Pengaruh CAR, LDR, BOPO, dan NPL Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keberadaan bank dalam perekonomian sangat dibutuhkan saat ini, karena
bank menawarkan jasa pada hampir semua kebutuhan masyarakat. Bank sebagai
lembaga perantara akan menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana
dalam bentuk rekening giro, tabungan, atau deposito berjangka dan menyalurkan
dana kepada pihak yang membutuhkan dana dengan mengajukan pinjaman atau
kredit kepada bank.
Selain itu, bank juga dapat membantu memperlancar
kegiatan transaksi, produksi, serta konsumsi melalui fungsinya sebagai lembaga
yang melaksanakan lalu lintas pembayaran. Bank juga berperan dalam
melaksanakan kebijakan moneter yang bertujuan menjaga stabilitas harga dan
mendorong
pertumbuhan
ekonomi,
antara
lain
dilakukan
dengan
cara
mnegendalikan uang beredar.
Tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis keuangan dan perbankan.
Perbankan yang mendapatkan pinjaman dalam valuta asing mengalami kesulitan
dalam mengembalikan pinjaman yang diterimanya. Hal ini disebabkan nilai tukar
rupiah terhadap Dollar Amerika terdepresiasi sangat tajam. Mulai tahun 2002
sektor perbankan mengalami perkembangan yang positif tampak pada pemberian
kredit yang mulai meningkat dan berbagai inovasi produk yang mulai berjalan,
seperti pengembangan produk derivatif dan kerjasama bank dengan lembaga
keuangan lain (reksadana dan bancassurance). Perkembangan positif tampak dari
Universitas Sumatera Utara
nilai tukar rupiah semakin stabil, tingkat suku bunga yang cenderung menurun,
serta investasi asing yang mulai mengalir kembali ke Indonesia.
Kinerja (performance) bank merupakan gambaran prestasi yang dicapai
bank dalam periode tertentu (Abdullah, 2005). Kinerja bank yang baik akan
memberikan dampak yang baik bagi pihak internal maupun eksternal bank. Rasiorasio keuangan dapat menggambarkan kinerja bank pada periode tertentu. Pihak
manajemen
dapat
mengambil
kebijaksanaan
untuk
memperbaiki
atau
meningkatkan kinerja bank yang dikelolanya setelah memperhatikan rasio-rasio
banknya pada periode tertentu.
Profitabilitas
merupakan
kemampuann
bank
dalam
menghasilkan
keuntungan. Rasio dari profitabilitas yang digunakan bank untuk mengukur
kinerja adalah Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan untuk
mengukur kemampuan dan efektivitas manajemen bank dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya (Dendawijaya, 2005).
Modal merupakan hal yang penting bagi bank dalam menjalankan
usahanya. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang umum
digunakan untuk menilai kecukupan modal bank. Capital Adequacy Ratio (CAR)
merupakan rasio yang umum digunakan untuk menilai kecukupan modal bank.
Jika nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) tinggi berarti bank tersebut mampu
membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Kuncoro dan
Suhardjono, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukan kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan. Jika nilai LDR tinggi berarti jumlah kredit
yang diberikan bank tinggi. Besarnya jumlah kredit yang diberikan bank akan
meningkatkan potensi bank dalam memperoleh pendapatan bunga yang akan
berpengaruh terhadap peningkatan laba (Koch , 2009). Peningkatan laba tersebut
akan mengakibatkan ROA semakin tinggi.
Setiap bank perlu meningkatkan efisiensi supaya dapat menghadapi
tingginya persaingan dengan pengelolaan biaya yang efisien. Menurut
Dendawijaya (2005), rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien
bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya
efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Semakin rendah BOPO maka ROA akan semakin tinggi, karena laba merupakan
komponen yang membentuk ROA.
Non performing loan (NPL) merupakan rasio yang membandingkan antara
jumlah kredit yang bermasalah terhadap total kredit yang dberikan bank. Semakin
tinggi rasio NPL akan mengakibatkan profitabilitas (ROA) menurun karena
dengan terjadinya kredit macet tersebut sebagian penghasilan bunga bank tidak
efektif diterima oleh bank, sementara bank masih tetap harus membayar bunga
atas penempatan dana masyarakat (Ali, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1
Rasio CAR, LDR, BOPO, NPL dan ROA Bank di BEI Tahun 2012
(dalam persen)
No. Emiten
CAR
1
AGRO
14.80
2
BACA
18.00
3
BAEK
14.21
4
BBCA
14.20
5
BBKP
16.34
6
BBNI
16.70
7
BBNP
12.76
8
BBRI
16.95
9
BDMN
18.90
10
BJBR
18.11
11
BMRI
15.30
12
BNBA
19.18
13
BNGA
15.08
14
BNII
12.83
15
BSIM
18.09
16
BSWD
21.10
17
BTPN
21.50
18
BVIC
17.96
19
INPC
16.45
20
MAYA
10.93
21
MCOR
13.86
22
MEGA
16.83
23
NISP
16.49
24
PNBN
14.67
Sumber: www.idx.co.id (diolah)
LDR
82.48
59.06
81.82
68.6
83.81
77.5
84.94
79.85
100.60
74.09
80.10
77.95
95.04
92.97
80.78
93.21
86.00
67.59
87.42
80.58
80.22
52.39
86.79
88.46
BOPO
86.54
86.85
90.02
62.40
81.42
71.00
85.18
59.93
75.00
80.02
63.90
78.71
71.70
87.87
83.75
72.31
74.03
78.82
93.03
79.93
81.74
76.73
78.93
78.74
NPL
3.71
2.11
0.28
0.40
2.66
2.80
0.97
2.78
2.30
2.07
1.90
0.63
2.29
1.7
3.18
1.40
0.60
2.30
0.85
3.02
1.98
2.09
0.91
1.69
ROA
0.81
0.83
0.75
2.64
1.27
2.11
1.04
3.39
2.64
1.68
2.44
1.64
2.15
0.78
1.49
2.12
0.6
1.43
0.65
1.53
1.44
2.11
1.16
1.53
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat rasio CAR, LDR, BOPO, ROA yang dimiliki
bank pada tahun 2012. Nilai CAR yang dimiliki tertinggi dimiliki oleh emiten
BSWD, yaitu sebesar 21.1% dan memiliki nilai ROA sebesar 2.12%, sedangkan
emiten BBRI memiliki nilai CAR lebih rendah dari emiten BSWD yaitu sebesar
16.95% justru memiliki nilai ROA yang lebih tinggi, yaitu sebesar 3.39%. Hal ini
bertentangan dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai
CAR akan berpengaruh kepada semakin besarnya ROA. Demikian juga dengan
teori yang menyatakan bahwa jika LDR meningkat, akan menyebabkan ROA juga
Universitas Sumatera Utara
meningkat, tidak selalu benar. Emiten BSWD memiliki nilai LDR sebesar 93.21%
dan ROA sebesar 2.12%, sedangkan emiten BBRI memiliki LDR sebesar 79.85%
memiliki nilai ROA 3.39%. Demikian juga dengan teori yang menyatakan bahwa
rasio BOPO berbanding terbalik dengan rasio ROA. Emiten BSWD yang
memiliki nilai BOPO (72.31%) lebih tinggi dari emiten BBNI (71%), justru
memiliki nilai ROA yang juga lebih tinggi dari emiten BBNI. Hal ini
bertentangan dengan teori yang ada. Teori juga menyatakan bahwa rasio NPL
berbanding terbalik dengan rasio ROA. Emiten BSWD memiliki nilai NPL (1.4%)
lebih rendah dari NPL BBRI (2.78) memiliki nilai ROA yang lebih rendah dari
emiten BBRI. Hal ini bertentangan dengan teori yang ada. Fenomena ini menarik
untuk diteliti lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh CAR, LDR,
BOPO, dan NPL Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank yang
Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)”.
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah CAR,
LDR, BOPO, dan NPL Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank yang
Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)?”
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh CAR,
LDR, BOPO, dan NPL terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank yang
Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012).
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan (Emiten)
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi kepada pihak manajemen
ataupun pengambil kebijakan dari perusahaan (bank) dalam menetapkan
kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan profitabilitas bank.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi
untuk bahan pertimbngan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi Peneliti
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan
peneliti tentang manajemen keuangan bank.
4. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan dapat
menjadi acuan, perbandingan, dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keberadaan bank dalam perekonomian sangat dibutuhkan saat ini, karena
bank menawarkan jasa pada hampir semua kebutuhan masyarakat. Bank sebagai
lembaga perantara akan menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana
dalam bentuk rekening giro, tabungan, atau deposito berjangka dan menyalurkan
dana kepada pihak yang membutuhkan dana dengan mengajukan pinjaman atau
kredit kepada bank.
Selain itu, bank juga dapat membantu memperlancar
kegiatan transaksi, produksi, serta konsumsi melalui fungsinya sebagai lembaga
yang melaksanakan lalu lintas pembayaran. Bank juga berperan dalam
melaksanakan kebijakan moneter yang bertujuan menjaga stabilitas harga dan
mendorong
pertumbuhan
ekonomi,
antara
lain
dilakukan
dengan
cara
mnegendalikan uang beredar.
Tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis keuangan dan perbankan.
Perbankan yang mendapatkan pinjaman dalam valuta asing mengalami kesulitan
dalam mengembalikan pinjaman yang diterimanya. Hal ini disebabkan nilai tukar
rupiah terhadap Dollar Amerika terdepresiasi sangat tajam. Mulai tahun 2002
sektor perbankan mengalami perkembangan yang positif tampak pada pemberian
kredit yang mulai meningkat dan berbagai inovasi produk yang mulai berjalan,
seperti pengembangan produk derivatif dan kerjasama bank dengan lembaga
keuangan lain (reksadana dan bancassurance). Perkembangan positif tampak dari
Universitas Sumatera Utara
nilai tukar rupiah semakin stabil, tingkat suku bunga yang cenderung menurun,
serta investasi asing yang mulai mengalir kembali ke Indonesia.
Kinerja (performance) bank merupakan gambaran prestasi yang dicapai
bank dalam periode tertentu (Abdullah, 2005). Kinerja bank yang baik akan
memberikan dampak yang baik bagi pihak internal maupun eksternal bank. Rasiorasio keuangan dapat menggambarkan kinerja bank pada periode tertentu. Pihak
manajemen
dapat
mengambil
kebijaksanaan
untuk
memperbaiki
atau
meningkatkan kinerja bank yang dikelolanya setelah memperhatikan rasio-rasio
banknya pada periode tertentu.
Profitabilitas
merupakan
kemampuann
bank
dalam
menghasilkan
keuntungan. Rasio dari profitabilitas yang digunakan bank untuk mengukur
kinerja adalah Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan untuk
mengukur kemampuan dan efektivitas manajemen bank dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya (Dendawijaya, 2005).
Modal merupakan hal yang penting bagi bank dalam menjalankan
usahanya. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang umum
digunakan untuk menilai kecukupan modal bank. Capital Adequacy Ratio (CAR)
merupakan rasio yang umum digunakan untuk menilai kecukupan modal bank.
Jika nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) tinggi berarti bank tersebut mampu
membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Kuncoro dan
Suhardjono, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukan kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan. Jika nilai LDR tinggi berarti jumlah kredit
yang diberikan bank tinggi. Besarnya jumlah kredit yang diberikan bank akan
meningkatkan potensi bank dalam memperoleh pendapatan bunga yang akan
berpengaruh terhadap peningkatan laba (Koch , 2009). Peningkatan laba tersebut
akan mengakibatkan ROA semakin tinggi.
Setiap bank perlu meningkatkan efisiensi supaya dapat menghadapi
tingginya persaingan dengan pengelolaan biaya yang efisien. Menurut
Dendawijaya (2005), rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien
bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya
efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Semakin rendah BOPO maka ROA akan semakin tinggi, karena laba merupakan
komponen yang membentuk ROA.
Non performing loan (NPL) merupakan rasio yang membandingkan antara
jumlah kredit yang bermasalah terhadap total kredit yang dberikan bank. Semakin
tinggi rasio NPL akan mengakibatkan profitabilitas (ROA) menurun karena
dengan terjadinya kredit macet tersebut sebagian penghasilan bunga bank tidak
efektif diterima oleh bank, sementara bank masih tetap harus membayar bunga
atas penempatan dana masyarakat (Ali, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1
Rasio CAR, LDR, BOPO, NPL dan ROA Bank di BEI Tahun 2012
(dalam persen)
No. Emiten
CAR
1
AGRO
14.80
2
BACA
18.00
3
BAEK
14.21
4
BBCA
14.20
5
BBKP
16.34
6
BBNI
16.70
7
BBNP
12.76
8
BBRI
16.95
9
BDMN
18.90
10
BJBR
18.11
11
BMRI
15.30
12
BNBA
19.18
13
BNGA
15.08
14
BNII
12.83
15
BSIM
18.09
16
BSWD
21.10
17
BTPN
21.50
18
BVIC
17.96
19
INPC
16.45
20
MAYA
10.93
21
MCOR
13.86
22
MEGA
16.83
23
NISP
16.49
24
PNBN
14.67
Sumber: www.idx.co.id (diolah)
LDR
82.48
59.06
81.82
68.6
83.81
77.5
84.94
79.85
100.60
74.09
80.10
77.95
95.04
92.97
80.78
93.21
86.00
67.59
87.42
80.58
80.22
52.39
86.79
88.46
BOPO
86.54
86.85
90.02
62.40
81.42
71.00
85.18
59.93
75.00
80.02
63.90
78.71
71.70
87.87
83.75
72.31
74.03
78.82
93.03
79.93
81.74
76.73
78.93
78.74
NPL
3.71
2.11
0.28
0.40
2.66
2.80
0.97
2.78
2.30
2.07
1.90
0.63
2.29
1.7
3.18
1.40
0.60
2.30
0.85
3.02
1.98
2.09
0.91
1.69
ROA
0.81
0.83
0.75
2.64
1.27
2.11
1.04
3.39
2.64
1.68
2.44
1.64
2.15
0.78
1.49
2.12
0.6
1.43
0.65
1.53
1.44
2.11
1.16
1.53
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat rasio CAR, LDR, BOPO, ROA yang dimiliki
bank pada tahun 2012. Nilai CAR yang dimiliki tertinggi dimiliki oleh emiten
BSWD, yaitu sebesar 21.1% dan memiliki nilai ROA sebesar 2.12%, sedangkan
emiten BBRI memiliki nilai CAR lebih rendah dari emiten BSWD yaitu sebesar
16.95% justru memiliki nilai ROA yang lebih tinggi, yaitu sebesar 3.39%. Hal ini
bertentangan dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai
CAR akan berpengaruh kepada semakin besarnya ROA. Demikian juga dengan
teori yang menyatakan bahwa jika LDR meningkat, akan menyebabkan ROA juga
Universitas Sumatera Utara
meningkat, tidak selalu benar. Emiten BSWD memiliki nilai LDR sebesar 93.21%
dan ROA sebesar 2.12%, sedangkan emiten BBRI memiliki LDR sebesar 79.85%
memiliki nilai ROA 3.39%. Demikian juga dengan teori yang menyatakan bahwa
rasio BOPO berbanding terbalik dengan rasio ROA. Emiten BSWD yang
memiliki nilai BOPO (72.31%) lebih tinggi dari emiten BBNI (71%), justru
memiliki nilai ROA yang juga lebih tinggi dari emiten BBNI. Hal ini
bertentangan dengan teori yang ada. Teori juga menyatakan bahwa rasio NPL
berbanding terbalik dengan rasio ROA. Emiten BSWD memiliki nilai NPL (1.4%)
lebih rendah dari NPL BBRI (2.78) memiliki nilai ROA yang lebih rendah dari
emiten BBRI. Hal ini bertentangan dengan teori yang ada. Fenomena ini menarik
untuk diteliti lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh CAR, LDR,
BOPO, dan NPL Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank yang
Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)”.
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah CAR,
LDR, BOPO, dan NPL Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank yang
Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)?”
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh CAR,
LDR, BOPO, dan NPL terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank yang
Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012).
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan (Emiten)
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi kepada pihak manajemen
ataupun pengambil kebijakan dari perusahaan (bank) dalam menetapkan
kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan profitabilitas bank.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi
untuk bahan pertimbngan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi Peneliti
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan
peneliti tentang manajemen keuangan bank.
4. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan dapat
menjadi acuan, perbandingan, dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara