Pengaruh Komite Audit, Profitabilitas, Reputasi Auditor, Struktur Kepemilikan Dan Kualitas Laba Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia (Bei)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang
merupakan sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja
perusahaan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan
untuk memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan seperti investor, karyawan, pemberi pinjaman, kreditur, pemerintah,
maupun masyarakat. Laporan keuangan diharapkan mampu menggambarkan
kondisi keuangan sebuah perusahaan dan sebagai sumber informasi yang
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Penyajian informasi dapat
bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu. Hal ini merupakan
faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan
instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama
perusahaan yang telah go public.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia, tujuan laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan.
Selain
itu, laporan
keuangan
juga menggambarkan
kinerja
(stewardship) atau sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan dan dikelola oleh manajemen (Indratno, 2013:141).
1
Ada beberapa karakteristik di dalam laporan keuangan yang menjadikan
laporan keuangan berguna bagi pemakai. Empat karakteristik itu adalah sebagai
berikut:
1) Dapat dipahami
Informasi yang ada dalam laporan keuangan mudah dipahami pengguna
laporan keuangan dan serta menggunakan istilah disesuaikan dengan
kemampuan para pengguna.
2) Relevan
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dianggap penting dan
berguna
jika
informasi
tersebut
mampu
mempengaruhi
keputusan
penggunaan laporan.
3) Keandalan
Informasi yang ada dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material.
4) Dapat diperbandingkan
Informasi yang ada di dalam laporan keuangan ada apabila bisa
diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode yang lalu.
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan
yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning
per share). Informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan
dalam menghasilkan laba adalah laporan laba rugi (Chairiri dan Gozhali, 2007).
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada
kurun waktu tertentu melalui konsep penandingan atau disebut matching concept
2
juga menggambarkan kelebihan pendapatan dibandingkan beban-beban yang
terjadi (Indratno, 2013:33). Laporan keuangan terdiri dari:
1) Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan dan beban pada kurun waktu
tertentu melalui konsep penandingan.
2) Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menginformasikan
perubahan ekuitas pada kurun waktu tertentu. Laporan ini menghubungkan
antara laporan laba rugi dengan neraca.
3) Neraca merupakan laporan kedanaan yang menginformasikan aset,
kewajiban, dan ekuitas per tanggal tertentu.
4) Laporan arus kas adalah laporan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu arus
kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Keempat hal tersebut merupakan komponen daripada laporan keuangan.
Adanya pilihan kebijakan akuntansi dalam standar akuntansi keuangan yang dapat
digunakan pihak manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut
disebut dengan earnings management. Menurut Davidson, Stickey dan Weil
dalam Sulistyanto (2008), manajemen laba atau earnings management merupakan
proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas
prinsip akuntansi yang diterima umum untuk menghasilkan tingkat yang
diinginkan dari laba yang dilaporkan.
Schipper dalam Widodo Lo (2005) mendefinisikan earnings management
sebagai intervensi atau campur tangan dengan maksud tertentu terhadap proses
penyusunan pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk memaksimalkan
keuntungan pribadi. Definisi tersebut diartikan bahwa manajer dapat menaikkan
3
laba dengan menggeser laba periode-periode yang akan datang ke periode kini dan
manajer dapat menurunkan laba periode kini ke periode-periode berikutnya.
National Association of Certified Fraud Examiners dalam Sulistyanto (2008),
mendefenisikan earnings management sebagai kesalahan atau kelalaian yang
disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi
sehingga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat
pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang yang membacanya akan
mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya.
Fisher dan Rosenzweig dalam Sulistyanto (2008), menyebutkan bahwa
earnings management adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan atau
menurunkan laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa
menyebabkan kenaikan atau penurunan keuntungan ekonomi perusahaan jangka
panjang. Lewit dalam Sulistyanto (2008), menyatakan bahwa earnings
management adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarafkan diri dengan
inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba ketika publik mengaburkan volatilitas
keuangan sesungguhnya. Itu semua dilakukan untuk menutupi konsekuensi dari
keputusan-keputusan manajer. Sementara itu Healy dan Wahlen dalam Sulistyanto
(2008), mengatakan bahwa earnings management muncul ketika manajer
menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah
transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang
ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk
mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang
dilaporkan tersebut.
4
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa earnings
management suatu permainan manajerial untuk memanipulasi laporan keuangan
dengan mengatur besar kecilnya laba perusahaan namun tetap dalam batas-batas
prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Tindakan ini dilakukan atas
berbagai alasan diantaranya untuk memuaskan kepentingan pemilik perusahaan,
seperti menaikkan nilai perusahaan, sehingga muncul anggapan bahwa perusahaan
tersebut memiliki risiko yang rendah, dan menaikkan harga saham.
Saat ini earnings management merupakan isu sentral dan telah menjadi sebuah
fenomena umum yang terjadi di sejumlah perusahaan serta penerapannya terus
meningkat. Berdasarkan laporan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
terdapat 25 kasus pelanggaran pasar modal yang terjadi pada tahun 2002 sampai
Maret 2003 (Utami, 2005:100). Selain itu pada tahun 1998 sampai 2001 tercatat
banyak terjadi skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik mengenai
persoalan laporan keuangan (financial reporting) yang diterbitkan. Beberapa
kasus diantaranya terjadi pada PT Lippo Tbk. dan PT Kimia Farma Tbk.
Sedangkan menurut hasil studi komparatif internasional yang dilakukan oleh Leuz
mengenai earnings management dan proteksi investor (periode pengamatan tahun
1990 sampai dengan 1999) menunjukkan bahwa Indonesia berada pada tingkat
menengah dengan urutan ke 15 dari sampel 31 negara dalam hal penerapan
earnings management di perusahaan. Apabila dibandingkan dengan negara
ASEAN lainnya, Indonesia adalah negara yang paling tinggi tingkat manajemen
labanya.
5
Earnings management juga terjadi di pasar modal negara lain, seperti pada
Enron Corporation, WordCom dan Walt Disney Comp. Enron Corporation
terbukti melakukan manipulasi laba dengan mendongkrak laba mendekati USD 1
miliar yang sesungguhnya tidak pernah ada. Xerox Corporation juga
memanipulasi pembukuan atas pendapatan sebesar USD 6 miliar. Jumlah tersebut
tidak sama dengan taksiran Securities and Exchange Commision (ESC) sebesar
USD 3 miliar pada tahun 1997 sampai 2000. Beberapa kasus tersebut
menunjukkan bahwa praktik manajemen laba bukanlah suatu hal yang baru dalam
pelaporan
keuangan
(financial
reporting).
Perusahaan
berlomba-lomba
menunjukkan kualitas dan kinerja yang baik,tidak peduli apakah cara yang
digunakan tersebut diperbolehkan atau tidak oleh karena pengaruh pasar dan
tingginya tingkat persaingan. Praktik manajemen laba pun meningkat setiap
tahunnya sampai dengan sekarang. Untuk mencegah terjadinya kasus keuangan,
konsep Good Corporate Governance (GCG) semakin banyak dikemukakan oleh
para praktisi bisnis. GCG diharapkan dapat menciptakan kehidupan bisnis yang
sehat, bersih,dan bertanggung jawab dengan membangun sistem pengawasan dan
pengendalian yang lebih baik. Komite audit merupakan komponen yang berperan
penting dalam proses penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Peranan komite
audit sangat penting dalam menjamin kualitas pelaporan keuangan perusahaan dan
dalam menghindari kasus keuangan yang ada.
adanya
kasus
manajemen
laba
Contoh kasus tersebut adalah
yang berhubungan dengan kecurangan
manajemen perusahaan (seperti kasus waste management dan kasus WorldCom)
dan kebangkrutan Enron. Komite audit merupakan komponen GCG yang
6
berperan penting dalam sistem pelaporan keuangan yaitu dengan mengawasi
partisipasi manajemen dan auditor independen dalam proses pelaporan keuangan.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian penulis adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai
dengan 2013, karena perusahaan-perusahaan manufaktur merupakan perusahaan
dalam taraf perusahaan besar yang menyokong perekonomian negara. Pada
lingkup manufaktur ini diketahui munculnya banyak pemain baru yang
meningkatkan persaingan baik oleh pemain baru maupun pemain lama sehingga
kemungkinan untuk melakukan aktivitas earnings management sangat besar.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu, dengan menggunakan
beberapa variabel yang sama dan menambahkan beberapa variabel baru lainnya.
Peneliti mengadakan penelitian dengan variabel komite audit, profitabilitas,
reputasi auditor, dan struktur kepemilikan terhadap earnings management dengan
tujuan untuk membuktikan research gap yang muncul. Pada penelitian ini yang
membedakan dengan penelitian terdahulu yaitu lebih pada perbedaan variabel,
karena disini peneliti menggunakan empat variabel independen yang akan
mempengaruhi atau tidaknya terhadap earnings management.
Di antara keempat variabel-variabel independen ini terdapat hasil hipotesis
yang berbeda di antara peneliti terdahulu. Pada penelitian Windy Hastuty Hasan
(2013) dan penelitian Samira Rahman dan Mir Ashar Akbari (2013), variabel
kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Sedangkan pada penelitian Indri Wahyu Purwandari (2011), variabel kepemilikan
institusional berpengaruh negatif terhdap manajemen laba. Dalam hal ini terdapat
7
kesenjangan penelitian atau yang disebut research gap. Oleh karena alasan inilah
peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh variabel-variabel tersebut
terhadap manajemen laba untuk menguji kekonsistensinannya.
Penelitian ini membuktikan teori yang menyatakan adanya hubungan agensi
antara pihak manajer sebagai agent dengan pihak pemegang saham atau pemilik
modal sebagai principles (Agency Theory). Penelitian ini juga membahas alasan
manajer bereaksi terhadap laporan keuangan sesuai Teori Akuntansi Positif
(Positive Accounting Theory). Penulis mengangkat masalah earnings management
atas uraian latar belakang tersebut untuk menjadi masalah yang akan diteliti pada
penelitian ini sehingga judul yang diangkat adalah: “PENGARUH KOMITE
AUDIT,
PROFITABILITAS,
REPUTASI
AUDITOR,
STRUKTUR
KEPEMILIKAN DAN KUALITAS LABA TERHADAP EARNINGS
MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI).”
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian ini menggunakan empat variabel yang mempengaruhi earnings
management pada perusahaan, empat variabel tersebut adalah: Komite audit,
profitabilitas, reputasi auditor, stuktur kepemilikan dan kualitas laba terhadap
earnings management, dimana keempat variabel tersebut adalah variabel
independen. Sehingga perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : “Apakah
Komite audit, profitabilitas, reputasi auditor, struktur kepemilikan dan kualitas
laba berpengaruh terhadap earnings management baik simultan maupun parsial
pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?”
8
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hasil yang ingin dicapai dalam melakukan
penelitian serta memiliki konsistensi dengan permasalahan dan pertanyaan yang
terdapat di dalam perumusan masalah, oleh karena itu tujuan dari penelitian ini
adalah : “Untuk mengetahui apakah komite audit, profitabilitas, reputasi auditor,
struktur kepemilikan dan kualitas laba berpengaruh terhadap earnings
management baik simultan maupun parsial pada perusahaan yang listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI).”
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat kepada beberapa
pihak yaitu bagi peneliti, perusahaan, dan pihak lainnya.
1. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini mampu menambah pengetahuan
dalam
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
earnings
management pada perusahaan.
2. Bagi perusahaan diharapkan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi earnings management pada
perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat
digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat keputusan dan
kebijakan di dalam perusahaan.
3. Bagi pihak lainnya diharapkan pula mampu menjadi bahan referensi dan
sumbangan bahan pemikiran studi yang bermanfaat untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi earnings management pada perusahaan.
9
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang
merupakan sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja
perusahaan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan
untuk memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan seperti investor, karyawan, pemberi pinjaman, kreditur, pemerintah,
maupun masyarakat. Laporan keuangan diharapkan mampu menggambarkan
kondisi keuangan sebuah perusahaan dan sebagai sumber informasi yang
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Penyajian informasi dapat
bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu. Hal ini merupakan
faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan
instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama
perusahaan yang telah go public.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia, tujuan laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan.
Selain
itu, laporan
keuangan
juga menggambarkan
kinerja
(stewardship) atau sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan dan dikelola oleh manajemen (Indratno, 2013:141).
1
Ada beberapa karakteristik di dalam laporan keuangan yang menjadikan
laporan keuangan berguna bagi pemakai. Empat karakteristik itu adalah sebagai
berikut:
1) Dapat dipahami
Informasi yang ada dalam laporan keuangan mudah dipahami pengguna
laporan keuangan dan serta menggunakan istilah disesuaikan dengan
kemampuan para pengguna.
2) Relevan
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dianggap penting dan
berguna
jika
informasi
tersebut
mampu
mempengaruhi
keputusan
penggunaan laporan.
3) Keandalan
Informasi yang ada dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material.
4) Dapat diperbandingkan
Informasi yang ada di dalam laporan keuangan ada apabila bisa
diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode yang lalu.
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan
yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning
per share). Informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan
dalam menghasilkan laba adalah laporan laba rugi (Chairiri dan Gozhali, 2007).
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada
kurun waktu tertentu melalui konsep penandingan atau disebut matching concept
2
juga menggambarkan kelebihan pendapatan dibandingkan beban-beban yang
terjadi (Indratno, 2013:33). Laporan keuangan terdiri dari:
1) Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan dan beban pada kurun waktu
tertentu melalui konsep penandingan.
2) Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menginformasikan
perubahan ekuitas pada kurun waktu tertentu. Laporan ini menghubungkan
antara laporan laba rugi dengan neraca.
3) Neraca merupakan laporan kedanaan yang menginformasikan aset,
kewajiban, dan ekuitas per tanggal tertentu.
4) Laporan arus kas adalah laporan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu arus
kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Keempat hal tersebut merupakan komponen daripada laporan keuangan.
Adanya pilihan kebijakan akuntansi dalam standar akuntansi keuangan yang dapat
digunakan pihak manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut
disebut dengan earnings management. Menurut Davidson, Stickey dan Weil
dalam Sulistyanto (2008), manajemen laba atau earnings management merupakan
proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas
prinsip akuntansi yang diterima umum untuk menghasilkan tingkat yang
diinginkan dari laba yang dilaporkan.
Schipper dalam Widodo Lo (2005) mendefinisikan earnings management
sebagai intervensi atau campur tangan dengan maksud tertentu terhadap proses
penyusunan pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk memaksimalkan
keuntungan pribadi. Definisi tersebut diartikan bahwa manajer dapat menaikkan
3
laba dengan menggeser laba periode-periode yang akan datang ke periode kini dan
manajer dapat menurunkan laba periode kini ke periode-periode berikutnya.
National Association of Certified Fraud Examiners dalam Sulistyanto (2008),
mendefenisikan earnings management sebagai kesalahan atau kelalaian yang
disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi
sehingga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat
pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang yang membacanya akan
mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya.
Fisher dan Rosenzweig dalam Sulistyanto (2008), menyebutkan bahwa
earnings management adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan atau
menurunkan laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa
menyebabkan kenaikan atau penurunan keuntungan ekonomi perusahaan jangka
panjang. Lewit dalam Sulistyanto (2008), menyatakan bahwa earnings
management adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarafkan diri dengan
inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba ketika publik mengaburkan volatilitas
keuangan sesungguhnya. Itu semua dilakukan untuk menutupi konsekuensi dari
keputusan-keputusan manajer. Sementara itu Healy dan Wahlen dalam Sulistyanto
(2008), mengatakan bahwa earnings management muncul ketika manajer
menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah
transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang
ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk
mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang
dilaporkan tersebut.
4
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa earnings
management suatu permainan manajerial untuk memanipulasi laporan keuangan
dengan mengatur besar kecilnya laba perusahaan namun tetap dalam batas-batas
prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Tindakan ini dilakukan atas
berbagai alasan diantaranya untuk memuaskan kepentingan pemilik perusahaan,
seperti menaikkan nilai perusahaan, sehingga muncul anggapan bahwa perusahaan
tersebut memiliki risiko yang rendah, dan menaikkan harga saham.
Saat ini earnings management merupakan isu sentral dan telah menjadi sebuah
fenomena umum yang terjadi di sejumlah perusahaan serta penerapannya terus
meningkat. Berdasarkan laporan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
terdapat 25 kasus pelanggaran pasar modal yang terjadi pada tahun 2002 sampai
Maret 2003 (Utami, 2005:100). Selain itu pada tahun 1998 sampai 2001 tercatat
banyak terjadi skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik mengenai
persoalan laporan keuangan (financial reporting) yang diterbitkan. Beberapa
kasus diantaranya terjadi pada PT Lippo Tbk. dan PT Kimia Farma Tbk.
Sedangkan menurut hasil studi komparatif internasional yang dilakukan oleh Leuz
mengenai earnings management dan proteksi investor (periode pengamatan tahun
1990 sampai dengan 1999) menunjukkan bahwa Indonesia berada pada tingkat
menengah dengan urutan ke 15 dari sampel 31 negara dalam hal penerapan
earnings management di perusahaan. Apabila dibandingkan dengan negara
ASEAN lainnya, Indonesia adalah negara yang paling tinggi tingkat manajemen
labanya.
5
Earnings management juga terjadi di pasar modal negara lain, seperti pada
Enron Corporation, WordCom dan Walt Disney Comp. Enron Corporation
terbukti melakukan manipulasi laba dengan mendongkrak laba mendekati USD 1
miliar yang sesungguhnya tidak pernah ada. Xerox Corporation juga
memanipulasi pembukuan atas pendapatan sebesar USD 6 miliar. Jumlah tersebut
tidak sama dengan taksiran Securities and Exchange Commision (ESC) sebesar
USD 3 miliar pada tahun 1997 sampai 2000. Beberapa kasus tersebut
menunjukkan bahwa praktik manajemen laba bukanlah suatu hal yang baru dalam
pelaporan
keuangan
(financial
reporting).
Perusahaan
berlomba-lomba
menunjukkan kualitas dan kinerja yang baik,tidak peduli apakah cara yang
digunakan tersebut diperbolehkan atau tidak oleh karena pengaruh pasar dan
tingginya tingkat persaingan. Praktik manajemen laba pun meningkat setiap
tahunnya sampai dengan sekarang. Untuk mencegah terjadinya kasus keuangan,
konsep Good Corporate Governance (GCG) semakin banyak dikemukakan oleh
para praktisi bisnis. GCG diharapkan dapat menciptakan kehidupan bisnis yang
sehat, bersih,dan bertanggung jawab dengan membangun sistem pengawasan dan
pengendalian yang lebih baik. Komite audit merupakan komponen yang berperan
penting dalam proses penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Peranan komite
audit sangat penting dalam menjamin kualitas pelaporan keuangan perusahaan dan
dalam menghindari kasus keuangan yang ada.
adanya
kasus
manajemen
laba
Contoh kasus tersebut adalah
yang berhubungan dengan kecurangan
manajemen perusahaan (seperti kasus waste management dan kasus WorldCom)
dan kebangkrutan Enron. Komite audit merupakan komponen GCG yang
6
berperan penting dalam sistem pelaporan keuangan yaitu dengan mengawasi
partisipasi manajemen dan auditor independen dalam proses pelaporan keuangan.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian penulis adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai
dengan 2013, karena perusahaan-perusahaan manufaktur merupakan perusahaan
dalam taraf perusahaan besar yang menyokong perekonomian negara. Pada
lingkup manufaktur ini diketahui munculnya banyak pemain baru yang
meningkatkan persaingan baik oleh pemain baru maupun pemain lama sehingga
kemungkinan untuk melakukan aktivitas earnings management sangat besar.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu, dengan menggunakan
beberapa variabel yang sama dan menambahkan beberapa variabel baru lainnya.
Peneliti mengadakan penelitian dengan variabel komite audit, profitabilitas,
reputasi auditor, dan struktur kepemilikan terhadap earnings management dengan
tujuan untuk membuktikan research gap yang muncul. Pada penelitian ini yang
membedakan dengan penelitian terdahulu yaitu lebih pada perbedaan variabel,
karena disini peneliti menggunakan empat variabel independen yang akan
mempengaruhi atau tidaknya terhadap earnings management.
Di antara keempat variabel-variabel independen ini terdapat hasil hipotesis
yang berbeda di antara peneliti terdahulu. Pada penelitian Windy Hastuty Hasan
(2013) dan penelitian Samira Rahman dan Mir Ashar Akbari (2013), variabel
kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Sedangkan pada penelitian Indri Wahyu Purwandari (2011), variabel kepemilikan
institusional berpengaruh negatif terhdap manajemen laba. Dalam hal ini terdapat
7
kesenjangan penelitian atau yang disebut research gap. Oleh karena alasan inilah
peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh variabel-variabel tersebut
terhadap manajemen laba untuk menguji kekonsistensinannya.
Penelitian ini membuktikan teori yang menyatakan adanya hubungan agensi
antara pihak manajer sebagai agent dengan pihak pemegang saham atau pemilik
modal sebagai principles (Agency Theory). Penelitian ini juga membahas alasan
manajer bereaksi terhadap laporan keuangan sesuai Teori Akuntansi Positif
(Positive Accounting Theory). Penulis mengangkat masalah earnings management
atas uraian latar belakang tersebut untuk menjadi masalah yang akan diteliti pada
penelitian ini sehingga judul yang diangkat adalah: “PENGARUH KOMITE
AUDIT,
PROFITABILITAS,
REPUTASI
AUDITOR,
STRUKTUR
KEPEMILIKAN DAN KUALITAS LABA TERHADAP EARNINGS
MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI).”
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian ini menggunakan empat variabel yang mempengaruhi earnings
management pada perusahaan, empat variabel tersebut adalah: Komite audit,
profitabilitas, reputasi auditor, stuktur kepemilikan dan kualitas laba terhadap
earnings management, dimana keempat variabel tersebut adalah variabel
independen. Sehingga perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : “Apakah
Komite audit, profitabilitas, reputasi auditor, struktur kepemilikan dan kualitas
laba berpengaruh terhadap earnings management baik simultan maupun parsial
pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?”
8
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hasil yang ingin dicapai dalam melakukan
penelitian serta memiliki konsistensi dengan permasalahan dan pertanyaan yang
terdapat di dalam perumusan masalah, oleh karena itu tujuan dari penelitian ini
adalah : “Untuk mengetahui apakah komite audit, profitabilitas, reputasi auditor,
struktur kepemilikan dan kualitas laba berpengaruh terhadap earnings
management baik simultan maupun parsial pada perusahaan yang listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI).”
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat kepada beberapa
pihak yaitu bagi peneliti, perusahaan, dan pihak lainnya.
1. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini mampu menambah pengetahuan
dalam
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
earnings
management pada perusahaan.
2. Bagi perusahaan diharapkan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi earnings management pada
perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat
digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat keputusan dan
kebijakan di dalam perusahaan.
3. Bagi pihak lainnya diharapkan pula mampu menjadi bahan referensi dan
sumbangan bahan pemikiran studi yang bermanfaat untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi earnings management pada perusahaan.
9