Perancangan Fasilitas Untuk Operator Pengangkutan Beton Pada Laboratorium PT.Kreasibeton Nusapersada Dengan Analisis Biomekanika dan Postur Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Fasilitas kerja merupakan sarana yang diberikan kepada pekerja untuk
mendukung jalannya perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.Fasilitas
kerja akan mempengaruhi postur kerja operator ketika menjalankan pekerjaanya.
Postur kerja yang salah sering diakibatkan oleh letak fasilitas kerja yang bentuk
maupun keadaannyatidak sesuai dengan antropometri operator,seperti membungkuk
secara berulang karena tidak tersedianya rak atau meja untuk benda kerja. Postur
kerja yang tidak alami misalnya postur kerja selalu berdiri, jongkok, membungkuk,
mengangkat, dan mengangkut dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu anggota tubuh [1].Postur kerja operator
saat bekerja, besarnya beban yang ditangani, frekuensi pengulangan setiap gerakan
adalah variabel yang berperan besar akan terjadinya keluhan otot rangka tersebut
[2].Kegiatan penanganan bahan secara manual berisiko terjadinya gangguan
muskuloskeletal atau musculoskeletal disorders (MSDs), yakni cedera pada otot, urat
syaraf, urat daging, tulang,persendian tulang, tulang rawan yang disebabkan oleh
aktivitas kerja. Postur kerja yang janggal adalah penyebab utama terjadinya gangguan
muskuloskeletal [3]. Pekerjaan manual yangdilakukan secara berulang atau repetitif
dengan gerakankerja yang monoton dan waktu kerja yang lamaberpotensi
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan kelelahan kerja. Semua gerakan dalam tubuh, baikgerakan sadar
maupun tak sadar dikendalikan oleh otot.Otot yang bekerjaterlalu berat akan
mengalami kerusakan atau mengalamikelelahan.
Keluhan muskuloskeletaladalah keluhan pada bagian otot rangka yang
dirasakanoleh seseorang mulai dari keluhan ringan sampai sangatsakit. Apabila otot
menerima baban statis secaraberulang dan dalam waktu yang lama, maka
akanmenyebabkan keluhan yang berupa kerusakan sendi,ligamen dan tendon
[4].Manualhandling merupakan salah satu faktor terjadinya cedera berupa terkilir,
ketegangan otot, terutama otot pinggang dan punggung yang disebabkan oleh
pekerjaan atau gerakan yang tidak benar. Postur tubuh yang dipaksakan atau
berlebihan merupakan indikator penyebab terjadinya cedera [5]. Aktivitas Manual
Material Handling (MMH) yang tidak sesuai dengan prosedur akan berpotensi
menimbulkan resiko seperti fatigue, cedera, maupun trauma. Beberapa faktor resiko
yang menyebabkan terjadinya kelelahan dan cedera dari aktivitas manual material
handling diantaranya postur kerja yang buruk, aktivitas pergerakan yang dilakukan
dengan repetitif tinggi, penggunaan tenaga yang tinggi saat pengangkatan, titik-titik
yang mendapat tekanan berlebih, dan posisi statis [6]. Pada dasarnya MSDs dapat
terjadi dengan dua cara : Kelelahan dan keletihan terus-menerus yang disebabkan
oleh periode waktu yang lama, yang dihubungkan dengan aktivitas yang terusmenerus serta kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat
kuat/berat [7]. Gangguan pada sistem muskuloskeletal ini hampir tidak pernah terjadi
Universitas Sumatera Utara
secara langsung, tetapi lebih merupakan suatu akumulasi dari benturan- benturan
kecil maupun besar yang terjadi secara terus-menerus dan dalam waktu yang relatif
lama. Hal ini bisa terjadi dalam hitungan hari, bulan, atau tahun, tergantung dari berat
ringannya trauma, sehinga akan terbentuk cidera yang cukup besar yang
diekspresikan sebagai rasa sakit atau kesemutan, nyeri tekan, pembengkakan dan
gerakan yang terhambat atau kelemahan pada jaringan angota tubuh yang terkena
trauma [8].
Aktivitas pengangkatan barang yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan
penyakit ataupun cidera pada tulang belakang terlebih jika tidak ada perbaikan untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan benar,
persepsi dari pekerja menyatakan pekerjaan mereka tergolong berat. Akibatnya
kelelahan bertambah dan menimbulkan kegiatan yang tidak ergonomis sehingga
berakibat cidera pada pekerja yang melakukannnya[9].Kecelakaan industri yang
disebut sebagai Over exertion-liftingandcarrying adalah kerusakan jaringan tubuh
akibat beban angkat yang berlebihan. Beberapa parameter yang berpengaruh terhadap
kegiatan mengangkat antara lain berat beban yang diangkat, perbandingan berat
beban dengan pekerja, jarak horizontal terhadap pekerja,dan ukuran beban yang
diangkat [10].
PT Kreasibeton Nusapersada adalah perusahaan yang bergerak di bidang
industri bahan dan bangunan, berdiri sejak tahun 2003,berlokasi di Kawasan
IndustriMedan
II,
Kabupaten
Deli
Serdang,
Sumatera
Utara.PT
Universitas Sumatera Utara
KreasibetonNusapersadamemproduksiready mix concrete, tiang pancang, dan ryol
dengan bahan baku berupa pasir, air, batu, dan semen.
Ready mix concrete yang dibuat oleh pihak perusahaan akan diuji kualitasnya
di laboratorium perusahaan. Namun terdapat dua kondisi untuk menguji kualitas
beton yang dihasilkan. Kondisi pertama yaitu ready mix concrete dibawa ke proyek
kemudian dikeringkan selama 1 hari, setelah itu dibawa kembali ke perusahaan untuk
diuji kualitas nya. Kondisi kedua yaitu ready mix concrete yang akan dibawa ke
proyek diambil beberapa sampel untuk dikeringkan dan diuji bersama-sama oleh
perusahaan dan pemilik proyek (diuji di perusahaan atau laboratorium beton milik
Teknik Sipil USU).
Ilustrasi dari area kegiatan penurunan beton dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Sumber:Pengumpulan Data
Gambar 1.1. Area Kegiatan Penurunan Beton
Universitas Sumatera Utara
Beton ini diturunkan dari mobil pickup ke perusahaan atau sebaliknya secara manual
tanpa alat material handling. Beton yang diturunkan kemudian ditumpuk untuk
kemudian disusun di sekitar kolam perendaman.
Pekerjaan pengangkutan beton dari proyek ke perusahaan maupun dari
perusahaan ke laboratorium USU dikerjakan oleh tiga operator.Operator pertama dan
kedua berada diatas pickup yang bertugas menggeser beton dari ujung mobil pickup
ke ujung lainnya dan mencatat beton yang akan diturunkan dari pickupmaupun
dinaikkan ke pickup. Operator ketiga bertugas untuk menurunkan beton dari
pickupmaupun menaikkannya ke pickup.Berat beton yang diangkat per batangnya
adalah 13 kguntuk yang berbentuk silinder dan adalah 34 kguntuk yang
berbentukbalok. Pengangkatan ini menyebakan operator membentuk sikap tubuh
yang tidak ergonomis seperti membungkuk dalam setiap peletakan beton ke lantai.
Kegiatan ini berlangsung secara repetitivesetiap hari dengan pengulangan ±35-100
kali untuk sekali penjemputan betondengan waktu penurunan seluruh beton
membutuhkan waktu ±1 jam.Aktivitas pemindahan material menyebabkan adanya
keluhan sakit pada bagian leher, lengan,paha, pinggang, dan punggung yang
merupakan bagian dari keluhan Musculoskeletal Disorders. Rekapitulasi jumlah
beton yang diturunkan operator per harinya dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Universitas Sumatera Utara
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Tabel 1.1.JumlahBetonyangDiangkatOperator
Tanggal
Jumlah Beton yang Diangkat
Balok
Silinder
3 Mei 2017
53
50
4 Mei 2017
54
53
5 Mei 2017
50
53
6 Mei 2017
56
53
8 Mei 2017
57
53
9 Mei 2017
54
50
10 Mei 2017
53
55
12 Mei 2017
48
50
13 Mei 2017
43
45
15 Mei 2017
35
48
16 Mei 2017
38
44
17 Mei 2017
51
55
18 Mei 2017
55
56
19 Mei 2017
54
53
20 Mei 2017
49
52
Total
103
107
103
109
110
104
108
98
88
83
82
106
111
107
101
Sumber:Pengumpulan Data
Tabel 1.1. menunjukkan jumlah beton yang diangkat oleh operator penurunan
beton. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian dan perancangan
fasilitas pada proses material handling yang dilakukan operator pengangkat beton.
1.2.
Perumusan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini adalah besarnyabebanyangdiangkat
operator,frekuensipengangkatan,dan sikaptubuh ketika bekerja yang menimbulkan
kemungkinan terjadinya musculoskeletal disorders yang bila tidak ditangani segera
akan dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi operator.
Universitas Sumatera Utara
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis beban yang diterima
operator dan merancang alat bantu kerja.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi bagian tubuh operator yang mengalami rasa sakit pada saat
pengangkutanbeton.
b. Mengetahui kategori beban kerja operator pada saat pengangkutanbeton.
c. Menganalisispostur kerja operator pada pengangkutanbeton.
d. Melakukan perancangan fasilitas untuk operator pengangkutanbeton.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaatyang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mahasiswa dapat meningkatkan kompetensinyadan dapat memecahkan masalah
yang dihadapi oleh perusahaan.
2.
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memperbaiki aktivitas
pengangkat beton.
3.
Hasil penelitian akan memperkaya khazanah penelitian di Departemen Teknik
Industri.
1.5.
Batasan Masalah dan Asumsi
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
1.
Penelitian dilakukan pada proses produksi ready mix concrete.
2.
Penelitian dilakukan pada pengangkatan beton yang dikirim dari proyek ke
perusahaan.
3.
Operator yang diamati adalah operator pengangkatan betondari mobil
pengangkut kelantai.
4.
Penganalisisan postur kerja menggunakan metode REBA.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.
2.
Operator memahami cara kerja dan bekerja sesuai SOP.
3.
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan tingkat ketelitian
adalah 10%.
1.6.
Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam
beberapa bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta
sistematika penulisan laporan penelitian.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah singkat dari PT
Kreasibeton Nusapersada, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan,
Universitas Sumatera Utara
organisasi dan manajemen, bahan baku yang digunakan, uraian proses produksi dan
bahan-bahan produksi.
Bab III Tinjauan Pustaka, berisi teori-teori yang mendukung pemecahan
permasalahan penelitian. Teori yang digunakan berhubungan dengan Klasifikasi
Biomekanika, Free Body Diagram,NIOSH (National Institute of Occupational Safety
and Health), Macam-macam Persamaan Pembebanan, Metode REBA (Rapid Entire
Body Assessment), Antropometri.
Bab
IV Metodologi Penelitian, menjelaskan
langkah-langkah
yang
dilakukan dalam penelitian seperti penentuan tempat dan waktu penelitian, jenis
penelitian,
objek
penelitian,
kerangka
konseptual
penelitian,
variabel
penelitian,instrumen penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan
data, dan analisis pemecahan masalah.
Bab V Pengumpulan Data dan Pengolahan Data, memuat data-data yang
dikumpulkan seperti data diri operator, data beban kerja,data foto postur kerja
operator,data jarak dan sudut tubuh operator saat bekerja, dandata dimensi tubuh
operator.Kemudian diselesaikan dengan menggambarkan free body diagram (FBD)
tiap elemen tubuh,menghitung tiap gaya pada elemen tubuh,menghitung nilai batas
beban pengangkatan yang direkomendasikan; nilai keamanan beban pengangkatan;
batas beban maksimum,menentukan level resiko postur kerja,menganalisis hasil
perhitungan biomekanika dan postur
kerja,dan merancang usulan fasilitas
berdasarkan prinsip antropometri.
Universitas Sumatera Utara
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, memaparkan analisis terhadap hasil
dari kondisi aktual sebelum dilakukannya perbaikan, kondisi usulan setelah
diterapkannya perbaikan, serta perbandingan antara kondisi aktual dan kondisi
usulan.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian, serta memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan
pengembangan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Fasilitas kerja merupakan sarana yang diberikan kepada pekerja untuk
mendukung jalannya perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.Fasilitas
kerja akan mempengaruhi postur kerja operator ketika menjalankan pekerjaanya.
Postur kerja yang salah sering diakibatkan oleh letak fasilitas kerja yang bentuk
maupun keadaannyatidak sesuai dengan antropometri operator,seperti membungkuk
secara berulang karena tidak tersedianya rak atau meja untuk benda kerja. Postur
kerja yang tidak alami misalnya postur kerja selalu berdiri, jongkok, membungkuk,
mengangkat, dan mengangkut dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu anggota tubuh [1].Postur kerja operator
saat bekerja, besarnya beban yang ditangani, frekuensi pengulangan setiap gerakan
adalah variabel yang berperan besar akan terjadinya keluhan otot rangka tersebut
[2].Kegiatan penanganan bahan secara manual berisiko terjadinya gangguan
muskuloskeletal atau musculoskeletal disorders (MSDs), yakni cedera pada otot, urat
syaraf, urat daging, tulang,persendian tulang, tulang rawan yang disebabkan oleh
aktivitas kerja. Postur kerja yang janggal adalah penyebab utama terjadinya gangguan
muskuloskeletal [3]. Pekerjaan manual yangdilakukan secara berulang atau repetitif
dengan gerakankerja yang monoton dan waktu kerja yang lamaberpotensi
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan kelelahan kerja. Semua gerakan dalam tubuh, baikgerakan sadar
maupun tak sadar dikendalikan oleh otot.Otot yang bekerjaterlalu berat akan
mengalami kerusakan atau mengalamikelelahan.
Keluhan muskuloskeletaladalah keluhan pada bagian otot rangka yang
dirasakanoleh seseorang mulai dari keluhan ringan sampai sangatsakit. Apabila otot
menerima baban statis secaraberulang dan dalam waktu yang lama, maka
akanmenyebabkan keluhan yang berupa kerusakan sendi,ligamen dan tendon
[4].Manualhandling merupakan salah satu faktor terjadinya cedera berupa terkilir,
ketegangan otot, terutama otot pinggang dan punggung yang disebabkan oleh
pekerjaan atau gerakan yang tidak benar. Postur tubuh yang dipaksakan atau
berlebihan merupakan indikator penyebab terjadinya cedera [5]. Aktivitas Manual
Material Handling (MMH) yang tidak sesuai dengan prosedur akan berpotensi
menimbulkan resiko seperti fatigue, cedera, maupun trauma. Beberapa faktor resiko
yang menyebabkan terjadinya kelelahan dan cedera dari aktivitas manual material
handling diantaranya postur kerja yang buruk, aktivitas pergerakan yang dilakukan
dengan repetitif tinggi, penggunaan tenaga yang tinggi saat pengangkatan, titik-titik
yang mendapat tekanan berlebih, dan posisi statis [6]. Pada dasarnya MSDs dapat
terjadi dengan dua cara : Kelelahan dan keletihan terus-menerus yang disebabkan
oleh periode waktu yang lama, yang dihubungkan dengan aktivitas yang terusmenerus serta kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat
kuat/berat [7]. Gangguan pada sistem muskuloskeletal ini hampir tidak pernah terjadi
Universitas Sumatera Utara
secara langsung, tetapi lebih merupakan suatu akumulasi dari benturan- benturan
kecil maupun besar yang terjadi secara terus-menerus dan dalam waktu yang relatif
lama. Hal ini bisa terjadi dalam hitungan hari, bulan, atau tahun, tergantung dari berat
ringannya trauma, sehinga akan terbentuk cidera yang cukup besar yang
diekspresikan sebagai rasa sakit atau kesemutan, nyeri tekan, pembengkakan dan
gerakan yang terhambat atau kelemahan pada jaringan angota tubuh yang terkena
trauma [8].
Aktivitas pengangkatan barang yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan
penyakit ataupun cidera pada tulang belakang terlebih jika tidak ada perbaikan untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan benar,
persepsi dari pekerja menyatakan pekerjaan mereka tergolong berat. Akibatnya
kelelahan bertambah dan menimbulkan kegiatan yang tidak ergonomis sehingga
berakibat cidera pada pekerja yang melakukannnya[9].Kecelakaan industri yang
disebut sebagai Over exertion-liftingandcarrying adalah kerusakan jaringan tubuh
akibat beban angkat yang berlebihan. Beberapa parameter yang berpengaruh terhadap
kegiatan mengangkat antara lain berat beban yang diangkat, perbandingan berat
beban dengan pekerja, jarak horizontal terhadap pekerja,dan ukuran beban yang
diangkat [10].
PT Kreasibeton Nusapersada adalah perusahaan yang bergerak di bidang
industri bahan dan bangunan, berdiri sejak tahun 2003,berlokasi di Kawasan
IndustriMedan
II,
Kabupaten
Deli
Serdang,
Sumatera
Utara.PT
Universitas Sumatera Utara
KreasibetonNusapersadamemproduksiready mix concrete, tiang pancang, dan ryol
dengan bahan baku berupa pasir, air, batu, dan semen.
Ready mix concrete yang dibuat oleh pihak perusahaan akan diuji kualitasnya
di laboratorium perusahaan. Namun terdapat dua kondisi untuk menguji kualitas
beton yang dihasilkan. Kondisi pertama yaitu ready mix concrete dibawa ke proyek
kemudian dikeringkan selama 1 hari, setelah itu dibawa kembali ke perusahaan untuk
diuji kualitas nya. Kondisi kedua yaitu ready mix concrete yang akan dibawa ke
proyek diambil beberapa sampel untuk dikeringkan dan diuji bersama-sama oleh
perusahaan dan pemilik proyek (diuji di perusahaan atau laboratorium beton milik
Teknik Sipil USU).
Ilustrasi dari area kegiatan penurunan beton dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Sumber:Pengumpulan Data
Gambar 1.1. Area Kegiatan Penurunan Beton
Universitas Sumatera Utara
Beton ini diturunkan dari mobil pickup ke perusahaan atau sebaliknya secara manual
tanpa alat material handling. Beton yang diturunkan kemudian ditumpuk untuk
kemudian disusun di sekitar kolam perendaman.
Pekerjaan pengangkutan beton dari proyek ke perusahaan maupun dari
perusahaan ke laboratorium USU dikerjakan oleh tiga operator.Operator pertama dan
kedua berada diatas pickup yang bertugas menggeser beton dari ujung mobil pickup
ke ujung lainnya dan mencatat beton yang akan diturunkan dari pickupmaupun
dinaikkan ke pickup. Operator ketiga bertugas untuk menurunkan beton dari
pickupmaupun menaikkannya ke pickup.Berat beton yang diangkat per batangnya
adalah 13 kguntuk yang berbentuk silinder dan adalah 34 kguntuk yang
berbentukbalok. Pengangkatan ini menyebakan operator membentuk sikap tubuh
yang tidak ergonomis seperti membungkuk dalam setiap peletakan beton ke lantai.
Kegiatan ini berlangsung secara repetitivesetiap hari dengan pengulangan ±35-100
kali untuk sekali penjemputan betondengan waktu penurunan seluruh beton
membutuhkan waktu ±1 jam.Aktivitas pemindahan material menyebabkan adanya
keluhan sakit pada bagian leher, lengan,paha, pinggang, dan punggung yang
merupakan bagian dari keluhan Musculoskeletal Disorders. Rekapitulasi jumlah
beton yang diturunkan operator per harinya dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Universitas Sumatera Utara
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Tabel 1.1.JumlahBetonyangDiangkatOperator
Tanggal
Jumlah Beton yang Diangkat
Balok
Silinder
3 Mei 2017
53
50
4 Mei 2017
54
53
5 Mei 2017
50
53
6 Mei 2017
56
53
8 Mei 2017
57
53
9 Mei 2017
54
50
10 Mei 2017
53
55
12 Mei 2017
48
50
13 Mei 2017
43
45
15 Mei 2017
35
48
16 Mei 2017
38
44
17 Mei 2017
51
55
18 Mei 2017
55
56
19 Mei 2017
54
53
20 Mei 2017
49
52
Total
103
107
103
109
110
104
108
98
88
83
82
106
111
107
101
Sumber:Pengumpulan Data
Tabel 1.1. menunjukkan jumlah beton yang diangkat oleh operator penurunan
beton. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian dan perancangan
fasilitas pada proses material handling yang dilakukan operator pengangkat beton.
1.2.
Perumusan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini adalah besarnyabebanyangdiangkat
operator,frekuensipengangkatan,dan sikaptubuh ketika bekerja yang menimbulkan
kemungkinan terjadinya musculoskeletal disorders yang bila tidak ditangani segera
akan dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi operator.
Universitas Sumatera Utara
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis beban yang diterima
operator dan merancang alat bantu kerja.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi bagian tubuh operator yang mengalami rasa sakit pada saat
pengangkutanbeton.
b. Mengetahui kategori beban kerja operator pada saat pengangkutanbeton.
c. Menganalisispostur kerja operator pada pengangkutanbeton.
d. Melakukan perancangan fasilitas untuk operator pengangkutanbeton.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaatyang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mahasiswa dapat meningkatkan kompetensinyadan dapat memecahkan masalah
yang dihadapi oleh perusahaan.
2.
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memperbaiki aktivitas
pengangkat beton.
3.
Hasil penelitian akan memperkaya khazanah penelitian di Departemen Teknik
Industri.
1.5.
Batasan Masalah dan Asumsi
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
1.
Penelitian dilakukan pada proses produksi ready mix concrete.
2.
Penelitian dilakukan pada pengangkatan beton yang dikirim dari proyek ke
perusahaan.
3.
Operator yang diamati adalah operator pengangkatan betondari mobil
pengangkut kelantai.
4.
Penganalisisan postur kerja menggunakan metode REBA.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.
2.
Operator memahami cara kerja dan bekerja sesuai SOP.
3.
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan tingkat ketelitian
adalah 10%.
1.6.
Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam
beberapa bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta
sistematika penulisan laporan penelitian.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah singkat dari PT
Kreasibeton Nusapersada, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan,
Universitas Sumatera Utara
organisasi dan manajemen, bahan baku yang digunakan, uraian proses produksi dan
bahan-bahan produksi.
Bab III Tinjauan Pustaka, berisi teori-teori yang mendukung pemecahan
permasalahan penelitian. Teori yang digunakan berhubungan dengan Klasifikasi
Biomekanika, Free Body Diagram,NIOSH (National Institute of Occupational Safety
and Health), Macam-macam Persamaan Pembebanan, Metode REBA (Rapid Entire
Body Assessment), Antropometri.
Bab
IV Metodologi Penelitian, menjelaskan
langkah-langkah
yang
dilakukan dalam penelitian seperti penentuan tempat dan waktu penelitian, jenis
penelitian,
objek
penelitian,
kerangka
konseptual
penelitian,
variabel
penelitian,instrumen penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan
data, dan analisis pemecahan masalah.
Bab V Pengumpulan Data dan Pengolahan Data, memuat data-data yang
dikumpulkan seperti data diri operator, data beban kerja,data foto postur kerja
operator,data jarak dan sudut tubuh operator saat bekerja, dandata dimensi tubuh
operator.Kemudian diselesaikan dengan menggambarkan free body diagram (FBD)
tiap elemen tubuh,menghitung tiap gaya pada elemen tubuh,menghitung nilai batas
beban pengangkatan yang direkomendasikan; nilai keamanan beban pengangkatan;
batas beban maksimum,menentukan level resiko postur kerja,menganalisis hasil
perhitungan biomekanika dan postur
kerja,dan merancang usulan fasilitas
berdasarkan prinsip antropometri.
Universitas Sumatera Utara
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, memaparkan analisis terhadap hasil
dari kondisi aktual sebelum dilakukannya perbaikan, kondisi usulan setelah
diterapkannya perbaikan, serta perbandingan antara kondisi aktual dan kondisi
usulan.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian, serta memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan
pengembangan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara