTAR GAMBAR......................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... xvii

  INTISARI.......................................................................................... xix

  ABSTRACT........................................................................................ xx BAB I. PENGANTAR.......................................................................

  1 A. Latar Belakang.............................................................................

  1 1. Rumusan masalah...................................................................

  4 2. Keaslian penelitian..................................................................

  4 3. Manfaat penelitian..................................................................

  5 B. Tujuan Penelitian..........................................................................

  5 1. Tujuan umum.........................................................................

  5

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA................................................

  6 A. Karies Gigi………………………………………………………

  6 B. Teh (Camelia sinensis L.)............................................................

  7 1. Keterangan botani.....................................................................

  7 2. Penggolongan teh..................................................................

  8 3. Kandungan kimia dan manfaat teh hijau..................................

  9 C. Ekstraksi.....................................................................................

  9 D. Pasta Gigi...................................................................................

  11 E. Pengujian Senyawa Antibakteri dan Potensi Antibakteri.............

  15 F. Streptococcus mutans................................................................

  18 G. Landasan Teori..............................................................................

  19 H. Hipotesis........................................................................................

  20 BAB III. METODE PENELITIAN....................................................

  21 A. Jenis dan Rancangan Penelitian....................................................

  21 B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...............................

  22 1. Variabel penelitian....................................................................

  21 2. Definisi operasional.................................................................

  22 C. Alat Penelitian...............................................................................

  24 D. Bahan Penelitian...........................................................................

  24 E. Tata Cara Penelitian......................................................................

  24 1. Pemilihan bahan dan identifikasi teh hijau.............................

  24 2. Pembuatan serbuk teh hijau....................................................

  25

  4. Pembuatan ekstrak etanol teh hijau.........................................

  25

  5. Pembuatan formula standar pasta gigi dan formula modifikasi pasta gigi...............................................................

  25 6. Pembuatan pasta gigi infusa teh hijau....................................

  26 7. Pembuatan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau........................

  26

  8. Uji daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau terhadap Streptococcus mutans......................................

  27

  a. Pembuatan variasi konsentrasi infusa teh hijau ……….…

  27 b. Pembuatan variasi konsentrasi ekstrak etanol teh hijau…..

  28

  c. Penyiapan bakteri uji dan pembuatan media Nutrien Agar (NA)………………………………………………………

  29

  d. Pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau secara difusi sumuran..............................

  29 9. Uji sifat fisik pasta gigi...........................................................

  30 a. Warna dan bau................................................................

  30 b. pH.................................................................................

  31 c. Viskositas........................................................................

  31 d. Sag.................................................................................

  31 F. Analisis Data.................................................................................

  33 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................

  34 A. Pemilihan bahan dan identifikasi teh hijau………………….....

  34 B. Pembuatan serbuk teh hijau……………………………………..

  36

  EGCG dalam infusa teh hijau…………………………………...

  36 D. Pembuatan ekstrak etanol teh hijau dan verifikasi kandungan senyawa EGCG dalam ekstrak etanol teh hijau ………………..

  38 E. Pasta gigi infusa teh hijau dan ekstrak etanol teh hijau………....

  40 F. Uji daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.....................

  45 1. Pembuatan variasi konsentrasi senyawa uji.............................

  46 2. Penyiapan bakteri uji...............................................................

  46

  3. Pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau secara difusi sumuran.....................................

  47

  4. Perbandingan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak setanol teh hijau terhadap pertumbuhan S.mutans...................

  58 G. Pengujian sifat fisik pasta gigi………………………………….

  60 1. Warna dan bau........................................................................

  60 2. pH............................................................................................

  61 3. Viskositas................................................................................

  62 4. Sag..........................................................................................

  69 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................

  75 A. Kesimpulan...................................................................................

  75 B. Saran.............................................................................................

  75 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................

  76 LAMPIRAN........................................................................................

  80

  DAFTAR TABEL Tabel I. Formula standar pasta gigi ………………………………….

  25 Tabel II. Formula modifikasi pasta gigi infusa teh hijau……………...

  25 Tabel III Formula modifikasi pasta gigi ekstrak etanol teh hijau…….

  26 Tabel IV. Variasi konsentrasi katekin dalam infusa teh hijau…………

  27 Tabel V. Variasi konsentrasi katekin dalam ekstrak etanol teh hijau…

  28 Tabel VI. Hasil pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa etanol teh hijau berdasarkan diameter zona hambat………..................

  52 Tabel VII. Hasil pengujian daya antibakteri pasta gigi ekstrak etanol teh hijau berdasarkan diameter zona hambat……….............

  57 Tabel VIII. Uji normalitas daya antibakteri infusa dan ekstrak etanol teh hijau pasta gigi pada konsentrasi 0.5 mg/g ............................

  58 Tabel IX. Uji T tidak berpasangan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau pada konsentrasi 0.5 mg/g…….

  59 Tabel X. Rata rata pH pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau waktu penyimpanan 48 jam, 7 hari, dan 35 hari……………

  62 Tabel XI. Rata- rata viskositas pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau ……………………………….......................................

  63 Tabel XII. Uji T berpasangan viskositas pasta gigi infusa teh hijau selama 48 jam dan 35 hari penyimpanan pada konsentrasi 0,5 mg/g …………………………………………………….

  65

  hijau pada 48 jam dan 35 hari penyimpanan pada konsentrasi 0,5 mg/g ………………………………………..

  66 Tabel XIV. Uji T tidak berpasangan viskositas pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau pada 48 jam penyimpanan pada konsentrasi 0,5 mg/g ………………………………………..

  67 Tabel XV. Uji T tidak berpasangan viskositas pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau selama 35 hari penyimpanan pada konsentrasi 0.5 mg/g………………………………………...

  68 Tabel XVI. Rata rata sag pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau

  70 Tabel XVII. Uji T berpasangan nilai sag pasta gigi infusa teh hijau pada 48 jam dan 35 hari penyimpanan pada konsentrasi 0,5 mg/g.

  71 TabelXVIII. Uji T berpasangan nilai sag pasta gigi ekstrak etanol teh hijau pada 48 jam dan 35 hari penyimpanaan pada konsentrasi 0.5 mg/g………………………………………...

  72 TabelXIX. Uji T tidak berpasangan nilai sag pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau pada 48 jam penyimpanaan pada konsentrasi 0.5 mg/g………………………………………...

  73 Tabel XX Uji T tidak berpasangan nilai sag pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau pada 35 hari penyimpanaan pada konsentrasi 0.5 mg/g………………………………………...

  74

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur katekin.............................................................

  9 Gambar 2. Hasil pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau terhadap Streptococcus mutans...............................

  51 Gambar 3. Hasil pengujian daya antibakteri pasta gigi ekstrak etanol teh hijau terhadap Streptococcus mutans.............

  55

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Teh Hijau……………………

  80 Lampiran 2. Certificate of Analysis Infusa Teh Hijau dari LPPT UGM…

  81 Lampiran 3. Certificate of Analysis Ekstrak Etanol Teh Hijau dari LPPT UGM………………………………………………………….

  82 Lampiran 4. Proses Ekstraksi Infusa Teh Hijau dari LPPT UGM…………

  83 Lampiran 5. Data Pembuatan Infusa Teh Hijau dari LPPT UGM…………

  84 Lampiran 6. Penentuan Senyawa Identitas Infusa Teh Hijau Secara Kualitatif dan Kuantitatif ……………………………………

  85 Lampiran 7. Proses Ekstraksi Ekstrak Etanol Teh Hijau dari LPPT UGM………………………………………………………....

  87 Lampiran 8. Data Pembuatan Ekstrak Etanol Hijau dari LPPT UGM…....

  88 Lampiran 9. Penentuan Senyawa Identitas Ekstrak Etanol Teh Hijau secara Kualitatif dan Kuantitatif …………………………….

  89 Lampiran 10. Data Perbandingan Uji Daya Antibakteri Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau Terhadap Pertumbuhan

  Streptococcus mutans……………………………………………

  91 Lampiran 11. Data Uji Warna dan Bau Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau ………………………………………….....

  93 Lampiran 12. Data Uji pH Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau.

  95 Lampiran 13. Data Uji Viskositas Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau .............................................................................

  96 Lampiran 14. Data Uji Sag Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau

  99 Lampiran 15. Uji Statistik Sifat Fisik Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau ……………………………………………………. 102

  Lampiran 16. Data Perbandingan Viskositas Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau ………………………………………………….. 107

  Lampiran 17. Data Perbandingan Nilai Sag Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau ………………………………………………… 106

  Lampiran 18 Dokumentasi Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau…………………………………………………………. 110

  Lampiran 19 Dokumentasi Uji Daya Antibakteri Pasta Gigi Infusa Teh Hijau ………………………………………………………… 111

  Lampiran 20 Dokumentasi Uji Daya Antibakteri Pasta Gigi Ekstrak Etanol Teh Hijau ……………………………………………………. 113

  

INTISARI

  Teh hijau dapat menghambat pembentukan plak penyebab karies gigi karena adanya zat aktif yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri yaitu katekin, khususnya EGCG. Katekin mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab plak gigi, yakni Streptococcus mutans, sehingga bakteri tersebut tidak dapat menempel pada plak dan berkembang biak menjadi karies gigi. Penyarian senyawa katekin dilakukan dengan metode infundasi dan maserasi. Pemeliharaan kesehatan mulut melalui kontrol plak dengan sikat gigi dan pasta gigi secara teratur terbukti efektif dalam menghilangkan plak penyebab karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau terhadap S.mutans dan mengetahui perbandingan sifat fisik pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau dilihat dari stabilitas yaitu viskositas dan sag.

  Tahapan penelitian yang dilakukan adalah pengujian daya antibakteri dilakukan dengan membuat 4 variasi formulasi pasta gigi dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5 mg/g dan diuji daya antibakterinya dengan menggunakan metode difusi sumuran. Daya antibakteri diukur berdasarkan diameter zona hambat dibandingkan dengan kontrol negatif (basis pasta). Pengujian sifat fisik pasta gigi, meliputi warna, bau, pH, viskositas dan sag. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah. Analisis diskriptif untuk analisis pengujian sifat fisik pasta gigi (uji warna, bau, dan pH) serta analisis statistik untuk melihat signifikansi perbedaan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau dan signifikasi perbedaan nilai viskositas dan nilai sag.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasta gigi infusa teh hijau dan ekstrak etanol teh hijau memiliki daya antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Hasil analisis uji T tidak berpasangan menunjukkan adanya perbedaan bermakna daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau terhadap pertumbuhan S.mutans dilihat dari nilai p <0,05 (berbeda signifikan). Pasta gigi memiliki sifat fisik yang stabil berdasarkan nilai viskositas dan sag dilihat dari nilai p> 0,05 yang menunjukkan perbedaan tidak bermakna.

  Kata kunci : infusa teh hijau, ekstrak etanol teh hijau, daya antibakteri, pasta gigi, Streptococcus mutans, diameter zona hambat, difusi sumuran, sifat fisik pasta gigi (warna, bau, pH, viskositas, dan sag).

  

ABSTRACT

  Green tea can inhibit the formation of dental caries due to catechins, i.e

  

Epigallocatechin Galat (EGCG) the active substances that play a role in inhibiting

  the growth of bacteria. These catechin compounds are capable of inhibiting the growth of bacteria that cause dental caries, i.e. Streptococcus mutans. Catechin compounds can be extracted by using infundation and maceration. Catechin compounds can be formulated into a toothpaste preparation. Maintenance of oral health through plaque control with a toothbrush and regular toothpaste has been proven to be effective in removing plaque causes dental caries. This study were aimed to create a formula toothpaste preparations infusion and ethanol extracts of green tea which was then tested to antibacterial infusion and ethanol extracts of green tea in the preparation of toothpaste on the growth of S.mutans and compare the physical properties.

  Stages of the research conducted were with evaluation antibacterial activity was done by 4 variations formulated toothpaste with concentrations of catechins (EGCG) 0,2; 0,3; 0,4; and 0,5 mg /g which were then tested using the method of well diffusion. Antibacterial activity is indicated by the diameter of inhibitory zones. Evaluation the physical properties of toothpaste preparation, including color, odor, pH, viscosity and sag. This study was a purely experimental study with randomized study design complete unidirectional pattern. The data were then analysed statistically by using T Test.

  The results showed that the preparation of green tea infusion toothpaste and toothpaste preparation of ethanol extracts of green tea had antibacterial potential against S.mutans. Results of unpaired T test analysis showed significant differences in the antibacterial toothpaste preparations infusion and ethanol extracts of green tea on growth S.mutans, which was seen from the p-value <0.05. however the physical properties of two kinds of formulation showed no difference (p > 0.05).

  Key words: green tea infusion, green tea ethanol extract, antibacterial power, toothpaste, Streptococcus mutans, inhibitory zone, diffusion wells, physical properties of toothpaste (color, odor, pH, viscosity and sag).

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Karies gigi adalah penyakit keropos yang dimulai di lokasi tertentu pada bagian gigi, dan diikuti proses kerusakan gigi secara cepat (Koswara,2007). Penyebab karies gigi ada beberapa faktor yaitu faktor host; faktor mikroba

  misalnya bakteri Streptococcus mutans; faktor substrat; dan waktu. S.mutans merupakan pencetus timbulnya plak gigi yang merupakan faktor primer terjadinya karies gigi. Mekanisme pembentukan plak yaitu sukrosa yang berasal dari makanan akan didegradasi oleh aktivitas enzimatik S.mutans menjadi glukosa dan fruktosa yang selanjutnya akan diubah secara fermentasi menjadi polisakarida ekstraseluler (glukan) dan asam dengan bantuan enzim glukosiltransferase yang dihasilkan dari S.mutans. Asam yang terbentuk dari hasil fermentasi ini akan membantu proses pembentukan plak. Akibat adanya pembentukan plak oleh polisakarida ekstraseluler (glukan) ini menyebabkan demineralisasi email. Jika proses ini terus menerus terjadi dan tidak dilakukan penanggulangan, hal inilah yang mampu memicu timbulnya karies gigi (Panjaitan,1997).

  Salah satu jenis teh yang digunakan untuk mencegah pembentukan plak penyebab karies gigi adalah teh hijau (Handajani,1997). Teh hijau terbuat dari pucuk daun muda tanaman teh (Camelia sinensis L.) yang tidak mengalami fermentasi. Jenis teh ini mengandung katekin lebih banyak dibandingkan dengan Teh hijau dapat menghambat pembentukan plak penyebab karies gigi karena adanya zat aktif yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri yaitu katekin (Hartoyo, 2003). Pada penelitian yang dilakukan secara in vitro oleh Pratikno (2003), senyawa katekin yang terkandung dalam teh hijau memiliki daya antibakteri dengan KHM sebesar 0,5 mg/mL dan KBM sebesar 1,0 mg/mL.

  Dalam studi in vitro, senyawa katekin dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri, baik gram positif maupun gram negatif yang menyebabkan sistitis, diare, karies gigi, pneumonia dan infeksi kulit (You, 1993).

  Kandungan senyawa aktif dalam teh hijau, terutama katekin, dapat diekstraksi dengan berbagai macam metode ekstraksi. Misalnya metode infundasi dan maserasi. Pada metode infundasi, penyari yang digunakan adalah air karena katekin termasuk golongan flavonoid yang larut dalam air panas. Kelebihan dari air adalah air murah dan mudah diperoleh, stabil, tidak mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan alamiah, tetapi kerugiannya adalah menghasilkan infusa yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan kapang. Pada metode maserasi, etanol dipilih sebagai penyari untuk mendapatkan zat aktif yang terlarut dalam pelarut polar, khususnya flavonoid. Kelebihan etanol adalah lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, dapat bercampur dengan air dan panas yang dibutuhkan untuk pemekatan lebih sedikit. Etanol selain harganya yang relatif mahal, bersifat universal yang artinya senyawa polar dan non polar dapat tersari di dalamnya (DepKes RI,1986). Salah satu cara untuk mencegah terjadinya pembentukan plak penyebab karies gigi adalah menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi. Pemeliharaan kesehatan mulut dengan pasta gigi yang mengandung senyawa antibakteri secara teratur telah terbukti efektif dalam menghilangkan plak penyebab karies gigi (Pistorius, Willershausen, Steinmeier, dan Kreisler, 2003). Fluor pada pasta gigi dapat memperbaiki struktur gigi yang resisten terhadap kerusakan gigi tetapi tidak dapat membunuh bakteri penyebab karies gigi secara efektif dan menyebabkan fluorisasi email pada penggunaan berlebih (Tyasrini, Rusmana, dan Widya, 2004).

  Kini kontrol plak dilengkapi dengan penambahan zat aktif yang mengandung bahan dasar alami sebagai antibakteri. Salah satu zat yang umum ditambahkan ke dalam pasta gigi adalah ekstrak bahan herbal suatu tanaman. Keunggulan dari pasta gigi herbal adalah adanya senyawa aktif dalam suatu tanaman yang bersifat aman dan alami dibandingkan pasta gigi non herbal yang memiliki efek samping dalam penggunaan berlebih. Pasta gigi herbal dapat membantu mengontrol plak yang memiliki efektivitas yang sama dengan pasta gigi non herbal sehingga dapat meningkatkan kesehatan gigi. Suatu sediaan dapat dikatakan baik apabila memiliki karakterisasi sifat fisik yang baik, dilihat dari uji organoleptis seperti warna, bau, pH, serta stabil dalam penyimpanan dilihat dari nilai viskositas dan nilai sag (Garlen,1996).

  Penelitian untuk dilakukan untuk menjadikan infusa dan ekstrak etanol teh hijau dapat diformulasikan sebagai pasta gigi yang berkualitas dan dapat digunakan sebagai pengembangan formulasi pasta gigi.

  1. Rumusan masalah

  a. Apakah ada perbedaan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau terhadap pertumbuhan S.mutans? b. Apakah ada perbedaan sifat fisik pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau dilihat dari stabilitas pasta gigi yaitu nilai viskositas dan nilai sag?

  2. Keaslian penelitian

  Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian mengenai perbandingan daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau terhadap Streptococcus mutans belum pernah dilakukan.

  Penelitian terkait dilakukan oleh Pratikno (2003) tentang “Pengaruh Daya Antibakterial Teh Hijau Dalam Mencegah Karies Gigi“ yang menunjukkan bahwa senyawa katekin yang terkandung dalam teh hijau memiliki daya antibakteri mengurangi terbentuknya plak penyebab karies gigi dengan cara menghambat enzim glukosiltransferase yang dihasilkan S. mutans dengan KHM sebesar 0,5 mg/mL dan KBM sebesar 1,0 mg/mL. Penelitian lain dilakukan oleh Pratiwi (2005) tentang “Perbedaan Daya Hambat Terhadap Streptococcus mutans dari Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal” yang hasilnya menunjukkan bahwa semua pasta gigi mempunyai daya hambat terhadap S. mutans dengan kemampuan yang berbeda.

  3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis Menambah informasi bagi ilmu pengetahuan mengenai perbandingan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau terhadap pertumbuhan S.mutans.

  b. Manfaat praktis Dapat dihasilkannya suatu formula pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau sebagai antibakteri.

  B . Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum

  Membuat pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.

  2. Tujuan khusus

  a. Mengetahui perbandingan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau terhadap pertumbuhan S. mutans.

  b. Mengetahui perbandingan sifat fisik pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau dilihat dari stabilitas pasta gigi yaitu nilai viskositas dan nilai sag.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Karies Gigi Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang merusak struktur gigi yang

  dapat terjadi pada email, dentin, dan akar gigi. Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial karena ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies yaitu faktor host, faktor mikroba misalnya Streptococcus mutans, faktor substrat dan waktu (Panjaitan, 1997). Banyak mikroba yang hidup di plak rongga mulut dan di antaranya terlibat dalam proses demineralisasi gigi. Ada tiga spesies mikroba yang terlibat dalam kariogenesis yaitu S.mutans, Lactobacillus sp. dan

  

Actinomyces sp. Hasil studi epidemiologi menunjukkan keberadaan bakteri dalam

  rongga mulut, seperti S.mutans dan Lactobacillus berkorelasi dengan prevalensi

  10

  karies gigi. Setiap milligram plak mengandung lebih dari 10 Colony Forming Unit (CFU) bakteri. S.mutans berperan dalam tahap awal terbentuknya plak dengan cara merusak bagian luar permukaan enamel, yang kemudian bakteri lainnya seperti Lactobacilus yang akan mengambil alih peran pada karies yang lebih dalam dan akan lebih merusak (Katsumura, 2008).

  Terjadinya karies gigi berhubungan erat dengan plak, yaitu material lembut yang melekat erat pada permukaan gigi dan tidak dapat dibuang dengan kumur-kumur air saja. Bakteri S.mutans penyebab plak gigi ini akan menempel beberapa menit setelah menyikat gigi. Email gigi yang tidak tertutup oleh kotoran lapisan pelikel. Pelikel merupakan endapan glikoprotein yang berasal dari air liur dan bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada permukaan pelikel sehingga terbentuklah plak (Kidd dan Bechal, 1992).

  Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi adalah bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluler, yaitu Streptococcus. Bakteri Streptococcus yang ditemukan dalam jumlah besar pada plak penderita karies adalah Streptococcus mutans. S.mutans merupakan pencetus timbulnya plak gigi yang merupakan faktor primer terjadinya karies gigi. Plak yang terbentuk disebabkan sukrosa yang berasal dari makanan didegradasi oleh aktivitas enzimatik S.mutans menjadi glukosa dan fruktosa yang selanjutnya akan diubah secara fermentasi menjadi polisakarida ekstraseluler (glukan) dan asam dengan bantuan enzim glukosiltransferase yang dihasilkan dari

  

S.mutans. Asam yang terbentuk dari hasil fermentasi ini akan membantu proses

  pembentukan plak. Akibat adanya pembentukan plak oleh polisakarida ekstraseluler (glukan) ini menyebabkan demineralisasi email. Jika proses ini terus menerus terjadi dan tidak dilakukan penanggulangan, hal inilah yang mampu memicu timbulnya karies gigi (Panjaitan,1997).

B. Teh ( Camelia sinensis L. )

1. Keterangan botani

  Tea atau yang dikenal dengan nama teh (Camelia sinensis L.) merupakan

  suatu tanaman yang berasal dari famili Theaceae dan genus Camelia. Tanaman

  o o

  optimumnya pada suhu tanah berkisar 20-25

  C. Tanaman teh juga dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah (Hartoyo,2003). Daun teh ini tidak berbau, tidak berasa, dan lama kelamaan kelat. Daun tunggal berbentuk lonjong memanjang dengan pangkal daun runcing, bergerigi. Tangkai daun pendek, panjang 0,2 - 0,4 cm, panjang daun 6,5 - 15,0 cm, lebar daun 1,5 - 5,0 cm (DepKes RI, 1989).

  2. Penggolongan teh

  Ada tiga tipe utama penggolongan teh, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Secara umum teh hijau merupakan teh yang tidak difermentasi, teh oolong merupakan teh yang mengalami fermentasi sebagian dan teh hitam merupakan teh yang mengalami fermentasi penuh. Teh hijau merupakan teh yang diambil dari daun pucuk segar, cara pembuatannya dengan melalui proses pemanasan (pelayuan) menggunakan uap panas, sehingga oksidasi enzimatik terhadap katekin dapat dicegah (Hartoyo, 2003).

  3. Kandungan kimia dan manfaat teh hijau

  Katekin merupakan flavonoid yang termasuk dalam kelas flavanol dengan titik didih sekitar 96 C (Hartoyo, 2003). Kandungan kimia yang terdapat dalam teh adalah polifenol, katekin, metilxantin, dan substansi perasa dan pengaroma serta kandungan lainnya. Polifenol teh hijau mencakup 30% berat kering teh. Saat diseduh selama 5 menit, kandungan polifenol yang terlarut terbanyak adalah katekin yang terdiri dari epicatechin (EC), epigallocatechin (EGC), epicatechin

  

gallate (ECG), epigallocatechin gallate (EGCG), epigallate (EG), catechin (C)

(Mbata, Debiao, dan Saikia, 2008).

  

Gambar 1. Struktur katekin

(O’Neil, Smith, Heckelman, Obenchain, Gallipeau, D’Arecca, 2001)

  Kandungan katekin dalam teh hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab plak pada permukaan gigi. Kandungan katekin dalam teh yang paling dominan berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri penyebab plak gigi adalah epigallocatechin gallate (EGCG). Mekanisme katekin yaitu berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorbsi yang melibatkan ikatan hidrogen, sehingga akan terbentuk suatu kompleks protein. Akan tetapi, kompleks protein yang terbentuk relatif lemah sehingga akan segera terurai dan gugusan fenol akan terpenetrasi ke dalam sel dan menyebabkan denaturasi protein yang pada akhirnya menyebabkan pelisisan sel bakteri (Parwata dan Dewi, 2008).

  Teh hijau dapat digunakan untuk mencegah penyakit jantung dan stroke, mengobati sakit kepala, diare, diabetes mellitus, infeksi saluran cerna, dan mencegah terbentuknya karies gigi (Arisandi dan Andriani, 2009).

C. Ekstraksi

  1. Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat tersebut.

  Diketahuinya zat aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan cairan penyari dan cara penyarian yang tepat (Sidik dan Mudahan,2000).

  2. Cairan penyari

  Proses pemisahan senyawa yang terkandung dalam simplisia menggunakan pelarut yang sesuai dengan sifat senyawa yang akan dipisahkan.

  Pemisahan berdasarkan like dissolved like, artinya suatu senyawa polar akan larut dalam pelarut polar (Pratiwi, 2005). Faktor dalam pemilihan cairan penyari adalah selektivitas, kemudahan bekerja, ekonomis, aman, dan ramah lingkungan.

  3. Metode ekstraksi

  Metode ekstraksi yang sering digunakan untuk mendapatkan senyawa aktif dari teh hijau adalah infundasi, maserasi, dan dekok ( Bisset, 2001) .

  Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari kandungan zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Proses ini dilakukan pada suhu 90 C selama 15 menit (Ditjen POM RI, 2000). Katekin kurang larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas. Oleh karena itu, untuk penyarian katekin dalam teh hijau digunakan cairan penyari aquadest panas dengan metode infundasi. Prinsip dasar metode ini adalah simplisa dilembabkan dengan air untuk membengkakkan sel-sel, sehingga kandungan zat aktif dapat berdifusi ke luar dari dalam sel. Kelebihan dari air adalah air murah dan mudah diperoleh, stabil, tidak mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan mudah tercemar oleh bakteri dan kapang. Sehingga infusa tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (DepKes RI, 1986).

  Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali penggojogan pada suhu kamar. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan larut, karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan di luar sel, maka larutan terpekat didesak ke luar. Proses ini berulang hingga konsentrasi antara larutan di dalam dan di luar sel seimbang (Voigt,1995). Pada metode maserasi, etanol dipilih sebagai penyari untuk mendapatkan zat aktif yang terlarut dalam pelarut polar, khususnya flavonoid. Katekin larut dalam etanol, oleh karena itu penyarian katekin dalam teh hijau digunakan cairan penyari etanol dengan metode maserasi (O’Neil et al, 2001). Kelebihan etanol adalah lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, dapat bercampur dengan air dan panas yang dibutuhkan untuk pemekatan lebih sedikit. Etanol selain harganya yang mahal, bersifat universal yang artinya senyawa polar dan non polar dapat tersari di dalamnya (DepKes RI,1986).

D. Pasta Gigi

  Pasta gigi adalah sistem dispersi, yang terdiri dari air dan cairan larut air, minyak dan padatan yang larut maupun tidak larut air. Pasta gigi merupakan dispersi padat dalam pembawa cair. Fungsi utama pasta gigi adalah untuk menghilangkan material yang melekat di permukaan gigi tanpa merusak mengurangi plak dan noda di permukaan gigi, mengkilapkan permukaan gigi dan menyegarkan nafas (Garlen, 1996). Pasta gigi juga berfungsi untuk mencegah terbentuknya plak yang merupakan faktor primer terjadinya karies gigi dan penyakit periodontal melalui aksi kimia dan farmakologi zat aktif di dalamnya (Mitsui, 1997).

  Menurut Young (1972), pasta gigi pada umumnya terdiri atas:

  1. Agen polishing atau abrasive berfungsi untuk menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi, misalnya kalsium karbonat. Kalsium karbonat memiliki peranan dalam menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi dan diskolorisasi pada gigi sehingga sifat dan jumlahnya perlu diperhatikan.

  2. Humektan berfungsi untuk menghindari terjadinya pengeringan dan pengerasan pasta, misalnya gliserin. Penambahan gliserin sebagai humektan dalam formulasi pasta gigi dilakukan untuk mencegah hilangnya lembab dan mengeringnya pasta serta memberikan rasa nyaman pada mulut

  3. Agen deterjen dan foaming berfungsi dalam membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal pada gigi. Bahan yang sering digunakan adalah sodium lauril sulfat dan magnesium lauril sulfat.

  4. Agen pengikat (binder) berfungsi untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan serbuk dan cairan dalam dalam pasta gigi serta memberikan derajat viskoelastisitas dan bentuk yang sesuai pada pasta gigi. Binder yang digunakan dalam pasta gigi merupakan koloid hidrofilik yang terdispersi dalam medium mempertahankan konstituen cair dan padat dalam bentuk pasta. CMC-Na meningkatkan viskositas fase cair dan viskositas massa akhir pasta gigi serta mencegah keluarnya fase cair dari pasta. CMC-Na bersifat anionik, stabil pada range pH 5,5 hingga 9,5, bersifat stabil terhadap elektrolit serta ion kalsium dan cocok untuk sebagian besar formulasi pasta gigi

  5. Pemanis berfungsi untuk memberikan rasa manis pada pasta, misalnya natrium sakarin. Natrium sakarin memiliki tingkat kemanisan yang cukup tinggi, mudah larut dalam air, tidak berwarna dan tidak berbau.

  6. Flavour berfungsi untuk memberikan aroma atau rasa pada pasta. Yang sering digunakan adalah minyak peppermint. Pada penelitian ini tidak ditambahkan flavour karena ingin mengetahui bau yang ditimbulkan dengan adanya penambahan teh hijau.

  7. Bahan pengawet haruslah bersifat non toksik dan berfungsi untuk menjaga struktur fisik, kimia dan biologi pasta, misalnya metil paraben dengan pelarut etanol. Etanol digunakan untuk melarutkan metil paraben, karena metil paraben tidak larut dalam air. Selain itu, diketahui bahwa CMC-Na merupakan polimer yang paling toleran terhadap adanya etanol. Penggunaan metil paraben sebagai pengawet didasarkan pada binder yang digunakan yaitu CMC-Na.

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN TEH HIJAU (Camellia sinensis L) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans

3 36 38

DAYA ANTIBAKTERI INFUSA KISMIS (Vitis vinifera L.) KONSENTRASI 100%, 50%, DAN 25% TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans

3 13 53

DAYA HAMBAT PASTA GIGI YANG MENGANDUNG XYLITOL DAN PASTA GIGI TANPA XYLITOL TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus Mutans

0 6 6

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN TEH HIJAU TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Aggregatibackter actinomycemcomitans

1 3 68

PENGARUH DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CIPLUKAN (Physalis angulata L) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans (In Vitro)

0 3 77

EKSTRAK ETANOL DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus. (L.) H.B.K) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Streptococcus mutans DAN EKSTRAK ETANOL DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus (L.)H.B.K)SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Streptococcus mutans DAN Staphylococcus epidermidis.

0 4 9

EKSTRAK ETANOL DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus (L.) H.B.K) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Streptococcus mutans DAN EKSTRAK ETANOL DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus (L.)H.B.K)SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Streptococcus mutans DAN Staphylococcus epidermidis.

8 14 12

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI CMC-NA SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN DAYA HAMBAT BAKTERI Streptococcus mutans SEDIAAN PASTA GIGI EKSTRAK TEH HITAM (Camellia sinensis).

0 4 21

FORMULASI SEDIAAN PASTA GIGI dari EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI (Apium graveolens L) sebagai ANTIBAKTERI terhadap BAKTERI Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus

0 1 17

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS FORMULASI PASTA GIGI EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz dan Pav) ANTARA BASIS PGA, PEG DAN HPMC TERHADAP Streptococcus mutans DAN

0 0 18