Pengaruh Dukungan Orang Tua terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan
mulut. Apabila kesehatan gigi dan mulut ini diabaikan tentu akan menimbulkan
masalah yang erat hubungannya dengan kesehatan umum. Menurunnya kesehatan
gigi dan mulut dapat mengakibatkan terganggunya fungsi pengunyahan yang
disebabkan kurang berfungsinya gigi. Oleh karena itu adanya kerusakan gigi
merupakan masalah yang perlu diperhatikan (Ratih, 2008).
Penyakit gigi dan mulut adalah penyakit termahal keempat dan tertinggi
keenam di dunia. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari orang-orang
untuk menjaga perilaku dalam merawat kesehatan gigi dan mulut. Menurut data
dari WHO perbandingan dokter gigi dengan masyarakat yang membutuhkan adalah
1 : 2000; di Indonesia pada tahun 2008 perbandingannya adalah 1 :12000.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang
perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat bahwa

90% penduduk Indonesia masih menderita penyakit gigi dan mulut. Penyakit gigi
dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah karies dan penyakit
jaringan penyangga gigi, khusunya peradangan gusi atau ginggivitis (Anitasari dan
Liliwati 2005).

Universitas Sumatera Utara

Karies gigi merupakan masalah utama bagi kedokteran gigi yang dijumpai
baik pada anak maupun orang dewasa. WHO menyatakan bahwa lebih dari 50%
dari 6 triliun populasi penduduk dunia mengalami karies gigi. Para ahli bedah mulut
di Amerika Serikat melaporkan bahwa 1 dari 3 anak mengalami karies gigi dan
sekitar 40 sampai 50% dari gigi yang dicabut berasal dari karies gigi yang tidak
dirawat. Prevalensi karies gigi di Indonesia tahun 2010 adalah sebesar 76,92%
dengan angka pengalaman karies 2,21 gigi per anak, dan negara industri seperti
Amerika Serikat. Eropa dan Australia mencapai 60-90%. (Panggabean, 2013).
Masalah kesehatan gigi di Indonesia sampai saat ini masih perlu
mendapatkan perhatian. Kesehatan gigi dan mulut sering dianggap hal yang kurang
penting, baik itu pada orang dewasa maupun anak-anak. Hal ini disebabkan oleh
berbagai upaya peningkatan yang belum menunjukkan hasil yang nyata. Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi karies

gigi pada anak di Indonesia mencapai 90% dari populasi serta menempati peringkat
ke-6 sebagai penyakit gigi dan mulut yang paling banyak di derita. Prevalensi keries
gigi yang diderita pada anak diperkotaan juga cenderung meningkat yaitu dari 73%
menjadi 73,20%.
Direktur Pusat Pendayagunaan Tenaga kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia pada tahun 2008 menjelaskan bahwa 80% gigi anak Indonesia
berlubang. Kondisi kesehatan gigi anak-anak Indonesia saat ini cukup
memprihatinkan, dari 29 juta anak sekitar 80% menderita gigi berlubang. Kondisi
semacam itu bisa terjadi akibat pola makan yang keliru dan minimnya pengetahuan
tentang kesehatan gigi. Contoh-contoh makanan yang biasa dikonsumsi anak-anak
saat ini berpotensi merusak gigi, sayangnya hal itu tidak diimbangi dengan

Universitas Sumatera Utara

perawatan yang teratur. Padahal kesehatan gigi sangat mempengaruhi kesehatan
tubuh secara keseluruhan.
Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut terutama pada anak yang
masih perlu ditingkatkan diantaranya penyuluhan oleh tenaga kesehatan kepada
para orang tua dan kepedulian orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut
anak. Peran orangtua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan

pengertian, mengingatkan serta menyediakan fasilitas kepada mereka agar dapat
memelihara kebersihan gigi dan mulutnya Salah satu cara pencegahan penyakit
karies gigi dan radang gusi adalah memelihara hygiene mulut melalui sikat gigi
yang baik dan teratur. Kebiasaan menyikat gigi sebaiknya dimulai sejak kanakkanak, anak harus dikenalkan dengan sikat gigi sejak gigi susunya mulai tumbuh.
Mengajarkan anak menyikat gigi sama halnya dengan mengajarkan mandi. Sejak
bayi dilahirkan, ia harus mandi secara rutin dan teratur, menyikat gigi juga harus
sudah dimulai sejak bayi meskipun saat itu bayi belum mengkonsumsi makanan
padat, tapi setelah menyusui, sebaiknya gusinya harus dibersihkan. Jika dilakukan
secara terus-menerus maka tindakan tersebut akan menetap dan menjadi kebiasaan.
Kebiasaan itulah yang menyebabkan anak terbiasa menjaga kebersihan giginya.
Rutinitas ini juga akan membantu anak untuk terbiasa menyikat gigi dengan baik
dan benar, yaitu gigi bersih dan bebas dari kotoran serta plak, disamping itu proses
pembersihannya harus dijaga agar tidak merusak gusi atau email gigi (Kristanti dan
Rusiawati 2012).
Kebiasaan menyikat gigi sejak anak-anak dapat dimulai dari lingkungan
orang tua. Orang tua merupakan lingkungan yang utama bagi pembentukan
kepribadian anak dan orang tua adalah sebagai panutan anak. Masa balita adalah

Universitas Sumatera Utara


masa dimana anak meniru semua hal yang dilakukan orang dewasa yang ada di
sekitarnya. Bila melihat orang tuanya menyikat gigi, suatu hari nanti anak akan bisa
memegang sikat gigi dan mencoba menyikat giginya sendiri (Gupte, 2004).
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kepedulian orangtua terhadap
kesehatan gigi dan mulut anaknya, baik itu dari status sosial ekonomi, tingkat
pendidikan, maupun faktor lainnya. Menurut Lina Natamiharja dan Ilmiah Kosasih
(2007) tentang perilaku orang tua dalam pencegahan penyakit gigi anaknya di
Kelurahan Gang Buntu, Medan, menunjukkan bahwa perilaku orangtua dalam
memelihara kesehatan gigi anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
tingkat pendidikan dan ada/tidaknya pekerjaan orang tua.
Dukungan orang tua sangat berpengaruh terhadap praktik menyikat gigi
pada anak usia prasekolah. Menurut Judarwanto (2008), dalam artikelnya
mengemukakan bahwa orang tua adalah sosok pendamping saat anak melakukan
aktivitas kehidupannya setiap hari. Dukungan orang tua sangat dominan dan sangat
menentukan kualitas hidup anak dikemudian hari. Sehingga sangatlah penting bagi
orang tua untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan
pada anak usia prasekolah yang cukup luas dan kompleks. Deteksi dini gangguan
kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah dapat mencegah/mengurangi
komplikasi dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat lagi.
Peningkatan perhatian terhadap kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah

tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia prasekolah Indonesia yang cerdas,
sehat, dan berprestasi.

Universitas Sumatera Utara

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut harus diperkenalkan sedini mungkin
kepada anak agar mereka dapat mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan
mulut yang benar. Dalam hal ini, peran orang tua sangat berpengaruh pada anak,
khususnya balita yang masih sangat bergantung kepada orang tua. Perilaku orang
tua mengenai kesehatan gigi dapat digunakan untuk meramalkan status kesehatan
gigi dan mulut anaknya. Apabila tingkat kepedulian orangtua mengenai kesehatan
baik, maka kemungkinan besar status kesehatan gigi dan mulut anaknya yang masih
dalam usia prasekolah juga akan baik pula (Erri, 2009)
Usia balita atau masa prasekolah merupakan masa kritis dalam
pertumbuhan dan perkembangan intelegensi dan fisik anak, termasuk pertumbuhan
fisik giginya. Pada keadaan normal, pada masa kanak-kanak akan tumbuh gigi
sulung atau dens desidui sampai pada usia 6 tahun, gigi anak akan berjumlah 20
buah gigi yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring dan 8 gigi geraham kecil. Pada
periode ini, peran orang tua sangat penting dalam memberikan pendidikan
kesehatan gigi dan mulut pada anaknya. Tetapi masih banyak orag tua yang belum

secara optimul untuk mengajarkan anak mereka untuk menyikat dan merawat gigi.
(Donna dkk, 2009).
TK Islam An-Nizam terletak di kota Medan, tepatnya berada di Jalan Tuba
No.62 Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Kota Medan Sumatera
Utara. Sekolah ini adalah salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang cukup
memiliki daya saing yang baik dengan sekolah taman kanak-kanak lain di kota
Medan. Alasan pemilihan lokasi ini ialah karena berdasarkan pengamatan awal
yang dilakukan oleh peneliti di Taman Kanak-kanak tersebut, masih terlihat orang
tua atau wali murid yang memberikan makanan manis seperti cokelat, permen, dan

Universitas Sumatera Utara

cookies kepada anak-anak mereka padahal konsumsi makanan manis yang

berlebihan merupakan faktor utama terjadinya berbagai penyakit pada gigi dan
mulut termasuk karies gigi, gigi berlubang, dan sebagainya, dan berdasarkan dari
hasil wawancara dengan beberapa orang tua dari murid TK Islam An-Nizam
bahwa anak mereka pernah mengalami gigi berlubang dan karies gigi dan ada
orang tua yang mengaku tidak mengajarkan anak mereka untuk menyikat gigi
secara baik dan teratur.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
pengaruh dukugan orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak
prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan.
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan

masalah dari penelitian ini adalah mengenai “Bagaimana pengaruh dukungan
orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak prasekolah
di TK Islam An-Nizam Medan tahun 2015?”
1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dukungan orang

tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak prasekolah di TK Islam
An-Nizam Medan tahun 2015.
1.4


Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian,

yang berfungsi untuk menentukan kearah pembuktian (Notoatmodjo, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ho : Tidak ada pengaruh dukungan orang tua (informasional, penilaian,
instrumental, emosional) terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anak usia prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan tahun 2015
2. Ha : Ada pengaruh

dukungan orang tua (informasional, penilaian,

instrumental, emosional) terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anak usia prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan tahun 2015
1.5

Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini menjadi wadah untuk mengembangkan pola
pikir, mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kreatifitas dalam
membuat karya ilmiah, juga sebagai syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM) di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi responden penelitian, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dalam menjalankan dukungan sebagai orang tua dalam
mendidik,

membimbing,

memberi

pengertian,

mengingatkan

dan

menyediakan fasilitas kepada anak agar senantiasa memelihara kesehatan

gigi dan mulut.
3. Bagi institusi (TK Islam An-Nizam Medan), sebagai masukan kepada tenaga
pendidik untuk mengingatkan pembelajaran mengenai kesehatan gigi dan
mulut serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan
mulut khususnya pada anak prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan.
4. Bagi Universitas Sumatera Utara, sebagai literatur kepustakaan di bidang
penelitian mengenai pengaruh dukungan orang tua terhadap pemeliharaan

Universitas Sumatera Utara

kesehatan gigi dan mulut anak prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan
tahun 2015.
5. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan atau
bahan referensi bagi penelitian dengan objek yang sama di masa mendatang.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1 Medan

28 161 70

Pengaruh Dukungan Orang Tua terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan Tahun 2015

0 7 125

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Prasekolah Di Tk 01Pertiwi Karangbangun Karanganyar.

0 9 15

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Prasekolah Di Tk 01Pertiwi Karangbangun Karanganyar.

0 2 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Prasekolah Di Tk 01Pertiwi Karangbangun Karanganyar.

0 1 17

Pengaruh Dukungan Orang Tua terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan Tahun 2015

3 7 15

Pengaruh Dukungan Orang Tua terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan Tahun 2015

0 0 2

Pengaruh Dukungan Orang Tua terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan Tahun 2015

0 1 29

Pengaruh Dukungan Orang Tua terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan Tahun 2015

0 0 3

Pengaruh Dukungan Orang Tua terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan Tahun 2015

1 2 22