PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG DIJADIKAN KORBAN OLEH BANDAR NARKOTIKA | OKTARIANTO | Legal Opinion 9304 30409 1 PB
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG DIJADIKAN
KORBAN OLEH BANDAR NARKOTIKA
RIZKY ADITYA OKTARIANTO
D 101 13 329
PEMBIMBING I : Dr. BENNY D YUSMAN, S.H,. M.H
PEMBIMBING II : AWALIAH, S.H,. M.H
ABSTRAK
Penyalahgunan narkotika tak lagi memandang usia mulai dari anak-anak
remaja, orang dewasa hingga orang tua sekalipun, tidak jarang para bandar
narkotika memanfaatkan anak di bawah umur untuk dijadikan korban obatobatan terlarang tersebut. Kurangnya pengetahuan terhadap narkotika, dan
ketidakmampuan untuk menolak serta melawan membuat anak di bawah umur
menjadi sasaran bandar narkotika oleh karena itu Perlindungan terhadap anak
sangat penting, mengingat anak merupakan generasi penerus bangsa. Untuk itu
diperlukan undang-undang yang melindungi anak dari berbagai tindak pidana,
yaitu undang-undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undangundang No. 23 Tahun 2002 Tentang perlindungan anak. metodo penelitian yang
digunakan ialah metode penelitian hukum Normatif bentuk penulisan hukum yang
berdasarkan penulisan hukum doktriner atau penelitian kepustakaankarena hanya
diajukan kepada Undang-undang tertulis sehingga penulisan ini sangat erat
berhubungan dengan kepustakaan karena akan membutuhkan data-data yang bersifat
skunder. Di akui dalam masa pertumbuhan secara fisik dan mental, anak
membutuhkan perawatan dan perlindungan yang khusus serta perlindungan
hukum baik sebelum maupun sesudah lahir.
Kata kunci : Perlindungan Anak
1
I. PENDAHULUAN
dampak
A. Latar Belakang Masalah
sosial, dan kehidupan anak.
Anak
adalah
salah
satu
kerugian
Anak
mental,
adalah
fisik,
bagian
dari
amanah dan karunia Tuhan Yang
generasi
muda
Maha Esa, yang dalam dirinya
potensi
dan
melekat harkat dan martbat sebagai
perjuangan bangsa di masa yang
manusia seutuhnya. Oleh karena itu
akan datang. Anak membutuhkan
anak
asasi
pembinaan dan perlindungan khusus
manusia yang diakui oleh bangsa-
dalam menjamin pertumbuhan dan
bangsa di dunia dan merupakan
perkembangan fisik, mental dan
landasan
kemerdekaan,
sosial secara seimbang. Sungguh
keadilan, dan perdamaian di seluruh
ironis bahwa seorang anak yang
dunia.
seharusnya
juga
memiliki
bagi
Diakui
hak
dalam
masa
yang
merupakan
penerus
bermain
dan
cita-cita
belajar
pertumbuhan secara fisik dan mental,
harus menghadapi masalah hukum
anak membutuhkan perawatan dan
dan menjalani proses peradilan yang
perlindungan yang khusus, serta
hampir
perlindungan hukum baik sebelum
orang dewasa. Tentu saja hal ini
maupun sesudah lahir. Disamping
menimbulkan pro kontra. Di satu sisi
itu, patut diakui bahwa keluarga
banyak pihak yang menganggap
merupakan
lingkungan
bagi
menjatuhan pidana bagi anak adalah
pertumbuhan
dan
kesejahteraan
tidak bijak, namun ada sebagian
sama
prosesnya
dengan
anak, serta untuk perkembangan
yang
kepribadian anak secara utuh dan
terhadap anak penting dilakukan agar
serasi
lingkungan
sikap buruk anak tidak terjadi sampai
keluarga yang bahagia, penuh kasih
dewasa, artinya agar memberi efek
sayang
jera bagi si anak.
membutuhkan
dan
pengertian.
Pada
hakikatnya anak tidak dapat menjaga
beranggapan
Pada
pemidanaan
hakekatnya,
segala
dan melindungi dirinya sendiri dari
bentuk penanganan terhadap anak
berbagai tindakan kekerasan atau
yang menghadapi masalah hukum
diskriminasi
dalam hal ini menghadapai masalah
yang
menimbulkan
2
mengedarkan
narkotika
harus
dikategorikan
sebagai
anak,Anak
dilakukan dengan memprioritaskan
memiliki
karakteristik
khusus
kepentingan terbaik untuk si anak.
(spesifik)
dibandingkan
dengan
Oleh karena itu keputusan yang
orang dewasa dan merupakan salah
diambil dalam kasus tersebut harus
satu kelompok rentan yang haknya
adil dan proposional tidak semata-
masih terabaikan, oleh karena itu
mata dilakukan atas pertimbangan
hak-hak
hukum tapi juga mempertimbangkan
diprioritaskan,Mengenai
faktor lain seperti kondisi lingkungan
anak, ada banyak pengertian dan
sekitar, status
definisi.Secara awam, anak dapat
sosial anak,
dan
anak
menjadi
penting
definisi
keadaan keluarga.1
dartikan sebagai seseorang yang
B. Rumusan Masalah
dilahirkan akibat hubungan antara
1) Bagaimana
perlindungan
pria dan wanita ini jika terikat dalam
hukum terhadap anak yang di
suatu ikatan perkawinan, Dalam
jadikan korban narkotika?
hukum positif di Indonesia anak
2) Bagaimana penerapan sanksi
diartikan sebagai orang yang belum
terhadap
yang
bandar
narkotika
menjadikan
anak
sebagai korban narkotika?
dewasa (minderjarig/person under
age),
orang
umur/keadaan
yang
dibawah
dibawah
umur
II. PEMBAHASAN
(minderjarig heid/inferiority) atau
A. Pengertian Anak
biasa disebut juga sebagai anak yang
berada dibawah pengawasan wali
Pengertian
kaitannya
anak
dengan
dalam
(minderjarige under voordij).
perilaku
delinkuensi anak, biasanya dilakukan
Pengertian anak itu sendiri
dengan mendasarkan pada tingkatan
jika kita tinjau lebih lanjut dari segi
usia,
usia
usia menurut hukum dapat berbeda-
dapat
beda tergantung tempat, waktu dan
dalam
berapakah
arti
tingkat
seorang
untuk keperluan apa, hal ini juga
1
Nasharina, Perlindungan Hukum
Bagi Anak di Indonesia, Rajawali Pers,
Jakarta, 2011, Hlm. 3
akan mempengaruhi batasan yang
digunakan untuk menentukan umur
3
anak, Pengertian anak ini menjadi
berusia dibawah 18 (delapan belas)
penting terutama berkaitan dengan
tahun dan belum menikah termasuk
upaya perumusan batasan upaya
anak yang masih dalam kandungan
pertanggungjawaban
apabila hal tersebut adalah demi
(criminal
pidana
responsibility)
terhadap
kepentingannya.2
Mengenai
seorang anak yang melakukantindak
pengertian atau definisi anak dalam
kriminal,
dalam
berbagai
berapakah
seorang
berprilaku
peraturan
perundang-
tingkat
usia
anak
yang
undangan yang ada di Indonesia saat
dapat
ini
kriminal
dipertanggungjawabkan
secara
belum
ada
batasan
yang
konsisten. Artinya antara satu dengan
lainnya belum terdapat keseragaman,
pidana.
melihat hal tersebut dapat ditarik
Di
Indonesia
mengenai
batasan usia tersebut dapat dilakukan
penelusuran
terhadap
beberapa
peraturan
perundang-undangan,
kesimpulan bahwa penetapan batasan
umur atau usia anak digantungkan
pada kepentingan pada saat produk
hukum tersebut dibuat.
sebagai berikut: Dalam Pasal 1
Convention On The Rights of The
Dalam Pengaturan hukum di
Child, anak diartikan sebagai setiap
Indonesia, korban selalu menjadi
orang dibawah usia 18 tahun, kecuali
pihak yang paling dirugikan, selain
berdasarkan hukum yang berlaku
korban telah menderita kerugian
terhadap anak, kedewasaan telah
akibat kejahatan yang menimpa
diperoleh
Yang
dirinya, baik secara materiil, fisik,
adalah
maupun psikologis, korban juga
mereka yang belum dewasa dan yang
harus menanggung derita berganda
menjadi dewasa karena peraturan
karena
tertentu mental, fisik masih belum
diperlakukan hanya sebagai sarana
dewasa, Undang-Undang Nomor 39
demi terwujudnya sebuah kepastian
dimaksud
sebelumnya.
dengan
anak
tanpa
disadari
sering
Tahun 1999 tentang Hak Asasi
manusia
menjabarkan
pengertian
tentang anak ialah manusia yang
2
Paulus Hadisuprapto, Delinkuensi
Anak Pemahaman dan Penanggulangannya,
Selaras, Malang, 2010, hlm.11.
4
hukum, misalnya harus kembali
4)
No victimization, yaitu korban
mengemukakan, mengingat bahkan
yang
mengulangi
misalnya konsumen yang tertipu
(merekontruksi)
kejahatan
yang
menimpanya
pada
saat
setelah
penyidikan
kasusnya
dapat
pernah
dalam
sedang
produksi masyarakat. 3
menjalani proses pemeriksaan, baik
ditingkat
tidak
maupun
diperiksa
di
diketahui
menggunakan
suatu
Menghilangkan rasa sakit
dan lain-lain. Namun dikemudian
diketahui
pula
bahwa
zat-zat
pengadilan. Keberpihakan hukum
narkotika memiliki daya pecanduan
terhadap
terkesan
yang bisa menimbulka si pemakai
timpang jika dibandingkan dengan
bergantung hidupnya kepada obat-
tersangka (terdakwa), terlihat dari
obat narkotika itu. Hal tersebut dapat
adanya
dihindarkan apa bila pemakainya di
korban
yang
beberapa
peraturan
perundang-undangan
yang
lebih
luar pengawasan dan pengadilan
banyak memberikan hak istimewa
penggunaan
kepada
(terdakwa)
pencegahaan, pemberantasan dalam
kepada
rangka penaggulangannya diperlukan
tersangka
dibandingkan
korban.Kemudian
Wolfgang
Sellin
sebagaimana
Suryono
dan
dikutip
Ekotama
dkk,
kehadiran
narkotika
hukum
yaitu
dan
hukum
narkotika yang sarat dengan tuntutan
perkembangan zaman.
mengelompokkan korban sebagai
Istilah
berikut.
dipergunakan
1)
primary
victimization,
yaitu
korban berupa individu atau
narkotika
di
“narcotics” pada
sini
yang
bukanlah
farmacologie
(farmasi), melainkan sama artinya
perorangan
2)
secondary victimization, yaitu
korban
kelompok,
misalnya
badan hukum
3)
Tertiary
victimization,
yaitu
3
Didik M. Arief Mansur dan
Elisatris Gultom, Urgensi Perlindungan
Korban Kejahatan, antara norma dan
realita, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta,2007,
korban masyarakat luas
5
dengan “drug”, yaitu sejenis zat
bahwa, “perkataan narkotika berasal
apabila dipergunakan akn membawa
dari perkataan Yunani “Narke”,
efek dan engaruh-pengaruh tertentu
yang berarti terbius sehingga tidak
bagi tubuh si pemakai, yaitu :
merasakan
a. Mempengaruhi kesadaran
Mengembangkan
b. Memberikan dorongan yang dapat
dalam
berpengaruh
terhadap
prilaku
manusia
apa-apa.4
proses
hak-hak
anak
peradilan
guna
mewujudkan perlindungan hukum
bagi anak, diperlakukan mengerti
Adapun pengaruh-pengaruh
permasalahannya menurut proporsi
tersebut adalah :
yang sebenarnya
1) Penenang
dimensional
2) Perangsang
pengembangan hak-hak anak dalam
3) Menimbulkan
(pemakainya
secara
meluas,
dan terpadu. Sebab
halusinasi
proses peradilan pidana adalah suatu
mampu
hasil interaksi dari adanya interrelasi
tidak
membedakan antara khyalan dan
antara
berbagai
kenyataan, kehilangan kesadaran
saling
terkait
akan waktu dan tempat).
mempengaruhi.Dimulai
Pengertian lain dari narkotika
fenomena
yang
dan
saling
dengan
memperhatikan aspek-aspek mental,
mungkin bisa dipaparkan sebagai
fisik,
bahan-bahan
dimensional, guna didapat pengertian
yang
tidak
dapat
sosial,
ekonomi
secara
dipergunakan dengan sembarangan
yang
sebab bisa memberi pengaruh pada
permasalahan dengan menggunakan
kesadaran, badan dan tingkah laku
metode pendekatan melalui disiplin
manusia.
ilmu yang bersifat interdisipliner.
tepat
mengenai
suatu
Sehubanga dengan pengertian
Hal ini terwujud dalam menyusun
narkotika ada beberapa pendapat
data sosial oleh probation officer
yang
(petugas
memberikan
Balai
Bispa)
sehingga
pengertina/pembatasan seperti yang
terbaca
dibawah
ini.Menurut
Sudarto, dalam bukunya Kapita
Selekta Hukum Pidana mengatakan
4
Soedjono Dirdjosisworo, Hukum
Narkotika Indonesia, Alumni, Bandung
1986, Halaman 3-4
6
kepribadian anak, keluarga, kondisi
manusiawi,
sosial dan ekonomi serta motivasi
merendahkan
dan
martabatnya,
tindak
pidana
diketahui,
serta
derajat
atau
dipahami, kemudian dirancanglah
6) Tidak dijatuhi pidana mati
suatu pola penanggulangan dengan
atau pidana seumur hidup,
mempertimbangkan setiap anak dan
7) Tidak
ditangkap,
ditahan,
dipenjara,
kecuali
individual,
atau
fisik
dan
sebagai upaya terakhir dan
psikologi terhadap anak agar dapat
dalam waktu yang paling
menginterprestasikan
singkat,
situasinya
misalnya
secara
dengan
tes
8) Memperoleh
kepribadiannya.
keadilan
di
muka pengadilan Anak yang
B. Hak dan Kewajiban Anak
Hak dan Kewajiban anak
objektif, tidak memihak, dan
menurut UU No. 11 Tahun 2012
dalam sidang yang tertutup
tentang Sistem Peradilan Pidana
untuk umum,
Anak Pasal 3, setiap anak dalam
1) Diperlakukan
secara
manusiawi
dengan
kebutuhan
dari
10) Memperoleh
pendampingan
dari orang tua/wali dan orang
yang dipercaya oleh Anak
11) Memperoleh advokasi, 5
sesuai dengan umurnya,
2) Dipisahkan
dipublikasikan
identitasnya,
proses peradilan pidana berhak :
memperhatikan
9) Tidak
orang
12) Memperoleh
kehidupan
pribadi,
dewasa,
3) Memperoleh bantuan hukum
dan
bantuan
lain
secara
13) Memperoleh
aksesibilitas,
terutama bagi anak cacat,
efektif,
4) Melakukan
kegiatan
rekreasional,
5) Bebas
dari
penyiksaan,
penghukuman atau perlakuan
lain
yang
kejam,
tidak
5
Wagiati Soetedjo dan Melani,
Hukum Pidana Anak, Refika Aditama,
Bandung, 2013, hlm. 49-54.
7
14) Memperoleh
pendidikan,
memperoleh
pelayanan
kesehatan, dan
(polisi, jaksa, hakim, advokat) dan
masyarakat.Para
penegak
hukum
harus memiliki rasa tanggung jawab
dalam hal ini karena ketebalan rasa
15) Memperoleh hak lain sesuai
of
setiap pejabat penegak hukum harus
35
Undang-Undang
Tahun
2014
tentang
Perlindungan Anak, yang dimaksud
dengan perlindungan anak adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya
dapat
hidup,
tumbuh,
berkembang dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan
martabat
mendapat
kemanusiaan,
serta
perlindungan
dari
kekerasan dan diskriminasi.Negara
seluruh
sebagai
lapisan
wujud
masyarakat
penyelenggaraan
perlindungan terhadap anak. Karena
dalam hal
ini
dalam
anak merupakan
suatu
jaringan
narkotika. Sehingga dalam hal ini
diperlukan
mempunyai
kerjasama
yang baik
antara pemerintah, penegak hukum
dimensi
pertanggungjawaban terhadap diri
sendiri,
Menurut
korban
sense
perundang-undangan.
narkotika.
dan
atau
responsibility yang mesti dimiliki
anak yang dijadikan korban
agar
jawab
dengan ketentuan peraturan
A. Perlindungan hukum terhadap
No.
tanggung
masyarakat,
serta
pertanggungjawaban kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Pada dasarnya
pelaksanaan diversi dan restorative
justice
memberikan
terhadap
dukungan
proses
terhadap
anak
dengan
hukum.
prinsip
utama
perlindungan
yang
berkonflik
Sesuai
dari
dengan
diversi
dan
restorative justice, mempunyai dasar
kesamaan
yaitu
menghindarkan
pelaku tindak pidana dari sistem
peradilan
pidana
formal
dan
memberikan kesempatan anak pelaku
untuk menjalankan sanksi alternative
tanpa pidana penjara. Perlu diingat,
perlindungan dan kepentingan yang
terbaik bagi anak tetap diutamakan
sebagaimana spirit yang diberikan
dalam UU SPPA. Berkaitan dengan
kasus Khusus tindak pidana yang
dilakukan anak, ada yang dinamakan
8
diversi,
yaitu
penyelesaian
perkara
pengalihan
Anak
dari
tanggung jawab Negara dan seluruh
lapisan masyarakat sebagai wujud
proses peradilan pidana ke proses di
penyelenggaraan
luar peradilan pidana Ini untuk
terhadap anak. Karena dalam hal ini
menghindari dan menjauhkan anak
anak merupakan korban dalam suatu
dari proses peradilan sehingga dapat
jaringan narkotika. Sehingga dalam
menghindari stigmatisasi terhadap
hal ini diperlukan kerjasama yang
anak
baik antara pemerintah, penegak
yang
berhadapan
dengan
hukum dan diharapkan anak dapat
hukum
kembali ke dalam lingkungan sosial
advokat) dan masyarakat.
secara wajar. Proses diversi ini
B. Penerapan
sanksi
bandar
narkotika
dilakukan
melalui
musyawarah
(polisi,
perlindungan
jaksa,
dengan melibatkan anak dan orang
menjadikan
tua/walinya, korban dan/atau orang
korban narkotika
tua/walinya,
profesional berdasarkan pendekatan
keadilan restorative UU SPPA lebih
mengedepankan unsur diversi atau
pada
hukuman
tingkat
pemidanaan
pemeriksaan,
penuntutan hingga peradilan bagi si
tersangka. Artinya bila tersangka
kasus narkoba merupakan anak di
bawah umur, maka dimungkinkan ia
akan mendapat sanksi yang berbeda,
karena
terhadap
yang
sebagai
pembimbing
Sanksi
kemasyarakatan, dan pekerja sosial
pengalihan
anak
hakim,
berlaku
UU
SPPA
terhadapnya.
Sebenarnya penanggulangan
Obat-obat terlarang atau narkotika
yang dilakukan oleh anak merupakan
bagi
bandar
narkotika berbeda-beda tergantung
dari tindakan apa yang dilakukannya.
Mengenai tindakan apa yang dapat
dikenai pidana mati, berikut adalah
beberapa tindak pidana yang dapat
dihukum
mati
berdasarkan
UU
Narkotika:
1. Tanpa hak atau melawan hukum
menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menjadi perantara dalam
jual beli, menukar, menyerahkan,
atau menerima Narkotika Golongan I
dalam
bentuk
tanaman
beratnya
melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon atau
9
dalam
bentuk
beratnya
5
bukan
tanaman
(lima)
gram,
gram,pelaku
pidana
dipidana
dengan
pidana
penjara
mati,
pelaku dipidana dengan pidana mati,
seumur hidup, atau pidana penjara
pidana penjara seumur hidup, atau
paling singkat 5 (lima) tahun dan
pidana penjara paling singkat 6
paling lama 20 (dua puluh) tahun
(enam) tahun dan paling lama 20
dan pidana denda maksimum Rp.
(dua puluh) tahun dan pidana denda
8.000.000.000,00 (delapan miliar
maksimum Rp. 10.000.000.000,00
rupiah) ditambah 1/3 (sepertiga).
(sepuluh miliar rupiah) ditambah 1/3
3) Tanpa hak atau melawan hukum
(sepertiga).
menawarkan
menjual,
1) Dalam hal penggunaan narkotika
terhadap
orang
lain
atau
pemberian Narkotika Golongan I
untuk
digunakan
orang
lain
(secara tanpa hak atau melawan
hukum) mengakibatkan orang lain
mati atau cacat permanen, pelaku
dipidana dengan pidana mati,
pidana penjara seumur hidup, atau
pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan pidana
denda
maksimum
Rp.
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) ditambah 1/3 (sepertiga).
2) Tanpa hak atau melawan hukum
perbuatan
mengimpor,
memproduksi,
mengekspor,
atau
menyalurkan Narkotika Golongan
II yang beratnya melebihi 5 (lima)
untuk
membeli,
dijual,
menerima,
menjadi perantara dalam jual beli,
menukar,
atau
menyerahkan
Narkotika Golongan II beratnya
melebihi 5 (lima) gram, pelaku
dipidana dengan pidana mati,
pidana penjara seumur hidup, atau
pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan pidana
denda
maksimum
Rp.
8.000.000.000,00 (delapan miliar
rupiah) ditambah 1/3 (sepertiga).
4) Tanpa hak atau melawan hukum
menggunakan Narkotika terhadap
orang
lain
atau
pemberian
Narkotika Golongan II untuk
digunakan
orang
lain
yang
mengakibatkan orang lain mati
atau
cacat
permanen, pelaku
dipidana dengan pidana mati,
10
pidana penjara seumur hidup, atau
rupiah) dan paling banyak Rp.
pidana penjara paling singkat 5
20.000.000.000,00
(lima) tahun dan paling lama 20
miliar rupiah).
(dua
puluh
(dua puluh) tahun dan pidana
denda
maksimum
8.000.000.000,00 (delapan miliar
rupiah) ditambah 1/3 (sepertiga).
5) Menyuruh,
memberi
atau
menjanjikan sesuatu, memberikan
kesempatan,
menganjurkan,
memberikan
kemudahan,
memaksa
dengan
ancaman,
memaksa
dengan
kekerasan,
melakukan tipu muslihat, atau
membujuk
anak
yang
belum
cukup umur untuk melakukan
tindak
pidana
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 111, Pasal
112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal
115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal
118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal
121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal
124, Pasal 125, Pasal 126, dan
Pasal 129 UU Narkotika dipidana
dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup, atau pidana
penjara paling singkat 5 (lima)
tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda
paling
sedikit
2.000.000.000,00
Pada
Rp.
(dua
Rp.
miliar
dasarnya,
kriteria
untuk dapat dikenakan sanksi pidana
adalah
tindakan
yang
dilakukan
harus memenuhi semua unsur yang
diatur
dalam
pasal-pasal
pidana
dalam UU Narkotika. Ada dua unsur
penting harus terpenuhinya unsur
‘kekuasaan atas suatu benda’, dan
‘adanya kemauan untuk memiliki
benda itu’. Bila si tersangka atau
terdakwa
tidak
bagaimana
ia
mengetahui
sampai
kedapatan
membawa narkotika dan apalagi
tidak menghendaki untuk memiliki
benda
itu. Dan
pada
akhirnya
bergantung kepada penilaian hakim
apakah akan menjatuhkan pidana
mati
atau
tidak.Narkoba
telah
menjadi permasalahan yang sangat
serius diberbagai negara diseluruh
dunia
tak
terkecuali
di
Indonesia,mungkin kita sudah sering
mengetahui dari berbagai media
informasi telah sering dilakukan
penangkapan
terhadap
pengedar
narkoba baik itu melalui media
elektronik,koran maupun kita lihat
11
sendiri.sebenarnya
ancaman
hukuman penjara bagi
pengedar
narkoba
sangat
Indonesia,tetapi
pengedar
berat
di
mengapa
para
tersebut
tidak
merasa
1.
Perlindungan hukum terhadap
anak sangat penting, mengingat
anak
merupakan
penerus
bangsa.
generasi
Untuk
itu
diperlukan Perundang-undangan
takut?dan bahkan warga negara asing
yang
sudah banyak yang ditangkap polisi
berbagai tindak pidana, yaitu
karena berani membawa narkoba ke
Undang-Undang No.35 Tahun
indonesia.ancaman
2014 Perubahan atas Undang-
hukuman
melindungi
anak
pengedar narkoba di indonesia paling
Undang
No.23
singkat
Tentang
Perlindungan
4
hukuman
tahun
dan
mati.selain
maksimal
pemerintah
dari
Tahun
2002
Anak.
Indonesia adalah Negara pihak
siap
dalam Konvensi Hak-Hak Anak
pemberantasan
(Convention on the Rights of the
narkoba,alangkah baiknya kita juga
Child). Sebagai negara pihak,
mengetahui hukuman yang berlaku
Indonesia mempunyai kewajiban
bagi pengedar narkoba tersebut yang
untuk memberikan pelindungan
tercantum
undang-undang
khusus
2009
berhadapan
yang
konsisten
melaksanakan
nomor
35
dalam
tahun
selalu
tentang
terhadap
anak
yang
dengan
hukum.perlindungan
narkotika.
dan
kepentingan yang terbaik bagi
III. PENUTUP
anak
A. Kesimpulan
Berdasarkan
sebagaimana
pembahasan
diatas tentang perlindungan hukum
terhadap anak yang dijadikan korban
narkotika, maka penulis menarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut
:
tetap
diutamakan
spirit
yang
diberikan dalam UU SPPA.
Berkaitan dengan kasus Khusus
tindak pidana yang dilakukan
anak,
diversi,
ada
yang
yaitu
dinamakan
pengalihan
penyelesaian perkara Anak dari
proses
peradilan
pidana
ke
proses di luar peradilan pidana
12
Ini
untuk
menghindari
dan
menjauhkan anak dari proses
peradilan
sehingga
menghindari
Mengenai tindakan apa yang
dapat
dikenai
pidana
mati,
dapat
stigmatisasi
terhadap anak yang berhadapan
dengan hukum dan diharapkan
berikut adalah beberapa tindak
pidana yang dapat dihukum mati
berdasarkan
UU
Narkotika,
anak dapat kembali ke dalam
lingkungan sosial secara wajar.
Proses diversi ini dilakukan
melalui
musyawarah
melibatkan
anak
tua/walinya,
dengan
dan
korban
dan/atau
dan
menawarkan
untuk
dijual,
menjual,
membeli,
menjadi
perantara
dalam
jual
beli,
menukar,
menyerahkan,
atau
orang
orang tua/walinya, pembimbing
kemasyarakatan,
Tanpa hak atau melawan hukum
pekerja
menerima Narkotika Golongan I
sosial profesional berdasarkan
pendekatan keadilan restorative
UU SPPA lebih mengedepankan
unsur diversi atau pengalihan
hukuman
pemidanaan
peradilan
melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon
pada
tingkat pemeriksaan, penuntutan
hingga
dalam bentuk tanaman beratnya
bagi
si
tersangka. Artinya bila tersangka
atau
dalam
bentuk
bukan
tanaman beratnya 5 (lima) gram,
pelaku dipidana dengan pidana
kasus narkoba merupakan anak
di
bawah
umur,
maka
dimungkinkan ia akan mendapat
sanksi yang berbeda, karena
mati, pidana penjara seumur
hidup,
atau
pidana
penjara
paling singkat 6 (enam) tahun
berlaku UU SPPA terhadapnya.
2.
Setiap bagi bandar narkotika
berbeda-beda tergantung dari
tindakan apa yang dilakukannya.
dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun
dan
maksimum
pidana
denda
10.000.000.000,00
13
(sepuluh
miliar
rupiah)
ujung
tombak
untuk
memberantas narkotika.
ditambah 1/3 (sepertiga).
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis
berikan sesuai hasil penelitian yang
penulis peroleh sebagai berikut :
1. Perlunya peran orangtua untuk
mengawasi anaknya agar tidak
terjerumus kedalam pengaruh
obat-obatan terlarang atau yang
di
sebut
dengan
narkotika,
dengan adanya SPPA sudah
sangat
anak
menguntungkan
yang
menjadi
bagi
korban
narkotika.
2. Pentingya peran kepolisian atau
badan narkotika nasional untuk
mempublikasikan
bagibandar
pengguna
hukuman
narkotika
narkoba
di
dan
sosial
media(TV) dan koran. Agar
masyrakat yang ingin melakukan
kejahatan tersebut merasa takut,
dan harus adanya pengawasan
dan pencegahan yang dilakukan
oleh Badan narkotika nasional
dan pihak kepolisian sebagai
14
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Didik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Urgensi Perlindingan
Korban Kejahatan, Antara Norma dan Realita, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2007
Nasharina, Perlindungan Hukum Bagi Anak di Indonesia , Rajawali Pers,
Jakarta, 2011
Paulus
Hadisucipto,
Delinkuensi
anak
penanggulangannya, Seleras, Malang, 2010
pemahaman
dan
Soedjono Dirdjosisworo, Hukum Narkotika Indonesia, Alumni, Bandung
1986
Wagiato Soetedjo dan Melani, Hukum Pidana Anak, Refika Aditama,
Bandung, 2013
B. Peraturan Perundan-Undangan
Kitab Undang-undang hukum pidana
Undang-undang republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang
perubahan atas undang undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan
anak
Undang-undang republik indonesia nomor 35 tahun 2009 tentang
narkotika
Undang-undang republik indonesia nomor 11 tahun 2012
Tentang sistem peradilan pidana anak
C. Sumber Lainya
https://www.scribd.com/doc/98090711/Batasan-Umur-Anak-Menurut-Idai
https://asiaaudiovisualexc09zihansyarfilani.wordpress.com/2009/06/27/bat
asan-usia-bagi-tiap-masa-perkembangan/
15
BIODATA PENULIS
NAMA
: RIZKY ADITYA OKTARIANTO
TEMPAT TANGGAL LAHIR
: TOLI-TOLI, 28 OKTOBER 1995
ALAMAT
: JL. CUT MUTIA
EMAIL
: [email protected]
NOMOR TELEPON/HP
: 083133016573
16
KORBAN OLEH BANDAR NARKOTIKA
RIZKY ADITYA OKTARIANTO
D 101 13 329
PEMBIMBING I : Dr. BENNY D YUSMAN, S.H,. M.H
PEMBIMBING II : AWALIAH, S.H,. M.H
ABSTRAK
Penyalahgunan narkotika tak lagi memandang usia mulai dari anak-anak
remaja, orang dewasa hingga orang tua sekalipun, tidak jarang para bandar
narkotika memanfaatkan anak di bawah umur untuk dijadikan korban obatobatan terlarang tersebut. Kurangnya pengetahuan terhadap narkotika, dan
ketidakmampuan untuk menolak serta melawan membuat anak di bawah umur
menjadi sasaran bandar narkotika oleh karena itu Perlindungan terhadap anak
sangat penting, mengingat anak merupakan generasi penerus bangsa. Untuk itu
diperlukan undang-undang yang melindungi anak dari berbagai tindak pidana,
yaitu undang-undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undangundang No. 23 Tahun 2002 Tentang perlindungan anak. metodo penelitian yang
digunakan ialah metode penelitian hukum Normatif bentuk penulisan hukum yang
berdasarkan penulisan hukum doktriner atau penelitian kepustakaankarena hanya
diajukan kepada Undang-undang tertulis sehingga penulisan ini sangat erat
berhubungan dengan kepustakaan karena akan membutuhkan data-data yang bersifat
skunder. Di akui dalam masa pertumbuhan secara fisik dan mental, anak
membutuhkan perawatan dan perlindungan yang khusus serta perlindungan
hukum baik sebelum maupun sesudah lahir.
Kata kunci : Perlindungan Anak
1
I. PENDAHULUAN
dampak
A. Latar Belakang Masalah
sosial, dan kehidupan anak.
Anak
adalah
salah
satu
kerugian
Anak
mental,
adalah
fisik,
bagian
dari
amanah dan karunia Tuhan Yang
generasi
muda
Maha Esa, yang dalam dirinya
potensi
dan
melekat harkat dan martbat sebagai
perjuangan bangsa di masa yang
manusia seutuhnya. Oleh karena itu
akan datang. Anak membutuhkan
anak
asasi
pembinaan dan perlindungan khusus
manusia yang diakui oleh bangsa-
dalam menjamin pertumbuhan dan
bangsa di dunia dan merupakan
perkembangan fisik, mental dan
landasan
kemerdekaan,
sosial secara seimbang. Sungguh
keadilan, dan perdamaian di seluruh
ironis bahwa seorang anak yang
dunia.
seharusnya
juga
memiliki
bagi
Diakui
hak
dalam
masa
yang
merupakan
penerus
bermain
dan
cita-cita
belajar
pertumbuhan secara fisik dan mental,
harus menghadapi masalah hukum
anak membutuhkan perawatan dan
dan menjalani proses peradilan yang
perlindungan yang khusus, serta
hampir
perlindungan hukum baik sebelum
orang dewasa. Tentu saja hal ini
maupun sesudah lahir. Disamping
menimbulkan pro kontra. Di satu sisi
itu, patut diakui bahwa keluarga
banyak pihak yang menganggap
merupakan
lingkungan
bagi
menjatuhan pidana bagi anak adalah
pertumbuhan
dan
kesejahteraan
tidak bijak, namun ada sebagian
sama
prosesnya
dengan
anak, serta untuk perkembangan
yang
kepribadian anak secara utuh dan
terhadap anak penting dilakukan agar
serasi
lingkungan
sikap buruk anak tidak terjadi sampai
keluarga yang bahagia, penuh kasih
dewasa, artinya agar memberi efek
sayang
jera bagi si anak.
membutuhkan
dan
pengertian.
Pada
hakikatnya anak tidak dapat menjaga
beranggapan
Pada
pemidanaan
hakekatnya,
segala
dan melindungi dirinya sendiri dari
bentuk penanganan terhadap anak
berbagai tindakan kekerasan atau
yang menghadapi masalah hukum
diskriminasi
dalam hal ini menghadapai masalah
yang
menimbulkan
2
mengedarkan
narkotika
harus
dikategorikan
sebagai
anak,Anak
dilakukan dengan memprioritaskan
memiliki
karakteristik
khusus
kepentingan terbaik untuk si anak.
(spesifik)
dibandingkan
dengan
Oleh karena itu keputusan yang
orang dewasa dan merupakan salah
diambil dalam kasus tersebut harus
satu kelompok rentan yang haknya
adil dan proposional tidak semata-
masih terabaikan, oleh karena itu
mata dilakukan atas pertimbangan
hak-hak
hukum tapi juga mempertimbangkan
diprioritaskan,Mengenai
faktor lain seperti kondisi lingkungan
anak, ada banyak pengertian dan
sekitar, status
definisi.Secara awam, anak dapat
sosial anak,
dan
anak
menjadi
penting
definisi
keadaan keluarga.1
dartikan sebagai seseorang yang
B. Rumusan Masalah
dilahirkan akibat hubungan antara
1) Bagaimana
perlindungan
pria dan wanita ini jika terikat dalam
hukum terhadap anak yang di
suatu ikatan perkawinan, Dalam
jadikan korban narkotika?
hukum positif di Indonesia anak
2) Bagaimana penerapan sanksi
diartikan sebagai orang yang belum
terhadap
yang
bandar
narkotika
menjadikan
anak
sebagai korban narkotika?
dewasa (minderjarig/person under
age),
orang
umur/keadaan
yang
dibawah
dibawah
umur
II. PEMBAHASAN
(minderjarig heid/inferiority) atau
A. Pengertian Anak
biasa disebut juga sebagai anak yang
berada dibawah pengawasan wali
Pengertian
kaitannya
anak
dengan
dalam
(minderjarige under voordij).
perilaku
delinkuensi anak, biasanya dilakukan
Pengertian anak itu sendiri
dengan mendasarkan pada tingkatan
jika kita tinjau lebih lanjut dari segi
usia,
usia
usia menurut hukum dapat berbeda-
dapat
beda tergantung tempat, waktu dan
dalam
berapakah
arti
tingkat
seorang
untuk keperluan apa, hal ini juga
1
Nasharina, Perlindungan Hukum
Bagi Anak di Indonesia, Rajawali Pers,
Jakarta, 2011, Hlm. 3
akan mempengaruhi batasan yang
digunakan untuk menentukan umur
3
anak, Pengertian anak ini menjadi
berusia dibawah 18 (delapan belas)
penting terutama berkaitan dengan
tahun dan belum menikah termasuk
upaya perumusan batasan upaya
anak yang masih dalam kandungan
pertanggungjawaban
apabila hal tersebut adalah demi
(criminal
pidana
responsibility)
terhadap
kepentingannya.2
Mengenai
seorang anak yang melakukantindak
pengertian atau definisi anak dalam
kriminal,
dalam
berbagai
berapakah
seorang
berprilaku
peraturan
perundang-
tingkat
usia
anak
yang
undangan yang ada di Indonesia saat
dapat
ini
kriminal
dipertanggungjawabkan
secara
belum
ada
batasan
yang
konsisten. Artinya antara satu dengan
lainnya belum terdapat keseragaman,
pidana.
melihat hal tersebut dapat ditarik
Di
Indonesia
mengenai
batasan usia tersebut dapat dilakukan
penelusuran
terhadap
beberapa
peraturan
perundang-undangan,
kesimpulan bahwa penetapan batasan
umur atau usia anak digantungkan
pada kepentingan pada saat produk
hukum tersebut dibuat.
sebagai berikut: Dalam Pasal 1
Convention On The Rights of The
Dalam Pengaturan hukum di
Child, anak diartikan sebagai setiap
Indonesia, korban selalu menjadi
orang dibawah usia 18 tahun, kecuali
pihak yang paling dirugikan, selain
berdasarkan hukum yang berlaku
korban telah menderita kerugian
terhadap anak, kedewasaan telah
akibat kejahatan yang menimpa
diperoleh
Yang
dirinya, baik secara materiil, fisik,
adalah
maupun psikologis, korban juga
mereka yang belum dewasa dan yang
harus menanggung derita berganda
menjadi dewasa karena peraturan
karena
tertentu mental, fisik masih belum
diperlakukan hanya sebagai sarana
dewasa, Undang-Undang Nomor 39
demi terwujudnya sebuah kepastian
dimaksud
sebelumnya.
dengan
anak
tanpa
disadari
sering
Tahun 1999 tentang Hak Asasi
manusia
menjabarkan
pengertian
tentang anak ialah manusia yang
2
Paulus Hadisuprapto, Delinkuensi
Anak Pemahaman dan Penanggulangannya,
Selaras, Malang, 2010, hlm.11.
4
hukum, misalnya harus kembali
4)
No victimization, yaitu korban
mengemukakan, mengingat bahkan
yang
mengulangi
misalnya konsumen yang tertipu
(merekontruksi)
kejahatan
yang
menimpanya
pada
saat
setelah
penyidikan
kasusnya
dapat
pernah
dalam
sedang
produksi masyarakat. 3
menjalani proses pemeriksaan, baik
ditingkat
tidak
maupun
diperiksa
di
diketahui
menggunakan
suatu
Menghilangkan rasa sakit
dan lain-lain. Namun dikemudian
diketahui
pula
bahwa
zat-zat
pengadilan. Keberpihakan hukum
narkotika memiliki daya pecanduan
terhadap
terkesan
yang bisa menimbulka si pemakai
timpang jika dibandingkan dengan
bergantung hidupnya kepada obat-
tersangka (terdakwa), terlihat dari
obat narkotika itu. Hal tersebut dapat
adanya
dihindarkan apa bila pemakainya di
korban
yang
beberapa
peraturan
perundang-undangan
yang
lebih
luar pengawasan dan pengadilan
banyak memberikan hak istimewa
penggunaan
kepada
(terdakwa)
pencegahaan, pemberantasan dalam
kepada
rangka penaggulangannya diperlukan
tersangka
dibandingkan
korban.Kemudian
Wolfgang
Sellin
sebagaimana
Suryono
dan
dikutip
Ekotama
dkk,
kehadiran
narkotika
hukum
yaitu
dan
hukum
narkotika yang sarat dengan tuntutan
perkembangan zaman.
mengelompokkan korban sebagai
Istilah
berikut.
dipergunakan
1)
primary
victimization,
yaitu
korban berupa individu atau
narkotika
di
“narcotics” pada
sini
yang
bukanlah
farmacologie
(farmasi), melainkan sama artinya
perorangan
2)
secondary victimization, yaitu
korban
kelompok,
misalnya
badan hukum
3)
Tertiary
victimization,
yaitu
3
Didik M. Arief Mansur dan
Elisatris Gultom, Urgensi Perlindungan
Korban Kejahatan, antara norma dan
realita, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta,2007,
korban masyarakat luas
5
dengan “drug”, yaitu sejenis zat
bahwa, “perkataan narkotika berasal
apabila dipergunakan akn membawa
dari perkataan Yunani “Narke”,
efek dan engaruh-pengaruh tertentu
yang berarti terbius sehingga tidak
bagi tubuh si pemakai, yaitu :
merasakan
a. Mempengaruhi kesadaran
Mengembangkan
b. Memberikan dorongan yang dapat
dalam
berpengaruh
terhadap
prilaku
manusia
apa-apa.4
proses
hak-hak
anak
peradilan
guna
mewujudkan perlindungan hukum
bagi anak, diperlakukan mengerti
Adapun pengaruh-pengaruh
permasalahannya menurut proporsi
tersebut adalah :
yang sebenarnya
1) Penenang
dimensional
2) Perangsang
pengembangan hak-hak anak dalam
3) Menimbulkan
(pemakainya
secara
meluas,
dan terpadu. Sebab
halusinasi
proses peradilan pidana adalah suatu
mampu
hasil interaksi dari adanya interrelasi
tidak
membedakan antara khyalan dan
antara
berbagai
kenyataan, kehilangan kesadaran
saling
terkait
akan waktu dan tempat).
mempengaruhi.Dimulai
Pengertian lain dari narkotika
fenomena
yang
dan
saling
dengan
memperhatikan aspek-aspek mental,
mungkin bisa dipaparkan sebagai
fisik,
bahan-bahan
dimensional, guna didapat pengertian
yang
tidak
dapat
sosial,
ekonomi
secara
dipergunakan dengan sembarangan
yang
sebab bisa memberi pengaruh pada
permasalahan dengan menggunakan
kesadaran, badan dan tingkah laku
metode pendekatan melalui disiplin
manusia.
ilmu yang bersifat interdisipliner.
tepat
mengenai
suatu
Sehubanga dengan pengertian
Hal ini terwujud dalam menyusun
narkotika ada beberapa pendapat
data sosial oleh probation officer
yang
(petugas
memberikan
Balai
Bispa)
sehingga
pengertina/pembatasan seperti yang
terbaca
dibawah
ini.Menurut
Sudarto, dalam bukunya Kapita
Selekta Hukum Pidana mengatakan
4
Soedjono Dirdjosisworo, Hukum
Narkotika Indonesia, Alumni, Bandung
1986, Halaman 3-4
6
kepribadian anak, keluarga, kondisi
manusiawi,
sosial dan ekonomi serta motivasi
merendahkan
dan
martabatnya,
tindak
pidana
diketahui,
serta
derajat
atau
dipahami, kemudian dirancanglah
6) Tidak dijatuhi pidana mati
suatu pola penanggulangan dengan
atau pidana seumur hidup,
mempertimbangkan setiap anak dan
7) Tidak
ditangkap,
ditahan,
dipenjara,
kecuali
individual,
atau
fisik
dan
sebagai upaya terakhir dan
psikologi terhadap anak agar dapat
dalam waktu yang paling
menginterprestasikan
singkat,
situasinya
misalnya
secara
dengan
tes
8) Memperoleh
kepribadiannya.
keadilan
di
muka pengadilan Anak yang
B. Hak dan Kewajiban Anak
Hak dan Kewajiban anak
objektif, tidak memihak, dan
menurut UU No. 11 Tahun 2012
dalam sidang yang tertutup
tentang Sistem Peradilan Pidana
untuk umum,
Anak Pasal 3, setiap anak dalam
1) Diperlakukan
secara
manusiawi
dengan
kebutuhan
dari
10) Memperoleh
pendampingan
dari orang tua/wali dan orang
yang dipercaya oleh Anak
11) Memperoleh advokasi, 5
sesuai dengan umurnya,
2) Dipisahkan
dipublikasikan
identitasnya,
proses peradilan pidana berhak :
memperhatikan
9) Tidak
orang
12) Memperoleh
kehidupan
pribadi,
dewasa,
3) Memperoleh bantuan hukum
dan
bantuan
lain
secara
13) Memperoleh
aksesibilitas,
terutama bagi anak cacat,
efektif,
4) Melakukan
kegiatan
rekreasional,
5) Bebas
dari
penyiksaan,
penghukuman atau perlakuan
lain
yang
kejam,
tidak
5
Wagiati Soetedjo dan Melani,
Hukum Pidana Anak, Refika Aditama,
Bandung, 2013, hlm. 49-54.
7
14) Memperoleh
pendidikan,
memperoleh
pelayanan
kesehatan, dan
(polisi, jaksa, hakim, advokat) dan
masyarakat.Para
penegak
hukum
harus memiliki rasa tanggung jawab
dalam hal ini karena ketebalan rasa
15) Memperoleh hak lain sesuai
of
setiap pejabat penegak hukum harus
35
Undang-Undang
Tahun
2014
tentang
Perlindungan Anak, yang dimaksud
dengan perlindungan anak adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya
dapat
hidup,
tumbuh,
berkembang dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan
martabat
mendapat
kemanusiaan,
serta
perlindungan
dari
kekerasan dan diskriminasi.Negara
seluruh
sebagai
lapisan
wujud
masyarakat
penyelenggaraan
perlindungan terhadap anak. Karena
dalam hal
ini
dalam
anak merupakan
suatu
jaringan
narkotika. Sehingga dalam hal ini
diperlukan
mempunyai
kerjasama
yang baik
antara pemerintah, penegak hukum
dimensi
pertanggungjawaban terhadap diri
sendiri,
Menurut
korban
sense
perundang-undangan.
narkotika.
dan
atau
responsibility yang mesti dimiliki
anak yang dijadikan korban
agar
jawab
dengan ketentuan peraturan
A. Perlindungan hukum terhadap
No.
tanggung
masyarakat,
serta
pertanggungjawaban kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Pada dasarnya
pelaksanaan diversi dan restorative
justice
memberikan
terhadap
dukungan
proses
terhadap
anak
dengan
hukum.
prinsip
utama
perlindungan
yang
berkonflik
Sesuai
dari
dengan
diversi
dan
restorative justice, mempunyai dasar
kesamaan
yaitu
menghindarkan
pelaku tindak pidana dari sistem
peradilan
pidana
formal
dan
memberikan kesempatan anak pelaku
untuk menjalankan sanksi alternative
tanpa pidana penjara. Perlu diingat,
perlindungan dan kepentingan yang
terbaik bagi anak tetap diutamakan
sebagaimana spirit yang diberikan
dalam UU SPPA. Berkaitan dengan
kasus Khusus tindak pidana yang
dilakukan anak, ada yang dinamakan
8
diversi,
yaitu
penyelesaian
perkara
pengalihan
Anak
dari
tanggung jawab Negara dan seluruh
lapisan masyarakat sebagai wujud
proses peradilan pidana ke proses di
penyelenggaraan
luar peradilan pidana Ini untuk
terhadap anak. Karena dalam hal ini
menghindari dan menjauhkan anak
anak merupakan korban dalam suatu
dari proses peradilan sehingga dapat
jaringan narkotika. Sehingga dalam
menghindari stigmatisasi terhadap
hal ini diperlukan kerjasama yang
anak
baik antara pemerintah, penegak
yang
berhadapan
dengan
hukum dan diharapkan anak dapat
hukum
kembali ke dalam lingkungan sosial
advokat) dan masyarakat.
secara wajar. Proses diversi ini
B. Penerapan
sanksi
bandar
narkotika
dilakukan
melalui
musyawarah
(polisi,
perlindungan
jaksa,
dengan melibatkan anak dan orang
menjadikan
tua/walinya, korban dan/atau orang
korban narkotika
tua/walinya,
profesional berdasarkan pendekatan
keadilan restorative UU SPPA lebih
mengedepankan unsur diversi atau
pada
hukuman
tingkat
pemidanaan
pemeriksaan,
penuntutan hingga peradilan bagi si
tersangka. Artinya bila tersangka
kasus narkoba merupakan anak di
bawah umur, maka dimungkinkan ia
akan mendapat sanksi yang berbeda,
karena
terhadap
yang
sebagai
pembimbing
Sanksi
kemasyarakatan, dan pekerja sosial
pengalihan
anak
hakim,
berlaku
UU
SPPA
terhadapnya.
Sebenarnya penanggulangan
Obat-obat terlarang atau narkotika
yang dilakukan oleh anak merupakan
bagi
bandar
narkotika berbeda-beda tergantung
dari tindakan apa yang dilakukannya.
Mengenai tindakan apa yang dapat
dikenai pidana mati, berikut adalah
beberapa tindak pidana yang dapat
dihukum
mati
berdasarkan
UU
Narkotika:
1. Tanpa hak atau melawan hukum
menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menjadi perantara dalam
jual beli, menukar, menyerahkan,
atau menerima Narkotika Golongan I
dalam
bentuk
tanaman
beratnya
melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon atau
9
dalam
bentuk
beratnya
5
bukan
tanaman
(lima)
gram,
gram,pelaku
pidana
dipidana
dengan
pidana
penjara
mati,
pelaku dipidana dengan pidana mati,
seumur hidup, atau pidana penjara
pidana penjara seumur hidup, atau
paling singkat 5 (lima) tahun dan
pidana penjara paling singkat 6
paling lama 20 (dua puluh) tahun
(enam) tahun dan paling lama 20
dan pidana denda maksimum Rp.
(dua puluh) tahun dan pidana denda
8.000.000.000,00 (delapan miliar
maksimum Rp. 10.000.000.000,00
rupiah) ditambah 1/3 (sepertiga).
(sepuluh miliar rupiah) ditambah 1/3
3) Tanpa hak atau melawan hukum
(sepertiga).
menawarkan
menjual,
1) Dalam hal penggunaan narkotika
terhadap
orang
lain
atau
pemberian Narkotika Golongan I
untuk
digunakan
orang
lain
(secara tanpa hak atau melawan
hukum) mengakibatkan orang lain
mati atau cacat permanen, pelaku
dipidana dengan pidana mati,
pidana penjara seumur hidup, atau
pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan pidana
denda
maksimum
Rp.
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) ditambah 1/3 (sepertiga).
2) Tanpa hak atau melawan hukum
perbuatan
mengimpor,
memproduksi,
mengekspor,
atau
menyalurkan Narkotika Golongan
II yang beratnya melebihi 5 (lima)
untuk
membeli,
dijual,
menerima,
menjadi perantara dalam jual beli,
menukar,
atau
menyerahkan
Narkotika Golongan II beratnya
melebihi 5 (lima) gram, pelaku
dipidana dengan pidana mati,
pidana penjara seumur hidup, atau
pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan pidana
denda
maksimum
Rp.
8.000.000.000,00 (delapan miliar
rupiah) ditambah 1/3 (sepertiga).
4) Tanpa hak atau melawan hukum
menggunakan Narkotika terhadap
orang
lain
atau
pemberian
Narkotika Golongan II untuk
digunakan
orang
lain
yang
mengakibatkan orang lain mati
atau
cacat
permanen, pelaku
dipidana dengan pidana mati,
10
pidana penjara seumur hidup, atau
rupiah) dan paling banyak Rp.
pidana penjara paling singkat 5
20.000.000.000,00
(lima) tahun dan paling lama 20
miliar rupiah).
(dua
puluh
(dua puluh) tahun dan pidana
denda
maksimum
8.000.000.000,00 (delapan miliar
rupiah) ditambah 1/3 (sepertiga).
5) Menyuruh,
memberi
atau
menjanjikan sesuatu, memberikan
kesempatan,
menganjurkan,
memberikan
kemudahan,
memaksa
dengan
ancaman,
memaksa
dengan
kekerasan,
melakukan tipu muslihat, atau
membujuk
anak
yang
belum
cukup umur untuk melakukan
tindak
pidana
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 111, Pasal
112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal
115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal
118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal
121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal
124, Pasal 125, Pasal 126, dan
Pasal 129 UU Narkotika dipidana
dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup, atau pidana
penjara paling singkat 5 (lima)
tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda
paling
sedikit
2.000.000.000,00
Pada
Rp.
(dua
Rp.
miliar
dasarnya,
kriteria
untuk dapat dikenakan sanksi pidana
adalah
tindakan
yang
dilakukan
harus memenuhi semua unsur yang
diatur
dalam
pasal-pasal
pidana
dalam UU Narkotika. Ada dua unsur
penting harus terpenuhinya unsur
‘kekuasaan atas suatu benda’, dan
‘adanya kemauan untuk memiliki
benda itu’. Bila si tersangka atau
terdakwa
tidak
bagaimana
ia
mengetahui
sampai
kedapatan
membawa narkotika dan apalagi
tidak menghendaki untuk memiliki
benda
itu. Dan
pada
akhirnya
bergantung kepada penilaian hakim
apakah akan menjatuhkan pidana
mati
atau
tidak.Narkoba
telah
menjadi permasalahan yang sangat
serius diberbagai negara diseluruh
dunia
tak
terkecuali
di
Indonesia,mungkin kita sudah sering
mengetahui dari berbagai media
informasi telah sering dilakukan
penangkapan
terhadap
pengedar
narkoba baik itu melalui media
elektronik,koran maupun kita lihat
11
sendiri.sebenarnya
ancaman
hukuman penjara bagi
pengedar
narkoba
sangat
Indonesia,tetapi
pengedar
berat
di
mengapa
para
tersebut
tidak
merasa
1.
Perlindungan hukum terhadap
anak sangat penting, mengingat
anak
merupakan
penerus
bangsa.
generasi
Untuk
itu
diperlukan Perundang-undangan
takut?dan bahkan warga negara asing
yang
sudah banyak yang ditangkap polisi
berbagai tindak pidana, yaitu
karena berani membawa narkoba ke
Undang-Undang No.35 Tahun
indonesia.ancaman
2014 Perubahan atas Undang-
hukuman
melindungi
anak
pengedar narkoba di indonesia paling
Undang
No.23
singkat
Tentang
Perlindungan
4
hukuman
tahun
dan
mati.selain
maksimal
pemerintah
dari
Tahun
2002
Anak.
Indonesia adalah Negara pihak
siap
dalam Konvensi Hak-Hak Anak
pemberantasan
(Convention on the Rights of the
narkoba,alangkah baiknya kita juga
Child). Sebagai negara pihak,
mengetahui hukuman yang berlaku
Indonesia mempunyai kewajiban
bagi pengedar narkoba tersebut yang
untuk memberikan pelindungan
tercantum
undang-undang
khusus
2009
berhadapan
yang
konsisten
melaksanakan
nomor
35
dalam
tahun
selalu
tentang
terhadap
anak
yang
dengan
hukum.perlindungan
narkotika.
dan
kepentingan yang terbaik bagi
III. PENUTUP
anak
A. Kesimpulan
Berdasarkan
sebagaimana
pembahasan
diatas tentang perlindungan hukum
terhadap anak yang dijadikan korban
narkotika, maka penulis menarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut
:
tetap
diutamakan
spirit
yang
diberikan dalam UU SPPA.
Berkaitan dengan kasus Khusus
tindak pidana yang dilakukan
anak,
diversi,
ada
yang
yaitu
dinamakan
pengalihan
penyelesaian perkara Anak dari
proses
peradilan
pidana
ke
proses di luar peradilan pidana
12
Ini
untuk
menghindari
dan
menjauhkan anak dari proses
peradilan
sehingga
menghindari
Mengenai tindakan apa yang
dapat
dikenai
pidana
mati,
dapat
stigmatisasi
terhadap anak yang berhadapan
dengan hukum dan diharapkan
berikut adalah beberapa tindak
pidana yang dapat dihukum mati
berdasarkan
UU
Narkotika,
anak dapat kembali ke dalam
lingkungan sosial secara wajar.
Proses diversi ini dilakukan
melalui
musyawarah
melibatkan
anak
tua/walinya,
dengan
dan
korban
dan/atau
dan
menawarkan
untuk
dijual,
menjual,
membeli,
menjadi
perantara
dalam
jual
beli,
menukar,
menyerahkan,
atau
orang
orang tua/walinya, pembimbing
kemasyarakatan,
Tanpa hak atau melawan hukum
pekerja
menerima Narkotika Golongan I
sosial profesional berdasarkan
pendekatan keadilan restorative
UU SPPA lebih mengedepankan
unsur diversi atau pengalihan
hukuman
pemidanaan
peradilan
melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon
pada
tingkat pemeriksaan, penuntutan
hingga
dalam bentuk tanaman beratnya
bagi
si
tersangka. Artinya bila tersangka
atau
dalam
bentuk
bukan
tanaman beratnya 5 (lima) gram,
pelaku dipidana dengan pidana
kasus narkoba merupakan anak
di
bawah
umur,
maka
dimungkinkan ia akan mendapat
sanksi yang berbeda, karena
mati, pidana penjara seumur
hidup,
atau
pidana
penjara
paling singkat 6 (enam) tahun
berlaku UU SPPA terhadapnya.
2.
Setiap bagi bandar narkotika
berbeda-beda tergantung dari
tindakan apa yang dilakukannya.
dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun
dan
maksimum
pidana
denda
10.000.000.000,00
13
(sepuluh
miliar
rupiah)
ujung
tombak
untuk
memberantas narkotika.
ditambah 1/3 (sepertiga).
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis
berikan sesuai hasil penelitian yang
penulis peroleh sebagai berikut :
1. Perlunya peran orangtua untuk
mengawasi anaknya agar tidak
terjerumus kedalam pengaruh
obat-obatan terlarang atau yang
di
sebut
dengan
narkotika,
dengan adanya SPPA sudah
sangat
anak
menguntungkan
yang
menjadi
bagi
korban
narkotika.
2. Pentingya peran kepolisian atau
badan narkotika nasional untuk
mempublikasikan
bagibandar
pengguna
hukuman
narkotika
narkoba
di
dan
sosial
media(TV) dan koran. Agar
masyrakat yang ingin melakukan
kejahatan tersebut merasa takut,
dan harus adanya pengawasan
dan pencegahan yang dilakukan
oleh Badan narkotika nasional
dan pihak kepolisian sebagai
14
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Didik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Urgensi Perlindingan
Korban Kejahatan, Antara Norma dan Realita, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2007
Nasharina, Perlindungan Hukum Bagi Anak di Indonesia , Rajawali Pers,
Jakarta, 2011
Paulus
Hadisucipto,
Delinkuensi
anak
penanggulangannya, Seleras, Malang, 2010
pemahaman
dan
Soedjono Dirdjosisworo, Hukum Narkotika Indonesia, Alumni, Bandung
1986
Wagiato Soetedjo dan Melani, Hukum Pidana Anak, Refika Aditama,
Bandung, 2013
B. Peraturan Perundan-Undangan
Kitab Undang-undang hukum pidana
Undang-undang republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang
perubahan atas undang undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan
anak
Undang-undang republik indonesia nomor 35 tahun 2009 tentang
narkotika
Undang-undang republik indonesia nomor 11 tahun 2012
Tentang sistem peradilan pidana anak
C. Sumber Lainya
https://www.scribd.com/doc/98090711/Batasan-Umur-Anak-Menurut-Idai
https://asiaaudiovisualexc09zihansyarfilani.wordpress.com/2009/06/27/bat
asan-usia-bagi-tiap-masa-perkembangan/
15
BIODATA PENULIS
NAMA
: RIZKY ADITYA OKTARIANTO
TEMPAT TANGGAL LAHIR
: TOLI-TOLI, 28 OKTOBER 1995
ALAMAT
: JL. CUT MUTIA
: [email protected]
NOMOR TELEPON/HP
: 083133016573
16