5 sertifikat dan materi PPM 21st century skill PTK 2016

21st Century Learning Skills sebagai Variabel
dalam Penelitian Tindakan Kelas

Makalah disampaikan dalam PPM (Pelatihan Penerapan 21st Century
Learning Skills melalui Penelitian Tindakan Kelas di SMKN 2 Pengasih
untuk Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan) Juni 2016

Oleh:
Pipit Utami (NIP 19880422 201404 2 001)
Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika dan Informatika

Pengantar
Pendidikan vokasimerupakan pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik menjadi lulusan yang berkompeten pada bidang pekerjaan
tertentu (Soeharto, 1988:1; Republik, 1990; Republik, 2003; Muliati,
2007:7; Djohar, 2007:1285; dan Rowjesky, 2009).Dengan demikian
pendidikan vokasi harus mampu mendeskripsikan kebutuhan peserta didik
untuk memasuki dunia kerja, tantangan tenaga kerja masa depan, dan
responsif terhadap tren globalisasi. Terdapat 16 teori pendidikan vokasi
menurut Prosser (Rolly, 2014:951), dimana salah satunya terkait
lingkungan pembelajaran yang harus berupaya melatih dan membiasakan

peserta didik berperilaku seperti di dunia kerja.
Apakah pembelajaran di pendidikan vokasi sudah berupaya melatih dan
membiasakan peserta didik berperilaku seperti di dunia kerja?
Kompetensi dunia kerja apa yang perlu dikembangkan dalam
pembelajaran?

Permasalahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang
dilakukan

dalam

rangka

peningkatan

kinerja

yang


dilakukan

memanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaborasi dengan orang lain
yang

dilakukan

meningkatkan

dalam
efektifitas

pembelajaran
pembelajaran

di

kelas.

secara


PTK

bertujuan

terintegrasi

dan

berkesinambungan antara tugas pendidik sebagai pengajar sekaligus
peneliti.

Penyusunan rencana PTK dimulai dari melakukan identifikasi

masalah, melakukan analisis dan perumusan masalah, formulasi solusi
dalam bentuk hipotesis tindakan dan analisis kelayakan solusi.

PTK diawali dari penemuan masalah pembelajaran dikelas melalui
proses


identifikasi.

Dalam

makalah

ini

dipaparkan

mengenai

permasalahan berupa rendah/kurangnya ketercapaian 21st century skills
peserta didik pada suatu pembelajaran. Identifikasi masalah bisa
dilakukan melalui proses penelaahan hasil capaian pembelajaran pada
pembelajaran

sebelumnya.

Sebagai


gambaran

berikut

ini

adalah

framework 21st century learning dari partnership 21.

Gambar 1. P21 Framework for 21st century learning (P21, 2015)

Pada

partnership

for

21st


century

learning

terdapat

tiga

keterampilanyang menjadi perhatian. Keterampilan tersebut adalah: (1)
learning and innovation skills; (2) information, media and technology skills;
dan (3) life and career skills. Misalnya pada learning and innovation skills,
proses penelaahan dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaanpertanyaan terkait:

Apakah peserta didik sudah memiliki keterampilan berfikir kritis? Buktinya
apa? Apakah peserta didik sudah memiliki keterampilan berkomunikasi
yang santun? Buktinya apa? Apakah peserta didik sudah memiliki
keterampilan berkolaborasi yang baik? Buktinya apa? Apakah peserta
didik sudah memiliki kreatifitas? Buktinya apa?


Dari contoh pertanyaan tersebut, yang perlu ditegaskan adalah
aspek keterampilan abad 21 tersebut harus memilikii data pendukung
yang menunjukkan masih rendah atau bahkan belum dikembangkan
dalam pembelajaran. Data pendukung tersebut menjadi bukti urgensi
perlunya peningkatan aspek keterampilan abad 21. Aspek yang dipilih
menjadi

kompetensi

yang

memiliki

keterkaitan

dengan

capaian

pembelajaran, sehingga pendidik perlu secara cermat memilih aspek yang

perlu ditingkatkan dengan melihat karakteristik pembelajaran.
Setelah

permasalahan

teridentifikasi,

selanjutnya

adalah

merumuskan masalah. Dalam PTK aspek penting adalah bagaimana
suatu solusi pembelajaran (misal penggunaan media atau model tertentu
dalam pembelajaran atau bahkan lainnya) tersebut dapat berhasil
mencapai capaian pembelajaran yang ditargetkan. Contoh rumusan
permasalahan yaitu:
Bagaimanakah model project based learning dapat meningkatkan
keterampilan berfikir kritis, keterampilan komunikasi, kreatifitas dan
kolaborasi peserta didik pada materi instrumentasi?


Pemilihan “obat” solusi permasalahan
Setelah variabel pada keterampilan abad 21 sudah diketahui
(variabel

yang

akan

ditingkatkan

atau

variabel

yang

masih

rendah/kurang), maka selanjutnya pendidik/peneliti perlu merumuskan
indikator variabel. Misalnya indikator dari kreatifitas adalah orisinil,

kemanfaatan dan keunikan. Ketiga indikator tersebut perlu dikembangkan
dalam pembelajaran.
Pendidik perlu jeli melihat/memilih solusi permasalahan yang ada.
Misalnya

penggunaan

media

pembelajaran,

penggunaan

model

pembelajaran atau upaya pembelajaran lain. Untuk kasus peningkatan
kreatifitas misalnya, pendidik memberikan solusi permaasalahan berupa
penggunaan model pembelajaran tertentu. Selain itu kesesuaian jenis
pengalaman belajar dengan solusi juga perlu menjadi pertimbangan.
Sebagai contoh:

Permasalahan: proyek akhir materi instrumentasi hasil karya peserta
didik kurang kreatif, terlihat dari adanya duplikasi karya
dengan karya yang sudah ada
Pengalaman belajar: peserta didik mengembangkan proyek akhir
Solusi

: penggunaan
meningkatkan

model

project

kreatifitas

based
proyek

learning

untuk

akhir

materi

instrumentasi
Contoh tersebut menunjukkan adanya singkronisasi permasalahan,
pengalaman belajar (karakteristik materi pembelajaran) dengan solusi
permasalahan (model pembelajaran).
Tahapan pada model pembelajaran Project based learning (PjBL) mana
yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal kreatifitas?
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Melalui penelusuran studi pustaka baik buku maupun jurnal ilmiah
terbaru (diutamakan), maka diketahui bahwa langkah PjBL khususnya
langkah ke-4 (authenticity) dan ke-5 (student voice and choice) dinilai
sebagai cara teknis yang bisa meningkatkan kreatifitas peserta didik.
Simpulan
Pada tahap identifikasi permasalahan, pendidik perlu mencari bukti
permasalahan (kurang/rendahnya 21st century skills peserta didik).
Selanjutnya perumusan masalah terkait cara pada solusi yang dapat
meningkatkan variabel. Melalui penelusuran literatur ditemukan solusi,
dimana pendidik harus secara teknis dapat menentukan pada langkah apa
dan

alasan

yang

mendasari

suatu

solusi

dapat

menyelesaikan

permasalahan/ meningkatkan suatu variabel pembelajaran. Selain itu
pendidik harus jeli melihat kesesuaian permasalahan, pengalaman belajar
dan solusi.
Referensi:
P21 Century Learning. 2015. P21 Framework Definitions. Dokumen
elektronik diunduh dari www.p21.org