Analisis Kopling Sepeda Motor Dengan Men
makalah kopling
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI…………………………………………………………….
…....1
BAB 1. PENDAHALUAN
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………..…..
…....2
1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN……………………………….……………..
…..2
BAB 2. KAJIAN TEORI KOPLING
2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING............…………………….
…..3
2.2 JENIS-JENIS KOPLING…………....………………………………………
3
2.3 KOMPONEN UTAMA KOPLING………….........……………………..
…..7
2.4 CARA
KERJA
KOPLING……………...
…………………………………..8
2.5 FUNGSI DAN CARA KERJA KOMPONEN PENGOPERASIAN UNIT
KOPLING.…9
BAB 3. PEMBONGKARAN , PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN
KOPLING……………….…………….13
BAB 4. PEMELIHARAAN DAN PENYETELAN UNIT KOPLING DAN
KOMPONEN PENGOPERASIAN..15
BAB 5. PENUTUP
3.1
KESIMPULAN…………..
………………………………………………………………………………..20
3.2
SARAN…...
……………………………………………………………………………………...…….….20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah
Sistem Pemindah Tenaga . di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun
mahasiswanya agar membuat makalah / tugas akhir mengenai salah materi Sistem
Pemindah Tenaga( praktek ) . jadi saya sebagai mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga ini memilih sub materi tentang
Kopling dan lebih di fokuskan pada kopling gesek , karena kopling merupakan suatu
bagian system pemindah tenaga yang sangat berpengaruh dalam pemindahan
tenaga dari fly wheel ke transmisi .
1.2 TUJUAN RUMUSAN
Agar mahasiswa mengetahui fungsi dari kopling
Agar mahasiswa mengetahui prinsip cara kerja kopling
Agar mahasiswa megetahui fungsi dan cara kerja pengoperasian kopling
Agar mahasiswa mengetahui unit dan komponen kopling
Agar mahasiswa mengetahui perawatan pada kopling
Agar mahasisiwa mampu menyetel unit kopling dan komponen pengoperasian
Agar mahasiswa mampu menganalisa gejala-gejala kerusakan pada kopling
BAB 2
KAJIAN TEORI KOPLING
2.1 Pengertian dan fungsi kopling
Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada mobil-mobil bensin ,diesel
dan jenis lainnya di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam
silinder mesin.
Fungsi kopling
1.untuk memutus dan menghubungkan putaran dari dari flywheel ke poros input transmisi
2.untuk memperlembut perpindahan gigi (1,2,3,4,5,R)
3.untuk memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup dan gigi perseneling
tidak pada posisi netral.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.
2.2 Jenis-jenis kopling
Menurut konstruksi dan cara kerjanya ,kopling pada automobile dapat di bedakan menjadi
beberapa macam antara lain :
1.koplling gesek (fraction clutch)
a.kopling gesek plat tunggal (single plate clutch)
Gambar 1. Clutch assembly
Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut :
(1) Driven plate
(juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction disc /piringan gesek, atau
kanvas kopling). Plat kopling bagian tengahnya berhubungan slip dengan poros transmisi.
Sementara ujung luarnya dilapisi kampas kopling yang pemasangannya di keling.
Konstruksinya dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 2. Plat kopling tunggal.
(2).Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya,
unit ini yang berfungsi untuk menekan/menjepit kampas kopling hingga terjadi
perpindahan tenaga dari mesin ke poros transmisi.untuk kemampuan menjepitnya, plat
tekan didukung oleh pegas kopling. Pegas kopling paling tidak ada dua macam, yaitu dalam
bentuk pegas coil dan diafragma atau orang umum menyebutnya sebagai matahari.
Kontruksinya seperti terlihat pada gambar 9 berikut ini.
Gambar 3. Clutch asembly dengan pegas diafragma
diafragma/matahari
Gambar 4.Pegas
dan pegas coil.
(3).Clutch release atau throwout bearing
Unit ini berfungsi untuk memberikan tekanan yang bersamaan pada pressure plate lever
dan menghindarkan terjadinya gesekan antara pengungkit dengan pressure plate
lever untuk
pegas
coil. Sedangkan
yang
pakai
pegas
difragma
langsung
keujung pegas.Bantalan tekan ini ada tiga macam. Seperti terlihatpada gambar 12 berikut
ini.
Gambar 5. Macam-macam bantalan tekan kopling
(4) Throwout lever/clutch fork/plate lever
Berfungsi untukmenyalurkan tenaga pembebas kopling. Konstruksi di atas berarti plat tekan
bersama rumahnya dipasang menggunakan baut pada fly wheel. Sementara plat kopling
dipasang diantara fly wheel dengan pelat tekan, dan bagian tengahnya dihubungkan
dengan poros transmisi dengan sistem sliding. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya
kopling gesek dengan plat tunggal yang banyak digunakan pada kendaraan roda empat
ini . Seperti terlihat pada gambar 13 berikut ini.
Gambar 6 .Prinsip kerja kopling plat tunggal
b.kopling gesek plat ganda
Kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti sepeda
motor dan dalam kerjanya Tercelup di dalam oli mesin. Konstruksinya seperti terlihat pada
gambar 16.
Gambar 7. Komponen kopling gesek plat ganda.
Konstruksi kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu plat gesek
dan plat kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari logam. Sedangkan
platkopling pada bagian yang bersentuhan dengan plat gesek dilapisi dengan kanvas pada
kedua sisinya. Jumlah dan lebar plat sangat ditentukan besarnya tenaga yang
akandipindahkan.
Rangkaian komponen kopling gesek plat ganda dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar8. Rangkaian kopling gesek plat ganda.
Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang ditekan oleh 4 sampai 6
buah pegas kopling.terdapat 4 buah plat gesek dan 4 buah plat kopling yang dijepit olehplat
tekan. Plat kopling dipasang pada rumah yang disambungkan dengan roda gigi yang
berhubungan dengan transmissi. Sementara plat gesek dipasang pada dudukan plat
gesek yang disambungkan dengan roda gigi primer yang berhubungan dengan poros
engkol.
Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat tekan menekan/menjepit
plat kopling dan plat gesek secara bersama, sehingga terjadi aliran tenaga dari mesin
ke roda gigi primer, ke plat gesek, pindah ke plat kopling, dan Keroda gigi yang
berhubungan dengan transmisi.
2.Kopling fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara kedua poros.
Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang besar.
Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling
diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih , penggerak mula tidak akan
terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan.
2.3 Komponen Utama Kopling
1.Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi sebagai dudukan hampir
seluruh komponen kopling.
2.Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi. Kedua sisi plat
kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini
disatukan
dengan
plat
kopling
dengan
menggunakan
keeling (rivet).
3. Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dandiameternya
hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi yang berhubungan dengan
plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat yang berhubungan dengan plat kopling)
dibuat halus, sisi ini akan menekan plat dengan kebutuhan penempatan komponen kopling
lainnya.
4. Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengansejumlah
pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan. Pegas digunakan untuk
memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus. jumlah pegas
(kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya yang harus dipindahkan.
2.4 Cara kerja kopling
Cara Kerja Kopling
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan
luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekananpegas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerusdan
perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling akan
mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus dan
terjadiperpindahan daya. Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat kopling akan
menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara
mekanik,sebagai mekanisme pelepas hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum,sistem
hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada sistem hidrolik
booster , digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada pedal kopling. pemilihan
sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.
Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus
akanmendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem akan meneruskan
daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling akan mendorong tuas,
dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas, sehingga penerusan daya dari motor
ke transmisi terputus Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem.
2.5 Fungsi dan cara kerja komponen pengoperasian unit kopling
1. Konsep dasar fungsi dan kerja komponen pengoperasian unit kopling
Seperti telah dijelaskan kopling berfungsi untuk memutus dan menghubungkan
penyaluran tenaga mesin ke roda penggerak. Untuk mengoperasikan fungsi tersebut,
pada kendaraan ada dua macam yaitu sistem mekanik dan sistem hidrolik. Sistem mekanik
untuk memindahkan tenaga kaki melalui pedal kopling disalurkan kabel baja ke
pengungkit( throwout lever ). Sementara pengoperasian sistem hidolik tenaga disalurkan
melalui minyak rem yang dirangkai sedemikkian rupa sehingga dapat mengoperasikan
kopling.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 18
.
Gambar 18. Pedal kopling sistem mekanik
Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang
menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal kopling diinjak,
maka akan menarik kabel kopling yang diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas
kearah menekan pegas kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan.Saat
pedal dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi semula oleh pegas
pengendali pedal (8). Sementara tuas kopling akan kembali pada posisi semula oleh
pegasdiafragma. Sistem yang kedua adalah pengoperasian secara hidrolis dapat dilihat
seperti pada gambar berikut ini.
Gambar. Pedal kopling sistem hidrolis.
Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak.
Pedal kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan minyak yang ada pada master silinder
dan selanjutnya disalurkan kesilinder kopling. Tekanan minyak selanjutnya mendorong
tuas pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini menyebabkan
kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem pemindahtenaga. Posisi saat
pedal kopling dilepas, pedal akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali.
Sementara plunger master silinder akan kembali oleh pegas plunger yang ada di dalam
master silinder. Karena tekanan sudah tidak ada, plunger dan tuas pembebas akan
dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali dan pegas diafragma. Konstruksi
master silinder kopling hidrolis seperti terlihat pada gambar 20 berikut ini.
Gambar 20. Master silinder kopling hidrolis.
Konstruksi master silinder dalam gambar tersebut, penampung minyak hidrolisnya
(reservoir ) terpisah dan
Dihubungkan menggunakan pipa elastis. Minyak hidrolis dari reservoir melalui pipa
ke master silinder melalui saluran penghubung ( pipe joint ). Pada saat handel kopling
diinjak, tenaganya dipindahkan ke push rod dan mendorong unit plunyer bergerak kearah
kiri. Gerakan ini melawan pegas pengembaali plunger ( return spring ) dan menekan minyak
hidrolis keluar dari master silinder melalui ujung sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung
menuju Ke silinder kopling.
Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan berkurang khususnya
karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk menjaga agar minyak hidrolis
dalam sistem tetap jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan minyak hidrolis ini
diambil dari minyak persediaan direservoir. Caranya, saat unit plunger bergerak kekanan
saat pedal kopling dilepas, maka minyak dari reservoir akan masuk kesistem melalui katup
check ( check valve ).
Dengan demikian minyak hidrolis pada sistem akan tetap terjaga kuantitasnya.
Berkurangnya minyak hidrolis dalam sistem operasional kopling hidrolis akan menyebabkan
langkah tekan pedal kopling berkurang, atau kemungkinan gerakan pedal tidak
tersalurkan hingga ke tuas pembebas kopling. Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat
dilaksanakan, berarti proses pemutusan hubungan tenaga dari mesin ke sistem pemindah
tenaga tidak dapat dilaksanak an, dan tenaga mesin akan selalu terhubung tidak dapat
diputuskan oleh kopling.
Silinder kopling kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis pengoperasian kopling
menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas pembebas kopling. Tekanan minyak
hidrolis dari master silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling (dari
ujung sebelah kanan) mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ketuas pembebas
kopling melalui push rod .
Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 21 berikut ini.
Gambar 21. Silinder kopling sistem hidrolis.
Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding ( bleeder plug ) yang berfungsi
untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis. Seperti diketahui bila sistem hidrolis
kemasukan udara, maka sistem akan terganggu kerjanya. Hal ini karena saat terjadi
penekanan, maka tekanan tersebut mengkompresikan udara tersebut baru menekan
minyak. Bila jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari mastersilinder, namun
piston silnder kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara harus dikeluarkan dari sistem
hidrolis. Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitukaret penutup yang elastis
untuk mencegah kotoran masuk kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat penting
mengingat posisi silinder kopling berada dibawah kendaraan, yang tentunya sangat banyak
berbagai kotoran dapat mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan kerusakan, bila
sampai masuk kesilinder kopling. Sistem pengoperasian kopling untuk kendaraan
berat seperti bus, truk, atau alat berat lainnya, sering dilengkapidengan boster. Boster
adalah unit perlengkapan yang dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk
mengoperasikan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan menggunakankevacuman, pada
mesin diesel biasanya diambil dari pompa vacum yang dipasang pada sisi belakang
alternator. Untuk membandingkan antara sistem yang pakai boster dengan sistem yang
tidak menggunakan boster dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini.
Gambar . Perbandingan unit kopling sistem boster
Keduanya menggunakan sistem hidrolis, yang menggunakan boster, unit boster
dipasang pada silinder slave konstruksi boster yang dipasang pada silinder kopling
dapatdilihat pada gambar 23 berikut ini.
BAB 3
PEMBONGKARAN , PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN KOPLING
3.1 Pembongkaran Kopling
1. lepaskan transmisi dari mesin
2.lepaskan penutup kopling
a.berikan tanda-tanda pada penutup kopling dan roda gaya
b.kendorkan baut-baut sekali putar secara merata demikian sehingga pegas
penegang menjadi pembebas
c.lepaskan baut-baut pengikat ,kemudian penutup kopling dan koplingnya
CATATAN : jangan menjatuhkan pelat kopling
3.lepas bantalan pembebas dengan hub.garpu dan karet pelindung debu dari
transmisi
a.lepas klip dan tarik bantalan pembebas dengan hub
b.lepas pegas penegang
c.lepas garpu dari karet pelindung debu
3.2 Pemeriksaan Kopling
1.periksa plat kopling dari keausan atau kerusakan
Menggunakan jangka sorong , ukurlah kedalaman paku keeling .kedalaman kepala paku
keeling minimum :0,3 mm (0,012 in)
Bila ada kelainan gantilah plat kopling.
2.periksa keolengan plat kopling
Menggunakan dial gauge , ukurlah keolengan palat kopling
Keolengan maksimum : 0,8 mm (0,031 inc)
Bila keolengan berlebihan , gantilah plat kopling.
3. periksa keolengan roda gaya (flywheel)
Menggunakan dial gauge ukurlah keolengan roda gaya.
Keolengan maksimum : 0,1 (0,004 in)
4.Periksa bantalan pilot
Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan
macet atau terasa berat ,ganti bantalan pilot.
CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan
atau pelumasan kembali.
5.Bila pelu ganti bantalan pilot
6.Periksa pegas diapragma dari keausan
Menggunakan jangka sorong ,ukur kedalam dan lebar keausan pegas diapragma .
Limit: kedalaman : 0,6 mm (0,024 in)
Lebar
: 0,5mm (0,197 in)
7.Periksa bantalan pembebas
Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan
macet atau terasa berat ,ganti bantalan pembebas .
CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan
atau pelumasan kembali.
3.3 Pemasangan unit kopling
1. Pasang plat kopling pada roda gaya
2.Pasang tutup kopling
a. tepatkan tanda pada tutup kopling dan roda gaya
b. kencangkan baut pengikat dengan rata dalam beberapa tahap ,sampai tutup
kopling terduduk dengan baik
Momen : 195 kg-cm (14 ft-1b ,19 N.m)
3.Periksa kerataan ujung pegas diapragma
4.Bila perlu
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI…………………………………………………………….
…....1
BAB 1. PENDAHALUAN
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………..…..
…....2
1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN……………………………….……………..
…..2
BAB 2. KAJIAN TEORI KOPLING
2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING............…………………….
…..3
2.2 JENIS-JENIS KOPLING…………....………………………………………
3
2.3 KOMPONEN UTAMA KOPLING………….........……………………..
…..7
2.4 CARA
KERJA
KOPLING……………...
…………………………………..8
2.5 FUNGSI DAN CARA KERJA KOMPONEN PENGOPERASIAN UNIT
KOPLING.…9
BAB 3. PEMBONGKARAN , PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN
KOPLING……………….…………….13
BAB 4. PEMELIHARAAN DAN PENYETELAN UNIT KOPLING DAN
KOMPONEN PENGOPERASIAN..15
BAB 5. PENUTUP
3.1
KESIMPULAN…………..
………………………………………………………………………………..20
3.2
SARAN…...
……………………………………………………………………………………...…….….20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah
Sistem Pemindah Tenaga . di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun
mahasiswanya agar membuat makalah / tugas akhir mengenai salah materi Sistem
Pemindah Tenaga( praktek ) . jadi saya sebagai mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga ini memilih sub materi tentang
Kopling dan lebih di fokuskan pada kopling gesek , karena kopling merupakan suatu
bagian system pemindah tenaga yang sangat berpengaruh dalam pemindahan
tenaga dari fly wheel ke transmisi .
1.2 TUJUAN RUMUSAN
Agar mahasiswa mengetahui fungsi dari kopling
Agar mahasiswa mengetahui prinsip cara kerja kopling
Agar mahasiswa megetahui fungsi dan cara kerja pengoperasian kopling
Agar mahasiswa mengetahui unit dan komponen kopling
Agar mahasiswa mengetahui perawatan pada kopling
Agar mahasisiwa mampu menyetel unit kopling dan komponen pengoperasian
Agar mahasiswa mampu menganalisa gejala-gejala kerusakan pada kopling
BAB 2
KAJIAN TEORI KOPLING
2.1 Pengertian dan fungsi kopling
Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada mobil-mobil bensin ,diesel
dan jenis lainnya di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam
silinder mesin.
Fungsi kopling
1.untuk memutus dan menghubungkan putaran dari dari flywheel ke poros input transmisi
2.untuk memperlembut perpindahan gigi (1,2,3,4,5,R)
3.untuk memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup dan gigi perseneling
tidak pada posisi netral.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.
2.2 Jenis-jenis kopling
Menurut konstruksi dan cara kerjanya ,kopling pada automobile dapat di bedakan menjadi
beberapa macam antara lain :
1.koplling gesek (fraction clutch)
a.kopling gesek plat tunggal (single plate clutch)
Gambar 1. Clutch assembly
Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut :
(1) Driven plate
(juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction disc /piringan gesek, atau
kanvas kopling). Plat kopling bagian tengahnya berhubungan slip dengan poros transmisi.
Sementara ujung luarnya dilapisi kampas kopling yang pemasangannya di keling.
Konstruksinya dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 2. Plat kopling tunggal.
(2).Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya,
unit ini yang berfungsi untuk menekan/menjepit kampas kopling hingga terjadi
perpindahan tenaga dari mesin ke poros transmisi.untuk kemampuan menjepitnya, plat
tekan didukung oleh pegas kopling. Pegas kopling paling tidak ada dua macam, yaitu dalam
bentuk pegas coil dan diafragma atau orang umum menyebutnya sebagai matahari.
Kontruksinya seperti terlihat pada gambar 9 berikut ini.
Gambar 3. Clutch asembly dengan pegas diafragma
diafragma/matahari
Gambar 4.Pegas
dan pegas coil.
(3).Clutch release atau throwout bearing
Unit ini berfungsi untuk memberikan tekanan yang bersamaan pada pressure plate lever
dan menghindarkan terjadinya gesekan antara pengungkit dengan pressure plate
lever untuk
pegas
coil. Sedangkan
yang
pakai
pegas
difragma
langsung
keujung pegas.Bantalan tekan ini ada tiga macam. Seperti terlihatpada gambar 12 berikut
ini.
Gambar 5. Macam-macam bantalan tekan kopling
(4) Throwout lever/clutch fork/plate lever
Berfungsi untukmenyalurkan tenaga pembebas kopling. Konstruksi di atas berarti plat tekan
bersama rumahnya dipasang menggunakan baut pada fly wheel. Sementara plat kopling
dipasang diantara fly wheel dengan pelat tekan, dan bagian tengahnya dihubungkan
dengan poros transmisi dengan sistem sliding. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya
kopling gesek dengan plat tunggal yang banyak digunakan pada kendaraan roda empat
ini . Seperti terlihat pada gambar 13 berikut ini.
Gambar 6 .Prinsip kerja kopling plat tunggal
b.kopling gesek plat ganda
Kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti sepeda
motor dan dalam kerjanya Tercelup di dalam oli mesin. Konstruksinya seperti terlihat pada
gambar 16.
Gambar 7. Komponen kopling gesek plat ganda.
Konstruksi kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu plat gesek
dan plat kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari logam. Sedangkan
platkopling pada bagian yang bersentuhan dengan plat gesek dilapisi dengan kanvas pada
kedua sisinya. Jumlah dan lebar plat sangat ditentukan besarnya tenaga yang
akandipindahkan.
Rangkaian komponen kopling gesek plat ganda dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar8. Rangkaian kopling gesek plat ganda.
Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang ditekan oleh 4 sampai 6
buah pegas kopling.terdapat 4 buah plat gesek dan 4 buah plat kopling yang dijepit olehplat
tekan. Plat kopling dipasang pada rumah yang disambungkan dengan roda gigi yang
berhubungan dengan transmissi. Sementara plat gesek dipasang pada dudukan plat
gesek yang disambungkan dengan roda gigi primer yang berhubungan dengan poros
engkol.
Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat tekan menekan/menjepit
plat kopling dan plat gesek secara bersama, sehingga terjadi aliran tenaga dari mesin
ke roda gigi primer, ke plat gesek, pindah ke plat kopling, dan Keroda gigi yang
berhubungan dengan transmisi.
2.Kopling fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara kedua poros.
Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang besar.
Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling
diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih , penggerak mula tidak akan
terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan.
2.3 Komponen Utama Kopling
1.Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi sebagai dudukan hampir
seluruh komponen kopling.
2.Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi. Kedua sisi plat
kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini
disatukan
dengan
plat
kopling
dengan
menggunakan
keeling (rivet).
3. Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dandiameternya
hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi yang berhubungan dengan
plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat yang berhubungan dengan plat kopling)
dibuat halus, sisi ini akan menekan plat dengan kebutuhan penempatan komponen kopling
lainnya.
4. Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengansejumlah
pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan. Pegas digunakan untuk
memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus. jumlah pegas
(kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya yang harus dipindahkan.
2.4 Cara kerja kopling
Cara Kerja Kopling
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan
luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekananpegas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerusdan
perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling akan
mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus dan
terjadiperpindahan daya. Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat kopling akan
menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara
mekanik,sebagai mekanisme pelepas hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum,sistem
hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada sistem hidrolik
booster , digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada pedal kopling. pemilihan
sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.
Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus
akanmendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem akan meneruskan
daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling akan mendorong tuas,
dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas, sehingga penerusan daya dari motor
ke transmisi terputus Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem.
2.5 Fungsi dan cara kerja komponen pengoperasian unit kopling
1. Konsep dasar fungsi dan kerja komponen pengoperasian unit kopling
Seperti telah dijelaskan kopling berfungsi untuk memutus dan menghubungkan
penyaluran tenaga mesin ke roda penggerak. Untuk mengoperasikan fungsi tersebut,
pada kendaraan ada dua macam yaitu sistem mekanik dan sistem hidrolik. Sistem mekanik
untuk memindahkan tenaga kaki melalui pedal kopling disalurkan kabel baja ke
pengungkit( throwout lever ). Sementara pengoperasian sistem hidolik tenaga disalurkan
melalui minyak rem yang dirangkai sedemikkian rupa sehingga dapat mengoperasikan
kopling.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 18
.
Gambar 18. Pedal kopling sistem mekanik
Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang
menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal kopling diinjak,
maka akan menarik kabel kopling yang diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas
kearah menekan pegas kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan.Saat
pedal dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi semula oleh pegas
pengendali pedal (8). Sementara tuas kopling akan kembali pada posisi semula oleh
pegasdiafragma. Sistem yang kedua adalah pengoperasian secara hidrolis dapat dilihat
seperti pada gambar berikut ini.
Gambar. Pedal kopling sistem hidrolis.
Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak.
Pedal kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan minyak yang ada pada master silinder
dan selanjutnya disalurkan kesilinder kopling. Tekanan minyak selanjutnya mendorong
tuas pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini menyebabkan
kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem pemindahtenaga. Posisi saat
pedal kopling dilepas, pedal akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali.
Sementara plunger master silinder akan kembali oleh pegas plunger yang ada di dalam
master silinder. Karena tekanan sudah tidak ada, plunger dan tuas pembebas akan
dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali dan pegas diafragma. Konstruksi
master silinder kopling hidrolis seperti terlihat pada gambar 20 berikut ini.
Gambar 20. Master silinder kopling hidrolis.
Konstruksi master silinder dalam gambar tersebut, penampung minyak hidrolisnya
(reservoir ) terpisah dan
Dihubungkan menggunakan pipa elastis. Minyak hidrolis dari reservoir melalui pipa
ke master silinder melalui saluran penghubung ( pipe joint ). Pada saat handel kopling
diinjak, tenaganya dipindahkan ke push rod dan mendorong unit plunyer bergerak kearah
kiri. Gerakan ini melawan pegas pengembaali plunger ( return spring ) dan menekan minyak
hidrolis keluar dari master silinder melalui ujung sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung
menuju Ke silinder kopling.
Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan berkurang khususnya
karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk menjaga agar minyak hidrolis
dalam sistem tetap jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan minyak hidrolis ini
diambil dari minyak persediaan direservoir. Caranya, saat unit plunger bergerak kekanan
saat pedal kopling dilepas, maka minyak dari reservoir akan masuk kesistem melalui katup
check ( check valve ).
Dengan demikian minyak hidrolis pada sistem akan tetap terjaga kuantitasnya.
Berkurangnya minyak hidrolis dalam sistem operasional kopling hidrolis akan menyebabkan
langkah tekan pedal kopling berkurang, atau kemungkinan gerakan pedal tidak
tersalurkan hingga ke tuas pembebas kopling. Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat
dilaksanakan, berarti proses pemutusan hubungan tenaga dari mesin ke sistem pemindah
tenaga tidak dapat dilaksanak an, dan tenaga mesin akan selalu terhubung tidak dapat
diputuskan oleh kopling.
Silinder kopling kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis pengoperasian kopling
menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas pembebas kopling. Tekanan minyak
hidrolis dari master silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling (dari
ujung sebelah kanan) mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ketuas pembebas
kopling melalui push rod .
Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 21 berikut ini.
Gambar 21. Silinder kopling sistem hidrolis.
Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding ( bleeder plug ) yang berfungsi
untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis. Seperti diketahui bila sistem hidrolis
kemasukan udara, maka sistem akan terganggu kerjanya. Hal ini karena saat terjadi
penekanan, maka tekanan tersebut mengkompresikan udara tersebut baru menekan
minyak. Bila jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari mastersilinder, namun
piston silnder kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara harus dikeluarkan dari sistem
hidrolis. Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitukaret penutup yang elastis
untuk mencegah kotoran masuk kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat penting
mengingat posisi silinder kopling berada dibawah kendaraan, yang tentunya sangat banyak
berbagai kotoran dapat mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan kerusakan, bila
sampai masuk kesilinder kopling. Sistem pengoperasian kopling untuk kendaraan
berat seperti bus, truk, atau alat berat lainnya, sering dilengkapidengan boster. Boster
adalah unit perlengkapan yang dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk
mengoperasikan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan menggunakankevacuman, pada
mesin diesel biasanya diambil dari pompa vacum yang dipasang pada sisi belakang
alternator. Untuk membandingkan antara sistem yang pakai boster dengan sistem yang
tidak menggunakan boster dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini.
Gambar . Perbandingan unit kopling sistem boster
Keduanya menggunakan sistem hidrolis, yang menggunakan boster, unit boster
dipasang pada silinder slave konstruksi boster yang dipasang pada silinder kopling
dapatdilihat pada gambar 23 berikut ini.
BAB 3
PEMBONGKARAN , PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN KOPLING
3.1 Pembongkaran Kopling
1. lepaskan transmisi dari mesin
2.lepaskan penutup kopling
a.berikan tanda-tanda pada penutup kopling dan roda gaya
b.kendorkan baut-baut sekali putar secara merata demikian sehingga pegas
penegang menjadi pembebas
c.lepaskan baut-baut pengikat ,kemudian penutup kopling dan koplingnya
CATATAN : jangan menjatuhkan pelat kopling
3.lepas bantalan pembebas dengan hub.garpu dan karet pelindung debu dari
transmisi
a.lepas klip dan tarik bantalan pembebas dengan hub
b.lepas pegas penegang
c.lepas garpu dari karet pelindung debu
3.2 Pemeriksaan Kopling
1.periksa plat kopling dari keausan atau kerusakan
Menggunakan jangka sorong , ukurlah kedalaman paku keeling .kedalaman kepala paku
keeling minimum :0,3 mm (0,012 in)
Bila ada kelainan gantilah plat kopling.
2.periksa keolengan plat kopling
Menggunakan dial gauge , ukurlah keolengan palat kopling
Keolengan maksimum : 0,8 mm (0,031 inc)
Bila keolengan berlebihan , gantilah plat kopling.
3. periksa keolengan roda gaya (flywheel)
Menggunakan dial gauge ukurlah keolengan roda gaya.
Keolengan maksimum : 0,1 (0,004 in)
4.Periksa bantalan pilot
Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan
macet atau terasa berat ,ganti bantalan pilot.
CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan
atau pelumasan kembali.
5.Bila pelu ganti bantalan pilot
6.Periksa pegas diapragma dari keausan
Menggunakan jangka sorong ,ukur kedalam dan lebar keausan pegas diapragma .
Limit: kedalaman : 0,6 mm (0,024 in)
Lebar
: 0,5mm (0,197 in)
7.Periksa bantalan pembebas
Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan
macet atau terasa berat ,ganti bantalan pembebas .
CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan
atau pelumasan kembali.
3.3 Pemasangan unit kopling
1. Pasang plat kopling pada roda gaya
2.Pasang tutup kopling
a. tepatkan tanda pada tutup kopling dan roda gaya
b. kencangkan baut pengikat dengan rata dalam beberapa tahap ,sampai tutup
kopling terduduk dengan baik
Momen : 195 kg-cm (14 ft-1b ,19 N.m)
3.Periksa kerataan ujung pegas diapragma
4.Bila perlu