PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, SIKLOTRON DAN KEDOKTERAN NUKLIR
PROSIDING PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, SIKLOTRON DAN KEDOKTERAN NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA “Current Advances in Radionuclide Technology Nuclear Medicine and Molecular Imaging” Gedung Diklat RSUP Dr. Kariadi Jl. Dr. Sutomo No. 16 Semarang
10 – 11 Oktober 2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah atas petunjuk dan karunia yang telah diberikan sehingga Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran Nuklir 2014 dengan tema “ Current Advances in Radionuclide Technology Nuclear
Medicine and Molecular Imaging” dapat diterbitkan. Prosiding ini merupakan kumpulan karya
ilmiah yang telah lolos proses seleksi yang dilakukan oleh tim penelaah dan telah dipresentasikan dalam seminar pada tanggal 10 dan 11 Oktober 2014 yang bertempat di Aula Gedung Direksi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Jalan Dr Sutomo nomor 16 Semarang. Pertemuan Ilmiah Tahunan Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran Nuklir 2014 diisi dan diikuti oleh kurang lebih 220 peserta yang berasal 10 satuan kerja pemerintah, 14 perwakilan Rumah Sakit, 3 universitas, 7 perwakilan industri dan 2 perwakilan dari luar negeri yaitu dari Royal Prince Alfred Hospital, Australia dan Seoul National University, Korea.
Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka dan Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia sebagai pihak penyelenggara seminar ini menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam seminar dan aktif memberikan masukan yang bermanfaat bagi semua makalah yang dipublikasikan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh Dewan Editor yang telah membantu dalam seleksi, penilaian dan peningkatan mutu makalah untuk bisa dipublikasikan dalam Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Radioisotop, Radiofarmaka dan Siklotron 2014. Terimakasih pada seluruh anggota dewan redaksi yang telah bekerja keras untuk menyusun dan menerbitkan prosiding ini, serta semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyelenggaraan seminar sampai dapat diterbitkannya prosiding ini.
Besar harapan kami bahwa Prosiding ini akan banyak berguna bagi para pembaca serta semua rekan seprofesi, serta akan dapat menjadi acuan dan titik tolak untuk mencapai kemajuan yang lebih besar untuk perkembangan di bidang radioisotop, radiofarmaka, siklotron dan kedokteran nuklir.Kami sadari bahwa seminar dan prosiding ini tidak lepas dari berbagai kekurangan. Kami mohon maaf dan kritik serta saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa datang selalu kami harapkan dari rekan sejawat dan pembaca yang budiman.
Serpong, Januari 2015 Tim Editor
Dewan Editor/Penelaah Prosiding PIT 2014
1. Dr. Rohadi Awaludin (PTRR-BATAN)
2. Dr. Martalena Ramli(PTRR-BATAN)
3. Basuki Hidayat, dr, Sp.KN (FK-UNPAD, RS. Hasan Sadikin Bandung)
4. Imam Kambali, PhD(PTRR-BATAN)
5. Drs. Hari Suryanto, M.T(PTRR-BATAN)
6. Drs. Adang Hardi Gunawan(PTRR-BATAN)
7. Widyastuti(PTRR-BATAN)
SUSUNAN PANITIA
Penasehat1. Prof. Dr. Johan S Masjhur, dr, SpPD-KEMD, SpKN Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia
2. Dra. Siti Darwati MSc Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka - BATAN
3. A. Hussein S Kartamihardja, dr, SpKN, MH.Kes Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia / Fakultas Kedokteran - UNPAD
Pengarah
1. Dr. Rohadi Awaludin
2. Trias Nugrahadi, dr ,Sp.KN
3. Drs. Hotman Lubis
4. Dra. R. Suminar Tedjasari
Redaktur Prosiding PIT 2014 dan Panitia Pelaksana PIT 2014
1. Ratna Dini Haryuni, M.Farm
2. Herlan Setiawan, S.Si
3. Diah Pristiowati
4. Rien Ritawidya, M.Farm
5. Titis Sekar Humani, M.Si
6. Nur Rahmah Hidayati, M.Sc
7. Drs. Agus Ariyanto
8. Didik Setiaji, A.Md
9. Veronika Yulianti Susilo, M.Farm
10. Wira Y Rahman
11. Indra Saptiama, S.Si
12. Fath Priyadi S.ST
13. Bisma Baron Patrinesha, A.Md
14. Jakaria, S.ST
LAPORAN KETUA PANITIA
Assalamu’alaikumwr.wb.SegalaPujibagi Allah SWT, karenaatasrahmatdankarunia-Nya PertemuanIlmiahTahunanRadioisotop, Radiofarmaka, SiklotrondanKedokteranNuklirTahun 2014 dapatterlaksanadenganbaik. Pertemuanilmiahinimerupakankegiatanrutin yang terselenggarasetiaptahun,kerjasamaantaraPusatTeknologiRadioisotopdanRadiofarmaka (PTRR) -BATAN denganPerhimpunanKedokteranNuklir Indonesia (PKNI) danPerhimpunanKedokterandanBiologiNuklir Indonesia (PKBNI).
Tema yang diangkattahuniniadalah“ Current Advances in Radionuclide Technology Nuclear
Medicine and Molecular Imaging”. Pertemuaninidihadirioleh 220
pesertadariberbagaikalanganbaikdaridalammaupundariluarnegeri, meliputipara pengambilkebijakan, peneliti, klinisi, akademisi, sertamitraindustri. Bentukkegiatan yang telahdilaksanakanberupa: plenary sessiondarikeynote speaker, presentasi oral, presentasi poster, sertapameranprodukdariPusatDiseminasidanKemitraan –BATAN danbeberapamitraindustri. Kegiataninibertujuanuntuksharingilmu, memperolehinformasibarusertamenyampaikanhasil- hasillitbangterkinidi bidangradiofarmaka, molecular imaging, kedokterannuklirdantargeted
radionuclide therapy.
Kami berharapsemogapertemuaninidapatmemberikankontribusidalammeningkatkanperkembanganil mudibidangradioisotop, radiofarmaka, siklotrondankedokterannuklirsertadapatmemberikanmanfaat yang sebesar- besarnyabagiseluruhpihak. Akhir kata, Kami mengucapkanterimakasihpadasemuapihak yang telahmensukseskanpenyelenggaraankegiatanPIT 2014. Kami jugamemohonmaafatassegalakekurangan, semogatahundepankitadapatberjumpakembalipadakeadaaan yang lebihbaik.
Wassalamu’alaikumwr.wb KetuaPanitia
Ratna Dini Haryuni, M.Farm
KATA SAMBUTAN
KEPALA PUSAT TEKNOLOGI RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA
Assalamu’alaikum wr. wb.Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran Nuklir Tahun 2014 dapat dilaksanakan dengan baik sampai dengan terbitnya prosiding. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tim Penelaah, Tim Editor dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian prosiding ini. Kami mengharapkan prosiding ini dapat digunakan sebagai dokumentasi karya ilmiah para peneliti dan praktisi dalam bidang kesehatan khususnya kedokteran nuklir yang telah dipresentasikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran Nuklir Tahun 2014 pada tanggal 10-11 Oktober 2014 di Aula Gedung Direksi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Kariadi Jl. Dr. Sutomo, Semarang, Jawa Tengah. Pertemuan ilmiah ini mengangkat tema “Current Advances in Radionuclide Technology, Nucluar
Medicine and Molecular Imaging”dengan melibatkan para peneliti dari Pusat Teknologi
Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) dan beberapa satuan kerja dilingkungan BATAN maupun perguruan tinggi, para praktisi kedokteran nuklir serta pembicara tamu dari luar negeri yaitu Royal Prince Alfred Hospital of Australia dan Seoul National University of Korea. Harapan kami semua semoga prosiding ini dapat dijadikan referensi bagi berbagai pihak terutama para peneliti, pemikir dan pemerhati kesehatan dalam penelitian dan pengembangan radioisotop, radiofarmaka dan siklotron, serta aplikasinya dalam bidang kedokteran nuklir sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas. Wassalamu‘alaikum wr. wb.
Kepala Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka Dra. Siti Darwati, M.Sc
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................................... i Dewan Editor / Penelaah Prosiding PIT 2014 ........................................................................ ii Susunan Panitia........................................................................................................................ iii Laporan Ketua Panitia ............................................................................................................. iv Kata Sambutan Kepala Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka ......................... v Daftar isi .................................................................................................................................... vi 177 Preparasi dan Uji Stabilitas Lu-DOTA-F(ab’) - Nimotuzumab Sebagai 2 Kandidat Radiofarmaka Terapi Kanker ..................................................................................1 Martalena Ramli, Citra R.A.P. Palangka, Lina Elfita, Ratna Dini Haryuni, Titis Sekar Humani Penentuan Tangkapan Radiofarmaka 99mTc-Siprofloksasin Terhadap Ciprofloxacin-Resistant Escherichia coli dan Ciprofloxacin-Resistant Staphylococcus aureus ...........................................................................................................
12 Isti Daruwati, Maria Agustine, Maula Eka Sriyani, Iim Halimah, Rizky Juwita Sugiharti, Nelly D. Leswara Kinerja Kolom Generator 99Mo/99mTc dengan Material Berbasis Zirkonium Menggunakan 99Mo Aktivasi Dengan AktivitaS 250 mCi ....................................................
21 Marlina, Sriyono, Endang Sarmini, Herlina, Abidin, Hotman Lubis, Indra Saptiama, Herlan Setiawan, Kadarisman Optimasi Pemisahan 177Lu dari Yb2O3 untuk Radioterapi dengan Metode Kromatografi Kolom ...................................................................................................
28 Triani Widyaningrum, Endang Sarmini, Umi Nur Sholikhah, Triyanto, Sunarhadijoso Soenarjo Karakterisasi 198AuNP Terbungkus PAMAM G4 untuk Penghantar Obat Diagnosa dan Terapi Kanker ....................................................................................................................
35 Anung Pujiyanto, Eni Lestari, Mujinah , Hotman L, Umi Nur sholikah, Maskur, Dede K, Witarti, Herlan S, Rien R , Adang H G, Abdul Mutalib Pengaruh Pencucian Larutan HNO 0,1 N pada Kolom Alumina Asam 3 Terhadap Rendemen dan Kualitas 99mTc Hasil Ekstraksi Pelarut Metil Etil Keton (MEK) dari 99Mo Hasil Aktivasi....................................................................
42 Yono S, Adang H.G. dan Sriyono Modifikasi Kontrol Duct Heater Untuk Mempertahankan Stabilitas Humidity di dalam Cave Siklotron Guna Menunjang Pengoperasian Siklotron CS – 30 BATAN ....................
50 I Wayan Widiana, Sofyan Sori, Jakaria, Suryo Priyono Pemisahan Radioisotop Terapi 188Re dari 188W Melalui Kolom Generator 188W/188Re Berbasis MBZ .........................................................
57 Sriyono, Herlina, Endang Sarmini, Hambali, Indra Saptiama Validasi Kit Immunoradimetricassay Free Prostate Specific Antigen untuk Pemantauan Pembesaran Prostat Jinak Secara In Vitro...........................................
65 Puji Widayati, Veronika Yulianti Susilo, Wening Lestari, Agus Ariyanto
SintesisPaduanPolimerPolimerPoli-n-Sopropilakrilamida (PNIPA) /Polivinilpirolidon (PVP) Bertanda Iodium-125......................................................................
71 Indra Saptiama, Eli Fajar Lestari, Herlina, Karyadi, Endang Sarmini, Abidin, Hotman Lubis Triani Widyaningrum, Rohadi Awaludin Optimizing Irradiation Parameters of Cyclotron-Produced Radionuclides Cu-64, I-123 and I-124...........................................................................................................................
77 Imam Kambali and Hari Suryanto 99m Evaluasi Uptake Radiofarmaka Tc-Siprofloksasin oleh Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang Resisten Terhadap Antibiotik Kotrimoksazol Secara In Vitro ..........................................................................................................................
86 Sintesis Nanopartikel Emas Menggunakan Reduktor Trisodium Sitrat .............................
95 Herlan Setiawan, Anung Pujiyanto, Hotman Lubis, Rien Ritawidya, Mujinah, Dede Kurniasih, Witarti, Hambali, Abdul Mutalib Optimasi Disain untuk Menekan Dimensi dan Berat Modul Kontainer Perisai Radiasi pada Perangkat Brakiterapi..................................................................................................... 102 Ari Satmoko, Kristiyanti, Tri Harjanto, Atang Susila
177
OPTIMASI PEMISAHAN Lu DARI Yb O UNTUK RADIOTERAPIDENGAN METODE
2
3
KROMATOGRAFI KOLOMTriani Widyaningrum, Endang Sarmini, Umi Nur Sholikhah, Triyanto,
Sunarhadijoso Soenarjo.
Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka, BATAN,Kawasan PUSPIPTEK, Serpong,
Tangerang Selatan 15314Telp. 021 7563141 Fax. 021 7563141
triani@batan.go.id
177ABSTRAK
OPTIMASI PEMISAHAN Lu DARI Yb 2 O 3 UNTUK RADIOTERAPI DENGAN METODE
KROMATOGRAFI KOLOM. Lutesium-177 merupakan salah satu contoh radionuklida yang digunakan
pada target radioterapi khususnya radioimmunotherapy (RIT) yang menjanjikan. Penggunaan
177radioisotop Lu mempunyai banyak keuntungan diantaranya energi gammanya rendah sesuai untuk
pencitraan, penetrasi radiasi beta ke jaringan tubuh cukup pendek, waktu paruh relatif panjang yaitu
6,71 hari, serta kemurnian dan konsentrasi radiokimianya tinggi sehingga membantu efisiensi dan
177 177 optimasi penandaan. Lu yang diperoleh dari iradiasi Yb 175 169 2 O 3 bukan hanya radioisotop Lu tetapi 177juga terdapat radioisotop Yb dan Yb sebagai pengotor, Oleh karena itu agar diperoleh Lu yang
177bebas dari isotop Yb diperlukan proses pemisahan. Pemisahan Lu dari target ytterbium alam
dengan kromatografi kolom berisi resin LN sebagai fase diam dan HNO konsentrasi 4 M sebagai fase
3gerak lebih optimal hasilnya jika dilakukan menggunakan dua kolom atau dengan mengganti kolom.
Hasil yang didapat menunjukkan kemurnian radinuklida yang lebih baik dan kemurnian radiokimia
yang lebih tinggi meskipun aktivitas yang didapat lebih kecil dibandingkan pemisahan tanpa
177mengganti kolom. Radiosotop Lu bebas dari isotop Yb sebesar 45,7 µCi dengan kemurnian
radiokimia 96,3 – 96,6% berhasil diperoleh dari ytterbium alam 4 mCi. 177 Kata kunci :pemisahan Lu, ytterbium alam, radioterapi, kromatografi kolom. 177ABSTRACT
OPTIMIZATION OF Lu SEPARATION FROM IRRADIATED Yb O FOR RADIOTHERAPY BY
2 3 COLUMN CHROMATOGRAPHY. Lutetium-177 is a promising radionuclide for radiation therapyespecially for radioimmunotherapy (RIT). The radionuclide has many advantages such emitting low-
energy gamma radiation which is suitable for imaging, the penetration of beta radiation into body
tissue is relatively short which is suitable for small tumors treatment and relatively long half-life of 6.71
177 175 169 days. The Lu obtained from irradiated Yb 177 2 O 3 contains radionuclide impurities of Yb and Yb.The separation of Lu was carried out by chromatography column containing LN resin as the
177 stationary phase and HNO 34 M as the mobile phase. It was found that the Lu was separated
optimally by using two columns or by replacing the column. The results showed better radionuclide
177purity and higher radiochemical purity. However, the radioactivity of obtained Lu decreased by
177replacing the columns. Ytterbium-free Lu as high as 45.7 µCi with radiochemical purity of 96.3 - 96.6
% was obtained from 4 mCi of irradiated Yb 177 2 O 3 .Keywords : Lu separation, natural ytterbium, radiotherapy, column chromatography
PENDAHULUAN
175
Lu, menghasilkan
177
Lu bebas pengemban, potensi toksisitas rendah, tidak mengandung
177m
Lu, baik untuk skala pemakaian kimiawi dalam jumlah kecil, dan waktu paruh
177
Yb hanya 1,9 jam sehingga tidak berpotensi memberikan kontaminasi radioisotropik [6].
177
Lu yang diperoleh dari iradiasi Ytterbium alam (Yb
2 O
3
) hasil yang didapat bukan hanya berupa radioisotop
177
Lu tetapi juga terdapat radioisotop Ytterbium-175 (
Yb) dan Ytterbium-169 (
h)
Gambar 1. Skema peluruhan produksi 177 Lu
Hf-177 Lu-176 2,6 σ 2100 160 d 6,7 d Yb-176 12,76 σ 2,4 Yb-177 1,9 h Lu-177
Lu (n.c.a. non-carrier added activity) dengan aktivitas jenis maksimum, lutetium harus dipisahkan dari bahan sasaran
177
Lu dengan keradioaktifan jenis tinggi menjadi kunci menuju pengembangan penggunaan radiofarmaka berbasis radiolantanida untuk tujuan radioimunoterapi [7].Untuk mendapatkan
177
Secara umum ketersediaan radiolantanida
Lu dari isotop Yb.
169
177
Lu yang bebas dari isotop Yb nya diperlukan proses pemisahan. Sehingga cara tidak langsung diikuti dengan proses pemisahan
177
Oleh karena itu agar diperoleh
177 Lu ditunjukkan pada Gambar 1.
Yb) sebagai pengotor. Skema peluruhan produksi
177
Yb (t 1/2 1,9
Salah satu radiolantanida yang banyak digunakan dalam kedokteran nuklir adalah Lutesium-177 (
177
Radionuklida
Luke antibody yang selektif terhadap jaringan tertentu sehingga peluruhan dari radiolantanida tersebut dapat menghancurkan atau merusak jarigan sel kanker [5].
177
Lubanyak digunakan sebagai radioimunoterapi (RIT) denganmengkonjugasikan radiolantanida
177
Lu mempunyai banyak keuntungan diantaranya energi gammanya rendah sesuai untuk penelitian, pencitraan diagnostik dan terapi, penetrasi ke jaringan tubuh cukup pendek sehingga baik untuk penelitian dan terapi tumor-tumor kecil, waktu paruh relatif panjang yaitu 6,71 hari, serta dapat dihasilkan kemurnian dan konsentrasi radiokimia tinggi sehingga membantu efisiensi dan optimasi penandaan [4]. Pemanfaatan
Pengguanaan radioisotop
Lu dapat diproduksi dengan dua cara yakni cara langsung mealui iradiasi target alam Lu
Lumemancarkan partikel beta dengan energi 479 keV (78,6%) dan 176 keV (12,2%) yang berguna untuk radioterapi kanker dan memancarkan radiasi gamma 113 keV (6,4%) dan 208 keV (11%) yang berguna untuk pencitraan kamera gamma [3].
177
Luadalah salah satu radioinuklida yang mempunyai sifat fisika yang menarik dan sesuai digunakan untuk pencitraan dan terapi penyakit.
177
Lu). Radiolantanida ini dapat digunakan untuk penelitian dalam 30 macam aplikasi meliputi penanganan kanker usus besar, kanker tulang metastatis, lymphoma non-Hodgkin dan kanker paru-paru [1,2].
177
177
3
177
(
176
Lu 2,6%) atau target Lu
Yb (n,)
176
Yb atau diperkaya. Reaksi nuklir cara tidak langsung adalah
2 O 3 dengan 176
2 O
Lu, menghasilkan Lu-177 aktivitas jenis rendah, sehingga potensi toksisitas tinggi, tidak baik untuk penandaan biomolekul yang tersedia dalam jumlah mol rendah,dan adanya kontaminasi
177m
Luyang mempunyai waktu paruh panjang yaitu 160 hari. Cara kedua adalah cara tidak langsung dengan iradiasi target Yb
Lu(n,)
176
Lu. Cara langsung berbasis reaksi
2 O 3 yang diperkaya 176
177
Ampul kuarsa yang sudah dibongkar dari inner-outer capsule alumuniumnya dicuci dengan 5 mL aquabides untuk menghindari kontaminasi, kemudian ampul dipecah dan targetnya dilarutkan dengan HCl pekat 5 mL hingga kisat dan ditambahkan H
Persiapan Iradiasi Target Yb
Pelarutan Target Paska Iradiasi
ytterbium, karena ytterbium berkompetisi dengan lutetium dalam membentuk senyawa kompleks dalam preparasi radiofarmaka. Dalam beberapa tahun terakhir, metoda-metoda pemisahan
calibrator ATOMLAB 100 Plus by BIODEX
digunakan untuk mengukur aktivitas eluat hasil kromatografi dan untuk pemeriksaan radionuklida digunakan perangkat spektrometer gamma X-Cooler with HPGe
Detector. Pembacaan hasil kromatografi
kertas untuk mengetahui kemurnian radiokimia digunakan Autoradiografi
scannerCyclone Plus.
2 O 3 alam
target dan preparasi resin menggunakan HCl 37% dan NH
Sebanyak10mg Yb
2 O
3
alam dimasukkan kedalam ampul kuarsa yang kemudian ditutup dengan teknik pengelasan. Tabung kuarsa berisi target dimasukkan ke dalam inner-outer capsule yang terbuat dari bahan alumunium nuclear
grade kemudian ditutup dengan cara
pengelasan dan dilakukan uji kebocoran dengan buble test. Selanjutnya target diiradiasi di dalam fasilitas Central Irradiation Position (CIP) reaktor G.A. Siwabessy dalam fluks neutron termal kira- kira 1,3 x 10
14
- 2
- 1
n.cm
2 O 3 alam dari E. Merck. Pelarutan
dengan waktu iradiasi kurang lebih 4 hari.Setelah target keluar dari reaktor dilakukan pemotongan kapsul alumunium dan didinginkan selama semalam sebelum dilakukan pelarutan paska iradiasi.
Lu dari target
177
Lu
n.c.a. dari bahan sasaran ytterbium telah
dipelajari secara intensif dan menghasilkan beberapa publikasi [8,9,10,11].
Lutetium merupakan lantanida terberat dan ytterbium adalah kerabatnya yang lebih ringan. Secara umum, semua lantanida mempunyai sifat kimia yang mirip dan pemisahan dua lantanida yang bekerabat sangatlah sulit dilakukan. Tantangan yang ditimbulkan oleh pemisahan lantanida trivalent yang berdekatan telah terdokumentasikan dengan baik [12,13]. Lutetium dan ytterbium keduanya berada dalam larutan dalam tingkat oksidasi trivalent, namun demikian, dibawah kondisi tertentu, ytterbium dapat direduksi menjadi tingkat oksidasi divalent. Namun permasalahan utama yang membuat pemisahan menjadi sulit (kompleks) adalah kuantitas ytterbium yang besar (dalam orde puluhan milligram), sementara lutetium produknya hanya dalam orde microgram.
Pada penelitian ini dilakukan optimasi pemisahan
177
176
Bahan sasaran yang digunakan adalah Yb
Yb
2 O 3 alam
menggunakan dua metode kromatografi kolom yaitu dengan satu dan dengan dua kolom kromatografi. Diharapkan dari penelitian ini dapat diperoleh radioisotop
177
Lu yang dapat diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan radioisotop
177
Lu untuk radioterapi sekaligus memperbaiki teknik dan prosedur yang pernah dilakukan selama ini [14,15].
METODOLOGI
.s
4 Cl dari E. Merck. Untuk
3
kromatografi kolom menggunakan resin LN (resin Lantanida) dari Eichrom(USA) berukuran 50-100 µm sebagai fase diamnya dan HNO
2 O 5 mL dengan sedikit
penguapan kemudian dilarutkan dengan 3 mL NH
4 Cl 0,05 M pH 3.
Preparasi Kolom Kromatografi
65% E. Mercksebagai fase geraknya. Ampul iradiasi sasaran yang digunakan adalah tabung kuarsa dan kapsul iradiasi (inner capsule dan outer capsule) dari bahan aluminium derajad nuklir (produksi lokal). Kolom kromatografi untuk proses fraksinasi berupa kolom berbahan gelas berlapis (produksi lokal) yang dihubungkan dengan selang, pompa sirkulasi air dan pemanas untuk menghasilkan pemanasan kolom pada sekitar 50C. Alat ukur keradioaktifan Dose Resin LN ditimbang sebanyak 1 gram target ytterbium alam yang mempunyai kemudian dicuci dengan aquabides dan tampang lintang 2,6 barn. Hasil spektrum dimasukkan ke dalam kolom kromatografi kandungan radionuklida target ytterbium yang berbahan gelas berlapis diameter 0,8 alam sebelum pemisahan ditunjukkan pada cm hingga ketinggian resin ± 5 cm. Resin Gambar 2.Hasilyang diperoleh dari iradiasi LN dalam kolom dicuci dengan HCl 4 M ytterbium alam bukan hanya radioisotop
177 175
hingga pH nya 2, kemudian lewatkan NH
4 Cl Lu tetapi juga terdapat radioisotop Yb 169
0,5 M kedalam kolom agar resin berbentuk dan Yb.
- NH
4 dan terakhir dicuci dengan H
2 O
sebanyak 1,5 volume isian resin. Resin yang sudah dikondisikan harus tetap dijaga daklam kondisi basah dengan aquabides
Yb streril.
177 Proses Pemisahan Lu
Yb Kolom kromatografi yang sudah diisi
Lu resin LN dihubungkan dengan selang, pompa sirkulasi air dan pemanas untuk menghasilkan pemanasan kolom pada sekitar 50C . Sebanyak 40 mCi target Yb 176 hasil iradiasi diloading ke dalam kolom Gambar 2. Spektrum bulk Yb 2 O 3 alam
sebelum loading(terlihat Yb lebih dominan
kromatografi dan dipertahankan semalam
dari Lu) sekitar 40 mCi bulk
dengan tujuan untuk mendapatkan periode
177
peluruhan Yb yang menghasilkan
177 keradioaktifan optimal dari radioisotop Lu.
Eluat yang sudah dipertahankan semalam ditampung serta disisihkan sebagai limbah. Kolom kromatografi kemudian difraksinasi dengan teknik gravitasi normal dengan fase gerak HNO
3 tiap 5 mL konsentrasi 2 M dan
4M. Masing-masing fraksi eluat diukur dengan Dose calibrator pada dial 105.
Fraksi yang mempunyai aktivitas tertinggi dicuplik sebanyak 5 µL untuk analisis radionuklida dengan spektrometer gamma X-Cooler with HPGe
Detector.Penentuan kemurnian radiokimia Gambar 3. Rangkaian kolom kromatografi 177
menggunakan kromatografi kertas dengan
untuk proses pemisahan Lu
fase diam kertas whatman 3 MM (1 cm x 20
177
cm) dan fase gerak (eluen) asam asetat 50 Proses pemisahan Lu dari
177
%. Cuplikan larutan fraksi Lu ditotolkan radioisotop Yb dilakukan dengan dua pada jarak 2 cm di bagian bawah kertas metode, metode pertama dilakukan tanpa kemudian kertas dimasukkan ke dalam mengganti kolom atau hanya dengan satu bejana yang telah diisi oleh eluen dan kolom kromatografi. Target ytterbium alam hasilnya dibaca dengan Autoradiografi yang sudah didiamkan semalam dalam
scanner.
kolom seperti terlihat pada rangkaian Gambar 3, ditampung eluatnya sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN
limbah. Limbah yang ditampung dianalisis
177
Produksi Lu dalam penelitian ini radionuklidanya dan hasilnya masih dalam melalui cara tidak langsung yaitu dengan kondisi background, artinya semua isotop masih tertahan didalam resin LN. 100 90 Selanjutnya dilakukan proses fraksinasi -1 7 7 80 dengan fase gerak HNO
3 konsentrasi 2 M u a n L 60 70
tiap 5 mL, hasil yang didapat pada awal d u n g 40 50 fraksinasi hingga fraksi ke-5 eluat dalam k a n 30 kondisi background, fraksi 6 hingga fraksi % 10 20 17 aktivitas yang keluar sudah besar dan 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 dari hasil spektrometer gamma keluar nomer fraksi
177
campuran radioisotop Lu dan Yb baik
175 169
Yb maupun Yb, dimana isotop Yb lebih 177
Gambar 5. Profil %kandungan Lu tanpa
dominan dibanding isotop Lu. Sebanyak 177
mengganti kolom (terlihat bahwa fraksi Lu
38,7 mCi aktivitas sudah keluar, dari
tertinggi 91,2%)
aktivitas total loading 40,5 mCi. Kemudian fase gerak HNO
3 65% untuk fraksinasi
dinaikkan konsentrasinya menjadi 4M tiap 1 Metode kedua pemisahan mL. Dari hasil spektrometer gamma terlihat
177
radioisotop Lu dari target Yb dilakukan bahwa fraksi 22 mempunyai aktivitas dengan dua kolom kromatografi. Kedua tertinggi yaitu 50,9 µCi namun masih berupa kolom diisi dengan resin LN dengan campuran isotop Yb dan Lu dengan
177 perlakuan dan kondisi yang sama.
kuantitas radioisotop Lu jauh lebih Fraksinasi pada mulanya dilakukan dengan dominan dibanding isotop Yb nya. Hasil
177
HNO
3 65% 2M hasilnya aktivitas yang keluar
spektrometer gamma Lu tanpa mengganti makin naik namun masih mengandung kolom dapat dilihat pada Gambar 4 dan campuran isotop Lu dan Yb dan pada fraksi Gambar 5 menunjukkan profil %kandungan
177
11 dari hasil analisa spektrometer gamma Lu tanpa mengganti kolom, dimana
177 177
terlihat puncak Lu lebih dominan dari terlihat bahwa fraksi Lu tertinggi adalah isotop Yb nya. Spektrum fraksi 11 yang 91,2%.
177
mengandung radioisotop Lu lebih dominan dibanding isotop Yb nya ditunjukkan pada Gambar 6. Persentasi
177
radioisotop Lu dibanding isotop Yb sekitar Lu Lu 77,2%.
Yb 177 Lu Yb
Gambar 4. Spektrum fraksi Lu tanpa menggati kolom (terlihat puncak radioisotop Yb 177 meskipun sedikit)= 50,9 Ci Lu
Gambar 6. Spektrum fraksi 11 yang
177
mengandung radioisotop Lu dominansekitar 77,2 % Fraksi 11 kemudian difraksinasi ulang dengan kolom kromatografi baru yang sudah dikondisikan sama seperti kolom pertama. Fraksi 11 diloading kedalam kolom dan difraksinasi dengan HNO
3
177
3
Lu dari target ytterbium alam dengan kromatografi kolom berisi resin LN sebagai fase diam dan HNO
177
Pemisahan
Scanner KESIMPULAN
Gambar 9. Hasil Kromatografi kertas fraksi 177 Lu menggunakan Whatman 3 dan fasa gerak asam asetat 50% pembacaan dengan Autoradiografi
Hasil analisa kromatografi kertas untuk menentukan kemurnian radiokimia ditunjukkan pada Gambar 9.
Lu sebesar 45,7 µCi yang bebas dari isotop Yb dengan target ytterbium alam yang diloading sekitar 4 mCi dan kemurnian radiokimia 96,3 – 96,6%.
65% konsentrasi 2M tiap 5 mL.Hasil fraksinasi masih menunjukkaneluat mengandung dominan Yb. Kemudian eluen diganti dengan HNO
Lutertinggi 100%) Dari dua metode yang dilakukan, meskipun metode pemisahan tanpa mengganti kolom mempunyai aktivitas lebih besar dibanding pemisahan dengan mengganti kolom, namun metode pemisahan dengan mengganti kolom mempunyai kemurnian radionuklida lebih tinggi. Hasil analisis fraksi
Lu dengan mengganti kolom (terlihat bahwa fraksi
177
177
Gambar 8. Profil %kandungan
4M dengan mengganti kolom = 45,7 Ci 177 Lu
Gambar 7. Spektrum fraksi 177 Lu hasil elusi dengan HNO 3
Lu dengan mengganti kolom sebesar 100%.
177
Lu yang bersih dari isotop Yb dengan aktivitas 45,7 µ Ci, spektrum ditunjukkan pada Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan profil %kandungan
177
65% 4 M tiap 1 mL, hasil yang didapat dari analisa spektrometer gamma didapat radioisotop
3
sebagai fase gerak lebih optimal hasilnya jika dilakukan pemisahan dengan menggunakan dua kolom atau dengan mengganti kolom. Hasil yang didapat menunjukkan kemurnian radinuklida yang lebih baik dan kemurnian radiokimia yang lebih tinggi meskipiun aktivitas yang didapat lebih kecil dibandingkan pemisahan tanpa mengganti kolom. Didapat radiosotop
DAFTAR PUSTAKA
Lu yang bersih dari Yb juga menunjukkan kemurnian radiokimia yang tinggi yaitu 96,3 – 96,6%.
1. http://www.inpharmatechnologist.com/pro cessing-qc/New-lutetium-177-source-for- cancer-drugs, diakses 28 juli 2014 (2009). 2. http://www.radiologytoday.net/archive/rt_
112204p20.shtml : Promising Isotopes - Looking at Lutetium-177 and Other Targeted Rradiotherapy Isotopes, diakses 20 januari (2009). 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 % 23 nomer fraksi k a n d u n g a n L u -1 7 7 Lu Lu
177
3. Giovana Pasqualini da Silva, and João Alberto Osso Junior, (2007), Study Of
preparing high specific activity 177Lu,
9. N. A. Lebedev and A. F. Novgorodov and R. Misiak and J. Brockmann and F.R¨osch, (2000), Radiochemical
separation of no-carrier-added 177Lu as produced via the 176Yb(n,)177Yb 177Lu process, Applied Radiation and Isotopes, 53:421–425.
10. K. Hashimoto, H. Matsuoka, and S.
Uchida, (2003), Production of no-carrier-
added177Lu via the 176Yb(n,)177Yb 177Lu process, Journal of
Radioanalytical andNuclear Chemistry, 255:575–579.
11. Mirzadeh et al, (2004), Method for
U.S. Patent6,716,353 B1, April 6 12. J. H. Forsberg, Y. Marcus, and T. Moeller,(1983) Gmelin Handbook of
177 from neutronirradiated natural ytterbium target, Journal of
InorganicChemistry: Sc, Y, La-Lu Rare Earth Elements, Number Part D6.
Springer-Verlag, Berlin.
13. S. Cotton, 2006, Lanthanide and Actinide Chemistry, John Wiley & Sons,.
14. W. Triani, S. Endang, Sriyono, et al, (2012), Pemisahan Radioisotop
177 Lu dari Matrik Yb alam Teriradiasi, Jurnal
Radioisotop dan Radiofarmaka, 15[1] 30 -38.
15. W. Triani., S. Endang., N.S. Umi., et
al, (2013),Identifikasi Radionuklida Hasil Iradiasi Iterbium Alam menggunakan Spektrometer Gamma, Disampaikan
Radioanalytical and NuclearChemistry, 185:305–310.
8. P. S. Balasubramanian, (1994)Separation of carrier-free lutetium-
The Production Of 177
separation of 177Lu from neutron irradiated 176Ybtargets, Applied
Lu Through 176
Yb (N, g) 177
Yb → 177
Lu Nuclear Reaction,
International Nuclear Atlantic Cenference-INAC 2007, Santos, SP, Brazil, September 30 to October 5, 2007.
4. E. P. Horwitz, D. R. McAlister, A. H.
Bond, R.
E. Barrans, and J. M.Williamson,(2005), A process for the
Radiation and Isotopes, 63:23–36.
7. D. Ma, A.R. Ketring, G.J. Ehrhardt, et al, (1996), Production of Radiolanthanides and Radiotherapy Research at MURR, J. of Radioanal. and Nucl. Chem., Art., 206[1] 119-126.
5. A.R. Ketring, G.J. Ehrhardt, M.F.
Embree, K.D. Bailey, T.T. Tyler, J.A. Gawenis, S.S. Jurisson, H.P. Engelbrecht, C.J. Smith and C.S. Cutler, (2003),Production and Supply of High
Specific Activity Radioisotopes for Radiotherapy Applications, Alasbimn
Journal, Vol. 5, No. 19.
6. F. F. Knapp, S. Mirzadeh, A. L. Beets, M.
Du, J. A. Klein, and M. Garland, (2005),
Direct production of lutetium-177 (Lu- 177) from enriched Lu-176 in a high flux reactor - the only practical route to provide high multi curie levels of high specific activity Lu-177 required for routine clinical use, Proceedings of the
5th International Conferenceon Isotopes (5ICI), 25-29 April 2005, Brussels, Belgium.
pada Seminar Pertemuan Ilmiah Tahunan Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka, Jakarta, 8 – 9 Nopember 2013.