BAB II KAJIAN TEORITIS - Analisis Penerapan Akuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Dan Kesesuaiannya Dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitaspublik (Sak Tetap) di Kecamatan Medan Perjuangan - Repository UIN Sumatera Utara

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Usaha Kecil dan Menengah 1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah Usaha kecil menurut undang-undang adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

  sendiri, yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimilki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi

  1

  kriteria usaha kecil sebagaimana diatur oleh undang-undang. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecilmaupun usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur oleh

  2 undang-undang.

  Selain itu ada beberapa pengertian UKM dari beberapa ahli, diantaranya yaitu menurut suryana adalah ukm merupakan kumpulan dari orang-orang yang menggeser sumber-sumber daya ekonomi dari produktifitas terendah menjadi produktifitas tertinggi. Sedangkan menurut tambunan ukm adalah sumber dari inovasi produksi dan teknologi, pertumbuhan dari wirausaha yang kreatif dan inovatif, penciptaan tenaga kerja terampil dan

  3 fleksibel proses produksi untuk menghadapi perubahan permintaan pasar cepat.

  2. Karakteristik Usaha Kecil dan Menengah

  Secara umum sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut: a.

  Sistem pembukuan yang relative sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.

  b.

  Margin yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.

  c.

  Modal terbatas.

  d. 1 Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan yang masih terbatas.

  Delviana Sagala, Penerapan Akuntansi Berdasarkan SAK-ETAP Study Kasus pada Home Industri Otak- Otak Bandeng Mulya Semarang, skripsi 2012. Halaman. 1 2 3 Undang-Undang UMKM 2008 Agnes Febriana, Analisis Persepsi Para Pelaku UKMTentang Manfaat Akuntansi, Skripsi 2016.

  Halaman. 13 e.

  Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan ditekannya biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.

  f.

  Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas.

  g.

  Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam system administrasinya.

3. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

  Kriteria Usaha Kecil Menengah menurut undang- undang nomor 20 tahun 2008 pasal

  4

  6 adalah sebagai berikut:

  a. Usaha Kecil 1)

  Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

  2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (Dua Miliar Lima Ratus Juta Rupiah).

  b. Usaha Menengah 1)

  Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah) paling banyak Rp10.000.000.000,00 (Sepuluh Miliar Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

  2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (Dua Milyar Lima

  Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (Lima Puluh Miliar Rupiah). Kriteria sebagaimana dimaksud nilai nominalnya dapat berubah atau diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan peraturan pemerintah. Badan pusat statistik (BPS) menyusun kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja. Menurut BPS, UKM adalah entitas bisnis yang memiliki tenaga kerja kurang dari 100 orang, dengan rincian kategori sebagai berikut : usaha rumah tangga dan mikro terdiri dari 1 sampai 4 tenaga kerja, usaha kecil 5 sampai 19 orang, usaha menengah 20 sampai 99 orang, sedangkan usaha besar memiliki tenaga 100 kerja

  5 lebih.

  4 5 Undang-Undang UMKM 2008 Pasal 6 Dayi Diunduh pada tanggal 01 November 2016

  4. Keunggulan Usaha Kecil dan Menengah

  Secara umum perusahaan dalam skala kecil itu usaha perseorangan maupun persekutuan (kerja sama) yang memiliki kelebihan dan daya tarik. Kelebihan dan daya tarik tersebut adalah: a.

  Kecepatan Inovasi Dengan tidak adanya hirarki dan kontrol yang terlalu kaku seperti perusahaan besar kebanyakan, membuat para pekerjanya memiliki gerak yang lebih luas dan dapat menyumbangkan ide mereka. Produk-produk dan ide-ide baru dapat dirancang,

  

6

digarap dan diluncurkan dengan segera.

  b.

  Fokus Dalam Satu Bidang Usaha kecil menengah tidak wajib untuk selalu mengikuti permintaan pasar seperti layaknya perusahaan besar yang selalu mengikuti arus pertumbuhan jaman. Seperti contohnya, sebuah usaha kerajinan rumahan bisa fokus menggarap satu model atau jenis kerajinan tertentu dan cukup melayani permintaan konsumen tertentu untuk bisa

  7 mencapai laba.

  c.

  Fleksibilitas Operasional Usaha kecil menengah biasanya dikelola oleh tim kecil yang masing-masing anggotanya memiliki wewenang untuk menentukan keputusan. Hal ini lah yang membuat pergerakan dalam bisnis UKM lebih fleksibel dan membuat para karyawan yang bekerja memiliki ruang gerak dan ruang berpikir yang lebih luas. Selain itu, kecepatan reaksi bisnis ini terhadap segala perubahan seperti trend produk, selera

  8 konsumen,dll cukup tinggi, sehingga bisnis skala kecil ini lebih kompetitif.

  d.

  Biaya Operasional yang Rendah Kebanyakan usaha kecil menengah bekerja dari domisilinya masing-masing tanpa memiliki ruang perkantoran yang tetap. Oleh karena itu, biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak terlalu besar. Apabila dilihat lebih jauh lagi, usaha kecil menengah mendapatkan biaya sokongan dari pemerintah, organisasi non- pemerintah dan bank dalam bentuk kemudahan pajak, donasi atau uang tunai secara

  

pada tanggal 21 november 2016. 7 Ibid

pada langsung. Faktor ini menjadi dukungan besar bagi para usahawan yang menjalankan

  9 usaha kecil menengah.

5. Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah

  Selain memiliki kelebihan UKM juga mengandung kekurangan yang membuat pengelolanya mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Beberapa permasalahan

  10

  yang dihadapi dalam mengelola usaha kecil menengah antara lain: a.

  Sempitnya Waktu untuk Melengkapi Kebutuhan.

  Sebab sedikitnya jumlah pengambil keputusan dalam usaha kecil menengah, mereka kerap terpaksa harus pontang-panting berusaha memenuhi kebutuhan pokok bisnisnya, yakni: produksi, sales, dan marketing. Hal ini bisa mengakibatkan tekanan jadwal yang besar, membuat mereka tidak bisa fokus menyelesaikan permasalahan satu persatu. Tekanan semacam ini bisa muncul tiba-tiba ketika bisnis mereka memperoleh order dalam jumlah yang besar, atau beberapa order yang masuk dalam waktu hampir bersamaan. Lebih dahsyat lagi jika suatu ketika ada lembaga bisnis besar yang merasa terancam dan mulai melancarkan serangan yang tidak fair demi menyingkirkan pesaing potensialnya.

  b.

  Kontrol Ketat atas Anggaran dan Pembiayaan Usaha skala kecil umumnya memiliki anggaran yang kecil. Akibatnya, ia kerap kali dipaksakan membagi-bagi dana untuk membiayai berbagai kebutuhan seefisien mungkin. Ketidakmampuan untuk mengumpulkan modal yang lebih besar juga memaksa usaha kecil menengah menjalankan kebijakan penghematan yang ketat, terutama untuk mencegah kekurangan pembiayaan operasional sekecil apapun.Kekurangan pembiayaan operasional yang tidak dicegah bisa mengakibatkan kebangkrutan, sebab kapasitas UKM untuk membayar hutang biasanya hampir tidak ada.

  c.

  Kurangnya Tenaga Ahli Usaha kecil menengah biasanya tidak mampu membayar jasa tenaga ahli untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu.Hal ini merupakan kelemahan usaha kecil menengah yang sangat serius. Apalagi jika dibandingkan dengan lembaga bisnis besar 9 yang mampu mempekerjakan banyak tenaga ahli.Kualitas produk barang atau jasa diunduh pada

  tanggal 21 november 2016 yang bisa dihasilkan tanpa tenaga ahli sangat mungkin berada di bawah standar tertentu.Akibatnya, kemampuan persaingan bisnis skala kecil ini di pasar yang luas bisa sangat kecil.

  B.

  Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik 1.

   Akuntansi Islam

  Akuntansi sangatlah penting bagi Usaha Kecil dan Menengah. Karena dengan adanya penerapan akuntansi perusahaan dapat melihat rincian-rincian dari transaksi yang bertujuan untuk menampilkan laba atau tidaknya suatu perusahaan atau berkembang tidaknya usaha yang dikelola. Penerapan akuntansi tentang catatan setiap transaksi haruslah tercatat dalam laporan, seperti firman Allah SWT dalam al-Quran Q.S. Al-baqarah ayat 282 yang

  11 berbunyi.

  Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertransaksi tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya dan hendaklah seseorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah yang 11 Q.S. al-Baqarah(2): 282 berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada allah tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika orang yang berhutang itu lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau ia sendiri tak mampu mengimlakkannya, maka hendaklah walinya mengimlakkaan dengan jujur dan persaksikanlah dengan dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang yang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (member keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil disisi itu dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu, maka tidak ada dosa bgi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling menyulitkan, jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah

  12 kepada allah; allah mengajarmu; dan allah mengetahui segala sesuatu.

  Sebelum menafsirkan ayat di atas, terlebih dahulu penulis menelusuri pengertian akuntansi islam. Agaknya kata yang agak dekat dan mewakili pengertian akuntansi adalah kata hasaba-hisab, hasibah, muhasabah dan hisaban, bentuknyatermasuk kata kerja yang menunjukkan adanya interaksi sesorang dengan orang lain. pengertiannya seperti dalam kalimat, “menghitung semua malannya untuk dia balas sesuai dengan amalnya tersebut”. Kata muhasabah secara bahasa adalah “menimbang” atau “memperhitungkan”. Pada perkembangannya terbentuklah ilmu hisab, sebagai cikal bakal ilmu matematika yang kadang juga disebut dengan ilmu bilangan, yaitu ilmu yang membahas tentang cara menentukan plus

  13 dan minusnya suatu bilangan.

  Hukum mencatat transaksi dalam quran surah al baqarah adalah wajib. Selain melakukan pencatatan dalam setiap transaksi, transaksi juga harus dilakukan atas dasar suka sama suka. Hal ini sesuai dengan hadist yang artinya berbunyi: Dari Abu Sa’id al-Khurdi bahwa Rasulullah SAW bersabda, “sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka” (HR. al Baihaqi dan Ibdu Majah). Hadis yang diriwayatkan oleh la baihaqi dan inbu majah ini merupakan dalil atas keabsahan jual beli secara umum. Menurut wahbah zuhaili, hadist ini terbilang panjang, namun deikian hadis ini mendapatkan pengakuan keshahihannya 12 Azhari Akmal Tarigan, Ayat-ayat ekonomi. (Bandung: citapustaka media perintis, maret 2012).

  Halaman 236-237 13 dari ibnu hibban. Hadist ini memberikan prasyarat bahwa akad jual beli harus dilakukan

  14

  dengan adanya kerelaan masing-masing pihak melakukan transaksi. Imam syafii menyatakan, secara asal jual beli diperbolehkan ketika dilaksanakan dengan adanya kerelaan/keridaan kedua pihak atas transaksi yang dilakukan dan sepanjang tiding

  15 bertentangan dengan apa yang dilarang oleh syari’ah.

2. Pengertian Akuntansi

  Beberapa pengertian akuntansi dapat dianalisis dari akronim akuntansi dalam tabel

  16

  1.2 berikut :

Tabel 1.2 Akronim akuntansi

  A Angka K Keputusan

  Uang

  U N Nilai T Transaksi A Analisis N Netral

  Seni

  S

  I Informasi

  Dari akronim ini dapat digambarkan bahwa akuntansi adalah menyangkut angka- angka yang akan dijadikan dasar dalam proses pengambilan keputusan, angka itu menyangkut uang atau nilai moneter yang menggambarkan catatan dari transaksi perusahaan. Angka itu dapat dianalisis lebih lanjut untuk menggali lebih banyak informasi yang dikandungnya dan memprediksi masa yang akan datang, ia bersifat netral kepada semua pemakai laporan ada unsur seninya karena berbagai alternatif yang bisa dipilih melalui pertimbangan subjektif serta ia merupakan informasi yang sangat di perlukan para pemakai untuk pengambilan keputusan. Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian- 14 Illal Nur Habibah, Analisis Sistem Pengendalian Internal Penjualan Kredit Sepeda Motor Baru pada FIF

  Group Pos Perdagangan Cabang Pematang Siantar, halaman. 17 15 16 Dimyauddin Djuawaini, Pengantar Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), halaman. 72 Sofyan Safri Harahap, Teori Akuntansi , (Jakarta : Rajawali Pers, Mei 2012), Edisi revisi 2011, halaman kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang

  17 berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.

  Untuk menggambarkan berbagai sisi akuntansidan penulisan lain disebutkan beberapa image yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi sebagai berikut: a.

  Akuntansi sebagai suatu idiologi b.

  Akuntansi sebagai suatu bahasa c. Akuntansi sebagai suatu catatan historis d.

  Akuntansi sebagai suatu realitas saat ini e. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi f. Akuntansi sebagai suatu komunitas g.

  Akuntansi dianggap sebagai pertanggungjawaban h. Akuntansi sebagai teknologi

  Informasi akuntansi dibutuhkan oleh berbagai jenis pengguna, pengguna ini dapat

  18

  dibagi kedalam dua kelompok yaitu: 1)

  Pengguna eksternal Pengguna eksternal pengguna informasi akuntansi dapat dibedakan atas: pemegang saham, bankir, kreditur, pemilik potensial, kreditur potensial, pengurus serikat sekerja dan pejabat pemerintah. 2)

  Pengguna internal Yang termasuk kedalam pengguna internal informasi akuntansi adalah semua tingkat manager didalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengarahan dan pengawasan akan operasi perusahaan. Pada dasarnya semua yang ada di puncak perusahaan membutuhkan informasi untuk membantu mereka bagaimana seharusnya membiayai aktivitas yang harus dipilih dan jumlahnya yang harus dibayar sebagai deviden bagi para pemegang saham.

  Semuanya ini merupakan isu-isu bagi manager puncak yang harus diselesaikan dimana proses informasi akuntansi sangat berguna.Pada hirarki manajemen 17 paling rendah terdapat manajer yng membuat keputusan operasi paling dasar,

  Carl S. warren, et. Al, Accounting pengantar akuntansi 1, Terj. Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan , (Jakarta: salemba empat, 2006), halaman 29 . 18 M. Manullang, Pengantar Bisnis, (Jakarta Barat: Indeks, 2013), halaman 279-281

  seperti pembelian persediaan atau stok, pembelian komputer bagi departemen manufaktur, penjualan sejumlah produk perusahaan, dll. Pada semua keputusan ini, para manajer mungkin memerlukan data tentang biaya-biaya masa lalu dan penjualan dimana bagian akuntansi diharapkan telah mengumpulkannya dan mempresentasikannya didalam laporan-laporan. Data ini membantu manajer dalam menentukan apakah biaya yang telah ditetapkan terlalu tinggi. Data atau informasi juga dapat membantu para manajer menetapkan harga-harga produk perusahaan kompetitif di pasar. Proses akuntansi adalah proses pengelolaan data sejak transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini maka diinput keproses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1 sebagai

  19 berikut.

  Transaksi disetujui (tertulis/lisan)

  Transaksi dilaksanakan Transaksi dicatat 19 (manual/mekanis EDP)

  Sofyan Safri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta : Rajawali Pers, Mei 2012), Edisi revisi 2011, halaman 19-20.

Gambar 1.1 Elemen Pengolahan Data

  Kemudian akuntansi dalam proses pengolahan datanya menggunakan arus, siklus atau proses akuntansi yang dimulai dari transaksi sampai tahap pelaporan. Siklus akuntansi atau disebut proses akuntansi konvensional digambarkan oleh Smith dan Skousen seperti yang terlihat pada gambar 1.2

  Lap. keuangana Resersing entries

  Buku Transaksi

  Neraca Lajur Jurnal penutupan Jurnal penyesuaian Dicatat

  Neraca percobaan/saldo Dibukukan

  Buku Jurnal

  Besar/Ledger

Gambar 1.2 Siklus Akuntansi

  3. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan

  Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan

  20 pihak lain yang menarik perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data perusahaan.

  Berdasarkan SAK-ETAP laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Dalam akuntansi laporan keuangan merupakan hasil dari sebuah transaksi setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporam bagi pemakai. Laporan informasi yang dapat memberikan informasi demikian disebut laporan keuangan. Laporan keuangan yang utama bagi perusahaan perorangan adalah

  21

  laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca, dan laporan arus kas. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan, dan laporan keuangan yang lengkap meliputi:

  22

  1) Neraca; Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut: kas dan setara kas; piutang usaha dan piutang lainnya; persediaan; properti investasi; aset tetap; aset tidak berwujud; utang usaha dan utang lainnya; aset dan kewajiban pajak; kewajiban diestimasi; ekuitas.

  2) Laporan laba rugi; Laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan dan 20 beban dari entitas. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar 21 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Pt Bumi Aksara), 2011. Halaman 4

  IAI Dewan Standar Akuntansi, Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik,(Menteng Jakarta: Mei 2009) . 22 untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut: pendapatan; beban keuangan; bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas; beban pajak; laba atau rugi neto.

  3) Laporan perubahan ekuitas;

  Dalam laporan ini menunjukkan: a).Seluruh perubahan dalam ekuitas untuk suatu periode, termasuk di dalamnya pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut

  b). Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik termasuk jumlah investasi, penghitungan dividen dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama suatu periode.

  c). Laporan arus kas; Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

  d). Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

  23 Komponen laporan keuangan pokok terdiri atas:

  (1). Laporan realisasi anggaran (2). Neraca (3). Laporan arus kas (4). Catatan atas laporan keuangan

23 Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti , Akuntansi Sektor publik, (Jakarta: Salemba Empat. 2010),

  edisi 2, Halaman 43

  Selain laporan keuangan pokok tersebut, entitas pelaporan diperkenankan menyajikan laporan keuangan dan laporan perubahan ekuitas.Urutan penyusunan dan sifat data yang terdapat dalam laporan-laporan tersebut adalah sebagai berikut:

  (1). Laporan laba rugi

  • – suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode tertentu berdasarkan konsep penandingan dan pengaitan (matching concept). Konsep ini diterpkan dengan membandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba rugi juga kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi. Kelebihan itu disebut laba bersih atau keuntungan bersih (net income atau net profit). Jika beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss).Dampak pendapatan yang dihasilkan oleh beban yang terjadi selama sebulan Netsolution beroperasi ditunjukkan dalam persamaan sebagai kenaikan dan penurunan ekuitas pemilk (modal). Laba bersih untuk periode tertentu mempunyai pengaruh yaitu meningkatkan ekuitas pemilik (modal) dalam periode tertentu dan sebaliknya, apabila terjadi rugi bersih akan menurunkan ekuitas pemilik (modal) dalam periode yang bersangkutan.Urutan daftar beban yang terdapat dalam laporan berbeda-beda untuk setiap jenis perusahaan. Salah satu metode untuk mengurutkan beban adalah dengan menyusunnya berdasarkan besarnya beban, dimulai dari beban yang terbesar. Beban rupa-rupa biasanya ditempatkan pada urutan terakhir tanpa memperdulikan besarnya beban tersebut.

  (2). Laporan ekuitas pemilik

  • – suatu ikhtisar perubahan pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga, laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilk pada akhir periode harus dilaporkan dineraca.

  (3). Neraca

  • – suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhit tahun. Bentuk lain dari neraca adalah bentuk laporan (report form), yang menempatkan kewajiban dan ekuitas pemilik di bawah aktiva. Bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan menjadi kas atau digunakan dalam operasi. Kas berada dalam urutan pertama, diikuti oleh piutang, perlengkapan, asuransi dibayar dimuka, dan aktiva lainnya kemudian, disajikan aktiva yang sifatnya tetap atau permanen, seperti tanah, bangunan, dan peralatan. Pada bagian kewajiban, utang
usaha merupakan satu-satunya kewajiban. Jika terdapat satu atau lebih kewajiban di sajikan sebagaimana berikut ini: Kewajiban Utang usaha xxx Utang gaji xxx

  Total kewajiban xxx (4). Laporan arus kas – Suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan arus kas dapat dikelompokkan menjadi tiga aktivitas yaitu: (a). Arus kas dari aktiva operasi

  Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya berbeda dari jumlah laba bersih periode berjalan, perbedaan ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar secara tunai. (b). Arus kas dari investasi

  Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau penjualan aktiva tetap atau permanen. (c). Arus kas dari aktivitas pendanaan

  Bagian ini melaporkan transaksi kas berhubungan dengan investasi pemilik, peminjaman dana, dan pengambilan uang oleh pemilik.

  24 b.

   Tujuan Laporan Keuangan

  Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta arus kas dimasa depan.

  25 Laporan keuangan

  bertujuan untuk memberikan informasi kepada beberapa kelompok berkepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam. Laporan keuangan sebagai sumber informasi financial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan.

  26 Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk

  memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang

24 Carl S. warren, et. Al, Accounting Pengantar Akuntansi 1, Terj. Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan , (Jakarta: Salemba Empat, 2006), halaman 24-26 .

  25 Carl S. warren, et. Al, Accounting Pengantar Akuntansi 1, Terj. Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan , (Jakarta: Salemba Empat, 2006),halaman. 27 26

  27

  menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba. Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai: 1) Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi. 2)

  Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dansifat aktiva bersih. 3)

  Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya. 4)

  Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya. 5) Usaha jasa suatu organisasi.

  Sebagai bagian dari usaha untuk membuat kerangka konseptual, financial accounting standars board (fasb, 1980) mengeluarkan statement of financial accounting concepts no. 4 (sfac 4) mengenai laporan keuangan untuk organisasi nonbisnis/nirlaba (objectives of financial reporting by nonbusiness organizations). Tujuan laporan keuangan organisasi

  28

  nirlaba dalam sfac tersebut adalah:

  a) Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia bagi sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.

  b) Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan member pelayanan tersebut.

  c) Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi non bisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.

  d) Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi yang 27 mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut. 28 Komite Standar Akuntansi Keuangan. (Desember 1997). pernyataan Standar Keuangan n0.45. (Jakarta) .

  

Carl S. warren, et. Al, Accounting Pengantar Akuntansi 1, Terj. Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan , (Jakarta: salemba empat, 2006), halaman. 167 e) Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu peride. Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja.

  f) Memberikan informasi bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.

  g) Memberikan penjelasan dan interprestasi untuk membantu pemakai dalam memahami informasi keuangan yang diberikan.

  4. Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik

  Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang :

  29 a.

  Tidak memiliki akuntabilitas yang signifikan.

  b.

  Tidak menebitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

  statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang

  tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditor, dan lembaga pemeringkat kredit. Badan usaha yang tergolong sebagai entitas tanpa akuntabilitas public adalah:Entitas

  Perseorangan, Persekutuan Perdata, Firma, Commanditare Vennootschap (CV), Perseroan Terbatas, yang tidak memiliki akuntabilitas public yang signifikan, Koperasi. Yang termasuk kedalam UKM yaitu CV dan koperasi.

  Penggunaan ETAP diarahkan untuk perusahaan dengan skala kecil dan menengah yang kesulitan dalam menerapkan SAK secara penuh. Sama dengan International Financial

  

Reporting Standar for Small and Medium-sized Entities (IFRS for SMEs), SAK ETAP

  maupun IFRS for SMEs sama-sama diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik, hanya saja istilah yang digunakan sebagai judul pada IFRS adalah small and medium-sized entities (SMEs). Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai:

  1) Aset. 29 IAI Dewan Standar Akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, (Menteng Jakarta: Mei 2009).

  Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas. 2) Liabilitas atau hutang.

  Liabilitas atau hutang adalah kewajiban dari masa kini entitas yang timbul akibat peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan aliran kas keluar dari sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi. 3) Ekuitas.

  Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban. 4) Penghasilan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian.

  Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. 5) Beban.

  Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal. 6) Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilikdalam kapasitasnya sebagai pemilik.

  Adalah apa saja yang telah diberikan dan diambil oleh seseorang dalam kapasitasnya sebagai pemilik perusahaan. 7)

  Arus kas Menyajikan informasi perubahan historis atas kas. Laporan keuangan merupakan salah satu komponen penting dalam suatu sistem pencatatan akuntansi.dari laporan keuangan dapat diketahui apakah perusahaan sehat atau tidak. Berdasarkan peraturan yang berlaku, pelaporan laporan keuangan Usaha Kecil dan

  Menengah dapat menggunakan SAK-ETAP. SAK-ETAP adalah standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. SAK-ETAP dapat digunakan sebagai solusi bagi perusahaan kecil dan menengah sebagai acuan untuk menyusun laporan keuangan. Hal ini berkaitan dengan susunan laporan keuangan yang lebih sederhana dibandingkan dengan laporan keuangan yang berdasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Namun, untuk perusahaan manufaktur perusahaan menggunakan laporan harga pokok produksi yang digunakan sebagai informasi mengenai biaya-biaya dalam melakukan

  30 proses produksi.

  a) Laporan Harga Pokok Produksi

  Laporan harga pokok produksi merupakan laporan aktivitas pada suatu departemen produksi pada satu periode akuntansi. Laporan harga pokok produksi menyajikan laporan produksi secara fisik dan biaya-biaya yang dibebankan pada produksi.

  b) Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan salah satu laporan keuangan dalam SAK-ETAP.

  Laporan laba rugi menurut SAK-ETAP (2009) menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode. Laporan laba rugi memasukkan semua pos pendapatan

  31 dan beban yang diakui dalam suatu periode.

  c) Laporan Perubahan Modal

  Laporan perubahan ekuitas menurut SAK-ETAP (2009) menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut. Hampir semua pelaku ukm tidak menyusun laporan perubahan ekuitas yang sesuai dengan SAK-ETAP d)

  Neraca Neraca menurut SAK-ETAP (2009) menyajikan asset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu sampai akhir periode penyusunan laporan. Pelaku ukm tidak menyusun neraca keuangan. Pelaku ukm tidak mem-perhitungkan aktiva dan pasiva secara lebih jelas dan akurat. Perhitungan yang dilakukan pelaku ukm lebih sederhana dan tidak disusun secara jelas, sehingga dengan begitu dapat diketahui bahwa pelaku ukm tidak menerapkan SAK-ETAP.

  5. Karakteristik Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan

  1) Dapat Dipahami

  Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas 30 ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut

  

Arri Alfitri, Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) Pada

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Perajin Mebel Desa Gondangsari Kecamatan Juwiring Kabuaten Klaten. Juni, 2014 .

  31 Ibid . dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, kepentingan agar laporan keuangan dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi yang relevan harus diabaikan dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu. 2) Relevan

  Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

  3) Materialitas

  Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Namun demikian, tidak tepat membuat atau membiarkan kesalahan untuk menyimpang secara tidak material dari SAK ETAP agar mencapai penyajian tertentu dari posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas suatu entitas. 4) Keandalan

  Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 5) Substansi Mengungguli Bentuk

  Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan. 6) Pertimbangan Sehat

  Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam menyusun laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan asset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat tidak mengijinkan bias. 7) Kelengkapan

  Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansi. 8) Dapat Dibandingkan

  Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas, antar periode untuk entitas tersebut dan untuk entitas yang berbeda. Sebagai tambahan, pengguna laporan keuangan harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruh dampak perubahan tersebut. 9) Tepat Waktu

  Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan secara relative antara pelaporan tepat waktu dan penyediaan informasi yang andal. Untuk mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, maka pertimbangan utama adalah bagaimana yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam mengambil keputusan ekonomi. 10) Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

  Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediannya. Namun demikian,

evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna yang menikmati manfaat. Dalam

evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi

mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.

6. Unsur-Unsur Laporan Keuangan SAK ETAP a.

  Neraca Menyajikan asset,kewajiban dan ekuitas suatu entitas pada suatu tangal tertentu akhir periode laporan juga menyajikan asset, kewajiban dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu akhir periode pelaporan. SAK ETAP mensyaratkan pos-pos minimal yang perlu pada neraca.

Tabel 1.3 Pos-Pos Neraca

  No Pos Neraca

  1 Kas dan setara kas Rp.xxx

  2 Piutang Usaha dan Piutang lainnya Rp.xxx

  3 Persediaan Rp.xxx

  4 Properti Investasi Rp.xxx

  5 Aset tetap Rp.xxx

  6 Asset tidak berwujud Rp.xxx

  7 Utang Usaha dan utang lainnya Rp.xxx

  8 Aset dan kewajiban pajak Rp.xxx

  9 Kewajiban Diestimasi Rp.xxx

  10 Ekuitas Rp.xxx b.

  Laporan Laba Rugi Menyajikan penghasilan dan entitas untuk suatu suatu periode. SAK ETAP mensyaratkan pos-pos minimal yang perlu pada laba rugi seperti pada Table 1.4 berikut :

Tabel 1.4 Pos Laba Rugi No Pos Pada Laba Rugi

  1 Pendapatan Rp.xxx

  2 Beban Keuangan Rp.xxx

  Beban Laba atau Rugi Investasi yang menggunakan

  3 Metode Ekuitas Rp.xxx

  4 Beban Pajak Rp.xxx

  5 Laba atau Rugi Neto Rp.xxx c. Laporan Perubahan Ekuitas

  Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang merangkum perubahan- perubahan yang terjadi pada ekuitas pemilik selama satu periode tertentu.

  d.

  Laporan Arus Kas Tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama periode akuntansi tertentu.

  Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan suatu perusahaan untuk menggunakan arus kas termasuk keputusan atas kebijaksanaan direksi terhadap para pemilik modal.

  e.

  Catatan Atas Laporan Keuangan Berisi informasi tambahan yang disajikan dalam laporan keuangan yang memberikan penjelasan secara rinci jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. CALK sendiri berfungsi untuk memberikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang

  32 digunakan.

  7. Perbedaan SAK ETAP dengan Standar Lain

  Berikut adalah perbedaan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Standar Akuntansi Keuangan- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) yang dapat

  

33

kita lihat pada tabel 1.5, tabel 1.6 dan tabel 1.7. 32 Tabel 1.5 33 Rizal effendi,Accaounting principles:prinsip-prinsip berbasis SAK ETAP, h.8

  IAI Dewan Standar Akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Public,

  Perbedaan PSAK dengan SAK-ETAP PSAK SAK-ETAP Rerangka Konseptual

  Konsep Dasar Penyajian Laporan SAK-ETAP Keuangan Tujuan Laporan Keuangan Sama Karakteristik kualitatif laporan Sama keuangan Unsur-unsur laporan keuangan Sama Konsep pengakuan Sama Konsep pengukuran: Konsep pengukuran: Biaya historis Biaya historis Biaya kini Nilai wajar Nilai realisasi bersih Nilai sekarang Konsep pemeliharaan modal Tidak ada

Tabel 1.6 Perbedaan SAK ETAP dengan Sak Syariah

  SAK-ETAP SAK Syariah Ditujukan untuk entitas tanpa Ditujukan untuk institusi yang akuntabilitas publik. melakukan transaksi syariah, baik entitas kembaga syariah maupun non lembaga syariah.

  Menggunakan acuan IFRS for Small Pengembangan dengan model PSAK

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian - Konsep Etika Peserta Didik Menurut Burhanuddin Al-Zarnuji - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 8

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Etika - Konsep Etika Peserta Didik Menurut Burhanuddin Al-Zarnuji - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 10

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Temuan Umum 1. Biografi Syaikh Burhanuddin Al-Zarnuji - Konsep Etika Peserta Didik Menurut Burhanuddin Al-Zarnuji - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 33

A. Latar Belakang - Peran Pengawas Madrasah Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru Di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darul Hikmah Taman Pendidikan Islam - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 8

Peran Pengawas Madrasah Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru Di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darul Hikmah Taman Pendidikan Islam - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 30

Peran Pengawas Madrasah Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru Di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darul Hikmah Taman Pendidikan Islam - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 9

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN TEMUAN PENELITAN - Peran Pengawas Madrasah Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru Di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Darul Hikmah Taman Pendidikan Islam - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 41

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SYARIAH MEDAN - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 9

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN TENTANG STRATEGI PEMASARAN 1. Pengertian Strategi - STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SYARIAH MEDAN - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 20

BAB III GAMBARAN UMUM BANK TABUNGAN NSYARIAH CABANG MEDAN A. Sejarah Singkat Perusahaan dan Kegiatan Operasional Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya PT. BTN (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah - STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BANK TABUNG

0 0 9