Tugas Perilaku Organisasi Internasional ditinjau

Tugas
Perilaku Organisasi Internasional

Juan Gabriel Kaseger
14061102225

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
2018

Pengertian ISO
Organisasi Internasional untuk Standardisasi (: International Organization for
Standardization), (bahasa Perancis:Organisation internationale de normalisation) atau
disingkat ISO adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil
dari badan standardisasi nasional setiap negara. Dikarenakan singkatan dari masing-masing
bahasa berbeda (IOS dalam bahasa Inggris dan OIN dalam bahasa Perancis) maka para
pendirinya menggunakan singkatan ISO, (diambil dari bahasa Yunani:isos) yang berarti sama
(equal). Penggunaan ini dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi.
Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan
komersial dunia. ISO merupakan lembaga nirlabainternasional, pada awalnya dibentuk untuk
membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah
kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran

dan ketebalan kertas dan lainnya.
Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari
130 negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja
(WG). Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaanperusahaan besar.
ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang bertanggung jawab
terhadap standardisasi peralatan elektronik.

Penerapan
Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:



Meningkatkan citra perusahaan



Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan




Meningkatkan efisiensi kegiatan



Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan,
pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)



Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal
pengelolaan lingkungan



Mengurangi risiko usaha



Meningkatkan daya saing






Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang
berkepentingan
Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal

ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui untuk sertifikasi Sistem Manajemen
Mutu (SMM). SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsipprinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan untuk
terciptanya konsistensi mencapai kepuasan pelanggan.
Pengguna ISO 9001:
Setiap jenis organisasi dapat mengambil manfaat dari penerapan atas persyaratan-persyaratan
ISO 9001 berdasarkan delapan prinsip-prinsip manajemen :
1. Organisasi yang berfokus pada pelanggan
2. Kepemimpinan
3. Keterlibatan orang
4. Pendekatan terhadap proses pendekatan yang sistematik pada manajemen
5. Pembuatan keputusan berdasarkan
6. Pendekatan nyata

7. Hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan
8. Peningkatan berkesinambungan
Manfaat dari ISO 9001
Manfaat-manfaat yang diperoleh dari pendaftaran ISO 9001 adalah:
1. Kepuasan pelanggan – dengan penyampaian produk secara konsisten dalam memenuhi
persyaratan-persyaratan pelangga.
2. Mengurangi biaya operasional – dengan peningkatan berkesinambungan pada prosesproses dan hasil dari efisiensi operasiona.
3. Peningkatan hubungan pada pemegang kepentingan – termasuk para staf, pelanggan dan
pemasok

4. Persyaratan kepatuhan hukum – dengan pemahaman bagaimana persyaratan suatu
peraturan dan perundang-undangan tersebut mempunyai pengaruh tertentu pada suatu
organisasi dan para pelanggan anda.
5. Peningkatan terhadap pengendalian manajemen resiko – dengan konsistensi secara terusmenerus dan adanya mampu telusur suatu produk dan pelayana.
6. Tercapainya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis yang dijalankan – dibuktikan
dengan adanya verifikasi pihak ketiga yang independen pada standar yang diakui.
7. Kemampuan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis – khususnya pemenuhan
spesifikasi-spesifikasi pengadaan yang membutuhkan sertifikasi sebagai suatu
persyaratan untuk melakukan suplai barang dan jasa.
Pendaftaran sertifikasi ISO 9001

Proses registrasi berikut dengan tiga langkah sederhana:
1. Aplikasi permohonan pendaftaran dilakukan dengan melengkapi kuestioner SMM
2. Asesmen terhadap ISO 9001 yang dilakukan oleh satu badan sertifikasi – dimana suatu
organisasi haruslah dapat menunjukkan bahwa manajemen mutu yang dilakukannya telah
benar-benar berjalan secara minimal dalam jangka waktu tiga bulan sesuai seluruh urutan
(siklus) dari audit internal
3. Permohonan pendaftaran disetujui oleh satu badan sertifikasi, berikut tahapan selanjutnya
harus dilakukan oleh klien. Program 6 bulanan atau 12 bulanan (tahunan) kunjungan
audit pengawasan (surveilans) haruslah benar-benar dilaksanakan serta proses sertifikasi
ulang setelah tiga tahun masa berlakunya sertifikasi ISO 9001 tersebut.

Jenis-Jenis ISO
1. ISO 9001
ISO 9001 adalah sistem manajemen mutu dan merupakan persyaratan sistem manajemen
yang paling populer di dunia. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali revisi dan revisi yang
paling akhir adalah ISO 9001:2008. Salah satu ciri penerapan ISO 9001 adalah diterapkannya
pendekatan proses. Pendekatan proses ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas sistem
manajemen mutu. Pendekatan ini mensyaratkan organisasi untuk melakukan identifikasi,
penerapan, pengelolaan dan melakukan peningkatan berkesinambung.
ISO 9001 adalah sertifikasi yang berorientasi pada layanan pelanggan dan standar

manajemen mutu yang diadopsi pada tahun 2000 oleh International Organization for
Standardization
(ISO).
Menurut standar ini, sebuah organisasi harus menunjukkan kemampuan untuk memenuhi atau
melampaui kepuasan pelanggan dalam hal fungsi produk, kualitas, dan kinerja.
Demikian pula, organisasi tersebut juga harus selalu menerapkan peraturan, standar industri, dan
praktik terbaik mengenai proses produksi dan hasil.
2. ISO 14001
ISO 14001 berbeda dengan ISO 9001 yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu
perusahaan, ISO 14001 adalah standar yang menekankan pada persyaratan-persyaratan sistem
manajemen lingkungan. Konsep yang dipakai dalam ISO 14001 pada prinsipnya sama dengan
ISO 9001, yaitu perbaikan berkesinambungan hanya dalam ISO 14001 adalah dalam mengelola
lingkungan. Perusahaan yang menerapkan ISO 14001 harus dapat melakukan identifikasi
terhadap aspek-aspek dan dampak-dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan atau
operasi perusahaannya tersebut terhadap aspek lingkungan disekitarnya. Dalam hal ini bukan
hanya pengelolaan terhadap limbah atau polusi, akan tetapi termasuk upaya-upaya kreatif untuk
menghemat pemakaian energi, air dan bahan bakar tentunya.

3. ISO 22000
Perusahaan makanan atau minuman dituntut untuk lebih memperhatikan aspek-aspek

kesehatan dan juga keselamatan pelanggannya sendiri, sehingga dapat meningkatkan
pengendalian
kontrol
internalnya
terutama
tentunya
dalam
proses
produksi.
ISO 22000 adalah suatu standar yang berisi persyaratan sistem manajemen keamanan pangan.
Standar ini fokus terhadap pengendalian dalam sistem dan proses produksi produk makanan dan
minuman tentunya. Setiap jenis produk baik berupa makanan atau minuman harus dibuatkan
rencana proses dan pengendaliannya. Pada dasarnya ISO 22000 tidaklah berbeda jauh dengan
ISO 9001 diatas, hal yang membedakan terdapat dalam klausul 7: perencanaan dan realisasi
produk dan klausul 8: validasi, verifikasi dan perbaikan sistem.

4. ISO/IEC27001
Kemajuan dunia teknologi informasi sekarang ini atau yang lebih dikenal dengan IT
(Information and Technology) telah membawa perubahan yang sangat besar dalam dunia bisnis
sekarang ini. Dimulai dengan adanya penerapan internet dalam dunia bisnis misalnya website,

email sampai penggunaan jejaring sosial lainnya. Perubahan ini menjadikan dikenal adanya
transaksi on-line, data-data dan informasi dalam bentuk file komputer dan sebagainya. Pada
tahun 2005, The International Organization for Standardization menerbitkan standar yang kenal
dengan ISO/IEC 27001. ISO/IEC 27001 adalah standar sistem manajemen keamanan informasi
atau dikenal juga dengan Information Security Management System (ISMS). ISO/IEC 27001
sekarang ini telah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang banyak menggunakan
aplikasi IT (Information and Technology) dalam kegiatan bisnisnya.
5. ISO/TS16949
ISO ini digunakan untuk perusahaan yang memproduksi jenis-jenis kendaraan bermotor
berroda dua atau empat. Kendaraan bermotor diproduksi oleh perusahaan-perusahaan otomotif
yang saat ini berkembang pesat di Indonesia. Dalam upaya menjaga “image” mereknya dimata
pelanggan,
perusahaan
otomotif
tersebut
harus
menjaga
mutu
produknya.
Upaya perusahaan otomotif tersebut dalam menjaga mutu produknya yaitu dengan cara salah

satunya dengan menerapkan ISO/TS 16949. Pada dasarnya ISO/TS 16949 adalah Technical
Specification yang dikeluarkan oleh ISO sebagai sistem manajemen mutu untuk industri
otomotif. Sebagaimana jenis-jenis standar yang dikeluarkan oleh The International Organization
for Standardization, ISO/TS 16949 mempunyai konsep perbaikan berkesinambungan,
pengendalian terhadap rantai pasok, tindakan perbaikan dan pencegahan.
6. ISO/IEC17025
ISO/IEC 17025 adalah suatu standar yang berisi persyaratan untuk diterapkan oleh suatu
lembaga pengujian atau laboratorium. Kata kunci yang dikendalikan dalam standar ini adalah
kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi. Keberadaan standar ini sangat penting
terutama untuk memastikan validitas dan akurasi hasil pengujian yang berkaitan dalam bidang

kesehatan,
perdagangan,
produksi
sampai
upaya
perlindungan
pelanggan.
Laboratorium pengujian dan kalibrasi biasanya dituntut untuk menerapkan ISO/IEC 17025
dalam kegiatannya sampai dilakukan proses akreditasi. Akreditasi ISO/IEC 17025 terhadap

suatu laboratorium pengujian atau lembaga kalibrasi akan meningkatkan kepercayaan pelanggan
terhadap hasil uji atau kalibrasi yang dikeluarkannya.
7. OHSAS 18001
OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi di
berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten
mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di
tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.