laporan anorganik pembuatan tawas (1)

JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK 2
PEMBUATAN TAWAS DARI KALENG ALUMINIUM BEKAS
Kamis, 27 Maret 2014

DISUSUN OLEH:
MA’WAH SHOFWAH
1112016200040
KELOMPOK 1
RISTA FIRDAUSA HANDOYO
(1112016200064)

AMELIA DESIRIA
(1112016200066)

YASA ESA YASINTA

RIZKY DAYU UTAMI
(1112016200070)

(1112016200062)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

I.

Abstrack
Limbah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia
karena setiap aktifitas manusia cenderung menghasilkan limbah atau
buangan. Salah satu limbah yang banyak ditemukan di lingkungan adalah
limbah kaleng. Selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan
timbunan sampah, proses daur ulang juga dapat menambah nilai ekonomis
dari limbah kaleng terutama recovery dari logam-logam seperti
aluminium, seng, timah, atau besi. Kandungan aluminium dalam kaleng
bekas juga memberi peluang untuk diolah menjadi bahan koagulan
penjernih air (tawas) atau bahan dalam deodorant.


II.

Introduction
Aluminim adalah unsur melimpah ketiga terbanyak dalam kerak
bumi (sesudah oksigen dan silikon), mencapai 8,2% dari massa total.
Keberadaannya umumnya bersamaan dengan silikon dalam aluminosilikat
dari feldspar dan mika dan di dalam lempung, yaitu produkpelapukan batu
tersebut. Bijih yang paling penting untuk produksi aluminium ialah
bauksit, yaitu aluminium oksida terhidrat yang mengandung 50 sampai
60% Al2O3 ; 1samapi 20% Fe2O3 ; 1 sampai 10% silika; sedikit sekali
titanium, zirkonium, vanadium, dan oksida logam transisi lain; dan sisanya
(20 samapi 30%) adalah air (Oxtoby, 2003).
Bentuk alami dari kebanyakan senyawa aluminium diturunkan dari
oksida, Al2O3, dan bermacam-macam oksida terhidrat, Al2O3 . H2O dan
Al2O3 . 3H2O Mineral korundum yang digunakan sebagai penggosok
Al2O3. Sekalipun beberapa bentuk senyawa Al2O3 tahan terhadap asam
dan basa, ada kemungkinana untuk melarutkan Al2O3 dalam medium asam
dan basa untuk mendapatkan ion aluminium. Misalnya, aluminium sulfat
dibuat dengan melarutkan Al2O3 dalam H2SO4 (aq) pekat panas.

Al2O3 (p) + 3 H2SO4 (aq. pekat)
Al2(SO4)3 (aq) + 3 H2O
Larutan ini mengkristal dari larutan sebagai Al2(SO4)3 . 18H2O.
Kegunaan Al2(SO4)3 adalah sebagai pewarna penolak air, dan penolak api
pada tektil; sebagai aditif pada makanan; dan dalam pengolahan limbah
cair dan perusahaan air minum.
Larutan berair yang mengandung jumlah molar yang sama dari
Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengktistal sebagai kalium aluminium
sulfat,KAl(SO4)2. 12H2O. Garam ini dikenal dengan patas alum, atau
alum, atau tawas, termasuk dalam golongan senyawa dengan nama alum
atau tawas. Alum mempunyai rumus M(I) M(III) (SO4)2 . 12H2O [dimana
M(I) dapat berupa kation apa saja kecuali Li+ , dan M(III) adalah kation
bermuatan positif tiga Al3+. Ti3+, V3+. Cr3+, Mn3+. Fe3+, Co3+, Ga3+, In3+,

Re3+, dan Ir3+]. Alum mengandung ion [M(H2O)6]+, [M(H2O)6]3+, dan SO4
2dengan nisbah 1:1:2. Alum yang umum mempunyai M(1)=K+ atau NH4+
dan M(III) = Al3+ . Li+ tidak membentuk alum karena ion ini terlalu kecil
untuk memenuhi syarat struktural sebagai kristal (Petrucci, 1987).
Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion
aluminium (Al3+) membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan

anion-anion yang tak berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut dalam
air; larutan ini memperlihatkan reaksi asam karean hidrolisis. Aluminium
sulfida dapat dibuat hanya dalam keadaan padat saja, dalam larutan air ia
terhidrolisis dan terbentuk aluminium hidroksida, Al(OH)3. Aluminium
sulfat membentuk garam-garam rangkap dengan sulfat dari kation-kation
monovalen dengan bentuk-bentuk kristal yang menarik, yang disebut
tawas (alum,aluin) (Vogel, 1985).
Dari berbagai jenis kategori sumber pencemaran, kemungkinan
adanya kontaminan anorganik dan organik dalam tanah yang terjadi akibat
aktivitas antropogenik sangat tinggi, seperti misalnya dari industri logam
dan kimia, pertambangan, dan pengunaan pupuk. Umumnya kontaminan
anorganik adalah kontaminan yang mengandung logam berat terlarut.
Teknik utama untuk mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut adalah
dengan presipitasi, diikuti proses yang lain. Beberapa cara dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan ini, terutama berkaitan dengan reaksi redoks,
misalnya mengatur nilai pH, misalnya dengan menambah kapur (lime)
seingga logam dalam bentuk hidroksidanya akan terpresipitasi. Setelah
terjadi presipitat, maka presipitat diendapkan dalam sedimentasi atau
clarifier, yang dilanjutkan dengan penyaringan (filtrasi). Pengunaan
koagulan seperti aluminium sulfat atau poly aluminium sulfat dapat

dilakukan untuk memepercepat dan meningkatkan efisiensi pengendapan
sehingga mengurangi beban filter (Notodarmojo, 2005).
Tawas merupakan senyawa kimia yang memiliki banyak fungsi.
Tawas garam sulfat yaitu jenis almunium sulfat ( atau yang juga dikenal
sebagai alum ) merupakan senyawa yang sering digunakan untuk
menjernihkan air, misalnya air sungai menjadi air bersih dengan cara
melakukan koagulasi terhadap partikel pencemar air. Dalam bidang
kosmetik, tawas biasa digunakan sebagai campuran deodoran yang
manfaatnya dapat mengurangi bau badan (Merlis, 2010).

III.

Materials & Methods
A. Materials
Alat yang digunakan
adalah :
1. Gelas kimia
2. Erlenmeyer
3. Neraca O’haus
4. Hot plate

5. Pipet tetes
6. Pipet volume
7. Ball pipet
8. Gelas ukur
9. Tabung reaksi & rak
tabung
10. Corong

Bahan yang dipakai adalah:

1. Kaleng bekas
2. KOH
3. H2SO4
4. Air tanah

B. Methods
Langkah kerja yang dilakukan adalah:
1. Disiapkan kaleng bekas.
2. Dibersihkan dengan menggunkan amplas untuk menghilangkan
warna dan lapisan plastiknya.

3. Digunting menjadi bagian kecil.
4. Potongan-potongan kaleng bekas ditimbang sebanyak 2 gram.
5. Dimasukkan ke dalam erlenmayer yang telah berisi larutan KOH
20% 40 mL.
6. Diamati reaksi yang terjadi.
7. Dipanaskan erlenmayer tersebut dengan menggunakan hot plate
sampai bau hilang.
8. Disaring larutan yang terbentuk, lalu didiamkan sampai dingin.
9. Ditambakan 30 mL H2SO4 6 M ke dalam larutan.
10. Didinginkan dengan menggunakan es batu, lalu didiamkan selama
1 hari.
11. Setelah didiamkan selama 1 hari, dipisahkan air dari endapan.
12. Endapan ditimbang.
13. Air tanah dimasukkan ke tabung reaksi lalu ditambahkan endapan
yang terbentuk secukupnya.
14. Didiamkan selama 1 jam lalu diamati reaksi yang terjadi.

IV.

Result & Discussion

A. Result
Data Hasil Pengamatan
Berat tawas dan gelas kimia adalah 120,5
Berat gelas kimia adalah 92,1
Berat tawas = 120,5 - 92,1 = 28,4
Persamaan Reaksi
2Al (aq) + 2KOH (s) + 6H2O (l)
2K[Al(OH)4] (aq) +H2SO4 (aq)
2Al(OH)3 + 3H2SO4
K2SO4 + Al2(SO4)3 + 12H2O

2K[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
Al(OH)3 + K2SO4 + 2H2O
Al2(SO4)3 + 6H2O
2KAl(SO4)2.12H2O

B. Discussion
Sesuai dengan prosedur percobaan, langkah pertama yang
dilakukan pada percobaan kali ini adalah membuat logam almunium
dengan berat 2 gram menjadi potongan-potongan kecil yang bertujuan

agar kecepatan reaksi antara almunium dan KOH besar, sehingga
waktu yang digunakan juga tidak terlalu lama.
Pada penambahan KOH 20% reaksi berjalan cepat dan bersifat
eksoterm karena menghasilkan kalor. Reaksi yang terjadi adalah :
2Al + 2KOH + 6H2O®2K[Al(OH)4] + 3H2
Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan
munculnya gelembung-gelembung gas. Gelembung-gelembung gas
hilang setelah semua aluminium bereaksi. Pada tahap ini, praktikan
tidak melakukan pemanasan sehingga reaksi lambat. Larutan yang
diperoleh disaring untuk menghilangkan pengotor-pengotornya
kemudian ditambah H2SO4 6 M. Reaksi yang terjadi adalah :
2K[Al(OH)4]+H2SO4®2Al(OH)3+K2SO4+2H2O
Penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa
K[Al(OH)4] dapat bereaksi sempurna. Al(OH)3 yang terbentuk
langsung bereaksi dengan H2SO4 dengan persamaan reaksi sebagai
berikut :
2Al(OH)3 + 3H2SO4 ® Al2(SO4)3 + 6H2O
Pada reaksi sebelumnya, penambahan H2SO4 membentuk
Al(OH)3 bersama-sama dengan K[Al(OH)4], namun setelah berlebih
H2SO4 melarutkan Al(OH)3 menjadi Al2(SO4)3 berupa larutan

bening tak berwarna. Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk pada reaksi
(3) di atas bereaksi kembali dengan K2SO4 hasil reaksi (2)

membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO4)2.12H2O
berwarna putih. Reaksinya adalah :
K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O
2KAl(SO4)2.12H2O (Manurung,
2010).
Untuk mengetahui kemampuan daya koagulasi dari tawas hasil
penelitian dilakukan dengan cara mengujinya dengan air tanah. Tawas
dari hasil penelitian mampu mengurangi kekeruhan air tanah. Tapi
praktikan tidak membandingkan tawas dari hasil penelitian dengan
tawas yang ada di pasaran dalam mengurangi kekeruhan air tanah.
V.

VI.

Conclusion
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Aluminium sulfat membentuk garam-garam rangkap dengan sulfat dari

kation-kation monovalen dengan bentuk-bentuk kristal yang menarik,
yang disebut tawas (alum,aluin).
2. Tawas merupakan senyawa kimia yang memiliki banyak fungsi,
tergantung pada jenis tawasnya.
3. Salah satu kegunaan tawas adalah untuk menjernihkan air.
4. Tawas yang diperoleh dari percobaan adalah 28,4 gram.
Referensi
Notodarmojo, Suprihanto. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah.
Bandung: ITB.
Oxtoby, dkk. 2003. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi ke-4 Jilid 2. Jakarta:
Erlangga

Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.
Jakarta: Erlangga.
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Edisi ke lima Bagian 1. Jakarta: PT. Kalman Media
Pusaka.
Manurung, Manuntun. Kandungan Aluminium dalam Kaleng Bekas dan
Pemanfaatannya
dalam
Pembuatan
Tawas.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/viewFile/2806/1995 .
0202. mua sds aea auD'aa, 02 Darda 0202 u ul 00. 00 WIB .
Merlis, Muhammad dkk. Pembuatan Tawas Potasium Almunium
[KAl(SO4)2.12 H2O]. http://id.scribd.com/doc/129424279/KimiaAnorganik-Tawas. mua sds aea auD’aa 02 Darda 0202 u ul 02.22
WIB.