Entrepreneur and Leadership Wirausahawan pdf
Entrepreneur and Leadership
( Wirausahawan dan Kepemimpinan )
KARYA ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kewirausahaan
DISUSUN OLEH :
Nama
: Naufal Ghifary H
NIS
: 10114147
Kelas
: IF - 4
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2017
1
Abstract
The purpose of this scientific paper is to share to the readers the
many benefits of being an entrepreneur which one one them is
building a leadership character, because entrepreneurs are
required to be the leaders of their company, as someone to
look up to for the people under his lead and also being someone
that can be a motivation to the people.
Tujuan penulisan karya ilimiah ini adalah untuk berbagi kepada
pembaca dengan berbagai manfaat dari menjadi seorang
entrepreneur yang salah satunya adalah membangun jiwa
kepemimpinan, karena para entrepreneur dituntut untuk
menjadi seorang leader yang membawahi perusahaan, sebagai
panutan bagi orang – orang yang di bawahi nya dan juga
sebagai seorang tokoh yang dapat memotivasi banyak orang.
2
Table of Contents
Abstract ...................................................................................... 2
Chapter 1 Introduction .............................................................. 5
Chapter 2 Theoretical Basis ....................................................... 8
Entrepreneur ............................................................................. 9
Kepemimpinan ....................................................................... 11
Chapter 3 Processes and Outcomes ........................................ 13
Perbedaan Seorang Bos Dan Seorang Pemimpin .............. 14
Dampak Dari Kepemimpinan Yang Baik Dan Yang Buruk
............................................................................................... 17
3
Bagaimana Cara Membangun Jiwa Kepemimpinan? ...... 18
What next? ............................................................................ 19
Chapter 4 Conclusion ............................................................. 20
Kesimpulan yang diambil .................................................... 21
Bibliography............................................................................ 25
4
Chapter 1 Introduction
5
Dampak adanya globalisasi, keterbukaan demokrasi,
rasionalisasi berfikir dan budaya kompetisi/persaingan dalam
beberapa tahun terakhir ini telah mempengaruhi dunia
pendidikan. Eddy Soeryanto Soegoto (2011:131).
Pada zaman sekarang ini sudah tidak jaman kita ketika kita
lulus kuliah dan mencari pekerjaan pada orang lain, banyak
diluar sana sarjana yang ketika lulus kuliah menjadi
pengangguran dikarenakan susahnya mencari pekerjaan dan juga
kurangnya lahan pekerjaan atau mungkin saja karena mereka
hanya menunggu panggilan pekerjaan yang tidak tahu datangnya
kapan. Negara ini membutuhkan banyak orang yang bisa
berinisiatif dan menjadi leader. Persoalan ketenagakerjaan
merupakan persoalan ketersediaan (supply) tenaga kerja dan
persoalan kebutuhan (demand) tenaga kerja oleh pelaku
ekonomi. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah
ketenagakerjaan, atau lebih spesifik lagi pengangguran,
kebijakan yang harus dilakukan adalah bagaimana menangani
sisi demand dan supply tenaga kerja. Eddy Soryanto Soegoto
(2011:132)
Dengan dituliskannya karya tulis ini diharapkan akan membuka
mata semua bahwa kita membutuhkan banyak orang yang
bukannya mencari pekerjaan namun membuka lahan pekerjaan
6
sendiri. Bukalah lahan pekerjaan sendiri sesuai dengan
kemampuan dan kesukaan masing – masing dan menjadi para
pemimpin.
Try ot to e o e a a of
success, but rather try to
e o e a a of value
Albert Einstein
7
Chapter 2 Theoretical Basis
8
Entrepreneur
Selain membangun jiwa kepemimpinan, menjadi Entrepeneur
juga dapat membantu orang banyak. Eddy Soryanto Soegoto
(2015:3) Mengatakan bahwa Entrepreneur melakukan Pekerjaan
Mulia, karena ia memeberi kesempatan bagi orang lain untuk
memperoleh nafkah dan biaya hidup bagi keluarganya dari
perusahaan yang ia bangun, mulai dari beberapa orang hingga
ribuan orang, yang berarti ia telah memberi nafkah bagi begitu
banyak keluarga yang membutuhkan pekerjaan untuk
menghidupi dan menafkahi keluarganya.
9
“Everyone can tell you the
risk. An entrepreneur can see
the reward”.
Robert Kiyosaki
10
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, menginstrusikan
atau memengaruhi orang lain atau organisasi untuk
melaksanakan suatu tugas atau tujuan organisasi.
Kepemipinan merupakan :
1. Sifat yang melekat pada diri seorang pemimpin, seperti:
kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan
2. Serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat
dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku
pemimpin itu sendiri
3. Proses antarhubungan atau interaksi Antara pemimpin,
bahawan dan situasi
4. Seni untuk menciptakan kesesuaian paham
5. Bentuk persuasi dan inspirasi
6. Kepribadian yang mempunyai pengaruh
7. Tindakan dan Perilaku
8. Trik sentral proses kegiatan kelompok
9. Hubungan kekuatan / kekuasaan
10.
Sarana pencapaian tujuan
11
11.
12.
13.
Hasil dari interaksi
Peranan yang dipolakan
Inisiasi struktur
Eddy Soryanto Soegoto
(2015:346)
12
Chapter 3 Processes and Outcomes
13
Untuk menjadi seorang Entrepreneur dan seorang leader yang
sukses tentunya bukan sesuatu yang bisa diraih dalam semalam.
Perlulah proses agar kedua hal itu menjadi singkron, dan perlu
banyak orang ketahui juga perbedaan dari menjadi seorang
pemimpin dan seorang bos.
Perbedaan Seorang Bos Dan Seorang Pemimpin
1. Seorang Bos hanya memerintah bawahannya dengan
tuntutan bahwa mereka harus bisa melainkan
membimbingnya seperti yang dilakukan seorang pemimpin.
2. Seorang Bos akan mengeluarkan aura ketakutan pada
seluruh karyawannya dengan begitu mereka akan menuruti
kemauan si bos tersebut, sedangkan seorang pemimpin
akan menciptakan suasana entusiasme pada karyawannya
dengan cara apapun yang positif.
3. Seorang bos akan mengatakan “I” sedangkan seorang
leader akan mengatakan “We” dengan kata lain seorang bos
akan mementingkan dirinya sendiri dalam hal apapun dan
membuat dirinya sendiri terlihat hebat, sedangkan seorang
leader akan merangkul bawahan – bawahannya dalam
bertindak dan menjadi seorang team player .
14
4. A boss knows hows it’s done meanwhile a leader shows
how its done. Dalam artian seorang boss hanya menyimpan
ilmunya untuk diri sendiri dan membuat dirinya stand out
dari yang lain, sedangkan seorang leader akan berbagi
ilmunya kepada bawahan – bawahannya.
15
“A leader is one who knows
the way, goes the way, and
shows the way”.
John C. Maxwell
16
Dampak Dari Kepemimpinan Yang Baik Dan Yang Buruk
Ketika jiwa entrepreneur dan kepemimpinan menyatu akan
menjadikan sebuah perusahaan yang baik karena bila
kepemimpinan baik ada di perusahaan, hal itu bisa dirasakan di
seluruh organisasi. Dengan kepemimpinan yang baik, budaya
perusahaan tidak dipaksakan, namun berkembang. Komunikasi
sehari-hari yang terbuka. Semua orang memahami visi dan
tujuan organisasi, dan setiap orang memiliki masukan mengenai
bagaimana mereka dapat ditingkatkan. Karyawan merasa bahwa
mereka adalah bagian penting dari keseluruhan dan bahwa setiap
pekerjaan penting dalam perusahaan. Keputusan untuk promosi
jabatan didasarkan pada pemilihan orang-orang yang memiliki
integritas dan talenta dan pengalaman yang paling sesuai dengan
posisinya. Karyawan didorong untuk bersaing dengan yang
terbaik untuk maju dan mereka mengerti bahwa membantu
rekan kerja mereka untuk sukses adalah cara terbaik untuk maju.
Hasil kepemimpinan yang baik adalah semangat tinggi, retensi
karyawan yang baik, dan kesuksesan jangka panjang yang
berkelanjutan.
Kepemimpinan yang buruk juga bisa dirasakan di seluruh
organisasi - tidak hanya dengan cara yang baik. Budaya
perusahaan menjadi istilah yang tidak berarti dimana para
pemimpin mengklaim adanya sementara karyawan
menggelengkan kepala dengan frustrasi. Ada kurangnya
komunikasi yang jelas dan konsisten dari kepemimpinan ke
karyawan. Akibatnya, kantor dijalankan oleh rumor
17
penggilingan, politik dan permainan. Karyawan tidak yakin
dengan tujuan dan sasaran perusahaan untuk sukses dan mereka
tidak tahu bagaimana mereka sesuai dengan gambaran itu, atau
tingkat kepentingan mereka untuk mewujudkannya.
Keputusan untuk promosi jabatan tidak didasarkan pada
integritas atau bakat, namun berdasarkan pada siapa yang dapat
berbicara tentang pembicaraan terbesar atau yang dianggap
paling tidak mengancam tim kepemimpinan saat ini. Karyawan
diajari bermain kotor melawan rekan kerja untuk maju dengan
menonton karena terus mendapat penghargaan dari
kepemimpinan yang mengarah ke Lobster Syndrome untuk
merobek satu sama lain di seluruh organisasi. Hasil
kepemimpinan yang buruk adalah rendahnya semangat kerja,
perputaran tinggi, dan kemampuan menurun untuk memiliki
kesuksesan yang berkelanjutan.
Bagaimana Cara Membangun Jiwa Kepemimpinan?
Ini tentunya adalah pertanyaan yang sering diajukan,
bagaimanakah caranya membangun jiwa kepemimpinan?
Sebelum kita akan membahas cara membangun jiwa
kepemimpinan itu ada beberapa hal yang harus dimiliki untuk
menjadi pemimpin. Eddy Soryanto Soegoto (2015:347)
mengatakan sebagai seorang pemimpin haruslah :
18
1. Purposeful - memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai:
tujuan yang sesungguhnya
2. Responsible – tanggung jawab: keandalan yang sejati
3. Integrity – integritas: nilai yang sejati
4. Courageous – keberanian: kekuatan yang sejati
5. Patience – kesabaran: hubungan yang sesungguhnya
6. Listen – mendengarkan: pasar yang sesungguhnya
7. Enthusiasm – antusiasme: komunikasi yang sesungguhnya
8. Service – layanan: tindakan yang sesungguhnya
What next?
Setelah kita memiliki atau setidaknya mulai mempelajari
karakter – karakter tersebut barulah kita tambahkan dengan
menerapkannya dalam segala urusan. Kita bisa memulainya
dengan cara apapun dan kita harus ingat bahwa hal – hal yang
besar dimulai dari hal – hal yang kecil
19
Chapter 4 Conclusion
20
Kesimpulan yang diambil
Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil adalah kita tidak perlu
menunggu nunggu datangnya tawaran pekerjaan dan akhirnya
menjadi pengangguran. Selama krisis ekonomi di Indonesia,
berbagai media memberitakan secara luas terjadi pembengkakan
pengangguran yang mencapai angka 6.151.272 jiwa atau sekitar
6% dari seluruh angkatan kerja pada Tahun 2002.
Eddy Soeryanto Soegoto (2011:132)
karena hanya menunggu dan menunggu
atau mencari – cari pekerjaan dan terjebak selamanya dalam itu,
kalaupun kita harus bekerja ditempat lain kita jangan
menjalaninya secara buta namun ambillah pelajaran dari
pekerjaan tersebut dan cobalah untuk mengaplikasikan ilmunya
untuk kita buat usaha sendiri.
Dan ketika kita akan membuat sebuah perusahaan harus adanya
sinergi diantara Entrepreneur dan Kepemimpinan. Karena
21
kepemimpinan yang baik, budaya perusahaan tidak dipaksakan,
namun berkembang. Komunikasi sehari-hari yang terbuka.
Semua orang memahami visi dan tujuan organisasi, dan setiap
orang memiliki masukan mengenai bagaimana mereka dapat
ditingkatkan. Karyawan merasa bahwa mereka adalah bagian
penting dari keseluruhan dan bahwa setiap pekerjaan penting
dalam perusahaan. Keputusan untuk promosi jabatan didasarkan
pada pemilihan orang-orang yang memiliki integritas dan talenta
dan pengalaman yang paling sesuai dengan posisinya. Karyawan
didorong untuk bersaing dengan yang terbaik untuk maju dan
mereka mengerti bahwa membantu rekan kerja mereka untuk
sukses adalah cara terbaik untuk maju. Hasil kepemimpinan
yang baik adalah semangat tinggi, retensi karyawan yang baik,
dan kesuksesan jangka panjang yang berkelanjutan.
Dengan memiliki karakter kepemimpinan orang akan cenderung
dapat mengendalikan diri sendiri dan mau melayani orang lain.
Pentingnya kontak secara personal dengan konsumen Eddy
Soeryono Soegoto(2008:135).
Mengendalikan diri merupakan satu aspek penting dalam
kecerdasan emosi (emotional quotient) sebab penghalang
manusia untuk sukses bukan berada di luar dirinya, namun justru
berada di dalam dirinya sendiri. Emosi yang tak terkendali akan
mendekatkan diri kita pada amarah, kegelisahan, kecerobohan
dan menjadi sumber penyakit jasmani dan rohani
22
Dan dengan semua itu kita dapat mengubah kanvas Strategi
produk Eddy Soeryono Soegoto (2008:140)
Serta kebutuhan dalam menyeimbangkan Penawaran dan
Permintaan (2008:134)
23
“In the absence of information,
we jump to the worst
conclusions”.
Myra Kassim
24
Bibliography
25
1. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Edisi Revisi, Elexmedia Komputindo, 2015,
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto;
2. Penerapan Manajemen Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard dalam
Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Perguruan Tinggi, Jurnal Majalah Ilmiah
UNIKOM 6 (2), 2011, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto.
3. Menciptakan Strategi Keunggulan Bersaing Perguruan Tinggi, Graha Ilmu, 2008,
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto.
1. Soegoto, Eddy Soeryanto. Entrpreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung. Elex Media Komputindo,
2009.
2. Soegoto, Eddy Soeryanto. "Penerapan Manajemen Kinerja Dengan Pendekatan Banlanced
Scorecard Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Perguruan Tinggi." Jurnal Majalah
Ilmiah Unikom 6.2 (2011).
3. Soegoto, Eddy Soeryanto. Menciptakan strategi keunggulan bersaing perguruan tinggi. Graha
Ilmu, 2008.
26
( Wirausahawan dan Kepemimpinan )
KARYA ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kewirausahaan
DISUSUN OLEH :
Nama
: Naufal Ghifary H
NIS
: 10114147
Kelas
: IF - 4
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2017
1
Abstract
The purpose of this scientific paper is to share to the readers the
many benefits of being an entrepreneur which one one them is
building a leadership character, because entrepreneurs are
required to be the leaders of their company, as someone to
look up to for the people under his lead and also being someone
that can be a motivation to the people.
Tujuan penulisan karya ilimiah ini adalah untuk berbagi kepada
pembaca dengan berbagai manfaat dari menjadi seorang
entrepreneur yang salah satunya adalah membangun jiwa
kepemimpinan, karena para entrepreneur dituntut untuk
menjadi seorang leader yang membawahi perusahaan, sebagai
panutan bagi orang – orang yang di bawahi nya dan juga
sebagai seorang tokoh yang dapat memotivasi banyak orang.
2
Table of Contents
Abstract ...................................................................................... 2
Chapter 1 Introduction .............................................................. 5
Chapter 2 Theoretical Basis ....................................................... 8
Entrepreneur ............................................................................. 9
Kepemimpinan ....................................................................... 11
Chapter 3 Processes and Outcomes ........................................ 13
Perbedaan Seorang Bos Dan Seorang Pemimpin .............. 14
Dampak Dari Kepemimpinan Yang Baik Dan Yang Buruk
............................................................................................... 17
3
Bagaimana Cara Membangun Jiwa Kepemimpinan? ...... 18
What next? ............................................................................ 19
Chapter 4 Conclusion ............................................................. 20
Kesimpulan yang diambil .................................................... 21
Bibliography............................................................................ 25
4
Chapter 1 Introduction
5
Dampak adanya globalisasi, keterbukaan demokrasi,
rasionalisasi berfikir dan budaya kompetisi/persaingan dalam
beberapa tahun terakhir ini telah mempengaruhi dunia
pendidikan. Eddy Soeryanto Soegoto (2011:131).
Pada zaman sekarang ini sudah tidak jaman kita ketika kita
lulus kuliah dan mencari pekerjaan pada orang lain, banyak
diluar sana sarjana yang ketika lulus kuliah menjadi
pengangguran dikarenakan susahnya mencari pekerjaan dan juga
kurangnya lahan pekerjaan atau mungkin saja karena mereka
hanya menunggu panggilan pekerjaan yang tidak tahu datangnya
kapan. Negara ini membutuhkan banyak orang yang bisa
berinisiatif dan menjadi leader. Persoalan ketenagakerjaan
merupakan persoalan ketersediaan (supply) tenaga kerja dan
persoalan kebutuhan (demand) tenaga kerja oleh pelaku
ekonomi. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah
ketenagakerjaan, atau lebih spesifik lagi pengangguran,
kebijakan yang harus dilakukan adalah bagaimana menangani
sisi demand dan supply tenaga kerja. Eddy Soryanto Soegoto
(2011:132)
Dengan dituliskannya karya tulis ini diharapkan akan membuka
mata semua bahwa kita membutuhkan banyak orang yang
bukannya mencari pekerjaan namun membuka lahan pekerjaan
6
sendiri. Bukalah lahan pekerjaan sendiri sesuai dengan
kemampuan dan kesukaan masing – masing dan menjadi para
pemimpin.
Try ot to e o e a a of
success, but rather try to
e o e a a of value
Albert Einstein
7
Chapter 2 Theoretical Basis
8
Entrepreneur
Selain membangun jiwa kepemimpinan, menjadi Entrepeneur
juga dapat membantu orang banyak. Eddy Soryanto Soegoto
(2015:3) Mengatakan bahwa Entrepreneur melakukan Pekerjaan
Mulia, karena ia memeberi kesempatan bagi orang lain untuk
memperoleh nafkah dan biaya hidup bagi keluarganya dari
perusahaan yang ia bangun, mulai dari beberapa orang hingga
ribuan orang, yang berarti ia telah memberi nafkah bagi begitu
banyak keluarga yang membutuhkan pekerjaan untuk
menghidupi dan menafkahi keluarganya.
9
“Everyone can tell you the
risk. An entrepreneur can see
the reward”.
Robert Kiyosaki
10
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, menginstrusikan
atau memengaruhi orang lain atau organisasi untuk
melaksanakan suatu tugas atau tujuan organisasi.
Kepemipinan merupakan :
1. Sifat yang melekat pada diri seorang pemimpin, seperti:
kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan
2. Serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat
dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku
pemimpin itu sendiri
3. Proses antarhubungan atau interaksi Antara pemimpin,
bahawan dan situasi
4. Seni untuk menciptakan kesesuaian paham
5. Bentuk persuasi dan inspirasi
6. Kepribadian yang mempunyai pengaruh
7. Tindakan dan Perilaku
8. Trik sentral proses kegiatan kelompok
9. Hubungan kekuatan / kekuasaan
10.
Sarana pencapaian tujuan
11
11.
12.
13.
Hasil dari interaksi
Peranan yang dipolakan
Inisiasi struktur
Eddy Soryanto Soegoto
(2015:346)
12
Chapter 3 Processes and Outcomes
13
Untuk menjadi seorang Entrepreneur dan seorang leader yang
sukses tentunya bukan sesuatu yang bisa diraih dalam semalam.
Perlulah proses agar kedua hal itu menjadi singkron, dan perlu
banyak orang ketahui juga perbedaan dari menjadi seorang
pemimpin dan seorang bos.
Perbedaan Seorang Bos Dan Seorang Pemimpin
1. Seorang Bos hanya memerintah bawahannya dengan
tuntutan bahwa mereka harus bisa melainkan
membimbingnya seperti yang dilakukan seorang pemimpin.
2. Seorang Bos akan mengeluarkan aura ketakutan pada
seluruh karyawannya dengan begitu mereka akan menuruti
kemauan si bos tersebut, sedangkan seorang pemimpin
akan menciptakan suasana entusiasme pada karyawannya
dengan cara apapun yang positif.
3. Seorang bos akan mengatakan “I” sedangkan seorang
leader akan mengatakan “We” dengan kata lain seorang bos
akan mementingkan dirinya sendiri dalam hal apapun dan
membuat dirinya sendiri terlihat hebat, sedangkan seorang
leader akan merangkul bawahan – bawahannya dalam
bertindak dan menjadi seorang team player .
14
4. A boss knows hows it’s done meanwhile a leader shows
how its done. Dalam artian seorang boss hanya menyimpan
ilmunya untuk diri sendiri dan membuat dirinya stand out
dari yang lain, sedangkan seorang leader akan berbagi
ilmunya kepada bawahan – bawahannya.
15
“A leader is one who knows
the way, goes the way, and
shows the way”.
John C. Maxwell
16
Dampak Dari Kepemimpinan Yang Baik Dan Yang Buruk
Ketika jiwa entrepreneur dan kepemimpinan menyatu akan
menjadikan sebuah perusahaan yang baik karena bila
kepemimpinan baik ada di perusahaan, hal itu bisa dirasakan di
seluruh organisasi. Dengan kepemimpinan yang baik, budaya
perusahaan tidak dipaksakan, namun berkembang. Komunikasi
sehari-hari yang terbuka. Semua orang memahami visi dan
tujuan organisasi, dan setiap orang memiliki masukan mengenai
bagaimana mereka dapat ditingkatkan. Karyawan merasa bahwa
mereka adalah bagian penting dari keseluruhan dan bahwa setiap
pekerjaan penting dalam perusahaan. Keputusan untuk promosi
jabatan didasarkan pada pemilihan orang-orang yang memiliki
integritas dan talenta dan pengalaman yang paling sesuai dengan
posisinya. Karyawan didorong untuk bersaing dengan yang
terbaik untuk maju dan mereka mengerti bahwa membantu
rekan kerja mereka untuk sukses adalah cara terbaik untuk maju.
Hasil kepemimpinan yang baik adalah semangat tinggi, retensi
karyawan yang baik, dan kesuksesan jangka panjang yang
berkelanjutan.
Kepemimpinan yang buruk juga bisa dirasakan di seluruh
organisasi - tidak hanya dengan cara yang baik. Budaya
perusahaan menjadi istilah yang tidak berarti dimana para
pemimpin mengklaim adanya sementara karyawan
menggelengkan kepala dengan frustrasi. Ada kurangnya
komunikasi yang jelas dan konsisten dari kepemimpinan ke
karyawan. Akibatnya, kantor dijalankan oleh rumor
17
penggilingan, politik dan permainan. Karyawan tidak yakin
dengan tujuan dan sasaran perusahaan untuk sukses dan mereka
tidak tahu bagaimana mereka sesuai dengan gambaran itu, atau
tingkat kepentingan mereka untuk mewujudkannya.
Keputusan untuk promosi jabatan tidak didasarkan pada
integritas atau bakat, namun berdasarkan pada siapa yang dapat
berbicara tentang pembicaraan terbesar atau yang dianggap
paling tidak mengancam tim kepemimpinan saat ini. Karyawan
diajari bermain kotor melawan rekan kerja untuk maju dengan
menonton karena terus mendapat penghargaan dari
kepemimpinan yang mengarah ke Lobster Syndrome untuk
merobek satu sama lain di seluruh organisasi. Hasil
kepemimpinan yang buruk adalah rendahnya semangat kerja,
perputaran tinggi, dan kemampuan menurun untuk memiliki
kesuksesan yang berkelanjutan.
Bagaimana Cara Membangun Jiwa Kepemimpinan?
Ini tentunya adalah pertanyaan yang sering diajukan,
bagaimanakah caranya membangun jiwa kepemimpinan?
Sebelum kita akan membahas cara membangun jiwa
kepemimpinan itu ada beberapa hal yang harus dimiliki untuk
menjadi pemimpin. Eddy Soryanto Soegoto (2015:347)
mengatakan sebagai seorang pemimpin haruslah :
18
1. Purposeful - memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai:
tujuan yang sesungguhnya
2. Responsible – tanggung jawab: keandalan yang sejati
3. Integrity – integritas: nilai yang sejati
4. Courageous – keberanian: kekuatan yang sejati
5. Patience – kesabaran: hubungan yang sesungguhnya
6. Listen – mendengarkan: pasar yang sesungguhnya
7. Enthusiasm – antusiasme: komunikasi yang sesungguhnya
8. Service – layanan: tindakan yang sesungguhnya
What next?
Setelah kita memiliki atau setidaknya mulai mempelajari
karakter – karakter tersebut barulah kita tambahkan dengan
menerapkannya dalam segala urusan. Kita bisa memulainya
dengan cara apapun dan kita harus ingat bahwa hal – hal yang
besar dimulai dari hal – hal yang kecil
19
Chapter 4 Conclusion
20
Kesimpulan yang diambil
Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil adalah kita tidak perlu
menunggu nunggu datangnya tawaran pekerjaan dan akhirnya
menjadi pengangguran. Selama krisis ekonomi di Indonesia,
berbagai media memberitakan secara luas terjadi pembengkakan
pengangguran yang mencapai angka 6.151.272 jiwa atau sekitar
6% dari seluruh angkatan kerja pada Tahun 2002.
Eddy Soeryanto Soegoto (2011:132)
karena hanya menunggu dan menunggu
atau mencari – cari pekerjaan dan terjebak selamanya dalam itu,
kalaupun kita harus bekerja ditempat lain kita jangan
menjalaninya secara buta namun ambillah pelajaran dari
pekerjaan tersebut dan cobalah untuk mengaplikasikan ilmunya
untuk kita buat usaha sendiri.
Dan ketika kita akan membuat sebuah perusahaan harus adanya
sinergi diantara Entrepreneur dan Kepemimpinan. Karena
21
kepemimpinan yang baik, budaya perusahaan tidak dipaksakan,
namun berkembang. Komunikasi sehari-hari yang terbuka.
Semua orang memahami visi dan tujuan organisasi, dan setiap
orang memiliki masukan mengenai bagaimana mereka dapat
ditingkatkan. Karyawan merasa bahwa mereka adalah bagian
penting dari keseluruhan dan bahwa setiap pekerjaan penting
dalam perusahaan. Keputusan untuk promosi jabatan didasarkan
pada pemilihan orang-orang yang memiliki integritas dan talenta
dan pengalaman yang paling sesuai dengan posisinya. Karyawan
didorong untuk bersaing dengan yang terbaik untuk maju dan
mereka mengerti bahwa membantu rekan kerja mereka untuk
sukses adalah cara terbaik untuk maju. Hasil kepemimpinan
yang baik adalah semangat tinggi, retensi karyawan yang baik,
dan kesuksesan jangka panjang yang berkelanjutan.
Dengan memiliki karakter kepemimpinan orang akan cenderung
dapat mengendalikan diri sendiri dan mau melayani orang lain.
Pentingnya kontak secara personal dengan konsumen Eddy
Soeryono Soegoto(2008:135).
Mengendalikan diri merupakan satu aspek penting dalam
kecerdasan emosi (emotional quotient) sebab penghalang
manusia untuk sukses bukan berada di luar dirinya, namun justru
berada di dalam dirinya sendiri. Emosi yang tak terkendali akan
mendekatkan diri kita pada amarah, kegelisahan, kecerobohan
dan menjadi sumber penyakit jasmani dan rohani
22
Dan dengan semua itu kita dapat mengubah kanvas Strategi
produk Eddy Soeryono Soegoto (2008:140)
Serta kebutuhan dalam menyeimbangkan Penawaran dan
Permintaan (2008:134)
23
“In the absence of information,
we jump to the worst
conclusions”.
Myra Kassim
24
Bibliography
25
1. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Edisi Revisi, Elexmedia Komputindo, 2015,
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto;
2. Penerapan Manajemen Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard dalam
Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Perguruan Tinggi, Jurnal Majalah Ilmiah
UNIKOM 6 (2), 2011, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto.
3. Menciptakan Strategi Keunggulan Bersaing Perguruan Tinggi, Graha Ilmu, 2008,
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto.
1. Soegoto, Eddy Soeryanto. Entrpreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung. Elex Media Komputindo,
2009.
2. Soegoto, Eddy Soeryanto. "Penerapan Manajemen Kinerja Dengan Pendekatan Banlanced
Scorecard Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Perguruan Tinggi." Jurnal Majalah
Ilmiah Unikom 6.2 (2011).
3. Soegoto, Eddy Soeryanto. Menciptakan strategi keunggulan bersaing perguruan tinggi. Graha
Ilmu, 2008.
26